Sei sulla pagina 1di 7

Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No.

1 Maret 2018

Penerapan Hazard Analysis And Critical Control Point Di Main Kitchen Hotel Ibis
Styles Yogyakarta

Tri Widianto1 , Citra Unik Mayasari2


Akademi Pariwisata BSI Yogyakarta
Email : citra.cyu@bsi.ac.id

Abstract: Food safety is very important to avoid the occurrence of side effects caused by
contamination, abuse and food poisoning. There are several things that cause the decline of food
quality, such as the lack of proper food storage, processing and presentation that is not in accordance
with the applicable procedures. Cases that often occur in hotels are food that is in the buffet becomes
damaged or quickly stale after several hours served and raw or undercooked food ingredients do not
last long in storage. Hence the need for a system that regulates ways to deal with these problems.
One such system is Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). HACCP aims to identify and
control hazards from the reception of materials, storage, production processes to the presentation of
guests. Researchers want to know how far HACCP is applied in main kitchen hotel Ibis Styles
Yogyakarta. In this study the authors use descriptive qualitative methods, with data collection
techniques in the form of direct observation, interviews with staff purchasing and main kitchen,
documentation and literature study. The result of this research is the application of HACCP essential
for the storage and presentation of food at Hotel Ibis Styles Yogyakarta. It aims to maintain the quality
of food or food at Hotel Ibis Styles Yogyakarta.

Keywords: Food And Beverage Product Department, Hazard Analysis And Critical Control Point
(HCCP), Main Kitchen.

Abstrak: Keamanan pangan merupakan hal yang sangat penting untuk menghindari terjadinya efek
samping yang ditimbulkan dari kontaminasi, penyalahgunaan dan keracunan pada makanan. Ada
beberapa hal yang menyebabkan menurunnya kualitas pangan, diantaranya adalah penyimpanan
bahan makanan yang kurang tepat, pengolahan dan penyajian yang tidak sesuai dengan prosedur-
prosedur yang berlaku. Kasus-kasus yang sering terjadi di hotel adalah makanan yang berada di
buffet menjadi rusak atau cepat basi setelah beberapa jam disajikan dan bahan makanan mentah
maupun setengah matang tidak bertahan lama di dalam penyimpanan. Maka dari itu perlu adanya
sistem yang mengatur cara-cara menangani masalah-masalah tersebut. Salah satu sistem tersebut
adalah Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). HACCP bertujuan untuk mengidentifikasi
dan pengendalian bahaya (hazard) mulai dari penerimaan bahan, penyimpanan, proses produksi
hingga penyajian kepada tamu. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana HACCP diterapkan di main
kitchen hotel Ibis Styles Yogyakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif, dengan teknik pengambilan data berupa observasi secara langsung, wawancara dengan
staff purchasing dan main kitchen, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah
penerapan HACCP penting bagi penyimpanan dan penyajian pada makanan di Hotel Ibis Styles
Yogyakarta. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas bahan makanan atau makanan di Hotel Ibis
Styles Yogyakarta.

Kata Kunci: Food And Beverage Product Department, Hazard Analysis And Critical Control Point
(HCCP), Main Kitchen.

1.1. Latar Belakang penginapan seperti hotel. Maraknya usaha


Perkembangan dunia pariwisata yang hotel membuat para pengusaha bersaing
begitu cepat akan sangat mempengaruhi untuk memberikan pelayanan yang maksimal
perekonomian masyarakat, dan juga akan bagi para wisatawan. Pelayanan yang
mempengaruhi usaha-usaha di sektor memuaskan sangatlah penting untuk
pariwisata seperti pelayanan akomodasi memberikan kesan yang baik bagi para tamu
restoran, tempat wisata keluarga, tempat atau wisatawan supaya mereka memiliki
wisata budaya dan mempengaruhi usaha keinginan untuk menginap kembali ke hotel
perhotelan tentunya. Hotel merupakan tersebut. Pelayanan seperti kenyamanan,
akomodasi yang sangat penting bagi dunia keramahan sampai pada kualitas produk
pariwisata dikarenakan pada era modern ini sangatlah berpengaruh terhadap kepuasan
perjalanan wisata yang jauh sudah sangat tamu.
mungkin untuk di lakukan, maka dari itu Food and beverage product department
wisatawan sangatlah membutuhkan jasa adalah departemen yang bertanggung jawab
24 ISSN : 2087-0086
Penerapan Hazard Analysis And Critical Control Point Di Main Kitchen Hotel Ibis Styles Yogyakarta

ataskualitas pelayanan di bidang produk 2.1.1. Pengertian Hotel


makanan. Seperti di Hotel Ibis Styles Sulastiyono (2011), hotel adalah suatu
Yogyakarta, food and beverage product perusahaan yang menyediakan pelayanan
department sangat memperhatikan kualitas makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk
dan keamanan produk atau makanan yang tidur kepada orang-orang yang melakukan
akan disajikan kepada tamu. Kualitas dan perjalanan dan mampu membayar dengan
keamanan suatu produk makanan tidak jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan
terlepas dari prosedur-prosedur dan aturan- yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.
aturan pengolahan makanan, aturan dan UU No.10 Tahun 2009 Tentang
prosedur tersebut diterapkan dalam suatu Kepariwisataan, “hotel merupakan salah satu
sistem yang di sebut Hazard Analysis and dari usaha penyedia akomodasi yang
Critical Control Point (HACCP). HACCP memberikan layanan penginapan dalam tata
bertujuan untuk mengidentifikasi dan kelola pariwisata selain vila, pondok wiasata,
pengendalian bahaya (hazard) mulai dari bumi perkemahan, persinggahan karavan dan
penerimaan bahan, penyimpanan, proses lain sebagainya”.
produksi hingga penyajian kepada tamu. 2.1.2. Pengertian Kitchen
Kebersihan dan keamanan pangan akan Pengertian kitchen menurut Sihite
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dalam Widyastuti (2012) adalah sebuah
yang akan memberi dampak positif bagi Hotel ruangan di mana di dalamnya terdapat
Ibis Styles Yogyakarta, dan akan beberapa fasilitas perlengkapan untuk
meminimalisir timbulnya complaint untuk memasak.
departemen tersebut khususnya dan untuk 1. Fungsi Utama Kitchen
hotel pada umumnya. Fungsi utama kitchen atau dapur
Keamanan pangan merupakan hal yang menurut Sihite dalam Widyastuti(2012)
sangat penting untuk menghindari terjadinya adalah:
efek samping yang ditimbulkan dari a. Pusat kegiatan proses bahan baku
kontaminasi, penyalahgunaan dan keracunan makanan di hotel.
pada makanan. Ada beberapa hal yang b. Pusat kegiatan pengolahan makanan
menyebabkan menurunnya kualitas pangan, di hotel.
diantaranya adalah penyimpanan bahan c. Pusat kegiatan masak-memasak
makanan yang kurang tepat, pengolahan dan makanan di hotel.
penyajian yang tidak sesuai dengan prosedur- d. Tempat menghasilkan resep yang
prosedur yang berlaku. Kasus-kasus yang baku suatu hidangan di hotel.
sering terjadi di hotel adalah makanan yang e. Alat pengukur reputasi dan image
berada di buffet menjadi rusak atau cepat basi hotel, melalui pengolahan makanan.
setelah beberapa jam disajikan dan bahan
makanan mentah maupun setengah matang 2.2. Hazard Analysis and Critical Control
tidak bertahan lama di dalam penyimpanan. Point (HACCP)
Maka dari itu perlu adanya sistem yang Menurut Sugiono (2013) “HACCP
mengatur cara-cara menangani masalah- merupakan peranti atau sarana untuk
masalah tersebut. melakukan penilaian terhadap suatu bahaya
kemudian menetapkan sistem pengendalian
1.2. Perumusan Masalah bahaya tersebut yang memfokuskan pada
Dari uraian latar belakang di atas, maka pencegahan bahaya yang teridentifikasi
penulis dapat dirumuskan masalah dalam tersebut, dan bukan mengandalkan sebagian
penelitian ini, sebagai berikut: besar pada pengujian produk akhir”. Dalam
1. Bagaimana penerapan Hazard Analysis Sugiono (2013) HACCP terdiri dari tujuh
and Critical Control Point (HACCP) dalam prinsip, yaitu:
penyimpanan bahan baku di main kitchen 1. Pelaksanaan analisis bahaya
Hotel Ibis Styles Yogyakarta? 2. Penentuan titik kendali kritis
2. Bagaimana penerapan Hazard Analysis 3. Penetapan batas kritis
and Critical Control Point (HACCP) dalam 4. Penetapan sistem pemantauan terhadap
penyajian di Hotel Ibis Styles Yogyakarta? titik kendali kritis
3. Apa saja permasalahan di mainkitchen 5. Penetapan tindakan perbaikan yang
Hotel Ibis Styles Yogyakarta? dilakukan ketika hasil pemantauan
4. Bagaimana upaya Hotel Ibis Styles menunjukan bahwa suatu titik kendali kritis
Yogyakarta dalam menangani tersebut tidak dalam keadaan terkendali
permasalahan di mainkitchen? 6. Penetapan prosedur verifikasi untuk
memastikan bahwa sistem HACCP
2.1. Landasan Teori berjalan secara efektif
ISSN : 2087-0086 25
Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No. 1 Maret 2018

7. Penetapan dokumentasi mengenai semua 1. Prinsip wadah artinya setiap jenis


prosedur dan rekaman yang sesuai makanan ditempatkan dalam wadah
dengan prinsip-prinsip penerapannya terpisah dan diusahakan tertutup.
Sugiono (2013) juga mengatakan bahwa 2. Prinsip kadar air artinya penempatan
HACCP memiliki pedoman umum untuk makanan yang mengandung kadar air
menerapkan sistem tersebut yang terdiri atas tinggi (kuah, susu) baru dicampur pada
12 langkah, yaitu: saat menjelang dihidangkan untuk
1. Pembentukan tim HACCP mencegah makanan cepat rusak.
2. Deskripsi produk 3. Prinsip edible part artinya setiap bahan
3. Identifikasi maksud penggunaan (dalam yang disajikan dalam penyajian adalah
hal ini makanan yang di santap) merupakan bahan makanan yang dapat
4. Penyusun bagan alir dimakan.
5. Kepastian di tempat kerja terhadap bagan 4. Prinsip pemisahan artinya makanan yang
alir tersebut tidak ditempatkan dalam wadah seperti
6. Pendaftaran semua bahaya potensial yang makanan dalam kotak (dus) atau rentang
berkaitan dengan tahapan, analisis bahaya harus dipisahkan setiap jenis makanan
dan saran berbagai tindakan untuk agar tidak saling bercampur.
mengendalikan bahaya-bahaya yang 5. Prinsip panas yaitu setiap penyajian yang
teridentifikasi (perwujudan dari Prinsip 1) disajikan panas, diusahakan tetap dalam
7. Penentuan titik kendali kritis (perwujudan keadaan panas seperti soup, gulai dan
dari Prinsip 2) lain-lain.
8. Penetuan batas-batas kritis pada tiap titik 6. Prinsip alat bersih artinya setiap peralatan
kendali kritis (perwujudan dari Prinsip 3) yang digunakan seperti wadah dan
9. Penyusunan sistem pemantauan untuk tutupnya, dus, piring, gelas, mangkuk,
tiap titik kendali kritis (perwujudan dari harus bersih dan dalam kondisi baik.
Prinsip 4)
10. Penetuan tindakan perbaikan (perwujudan 2.6. Kontaminasi Silang
dari Prinsip 5) Menurut Sugiono (2013) kontaminasi
11. Penetuan prosedur verifikasi (perwujudan silang adalah “keadaan dimana bakteri
dari Prinsip 6) tersebar di anatara makanan, permukaan, atau
12. Penetuan dokumen dan perekaman peralatan”. Hal ini paling mungkin terjadi saat
(perwujudan dari Prinsip 7) menyentuh pangan mentah kemudian
menyentuh atau menetes pada makanan siap-
2.3. Penyimpanan Bahan Makanan saji, peralatan, permukaan, atau perpindahan
Penyimpanan bahan makanan bakteri berbahaya dari pangan terkontaminasi
merupakan satu dari 6 prinsip higiene dan ke pangan tidak terkontaminasi, baik melalui
sanitasi makanan. Penyimpanan bahan persentuhan langsung maupun tidak langsung.
makanan yang tidak baik, terutama dalam Kontaminasi silang ini merupakan salah satu
jumlah yang banyak (untuk katering dan jasa penyebab keracunan makanan yang paling
boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan umum. Oleh sebab itu, Sugiono (2013)
makanan tersebut. Adapun tata cara menulis hal-hal yang harus dilakukan untuk
penyimpanan bahan makanan yang baik menghindarinya:
menurut sitem HACCP dalam Anonim (2010) 1. Bersihkan permukaan tempat-kerja, alas
adalah sebagai berikut: pemotong (cuting board), perabot dan
1. Suhu penyimpanan yang baik peralatan lain secara seksama sebelum
2. Tata cara menyimpan menyiapkan makanan dan setelah
menggunakannya untuk menyiapkan
2.5. Penyajian Makanan makanan mentah.
Penyajian makanan merupakan salah 2. Idealnya, gunakan alas pemotong dan
satu prinsip dari hygiene dan sanitasi pisau yang berlainan (warna atau
makanan. Penyajian makanan yang tidak baik bentuknya) untuk pangan mentah dan
dan etis, bukan saja dapat mengurangi selera matang atau siap-santap.
makan sesorang tetapi dapat juga menjadi 3. Cuci tangan sebelum menyiapkan pangan.
penyebab kontaminasi terhadap bakteri. 4. Cuci tangan dengan seksama setelah
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyentuh pangan mentah.
penyajian makanan sesuai dengan prinsip 5. Simpanlah pangan mentah dan siap-saji
hygiene dan sanitasi makanan dalam Yuda secara terpisah kapan saja, selamanya.
(2009) adalah sebagai berikut: 6. Simpan pangan mentah di bawah pangan
siap-saji dalam lemari pendingin yang
sama, jika jumlah lemari pendinginnya
26 ISSN : 2087-0086
Penerapan Hazard Analysis And Critical Control Point Di Main Kitchen Hotel Ibis Styles Yogyakarta

terbatas. Jika mungkin, gunakan lemari buku tentang HazardAnalysis and Critical
pendingin yang berlainan untuk pangan Control Point (HACCP).
mentah dan masak /siap-santap.
7. Yakinkan bahwa staf mengetahui 4.1. Pembahasan
bagaimana mencegah kontaminasi silang. 4.1.1. Penerapan Hazard Analysis and
Critical Control Point (HACCP) dalam
3.1. Metode Penelitian penyimpanan bahan baku di main
Metode yang digunakan adalah kitchen Hotel Ibis Styles Yogyakarta
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penyimpanan pada umumnya adalah
Sugiyono (2009) menyatakan metode suatu kegiatan yang dilakukan atau diterapkan
deskriptif adalah “metode yang digunakan dalam segala kegiatan yang berhubungan
untuk menggambarkan atau menganalisis dengan barang seperti bahan baku makanan
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan atau barang-barang lain. Dalam hal ini ada
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. beberapa peraturan yang mengatur tata cara
Dalam penelitian ini peneliti melakukan menyimpan bahan makanan dengan baik,
observasi langsung dan wawancara dengan penyimpanan dengan prosedur yang sesuai
staff purchasing dan main kitchen. akan berdampak pada kualitas makanan.
Seperti di main kitchen Hotel Ibis Styles
3.2. Tehnik Pengumpulan Data Yogyakarta, pengawasan terhadap
Tehnik pengumpulan informasi berupa penyimpanan sangatlah penting dikarenakan
data-data yang dibutuhkan untuk menganalisis makanan atau bahan makanan akan sangat
objek penelitian ini adalah : rentan atau mudah rusak jika cara
1. Observasi penyimpanan tidak tepat. Berikut ini adalah
Mahadewi dan Utama (2012) observasi prosedur-prosedur penyimpanan di main
adalah “cara pengumpulan data yang kitchen Hotel Ibis Styles Yogyakarta:
dilakukan dengan cara mengamati dan 1. Penerimaan barang dari Purchasing
mencatat secara sistematik gejala-gejala Semua bahan baku makanan yang di
yang diselidiki”. Penulis mengamati secara butuhkan oleh hotel, khususnya oleh main
langsung segala kegiatan yang berkaitan kitchen akan melalui bagian purchasing
dengan Hazard Analysis and Critical terlebih dahulu. Purchasing akan
Control Point (HACCP) di hotel Ibis Styles mengecek bahan baku makanan yang
Yogyakarta, dari dampak terkecil sampai sudah di pesan dari supplier sesuai
dampak yanglebih besar. dengan standar perusahaan atau tidak,
2. Wawancara (Interview) apabila bahan makanan atau barang yang
\Mahadewi dan Utama (2012) wawancara di pesan tidak sesuai dengan yang di
adalah “proses tanya-jawab dalam pesan atau tidak sesuai dengan standar
penelitian yang berlangsung secara lisan”. perusahaan bagian purchasing akan
Penulis melakukan wawancara tanya mengembalikan atau menolak barang
jawab langsung kepada juru masak atau tersebut kepada supplier. Jika sudah
chef dan staf main kitchen di Hotel Ibis memenuhi standar persyaratan, pihak
Styles Yogyakarta. purchasing akan menginformasikan
3. Dokumentasi (Documentation) kepada bagian main kitchen jika bahan
Mahadewi dan Utama (2012) dokumentasi makanan yang di pesan sudah datang
adalah “pengambilan data yang diperoleh sesuai dengan yang di butuhkan. Pihak
melalui dokumen-dokumen”. Penulis main kitchen akan mengambil bahan
mendokumentasikan hal-hal yang makanan yang sudah di pesan dan harus
dianggap perlu dan dapat menjadi bukti menyimpan bahan tersebut dengan baik
penelitian. Seperti foto keadaan chiller, dan benar agar bahan makanan tersebut
table preaparation, tabel pengecekekan tidak mudah rusak. Sebelum di simpan
suhu pada chiller. bahan makanan seperti sayuran dan buah
4. Studi Pustaka (Literature) harus di bersihkan terlebih dahulu dan di
Nazir (2011) Studi pustaka selain dari pisahkan sesuai dengan jenisnya. Setelah
mencari sumber data sekunder yang akan di bersihkan dan di pisahkan sesuai
mendukung peenelitian, juga diperlukan jenisnya baru di masukkan ke dalam
untuk mengetahui sampai kemana ilmu almari pendingin atau chiller. Bahan
yang berhubungan dengan penelitian telah makanan seperti daging, ikan, unggas dan
berkembang. Penulis mengambil data seafood juga di pisahkan sesuai dengan
melalui buku yang berkaitan dengan jenisnya, kemudian di masukkan ke dalam
bidang yang diteliti salah satunya adalah box penyimpanan yang bersih. Setelah di
masukkan ke dalam box yang bersih tulis
ISSN : 2087-0086 27
Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No. 1 Maret 2018

tanggal penyimpanan di luar box agar b. Dry store harus memiliki penerangan
semua karyawan mengetahui bahan yang cukup
makanan mana yang harus di gunakan c. Dry store harus memiliki ventilasi
terlebih dahulu untuk menghindari udara yang cukup
kerusakan bahan makanan karena terlalu d. Rak penyimpanan harus mudah di
lama dalam penyimpanan. jangkau
2. Suhu penyimpanan e. Penempatan dan pengambilan barang
Setiap bahan baku makanan memiliki diatur dengan sistem FIFO (First
spesifikasi penyimpanan yang berbeda, InFirst Out)
tergantung dari jenis, jumlah, ukuran dan f. Membuat check list daftar stock
tempat penyimpanannya. Beberapa bahan barang agar memudahkan dalam
baku makanan dapat di kelompokkan pengecekan persediaan barang.
menjadi: 4.1.2. Penerapan Hazard Analysis And
a. Bahan baku makanan jenis daging, Critical Control Point (HACCP) Dalam
unggas ikan atau seafood Penyajian Di Hotel Ibis Styles
Bahan makanan ini termasuk dalam Yogyakarta.
penyimpanan bahan makanan cold Penyajian makanan adalah tahap akhir
food, biasa di simpan dalam suhu di dari semua proses di kitchen, di sinilah
bawah 400 F. Bahan makanan yang di makanan akan di taruh diatas alat saji dan
simpan dengan suhu di bawah 400 F disajikan kepada tamu. Dalam penyajian
masa penyimpanan bertahan selama makanan perlu diperhatikan hal-hal penting,
7 hari sejak penyimpanan. Dalam seperti mengenai keamanan tempat penyajian,
almari penyimpanan atau chiller kebersihan dan kelayakannya berikut adalah
terdapat temperature control dimana aspek-aspek yang diperhatikan dalam
setiap pergantian shift staff kitchen penyajian di Hotel Ibis Styles Yogyakarta:
harus mengkontrol suhu temperature 1. Kebersihan Alat Saji
penyimpanan tersebut. Karena apabila Hal yang paling penting dalam penyajian
suhu melebihi batas minimal adalah kebersihan alat saji, hal ini
penyimpanan bahan makanan akan dikarenakan makanan akan berinteraksi
terkontaminasi oleh bakteri-bakteri langsung dengan alat penyajian. Untuk
yang bisa menyebabkan kerusakan menjaga kebersihan alat saji perlu
bahan makanan. diperhatikan dalam penyimpanan alat saji.
b. Bahan baku sayuran dan buah- 2. Penyimpanan alat saji
buahan Alat yang saji harus disimpan di tempat
Dalam penyimpanan sayur dan buah yang kering dang tidak lembab, hal ini
harus di pisahkan untuk mencegah untuk mencegah timbulnya jamur dan
proses pembusukan. Bahan baku parasit lain yang dapat menyebabkan
sayuran dan buah-buahan juga di kontaminasi terhadap makanan yang akan
pisahkan sesuai dengan jenisnya. disajikan. Biasanya untuk penyimpanan
Bahan baku seperti brokoli, apel, alat saji untuk hot food alat sajinya pun
wortel, tomat, kol dan sejenisnya disimpan di tempat yang memiliki
memerlukan suhu penyimpanan temperatur yang hangat.
sekitar 40-50 0F. Bahan kering seperti 3. Kelayakan alat saji
bawang merah dan bawang putih Alat saji yang digunakan untuk menyajikan
memerlukan suhu penyimpanan makanan haruslah layak, maksudnya
sekitar 32-390 F. Rata – rata adalah sebuah alat saji seperti, mangkuk,
penyimpanan bahan makanan ini piring dan sendok tidak boleh memiliki
adalah 1 minggu. kecacatan dalam bentuk fisiknya. Karena
c. Bahan makanan jenis telur dan susu hal ini dapat mengurangi estetika dari
Penyimpanan bahan makanan untuk makanan itu sendiri dan mengurangi
satu minggu suhu penyimpanan harus penampilan dari makanan tersebut.
di bawah -5o C toleransi maksimal Jenis-jenis alat penyajian pun berbeda-
suhu 80 C beda mengikuti dari style penyajian, setiap
d. Bahan makanan kering seperti tepung, penyajian memiliki cara yang berbeda pula.
biji-bijian di simpan di dalam dry store Seperti yang diterapkan oleh Hotel Ibis Style
dengan suhu ruangan rata-rata 25o C. Yogyakarta meliputi:
3. Penyimpanan bahan makanan kering 1. Penyajian dalam bentuk buffet
a. Dry store harus benar dalam keadaan Buffet atau biasa kita sebut dengan
kering prasmanan adalah cara penyajian
dimanamakanan yang disajikan berada di
28 ISSN : 2087-0086
Penerapan Hazard Analysis And Critical Control Point Di Main Kitchen Hotel Ibis Styles Yogyakarta

tempat yang memuat cukup banyak 1. Jika hotel sedang banyak event barang
makanan dan para tamu akan mengambil yang dibutuhkan akan sangat banyak, di
makanan sendiri. Dalam penyajian ini sini keteresediaan tempat penyimpanan
biasanya menggunakan Serving Dish yaitu biasanya menjadi masalah.
alat saji yang memiliki pemanas 2. Kelalaian yang sering terjadi dalam
dibawahnya guna menjaga agar makanan penyimpanan atau FIFO yang tidak
tetap panas. Hal ini bertujuan untuk dijalankan sesuai dengan prosedur, hal ini
menghindari danger zone atau zona juga menjadi masalah, misalnya saat
bahaya pada makanan, zona bahaya pada menyimpan bahan makanan. Bahan
makanan yaitu dimana makanan berada di makanan yang terlebih dahulu datang atau
luar tempat penyimpanan dalam waktu bahan makanan yang lama tidak boleh
lebih dari 4 jam dan dalam suhu ruangan berada di bawah seharusnya berada di
6-65o C. Jika makanan lebih dari 4 jam atas atau di depan bahan makanan baru.
dalam temperatur ruangan seperti yang Hal ini mencegah terjadinya bahan
disebutkan maka makanan tersebut bisa makanan kadaluwarsa atau busuk karena
terindikasi adanya pertumbuhan bakteri. penyimpanan yang terlalu lama.
2. Penyajian dalam bentuk Ala Carte 3. Kurangnya pengendalian bahaya pangan
Ala Carte adalah suatu susunan menu, yang sesuai dengan HACCP, sehingga
diamana makanan yang dicantumkanpada sering terjadi kontaminasi terhadap bahan
daftar makanan tersebut disertai dengan makanan lain. Sebagai contoh bahan
harga tersendiri. Biasanya tamu akan makanan yang tidak memiliki daya simpan
memesan terlebih dahulu kepada pelayan yang lama adalah sayur, jika saat
atau pramusaji, lalu oleh pramusaji akan penyimpanan ada sayur yang busuk harus
diinformasikan kepada bagian dapur segera dipisahkan dengan sayur yang
dalam bentuk captain order, setelah itu masih segar untuk menghindari penularan
baru akan dibuatkan makanan sesuai pembusukan pada sayuran.
dengan pesanan tamu. Hal ini lebih 4. Dalam hal penyajian Breakfast Hotel Ibis
terjamin kualitas makanannya dikarenakan Styles Yogyakarta menggunakan buffet
makanan yang disajikan masih dalam pada StreetRestaurant mereka, kendala
keadaan panas, dalam artian makanan disini adalah biasanya servingdish yang
yang masih baru. Alat penyajian yang digunakan akan menurun temperaturnya
digunakan pun menyesuaikan dengan pada jam-jam tertentu hal ini akan
pesanan, misalnya makanan yang dipesan membuat makanan menjadi bau dan
adalah Sechuan prawn maka alat berkurang kualitasnya.
penyajinya adalah dinner plate 4.1.4. Upaya Mengatasi Permasalahan di
3. Penyajian dalam bentuk Room Service MainKitchen Hotel Ibis Styles
atau layanan kamar Yogyakarta
Layanan kamar atau Room Service hampir Untuk mengatasi permasalahan yang
sama dengan Ala Carte, hanya saja ada, Hotel Ibis Styles melakukan upaya upaya
langkah-langkah penyajiannya berbeda. untuk mengatasi permasalahan tersebut,
Jika Ala Carte biasanya tamu memesan di bentuk upaya yang dilakukan yaitu:
restoran hotel akan tetapi room service 1. Jika barang yang datang banyak, maka
dipesan dari kamar hotel. Yang menjadi cara mengatasinya adalah dengan cara
pembeda adalah proses pelayanannya mengeluarkan barang yang lama dari
dikarenakan makanan yang akan disajikan penyimpanan dan mengusahakan untuk
haruslah dibawa kekamar yang pada memakai barang lama tersebut untuk
dasarnya jarak kamar dari kitchen lumayan segala bentuk kegiatan memasak di
memakan waktu. Oleh karena itu jika ada mainkitchen Hotel Ibis Styles Yogyakarta.
layanan kamar maka haruslah makanan 2. Untuk mengatasi masalah kelalaian dalam
dingin dulu yang dibuat setelah itu baru menjalankan prosedur, maka yang
makanan panas. Alat penyajiannya hampir dilakukan adalah menekankan akan
sama hanya saja ditambahkan food cover bahaya pada kelalaian dalam
guna menghindari kontak langsung dari penyimpanaan yang tidak sesuai prosedur.
udara terbuka. 3. Untuk mengatasi ini traning HACCP akan
4.1.3. Permasalahan di Main Kitchen Hotel diberikan kepada setiap karyawan atau
Ibis Styles Yogyakarta staf yang dirasa kurang paham tentang
Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pentingnya pengendalian bahaya yang
di kitchen Ibis Styles Yogyakarta, banyak sesuai dengan prinsip HACCP.
mengalami permasalahan. Permasalahan- 4. Permasalahan yang sebenarnya sering
permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: terjadi dikebanyakan hotel pada umumnya
ISSN : 2087-0086 29
Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 9 No. 1 Maret 2018

yaitu penurunan kualitas makanan pada untuk mengatasi permasalahan tersebut,


Breakfast, Lunch maupun Dinner Buffet, upaya yang dilakukan diantaranya:
hal ini dapat diatasi dengan cara selalu a. Penggunaan barang yang lama
mengecek pemanas pada serving dish dan terlebih dahulu FIFO
mengganti makanan yang sudah mulai b. Menekankan akan bahaya pada
menunjukan tanda-tanda penurunan kelalaian dalam penyimpanaan yang
kualitas dengan makanan yang baru. tidak sesuai prosedur.
c. Pemberian training tentang Hazard
5.1. Kesimpulan Analysis and Critical Control Point
Berdasarkan hasil penelitian yang telah (HACCP) kepada setiap karyawan
diuraikan pada bab sebelumnya dapat ditarik main kitchen.
beberapa kesimpulan sebagai berikut: d. Pengecekan secara berkala kepada
1. Hotel Ibis Styles Yogyakarta memiliki setiap makanan yang menunjukan
prosedur penyimpanan yang sesuai penurunan kualitas makanan.
dengan sistem Hazard Analysis and
Critical Control Point (HACCP), yang Daftar Pustaka
diantaranya:
a. Proses penerimaan bahan makanan di [1] Anonim. 2010. Penyimpanan Bahan
main kitchen yang akan disimpan. makanan Merupakan Satu dari enam
b. Pengaturan suhu penyimpanan. Prinsip Higiene dan Sanitasi makanan.
c. Cara-cara penyimpanan yang sesuai Retrived March 11, 2018, from
sistem Hazard Analysis and http://himateta.lk.ipb.ac.id/2010/12/penyim
CriticalControl Point (HACCP). panan-bahan-makanan-merupakan-satu-
d. Penempatan dan pengambilan barang dari-6-prinsip-higiene-dan-sanitasi-
sesuai sistem FIFO (First In First Out). makanan-by-anonim-tep45/. 5 Januari
e. Penggunaan tempat penyimpanan 2018
yang cukup memadai seperti thawing [2] Mahadewi, E. Ni Made dan Rai Utama,
chiller,meat and fish freezer, vegetable I.G. Bagus. 2012. Metode Penelitian
chiller, dry store dan hot box. Pariwiasata dan Perhotelan. Yogyakarta:
2. Penyajian makanan makanan yang CV Andi Offset.
memperhatikan segala aspek sesuai [3] Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian.
dengan Hazard Analysis and Critical Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Control Point (HACCP), seperti [4] Sugiono. 2013. Petunjuk Praktis
memperhatikankebersihan alat saji, Penerapan Sistem Jaminan Keamanan
penyimpanan alat saji dan kelayakan alat Pangan Berbasis HACCP di Rumah
saji. Membedakan jenis-jenis penyajian Makan dan Restoran. Jakarta: LIPI Press.
supaya dapat menyesuaikan masakan [5] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
dengan sifat-sifat penyajian tersebut juga Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
diperhatikan oleh Hotel Ibis Styles Bandung:Alfabeta.
Yogyakarta. [6] Sulastiyono, Agus. 2011. Manajemen
3. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di Penyelenggaraan Hotel. Bandung:
main kitchen Ibis Styles Yogyakarta, Alfabeta.
banyak mengalami permasalahan, seperti: [7] Undang-Undang Republik Indonesia
a. Ketersediaan tempat penyimpanan Nomor 10.Tahun 2009 Tentang
bahan makanan. Kepariwisataan.
b. Kelalaian terhadap system [8] Widyastuti, Indah. 2012. Upaya Cheff
penyimpanan FIFO. Untuk Meningkatkan Efisiensi Waktu
c. Kurangnya pengendalian bahaya Pelayanan Kepada Konsumen Di Warung
pangan sesuai HCCP. Makan Khas Thailand “Phuket”
d. Penurunan suhu pada penyajian Yogyakarta. Yogyakarta: AKPAR BSI
makanan dan kontaminasi silang. (Tugas Akhir).
4. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, [9] Yuda, Eddy’nya. 2009. Penyajian
Hotel Ibis Styles melakukan upaya-upaya Makanan (Prinsip Food Hygiene).
https://www.scribd.com/doc/183729814/Pe
nyajian-Makanan. 5 Januari 2018

30 ISSN : 2087-0086

Potrebbero piacerti anche