Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
1 Maret 2018
Penerapan Hazard Analysis And Critical Control Point Di Main Kitchen Hotel Ibis
Styles Yogyakarta
Abstract: Food safety is very important to avoid the occurrence of side effects caused by
contamination, abuse and food poisoning. There are several things that cause the decline of food
quality, such as the lack of proper food storage, processing and presentation that is not in accordance
with the applicable procedures. Cases that often occur in hotels are food that is in the buffet becomes
damaged or quickly stale after several hours served and raw or undercooked food ingredients do not
last long in storage. Hence the need for a system that regulates ways to deal with these problems.
One such system is Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). HACCP aims to identify and
control hazards from the reception of materials, storage, production processes to the presentation of
guests. Researchers want to know how far HACCP is applied in main kitchen hotel Ibis Styles
Yogyakarta. In this study the authors use descriptive qualitative methods, with data collection
techniques in the form of direct observation, interviews with staff purchasing and main kitchen,
documentation and literature study. The result of this research is the application of HACCP essential
for the storage and presentation of food at Hotel Ibis Styles Yogyakarta. It aims to maintain the quality
of food or food at Hotel Ibis Styles Yogyakarta.
Keywords: Food And Beverage Product Department, Hazard Analysis And Critical Control Point
(HCCP), Main Kitchen.
Abstrak: Keamanan pangan merupakan hal yang sangat penting untuk menghindari terjadinya efek
samping yang ditimbulkan dari kontaminasi, penyalahgunaan dan keracunan pada makanan. Ada
beberapa hal yang menyebabkan menurunnya kualitas pangan, diantaranya adalah penyimpanan
bahan makanan yang kurang tepat, pengolahan dan penyajian yang tidak sesuai dengan prosedur-
prosedur yang berlaku. Kasus-kasus yang sering terjadi di hotel adalah makanan yang berada di
buffet menjadi rusak atau cepat basi setelah beberapa jam disajikan dan bahan makanan mentah
maupun setengah matang tidak bertahan lama di dalam penyimpanan. Maka dari itu perlu adanya
sistem yang mengatur cara-cara menangani masalah-masalah tersebut. Salah satu sistem tersebut
adalah Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). HACCP bertujuan untuk mengidentifikasi
dan pengendalian bahaya (hazard) mulai dari penerimaan bahan, penyimpanan, proses produksi
hingga penyajian kepada tamu. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana HACCP diterapkan di main
kitchen hotel Ibis Styles Yogyakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif, dengan teknik pengambilan data berupa observasi secara langsung, wawancara dengan
staff purchasing dan main kitchen, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah
penerapan HACCP penting bagi penyimpanan dan penyajian pada makanan di Hotel Ibis Styles
Yogyakarta. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas bahan makanan atau makanan di Hotel Ibis
Styles Yogyakarta.
Kata Kunci: Food And Beverage Product Department, Hazard Analysis And Critical Control Point
(HCCP), Main Kitchen.
terbatas. Jika mungkin, gunakan lemari buku tentang HazardAnalysis and Critical
pendingin yang berlainan untuk pangan Control Point (HACCP).
mentah dan masak /siap-santap.
7. Yakinkan bahwa staf mengetahui 4.1. Pembahasan
bagaimana mencegah kontaminasi silang. 4.1.1. Penerapan Hazard Analysis and
Critical Control Point (HACCP) dalam
3.1. Metode Penelitian penyimpanan bahan baku di main
Metode yang digunakan adalah kitchen Hotel Ibis Styles Yogyakarta
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penyimpanan pada umumnya adalah
Sugiyono (2009) menyatakan metode suatu kegiatan yang dilakukan atau diterapkan
deskriptif adalah “metode yang digunakan dalam segala kegiatan yang berhubungan
untuk menggambarkan atau menganalisis dengan barang seperti bahan baku makanan
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan atau barang-barang lain. Dalam hal ini ada
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. beberapa peraturan yang mengatur tata cara
Dalam penelitian ini peneliti melakukan menyimpan bahan makanan dengan baik,
observasi langsung dan wawancara dengan penyimpanan dengan prosedur yang sesuai
staff purchasing dan main kitchen. akan berdampak pada kualitas makanan.
Seperti di main kitchen Hotel Ibis Styles
3.2. Tehnik Pengumpulan Data Yogyakarta, pengawasan terhadap
Tehnik pengumpulan informasi berupa penyimpanan sangatlah penting dikarenakan
data-data yang dibutuhkan untuk menganalisis makanan atau bahan makanan akan sangat
objek penelitian ini adalah : rentan atau mudah rusak jika cara
1. Observasi penyimpanan tidak tepat. Berikut ini adalah
Mahadewi dan Utama (2012) observasi prosedur-prosedur penyimpanan di main
adalah “cara pengumpulan data yang kitchen Hotel Ibis Styles Yogyakarta:
dilakukan dengan cara mengamati dan 1. Penerimaan barang dari Purchasing
mencatat secara sistematik gejala-gejala Semua bahan baku makanan yang di
yang diselidiki”. Penulis mengamati secara butuhkan oleh hotel, khususnya oleh main
langsung segala kegiatan yang berkaitan kitchen akan melalui bagian purchasing
dengan Hazard Analysis and Critical terlebih dahulu. Purchasing akan
Control Point (HACCP) di hotel Ibis Styles mengecek bahan baku makanan yang
Yogyakarta, dari dampak terkecil sampai sudah di pesan dari supplier sesuai
dampak yanglebih besar. dengan standar perusahaan atau tidak,
2. Wawancara (Interview) apabila bahan makanan atau barang yang
\Mahadewi dan Utama (2012) wawancara di pesan tidak sesuai dengan yang di
adalah “proses tanya-jawab dalam pesan atau tidak sesuai dengan standar
penelitian yang berlangsung secara lisan”. perusahaan bagian purchasing akan
Penulis melakukan wawancara tanya mengembalikan atau menolak barang
jawab langsung kepada juru masak atau tersebut kepada supplier. Jika sudah
chef dan staf main kitchen di Hotel Ibis memenuhi standar persyaratan, pihak
Styles Yogyakarta. purchasing akan menginformasikan
3. Dokumentasi (Documentation) kepada bagian main kitchen jika bahan
Mahadewi dan Utama (2012) dokumentasi makanan yang di pesan sudah datang
adalah “pengambilan data yang diperoleh sesuai dengan yang di butuhkan. Pihak
melalui dokumen-dokumen”. Penulis main kitchen akan mengambil bahan
mendokumentasikan hal-hal yang makanan yang sudah di pesan dan harus
dianggap perlu dan dapat menjadi bukti menyimpan bahan tersebut dengan baik
penelitian. Seperti foto keadaan chiller, dan benar agar bahan makanan tersebut
table preaparation, tabel pengecekekan tidak mudah rusak. Sebelum di simpan
suhu pada chiller. bahan makanan seperti sayuran dan buah
4. Studi Pustaka (Literature) harus di bersihkan terlebih dahulu dan di
Nazir (2011) Studi pustaka selain dari pisahkan sesuai dengan jenisnya. Setelah
mencari sumber data sekunder yang akan di bersihkan dan di pisahkan sesuai
mendukung peenelitian, juga diperlukan jenisnya baru di masukkan ke dalam
untuk mengetahui sampai kemana ilmu almari pendingin atau chiller. Bahan
yang berhubungan dengan penelitian telah makanan seperti daging, ikan, unggas dan
berkembang. Penulis mengambil data seafood juga di pisahkan sesuai dengan
melalui buku yang berkaitan dengan jenisnya, kemudian di masukkan ke dalam
bidang yang diteliti salah satunya adalah box penyimpanan yang bersih. Setelah di
masukkan ke dalam box yang bersih tulis
ISSN : 2087-0086 27
Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No. 1 Maret 2018
tanggal penyimpanan di luar box agar b. Dry store harus memiliki penerangan
semua karyawan mengetahui bahan yang cukup
makanan mana yang harus di gunakan c. Dry store harus memiliki ventilasi
terlebih dahulu untuk menghindari udara yang cukup
kerusakan bahan makanan karena terlalu d. Rak penyimpanan harus mudah di
lama dalam penyimpanan. jangkau
2. Suhu penyimpanan e. Penempatan dan pengambilan barang
Setiap bahan baku makanan memiliki diatur dengan sistem FIFO (First
spesifikasi penyimpanan yang berbeda, InFirst Out)
tergantung dari jenis, jumlah, ukuran dan f. Membuat check list daftar stock
tempat penyimpanannya. Beberapa bahan barang agar memudahkan dalam
baku makanan dapat di kelompokkan pengecekan persediaan barang.
menjadi: 4.1.2. Penerapan Hazard Analysis And
a. Bahan baku makanan jenis daging, Critical Control Point (HACCP) Dalam
unggas ikan atau seafood Penyajian Di Hotel Ibis Styles
Bahan makanan ini termasuk dalam Yogyakarta.
penyimpanan bahan makanan cold Penyajian makanan adalah tahap akhir
food, biasa di simpan dalam suhu di dari semua proses di kitchen, di sinilah
bawah 400 F. Bahan makanan yang di makanan akan di taruh diatas alat saji dan
simpan dengan suhu di bawah 400 F disajikan kepada tamu. Dalam penyajian
masa penyimpanan bertahan selama makanan perlu diperhatikan hal-hal penting,
7 hari sejak penyimpanan. Dalam seperti mengenai keamanan tempat penyajian,
almari penyimpanan atau chiller kebersihan dan kelayakannya berikut adalah
terdapat temperature control dimana aspek-aspek yang diperhatikan dalam
setiap pergantian shift staff kitchen penyajian di Hotel Ibis Styles Yogyakarta:
harus mengkontrol suhu temperature 1. Kebersihan Alat Saji
penyimpanan tersebut. Karena apabila Hal yang paling penting dalam penyajian
suhu melebihi batas minimal adalah kebersihan alat saji, hal ini
penyimpanan bahan makanan akan dikarenakan makanan akan berinteraksi
terkontaminasi oleh bakteri-bakteri langsung dengan alat penyajian. Untuk
yang bisa menyebabkan kerusakan menjaga kebersihan alat saji perlu
bahan makanan. diperhatikan dalam penyimpanan alat saji.
b. Bahan baku sayuran dan buah- 2. Penyimpanan alat saji
buahan Alat yang saji harus disimpan di tempat
Dalam penyimpanan sayur dan buah yang kering dang tidak lembab, hal ini
harus di pisahkan untuk mencegah untuk mencegah timbulnya jamur dan
proses pembusukan. Bahan baku parasit lain yang dapat menyebabkan
sayuran dan buah-buahan juga di kontaminasi terhadap makanan yang akan
pisahkan sesuai dengan jenisnya. disajikan. Biasanya untuk penyimpanan
Bahan baku seperti brokoli, apel, alat saji untuk hot food alat sajinya pun
wortel, tomat, kol dan sejenisnya disimpan di tempat yang memiliki
memerlukan suhu penyimpanan temperatur yang hangat.
sekitar 40-50 0F. Bahan kering seperti 3. Kelayakan alat saji
bawang merah dan bawang putih Alat saji yang digunakan untuk menyajikan
memerlukan suhu penyimpanan makanan haruslah layak, maksudnya
sekitar 32-390 F. Rata – rata adalah sebuah alat saji seperti, mangkuk,
penyimpanan bahan makanan ini piring dan sendok tidak boleh memiliki
adalah 1 minggu. kecacatan dalam bentuk fisiknya. Karena
c. Bahan makanan jenis telur dan susu hal ini dapat mengurangi estetika dari
Penyimpanan bahan makanan untuk makanan itu sendiri dan mengurangi
satu minggu suhu penyimpanan harus penampilan dari makanan tersebut.
di bawah -5o C toleransi maksimal Jenis-jenis alat penyajian pun berbeda-
suhu 80 C beda mengikuti dari style penyajian, setiap
d. Bahan makanan kering seperti tepung, penyajian memiliki cara yang berbeda pula.
biji-bijian di simpan di dalam dry store Seperti yang diterapkan oleh Hotel Ibis Style
dengan suhu ruangan rata-rata 25o C. Yogyakarta meliputi:
3. Penyimpanan bahan makanan kering 1. Penyajian dalam bentuk buffet
a. Dry store harus benar dalam keadaan Buffet atau biasa kita sebut dengan
kering prasmanan adalah cara penyajian
dimanamakanan yang disajikan berada di
28 ISSN : 2087-0086
Penerapan Hazard Analysis And Critical Control Point Di Main Kitchen Hotel Ibis Styles Yogyakarta
tempat yang memuat cukup banyak 1. Jika hotel sedang banyak event barang
makanan dan para tamu akan mengambil yang dibutuhkan akan sangat banyak, di
makanan sendiri. Dalam penyajian ini sini keteresediaan tempat penyimpanan
biasanya menggunakan Serving Dish yaitu biasanya menjadi masalah.
alat saji yang memiliki pemanas 2. Kelalaian yang sering terjadi dalam
dibawahnya guna menjaga agar makanan penyimpanan atau FIFO yang tidak
tetap panas. Hal ini bertujuan untuk dijalankan sesuai dengan prosedur, hal ini
menghindari danger zone atau zona juga menjadi masalah, misalnya saat
bahaya pada makanan, zona bahaya pada menyimpan bahan makanan. Bahan
makanan yaitu dimana makanan berada di makanan yang terlebih dahulu datang atau
luar tempat penyimpanan dalam waktu bahan makanan yang lama tidak boleh
lebih dari 4 jam dan dalam suhu ruangan berada di bawah seharusnya berada di
6-65o C. Jika makanan lebih dari 4 jam atas atau di depan bahan makanan baru.
dalam temperatur ruangan seperti yang Hal ini mencegah terjadinya bahan
disebutkan maka makanan tersebut bisa makanan kadaluwarsa atau busuk karena
terindikasi adanya pertumbuhan bakteri. penyimpanan yang terlalu lama.
2. Penyajian dalam bentuk Ala Carte 3. Kurangnya pengendalian bahaya pangan
Ala Carte adalah suatu susunan menu, yang sesuai dengan HACCP, sehingga
diamana makanan yang dicantumkanpada sering terjadi kontaminasi terhadap bahan
daftar makanan tersebut disertai dengan makanan lain. Sebagai contoh bahan
harga tersendiri. Biasanya tamu akan makanan yang tidak memiliki daya simpan
memesan terlebih dahulu kepada pelayan yang lama adalah sayur, jika saat
atau pramusaji, lalu oleh pramusaji akan penyimpanan ada sayur yang busuk harus
diinformasikan kepada bagian dapur segera dipisahkan dengan sayur yang
dalam bentuk captain order, setelah itu masih segar untuk menghindari penularan
baru akan dibuatkan makanan sesuai pembusukan pada sayuran.
dengan pesanan tamu. Hal ini lebih 4. Dalam hal penyajian Breakfast Hotel Ibis
terjamin kualitas makanannya dikarenakan Styles Yogyakarta menggunakan buffet
makanan yang disajikan masih dalam pada StreetRestaurant mereka, kendala
keadaan panas, dalam artian makanan disini adalah biasanya servingdish yang
yang masih baru. Alat penyajian yang digunakan akan menurun temperaturnya
digunakan pun menyesuaikan dengan pada jam-jam tertentu hal ini akan
pesanan, misalnya makanan yang dipesan membuat makanan menjadi bau dan
adalah Sechuan prawn maka alat berkurang kualitasnya.
penyajinya adalah dinner plate 4.1.4. Upaya Mengatasi Permasalahan di
3. Penyajian dalam bentuk Room Service MainKitchen Hotel Ibis Styles
atau layanan kamar Yogyakarta
Layanan kamar atau Room Service hampir Untuk mengatasi permasalahan yang
sama dengan Ala Carte, hanya saja ada, Hotel Ibis Styles melakukan upaya upaya
langkah-langkah penyajiannya berbeda. untuk mengatasi permasalahan tersebut,
Jika Ala Carte biasanya tamu memesan di bentuk upaya yang dilakukan yaitu:
restoran hotel akan tetapi room service 1. Jika barang yang datang banyak, maka
dipesan dari kamar hotel. Yang menjadi cara mengatasinya adalah dengan cara
pembeda adalah proses pelayanannya mengeluarkan barang yang lama dari
dikarenakan makanan yang akan disajikan penyimpanan dan mengusahakan untuk
haruslah dibawa kekamar yang pada memakai barang lama tersebut untuk
dasarnya jarak kamar dari kitchen lumayan segala bentuk kegiatan memasak di
memakan waktu. Oleh karena itu jika ada mainkitchen Hotel Ibis Styles Yogyakarta.
layanan kamar maka haruslah makanan 2. Untuk mengatasi masalah kelalaian dalam
dingin dulu yang dibuat setelah itu baru menjalankan prosedur, maka yang
makanan panas. Alat penyajiannya hampir dilakukan adalah menekankan akan
sama hanya saja ditambahkan food cover bahaya pada kelalaian dalam
guna menghindari kontak langsung dari penyimpanaan yang tidak sesuai prosedur.
udara terbuka. 3. Untuk mengatasi ini traning HACCP akan
4.1.3. Permasalahan di Main Kitchen Hotel diberikan kepada setiap karyawan atau
Ibis Styles Yogyakarta staf yang dirasa kurang paham tentang
Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pentingnya pengendalian bahaya yang
di kitchen Ibis Styles Yogyakarta, banyak sesuai dengan prinsip HACCP.
mengalami permasalahan. Permasalahan- 4. Permasalahan yang sebenarnya sering
permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: terjadi dikebanyakan hotel pada umumnya
ISSN : 2087-0086 29
Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No. 1 Maret 2018
30 ISSN : 2087-0086