Sei sulla pagina 1di 13

ANALISIS KINERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN

PEMERINTAHAN DESA (BPMPD) KABUPATEN PELALAWAN DALAM


PENGELOLAAN BANTUAN PEMBANGUNAN DESA TERPADU
TAHUN 2013-2015

Oleh:

Dedy Setiawan
E-mail: dedysetiawaan@yahoo.com
Preceptor: Dr. H. Ali Yusri, MS

Department of Public Administration FISIP University of Riau


Bina Widya Campus Jl H. R. Soebrantas km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293

ABSTRACT

The purpose of this research is to get the performance of Community


Empowerment and Village Government (BPMPD) of Pelalawan Regency in Integrated
Village Development Assistance Management without having to see the big amount of
budget produced. The implementation of this program has not been implemented in an
optimal manner that is not effective in the Village Community Empowerment and Village
Government Pelalawan District.
This research uses qualitative approach, this research type is descriptive
research. The focus of the research is the performance or human resources available at
the Village Community Empowerment and Village Administration Agency Pelalawan
District. The informants in this research are the Head of Community Empowerment and
Village Governance, Documentation. Data analysis technique used in this research is
descriptive analysis technique.
The results showed that the implementation of village development assistance
management in measuring from the perspective of performance program of Community
Empowerment Board and Village Government can not be said good because it can not
do development equally. The recommendation of this research is for human resources of
Community Empowerment and Village Government of Pelalawan Regency is expected
that its performance does not decrease and for the village community is expected
participation and cooperation in village development effort conducted by Community
Empowerment Board and Village Government Pelalawan Regency

Keywords: Performance, and Human Resources.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 1


PENDAHULUAN Daerah dalam penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang
Sejalan dengan amanat Undang- Pemberdayaan Masyarakat Desa, dan
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada
Pemerintahan Daerah yang menyatakan dibawah dan bertanggungjawab kepada
bahwa “pemberian otonomi luas pada Bupati Pelalawan melalui Sekretaris
daerah pada hakekadnya adalah Daerah Kabupaten Pelalawan.
mempercepat terwujudnya kesejahteraan Untuk menyelenggarakan tugas
masyarakat melalui peningkatan pokok tersebut, Badan Pemberdayaan
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta Masyarakat dan Pemerintahan Desa
masyarakat”, serta aturan pelaksanaannya, (BPMPD) mempunyai fungsi :
seperti Peraturan Pemerintah Nomor 72 a. Penyusunan perencanaan bidang
Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa.
Kelurahan. b. Perumusan kebijakan teknis bidang
Dalam upaya mendukung Pemberdayaan Masyarakat dan
pelaksanaan prioritas Nasional dan Pemerintahan Desa.
Pemerintah Kabupaten Pelalawan melalui c. Pengkoordinasian pemberian
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan dukungan atas penyelenggaraan
Perintahan Desa (BPMPD) yang Pemerintahan Daerah di bidang
mempunyai visi “menjadi fasilitator Pemberdayaan Masyarakat dan
penggerak pemberdayaan dan Pemerintahan Desa.
pembangunan masyarakat desa menuju d. Pembinaan, pengendalian dan
masyarakat dan pemerintahan desa yang fasilitasi pelaksanaan kegiatan
mandiri, maju dan sejahtera” menetapkan bidang pengembangan kehidupan
program Pemberdayaan Masyarakat dan sosial budaya dan partisipasi
Pemerintahan Desa menjadi masyarakat, usaha ekonomi Desa,
program/kegiatan yang sangat strategis. pemanfaatan Sumber Daya Alam
Program ini bertujuan untuk: dan teknologi tepat guna serta
meningkatkan kapasitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan.
pemerintahan Desa dan kelurahan serta e. Pelaksanaan kegiatan
keberdayaan masyarakat, kelembagaan penatausahaan Badan
dan pelatihan masyarakat, penanggulangan Pemberdayaan Masyarakat dan
kemiskinan, pembinaan sosial budaya Pemerintahan Desa.
local, pengembangan usaha ekonomi f. Pelaksanaan pembagian tugas,
masyarakat, serta pemanfaatan sumber arahan, dan pengawasan terhadap
daya alam dan teknologi tepat guna. pelaksanaan tugas bawahan.
Badan Pemberdayaan masyarakat g. Pelaksanaan tugas lain dari Kepala
dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Bupati sesuai dengan bidang
Kabupaten Pelalawan ditetapkan dengan tugasnya.
Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2012 tentang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pembangunan Desa Terpadu yang
lembaga Teknis Daerah Kabupaten selanjutnya disingkat PDT merupakan
Pelalawan. Badan Pemberdayaan sistem manajemen pembangunan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa partisipatif berbasis masyarakat dan
(BPMPD) Kabupaten Pelalawan kawasan berdasarkan perencanaan
merupakan unsur pendukung Kepala partisipatif seluruh lapisan masyarakat,

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 2


koordinasi antar pemeran pembangunan, ada, maka penulis membuat perumusan
yang berbasis potensi unggulan Desa masalah sebagai berikut: Bagaimana
menuju kemandirian, kesejahteraan dan Analisis Kinerja Badan Pemberdayaan
kualitas hidup masyarakat Desa. Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Pembangunan Desa Terpadu (PDT) (BPMPD) Kabupaten Pelalawan dalam
adalah sebuah program pembangunan Pengelolaan Bantuan Pembangunan
Desa yang berbasis masyarakat dan Desa Terpadu (PDT) Tahun 2013-2015?
kawasan dengan mengedepankan adanya
intregasi antar sektor, kerjasama antar- KERANGKA TEORI
Desa, dengan melibatkan seluruh lapisan
masyarakat Desa dalam proses Pengertian Kinerja
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan Keberhasilan suatu organisasi
menuju kemandirian dan kesejahteraan dipengaruhi oleh kinerja (job performance)
Masyarakat Desa. Sumber Daya Manusia, untuk itu setiap
Jumlah anggaran kegiatan perusahaan akan berusaha untuk
pembangunan Desa terpadu sejak Tahun meningkatkan kinerja pegawai dalam
2013 sebesar Rp.100.000.000 dengan (8) mencapai tujuan organisasi yang telah
delapan Desa percobaan yang ditunjuk ditetapkan. Budaya organisasi yang
langsung dari pusat dengan pencapaian tumbuh dan terpelihara dengan baik akan
target 95%, karena program kegiatan pada mampu memacu organisasi ke arah
Tahun 2013 berhasil, maka pada Tahun perkembangan yang lebih baik. Disisi lain,
2014 bantuan dana untuk pembangunan kemampuan pemimpin dalam
Desa terpadu ditetapkan sebayak 12 Desa menggerakkan dan memberdayakankan
disetiap kecamatan yang ada di Kabupaten pegawainya akan mempengaruhi kinerja.
Pelalawan dengan pencapain target 96%, Istilah kinerja dari kata job performance
Namun pada Tahun 2015 jumlah bantuan atau actual performance (prestasi kerja
dana Desa terpadu berkurang menjadi atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
Rp.25.000.000. Sedangkan seharusnya oleh seseorang). Prestasi kerja pada
apabila pencapaian target program tersebut umumnya dipengaruhi oleh kecakapan,
tercapai seharusnya jumlah anggaran keterampilan, pengalaman dan
program tersebut dari tahun ke tahun kesungguhan kerja dari tenaga kerja yang
meningkat bukan sebaliknya ini bersangkutan.
dikarenakan jumlah keluarga miskin yang Secara etimologi, kinerja berasal
ada di Kabupaten Pelalawan yang masih dari kata prestasi kerja (performance).
banyak yang dimana pembangunan Desa Sebagaimana dikemukan oleh
masih tergantung dari bantuan pemerintah Mangkunegara (2007) bahwa isitilah
daerah sehingga peneliti tertarik meneliti kinerja dari kata kata job performance atau
ini apakah ada pengaruhnya antara kinerja actual performance (prestasi kerja atau
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
Pemerintahan Desa (BPMPD) dalam seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas
pengolaan dana Pembangunan Desa dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
Terpadu dengan jumlah bantuan dana yang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
diperoleh. sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan padanya. Lebih lanjut
RUMUSAN MASALAH Mangkunegara (2007) menyatakan bahwa
pada umumnya kinerja dibedakan menjadi
Berdasarakan latar belakang yang dua, yaitu kinerja individu dankinerja
mengacu pada masalah penelitian yang organisasi. Nawawi (2004) menyatakan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 3


bahwa, “Kinerja adalah hasil pelaksanaan pegawai di bawah standar kerja
suatu pekerjaan, baik bersifat fisik atau yang ditetapkan maka pegawai
material maupun non fisik atau non tersebut tidak akan mampu
material. Menurut Simanjutak (2005), memberikan kontribusi yang
”Kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil optimal bagi perusahaan.
atas pelaksanaan tugas tertentu. 5. Kerjasama
Simanjuntak juga mengartikan kinerja Keterlibatan seluruh pegawai
individu sebagai tingkat pencapaian atau dalam mencapai target yang
hasil kerja seseorang dari sasaran yang ditetapkan akan mempengaruhi
harus dicapai atau tugas yang harus keberhasilan bagian yang diawasi.
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu”. Kerjasama antara pegawai dapat
Foster dan Seeker (2001) menyatakan ditingkatkan apabila pimpinan
bahwa, “Kinerja adalah hasil yang dicapai mampu memotivasi pegawai
seseorang menurut ukuran yang berlaku dengan baik.
untuk pekerjaan yang bersangkutan”.
Penilaian Kinerja
Indikator Kinerja Penilaian kinerja adalah salah satu
Ukuran secara kualitatif dan tugas penting untuk dilakukan oleh seorang
kuantitatif yang menunjukkan tingkatan manajer atau pimpinan. Walaupun
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang demikian, pelaksanaan kinerja yang
telah ditetapkan adalah merupakan sesuatu objektif bukanlah tugas yang sederhana.
yang dapat dihitung serta digunakan Penilaian harus dihindarkan adanya “like
sebagai dasar untuk menilai atau melihat dan dislike”, dari penilai, agar objektifitas
bahwa kinerja setiap hari dalam penilai dapat terjaga. Kegiatan penilaian ini
perusahaan dan perseorangan terus adalah penting, karena dapat digunakan
mengalami peningkatan sesuai dengan untuk memperbaiki keputusan-keputusan
rencana yang telah ditetapkan. personalia dan memberikan uman balik
Menurut Mathis dan Jackson kepada pegawai tentang kinerja pegawai
(2002) kinerja pegawai adalah tersebut. Menurut Mathis dan Jackson
mempengaruhi seberapa banyak kontribusi (2002), menyatakan pendapatnya bahwa,
kepada organisasi antara lain : “Penilaian kinerja dapat dilaksanakan oleh
1. Kuantitas Kerja siapa saja yang mengerti benar tentang
Standar ini dilakukan dengan cara penilaian kinerja pegawai secara
membandingkan antara besarnya individual”. Kemungkinannya antara lain
volume kerja yang seharusnya adalah:
(standar kerja norma) dengan a. Para atasan yang menilai
kemampuan sebenarnya. bawahannya.
2. Kualitas Kerja b. Bawahan yang menilai atasannya.
Standar ini menekankan pada mutu c. Anggota kelompok menilai satu
kerja yang dihasilkan dibandingkan sama sama lain.
volume kerja. d. Penilaian pegawai sendiri.
3. Pemanfaatan Waktu e. Penilaian dengan multisumber.
Yaitu penggunaan masa kerja yang f. Sumber-sumber dari luar.
disesuaikan dengan kebijaksanaan
perusahaan. Tujuan Penilaian Kinerja
4. Tingkat Kehadiran a. Penilaian Kinerja merupakan suatu
Asumsi yang digunakan dalam alat yang manfaatnya tidak hanya
standar ini adalah jika kehadiran untuk mengevaluasi kinerja

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 4


seorang pegawai akan tetapi juga Yaitu data yang diperoleh langsung
memngembangkan serta melalui wawancara secara resmi
memotivasi pegawai. Penilaian terstruktur yang dilakukan dengan
tersebut juga akan memberikan mengajukan pertanyaan- pertanyaan secara
dampak yang positif dan semangat langsung kepada informan. Adapun yang
dalam diri pegawai untuk lebih menjadi data primer dalam penulisan
berkualitas dan menghasilkan adalah hasil wawancara meliputi :
kinerja yang optimal. 1. Keterangan Kepala Badan
(2) Wibowo (2007), menyatakan, Pemberdayaan Masyarakat dan
“Penilaian kinerja seharusnya Pemerintahan Desa mengenai
menciptakan gambaran akurat dari pelaksanaan pembangunan desa
kinerja perorangan. Penilaian tidak terpadu di Kabupaten Pelalawan.
dilakukan hanya untuk mengetahui 2. Keterangan dari Kepala Bidang
kinerja buruk. Hasil-hasil yang baik Pemerintahan Desa, Kepala Sub
dan dapat diterima harus data Bidang Kapasitas Aparatur
diidentifikasikan sehingga dapat Pengembangan dan Keuangan
dipakai sebagai dasar penilaian hal Desa atau Kelurahan, Kepala Sub
lainnya. Untuk mencapai tujuan ini, Bidang Sarana Prasarana dan Aset
sistem penilaian hendaknya terkait Desa atau Kelurahan, , Sekretaris
dengan pekerjaan dan praktis, temasuk Badan Pemberdayaan Masyarakat
standar, dan menggunakan ukuran- dan Pemerintahan Desa, Kepala
ukuran yang terukur” Sub Bagian Program, Serta
Pegawai Badan Pemberdayaan
METODE PENELITIAN Masyarakat dan Pemerintahan
Desa (BPMPD) Kabupaten
Jenis Penelitian Pelalawan perihal koordinasi
Jenis penelitian yang digunakan dengan Kepala Desa dalam upaya
adalah penelitian deskriptif dengan jenis yang dilakukan dalam Pelaksanaan
kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu Program Pembangunan Desa
penelitian yang digunakan untuk Terpadu.
mendeskripsikan dan menjawab persoalan-
persoalan suatu fenomena atau peristiwa b. Data Sekunder
yang terjadi saat ini (Zainal Arifin, Yaitu data yang diperoleh dari
2012:54). dokumentasi–dokumentasi, media massa
atau keterangan sumber–sumber lainnya
Lokasi Penelitian yang dapat menunjang objek yang sedang
Penelitian ini dilakukan di Kantor diteliti. Adapun yang menjadi data
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan sekunder dalam penelitian ini antara lain :
Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten 1. Data Jumlah Bantuan Dana
Pelalawan. Kegiatan Pembangunan Desa
Terpadu dari Tahun 2013–2015
Jenis Data Kabupaten Pelalawan.
Data merupakan bagian terpenting 2. Data Jumlah Proposal yang
dalam penelitian karena inti dari penelitian diajukan oleh Desa dari Tahun
adalah pencarian data yang nantinya akan 2013-2015.
terinterpretasikan.
Informan Penelitian
a. Data Primer

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 5


N Nama
Jabatan
Jumla Wawancara merupakan tehnik
o h
1 Drs. Zamur Kepala Badan
pengumpulan data yang dilakukan dengan
Pemberdayaa mengadakan komunikasi kepada informan
n Masyarakat pada obyek penelitian. Wawancara
dan 1 orang dilakukan secara mendalam untuk
Pemerintahan
Desa menggali informasi dari informan atau
(BPMPD) orang yang dianggap mengetahui tentang
2 T. Kepala permasalahan yang sedang dibahas dalam
Zulhaini,S.Sos,M. Bidang
Si Pemerintahan 1 orang penelitian.
Desa atau b. Dokumentasi
Kelurahan Dokumentasi yaitu teknik
3 Rusli,ST Kepala Sub
Bidang pengumpulan data yang tidak langsung
Sarana,
1 orang
ditujukan pada subjek penelitian, namun
Prasarana dan melalui dokumen. Metode ini digunakan
Aset Desa atau
Kelurahan untuk mengumpulkan data yang ada pada
4 Minter Simbolon Kepala Sub instansi atau badan yang relevan untuk
Bidang menyusun deskriptif wilayah penelitian
Kapasitas
Aparatur dan untuk melengkapi bahan analisa.
Pengembanga 1 orang
n dan Teknik Analisis Data
Keuangan
Desa atau Teknik analisis data yang
Kelurahan dipergunakan disini adalah analisa
5 Hermita.SP,M.Si Sekretaris deskriptif yaitu menggambarkan
Badan
Pemberdayaa berdasarkan kenyataan dilapangan
n Masyarakat sehingga diperoleh sebuah analisa data
1 orang
dan yang telah dikumpulkan dipilah – pilah
Pemerintahan
Desa
dalam bentuk penjelasan, data – data yang
(BPMPD) diperoleh dari informan kemudian
6 Zaiman Pegawai dianalisis berdasarkan daya nalar dan pola
Badan
Pemberdayaa
pikir dalam menghubungkan data – data
n Masyarakat informasi.
1 orang
dan
Pemerintahan
Desa
HASIL PENELITIAN DAN
(BPMPD) PEMBAHASAN
7 Ahmad Kepala Sub
Gustian.S.Sos Bagian
Program
Berdasarkan dari hasil penelitian yang
Badan di peroleh melalui teknik pengumpulan
Pemberdayaa
1 orang data yang dilakukan oleh peneliti dari hasil
n Masyarakat
dan
wawancara yang dilakukan terhadap
Pemerintahan informan atau responden yang terpilih
Desa sebanyak 7 orang maka diperoleh hasil
(BPMPD)
analisis sebagai berikut :
Teknik Pengumpulan Data Analisis Peran Badan
Untuk memperoleh data yang Pemberdayaan Masyarakat Dan
akurat dan terpercaya dalam penelitian ini Pemerintah Desa ( BPMPD ) Dalam
digunakan beberapa tehnik pengumpulan Meningkatkan Kinerja Pengelolaan
data yaitu : Bantuan Pembangunan Desa Terpadu.
a. Wawancara

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 6


Peran Badan Pemberdayaan tujuan, Robertson, 2002 dalam Mahmudi
Masyarakat dan Pemerintah Desa “Manajemen Kinerja Sektor Publik”
(BPMPD) di analisis bedasarkan laporan (2007:8).
kinerja dan realisasi penggunaan anggaran
yang dibuat oleh Badan tersebut. Tabel 3.1 dapat menginformasikan bahwa
Berdasarkan Laporan Kinerja dan realisasi total pagu anggaran sebesar
anggaran yang telah dibuat penerapannya Rp.21.329.139.798 dengan realisasi
akan membawa konsekuensi terhadap anggaran sebesar Rp.20.159.924.992 atau
perlunya perubahan-perubahan di beberapa 94,52 % sangat baik karena berada pada
segmen atau sub sistem dari administrasi nilai interval kinerja (Kementrian
negara. Sebagai contoh, dalam proses Pendayagunaan Aparatur Negara,2004)
penganggaran sebagaimana disebutkan
Realiasi anggaran yang lebih
diatas incremental budgeting system
rendah dari target anggaran memiliki
seharusnya sudah ditinggalkan. Sedangkan
implikasi bahwa terjadi efisiensi anggaran
budget line system harus dipandang
dimana jumlah pengeluaran yang sungguh
sebagai klasifikasi mata anggaran saja.
– sungguh terjadi lebih kecil dari target
Naik turunnya penyediaan anggaran dapat
anggaran. Hal ini disebabkan dalam
dipandang akan berpengaruh pada naik
pelaksanaan kegiatan pengadaan barang
turunnya hasil yang diinginkan.
dan jasa sudah mengikuti ketentuan yang
Laporan kinerja (LKj) ini
berlaku yaitu Peraturan Presiden 70 Tahun
mengkomunikasikan pencapaian kinerja
2012 tentang pengadaan barang dan jasa
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
pemerintah yaitu pengadaan barang dan
Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten
jasa diatas dua ratus juta menggunakan
Pelalawan selama tahun 2013 - 2015.
Surat Perintah Kerja ( SPK ). Untuk
Capaian kinerja (performance results)
kegiatan pengembangan Desa kurang dari
2013 - 2015 tersebut diperbandingkan
94,52 % di sebabkan ada beberapa
dengan rencana kinerja (performance plan)
anggaran yang tidak dilaksanakan karena
2015 sebagai tolok ukur keberhasilan
kegiatan tersebut dilaksanakan bersamaan
tahunan organisasi. Analisis atas capaian
dengan kegiatan yang lain sehingga
kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
anggaran tidak di realisasikan.
memungkinkan diidentifikasikannya
Berdasarkan table diatas dapat dianalisa
sejumlah celah kinerja (performance gap)
bahwa semua anggaran yang ada terealisasi
bagi perbaikan kinerja di masa datang.
dengan baik, ini bisa dilihat dari daya serap
yang rata – rata diatas 90 %. Namun pada
Analisis Kinerja Badan
kenyataannya masih ada beberapa desa
Pemberdayaan Masyarakat dan
yang belum mendapatkan pemerataan
Pemerintah Desa (BPMPD) Kabupaten
pembangunan karena terbatasnya anggaran
Pelalawan di Ukur dari Perspektif
dana yang tersedia dengan jumlah desa
Program.
yang ada. Jika dilihat dari persentase daya
Pengukuran kinerja merupakan serap pengelolaan dana yang diukur dari
suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan perspektif program, maka kinerja Badan
terhadap pencapaian tujuan dan sasaran Pemberdayaan Masyarakat dan
yang telah di tentukan, termasuk informasi Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten
atas efisiensi penggunaan sumber daya Pelalawan sangat baik, tetapi jika dilihat
dalam menghasilkan barang dan jasa, dari jumlah desa yang belum mendapatkan
kualitas barang dan jasa, perbandingan pemerataan pembangunan maka kinerja
hasil kegiatan dan target anggaran, serta Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
efektifitas tindakan dalam mencapai Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 7


Pelalawan belum bisa dikatakan baik mencapai target 72,51 persen % dengan
karena jumlah anggaran dana yang tersedia realisasi sebesar Rp. 57.427.365, dari
hanya bisa digunakan untuk pembangunan target anggaran sebesar Rp 79.200.000,
beberapa Desa, masih banyak masyarakat dan terdapat sisa anggaran Rp 21.772.635
Desa yang kecewa dan mengeluh dengan di karenakan pada pembayaran biaya air
kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan telepon sangat sedikit realisasinya,
dan Pemerintahan Desa (BPMPD) yang Kegiatan jasa komunikasi Sumber Daya
secara merata karena keterlambatan Air dan Listrik meliputi penyediaan
anggaran dana tersebut. peralatan atau sarana komunikasi untuk
penyelenggaraan operasional kantor.
Tabel 3.2 dapat dilihat dengan
jumlah anggaran Rp.52.499.500 dan Selanjutnya indikator kinerja pada
realisasi sebesar Rp.51.499.500, dengan penyediaan jasa pemeliharaan dan
daya serap sebesar 98,10 %. Hal ini sudah perizinan kendaraan dinas atau operasional
menggambarkan hasil yang sangat baik. mencapai target 36,14 persen % dengan
Pencapaian yang tidak mencapai 100 % realisasi sebesar Rp. 3.000.000,- dari target
dikarenakan keterbatasan ruang tempat anggaran sebesar Rp. 8.300.000,- dan
untuk pelaksanaan, sehingga terdapat sisa anggaran Rp 5.300.000.
mengakibatkan sisa anggaran yang tidak Pajak kendaraan roda 2 (STNK) tidak di
mencukupi dari anggaran yang sudah di bayar karena roda 2 sudah di mutasi ke
tetapkan oleh panitia pelaksana kegiatan. Bagian Aset Setda Kabupaten Pelalawan,
dan STNK kendaraan Operasional tidak
Tabel 3.3 dapat dilihat dengan dibayarkan karena sudah di mutasi ke
jumlah anggaran Rp.301.072.900 dan Bagian Aset Setda Kabupaten Pelalawan.
realisasi sebesar Rp.298.672.900, dengan Digunakan untuk membayar pajak atau
daya serap sebesar 99,20 % hal ini sudah memperpanjang masa STNK yang
menggambarkan hasil yang sangat baik. bertujuan mampu memperlancar urusan
dinas selama 1 tahun.
Tabel 3.4 capaian indikator kinerja
Pencapaian indikator kinerja pada jasa
pada kegiatan penyediaan jasa surat
kebersihan kantor ini mencapai target 100
menyurat mencapai target 100 % dengan
% dengan realisasi sebesar Rp.
realisasi sebesar Rp. 3.750.000, dari target
90.195.444, dari target anggaran sebesar
anggaran sebesar Rp. 3.750.000, sehingga
Rp. 90.195.444, hal ini disebabkan karena
penyediaan jasa surat menyurat dapat
pembayaran sesuai dengan kondisi dan
terlaksana dengan lancar. Kegiatan jasa
kebutuhan yang ada di Badan
surat menyurat meliputi penyediaan bahan
Pemberdayaan Masyarakat dan
– bahan untuk pembayaran belanja
Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten
Prangko, Materai, Benda Pos Lainnya.
Pelalawan yang dibayarkan selama 12 (
Realisasi anggaran tersebut diatas
dua belas ) Bulan
merupakan salah satu wujud efisiansi yang
dilaksanakan dan sebagian surat diantar Capaian indikator kinerja pada
lansung oleh petugas dari pegawai negeri penyediaan alat tulis kantor ini mencapai
sipil (PNS) dan tenaga honorer Badan target 99.80 % dengan realisasi sebesar Rp.
Pemberdayaan Masyarakat dan 83.662.510 dari target anggaran sebesar
Pemerintahan Desa Kabupaten Pelalawan. Rp. 83.826.110 dan terdapat sisa anggaran
Rp 163.600 terselenggaranya kegiatan ini
Pada penyediaan jasa
berjalan dengan baik karena
telekomunikasi sumber daya air dan listrik
pendistribusian Alat tulis kantor ke

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 8


Sekretariat dan Bidang pada Badan sangat selektif untuk berlangganan dan
Pemberdayaan Masyarakat dan publikasi Pajak Daerah.
Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten
Pelalawan dan peran aktif aparatur dalam Capaian indikator kinerja pada
menggunakan alat tulis kantor sudah baik. kegiatan penyediaan makanan dan
minuman ini mencapai target 98,36 %
Kegiatan Penyediaan Barang Cetak dengan realisasi sebesar Rp 82.872.000,
dan Penggandaan meliputi biaya cetak dari target anggaran sebesar Rp
dan fotocopy untuk 6 program pokok yang 84.250.000,ndan terdapat sisa anggaran Rp
ada pada Badan Pemberdayaan 1.378.000 kegiatan ini meliputi Belanja
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Makanan dan Minuman Rapat dan
(BPMPD), Capaian indikator kinerja pada Makanan dan Minuman Tamu.
kegiatan ini telah mencapai target 99.61 %
dengan realisasi sebesar Rp 79.641.070 Capaian indikator kinerja pada
dari target anggaran sebesar Rp 79.960.700 kegiatan rapat-rapat koordinasi dan
dan terdapat sisa anggaran Rp 319.630. konsultasi ke luar daerah ini mencapai
target 99.96 % dengan realisasi sebesar Rp
Realisasi capaian kegiatan 280.991.420, dari target anggaran sebesar
penyediaan komponen instalasi listrik atau Rp 281.100.000, dan terdapat sisa
penerangan bangunan kantor meliputi anggaran Rp 108.580 kegiatan ini meliputi
belanja alat listrik untuk penggantian belanja perjalanan dinas dalam daerah
komponen-komponen yang rusak secara yang mencakup wilayah Kecamatan yang
berkala dan apabila ada laporan kerusakan ada di Kabupaten Pelalawan dan belanja
serta belanja listrik. Capaian indikator perjalanan Dinas ke luar daerah, kegiatan
kinerja pada kegiatan ini telah mencapai ini bertujuan untuk melaksanakan Program
target 100 persen % dengan realisasi yang ada di Badan Pemberdayaan
sebesar Rp 1.901.500 dari target anggaran Masyarakat dan Pemerintahan Desa
yang ditentukan . (BPMPD) Kabupaten Pelalawan.
Capaian indikator kinerja pada Capaian indikator kinerja pada
kegiatan Penyediaan peralatan dan kegiatan penunjang panitia pengadaan
perlengkapan kantor ini mencapai target barang dan jasa Penunjang panitia
97.93 % dengan realisasi sebesar Rp. pengadaan barang dan jasa ini mencapai
196.243.072, dari target anggaran sebesar target 59,25 % dengan realisasi sebesar
Rp. 200.400.000, dan terdapat sisa 44.125.000, dari target anggaran sebesar
anggaran Rp 4.156.928 hal ini disebabkan Rp. 74.475.000 dan terdapat sisa anggaran
terdapat sisa pembelian pada belanja Rp 30.350.000, Kegiatan ini merupakan
Moubelair, alat pendingin, Note Book, penunjang pelaksanaan pengadaan
peralatan mini komputer dan pengadaan langsung pada Badan Pemberdayaan
lemari. Masyarakat dan Pemerintahan Desa
(BPMPD) Kabupaten Pelalawan. Kegiatan
Capaian indikator kinerja pada
ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Kegiatan Penyediaan bahan bacaan dan
Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang
peraturan perundang – undangan ini
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang
mencapai target 100 % dengan realisasi
dan Jasa Pemerintah.
sebesar Rp.33.600.000, dari target
Tabel 3.5 menunjukan capaian
anggaran yang ditentukan . Adapun bahan
indikator kinerja pada kegiatan
bacaan yang terealisasi adalah langganan
peningkatan sarana dan prasarana aparatur
surat kabar dan majalah yang dibayarkan
ini mencapai target 91,87 % dengan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 9


realisasi anggaran sebesar Rp. Dana yang tersedia untuk
6.327.554.185, dari target anggaran peningkatan kapasitas Sumber Daya
sebesar Rp 6.887.821.000 dan terdapat sisa Aparatur melalui pelatihan Soft Skill
anggaran Rp 560.266.815. Pada kegiatan Pegawai, capaian indikator kinerja pada
ini jumlah pembangunan gedung kantor, kegiatan ini mencapai 98,84 % dengan
gapura dan pagar yaitu 15, rehap kantor 7 realisasi anggaran sebesar Rp.
dan pemasangan paving blok 17. 295.385.000, dari target anggaran sebesar
Rp 298.862.000 dan terdapat sisa anggaran
Capaian indikator kinerja pada Rp 3.477.000. Banyaknya Pegawai Negeri
Kegiatan ini mencapai target 100 % dengan Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap
realisasi sebesar Rp. 28.000.000, dari (Tenaga Honorer) yang belum maksimal
target anggaran sebesar Rp. 28.000.000, dalam bekerja dengan kemampuan yang
pada kegiatan ini dipergunakan untuk dimiliki sesuai latar belakang pendidikan.
pembayaran berkala gedung kantor.
Capaian Indikator kinerja pada
Capaian indikator kinerja pada kegiatan ini mencapai 94 % dengan
Kegiatan ini mencapai target 100 % dengan realisasi Anggaran sebesar Rp.
realisasi sebesar Rp. 79.500.000, dari 228.992.000, dari target anggaran yang
target anggaran sebesar Rp. 79.500.000, tersedia Rp 244.730.000 dan terdapat sisa
Sedangkan anggaran untuk bahan bakar anggaran Rp 15.738.000.
dan suku cadang telah dianggarkan. Jumlah
kendaraan dinas yang ada pada tahun 2015 Dalam Kegiatan Pokjanal
ini sebanyak 1 ( satu ) unit kendaraan roda Posyandu merupakan salah satu bentuk
empat. usaha kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
Capaian indikator kinerja pada diselenggarakan oleh, untuk dan bersama
Kegiatan ini mencapai target 100 % masyarakat dalam penyelenggaraan
dengan realisasi sebesar Rp. 18.000.000, pembinaan kesehatan guna
dari target anggaran sebesar Rp. memberdayakan masyarakat dan
18.000.000, Sedangkan anggaran untuk memberikan kemudahan kepada
Pemeliharaan rutin atau berkala rumah masyarakat dalam memperoleh kesehatan.
jabatan. Pelatihan peningkatan peran Pokjanal
Posyandu Kecamatan dan Pokja Posyandu
Capaian indikator kinerja pada
Desa atau Kelurahan. Masalah yang ada
kegiatan ini mencapai target 100 % dengan
sebagian kecil dari masyarakat Kecamatan
realisasi sebesar Rp. 13.800.000, dari
dan Desa atau Kelurahan tidak terus
target anggaran sebesar Rp. 13.800.000,
menerus membawa Balita ke Posyandu.
Sedangkan anggaran untuk pemeliharaan
rutin atau berkala perlengkapan atau Capaian Indikator kinerja pada
peralatan kantor telah dianggarkan. kegiatan ini mencapai 94 % dengan
realisasi anggaran sebesar Rp.
Pada kegiatan ini dipergunakan
222.568.000, dari target anggaran sebesar
untuk pembayaran pelatihan atau kursus
Rp 236.055.000 dan terdapat sisa anggaran
singkat dan perjalanan dinas luar daerah.
Rp 13.487.000
Capaian Indikator kinerja pada kegiatan ini
mencapai 100 % dengan realisasi anggaran Capaian Indikator kinerja pada
sebesar Rp. 75.963.406, dari target kegiatan ini mencapai 96,81 % dengan
anggaran yang tersedia Rp 75.965.000 dan realisasi anggaran sebesar Rp.
terdapat sisa anggaran Rp 1.594. 227.960.000, dari target anggaran sebesar

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 10


Rp 235.460.000 dan terdapat sisa anggaran Bendahara Desa masih membutuhkan
Rp 7.500.000. Pelatihan agar pengelolaan keuangan Desa
Capaian indikator kinerja pada tertata dengan baik.
kegiatan ini mencapai 99,96 % dengan Capaian Indikator kinerja pada
realisasi anggaran Rp. 903.025.000, dari kegiatan ini mencapai 89,14 persen (%)
target anggaran sebesar Rp 903.430.000 dengan realisasi anggaran sebesar
dan terdapat sisa anggaran Rp 405.000 Rp.83.281.000 dari target anggaran sebesar
Fasilitas permodalan bagi usaha Rp 93.425.000 dan terdapat sisa anggaran
mikro kecil dan menengah di Pedesaan Rp 10.144.000.
adalah suatu kegiatan pendamping dalam Capaian Indikator kinerja pada
ragka memfasilitasi desa dalam kegiatan ini mencapai 96,39 % dengan
pelaksanaan perekonomian masyarakat realisasi anggaran sebesar Rp.
melalui Usaha Ekonomi Desa Simpan 411.775.000, dari target anggaran sebesar
Pinjam serta memfasilitasi aparat desa Rp 427.185.000 dan terdapat sisa anggaran
dalam pendirian atau Pembentukan Badan Rp 15.410.000
Usaha Milik Desa. Capaian Indikator kinerja pada
Capaian indikator kinerja pada kegiatan ini mencapai 95,43 % dengan
kegiatan ini mencapai 92,04 % dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 52.230.000
realisasi anggaran sebesar Rp. dari target anggaran sebesar Rp 54.730.000
224.224.800, dari anggaran yang tersedia dan terdapat sisa anggaran Rp 2.500.000.
Rp 243.620.160 dan terdapat sisa anggaran Terdapat kelebihan pada kegiatan belanja
Rp 19.395.360. Sosialisasi dan Pelatihan Honorarium PNS.
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa se Capaian Indikator kinerja pada
Kabupaten Pelalawan merupakan kegiatan kegiatan ini mencapai 98 % dengan
yang bertjuan untuk meningkatkan realisasi anggaran sebesar Rp. 408.594.000
kapasitas pengurus Badan Usaha Milik dari target anggaran sebesar Rp
Desa dalam pengelolaan kelembagaan dan 415.880.000 dan terdapat sisa anggaran Rp
keuangan Badan Usaha Milik Desa. 7.286.000.
Capaian Indikator kinerja pada Berdasarkan dari keseluruhan tabel
kegiatan ini mencapai 92,60 % dengan diatas dapat di analisis bahwa kinerja
realisasi anggaran sebesar Rp. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
263.171.400, dari target anggaran sebesar Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten
Rp 284.211.400 dan terdapat sisa anggaran Pelalawan yang diukur dari perspektif
Rp 21.040.000. program dan kegiatan sudah bisa
Terdapat kelebihan pada kegiatan dikategorikan baik dengan realisasi
Honorarium Instruktur atau anggaran rata – rata diatas 90 %. Walaupun
Narasumber,Pada Kegiatan, Belanja sewa ada sebagian kegiatan yang realisasinya di
Penginapan disesuaikan dengan jumlah bawah 60 % , namun hal tersebut ada
peserta yang hadir, dikegiatan SPPD, luar alasan tersendiri salah satu contohnya
daerah Ke Jakarta, terdapat kelebihan pada adanya pajak kendaraan roda 2 yang tidak
Transportasi. dibayar karena roda 2 tersebut sudah di
Pada kegiatan ini digunakan untuk mutasikan ke bagian Aset Setda Kabupaten
pelatihan aparatur dengan peserta 130 Pelalawan.
orang di bidang pengelolaan Keuangan
Desa terdiri dari : PENUTUP
1. Bendahara Desa
4.1 KESIMPULAN
2. Pendamping Kecamatan
3. Kasi Ekbang Kecamatan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 11


Dari hasil analisis data dan Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
pembahasan pengukuran kinerja Badan dapat di kemukakan beberapa saran yang
Pemberdayaan Masyarakat dan kiranya dapat di pertimbangkan sebagai
Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten berikut :
Pelalawan dalam pengelolaan bantuan
pembangunan Desa dengan melihat dari 1) Bagi Badan Pemberdayaan Masyarakat
data realisasi berdasarkan program dan dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
kegiatan dapat disimpulkan hal – hal Kabupaten Pelalawan kedepannya agar
sebagai berikut : lebih meningkatkan jumlah anggaran
dana pembangunan desa sehingga
1) Berdasarkan Analisis Kinerja Badan pembangunan Desa bisa di laksanakan
Pemberdayaan Masyarakat dan secara merata dan pembangungan yang
Pemerintahan Desa (BPMPD) ada sesuai dengan anggaran yang ada.
Kabupaten Pelalawan dalam 2) Bagi Sumber Daya Manusia Badan
pengelolaan bantuan pembangunan Pemberdayaan Masyarakat dan
desa yang diukur dari perspektif Pemerintahan Desa (BPMPD)
program dalam pengelolaan dana Kabupaten Pelalawan diharapkan agar
pembangunan desa maka kinerja kinerjanya tidak menurun walaupun
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan anggaran dana pembangunan Desa
Pemerintahan Desa (BPMPD) belum memenuhi jumlah keseluruhan
Kabupaten Pelalawan belum bisa Desa yang harus dilakukan
dikatakan baik karena belum mampu pembangunan.
melakukan pembangunan desa secara 3) Bagi masyarakat Desa diharapakan
merata yang disebabkan oleh partisipasi dan kerjasamanya dalam
keterbatasan anggaran dana untuk upaya pembanguan Desa yang
pembangunan Desa tersebut. dilakukan oleh Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa
2. Berdasarkan Analisis Kinerja Badan (BPMPD) Kabupaten Pelalawan.
Pemberdayaan Masyarakat dan 4) Hasil penelitian ini dapat memberikan
Pemerintahan Desa (BPMPD) masukan kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten Pelalawan dalam didalam pengembangan dan
pengelolaan bantuan pembangunan peningkatan Sumber Daya Manusia,
desa yang diukur dari perspektif serta mempersiapkan perencanaan
program kegiatan maka kinerja Badan anggaran untuk meningkatkan kualitas
Pemberdayaan Masyarakat dan pembanguan yang akan dilaksanakan.
Pemerintahan Desa (BPMPD) Bagi penelitian selanjutnya
Kabupaten Pelalawan sudah bisa diharapkan dapat menambah indikator –
dikatan baik karena dengan realisasi indikator kinerja lain di setiap perspektif ,
anggaran rata – rata diatas 90 %. sehingga dapat menggambarkan hubungan
Walaupun ada sebagian kegiatan yang sebab akibat yang lebih komprehensif.
realisasinya di bawah 60 % , namun
hal tersebut ada alasan tersendiri salah DAFTAR PUSTAKA
satu contohnya adanya pajak
kendaraan roda 2 yang tidak dibayar Buku :
karena roda 2 tersebut sudah di
mutasikan ke bagian Aset Setda Andreas Lako, 2004, Kepemimpinan dan
Kabupaten Pelalawan. Kinerja Organisasi : Isu, Teori dan
Solusi, Yogyakarta, Penerbit
4.2 SARAN Amara Books.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 12


Mangkunegara,2007, Manajemen Sumber
Arifin. Zainal,. 2012. Penelitian Daya Manusia, Cetakan Ke Tujuh
Pendidikan (metode dan PT. Remaja Rosdakarya,Bandung
paradigma baru). Bandung: PT.
Remaja Rosdakrya Siagian. Sondang.P. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Bumi Aksara.1994.
Dessler, 2007. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi Kesepuluh. Jilid 2.
Jakarta : PT. Indeks.
Sedarmayanti. 2007. Manajemen SDM
cetakan 1. PT. Refika Aditama.
Djam’an, MA dan Aan Komariah. 2012.
Bandung
Metode Penelitian Kualiitatif,
Alpabeta: Bandung. Suharsimi Arikunto.2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
DR.F.C. Gomes, Msi, Manajemen Sumber Praktik.Jakarta.PT. Rineka Cipta
Daya Manusia, Andi, Yogyakarta,
1995. Dokumen :
Drs. Slamet Wiyono, AK, MBA,
Manajemen Potensi Diri, Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014
Gramedia Widiasarana Indonesia, tentang
Jakarta 2006. Desa

Foster & Seeker. 2001. Pembinaan untuk 1. Undang - Undang Nomor 23 Tahun
Meningkatkan Kinerja Karyawan. 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Penerjemah: Ramlan. Jakarta:
PPM 2. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun
2005 tentang Desa
Guritno dan Waridin. 2005. Pengaruh
Persepsi Karyawan Mengenai 3. Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun
Perilaku Kepemimpinan, 2005 tentang Kelurahan
Kepuasan Kerja dan Motivasi
Terhadap Kinerja. JRBI 4. Pedoman Umum Pembangunan Desa
Terpadu
Handoko,.H., 1995, Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia, Edisi
2, BPFE,Yogyakarta.

J. David. Hunger dan Thomas L. Wheeden,


Manajemen Strategis, Andi,
Yogyakarta 2001.

Mathis, dan Jackson, 2002, Manajemen


Sumber Daya Manusia, Edisi
pertama, Cetakan Pertama,
Yogyakarta : Salemba Empat

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 13

Potrebbero piacerti anche