Sei sulla pagina 1di 8

Peningkatan Radikal Bebas pada Eritrosit yang Terinfeksi oleh

Plasmodium falciparum

Susy Tjahjani
Bagian Parasitologi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

Abstract
Especially in tropical area, there is high falciparum malaria morbidity and mortality which is
caused by oxidative stress such as cerebral malaria. One of the causes of the oxidative stress is the
process happening in the parasitized erythrocytes. Therefore, it is important to study the process that
causes the oxidative stress in parasitized erythrocytes. The oxidative stress in non parasitized erythrocytes
is caused by hemoglobin auto-oxidation. Reactive oxygen species (ROS) production in the parasite food
vacuoles happens because of a producing ROS reaction cascade and the hemoglobin digestion that
produces toxic heme which should be biomineralized. Part of this heme escapes from the
biomineralization and moves from the parasite food vacuoles into the parasite cytosol which also needs to
be detoxified and sequestrated by using GSH. Parasite mitochondrial activity produces superoxide anion
and hydrogen peroxide, which is then changed to be water and oxygen by thioredoxin consuming enzyme.
However, there is no thioredoxin reductase to reduce thioredoxin. Lipoic acid protein ligase (LplA)
metabolites ligates lipoic acid to E2-subunit of KADH (mitochondrial α keto acid dehydrogenase), which
then reduces thioredoxin by using NADH. Part of this H2O2 also escapes from the detoxification and is
exported to the parasite cytosol. The antioxidant system in the parasite cytosol includes superoxide
dismutase, glutathione reductase, and thioredoxin reductase. The detoxification of H2O2 is carried out by
using GST (glutathione S transferase) and 1 cys peroxyredoxin with GSH as cofactor, and by 2 cys
peroxyredoxin with thioredoxin as cofactor. Plasmodium has neither glutathione peroxydase nor catalase.
Part of GSSG as redox product in Plasmodium is exported to the erythrocyte cytosol and it causes
oxidative stress in this cell. Hence, antioxidant supplementation must be considered in treating malaria
especially in serious cases.

Key word: oxidative stress, erythrocyte, Plasmodium falciparum

Pendahuluan mengakibatkan terjadinya peningkatan


Malaria falciparum merupakan permeabilitas pembuluh darah akibat
penyakit yang serius dengan morbiditas kerusakan endotelnya.7 Dalam keadaan
dan mortalitas yang tinggi dan banyak tidak terinfeksi oleh Plasmodium
terdapat di wilayah tropik termasuk di falciparum ini pun sudah didapatkan
Indonesia.1,2,3,4,5,6 Salah satu penyebab adanya stres oksidatif dalam eritrosit
tingginya mortalitas tersebut adalah ini.8 Stres oksidatif ini dialami baik oleh
malaria serebral. Kelainan neurologik ini parasit, yang dalam vakuola makanan
dapat disebabkan antara lain oleh maupun mitokondrianya diproduksi
meningkatnya produksi ROS (reactive ROS, maupun oleh eritrosit yang
oxygen species) yang disebabkan oleh terinfeksi.9,10 Untuk itu, kiranya perlu
aktivasi netrofil inang dan degranulasi dipelajari semua proses yang dapat
hemoglobin dalam parasit. Dan menurut menyebabkan stres oksidatif dalam
Sanjib, ROS yang meningkat ini eritrosit yang terinfeksi oleh P. falciparum

167
JKM. Vol.8 No.2 Februari 2009: 167-173

ini sehingga akan menambah wawasan dibuktikan juga dalam penelitian bahwa
mengenai patogenesis berbagai malaria produk degradasi ini berperan dalam
berat yang di dalamnya termasuk pemaparan antigenic site membran
malaria serebral serta dapat menjadi eritrosit tersebut. Hal inilah yang
bahan pertimbangan dalam penanganan diperkirakan bertanggung jawab dalam
malaria. eliminasi sel eritrosit dari sirkulasi
Stres oksidatif dalam Eritrosit Normal darah. 12

yang Tidak terinfeksi


Walaupun dalam sel eritrosit ini ROS dan Mekanisme Antioksidan
dalam Vakuola Makanan Parasit
terdapat sistem antioksidan yang luas
Sumber utama reactive oxygen
yang berguna untuk menetralisasi ROS
species dalam P.falciparum selama
yang berasal dari oto-oksidasi
kehidupan intra-eritrositik adalah
hemoglobin seperti SOD, glutation
digesti hemoglobin inang dalam vakuola
peroksidase, dan katalase, dari
makanan parasit tersebut. Heme bebas
penelitian terbukti bahwa beberapa dari
(FP IX) dilepaskan dari hemoglobin
ROS ini dapat terhindar dari sistem
yang dicernakan dan kebanyakan heme
antioksidan dan mampu menghasilkan
tersebut, yaitu sampai 90 %,
produk degradasi heme.11 OksiferroHB
dibiomineralisasi menjadi hemozoin.
akan bereaksi dengan oksigen dan akan
Tetapi sebagian heme bebas, yaitu bisa
menghasilkan methHb serta anion
sampai 50 %, dilepaskan dari vakuola
superoksida (O2-). O2- ini akan diubah
makanan parasit ke dalam sitosol parasit
oleh SOD (superoksida dismutase) atau
yang di sini heme bebas ini
secara spontan menjadi Hidrogen
menyebabkan kerusakan membran dan
peroksida (H2O2). H2O2 ini akan bereaksi
kemudian dapat menyebabkan reaksi
dengan Fe2+ menjadi Fe3+ dan radikal
redoks yang akan menghasilkan anion
hidroksil (OH*) melalui rekasi Fenton.
superoksida dalam kompartemen
O2- dan H2O2 juga merupakan substrat
parasit. Oleh karena itu heme bebas ini
pada reaksi Haber-Weiss yang
harus didetoksifikasi dengan cara lain.9
dikatalisasi oleh ion besi yang juga
Anion superoksida, dihasilkan oleh
menghasilkan radikal hidroksil. Fe2+ ini
oksidasi besi heme dalam hemoglobin
berasal dari perubahan Fe3+ oleh O2-
yang dipermudah oleh adanya suasana
.11,12,13 Kira-kira 3 % hemoglobin manusia
asam dalam vakuola makanan parasit,
yang berada dalam eritrosit mengalami
dapat secara spontan atau
oto-oksidasi ini setiap harinya.13
didetoksifikasi oleh SOD untuk
Dalam mengevaluasi
menghasilkan H2O2. H2O2 dapat
kepentingan degradasi heme dalam sel
bereaksi dengan Fe 2+ melalui reaksi
eritrosit ini, perlu juga
Fenton dan menghasilkan radikal
mempertimbangkan efek fungsional
hidroksil. Radikal ini sangat reaktif dan
yang mungkin terjadi terhadap sel
dapat menyebabkan berbagai proses
eritrosit tersebut yang disebabkan oleh
seperti halnya peroksidasi lipid. H2O2
produk degradasi heme ini. Efek ini
yang dihasilkan melalui reaksi dengan
dapat mempengaruhi komposisi
SOD harus didetoksifikasi melalui
membran yang mempengaruhi
reduksi menjadi H2O. Dalam P.
deformabilitas sel eritrosit serta
falciparum proses ini secara murni
kemampuan eritrosit tersebut dalam
dilakukan oleh tioredoksin peroksidase
mentranspor oksigen. Kemudian

168
Peningkatan Radikal Bebas pada
Eritrosit yang Terinfeksi oleh Plasmodium falciparum
(Susy Tjahjani)

karena dalam P. falciparum tidak alternatif yang dengannya siklus redoks


didapatkan adanya katalase ataupun tioredoksin terjadi. Akhir-akhir ini telah
glutation peroksidase. Sebagian H2O2 dibuktikan bahwa parasit ini memiliki
juga lolos dari vakuola makanan parasit suatu enzim lipoic acid protein ligase
dan masuk ke dalam sitosol parasit. 9 (LplA) dalam mitokondrianya. Metabolit
dari enzim ini diperlukan untuk
ROS dan Mekanisme Antioksidan fungsionalitas kompleks mitochondrial α
dalam Mitokondria Parasit ketoacid dehydrogenase (KADH) dengan
Sistem Antioksidan dalam cara mentransfer asam lipoat bebas ke
Mitokondria P. falciparum. Stadium dihydrolipoamide transacylase subunit (E2-
eritrositer P. falciparum memiliki rantai subunit). Lipoamida bebas atau yang
respirasi yang aktif dan kompleks enzim terikat pada protein ini yang diperoleh
I dan III (C1 dan C3) mengandung dari sel inang atau yang terbentuk
ubikuinon (UbQ) sebagai kofaktor. melalui jalur sintesis asam lipoat yang
Seperti diketahui kompleks-kompleks terdapat pada apikoplas parasit, suatu
ini akan menghasilkan anion organel plastid Plasmodium yang
superoksida yang harus didetoksifikasi homolog dengan kloroplas pada
oleh SOD mitokondria (SOD 2). Selama tumbuhan, kemudian diambil ke dalam
reaksi ini akan dihasilkan hidrogen mitokondria melalui mekanisme yang
peroksida (H2O2) yang perlu direduksi belum jelas dan berpotensi sebagai
untuk mencegah kerusakan oksidatif reduktor bagi tioredoksin yang
pada organelnya. Genom Plasmodium kemudian akan mereduksi
mengandung gen yang mengkode peroksiredoksin mitokondrial sehingga
protein kedua yang menyerupai menjamin eliminasi hidrogen peroksida
tioredoksin (Trx) dan peroksiredoksin yang efisien (ROOH, termasuk H2O2)
mitokondrial yang potensial (Trx-Px) yang terbentuk selama reaksi metabolik
yang bertanggung jawab dalam dalam mitokondria. Sebagian H2O2 yang
mereduksi hidrogen peroksida yang berasal dari mitokondria ini juga lolos
diproduksi oleh rantai transpor elektron dari proses peroksidasi dan akan masuk
ini. Akan tetapi oleh karena parasit ini ke dalam sitosol parasit. 9
tidak memiliki tioredoksin reduktase
mitokondrial, diduga ada mekanisme

169
JKM. Vol.8 No.2 Februari 2009: 167-173

Gambar 1. ROS dalam Vakuola Makanan Parasit 9

Gambar 2. Sistem Antioksidan dalam Mitokondria P. falciparum9

ROS dan Mekanisme Antioksidan Dalam proses ini Trx-SH2 nya


dalam Sitosol Parasit teroksidasi menjadi Trx-S2. GSSG juga
H2O2 dalam sitosol parasit terbentuk sebagai hasil degradasi heme
berasal dari berbagai proses dalam non enzimatik oleh GSH serta
parasit, yaitu: dari rantai respirasi sekuestrasi heme oleh GST.9
mitokondria parasit, proses digesti Hb, GSSG dan Trx-S2 ini masing-
dan proses-proses lainnya. H2O2 ini akan masing kemudian akan dikembalikan
didetoksifikasi menjadi air + oksigen menjadi GSH dan Trx-SH2 oleh enzim
dengan berbagai cara, yaitu: 1) dengan glutation reduktase (GR) dan
enzim glutation S-transferase (GST) tioredoksin reduktase dengan NADPH
yang menggunakan glutation (GSH) yang diperoleh dari jalur pentosa fosfat.9
sebagai kofaktor. Dalam proses ini GSH GSSG dan Trx-S2 yang tidak
berubah menjadi GSSG, 2) dengan enzim berhasil direduksi kembali akan
1 sis peroksiredoksin yang juga mengalami efluks dari sitosol parasit ke
menggunakan GSH sebagai kofaktor, 3) dalam sel inang sehingga ratio GSH/
dengan enzim 2 sis peroksiredoksin GSSG serta ratio Trx-SH2/ Trx-S2
yang menggunakan tioredoksin menjadi terganggu sehingga sel eritrosit
tereduksi (Trx-SH2) sebagai kofaktor.

170
Peningkatan Radikal Bebas pada
Eritrosit yang Terinfeksi oleh Plasmodium falciparum
(Susy Tjahjani)

(sel inang) yang terinfeksi ini akan mengalami stres oksidatif.9

Gambar 3. Skema Umum Menggambarkan Bermacam-Macam Proses Biokimia Pertahanan


Antioksidan dalam Sitosol Parasit.12

Glutathione –dependent detoxification ini tetap bebas.14 FP IX ini toksik karena


systems in P. falciparum zat ini memiliki aksi seperti detergen
Selain perannya sebagai yang mempengaruhi integritas
antioksidan dan dapar redoks tiol, membran dan mempunyai kemampuan
glutation terlibat dalam bermacam- untuk melakukan reaksi redoks yang
macam reaksi detoksifikasi vital pada P. menyebabkan timbulnya ROS karena
falciparum. Walaupun terjadi adanya ikatan besi. Oleh karena itu FP
biomineralisasi yang efisien dari heme IX ini perlu didetoksifikasi atau
bebas menjadi hemozoin karena disekuestrasi untuk mencegah toksisitas
pemecahan hemoglobin oleh parasit, terhadap membran dan kematian
sejumlah yang cukup dari FP IX toksik parasit. Ginsburg dkk telah

171
JKM. Vol.8 No.2 Februari 2009: 167-173

menunjukkan bahwa FP IX didegradasi mengkonsumsi GSH/ Trx-SH2


secara non enzimatik oleh GSH dan untuk membentuk GSSG/ Trx-
mekanisme ini dihambat oleh klorokuin. S2. GSSG/Trx-S2 ini kemudian
Jadi kekurangan GSH akan akan diekspor ke dalam sitosol
mengakibatkan kurang efisiennya eritrosit. Dengan demikian
detoksifikasi FP IX bebas yang akan terjadilah penumpukan GSSG/
mengakibatkan kematian parasit.15 Trx-S2 dan ketidakseimbangan
rasio GSH/ Trx-SH2 terhadap
GSSG/Trx-S2 yang
Simpulan menimbulkan stres oksidatif
Stres oksidatif dalam eritrosit dalam eritrosit tersebut.
yang terinfeksi oleh P. falciparum yang
merupakan salah satu penyebab  Proses dalam mitokondria parasit:
terjadinya malaria berat misalnya  Terhindarnya H2O2 yang berasal
malaria serebral dapat disebabkan oleh dari proses dalam mitokondria
proses-proses yang terjadi dalam parasit terhadap proses
organel-organel P. faciparum berikut ini: detoksifikasi oleh tioredoksin
 Proses dalam vakuola makanan peroksidase sehingga H2O2 ini
parasit: akan diekspor ke dalam sitosol
 Terhindarnya heme dari proses parasit yang kemudian akan
polimerisasi oleh parasit direduksi dengan
sehingga terjadi penumpukan mengkonsumsi GSH/ Trx-SH2
heme bebas yang akan diekspor untuk membentuk GSSG/ Trx-
ke dalam sitosol parasit S2. GSSG/ Trx-S2 ini kemudian
sehingga diperlukan suatu akan diekspor ke dalam sitosol
proses detoksifikasi melalui eritrosit. Dengan demikian
mekanisme yang belum jelas terjadilah pula penumpukan
dengan mengkonsumsi GSH GSSG/ Trx-S2 dan
dan akan menyebabkan ketidakseimbangan rasio GSH/
penumpukan GSSG dalam Trx-SH2 terhadap GSSG/ Trx-S2
sitosol parasit serta kemudian yang menimbulkan pula stres
GSSG ini akan diekspor ke oksidatif dalam eritrosit
dalam sitosol eritrosit. Keadaan tersebut.
ini akan menyebabkan Selain proses dalam parasit tersebut,
terganggunya ratio GSH proses dalam sitosol eritrosit sendiri
terhadap GSSG yang akan sebagai akibat oto-oksidasi Hb akan
menyebabkan keadaan stres menghasilkan ROS yang sebagian lolos
oksidatif. dari netralisasi oleh sistem antioksidan
 Terhindarnya H2O2 yang berasal dalam eritrosit tersebut sehingga akan
dari proses dalam vakuola memperberat keadaan stres oksidatif
makanan terhadap proses dalam eritrosit terinfeksi.
detoksifikasi oleh tioredoksin
peroksidase sehingga H2O2 ini Saran
akan diekspor ke dalam sitosol
parasit yang kemudian akan
direduksi dengan

172
Peningkatan Radikal Bebas pada
Eritrosit yang Terinfeksi oleh Plasmodium falciparum
(Susy Tjahjani)

Pemberian antioksidan perlu 8. Postma NA, Mommers EC, Eling WM,


dipertimbangkan dalam penanganan Zuidema J. Oxidative stress in malaria;
malaria terutama pada malaria berat. implication for prevention and therapy.
Pharm World Sci.1996;18(4):121-9.
9. Műller S. Redox and antioxidant systems
of the malaria parasite Plasmodium
Daftar Pustaka falciparum. Molecular Microbiology.2004;
53(5): 1291.
1. Trigg PI, and Kondrachine AV. The 10. Stvrtinova V, Jacubovsky J, Hulin I.
current global malaria situation. In Pathophysiology principles of diseases.
Sherman IW (ed): Malaria: parasite Academic Electronic Press.1995.
biology, pathogenesis, and protection. 11. Nagababu E & Rifkin JM. Heme
Washington, DC: Am Soc Microbiol. degradation by reactive oxygen species,
1998: 11-22. forum review. Antioxidants & Redox
2. Gordi T, Clinical pharmacokinetics of the Signaling. © Mary Ann Liebert, Inc.
antimalarial artemisinin based on saliva 2004;6 (6).
sampling. Comprehensive Summaries of 12. Bozdech Z & Ginsburg H. Antioxidant
Uppsalla Dissertations from The Faculty defense in Plasmodium falciparum – data
of Pharmacy 250 University of mining of the transcriptome. Malaria
Uppsalla.2001. Journal. 2004;3:23.
3. Seys SA and Bender JB. The changing 13. Murray RK. Red & White Cells. Dalam
epidemiology of malaria in Minnesota. Dalam Murray RK, Granner DK, Mayes
Emerging Infectious Disease.2001; 7(6): PA, & Rodwell VW. Harper’s illustrated
993-94. biochemistry. 21st Edition. Mc Graw
4. CDC. Malaria facts.[update 2007, cited Hill.2003.
2008 July 31] Available from. 14. Loria P, Miller S, Foley M, and Tilley L.
http://www.cdc.gov/malaria/facts.htm Inhibition of the peroxidative
5. Kirk K., Membrane transport in malaria- degradation of haem as the basis of
infected erythrocyte. Physiological action of chloroquine and other
Reviews. 2001; 81(2): 495-537. quinoline antimalarials. Biochem J.1999;
6. Winstanley PA. Chemotherapy for 339: 363–70.
falciparum malaria: the armoury, the
15. Atamna H, and Ginsburg H. Heme
problems and the prospects. Parasitol
degradation in the presence of
Today.2000; 16:146-53.
glutathione. A proposed mechanism to
7. Mohanty S, Patel DK, Pati SS, dan
account for the high levels of non-heme
Mishra SK. Adjuvant therapy in cerebral
iron found in the membranes of
malaria. Indian J. Med. Res. 2006; 124:
hemoglobinopathic red blood cells. J Biol
245-60.
Chem. 1995; 270: 24876–83.

173
174

Potrebbero piacerti anche