Sei sulla pagina 1di 22

SlKAP DAN PERILAKU BlDAN TERHADAP PELAYANAN

METODA KONTRASEPSI

Soemartono * dan Dwi Listyawardani **

ABSTRACT

The role of midwives in implementing Family Planning programs is important,but on the


other hand, there is an issue that the midwife has a tendency much prefer to use short-term
contraceptive methods in providing Family Planning services such as oral pill and injection. The
problem is, it is true that the attitude and practices of midwives in providing Family Planning
services much prefer to use short-term contraceptive methods. For answering the problem, a
study on attitudes and practices of midwives in providing Family Planning services has been
undertaken.
The facts showed that the midwife's attitudes toward long-term contraceptive methods was
good, but they preferred to use short term contraceptive method. Factors influencing this conditions
were availability and accessibility (including cost) of services as well as experiences of midwives
including training and education. The other findings showed the background characteristics of
midwives had influence on their attitudes and practices in providing Family Planning sewices,
such as working places (health center, health post and hospital), training experience, age and
working experience.
In general, midwives agree and support the government policy on encouragement of the
use of long term contraceptive method in providing Family Planning services and they are expecting
that training method on contraceptive service should be standadized in order to improve skill and
knowledge.

Keywords: attitute, behavior contraception

PENDAHULUAN nempatkan lebih dari 54.000 bidan di


desa dan diperkirakan lebih dari 11.000
Perrnasalahan
bidan di Indonesia telah cukup berperan
Dalam rangka pengembangan langsung dalam pemberian pelayanan
program Kesehatan dan Keluarga kontrasepsi kepada masyarakat atau
Berencana, pemerintah telah me- akseptor KB, sehingga peran bidan

Sekretaris koordinator projek SDES Jatim/Ka PuslitbangYantekkes,Depkes


" Staff BKKBN Prop. Jatim
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 5. No. 2 Desernber 2002: 117-138

sangat rnernberiwarna atau rnenentukan bidan terhadap pelayanan dari adanya


dalarn pelayanan kesehatan dan KB, beberapa pilihan terhadap rnetoda
khususnya dalarn pernilihan rnetoda kontrasepsi yang ditawarkan kepada
kontrasepsi. masyarakat atau akseptor. Secara
Situasi krisis ekonorni yang rnelanda khusus penelitian ini melihat:
Indonesia saat ini sangat mempengaruhi 1. Sikap dan perilaku bidan terhadap
kebijaksanaan dalarn pernberian macam metoda kontrasepsi yang
pelayanan kontrasepsi sehingga diberikan.
penekanan pada pernilihan rnetoda 2. Sikap dan perilaku bidan dalarn
kontrasepsi efektif jangka panjang pernberian pelayanan macarn
(MKEJ) sangat ditekankan dalarn metoda kontrasepsi, baik yang
pelaksanaan program KB, khususnya rnenyangkut segi usia, lama bekerja,
penggunaan alat kontrasepsi IUD lokasi bekerja, pelatihan, dan
rnaupun kontap. jabatan dalarn organisasi profesi.
Di sisi lain, bidan yang dalarn 3. Hambatan atau kendala yang
pelaksanaan program KB sangat dihadapi dalarn pernberianpelayanan
berperan sekali untuk keberhasilannya, metoda kontrasepsi.
terdengar adanya rumor yang
rnenyatakan bahwa sikap dan perilaku Metoda
bidan khususnya yang ada di lapangan 1. Lokasi Penelitian
menunjukkan bahwa mereka ada Penelitian ini dilakukan di kabupaten
kecenderungan untuk rnemberikan Pasuruan.
pelayanan metoda kontrasepsi non 2. Sarnpel
jangka panjang seperti oral pi1 dan Penelitian ini dilakukan terhadap 100
suntikan. orang bidan yang bekerja di seluruh
Perrnasalahannya adalah apakah 'kabupaten Pasuruan. yang diarnbil
benar sikap dan perilaku bidan dalarn secara acak. Dari 100 sampel
memberikan pelayanan kontrasepsi tersebut, yang berhasil
cenderung ke arah rnetoda kontrasepsi diwawancarai sebanyak 92 orang.
jangka pendek. Dalarn rangka menjawab 3. Metoda Pengurnpulan Data
perrnasalahan ini, perlu dilakukan Data dikurnpulkan dengan cara
penelitian tentang sikap dan perilaku melakukan wawancara kepada
bidan terhadap pemberian pelayanan responden bidan dengan rneng-
metoda kontrasepsi. gunakan instrurnenwawancara yang
terstruktur. Wawancara dilakukan
Tujuan
oleh Petugas Lapangan Keluarga
Penelitian ini bertujuan untuk rnelihat Berencana setempat.
sarnpai berapa jauh sikap dan perilaku
Sikap dan Perilaku Bidan terhadap Pelayanan Metoda Kontrasepsi (Soerr~artonoDwi L)

4. Pengolahan dan Analisis Data Kedudukan responden dalam IBI


Perangkat lunak SPSS digunakan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
untuk keperluan pengolahan data. sebagai anggota atau sebagai pengurus,
Sedangkan analisis dilakukan baik pengurus di tingkat kabupaten
dengan cara tabulasi silang dan ataupun di tingkat kecamatan. Sebagian
analisis statistik sederhana (Chi besar responden berkedudukan sebagai
Square). anggota.
Tabel 1. Distribusi jumlah dan persentase
reponden rnenurut karakteristik latar
Latar Belakang Responden belakang (lanjutan)

Latar belakang resp~ndenbidan Krtbarla Jurnhh 1 %

---
yang diamati meliputi umur, lama bekerja, h u r
2&2r 27 29.3
tempat bekerja terakhir, tempat bekerja 25PO 28 344
paling lama, kedudukan dalam organisasi 14 l-:!!~ 1 li
-. s

lkatan Bidan Indonesia (IBI), dan - :ira + 21


JUml* qz
pelayanan yang dilakukan.
L m tmkcja
Dilihat dari umurnya responden
bidan menyebar hampir merata. Tidak
. r ralwn
= 4-C. Cal-r~n
26
32
L I.fi
35.9
8-12 1~7m 1 2b.7
terdapat perbedaan yang mencolok
antara proporsi mereka yang berusia
..~tnnlith
=
12
7 him 2b
92
I

,
2 -.?
i0O.b
muda dan yang berusia lebih muda. :I?I-IL~Ikwia (

- 25
Namun demikian, mereka yang berusia
lebih muda cenderung lebih banyak. Hal
-- PalwJm
~

Lam.-
~ . ; ~ ~ s I I
61
3
M ~ ~33.4
66.3
3.3
~

ini disebabkan oleh adanya program -.:


JWII&I
- 42 1M.C
penempatan bidan di pedesaan. Para k m poling
TWI-IJJ~
bidan baru tersebut pada umumnya 181r>
,! - ?5 27.2
berusia muda.
Masih berkaitan dengan umur dan
'! .- Puskesmas/Pustu
Pcl d m
LYIW
eF;
1
? 1.7
1 ,'
adanya program penempatan bidan di JI.~II~+I K? 100.1)
desa, maka bila dilihat dari masa bekerja Kc~.ur!ukan
r*;rlarn

responden, proporsi mereka yang bekerja


191 1
- Anggota 77 83,7
di bawah delapan tahun juga cenderung - Pengurus 15 16.3

I I 1 1
lebih banyak. Demikian pula dengan Jurnlah 92 100,O
tempat bekerja. Para bidan di desa Pelayanan yang
dilakukan
tersebut sebagian besar bekerja pada Erehatan ;Z;
Pondok Bersalin Desa (Polindes).
- Kesehatan clan KB 50,O
Jumlah 100,O
-
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 5. No. 2 Desernber 2002: 117-138

Pelayanan yang dilakukan oleh IUD juga jenis kontrasepsi yang


bidan adalah pelayanan Kesehatan dan paling sering ditawarkan kepada
KB. Namun ada pula diantara mereka calonlakseptor KB. Sementara
yang hanya memberikan pelayanan sebanyak 63% menganggap IUD
kesehatan saja atau KB saja. sebagai kontrasepsi yang paling
baik, maka mereka yang
Sikap dan Perilaku terhadap Metoda menawarkan kontrasepsi tersebut
Kontrasepsi paling tinggi hanya sebanyak 37,0%.
Hal ini disebabkan banyak para
Perbandingan antara jenis
bidan yang menawarkan jenis
kontrasepsi yang dianggap paling
kontrasepsi lain sebagai pilihan
baik, yang ditawarkan, dan yang
pertama, .seperti suntikan (313%)
paling sering dilayani.
dan implan (27,2%).
Diantara lima jenis kontrasepsi
Tidak sejalannya anggapan tentang
(kontap, IUD, Implan, Suntikan dan
kontrasepsi yang terbaik dengan
Pil), IUD merupakan jenis yang
kontrasepsiyang diiawarkan kepada
dianggap paling baik. Sebanyak
klien berianjut kepada perilaku bidan
63,0% responden menyatakan ha1
dalam memberikan-pelayanan KB.
tersebut. Setelah IUD, jenis
Mereka menganggap IUD paling
kontrasepsi yang dianggap paling
baik, namun sebagian besar dari
baik adalah lmplan (16,3%). Dilihat
mereka (71,7%) menyatakan
dari proporsinya tampak perbedaan
suntikan sebagai kontrasepsi yang
yang sangat jauh.
paling sering diberikan kepada klien.
Sejalan dengan anggapan terhadap
Sedangkan IUD hanya 20,7%.
jenis kontrasepsi yang paling baik,

Tabel 2. persepsi dan pelayanan terhadap metoda kontrasepsi


Sikap dan Perilaku Bidan terhadap Pelayanan Metoda Kontrasepsi (Soernartono Dwi L)

Alasan terhadap Persepsi Metoda atau alasan yang bersifat kombinasi


Kontrasepsi antara yang telah disebutkan di
Responden memberikan jawaban sebelumnya.
tentang kontrasepsiyang paling baik Seperti dituangkan dalam Tabel 3 di
dan yang paling sering ditawarkan atas, suatu jenis kontrasepsi
karena didasari oleh berbagai dianggap paling baik karena bersifat
alasan. Alasan-alasan tersebut praktis dan mudah (46,7%),
meliputi, pertama bahwa jenis kernudian karena biayanya
kontrasepsi tersebut praktis dan tejangkau oleh klien (22,8%). Alasan
mudah dilayani, kedua karena yang sama juga berlaku untuk
kontrasepsi yang bersangkutan menjawab mengapa suatu
tersedia di tempat pelayanan di kontrasepsi paling sering ditawarkan
mana para bidan bekerja, ketiga kepada klien, dengan proporsi
adalah bahwa kontrasepsi tersebut berturut-turut 39,1% (praktis dan
biayanya tejangkau oleh klien, dan mudah), dan 32,6% (biaya
alasan keempat adalah alasan lain terjangkau).

Tabel 3. Alasan terhadap persepsi rnetoda kontrasepsi


Paling baik Ditawarkan
Alasan

Praktis dan rnudah


----
Jumlah
43
%
46.7
Jumlah
36
%
39.1
Tersedia 12 13,O 17 18.5
Biaya tejangkau 21 22,8 30 32.6
Lainnya 16 17,4 9 9,8
Total 92 100,O 92 100,O

Tabel 4. jenis kontrasepsi yang dianggap paling baik menurut alasannya


Jenis Kontrasepsl
Aiasan
Kontap IUD lmplan suntikan pi1 Total
Praktis dan Mudah 4 31 4 4 0 43
66.7 54-4 28,6 44.4 0,o 48.9
Tersedia 0 8 3 1 0 12
0,O 14,O 21,4 11,l 0,o 13.6
Biaya Tejangkau 1 11 4 3 . 2 21
16,7 19,3 28,6 33,3 100,O 23,9
Lainnya 1 7 3 1 0 12
16,7 12.3 21.4 11,l 0,o 13.6
6 57 14 9 2 88
Total
100 100 100 100 100 100
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 5. No. 2 Desernber 2002: 117-138

Tabel 5. Jenis kontrasepsi yang paling banyak ditawarkan rnenurut alasannya

Bila dibandingkan antara jenis faktor tersebut adalah IUD dan implan.
kontrasepsi, alasan yang diberikan Sedangkan yang tergantung karena
seperti terlihat pada Tabel 4. Meskipun kepraktisan dan biaya adalah suntikan.
tingkatannya berbeda-beda, untuk semua 3. Persepsi dan perilaku terhadap
jenis kontrasepsi, kecuali pil, alasan metoda kontrasepsi menurut latar
kepraktisan dan kemudahan merupakan belakang responden
alasan terpenting sehingga dianggap a. Ternpat bakerja
paling baik. Hal yang perlu diperhatikan Untuk keperluan analisis,
adalah banyak diantara responden yang tempat bekerja dikelompokkan
berpendapat bahwa faktor biaya sangat menjadi polindes dan non
penting bagi kontrasepsijenis implan dan polindes. Analisis dilakukan
suntikan. Kemungkinan kedua kontra- dengan membandingkan
sepsi terakhir ini dianggap terjangkau apakah terdapat perbedaan
oleh klien sehingga responden me- yang mencolok dalam tempat
nganggapnya paling baik. Selain itu faktor bekerja terhadap persepsi dan
ketersediaannya juga tampak menonjol perilaku terhadap masing-
pada kontrasepsi implan (21,4%). masing jenis kontrasepsi.
Kenyataan bahwa faktor biaya untuk
1) Kontrasepsi paling baik
setiap jenis kontrasepsi sangat penting
Perbedaan anggapan
terlihat pada temuan seperti tertuang
tentang kontrasepsi paling
pada Tabel 5. Suatu 'kontrasepsi paling
baik oleh bidan polindes
sering ditawarkan bukan hanya karena
dan non-polindes terlihat
praktis dan mudah, tetapi juga karena
pada jenis kontrasepsi
faktor biaya dan ketersediaan. Jenis
kontap dan implan. Lebih
kontrasepsi yang tergantung pada ketiga
banyak bidan non-polindes
Sikap dan Perilaku Bidan terhadap Pelayanan Metoda Kontrasepsi (Soemartono Owl L)

daripada bidan polindes sepsi implan dan suntikan.


yang menganggap kontap Lebih banyak bidan
paling baik (12,9 dan 4,9%). polindes yang memberikan
Sebaliknya febih banyak pelayanan implan daripada
bidan polindes daripada bidan non-polindes (24,6
bidan non-polindes yang dan 12,9%). Sebaliknya
meng-anggap implan lebih banyak bidan non-
paling baik (19,7 dan 9,7%). polindes yang memberikan
Untuk jenis kontrasepsi lain pelayanan suntikan kepada
tidak terlihat perbedaan klien daripada bidan
yang mencolok. polindes (83,9 dan 65,6%).
2) Kontrasepsi yang ditawar- b. Pengalaman pelatihan IUD
kan Pengalaman pelatihan IUD
Perbedaan tentang kontra- dibedakan menjadi pernah
sepsi yang ditawarkan oleh mengikuti dan tidak pernah
bidan polindes dan non- mengikuti pelatihan IUD. Dalam
polindes terlihat pada jenis ha1 ini diamati apakah terdapat
kontrasepsi IUD dan perbedaan antara pernahl
suntikan. Ternyata lebih tidaknya mengikuti pelatihan
banyak bidan non-polindes dengan persepsi dan perilaku
yang menawarkan IUD terhadap metoda kontrasepsi.
kepada klien daripada 1) Kontrasepsipaling baik
bidan polindes. Proporsi- Anggapan tentang kontra-
nya adalah 452 dan 32,8%. sepsi paling baik terlihat-
Tidak demikian halnya berbeda pada jenis
dengan kontrasepsi kontrasepsi kontap dan
suntikan. Bidan polindes suntikan. Lebih banyak
lebih sering menawarkan bidan yang pernah dilatih
suntikan daripada bidan yang menganggap kontap
non-polindes (34,4 dan sebagai kontrasepsi paling
25,8%). baik, dibandingkan dengan
bidan yang tidak pernah
3) Kontrasepsiyang dilayani
dilatih (13,6 dan 2,l %).
Dilihat dari kontrasepsi
Sementera itu, lebih banyak
yang dilayani, terdapat
bidan yang tidak pernah
perbedaan dalam ha1
dilatih yang rnenganggap
pelayanan jenis kontra-
suntikan paling baik.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 5. No. 2 Desember 2002: 117-138

Tabel 6. Jenis kontrasepsi yang dianggap paling baik, banyak ditawarkan dan banyak dilayani
rnenumt ternpat bekerja bidan

Tabel 7. Jenis kontrasepsi yang dianggap paling baik, banyak ditawarkan dan banyak dilayani
rnenumt pernahltidaknya rnengikuti pelatihan IUD.

Paling Balk Ditawarkan Dilayani


Kontrasepsi Tidak Tidak Tidak
'ernah 'ernah 'ernah
Pernah Pernah Pernah
Kontap 6 1 0 2 0 0
13.6 2.1 0,o 4,3 0,o 0,o
IUD 28 30 21 13 1 1
63.6 63,8 47.7 27,7 23 2.1
lrnplan 7 7 10 14 11 8
159 14,9 22,7 29,8 25.0 17,O
Suntikan 3 6 12,O 17 32 33
68 12,8 27.3 36.2 72,7 70.2
Pil 0 2 10 I 0 5
0,O 4,3 23 21 0,O 10.6
Lainnya 0.0 1 0,O 0 0 0
------
0,o
44
2.1
47 44
0,o 0,o
47
080
44
080
47
Total
100,o 100,o 100,o 100.0 100,o 100,o
- -
2) Kontrasepsi yang ditawar- IUD, irnplan dan suntikan.
kan Untuk kontrasepsi IUD,
Pengalaman pelatihan proporsi bidan yang dilatih
cenderung mempengaruhi yang menawarkan kontra-
perbedaan jenis kontra- sepsi ini adalah 47,7%,
sepsi yang ditawarkan, sedangkan yang tidak
khususnya kontrasepsi dilatih adalah 27,7%. Untuk
Sikap dan Perilaku Bidari terhedap Pelayanan Metoda Kontrasepsi (Soernartono Dwi L )

implan adalah 29,8% (tidak responden yang bekerja


pernah dilatih) dan 22,7% kurang atau sama dengan
(pernah dilatih), dan untuk delapan tahun (15,4 dan
suntikan adalah 36,8% 1,9%). Namun dalam ha1
(tidak pernah dilatih) dan implan terjadi sebaliknya.
27,3% (pernah dilatih). Lebih banyak responden
3 ) Kontrasepsi yang dilayani yang bekerja kurang dari
Perbedaan hanya terlihat delapan tahun yang
pada jenis kontrasepsi mengganggap implan
implap. Proporsinya adalah sebagai kontrasepsiterbaik
25,0% untuk bidan yang (22,7%). Sedangkan
pernah dilatih dan 17,0% responden yang bekerja
untuk bidan yang tidak lebih dari delapan tahun
pernah dilatih. Sedangkan yang beranggapan sama
untuk suntikan, meskipun hanya 7,7%.
proporsinya sama-sama
Kontrasepsi yang ditawar-
tinggi, tidak tampak 2)
perbedaan yang mencolok kan
Dalam ha1kontrasepsi yang
c. Lama bekerja
ditawarkan, lama bekerja
Lama bakerja bidan di-
memiliki pengaruh
kelompokkan menjadi delapan
terhadap penawaran IUD
tahun atau kurang dan lebih dari
dan implan. Responden
delapan tahun. Analisis difokus-
bidan yang bekerja lebih
kan pada perbedaan lama
lama cenderung lebih
bekerja terhadap persepsi dan
perilaku bidan terhadap masing- sering menawarkan IUD
masing metoda kontrasepsi. daripada sisa responden
1) Kontrasepsi paling baik lainnya (41,O dan 34,0%).
Lama bekerja tampaknya Namun delam ha1
berkaitan dengan persepsi penawaran implan terjadi
terhadap metoda kontra- sebaliknya. Bidan yang
sepsi, khususnya kontap bekerja kurang dari
dan implan. Proporsi delapan tahun lebih banyak
responden yang sudah menawarkan kontrasepsi
lama bekerja lebih dari ini (32,l dan 20,5%).
delapan tahun yang 3) Kontrasepsi yang dilayani
beranggapan kontap Lama bekerjajuga memiliki
terbaik lebih banyak pengaruh terhadap
dibandingkan dengan pelayanan implan dan
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 5. No. 2 Desember 2002: 117-138

Tabel 8. Jenis kontrasepsi yang dianggap paling baik, banyak ditawarkan dan banyak dilayani
rnenurut lama bekeja

suntikan. Proporsi bidan yang berusia lebih tua (lebih dari


yang bekeda kurang dari 30 tahun). Dalam ha1 ini juga
delapan tahun lebih banyak diamati apakah umur meng-
yang melayani implan akibatkan perbedaan yang
daripada bidan yang mencolok dalam persepsi dan
bekerja lebih lama (22,6 pelayanan masing-masing
dan 17,8%). Hal sebaliknya metoda kontrasepsi.
terjadi pada pelayanan 1) Kontrasepsi paling baik
suntikan. Bidan yang Usia tampaknya ber-
bekerja lebih lama pengaruhtethadapanggapan
cenderung lebih banyak jenis kontrasepsi yang
melayani suntikan daripada terbaik, khususnya kontap,
bidan lainnya (79,5 dan implan dan suntikan. Usia
66,0%. lebih tua cenderung
beranggapan kontap yang
d. Usia
torbaik (16,2 dan 1,8%).
Usia responden bidan
Sedangkan usia muda
dikelompokkan menjadi
cenderung menganggap
kelompok mareka yang berusia
implan dan suntikan yang
muda (kurang atau sama
terbaik (20,O dan 10,8%
dengan 304ahun) dan mereka
untuk implan dan 12,7 dan
5,4% untuk suntikan).
Sikap dan Perilaku Bidan terhadap Pelayanan Metoda Kontrasepsi (Soernartono Owl L)

2) Kontrasepsi yang ditawar- baik. Dibandingkan dengan


kan anggota, proporsi pengurus
Dalarn ha1kontrasepsiyang lebih banyak yang rne-
ditawarkan, tampaknya ngatakan bahwa kontap
perbedaan usia bidan tidak yang terbaik (20,O dan
rnenirnbulkan perbedaan 5.2%).
yang rnencolok dalarn ha1
2) Kontrasepsi yang ditawakan
jenis kontrasepsi yang
Kedudukan dalarn IBI juga
ditawarkan.
berkaitan dengan jenis
3) Kontrasepsiyang dilayani kontrasepsi yang ditawar-
Bila usia bidan tidak kan. Perbedaan terlihat
rnenirnbulkan perbedaan
pada jenis kontrasepsi
dalarn ha1jenis kontrasepsi
irnplan dan suntikan.
yang ditawarkan, rnaka
Proporsi anggota yang
tidak dernikian halnya
rnenawarkan irnplan lebih
dengan jenis kontrasepsi
banyak daripada pengurus
yang dilayani. Mereka yang
yang rnelakukan ha1 yang
berusia rnuda cenderung
sarna (29,9 dan' 13,3%).
lebih banyak rnelayani
(rnerujuk) kontap daripada Sedafigkan proporsi
rnereka yang berusia lebih pengurus yang rnenawar-
tua (23,6 dan 16,2%). kan suntikan lebih banyak
Sebaliknya rnereka yang daripada anggota yang
berusia lebih tua lebih berbuat serupa (40,O dan
banyak yang rnernberikan 29,9%).
pelayanan suntikan (78,4 3) Kontrasepsiyang dilayani
dan 67,3%). Kaitan dengan kedudukan
e. Kedudukan dalam 161 bidan juga terjadi pada jenis
Kedudukandalarn organisasi IBI kontrasepsi yang dilayani.
dibedakan menjadi rnereka Lebih banyak pengurus
yang berstatus sebagai anggota yang rnelayani (rnerujuk)
dan rnereka yang berstatus kontap dari anggota yang
sebagai pengurus. berbuat serupa (26,7 dan
1) Kontrasepsi paling baik 19,5%). Sernentara itu lebih
Pengaruh kedudukan banyak anggota yang
dalam IBI terlihat pada rnelayani suntikan daripada
anggapan tentang kontap pengurus yang rnelakukan
sebagai kontrasepsi ter- tersebut (72,7 dan 66,7%).
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 5. No. 2 Desember 2002: 117-138

Tabel 9. Jenis kontrasepsi yang dianggap paling baik, banyak E dan banyak dilayani menurut
umur responden

4) Sikap dan pelayanan galakkan IUD dan kontap,


terhadup IUD dan Kontap serta kenyataan atas
Dalam penelitian ini secara pelayanan terhadap kedua
khusus diamati sikap dan kontrasepsi tersebut dalam
pelayanan terhadap IUD bentuk frekuensi pelayanan-
dan Kontap dengan nya.
menggali inforrnasi yang Sikap dan pelayanan
lebih rinci. Seperti terlihat terhadap IUD
pada Tabel 11, tergambar Sebagian besar responden
sikap yang dituangkan bidan menyatakan bahwa
dalam pernyataan setuju mereka setuju bila IUD
dan tidak setuju terhadap lebih digalakkan (84,8%).
kontrasepsiyang dimaksud. Hanya 10,9% diantara
Selanjutnya diketahui pula mereka yang menyatakan
alasan yang mendasari tidak setuju. Adapun alasan
pernyataan sebelumnya. yang dikemukan mengapa
Selain itu diperoleh pula mereka tidak setuju adalah
informasitentang kesediaan karena pertimbangan
untuk membantu meng- agama (50,0%). Para bidan
Sikap dan Perilaku Bidan terhadap Pelayanan Metoda Kontrasepsi (Soemartono Dwi L)

Tabel 10. Janis kontrasepsi yang dianggap paling baik banyak ditawarkan dan banyak dilayani
menurut kedudukan dalam 181

Paling Baik Ditawarkan Dilayani


Kontrasepsi
Pengurus Anggota Pengurus Anggota Pengums Anggota
Kontap 3 4 0 2 0 0
20.0 5.2 0,O 2.6 0,O 0.0
IUD 9 49 6 28 1 1
60,O 63,6 40,O 36,4 6,7 1.3
lmplan 2 13 2 23 4 15
13,3 16,9 13,3 29,9 26,7 19.5
Suntikan 1 8 6 23 10 56
67 10,4 40,O 29,9 66,7 72,7
Pil 0 2 1 1 0 5
0.0 2-6 67 1,3 0,O 6.5
Lainnya 0 1 0 0 0 0
0,O 1,3 0,O 0,O 0,O 0-0
15 77 15 77 15 77
Total
100,o 100,o 100,o 100,o 100,o 100,o

juga pada umumnya IUD yang baru mencapai


menyatakan bersedia untuk 47,8%. Diantara mereka
membantu menggalakkan yang sudah dilatih pun
IUD (88,0%). Hal ini sangat masih sangat jarang
penting karena pada memberikan pelayanan
kenyataannya saat ini IUD.
frekuensi pelayanan
mereka terhadap metoda Sikap dan pelayanan
ini masih sangat kecil. terhadap kontap
Lebih dari separuh (52,2%) Gsmbaran yang serupa
menyatakan bahwa terlihat pula pada sikap dan
mereka sangat jarang atau pelayanan bidan terhadap
belum tentu melayani kontap. Banyak diantara
seorang klien pun dalam mereka yang setuju dengan
periode satu bulan. Bahkan penggalakkan metoda ini
33,7% diantara mereka (81,5%). Bila mereka tidak
belum pernah melayani setuju, ha1disebabkan oleh
sama sekali. Hal ini dapat pertimbangan agama
dimengerti dengan melihat (50,0%) dan komplikasi
proporsi mereka yang (25,0%). Mereka juga
pemah mengikuti pelatihan umumnya bersedia mem-
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 5. No. 2 Desernber 2002: 117-138

Tabel 11. Sikap dan pelayanan IUD dan kontap

IUD Kontap
Krlteria
Jumlah YO Jurnlah %
Apakah setuju bila IUDIKontap
, digalakkan
1 - Setuju 78 848 75 81,5
- Tidak setuju 10 10,9 8 67
I - Tidak ada pendapat ' I 4 4.3 9 9.8
Jumlah 92 100,O 92 100,O

Alasan bila tidak setuju IUDIKontap 1


digalakkan
- Hak azasi 2 20,O 1 12.5
- Pertirnbangan agarna
- Komplikasi
- Lainnya
'
2
5
1
50.0
10,O
20,O
4
2
1
50,O
25,O
12,5
Jurnlah I0 100,O 8 100,O

Kesediaan membantu menggalakkan


IUDlKontap
- Bersedia
- Tidak bersedia
1 81
2
88.0
22
84
3
91.3
3,3
- Tdk tahultdk menjawab 9 9,8 5 5.4
Jurnlah 92 100,O 92 100.0

Frekwensi rnelayani IUD rnerujuk Kontap


- > 2 klienlrninggu
- Iklienlrninggu 0 0,o 1 I.I
- 1-2 klienlbulan 4 4,3 6 6.5
- Sebulan belurn tentu 5 5,4 8 8,7
- Tidak pemah 48 52.2 55 59,8
- Tidak tahultidak rnenjawab 31 33,7 17 18.5
Jurnlah 4 4,3 5 5,4
92 100,O 92 100,O

bantu menggalakkan mereka tidak pernah


metoda ini (91,3%). Dilihat merujuk sama sekali
dari frekuensi pelayanan (18,5%).
dengan cara merujuk klien
k e tempat pelayanan Pelatihan lUDnUD dan lrnplan
kontap, angkanya masih
Pengalaman Pelatihan dan Pasca
sangat kecil. Dalam satu
Pelatihan
bulan mereka belum tentu
memberikan rujukan Dari sebanyak 92 orang responden
(59,8%), atau bahkan pada penelitian ini, baru separuhnya
Sikap dan Perilaku Bidan terhadap Pelayanan Metoda Kontrasepsi (Soemartono Dwi L)

(47,8%) yang sudah pernah rnengikuti pelatihan (60,6%). Sedangkan mereka


pelatihan IUD. Diantara rnereka yang yang bekerja di puskesrnas, pustu atau
pernah mengikuti pelatihan, 47,7% rurnah sakit urnurnnya sudah pernah
mengalarninya sebelurn tahun 1997. mengikuti pelatihan (72,0%).
Sedangkan sebanyak 43,2% setelah
tahun 1997. Banyak diantara mereka Lama Pelatihan IUDIIUD dan lmplan
yang menyatakan bahwa pelatihan yang
Jawaban responden tentang lama
diterirna banyak menambah pengetahuan
pelatihan IUD I IUD dan implanyang telah
rnereka (59,1%). Narnun proporsi rnereka
rnereka ikuti sangat beragam. Seperti
yang rnenyatakan bahwa pelatihan yang
terlihat pada Tabel 14, tidak tarnpak
mereka hanya sedikit menambah
adanya fokus yang rnengarah pada
pengetahuan, juga cukup banyak, yaitu
jumlah hari tertentu. Sebagai contoh,
25,0%. Meskipun tidak seratus persen,
penyelenggaraan pelatihan IUD
ilrnu dan keterarnpilan yang mereka
bervariasi dari 2 sampai 10 hari,
peroleh pada saat pelatihan urnumnya
sedangkan pelatihan IUD dan lmplan
telah dapat rnereka terapkan pada
beragam dari 1 sarnpai 21 hari.
pelayanan sehari-hari di lapangan.
Kenyataantersebut rnenunjukkan bahwa
Bila dilihat dari tempat mereka
penyelenggaraan pelatihan kurang
bekerja (polindes atau non-polindes),
mernperhatikan standar hari atau jam
rnereka yang bekerja di Polindes lebih
pelajaran yang telah ditentukan.
banyak yang belum pernah rnengikuti

Tabel 12. Ternpat kerja bidan menurut pemahltidaknya mengikuti pelatihan standarisasi IUD

Tempat Kerja
Alasan Polindes Non-Polindes Total
Jurnlah YO Jurnlah % Jumlah %
Pemah 26 39.4 18 72,O 44 47,8
Tidak pernah 40 60,6 7 28,O 47 51,l
Total 66 100,O 25 100,O 92 100,O
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 5. No. 2 Desember 2002: 117-138

Tabel 13. Pelatihan standarisasi IUD

- Tidak pernah
- Tidak rnenjawab

- Sesudah 1997

Manfaat pelatihan terhadap


Peningkatan pengetahuan

- Bertarnbah sedikit
- Bertarnbah banyak
- Tidak rnenjawab

Penerapan prosedur standar

- 75% 5485
22.7
- 50%
- 25%
- Tidak ada pendapat
Jurnlah
Sikap dan Perilaku Bidari terhadap Pelayanan Metoda Kontrasepsi (Soernartono DWIC)

Tabel 14. Lama hari pelatihan IUD atau IUD-implan

IUD IUD-lmplan
Lama Pelatihan (hari)
Jumlah YO Jumlah YO
0 (tidak rnengikuti) 25 56,8 12 27,3
1 0 0,o 2 4.5
2 4 9,1 7 15,9
3 2 4,5 1 23
4 3 68 0 0,O
6 0 0,o 5 11,4
7 4 9,1 6 13,6
9 0 0,O 1 2,3
10 2 4,5 1 23
14 0 0,O 3 68
21 0 0,o 2 4,5
Tidak menjawab 4 9,1 4 9,l
Jumlah 44 100,O 44 100,O

PEMBAHASAN beberapa hal. Pertama adalah


pengalaman pelatihan. Dari 92 orang
Konsistensi Sikap dan Perilaku
responden bidan yang diwawancarai,
Secara umum dapat dilihat terjadinya hanya 47,8% yang sudah pernah
inkonsistensi atau kesenjangan mencolok mengikuti pelatihan IUD. Dengan
antara sikap dan perilaku bidan terhadap demikian, walaupun cukup banyak bidan
metoda kontrasepsi. Sebagai contoh, yang menganggap IUD sebagai metoda
responden bidan yang menyatakan kontrasepsi terbaik, masih banyak
bahwa IUD merupakan metoda diantara mereka yang tidak memiliki
kontrasepsi yang terbaik mencapai kemampuan teknis untuk memberikan
63,0%. Namun mereka yang pelayanan metoda ini kepada klien. Di
menawarkan metoda ini sebagai pilihan pihak lain, diantara mereka yang sudah
pertama kepada calon akseptorlakseptor dilatih pun masih banyak yang sangat
KB hanya 37,0%. Bahkan persentase jarang atau belum pernah mem-
mereka yang paling sering melayani IUD praktekkan keterampilan melayani IUD
hanya 20,7%. Selain itu dilihat dari seperti yang telah mereka peroleh melalui
frekuensi pelayanannya, hampir seluruh pelatihan.
responden bidan (85,9%) sangat jarang Faktor lain yang dapat mem-
(sebulan belum tentu mendapat seorang pengaruhi terjadinya kesenjangan antara
klien IUD) atau bahkan tidak pernah sikap dan perilaku adalah seperti alasan-
melayani IUD. alasan pemilihan metoda kontrasepsi
Kesenjangan antara sikap dan terbaik ataupun yang paling sering
perilaku tersebut dapat disebabkan oleh ditawarkan kepada klien. Alasan-alasan
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 5. No. 2 Desernber 2002: 117-138

tersebut rneliputi kepraktisan dan Dernikian pula dengan alasan


kemudahan pelayanan, ketersediaan kepraktisan dan kernudahan. Bagi para
alokon dan keterjangkauan biayanya: bidan, semua jenis kontrasepsi
Untuk sernua jenis kontrasepsi, rnengandung unsur kepraktisan dan
kepraktisan dan kernudahan pelayanan kernudahan pelayanannya. Dengan
rnerupakan alasan rnengapa para bidan perkataan lain sejauh bidan rnerniliki
sering rnenawarkan suatu jenis pengetahuan dan keterarnpilan
kontrasepsi. Alasan kedua adalah biaya rnenyediakan pelayanan suatu jenis
yang terjangkau oleh klien. Khusus untuk kontrasepsi, rnaka mereka cenderung
IUD, faktor kepraktisanlkernudahan, menyatakan bahwa pelayanan terhadap
ketersedian dan biaya sarna-sarna rnetoda tersebut praktis dan rnudah.
menentukan mengapa metoda ini Namun demikian, bila mernbandingkan
ditawarkan kepada klien. Dernikian pula lirna jenis kontrasepsi (Kontap, IUD,
untuk irnplan. Sedangkan untuk suntikan, Irnplan, Suntikan dan Pil), maka suntikan
faktor yang rnenentukan adalah rnerupakan rnetoda yang cenderung
kepraktisanlkernudahan dan biaya paling sering ditawarkan kepala klien
pelayanan yang terjangkau klien. karena alasan praktis dan rnudah. IUD
Melihat alasan-alasan pernilihan karena ketersediaannya, dan pi1 karena
kontrasepsi oleh Bidan, perlu diingat biayanya yang terjangkau.
bahwa penilaian terhadap rnasing-
rnasing faktor bersifat relatif. Suatu Hubungan Latar Belakang dengan
rnetoda yang dianggap mahal oleh Sikap dan Perilaku Bidan terhadap
pengelola program (BKKBN), bidan dapat Metoda Kontrasepsi
rnenganggapnyaterjangkau atau murah.
Secara urnurn dapat dikatakan
Sebagai contoh adalah Irnplan. Bidan
bahwa latar belakang bidan rneliputi
yang mernilih kontrasepsi ini sebagai
tempat bekerja, pengalarnan pelatihan,
alternatif pertarna yang ditawarkan
lama bekerja, umur dan kedudukan
kepada klien, 40% diantaranya beralasan
dalarn organisasi IBI rnernbentuk pola
bahwa biaya pelayanan metoda ini
tersendiri terhadap sikap dan perilaku
terjangkau oleh klien. Kenyataan ini dapat
rnereka dalarn ha1 metoda kontrasepsi.
dipaharni rnengingat lrnplan rnerupakan
Dilihat dari ternpat bekerjanya,
rnetoda yang rnasih rnendapat subsidi
proporsi bidan non-polindesyaitu rnereka
penuh dari pernerintah. Sehingga biaya
yang bekerja di Puskesrnas, Pustu, dan
yang dikeluarkan klien hanya biaya
rumah sakit lebih banyak yang
pelayanannya (pernasangannya), yang
rnenawarkan IUD daripada bidan
pada umumnya juga sudah ditentukan
polindes. Narnun pada prakteknya, bidan
(standar), khususnya pelayanan yang
non-polindes tersebut cenderung lebih
diberikan rnelalui jalur pernerintah.
banyak rnelayanisuntikan daripada rekan
Sikap dan Perilaku Bidan terhadap Pelayanan k4etoda Kontrasepsi (Soernartono Dwl L)

rnereka yang berada di polindes. bidan dalarn rnernilih rnetoda kontrasepsi


Kenyataan ini cukup ironis, rnengingat yang ditawarkan kepada klien, apakah
proporsi bidan non-polindes yang sudah MKEJ (kontap, IUD dan implan) atau non-
pernah dilatih IUD lebih banyak daripada MKEJ (suntikan dan pil). Bidan non-
proporsi bidan polindes yang dilatih. polindes secara nyata lebih sering
Perbandingannyaadalah 72,O dan 39,4% rnenawarkan MKEJ kepada klien. Hal ini
atau separuhnya. Bila dilihat secara didukung oleh pengalaman pelatihan
khusus peranan pelatihan terhadap yang telah rnereka peroleh dan
penawaran IUD, tarnpak bahwa rnereka ketersediaan peralatan pelayanan yang
yang terlatih cenderung lebih sering ada di tempat kerja rnereka. Narnun
rnenawarkan kontrasepsi ini. Narnun upaya penawaran ini belurn cukup
dalarn ha1 pelayanan terlihat bahwa berhasilrneyakinkan klien, sehingga pada
pelatihan cenderung tidak rnenurunkan akhirnya, bidan nonpolindes ini
intensitas pelayanan suntikan. Mereka cenderung lebih banyak rnernberikan
yang dilatih rnaupun tidak sarna-sarna pelayanan suntikan. Kenyataan ini
banyak rnernberikan pelayanan suntikan. rnernerlukan pengarnatan lebih seksarna
Fenornena cukup rnenarik juga untuk rnernperoleh jawaban alasan
dijurnpai dengan rnelihat lama bekerja rnengapa para bidan kurang berhasil
dan urnur bidan. Seperti halnya pada rneyakinkan klien akan rnetoda
ternpat bekerja dan pengalarnan kontrasepsi IUD.
pelatihan, bidan yang bekerja lebih lama
atau berusia lebih tua, juga lebih banyak Dukungan terhadap Pengembangan
rnenawarkan IUD. Narnun pada tahap Pelayanan IUD dan Kontap
pelayanan, para bidan senior tersebut
Terlepas dari berbagai kendala yang
lebih banyak rnernberikan pelayanan
dihadapi para bidan dalarn rnernberikan
suntikan dibandingkan kolega rnereka
pelayanan MKEJ, khususnya IUD seperti
yang yunior.
diuraikan di atas, pada dasarnya rnereka
Selanjutnya bila dilakukan analisis
setuju dan bersedia rnernbantu bila IUD
statistik hubungan latar belakangdengan
dan Kontap digalakkan kernbali. Bila
sikap dan perilaku bidan dalarn ha1
terdapat diantara rnereka yang tidak
rnetoda kontrasepsi terlihat ada
setuju, rnaka alasan yang dikernukakan
hubungan yang sangat nyata secara
pada urnurnnya adalah karena
statistik terlihat pada hubungan antara
pertirnbangan agarna. Dalarn ha1 ini,
ternpat bekerja (polindes dan non-
rnereka yang tidak setuju terhadap IUD
polindes) dengan rnetoda kontrasepsi
dan Kontap, tarnpaknya kurang
yang ditawarkan (MKEJ dan non-MKEJ).
memperoleh referensi yang rnernadai,
Dengan perkataan lain ternpat bekerja
rnisalnya tentang fatwa-fatwa ularna yang
sangat rnenentukan sikap dan perilaku
berkaitan dengan rnetoda kontrasepsi
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 5. No. 2 Desember 2002: 117-138

tersebut. Dengan demikian upaya dan melayani metoda tersebut. Faktor-


penggalakan IUD dan kontap perlu pula faktpr yang dapat mempengaruhi
memperhatikan aspek-aspek lain terjadinya kesenjangan tersebut antara
disamping kualitas pelayanan. lain adalah pengalaman pelatihan dan
alasan-alasan yang berkaitan dengan
Manfaat dan Penyelenggaraan pelayanan, sepe.rti kepraktisan dan
Pelatihan kemudahan, ketersediaandan biaya yang
terjangkau oleh klien.
Para responden bidan yang pemah
Terlihat pula bahwa latar belakang
mengikuti pelatihan pada umumnya
menentukan pola sikap dan perilaku
rnengakui bahwa pelatihan bermanfaat
bidan terhadap metoda kontrasepsi.
bagi pengembangan ilrnu dan
Analisis kecenderungan menunjukkan
keterampilan mereka. Namun demikian,
bahwa bidan yang bekerja di non-
proporsi mereka yang menyatakan
polindes (Puskesmas, Pustu dan Rumah
bahwa pelatihan hanya sedikit
Sakit), pernah dilatih, bekerja lebih lama,
menambah atau bahkan tidak menambah
dan berumur lebih tua, cenderung lebih
pengetahuan sama sekali, juga cukup
sering menawarkan MKEJ (khususnya
banyak, yaitu 34,1%. Hal ini kemungkinan
IUD). Narnun pada prakteknya mereka
ada kaitannya dengan penyelenggaraan
cenderung lebih sering memberikan
pelatihan. Dilihat dari lamanya,
pelayanansuntikan dibandingkandengan
penyelenggaraan pelatihan sangat
bidan yang bekerja di polindes dan masih
bervariatif, mulai dari 2 sampai 10 hari
yunior. Tempat bekerja (polindes dan
untuk pelatihan IUD, dan 1 sampai 21 hari
non-polindes)juga secara statistik sangat
untuk pelatihan IUD dan Implan.
nyata mempengaruhi pemilihan rnetoda
Kenyataan ini menunjukkan bahwa
kontrasepsi yang ditawarkan.
penyelenggaraan pelatihan kurang
Pada dasatnya mereka setuju dan
memperhatikanacuan standar yang telah
bersedia rnernbantu bila IUD dan Kontap
ditetapkan.
digalakkan kembali. Bila terdapat diantara
rnereka yang tidak setuju, maka alasan
KESIMPULAN DAN SARAN yang dikernukan pada umurnnya adalah
kare'na pertirnbangan agama. Para
Kesimpulan responden bidan yang pernah mengikuti
Terdapat kesenjangan antara sikap pelatihan pada umumnya mengakui
dan perilaku bidan terhadap rnetoda bahwa pelatihan bermanfaat bagi
kontrasepsi. Tingginya proporsi bidan pengembangan ilrnu dan keterampilan
yang menganggap MKEJ, khususnya mereka. Namun mereka yang
IUD, sebagai kontrasepsi yang paling menyatakan bahwa pelatihan hanya
baik, tidak diikuti dengan proporsi Yang sedikit menambah atau bahkan tidak
seimbang dari mereka yang menawarkan menambah pengetahuan sarna sekali,
Sikap dan Perilaku Bidan terhadap Pelayanan Metoda Kontrasepsi (Soemartono Dwi L)

juga cukup banyak. Hal ini kemungkinan 4. Pihak penyelenggara pelatihan perlu
ada kaitannya dengan penyelenggaraan mernperhatikan acuan standar
pelatihan yang kurang mengikuti acuan tentang penyelenggaraan pelatihan
standar. IUD dan Implan, agar pelatihan dapat
memberikan dampak yang maksimal
Saran kepada peserta.

1. Melihat sikap dan perilaku bidan


yunior d i polindes yang positif DAFTAR PUSTAKA
terhadap MKEJ, khususnya IUD,
Kantor Wilayah Propinsi BKKBN Jawa Timur.
maka kepada mereka perlu diberikan
Tahun 2000. "Materi Rapat Kerja
kesempatan yang lebih besar untuk
Daerah Gerakan Keluarga Berencana
mendapatkan pelatihan IUD dan
Nasional Propinsi Jawa Timur Tahun
Implan, serta mendapatkan
2000.
perlengkapan pelayanan IUD dan
lmplan (IUDllmplan Kit). Departemen Kesehatah RI-Kantor Wilayah
2. Melihat kesenjangan antara metoda Provinsi Jawa Timur. Tahun 1999.
kontrasepsi yang ditawarkan dan "Peningkatan Kualitas dan Kuantitas
Pelayanan KB di Jawa Timur rnelalui
yang dilayani, perlu dilakukan upaya
Bidan di Desa. Makalah pada
khusus untuk:
Pertemuan Evaluasi Akhir Proyek
- Mengetahui alasan mengapa SDES Propinsi Jawa Timur Tahun
ha1 tersebut dapat terjadi.
199811999. Diselenggarakan oleh
- Melakukan pembinaan terhadap BKKBN Kantor Wilayah Propinsi Jawa
kesungguhan bidan dalam Tirnur, di Sidoarjo pada Juni 1999.
pelayanan MKEJ.
- Meningkatkan keterampilan Djoko Waspodo (Jaringan Nasional Pelatihan
Klinik-JNPK). Tahun 1999. "Peran
bidan dalam meyakinkan klien
Profesi dalam Peningkatan Kualitas
akan keuntungan dan kerugian
PelayananMKEJ". Makalah pada Rapat
masing-masing metoda kontra-
Telaah Gerakan KB Nasional Tahun
sepsi.
Anggaran 199912000.Diselenggarakan
3. Upaya pengembangan pelayanan
oleh BKKBN-Kantor Wilayah Propinsi
IUD dan Kontap perlu dilengkapi Jawa Timur pada tanggal 27 Oktober
dengan pemberian bekal tentang 1999 di Sidoajo.
aspek-aspek keagamaan tentang
metoda kontrasepsi kepada pemberi Masri Singarimbun. Tahun 1981. "Metoda
Penelitian Survei". Jakarta. LPJES.
pelayanan seperti bidan.
PD-IBI Propinsi Dati I Jawa Timur Tahun liilr; D~sclcnggarakanaleh BKKBN-
I 9 9 9 "Evaluasi. T ~ n r l a k L a n j ~ r t u,intny '.W~ln:'ah Prc>rlrnsi Jawa Timur
Pelayanan dan Has11Gelar Bt!akt~I61 ~18'lrltanqqal 27 (Jk!ober 1999 di
Makalah pada Rapat Telaah Grvakan S81do;trlrr
KB Nasional Tahun Anggarnn 1TIRcJr

Potrebbero piacerti anche