Sei sulla pagina 1di 76

RANCANG BANGUN BUCK BOOST CONVERTER

UNTUK PENGISIAN AKI PADA SISTEM


PHOTOVOLTAIC GREENHOUSE

LAPORAN AKHIR

Oleh :

AHMAD ZAINUR ROHMAN 1531110084


LABIB FARIS ALA’UDDIN 1531110124

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
RANCANG BANGUN BUCK BOOST CONVERTER
UNTUK PENGISIAN AKI PADA SISTEM
PHOTOVOLTAIC GREENHOUSE
HALAMAN JUDUL
LAPORAN AKHIR

Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III

Teknik Elektronika Jurusan teknik Elektro

Politeknik Negeri Malang

Oleh :

AHMAD ZAINUR ROHMAN 1531110084


LABIB FARIS ALA’UDDIN 1531110124

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANG BANGUN BUCK BOOST CONVERTER UNTUK PENGISIAN


AKI PADA SISTEM PHOTOVOLTAIC GREENHOUSE

Oleh :

AHMAD ZAINUR ROHMAN 1531110084


LABIB FARIS ALA’UDDIN 1531110124

Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 2018
dan disahkan oleh:

Pembimbing I : Dr. Ratna Ika Putri, ST., MT .....................................

NIP. 197710222000122001

Pembimbing II : Herwandi, ST., MT .....................................

NIP. 196211031990031001

Penguji I : .....................................
NIP.
Penguji II : .....................................
NIP.

Malang, ……………….
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro Ketua Program Studi Teknik Elektronika

Mochammad Junus, ST., MT Herwandi, ST., MT


NIP 197206191999031002 NIP 196211031990031001

ii
ABSTRACT

Ahmad Zainur Rohman and Labib Faris Ala'uddin, 2018 Designed a Buck
Boost Converter for Charging Battery On Greenhouse Photovoltaic System. Final
Report of Electrical Engineering Program Department of Electrical Engineering,
Politeknik Negeri Malang 2018.

The demand of energy as a driving force of life is increasingly by time, this


is driven by a surge in population, especially in developing countries and
industrialized countries. At present most of the world's power plants still use fossil
fuels such as petroleum, coal and natural gas. The fossil fuel is estimated to be in
2050 will be depleted, causing the availability of electricity sources to be reduced,
especially the adverse effects of energy use in the form of gases that can damage
the environment. Researchs has been done to discover renewable resources, one of
them is Photovoltaic solar energy. Based on solar radiation data collected from 18
locations in Indonesia, solar radiation in the western part of Indonesia of 4.5 kWh /
m2 / day while in the eastern part of Indonesia of 5.1 kWh / m2 / day.

Photovoltaic is a semiconductor material that can release electrons when


there is stimulation from the sun, which then forms an electric current. One of the
utilization of solar energy is found in the charge controller which is a charge to
stabilize the voltage of the output of solar panels so that it can conduct optimum
battery charging so that later can be used for DC load or AC load. Buck-Boost
Converter is used as a topology converter, with PWM control on arduino. so that
the output voltage can work according to the PWM that has been set. Then applied
to Greenhouse.

Keywords: Photovoltaic, Boost-buck Converter, Charging battery, Greenhouse

iii
ABSTRAK

Ahmad Zainur Rohman dan Labib Faris Ala’uddin, 2018 Rancang Bangun
Buck Boost Converter untuk Pengisian Aki Pada Sistem Photovoltaic
Greenhouse. Laporan Akhir Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik
Elektro, Politeknik Negeri Malang 2018.

Kebutuhan Energi sebagai penggerak kehidupan semakin lama semakin


meningkat, hal ini di dorong oleh lonjakan populasi penduduk terutama di negara
berkembang dan negara industri. Pada saat ini sebagian besar pembangkit listrik di
dunia masih menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara dan
gas bumi. Bahan bakar fosil tersebut diperkirakan tahun 2050 akan habis sehingga
menyebabkan ketersediaan sumber listrik menjadi berkurang, terlebih lagi dampak
buruk dari penggunaan energi ini berupa gas-gas yang dapat merusak lingkungan.
Banyak riset-riset yang dilakukan unuk menemukan sumber daya terbarukan, salah
satunya adalah energi surya Photovoltaic. Berdasarkan data penyinaran matahari
yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya pada daerah Indonesia
bagian barat sebesar 4.5 kWh/m2/hari sedangkan pada daerah Indonesia bagian
timur sebesar 5.1 kWh/m2/hari.

Photovoltaic adalah bahan semikonduktor yang dapat melepaskan elektron


apabila ada rangsangan dari sinar matahari, yang kemudian membentuk arus listrik.
Salah satu pemanfaatan energi surya tersebut terdapat pada charge controller yang
merupakan sebuah charge untuk menstabilkan tegangan hasil keluaran panel surya
sehingga dapat melakukan pengisian aki yang optimum agar nantinya dapat
digunakan untuk beban DC maupun beban AC. Buck-Boost Converter digunakan
sebagai topologi converter, dengan kontrol PWM pada arduino. sehingga tegangan
output dapat bekerja sesuai PWM yang telah diatur. Kemudiaan diaplikasikan untuk
Greenhouse.

Kata Kunci : Photovoltaic, Buck Boost Converter, Pengisian aki,


Greenhouse

iv
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir dengan judul “Rancang Bangun Buck Boost Converter untuk
Pengisian Aki Pada Sistem Photovoltaic Greenhouse”.

Laporan Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti


ujian akhir dan kelulusan Diploma III Politeknik Negeri Malang Jurusan Teknik
Elektro, Program Studi Teknik Elektronika.

Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Akhir ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang penulis terima selama
penulisan Laporan Akhir ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada:

1. ALLAH SWT yang telah memberikan kemudahan, kelancaran serta anugrah yang
tiada terkira sehingga laporan ini dapat dikerjakan dan terselesaikan.
2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa restu, semangat, dan dukungan.
3. Bapak Drs.Awan Setiawan,M.MT.,MM. Selaku Direktur Politeknik Negeri
Malang.
4. Bapak Mochammad Junus,ST.,MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro.
5. Bapak Herwandi,ST.,MT. Selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Elektronika.
6. Ibu Dr.Ratna Ika Putri,ST.,MT. Selaku Pembimbing 1 yang telah memberikan
bantuan, dan arahan selama pembuatan alat dan laporan akhir.
7. Bapak Herwandi,ST.,MT. Selaku pembimbing 2 yang telah memberikan bantuan,
dan arahan selama pembuatan alat dan laporan akhir.
8. Seluruh Dosen dan Staff Politeknik Negeri Malang umumnya dan Khususnya
kepada Dosen dan Staff di Program Studi Teknik Elektronika.
9. Seluruh Staff karyawan Bengkel dan Laboratorium Teknik Elektronika.
10. Teman – teman D3 Teknik Elektronika angkatan 2015 dan adik kelas Program
Studi Teknik Elektronika.

v
11. Semua pihak yang telah memberikan semangat dan bantuannya dalam mengerjakan
Laporan Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan Laporan Akhir ini. Akhirnya penulis berharap
Laporan Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, 2018

Penulis

vi
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Akhir yang berjudul:

“Rancang Bangun Buck Boost Converter untuk Pengisian Aki Pada Sistem
Photovoltaic Greenhouse” ini merupakan karya tulis kami sendiri dan bukan
merupakan tiruan, salinan atau duplikasi dari karya tulis orang lain, baik di
lingkungan Politeknik Negeri Malang maupun di Perguruan Tinggi lain, serta
belum pernah dipublikasikan. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaraan dan
rasa tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika pernyataan di atas
tidak benar.

Malang, 2018

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
ABSTRACT ........................................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN ........................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3
1.6 Luaran Penelitian ...................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 5
2.2 Photovoltaic .............................................................................................. 6
2.3 Buck-Boost Converter .............................................................................. 8
2.3.1 Buck Boost Converter ...................................................................... 8
2.3.2 Buck Converter ............................................................................... 10
2.3.3 Boost Converter .............................................................................. 13
2.4 Akumulator (Aki) ................................................................................... 15
2.5 Sensor Arus (ACS 712) .......................................................................... 16
2.6 Sensor Tegangan .................................................................................... 16
2.7 Liquid Crystal Digital ............................................................................ 17
2.8 Relay ....................................................................................................... 18
2.9 Arduino Uno ........................................................................................... 18
2.10 Pulse Width Modulation (PWM) ........................................................... 21

viii
2.11 Modul catu daya Step down LM2596 ..................................................... 23
BAB III ................................................................................................................. 24
3.1 Metode perancangan ............................................................................... 24
3.2 Studi Pustaka .......................................................................................... 25
3.3 Metode penelitian ................................................................................... 26
3.4 Penentuan Variabel ................................................................................. 26
3.5 Pengumpulan Data ................................................................................. 27
3.6 Analisa Data ........................................................................................... 27
3.7 Blok Diagram Sistem ............................................................................. 27
3.8 Prinsip Kerja Alat ................................................................................... 28
3.9 Spesifikasi Alat....................................................................................... 29
3.9.1 Perancangan Mekanik ..................................................................... 29
3.9.2 Perancangan Elektrik ...................................................................... 31
3.9.3 Perancangan Software Arduino ....................................................... 40
BAB IV ................................................................................................................. 41
4.1 Tujuan Pengujian .................................................................................... 42
4.2 Pengujian LCD 20x4 .............................................................................. 42
4.3 Pengujian Photovoltaic ........................................................................... 44
4.4 Pengujian Sensor Tegangan ................................................................... 46
4.5 Pengujian Sensor Arus ACS712............................................................. 47
4.6 Pengujian PWM ..................................................................................... 49
4.7 Pengujian Converter untuk Charging Baterai ........................................ 51
BAB V................................................................................................................... 54
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 54
5.2 Saran ....................................................................................................... 54
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 55
Lampiran ...................................................................................................................

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur Dasar Sel Surya .................................................................... 7


Gambar 2. 2 Rangkaian Buck Boost Converter ...................................................... 9
Gambar 2. 3 Rangkaian Buck boost Converter Saklar Tertutup ............................. 9
Gambar 2. 4 Rangkaian Buck boost Converter Saklar Terbuka ........................... 10
Gambar 2. 5 Buck Converter ............................................................................... 11
Gambar 2. 6 Buck Converter Mode Saklar ON .................................................... 12
Gambar 2. 7 Buck Converter Mode Saklar OFF................................................... 12
Gambar 2. 8 Gelombang Listrik Buck Converter ................................................. 13
Gambar 2. 9 Boost Converter................................................................................ 13
Gambar 2. 10 Boost Converter Mode Saklar ON ................................................. 14
Gambar 2. 11 Boost Converter Mode Saklar OFF ............................................... 14
Gambar 2. 12 Gelombang Listrik Boost Converter ............................................. 15
Gambar 2. 13 Gambar bentuk AKI ...................................................................... 15
Gambar 2. 14 Sensor Arus ACS712 ................................................................... 16
Gambar 2. 15 Sensor tegangan ............................................................................ 17
Gambar 2. 16 LCD 20x4 ...................................................................................... 17
Gambar 2. 17 Struktur dan gambar Relay............................................................. 18
Gambar 2. 18 Arduino Uno .................................................................................. 20
Gambar 2. 19 Sinyal PWM dan rumus perhitungannya ...................................... 21
Gambar 2. 20 Pulsa PWM.................................................................................... 22
Gambar 2. 21 Pengontrolan Tegangan Pulsa PWM............................................. 23
Gambar 2. 22 Modul regulator LM2596 ............................................................... 23
Gambar 3. 1 Flowchart Metode Perancangan ....................................................... 25
Gambar 3. 2 Blok Diagram Sistem ....................................................................... 27
Gambar 3. 3 Desain Mekanik Photovoltaic Greenhouse ...................................... 29
Gambar 3. 4 Mekanik Photovoltaic Greenhouse .................................................. 30
Gambar 3. 5 Desain Box Controller ..................................................................... 30
Gambar 3. 6 Box Controller .................................................................................. 30
Gambar 3. 7 Rangkaian Modul Sensor Tegangan Panel Surya ............................ 32
Gambar 3. 8 Perancangan Modul Sensor Arus ACS 712 ..................................... 33
Gambar 3. 9 Perancangan Modul Regulator Step down LM2596 ........................ 33
Gambar 3. 10 Rangkaian Relay Selector .............................................................. 34
Gambar 3. 11 Rangkaian Sederhana Bidirectional Buck Boost converter ........... 35
Gambar 3. 12 Rangkaian Driver IR2110 .............................................................. 37
Gambar 3. 13 Rangkaian Keseluruhan Bidirectional dengan Driver Mosfet ....... 37
Gambar 3. 14 Desain Driver LCD ........................................................................ 38
Gambar 3. 15 Perancangan PIN pada Arduino .................................................... 39
Gambar 3. 16 Flowchart Software ........................................................................ 41

x
Gambar 4. 1 Tampilan LCD.................................................................................. 43
Gambar 4. 2 Metode Pengukuran Tegangan dan Arus tanpa Beban .................... 44
Gambar 4. 3 Grafik Tegangan dan Arus Panel Surya Short Circuit ..................... 46
Gambar 4. 4 Grafik Pengujian Sensor Tegangan .................................................. 47
Gambar 4. 5 Grafik Pengujian Sensor Arus 712 ................................................... 49
Gambar 4. 6 Pengujian PWM Buck Boost Converter ........................................... 51
Gambar 4. 7 Grafik Pengujian Converter untuk Charging Battery....................... 53

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Arsitektur Arduino Uno ........................................................................ 20


Tabel 3. 1 Penggunaan PIN pada Arduino ............................................................ 39
Tabel 4.1 Pengujian Tegangan dan Arus Panel Surya 100WP Short Circuit ....... 45
Tabel 4.2 Pengujian Sensor Tegangan .................................................................. 47
Tabel 4.3 Hasil Pembacaan Sensor Arus ACS712 ............................................... 48
Tabel 4.4 Hasil Pengujian PWM Buck Converter dengan beban aki 12V/7Ah.... 50
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Converter untuk Charging Battery ............................. 51

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini sebagian besar pembangkit listrik di dunia masih menggunakan
bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas bumi. Bahan bakar fosil
tersebut diperkirakan tahun 2050 akan habis sehingga menyebabkan ketersediaan
sumber listrik menjadi berkurang, terlebih lagi dampak buruk dari penggunaan energi
ini berupa gas-gas yang dapat merusak lingkungan. Indonesia sebenarnya memiliki
potensi sumber energi terbarukan yang melimpah seperti cahaya matahari sepanjang
tahun.

Indonesia memiliki potensi energi surya yang besar. Berdasarkan data


penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya pada
daerah Indonesia bagian barat sebesar 4.5 kWh/m2/hari sedangkan pada daerah
Indonesia bagian timur sebesar 5.1 kWh/m2/hari. Saat ini pemerintah telah
mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi surya hingga tahun 2025 adalah sebesar
0.87 GW atau sekitar 50MWp/tahun. Jumlah ini merupakan gambaran potensi pasar
yang cukup besar dalam pengembangan energi surya di masa datang (Yandri, 2012).

Tapi ketersediaan lahan jadi salah satu tantangan untuk pengembangan listrik
dari PLTS. Diperkirakan untuk membangun PLTS photovoltaic power generation
1.000MW dibutuhkan area seluas 10-15Km2. Di sisi lain, PLTS juga memiliki
keterbatasan supply stability, misal cuaca hujan, yang jika ingin ekonomis mesti di
bangun di area yang luas. Salah satu kawasan dengan area luas dan potensi untuk
pengembangan PLTS adalah lahan pertanian. Menurut BPPT 2014, sektor pertanian
adalah salah satu konstributor dari 34,8 % konsumsi energi dari sektor industri
Indonesia.

1
Permasalahan yang ditimbulkan pada penggunaan panel surya adalah tegangan
output panel surya yang tidak stabil. Maka dibutuhkan suatu rangkaian pengendali
yang mampu menghasilkan tegangan output yang stabil dengan input dari photovoltaic
yang berubah-ubah (Xiaoli dkk,2010).

Sumber energi listrik sistem ini berasal dari energi matahari yang dihasilkan
oleh panel surya 100WP yakni sekitar 5-22Volt. Untuk mendapatkan tegangan 14Volt
pada pengisian aki. Untuk menyetabilkan tegangan pada 14 Volt dibutuhkan rangkaian
Buck Boost converter, dimana saat tegangan kurang dari 14 Volt maka Boost converter
akan menaikkan tegangan, jika lebih dari 14 Volt maka Buck convereter akan bekerja,
maka dari itu dibutuhkan Buck Boost converter.

Greenhouse sering digunakan untuk pertanian yang biasanya terletak didaerah


persawahan atau pergunungan yang jauh dari jangkauan listrik, maka dari itu sumber
listrik diperoleh dari Photovoltaic untuk mengubah cahaya matahari menjadi listrik.
Dari latar belakang di atas maka kami sepakat mengambil judul “Rancang Bangun
Buck Boost Converter untuk Pengisian Aki Pada Sistem Photovoltaic Greenhouse “.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka hal-hal yang perlu di rumuskan dalam
perancangan dan pembuatan alat ini sebagai berikut:

1 Bagaimana merancang Buck Boost Converter untuk pengisian Aki pada Greenhouse
menggunakan sistem Photovoltaic?
2 Bagaimana mengatur tegangan keluaran Buck Boost Converter terhadap perubahan
Intensitas Cahaya Matahari?

2
1.3 Batasan Masalah

Batasan – Batasan masalah yang perlu ditekankan antara lain:


1. Menggunakan Jenis Panel Surya Polycrystalyne
2. Menggunakan Aki 12V/7AH sebagai media penyimpan energi
3. Pengisian aki menggunakan Photovoltaic dengan tegangan set point 14v
4. Metode charge control yang digunakan adalah Buck Boost converter untuk
menaikkan dan menurunkan tegangan photovoltaic
5. Arduino UNO sebagai mikrokontroller untuk mengendalikan Duty Cycle Buck Boost
converter

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan pembuatan tugas akhir ini antara lain adalah:


1. Merancang dan merealisasi mode Buck Converter pada Charge Controller.
2. Merancang dan merealisasi mode Boost Converter pada Charge Controller.
3. Mengatur PWM menggunakan Kontrol arduino pada rangkaian Buck Boost
Converter.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman, maka penulis membuat


sistematika pembahasan laporan akhir sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, sistematika penulisan, dan luaran dari laporan akhir.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini membahas tentang hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan
permasalahan penelitian secara sistematis dan teori-teori pendukung penelitian.

3
Diantaranya teori tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Sensor, LCD, dan
Arduino Uno

BAB III. METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang tahapan penelitian, variable-variabel yang digunakan
dalam penelitian, spesifikasi alat, prinsip kerja, perancangan dan pembuatan alat,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB IV. HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang hasil pengujian alat yang dilengkapi dengan analisis
dari tiap-tiap uji coba yang telah dilakukan, baik mengenai pengujian mekanik,
elektrik, maupun software.

BAB V. PENUTUP

Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan yang didapat setelah mengerjakan
laporan akhir, serta saran yang diberikan demi kesempurnaan alat yang dibuat pada
masa mendatang.

1.6 Luaran Penelitian

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Perancangan dan Realisasi Rancang Bangun Buck Boost Converter untuk Pengisian
Aki Pada Sistem Photovoltaic Greenhouse.
2. Karya Ilmiah berupa Laporan Akhir.
3. Memberi alternative pengisian aki, selain menggunakan energi fosil atau listrik.
4. Memberi kontribusi terhadap perkembangan teknologi khususnya bidang elektronika
daya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Pada Bab kedua ini membahas penelitian-penelitian terdahulu dan landasan teori
dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini. Menurut Tjok Gd. Visnu Semara Putra, (2015)
PLTS adalah sebuah pembangkit listrik yang memanfaatkan sinar matahari berupa
radiasi sinar foton matahari yang kemudian akan dikonversikan menjadi energi listrik
melalui sel surya (photovoltaic). Sel surya (photovoltaic) sendiri merupakan suatu
lapisan tipis yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon (Si) murni dan bahan
semikonduktor lainnya. Sinar matahari yang dimanfaatkan oleh PLTS ini akan
memproduksi listrik DC yang dapat dikonversi menjadi listrik AC apabila dibutuhkan.
Dan PLTS ini akan tetap menghasilkan listrik meskipun cuaca mendung selama masih
terdapat cahaya

Rudi Salman, dkk(2013) dengan melakukan penelitian tentang “ analisis


perancangan penggunaan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk
perumahan (solar home system) ”. Penelitian ini menggunakan modul photovoltaic
dengan kapasitas 50 wattpeak. Radiasi matahari rata-rata harian yang didapat sebesar
4,5 kWh/m2 yang akan menghasilkan energi listrik kurang lebih 125 hingga 130 watt-
jam.

Abdul Kadir, (1995) untuk daya yang agak besar, gagasan ini menghadapi
keterbatasan-keterbatasan, yang pada asasnya berdasarkan intensitas energi yang
terkadang dalam seminar surya yang rendah pada saat mencapai permukaan bumi, yang
berjumlah sekitar 100 watt per m2. Daya guna konversi energi radiasi surya menjadi
energi listrik berdasarkan efek photovoltaic pada saat ini sudah mencapai lebih kurang

5
25%. Dengan demikian maka produksi daya listrik yang maksimal dapat dihasilkan
oleh sel surya berjumlah 250 Watt per m2.

Sumber energi listrik sistem ini berasal dari energi matahari yang dihasilkan
oleh photovoltaic 100WP yakni sekitar 5-22Volt. Untuk mendapatkan tegangan 14
Volt pada pengisian baterai/aki.

Dalam penelitian ini, membutuhkan beberapa komponen dan metode


pendukung agar sistem dapat berjalan dengan baik. Komponen yang di butuhkan pada
alat ini adalah Photovoltaic, Buck dan Boost Converter, Aki, Acs712, Sensor tegangan,
LCD 20x4, Relay, Arduino, PWM dan Step down LM2596 penjelasan dari alat ini
antara lain:

2.2 Photovoltaic

Suatu perangkat atau komponen yang dapat mengubah energi cahaya matahari
menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud
dengan Efek Photovoltaic adalah suatu fenomena dimana munculnya tegangan listrik
karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem
padatan atau cairan saat mendapatkan suatu perangkat atau komponen yang dapat
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip
efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah suatu fenomena
dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda
yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya.
Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering disebut juga dengan Sel Photovoltaic
(PV). Efek Photovoltaic ini ditemukan oleh Henri Becquerel pada tahun 1839.

Arus listrik timbul karena adanya energi foton cahaya matahari yang
diterimanya berhasil membebaskan elektron-elektron dalam sambungan
semikonduktor tipe N dan tipe P untuk mengalir. Sama seperti Dioda Foto
(Photodiode), Sel Surya atau Solar Cell ini juga memiliki kaki Positif dan kaki Negatif
yang terhubung ke rangkaian atau perangkat yang memerlukan sumber listrik.

6
Pada dasarnya, Sel Surya merupakan Dioda Foto (Photodiode) yang memiliki
permukaan yang sangat besar. Permukaan luas Sel Surya tersebut menjadikan
perangkat Sel Surya ini lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk dan menghasilkan
Tegangan dan Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto pada umumnya. Contohnya,
sebuah Sel Surya yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon mampu menghasilkan
tegangan setinggi 0,5V dan Arus setinggi 0,1A saat terkena (expose) cahaya matahari.

Gambar 2. 1 Struktur Dasar Sel Surya

Sumber: www.alternative-energy-news.info/technology/solar-power/photo-voltaics/

Prinsip Kerja

Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan Foton.
Ketika terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari tersebut
meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menimbulkan energi yang
cukup besar untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron yang terpisah
dan bermuatan Negatif (-) tersebut akan bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari
material semikonduktor. Atom yang kehilangan Elektron tersebut akan terjadi
kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut dinamakan dengan “hole” dengan
muatan Positif (+).

Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak
sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan Semikonduktor
tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole bersifat Positif dan

7
bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang dinamakan dengan
Semikonduktor tipe P (P-type).

Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan menimbulkan


energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan.
Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole akan bergerak
menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban berupa lampu maupun
perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif (PN Junction) ini, maka
akan menimbulkan Arus Listrik.

Saat ini, telah banyak yang mengaplikasikan perangkat Sel Surya ini ke
berbagai macam penggunaan. Mulai dari sumber listrik untuk Kalkulator, Mainan,
pengisi baterai hingga ke pembangkit listrik dan bahkan sebagai sumber listrik untuk
menggerakan Satelit yang mengorbit Bumi kita.

Rangkaian Seri dan Paralel

Seperti Baterai, Sel Surya juga dapat dirangkai secara Seri maupun Paralel.
Pada umumnya, setiap Sel Surya menghasilkan Tegangan sebesar 0,45 ~ 0,5V dan arus
listrik sebesar 0,1A pada saat menerima sinar cahaya yang terang. Sama halnya dengan
Baterai, Sel Surya yang dirangkai secara Seri akan meningkatkan Tegangan (Voltage)
sedangkan Sel Surya yang dirangkai secara Paralel akan meningkatkan Arus

2.3 Buck-Boost Converter

Buck-Boost Converter merupakan salah satu jenis converter DC-DC. Converter


DC-DC ini berfungsi sebagai perubah tegangan DC-DC. Pada subbab ini akan
dijelaskan mengenai teori buck boost converter, buck converter dan boost converter.

2.3.1 Buck Boost Converter


Buck Boost Konverter sebagai salah satu regulator mode pensaklaran
menghasilkan tegangan keluaran yang lebih kecil atau lebih besar dibanding tegangan
masukannya. Gambar 2.2 adalah rangkaian buck boost secara umum:

8
Gambar 2. 2 Rangkaian Buck Boost Converter
Sumber: www.allaboutcircuits.com/technical-articles/converter-evaluation-and-design/

Prinsip kerja rangkaian ini dibagi menjadi 2 mode. Selama mode 1, transistor
Q1 di-ON-kan dan diode Dm mendapat bias mundur arus input, yang bertambah
mengalir melalui induktor L dan transistor Q1. Selama mode 2, transistor Q1 di-OFF-
kan. Dan arus mengalir melalui inductor L, diteruskan ke C, Dm dan ke beban. Energi
yang tersimpan di dalam inductor L akan ditransfer ke beban. Dan arus induktor akan
berkurang sampai transistor Q1 di-ON-kan lagi pada siklus berikutnya.

Gambar 2. 3 Rangkaian Buck boost Converter Saklar Tertutup

Sumber: www.allaboutcircuits.com/technical-articles/converter-evaluation-and-design/

Pada Gambar 2.3 menunjukkan rangkaian converter buck boost dalam


keadaan mosfet Q1 ON. Hal ini menyebabkan diode bekerja reverse sehingga arus akan
mengalir ke induktor L. Dengan adanya arus yang mengalir ke induktor maka terjadi
pengisian arus pada induktor sehingga arus induktor (IL) naik.

9
Gambar 2. 4 Rangkaian Buck boost Converter Saklar Terbuka
Sumber: www.allaboutcircuits.com/technical-articles/converter-evaluation-and-design/
Pada Gambar 2.4 menunjukkan rangkaian Buck boost Converter dalam
keadaan mosfet Q1 OFF. Hal ini menyebabkan dioda bekerja forward sehingga arus
mengalir L, C, Dm dan beban. Energi yang tersimpan di induktor mengalami
discharging. Konverter Boost-buck menghasilkan tegangan keluaran yang terbalik
tanpa memerlukan trafo dan menghasilkan tegangan keluaran yang lebih rendah
maupun lebih tinggi dari tegangan masukan. Dengan catatan, bila duty cycle PWM
sebagai penyulut switch lebih dari 50%, maka tegangan keluaran akan lebih tinggi dari
tegangan masukan.

2.3.2 Buck Converter


Buck converter berfungsi untuk menghasilkan tegangan output lebih rendah
dari pada tegangan input, atau biasa disebut dengan konverter penurun tegangan (step
down). Konverter ini banyak dimanfaatkan untuk aplikasi pembangkit listrik tenaga
surya dan turbin angin. Rangkaian dasar buck converter dapat dilihat seperti pada
gambar 2.5 Output dari tegangan buck converter selalu lebih rendah atau sama dengan
tegangan input.

10
Gambar 2. 5 Buck Converter
Sumber: www.allaboutcircuits.com/technical-articles/converter-evaluation-and-design/

Pada rangkaian elektronika, terdapat beberapa rate tegangan yang digunakan.


Tegangan yang digunakan dalam rangkaian elektronika dimulai dari 3.3 volt, 5 volt,
12 volt, 18 volt, dan 24 volt. Sebagai contoh, dalam proses pengukuran tegangan Dc,
mikrokontroller hanya mempunyai range pembacaan ADC 0-5V. sedangkan sensor
memiliki range input 0-100V. Untuk menurunkan range 0-100V agar sesuai dengan
pembacaan mikrokontroller, maka digunakan buck converter untuk menyesuaikannya.
Keuntungan buck converter adalah mempunyai efisiensi yang tinggi,
rangkaiannya sederhana, tidak memerlukan transformator, tingkatan stress pada
komponen switch yang rendah, ripple pada tegangan output juga rendah sehingga
penyaring atau filter yang dibutuhkan relatif kecil. Sedangkan kekurangan buck
converter adalah tidak adanya isolasi antara input dan output, hanya satu output yang
dihasilkan, dan tingkat ripple yang tinggi pada arus masukan.
Buck converter yang memiliki nilai efisiensi hingga 95% merupakan pengganti
dari voltage divider yang memilikiefisiensi lebih rendag. Efisiensi tinggi ini didapatkan
karena pada buck converter menggunakan prinsip on-off. Saklar elektronik yang
digunakan hanya akan mengalami 2 kondisi, yaitu saturasi (on) dan cut-off (off).
Dengan efisiensi yang tinggi inilah, buck converter merupakan aplikasi DC-DC
converter yangs sering digunakan.
Terdapat 2 kondisi pada buck converter, yaitu pada kondisi on dan pada kondisi
off. Pada kondisi saklar on, dapat dilihat pada gambar 2.6 dimana diode reverse bias
dan saklar mengalirkan arus dari sumber tegangan ke beban melewati inductor L,

11
sedangkan pada saklar off, dapat dilihat pada gambar 2.7 dimana diode forward bias
dan arus dapat melewatinya.

Gambar 2. 6 Buck Converter Mode Saklar ON


Sumber: Buku Ajar Ari Murtono Politeknik Negeri Malang, 2014

Gambar 2. 7 Buck Converter Mode Saklar OFF


Sumber: Buku Ajar Ari Murtono Politeknik Negeri Malang, 2014

12
Gambar 2. 8 Gelombang Listrik Buck Converter

Sumber: Buku Ajar Ari Murtono Politeknik Negeri Malang, 2014

2.3.3 Boost Converter


Boost converter berfungsi untuk menghasilkan tegangan output yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tegangan input atau biasa disebut dengan converter penaik
tegangan (step up). Converter ini banyak dimanfaatkan pada aplikasi pembangkit listrik
tenaga surya dan turbin angin. Rangkaian dasar boost converter dapat dilihat seperti
pada gambar 2.9 Output dari tegangan boost converter selalu lebih tinggi atau sama
dengan tegangan input.

Gambar 2. 9 Boost Converter


Sumber: www.allaboutcircuits.com/technical-articles/converter-evaluation-and-design/

13
Skema dari converter jenis ini komponen utamanya adalah saklar (elektronik)
diode, inductor, dan capacitor. Boost converter memiliki 2 mode, yaitu mode saklar
on dan mode saklar off. Jika saklar pada kondisi tertutup, arus akan mengalir ke
inductor sehingga menyebabkan energi yang tersimpan di inductor naik. Saat saklar
terbuka, arus inductor akan mengalir menuju beban melewati diode sehingga energi
yang tersimpan di inductor akan turun. Rasio antara tegangan output dan tegangan
input converter sebanding dengan rasio antara periode penyaklaran dan waktu
pembukaan saklar.

Gambar 2. 10 Boost Converter Mode Saklar ON


Sumber: Buku Ajar Ari Murtono Politeknik Negeri Malang, 2014

Gambar 2. 11 Boost Converter Mode Saklar OFF


Sumber: Buku Ajar Ari Murtono Politeknik Negeri Malang, 2014

14
Gambar 2. 12 Gelombang Listrik Boost Converter
Sumber: Buku Ajar Ari Murtono Politeknik Negeri Malang, 2014

2.4 Akumulator (Aki)

Baterai atau aki, atau bisa juga accu adalah sebuah sel listrik dimana di
dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan
efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel, adalah
di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik
(proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia,
pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu
dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel.

Gambar 2. 13 Gambar bentuk AKI


Sumber: https://www.kitapunya.net/2013/12/pengertian-dan-fungsi-baterai-aki.html

15
Pada pengisian aki tersedia 2 mode charger yaitu normal dan fast. Mode normal
menggunakan arus charging ± 1/20 kapasitas, sedangkan mode fast ±1/10 kapasitas
serat tidak over charge (Tegangan cas max 15,5 volt) untuk pengisian aki. Sistem
pengisian baterai tersebut di tujukan untuk menjaga kondisi yang aman sesuai dengan
charging baterai.

2.5 Sensor Arus (ACS 712)

Sensor arus ACS712 adalah perangkat yang mendeteksi arus listrik (AC atau
DC) di kawat, dan menghasilkan sinyal sebanding dengan itu. Sinyal yang dihasilkan
bisa tegangan analog atau arus atau bahkan digital. Hal ini dapat kemudian digunakan
untuk menampilkan arus yang akan diukur dalam ammeter atau dapat disimpan untuk
analisis lebih lanjut dalam sistem akuisisi data atau dapat dimanfaatkan untuk tujuan
kontrol.

Gambar 2. 14 Sensor Arus ACS712


Sumber: https://www.allegromicro.com/~/media/files/datasheets/acs712-datasheet.ashx

2.6 Sensor Tegangan

Modul sensor tegangan adalah suatu sensor yang digunakan untuk mengukur
tegangan DC dari 0 volt sampai maksimal 25 volt. Nilai output dari sensor ini adalah
analog, yang nantinya akan diproses dengan menggunakan pin adc arduino. Modul ini
bekerja berdasarkan prinsip resistive divider, membuat tegangan yang akan dideteksi
berkurang 5x lipat. Tegangan input analog pada Arduino 0-5v, sehingga tegangan
maximum yang dapat dideteksi oleh sensor adalah 5x 5v = 25v. Jika menggunakan

16
sistem tegangan input 3.3v, maka tegangan maximum yang dapat dideteksi adalah
sebesar 5x 3.3v = 16.5v.

Gambar 2. 15 Sensor tegangan


Sumber: http://electricityofdream.blogspot.com/2016/09/tutorial-mengukur-tegangan-
dengan-modul.html

2.7 Liquid Crystal Digital

Liquid Crystal Display atau LCD adalah alat tampilan yang biasa
digunakan untuk menampilkan karakter ASCII sederhana, dan gambar pada alat-alat
digital seperti jam tangan, kalkulator dan lain lain. LCD merupakan sebuah modul yang
digunakan untuk menampilkan data.

Gambar 2. 16 LCD 20x4


Sumber: digilib.unila.ac.id/6405/17/BAB%20II.pdf

Salah satu jenis LCD adalah LM004L merupakan modul LCD dengan tampilan
20x4 (20 kolom x 4 baris) dengan konsumsi daya rendah. Modul LCD terdiri dari
sejumlah memori yang digunakan untuk display. Semua teks yang kita tuliskan ke
modul LCD disimpan dalam memori dan modul LCD secara berurutan membaca
memori untuk menampilkan teks ke modul LCD. Alamat awal karakter adalah 00H

17
dan alamat akhir adalah 39H untuk baris pertama. Jadi, alamat awal pada baris kedua
dimulai dari 40H. Jika ingin meletakkan suatu karakter pada baris kedua kolom
pertama, maka harus diatur pada alamat 40H. Jadi meskipun LCD yang digunakan
2x16 atau 2x24 atau bahkan 2x40, maka penulisan programnya sama saja.

2.8 Relay

Relay adalah komponen elektronika yang berupa saklar atau switch elektrik
yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga biasa disebut sebagai komponen
electromechanical yang terdiri dari dua bagian utama yaitu coil atau elektromagnet dan
kontak saklar atau mekanikal.

Komponen relay menggunakan prinsip elektromagnetik sebagai penggerak


kontak saklar, sehingga dengan menggunakan Sumber arus listrik yang kecil atau low
power, dapat menghantarkan arus listrik yang yang memiliki tegangan lebih tinggi.
Berikut adalah gambar dan juga simbol dari komponen relay.

Gambar 2. 17 Struktur dan gambar Relay


Sumber: https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/

2.9 Arduino Uno

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip.


Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori
program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Arduino Uno adalah sebuah
board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino memiliki 14 pin

18
input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input,
crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset.
Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer.
Arduino UNO memuat semua yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler,
mudah menghubungkannya ke sebuah computer dengan sebuah kabel USB atau
mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan baterai untuk
memulainya.

Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino UNO
tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur
Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram sebagai sebuah pengubah
USB ke serial. Revisi 2 dari board Arduino Uno mempunyai sebuah resistor yang
menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang membuatnya lebih mudah untuk diletakkan
ke dalam DFU mode. Revisi 3 dari board Arduino UNO memiliki fitur-fitur baru
sebagai berikut:

 Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru
lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang memungkinkan shield-
shield untuk menyesuaikan tegangan yang disediakan dari board. Untuk ke depannya,
shield akan dijadikan kompatibel/cocok dengan board yang menggunakan AVR yang
beroperasi dengan tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan
tegangan 3.3V.
 Sirkit RESET yang lebih kuat
 Atmega 16U2 menggantikan 8U2

19
Gambar 2. 18 Arduino Uno
Sumber: tobuku.com/docs/Arduino-Pengenalan.pdf

Tabel 2. 1 Arsitektur Arduino Uno


Mikrokontroler ATmega328

Operasi tegangan 5Volt

Input tegangan disarankan 7-11Volt

Input tegangan batas 6-20Volt

Pin I/O digital 14 (6 bisa untuk PWM)

Pin Analog 6

Arus DC tiap pin I/O 50mA

Arus DC ketika 3.3V 50mA

Memori flash 32 KB (ATmega328) dan 0,5 KB digunakan oleh bootloader

SRAM 2 KB (ATmega328)

EEPROM 1 KB (ATmega328)

Kecepatan clock 16 MHz

Sumber: tobuku.com/docs/Arduino-Pengenalan.pdf

20
2.10 Pulse Width Modulation (PWM)

Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara


memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dalam pulsa dalam suatu perioda, untuk
mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda. Sinyal PWM pada umumnya memiliki
amplitude dan frekuensi dasar yang tetap, namun memiliki pulsa yang bervariasi. Lebar
pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitude sinyal asli yang belum termodulasi.
Artinya, sinyal PWM memiliki feekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle
bervariasi (antara 0% hingga 100%).

Gambar 2. 19 Sinyal PWM dan rumus perhitungannya


Sumber: achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/andri_mz-
Pulse%20Width%20Modulation%20(PWM).pdf

PWM merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan signal analog dari
sebuah piranti digital. Sebenarnya, signal PWM dapat dibangkitkan dengan banyak
cara, dapat menggunakan metode analog dengan menggunakan rangkaian op-amp atau
dengan menggunakan metode digital. Dengan menggunakan metode analog, maka
setiap perubahan PWM-nya akan sangat halus, sedangkan menggunakan metode
digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi dari PWM itu sendiri.
Resoludi adalah jumlah variasi perubahan nilai dalam PWM tersebut.
Misalkan suatu PWM memiliki resoulsi 8 bit berarti PWM ini memiliki variasi
perubahan sebanyak 28=256. Jika variasi dimulai dari angka 0 maka nilainya akan

21
sampai 255 dengan perubahan nilai yang mewakili duty cycle 0-100% dari keluaran
PWM tersebut.

Gambar 2. 20 Pulsa PWM


Sumber: achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/andri_mz-
Pulse%20Width%20Modulation%20(PWM).pdf

Dengan cara mengatur lebar pulsa ‘on’ dan ‘off’ dalam satu perioda gelombang
melalui pemberian besar sinyal referensi output dari suatu PWM akan didapat duty
cycle yang diinginkan. Duty cycle dari pwm dapat dinyatakan sebagai:
𝑡𝑜𝑛
𝐷𝑢𝑡𝑦 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 = 𝑡𝑜𝑛+𝑡𝑜𝑓𝑓 𝑥 100% (2.1)

Duty cycle 100% berarti sinyal tegangan dilewatkan seluruhnya. Jika tegangan
catu daya 100V, maka beban akan mendapatkan tegangan 100V. Pada duty cycle,
tegangan pada beban hanya akan diberikan 50% dari total tegangan yang ada. Begitu
seterusnya.
Untuk melakukan perhitungan pengontrolan tegangan output pada beban
dengan metode PWM cukup sederhana sebagaimana dapat dilihat pada gambar

22
Gambar 2. 21 Pengontrolan Tegangan Pulsa PWM
Sumber: achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/andri_mz-
Pulse%20Width%20Modulation%20(PWM).pdf

Dengan menghitung duty cycle yang diberikan, akan didapatkan tegangan output
yang dihasilkan, sesuai dengan rumus yang telah dijelaskan pada gambar.
𝑎
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒 = 𝑥 𝑉𝑓𝑢𝑙𝑙 (2.2)
𝑎+𝑏

Average Voltage merupakan tegangan output pada motor yang dikontrol oleh
sinyal PWM dengan a adalah nilai duty cycle saat kondisi sinyal ‘on’ dan b adalah nilai
duty cycle saat kondisi sinyal ‘off’. Vfull adalah tegangan maksimum pada beban.
Dengan menggunakan persamaan maka akan didapatkan tegangan output sesuai
dengan sinyal kontrol PWM yang dibangkitkan.

2.11 Modul catu daya Step down LM2596

Modul regulator LM2596 adalah suatu regulator yang berfungsi untuk


menurunkan tegangan (step down). Regulator ini mampu mengeluarkan arus
maksimal 3 A, dengan daya input 3.5 V sampai 40 V, dan daya output 1.2 V sampai
37 V. Range tegangan input minimal 1.5 V lebih besar dari tegangan input. Dalam
rangkaian ini, catu daya menggunakan modul regulator LM2596S, regulator tersebut
digunakan untuk menurunkan tegangan dari battery aki atau dari photovoltaic
menjadi tegangan 12 V yang dapat digunakan sebagai input arduino.

Gambar 2. 22 Modul regulator LM2596


Sumber: https://mikroavr.com/rangkaian-regulator-lm2596-lm2576/

23
BAB III
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab ini meliputi metodologi penelitian yang digunakan, serta perancangan


mekanik, perancangan elektrik, perancangan software, dan perancangan kontrol.

3.1 Metode perancangan

Metode perancangan dari penelitian ini diawali dengan studi literature, yang
meliputi pencarian referensi atau literature dari beberapa sumber untuk mendapat
pengetahuan yang berhubungan dengan alat yang akan dirancang. Setelah mengetahui
alat apa saja yang dibutuhkan, dilakukan perancangan panel surya dan pengujian
sistem. Jika sistem sudah sesuai maka akan dilakukan tahap pengambilan data, analisa,
dan penarikan kesimpulan serta dilanjutkan dengan pembuatan laporan perancangan
dalam masalah ini.

24
Gambar 3. 1 Flowchart Metode Perancangan

3.2 Studi Pustaka

Studi Pustaka merupakan salah satu tahapan dalam penelitian yang dilakukan
untuk mengumpulkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, serta
mempelajari literatur-literatur yang ada sebagai acuan dasar teori dalam penelitian

25
mengenai charge controller, buck-boost converter, dan metode kontrol. Selain itu,
studi pustaka juga dilakukan dengan mempelajari teori dari berbagai jurnal maupun
buku-buku yang berhubungan dengan penelitian, serta sensor-sensor dan komponen-
komponen elektrik yang akan digunakan seperti sensor arus, sensor tegangan, LCD,
dan arduino.

3.3 Metode penelitian

Metode penelitian yang dilakukan secara eksperimental (teknik observasi)


dengan melakukan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang nampak pada
objek penelitian. Penerimaan eksperimen adalah suatu penelitian yang didalamnya
ditemukan minimal satu variable yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan
sebab-akibat.

3.4 Penentuan Variabel

Dalam sebuah penelitian terdapat bebrapa macam variabel yang dijadikan


acuan dalam pengambilan data, dan analisa. Variabel ini merupakan segala komponen
yang digunakan peneliti untuk dianalisa agar mendapatkan hasil nilai yang diharapkan.
Pada penelitian ini, terdapat dua jenis variable yang digunakan untuk mendukung
analisa penelitian, antara lain:
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang perubahan nilainya dapat mempengaruhi nilai
variabel lain, dimana pada penelitian ini variabel bebasnya adalah setpoint, tegangan
photovoltaic.
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya berubah-ubah tergantung pada variabel
lain, dimana pada penelitian ini variabel terikatnya adalah cahaya matahari.

26
3.5 Pengumpulan Data

Pengujian hasil penelitian ini dilakukan dengan cara implememtasi pada sistem,
pengujian dilakukan dengan cara menguji sistem secara langsung apakah sesuai dengan
yang diharapkan. Ketika hasil pengujian belum sesuai dengan sistem yang diharapkan
maka perlu dilakukan pengecekan kembali agar sistem berjalan dengan sesuai.

3.6 Analisa Data

Dari data hasil metode penelitian yang didapat selanjutnya akan dilakukan
pengujian secara teori, kemudian dibandingkan dengan hasil pengujian data sehingga
akan diketahui seberapa besar persentase error teori dengan kondisi aktual dari sistem
kontrol yang dibangun, serta dari data yang didapat seberapa akurat data yang didapat
dengan setpoint yang telah ditentukan sebelumnya. Pada penelitian ini, analisa yang
dilakukan adalah:
 Pengaruh nilai PWM terhadap tegangan output buck boost converter.
3.7 Blok Diagram Sistem

Gambar 3. 2 Blok Diagram Sistem

27
Gambar 3.2 menunujukkan blok diagram sistem yang terdiri dari Photovoltaic,
Bidirectional Buck Boost Converter, Sensor Arus, Sensor Tegangan, Arduino, Driver
Mosfet, Aki, Relay, Regulator Tegangan, Push Button, LCD, dan lampu DC sebagai
beban akhir. Photovoltaic mengkonversi cahaya matahari menjadi tegangan dan arus
searah (DC). Arus dan tegangan dari Photovoltaic disensor oleh Sensor Arus dan
Sensor Tegangan kemudian diolah oleh Arduino. Keluaran Arduino berupa sinyal
PWM digunakan untuk Bidirectional Buck Boost Converter melalui Driver Mosfet.
Driver Mosfet berfungsi untuk menyesuaikan keluaran tegangan dari arduino menjadi
tegangan 12Volt sesuai dengan kebutuhan dari Mosfet. Keluaran dari Bidirectional
Buck Boost Converter digunakan untuk pengisian Aki. Arus dan Tegangan dari Aki
akan disensor oleh Sensor Arus dan Sensor Tegangan kemudian diolah oleh Arduino.
Arduino befungsi untuk mengatur Tegangan masukan pada Aki konstan sebesar 14 V
melalui pengaturan Duty Cycle pada sinyal PWM. Besarnya Duty Cycle ditentukan
berdasarkan Tegangan keluaran Photovoltaic dan Tegangan keluaran pada Aki. Hasil
pengolahan Sensor akan ditampilkan pada LCD oleh arduino. Push Button difungsikan
sebagai inputan untuk mengaktifkan relay, yang berfungsi untuk memutus dan
menyambungkan daya ke beban lampu DC. Regulator Tegangan Step Down LM2596
berfungsi untuk mengubah tegangan dari photovoltaic dan aki agar stabil 5V untuk
supply arduino.

3.8 Prinsip Kerja Alat

Prinsip kerja dari penelitian ini adalah untuk mengatur tegangan output dari
photovoltaic agar menjadi stabil dengan menggunakan buck-boost converter. Buck
Boost converter ini dipilih karena mampu menyesuaikan tegangan output sesuai
dengan yang diharapkan dari tegangan input yang diterima. Tegangan output
photovoltaic yang diterima kemudian diproses oleh arduino uno untuk menentukan
nilai pwm yang sesuai dengan tegangan yang diterima. Nilai pwm ini digunakan untuk
mengetahui daerah kerja dari Buck Boost Converter. Kemudian, Buck Boost Converter

28
akan bekerja untuk mengatur tegangan output agar stabil sesuai dengan setpoint yang
diharapkan.

3.9 Spesifikasi Alat

3.9.1 Perancangan Mekanik


Pada perancangan mekanik penelitian ini, bahan yang digunakan adalah plat
besi sebagai kerangka dari panel surya. Plat besi dipilih karena mampu menahan beban
dari panel surya, dan plat besi juga sebagai box control dari charge controller agar
aman dari percikan air yang mungkin dapat merusak sistem. Policarbonate x-lite
digunakan untuk atap dan dinding greenhouse yang berfungsi agar cahaya matahari
bisa masuk ke dalam greenhouse.

3.9.1.1 Perancangan Greenhouse Untuk Photovoltaic


Frame photovoltaic dibuat dari plat besi karena plat besi mampu
menopang berat photovoltaic dengan berat mencapai 10kg. Photovoltaic yang
digunakan dalam penelitian ini adalah panel surya jenis polycrystalline 100WP
dengan berat 8kg. Panel surya 100 WP memiliki ukuran 105 x 68 x 3 cm.
Sedangkan frame greenhouse untuk photovoltaic dirancang dengan tinggi 100
cm dan lebar 125cm dan atap menyesuaikan ukuran dari photovoltaic.

Gambar 3. 3 Desain Mekanik Photovoltaic Greenhouse

29
Gambar 3. 4 Mekanik Photovoltaic Greenhouse
3.9.1.2 Perancangan Box charge chontroller
Box Charge Controller terbuat dari plat besi dengan ukuran sebesar 25
x 20 x 20 cm. bahan plat besi dipilih karena dapat melindungi sistem dari air.
Gambar dari box charge controller ditunjukkkan pada gambar 3.5.

Gambar 3. 5 Desain Box Controller

Gambar 3. 6 Box Controller

30
3.9.2 Perancangan Elektrik
Pada bagian perancangan elektrik, rangkaian-rangkaian yang dibutuhkan dalam
penelitian ini diantaranya adalah driver mosfet, modul dc-dc stepdown, LCD 20x4,
rangkaian buck-boost converter, dan lain-lain.

3.9.2.1 Spesifikasi Elektrik


1. Sumber Tegangan = Panel Surya 100WP
2. Tegangan Kerja
a. Mikrokontroller = 5V
b. Buck Boost Converter = 5V-22V
3. Sensor = Sensor Arus, Sensor Tegangan
4. Processor = Arduino Uno
5. Display = LCD 20x4

3.9.2.2 Perancangan Modul Sensor Tegangan

Dalam pembacaan tegangan panel surya oleh ADC mikrokontroller


diperlukan sebuah sensor yang dapat menurunkan tegangan menjadi tegangan
yang dibutuhkan oleh ADC mikrokontroller, namun tetap dapat mewakili nilai
tegangan asli. Oleh karena itu, digunakan prinsip dasar rangkaian listrik voltage
divider atau pembagi tegangan untuk menurunkan tegangan pada panel surya
yang kemudian masuk ke ADC mikrokontroller.
Modul Sensor tegangan ini memiliki range tegangan input sebesar 0-25
volt. Hal ini sesuai dengan range dari tegangan output panel surya yang akan
terdeteksi. Sedangkan range tegangan sensor adalah 0-5 volt dengan
disesuaikan pada tegangan yang dibutuhkan ADC mikrokontroller.

31
Gambar 3. 7 Rangkaian Modul Sensor Tegangan Panel Surya

Perhitungan dari nilai resistor yang digunakan pada rangkaian


modul sensor tegangan ditunjukkan pada persamaan 3.1
𝑅2
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑥 𝑉𝑖𝑛 (3.1)
𝑅1+𝑅2
𝑅2
5= 𝑥 25
𝑅1+𝑅2

5𝑅1 + 5𝑅2 = 25𝑅2


5𝑅1 = 20𝑅2
Jika R1=30k,
5 𝑥 30𝑘
𝑅2 = 20

𝑅2 = 7k5

3.9.2.3 Perancangan Modul Sensor Arus ACS 712


Sensor arus yang digunakan berupa modul sensor arus ACS712 yang
memiliki kegunaan untuk mendeteksi besar arus yang mengalir lewat blok
terminal.
Modul Sensor Arus ACS712 dapat mendeteksi arus hingga 30A dan
sinyal arus ini dapat dibaca melalui analog IO port Arduino, Produk tersedia
dipasaran untuk modul ini adalah 30A, 20A, 5A. Untuk perancangan
menggunakan ACS712 20A. Sensor arus ACS712 dapat mengukur arus positif
dan negatif dengan kisaran -20A sampai 20A. Sensor ini memelukan suplay
daya sebesar 5V. Untuk membaca nilai tengah (nol Ampere) tegangan sensor

32
diset pada 2.5V yaitu setengah kali tegangan sumber daya VCC = 5V. Tingkat
perubahan tegangan berkorelasi linear terhadap besar arus sebesar 100
mV/Ampere.

Gambar 3. 8 Perancangan Modul Sensor Arus ACS 712


3.9.2.4 Perancangan Modul Regulator Step down LM2596
Tegangan dari baterai akan dihubungkan ke modul penurun tegangan
sehingga modul penurun tegangan LM2596 dapat menghasilkan tegangan
ideal yang dibutuhkan untuk disuplai ke beberapa rangkaian elektronik. Modul
stepdown LM5296 terdiri atas beberapa komponen yang saling terintegrasi.
Rangkaian Modul stepdown LM5296 dapat dilihat pada gambar.

Gambar 3. 9 Perancangan Modul Regulator Step down LM2596


Sumber: Datasheet Regulator Step down LM2596

33
3.9.2.5 Perancangan Relay
Rangkaian relay ini berfungsi sebagai selector On Off rangkaian dan
aki. Relay ini akan aktif jika diberi driver. Relay yang digunakan adalah SPDT
5V.

Gambar 3. 10 Rangkaian Relay Selector


Berdasarkan datasheet arduino, tegangan output dari arduino adalah
Varduino = 5V, sedangkan pada datasheet optocoupler PC817 dengan tegangan
Vf maks = 1.4V dan If = 20mA, maka nilai R1 yang digunakan dapat dilihat
pada persamaan
𝑉𝑎𝑟𝑑𝑢𝑖𝑛𝑜−𝑉𝑓
𝑅1 = (3.2)
𝐼𝑓
5−1.4𝑣
𝑅1 = 20𝑚𝐴

𝑅1 = 180 𝑜ℎ𝑚
Sedangkan untuk perhitungan nilai R2, dengan tegangan VCC 5V
output Ic dari optocoupler menurut datasheet adalah sebesar 50mA, sehingga
𝑉𝑐𝑐
𝑅2 = (3.3)
𝐼𝑐
5
𝑅2 = 5𝑚𝐴

𝑅2 = 100 𝑜ℎ𝑚

34
3.9.2.6 Perancangan Bidirectional Buck Boost Converter
Buck Boost Converter adalah salah satu regulator mode pensaklaran
yang menghasilkan tegangan output lebih kecil atau lebih besar daripada
tegangan input yang dihasilkan. Pada saat tegangan output dari photovoltaic
lebih dari 14V maka buck converter akan bekerja. Pada saat tegangan output
photovoltaic kurang dari 14V maka boost converter yang akan bekerja.

Gambar 3. 11 Rangkaian Sederhana Bidirectional Buck Boost converter


Perhitungan dari komponen yang digunakan pada rangkaian
bidirectional buck boost converter adalah sebagai berikut:

a. Duty Cycle buck


𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑥 𝜂
𝐷= (3.4)
𝑉𝑖𝑛𝑚𝑎𝑥
14 𝑥 75%
𝐷= 22

𝐷 = 0.48
b. Inductor Selection buck
𝑉𝑖𝑛𝑚𝑖𝑛2 (𝑉𝑜𝑢𝑡−𝑉𝑖𝑛𝑚𝑖𝑛)
𝐿 > 𝐾𝑖𝑛𝑑 𝑥 𝐹𝑠𝑤 𝑥 𝐼𝑜𝑢𝑡 𝑥 𝑉𝑜𝑢𝑡 2 (3.5)
72 (14−7)
𝐿>
0.2 𝑥 31𝑘 𝑥 3.1 𝑥 142

𝐿 > 91𝜇𝐹
c. Maximum Switch Current buck
𝑉𝑖𝑛𝑚𝑖𝑛−𝐷𝑏𝑜𝑜𝑠𝑡
𝛥𝐼𝑚𝑎𝑥 = (3.6)
𝐹𝑠𝑤 𝑥 𝐿
7−0.63
𝛥𝐼𝑚𝑎𝑥 = 31𝑘 𝑥 91𝜇𝐹

𝛥𝐼𝑚𝑎𝑥 = 1.56𝐴

35
𝛥𝐼𝑚𝑎𝑥 𝐼𝑜𝑢𝑡
𝐼𝑠𝑤𝑚𝑎𝑥 = + 1−𝐷𝑏𝑜𝑜𝑠𝑡
2
1.56 3.1
𝐼𝑠𝑤𝑚𝑎𝑥 = + 1−0.63
2

𝐼𝑠𝑤𝑚𝑎𝑥 = 3.15𝐴
d. Capacitor Selection buck
𝐼𝑜𝑢𝑡 𝑥 𝐷𝑏𝑜𝑜𝑠𝑡
𝐶 > 𝐹𝑠𝑤 𝑥 𝑣𝑜𝑢𝑡 𝑟𝑖𝑝𝑝𝑙𝑒 (3.7)
3.1 𝑥 0.63
𝐶> 31𝑘 𝑥 0.2

𝐶 > 210𝜇𝐹
e. Duty Cycle boost
𝑉𝑖𝑛𝑚𝑖𝑛 𝑥 𝜂
𝐷 =1− (3.8)
𝑉𝑜𝑢𝑡
7 𝑥 75%
𝐷 =1− 14

𝐷 = 0.63
f. Inductor Selection boost
𝑉𝑜𝑢𝑡 (𝑉𝑖𝑛𝑚𝑎𝑥−𝑉𝑜𝑢𝑡)
𝐿 > 𝐾𝑖𝑛𝑑 𝑥 𝐹𝑠𝑤 𝑥 𝑉𝑖𝑛𝑚𝑎𝑥 𝑥 𝐼𝑜𝑢𝑡 (3.9)
14 (22−14)
𝐿 > 0.2 𝑥 31𝑘 𝑥 22 𝑥 3.1

𝐿 > 124𝜇H
g. Maximum Switch Current boost
(𝑉𝑖𝑛𝑚𝑎𝑥−𝑉𝑜𝑢𝑡)𝐷𝑏𝑢𝑐𝑘
𝛥𝐼𝑚𝑎𝑥 = (3.10)
𝐹𝑠𝑤 𝑥 𝐿
(22−14.2)0.48
𝛥𝐼𝑚𝑎𝑥 = 31𝑘 𝑥 250𝜇𝐹

𝛥𝐼𝑚𝑎𝑥 = 0.483𝐴
𝛥𝐼𝑚𝑎𝑥
𝐼𝑠𝑤𝑚𝑎𝑥 = + 𝐼𝑜𝑢𝑡
2
0.483
𝐼𝑠𝑤𝑚𝑎𝑥 = + 3.1
2

𝐼𝑠𝑤𝑚𝑎𝑥 = 3.34𝐴
h. Capacitor Selection boost
𝐾𝑖𝑛𝑑 𝑥 𝐼𝑜𝑢𝑡
𝐶 > 8 𝑥 𝐹𝑠𝑤 𝑥 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑟𝑖𝑝𝑝𝑙𝑒 (3.11)

36
0.2 𝑥 3.1
𝐶 > 8 𝑥 31𝑘 𝑥 0.2

𝐶 > 125𝜇𝐹
Untuk Menyempurnakan kinerja bidirectional Buck Boost Converter
diperlukan Driver IR2110 agar dapat bekerja secara maksimal. Berikut
rangkaiannya:

Gambar 3. 12 Rangkaian Driver IR2110


Sumber: Datasheet IR2110

Gambar 3. 13 Rangkaian Keseluruhan Bidirectional dengan Driver Mosfet

Penggunaan Mosfet sebagai device switching terkontrol dikarenakan


mosfet mempunyai kemampuan switching frekuensi tinggi. Sehingga

37
perancangan Bidirectional Buck Boost converter ini menggunakan mosfet
IRF540.

3.9.2.7 Perancangan LCD 20x4


Perancangan LCD 20x4 digunakan untuk menampilkan pembacaan
sensor tegangan, sensor arus dan PWM buck boost converter. Pin LCD 20x4
akan terhubung dengan pin Arduino uno. Potensiometer pada rangkaian LCD
digunakan untuk mengatur kontras layar LCD.

Gambar 3. 14 Desain Driver LCD

3.9.2.8 Perancangan Arduino


Pada rangkaian ini menggambarkan keseluruhan program yang
dirancang untuk Sensor tegangan, Sensor Arus ACS712, PWM Buck, PWM
Boost dan LCD.

Dari gambar 3.15 dibawah menunjukkan perancangan Arduino yang


terdiri dari Sensor tegangan, Sensor Arus ACS712, PWM Buck Boost dan
LCD. Penggunaan Pin Arduino ditunjukkan pada Tabel 3.1.

38
Gambar 3. 15 Perancangan PIN pada Arduino
Tabel 3. 1 Penggunaan PIN pada Arduino
PIN 3 PWM Mode Boost
PIN 4 D7 LCD
PIN 5 D6 LCD
PIN 6 D5 LCD
PIN 7 D4 LCD
PIN 8 PUSH BUTTON
PIN 11 PWM Mode Buck
PIN 12 LCD E
PIN 13 LCD RS
PIN A0 Sensor Tegangan (Vin)
PIN A1 Sensor Tegangan (Vout)
PIN A2 Sensor Arus (Iin)
PIN A3 Sensor Arus (Iout)

39
3.9.3 Perancangan Software Arduino
Gambar 3.16 menunjukkan Perancangan Software yang ditanamkan pada
Arduino. Pemograman Arduino menggunakan Bahasa C.

40
Gambar 3. 16 Flowchart Software

BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA

41
4.1 Tujuan Pengujian

Pengujian disini bertujuan untuk memperoleh data-data spesifik yang


menunjukkan kesesuaian kinerja alat yang telah dibuat dengan perancangan awal. Dari
data-data tersebut akan diamati kesesuaiannya dengan teori dan rancangan awal apakah
sudah sesuai dengan perhitungan. Dengan begitu, dapat diidentifikasi letak kesalahan
alat dengan tepat dan cepat sehingga dapat dilakukan proses perbaikan. Pengujian alat
disini mencakup keseluruhan sistem sehingga dapat dipastikan alat bekerja dengan baik
sesuai dengan perancangan. Perbedaan hasil teori dengan hasil pengukuran alat akan
menimbulkan nilai error, dimana nilai error ini dapat diperoleh seperti yang
ditunjukkan pada persamaan 4.1
𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊−𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒖𝒌𝒖𝒓
𝒆𝒓𝒓𝒐𝒓 = 𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊
𝒙 𝟏𝟎𝟎% (4.1)

4.2 Pengujian LCD 20x4

Pengujian pertama yang dilakukan adalah pengujian terhadap LCD 20x4.


Pengujian ini dilakukan untuk memastikan apakah LCD dapat menampilkan informasi
yang telah diinputkan kedalam program agar dapat dengan mudah mengetahui
informasi data pada program yang telah dieksekusi.
Peralatan yang dibutuhkan dalam melakukan pengujian LCD 20x4 diantaranya
adalah LCD 20x4, arduino uno, dan kabel header. Prosedur dalam pengujian LCD 20x4
adalah sebagai berikut:
 Menyiapkan rangkaian LCD 20x4
 Menghubungkan LCD 20x4 dengan arduino uno
 Mendownload program LCD 20x4 kedalam arduino uno
Melihat tampilan LCD

42
Gambar 4. 1 Tampilan LCD

Berikut merupakan listing program dari LCD 20x4.

#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7);


void setup(){
lcd.begin(20, 4); //ukuran lcd
Serial.begin(9600);
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print("TA 2018");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("AHMAD ZAINUR ROHMAN");
lcd.setCursor(3,2);
lcd.print("LABIB FARIS A.");
delay(2000);
lcd.clear();
}

43
4.3 Pengujian Photovoltaic

Pengujian panel surya ini dilakukan agar dapat mengetahui tegangan dan arus
yang dihasilkan oleh panel surya dibawah sinar matahari. Pengukuran tegangan dan
arus panel surya ini diukur menggunakan multimeter dengan beban aki 7Ah pada waktu
yang berbeda-beda. Gambar di bawah merupakan metode pengukuran tegangan dan
arus pada panel surya tanpa beban.

PANEL
V
SURYA

Gambar 4. 2 Metode Pengukuran Tegangan dan Arus tanpa Beban


Peralatan yang digunakan pada saat pengujian diantaranya adalah panel surya
100WP, avometer digital, dan kabel connector. Prosedur dari pengujian tegangan dan
arus panel surya adalah sebagai berikut:

 Memasang kabel connector pada panel surya


 Meletakkan panel surya dibawah sinar matahari dengan arah menghadap matahari.
 Untuk pengukuran tegangan tenpa beban ataupun menggunakan beban dilakukan
dengan mengatur skala avometer pada volt meter kemudian menghubungkan kabel
positif (+) panel surya dengan kabel positif (+) avometer, dan kabel negative (-) panel
surya dengan kabel negative (-) avometer
 Untuk pengukuran arus tanpa beban, mengatur skala avometer pada ampere meter
kemudian menghubungkan kabel positif (+) panel surya dengan kabel positif (+)
avometer, kabel negative (-) avometer dengan kabel negatif (-) panel surya.
 Mengamati nilai tegangan dan arus yang terbaca pada avometer kemudian mencatat
hasil pengujian.
Setelah melakukan pengujian tegangan dan arus panel surya, data yang
diperoleh dapat ditunjukkan pada tabel

44
Tabel 4. 1 Pengujian Tegangan dan Arus Panel Surya 100WP Short Circuit

Tanpa Beban
Waktu
Tegangan Output Arus Output

8:00 19.22 volt 0,98 ampere

8:30 19.83 volt 1,00 ampere

9:00 19.90 volt 1,08 ampere

9:30 19.20 volt 1,30 ampere

10:00 19.50 volt 1,81 ampere

10:30 20.00 volt 2,30 ampere

11:00 20.00 volt 3,12 ampere

11:30 20.01 volt 3,99 ampere

12:00 19.50 volt 5,02 ampere

12:30 19.60 volt 4,50 ampere

13:00 20.10 volt 3.60 ampere

13:30 20.00 volt 3,30 ampere

14:00 20.00 volt 2,40 ampere

14:30 20.00 volt 2,30 ampere

15:00 19.83 volt 1,06 ampere

15:30 19.52 volt 0,61 ampere

16:00 19.40 volt 0,59 ampere

16:30 17.50 volt 0.10 ampere

45
17:00 16.80 volt 0,06 ampere

17:30 10.48 volt 0,02 ampere

18:00 1,50 volt 0,00 ampere

Grafik Tegangan dan Arus Panel Surya


25
20
15
10
5
0
0:00 4:48 9:36 14:24 19:12

Volt Current

Gambar 4. 3 Grafik Tegangan dan Arus Panel Surya Short Circuit

4.4 Pengujian Sensor Tegangan

Pembagi tegangan digunakan untuk mengetahui nilai tegangan di suatu titik,


dimana pada rangkaian pembagi tegangan ini digunakan 2 buah resistor yang dirangkai
secara seri. Tujuan dari pengujian pembagi tegangan ini adalah untuk mengetahui
apakah hasil Vout maksimum yang dihasilkan mencapai 5V, karena tegangan yang
dapat diolah oleh ADC mikrokontroller adalah sebesar 5V.

Prosedur pada pengujian rangkaian pembagi tegangan adalah sebagai berikut:

 Menghubungkan rangkaian pembagi tegangan dengan power supply


 Merubah-ubah tegangan input power supply
 Mengukur tegangan output pembagi tegangan dengan avometer
 Mencatat hasil pengukuran tegangan output

46
Setelah melakukan pengujian pembagi tegangan, data yang diperoleh dapat
ditunjukkan pada tabel

Tabel 4. 2 Pengujian Sensor Tegangan

No V Input V out Praktek V out Teori Error Error (%)


1 0 0 0 0 0.00%
2 4 0.832 0.85039 0.0216296 2.16%
3 8 1.664 1.70079 0.0216296 2.16%
4 12 2.496 2.55118 0.0216296 2.16%
5 16 3.33 3.40157 0.0210417 2.10%
6 20 4.16 4.25197 0.0216296 2.16%
7 23 4.79 4.88976 0.0204026 2.04%

Grafik Pengujian Sensor Tegangan Baterai


6

0
0 5 10 15 20 25

Vout Praktek Vout Teori

Gambar 4. 4 Grafik Pengujian Sensor Tegangan

4.5 Pengujian Sensor Arus ACS712

Sensor arus yang digunakan pada penelitian ini adalah sensor arus ACS712 20A
karena arus yang mampu diberikan oleh panel surya 100WP adalah sebesar 3A. tujuan
dari pengujian sensor arus ACS712 ini adalah untuk mengetahui apakah sensor yang
digunakan sudah sesuai dengan yang ditampilkan sehingga terjadi perbedaan nilai error
yang sesuai dalam toleransi yang diperbolehkan. Tabel merupakan hasil pengujian

47
sensor arus yang telah dilakukan. Listing program yang digunakan adalah sebagai
berikut:

void setup() {

Serial.begin(9600);

void loop() {

float average = 0;

for(int i = 0; i < 1000; i++) {

// average = average + (.0264 * analogRead(A0) -13.51);//for the 5A mode,

average = average + (.049 * analogRead(A0) -25);// for 20A mode

// average = average + (.742 * analogRead(A0) -37.8);// for 30A mode

delay(1);

Serial.print("Current :");

Serial.print(average/1000);

Serial.println("A");

Tabel 4. 3 Hasil Pembacaan Sensor Arus ACS712

No I out Praktek I out Terbaca Error Error (%)

1 0.1 0.1 0 0%

2 0.3 0.3 0 0%

3 0.5 0.5 0 0%

48
4 0.7 0.72 0.028 2.8%

5 0.9 0.92 0.022 2.2%

6 1,1 1,12 0.018 1.8%

7 1,3 1,32 0.015 1.5%

8 1,45 1,46 0.006 0.6%

Grafik Pengujian Sensor Arus ACS 712


1.5

0.5

0
1 I2Input AVOMETER
3 4 I Output5 LCD 6

Gambar 4. 5 Grafik Pengujian Sensor Arus 712

4.6 Pengujian PWM

Pada pengujian buck boost converter ini bertujuan untuk menguji rangkaian
buck boost converter yang telah dirangkai apakah dapat bekerja dengan baik sesuai
fungsi masing-masing sebagai rangkaian buck atau penurun tegangan output panel
surya ataupun rangkaian boost atau penaik tegangan output panel surya. Peralatan yang
dibutuhkan dalam melakukan pengujian PWM dari rangkaian buck boost converter
adalah rangkaian buck boost converter, power supply, arduino, dan avometer. Prosedur
pada pengujian kali ini adalah sebagai berikut:
 Mempersiapkan rangkaian dan peralatan yang dibutuhkan
 Mendownload program PWM pada arduino
 Menghubungkan arduino dengan rangkaian buck boost converter

49
 Menghubungkan Avometer pada terminal output rangkaian
 Mengatur nilai PWM agar rangkaian menghasilkan tegangan output 14 volt

Tabel 4. 4 Hasil Pengujian PWM Buck Boost Converter dengan beban aki 12V/7Ah
No Vin Mode DC Buck DC Boost Vout SetPoint Error
1 22 V Buck 72% 0% 14,02 14 0.14%
2 21 V Buck 75% 0% 14,01 14 0.07%
3 20 V Buck 80% 0% 14,02 14 0.14%
4 19 V Buck 85% 0% 14,05 14 0.35%
5 18 V Buck 87% 0% 14,05 14 0.35%
6 17 V Buck 93% 0% 14,04 14 0.02%
7 16 V Buck 95% 0% 14,00 14 0.00%
8 15 V Buck 97% 0% 14,00 14 0.00%
9 13 V Boost 100% 3% 14,03 14 0.02%
10 12V Boost 100% 4% 14,02 14 0.14%
11 11V Boost 100% 5% 14,03 14 0.02%
12 10V Boost 100% 6% 14,04 14 0.02%
13 9V Boost 100% 7% 14,01 14 0.07%
14 8V Boost 100% 8% 14,00 14 0.00%
15 7V Boost 100% 9% 14,02 14 0.14%
16 6V Boost 100% 10% 14,00 14 0.00%

50
Pengujian PWM Buck Boost
25

20

15

10

0
0 5 10 15 20

V input V output

Gambar 4. 6 Pengujian PWM Buck Boost Converter

4.7 Pengujian Converter untuk Charging Baterai

Tujuan dilakukan pengujian converter untuk charging baterai ini adalah untuk
mengetahui apakah buck boost converter sudah bisa dilakukan untuk pengisian
baterai. Peralatan yang diperlukan pada pengujian ini yaitu rangkaian buck boost
converter dengan beban yang digunakan adalah battery 12V/7Ah. Setelah melakukan
pengujian charging baterai, data yang diperoleh dapat ditunjukkan pada tabel

Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Converter untuk Charging Battery

Jam Tegangan Tegangan Arus Input Arus Output


Input Output

08.30 17,93 V 13,88 V 3,91 A 3,91 A

09.00 18,06 V 14,00 V 3,13 A 3,13 A

09.30 19,20 V 14,00 V 1,25 A 1,25 A

10.00 19,18 V 14,00 V 0,57 A 0,57 A

10.30 19,24 V 14,00 V 0,38 A 0,38 A

51
11.00 19,25 V 14,00 V 0,28 A 0,28 A

11.30 19,34 V 14,00 V 0,19 A 0,19 A

12.00 19,38 V 14,00 V 0,14 A 0,14 A

12.30 19,42 V 14,00 V 0,09 A 0,09 A

13.00 19,37 V 14,00 V 0,09 A 0,09 A

13.30 19,47 V 14,00 V 0,09 A 0,09 A

14.00 19,68 V 14,00 V 0,09 A 0,09 A

14.30 19,65 V 14,00 V 0,09 A 0,09 A

15.00 19,66 V 14,00 V 0,04 A 0,04 A

15.30 20,42 V 14,00 V 0,04 A 0,04 A

16.00 18,36 V 14,00 V 0,04 A 0,04 A

16.30 16,50 V 14,00 V 0,04 A 0,04 A

17.00 13,85 V 13,71 V 0,00 A 0,00 A

17.30 13,48 V 13,56 V 0,00 A 0,00 A

18.00 10,40 V 13,60 V 0,00 A 0,00 A

Setelah melakukan pengujian charging battery, diperoleh data bahwa converter


sudah dapat melakukan pengisian battery.

52
Pengujian Charging Battery
25

20

15

10

0
0 5 10 15 20 25
-5

V Input V Output I Input I Output

Gambar 4. 7 Grafik Pengujian Converter untuk Charging Battery

53
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari masalah yang dibahas dalam makalah ini,
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Photovoltaic jenis polycrystalline dengan spesifikasi 100 WP mampu


menghasilkan tegangan pick pada jam 12.00 sebesar 19.50V dan mampu
menghasilkan arus pick 5.02A
2. Dengan menggunakan AKI 7AH kondisi kosong dapat mencharging hinga
penuh dalam waktu ±3 jam dengan kondisi arus charging awal sebesar
3.91A, dengan photovoltaic yang terserap sebesar 70.1 watt (17.93V,
3.91A)
3. Arus pengisian dapat menentukan kondisi AKI sudah terisi penuh/ tidak,
pada percobaan ini arus dapat mencapai 0.00A pada kondisi AKI full

5.2 Saran

Charge controller yang digunakan pada penelitian ini masih terdapat banyak
kekurangan. Perlu adanya perbaikan dan penyempurnaan agar alat dapat bekerja
secara efektif dan efisien. Ada beberapa hal yang dapat disarankan untuk melakukan
perbaikan yaitu:
1. Dari segi elektrik, perlu digunakan buck boost converter yang hanya
menggunakan satu mosfet sehingga dapat dibandingkan kinerja yang
dihasilkan dari rangkaian buck boost converter 2 mosfet dan buck boost
converter 1 mosfet.
2. Perlunya Inverter untuk merubah tegangan DC menjadi AC dari AKI untuk
dimanfaatkan pada Greenhouse.

54
Daftar Pustaka

Murtono, Ari. 2004. Buku Ajar Elektronika Daya PSTE. Polinema: Malang
Rashid, M H. 2007. Power Electronics and Application Series. University of West
Florida.
Hidayat, Suryo M. 2010. Laporan akhir Perancangan Buck Boost Converter.
Universitas Indonesia
Sidabutar, Musyafa, dkk. 2013. Rancang Bangun Buck-Boost Converter pada Panel
Surya Menggunakan Metode Kontrol PI dan PID Berbasis Mikrokontroller
ATmega 8535. Jurnal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Marzuki. Pulse Width Modulation (PWM). http://achamad.staff.ipb.ac.id/wp-
content/plugins/as-pdf/andri_mz-
Pulse%20Width%20Modulation%20(PWM).pdf Institut Pertanian Bogor
AdminMikro. 2016. Sensor Arus. http://mikroavr.com/tag/sensor-arus/.
ACS712 Allegro Microsystems Datasheet. 2012.
http://www.allegromicro.com/~/media/Files/Datasheets/ACS712-
Datasheet.ashx
Liquid Crystal Display. http://digilib.unila.ac.id/6405/17/BAB%20II.pdf
Inter Integrated Circuit.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30689/4/chapter%20ii.pdf
Djuandi. 2015. Pengenalan Arduino. http://tobuku.com/docs/Arduino-Pengenalan.pdf
PC817X Series Optocoupler Datasheet. http://www.farnell.com/datasheets/73758.pdf
IR2110 Datasheet.www.electroscheme.ru/datasheet/InternationalRectifier/IR2110.pdf

Arduino Uno datasheet. https://www.farnell.com/datasheets/1682209.pdf


How to calculate exactly resistors values of optocoupler.
https://electronics.stackexchange.com/questions/102884/how-to-calculate-
exactly-resistors-values-of-opto-coupler

55
Lampiran Listing Program
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(13, 12, 7, 6, 5, 4);

Lampiran
//rs 7
//e 6
//d4 5
//d5 4
//d6 3
//d7 2
#include "fuzzy.h"
#include "membership.h"

int pwm_buck = 50; //0~95 pada pin 9


int pwm_boost = 50; //0~10 pada pin 10

float i_in,i_out,v_in,v_out;
int x=500;
int a=0;
float error,derror,out;
float sp=14;
void setup() {
TCCR2B = TCCR2B & B11111000 | B00000001;
lcd.begin(20, 4); //ukuran lcd
Serial.begin(9600);
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print("TA 2018");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("AHMAD ZAINUR ROHMAN");
lcd.setCursor(3,2);
lcd.print("LABIB FARIS A.");
delay(2000);
lcd.clear();
pinMode(8, INPUT_PULLUP);
pinMode(2, OUTPUT);
}

void loop() {
//pembacaan sensor=========================
if(a>=x){
lcd.begin(20, 4);

//kalibrasi================================
v_in /= x;
v_out /= x;
i_in /= x;
i_out /= x;
v_in = v_in/41.6;
i_in = map(i_in,510,75,0,2100); //min,max,min,max
v_out = v_out/41.6;
i_out = map(i_out,511,76,0,2100);
//kalibrasi================================
//display LCD==============================
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("PV=");
lcd.print(v_in);
lcd.print("V");
lcd.setCursor(10,0);
lcd.print("O=");
lcd.print(v_out);
lcd.print("V");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("PV=");
lcd.print(i_in/100);
lcd.print("A");
lcd.setCursor(10,1);
lcd.print("O=");
lcd.print(i_out/100);
lcd.print("A");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("DC=");
lcd.print(int((pwm_buck/2.55)+6));
lcd.print("%");
lcd.setCursor(10,2);
lcd.print("DC=");
lcd.print(int(pwm_boost));
lcd.print("%");
if((digitalRead(8)==LOW)&&(v_out>=10)){
digitalWrite(2, LOW);
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("LOAD ON");
}

else{
lcd.setCursor(0,3);
lcd.print("LOAD OFF");
digitalWrite(2, HIGH);
}
//display LCD==============================

//eksekusi PWM=============================
error = sp - v_out;
derror=0;//dE = error - error2;
//error2 = error1;
if(error > 50) error = 50;
if(error < -50) error = 50;
fuzzify(Error, error, 3);
fuzzify(dError, derror, 1);
inferensi(rules, 3);
out += defuzzify(Output, 3); // out fuzzy
if(out >=240) out=240;
if(out <= 0) out=0;
pwm_buck=out;
pwm_boost=map(v_in,0,16,15,0);
if(pwm_buck >=240) pwm_buck=240;
if(pwm_boost >= 15) pwm_boost=15;
if(pwm_boost <= 0) pwm_boost=0;

if(v_in>=5){
lcd.setCursor(9,3);
lcd.print("CHARGING");
analogWrite(11,pwm_buck);

if(v_in<=15 && v_in>=5){


analogWrite(3,pwm_boost);
}

else analogWrite(3,0);
}

else{
//delay(1000);
lcd.setCursor(9,3);
lcd.print("CHARGE OFF");
analogWrite(11,0);
analogWrite(3,0);
}

Serial.print(error);
Serial.print(" ");
Serial.print(error);
Serial.print(" ");
Serial.println(pwm_buck);
Output[0]->bobot=0;
Output[1]->bobot=0;
Output[2]->bobot=0;
//eksekusi PWM=============================
a=0;
}

//pembacaan sensor=========================
else {
v_in += analogRead(A0);
v_out += analogRead(A1);

i_in += analogRead(A2);
i_out += analogRead(A3);
a++;
}
//pembacaan sensor=========================
}
Lampiran Gambar
1. Schematic Bidirectional Buck Boost Converter

2. Layout Bidirectional Buck Converter

3. Layout Bidirectional Boost Converter


4. Pemasangan Rangkaian Bidirectional Buck Boost Converter pada Box
Controler

5. Layout Driver LCD

Potrebbero piacerti anche