Sei sulla pagina 1di 5

KAMPURUI JURNAL Hubungan Aktivitas Fisik dan

KESEHATAN MASYARAKAT Konsumsi Fast Food dengan


Jurnal Hasil Penelitian Kejadian Obesitas Pada Remaja

https://www.ejournal.lppmunidayan.ac.id/inde
Wahyuni Hafid1), Sunarti Hanapi2)
1) Program Studi Kesehatan Masyarakat,
x.php/kesmas
Universitas Gorontalo, Gorontalo, Indonesia
e-ISSN: 2549-6654 2)Program Studi Kesehatan Masyarakat,
P-ISSN: 2338-610x Universitas Gorontalo, Gorontalo, Indonesia

Keywords: Obesity, Physical activity, Fast food Dikirim: 1/11/2019


consumption Direvisi: 22/11/2019;
Disetujui: 5/12/2019
Kata kunci: Obesitas, Aktivitas fisik, Konsumsi
fast food
ABSTRACT
Factors causing obesity in adolescents are
multifactorial. Increased consumption of fast
Korespondensi Penulis:
food (fast food), low physical activity, genetic
wahyunihafid292@gmail.com
factors, the influence of advertising,
psychological factors, socioeconomic status,
diet programs, age, and gender are some of
the factors that contribute to changes in
energy balance and lead to obesity. This
study aims to determine the relationship of
physical activities and fast food consumption
with the incidence of obesity in adolescents in
Gorontalo Regency. This type of research is
observational analytic with cross sectional
research design. This research was carried
out in several high schools in the Gorontalo
PENERBIT District region including SMAN I Telaga,
SMAN I Bongomeme, and SMAN I Pulubala.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
The population is all high school teenagers in
Dayanu Ikhsanuddin
Gorontalo Regency. The sample in this study
Alamat: Jl. Sultan Dayanu Ikhsanuddin No. 124, were 275 people, selected by simple random
Baubau 93724 sampling technique. Analysis of the data used
is univariate and bivariate data analysis. This
research was conducted in April to May 2019.
The results showed that physical activity (p =
0.027) and fast food consumption (p = 0.002)
were related to the incidence of obesity in
adolescents in Gorontalo District in 2019.
Thus it can be concluded that physical
activity and diet are factors that are
associated with the incidence of obesity in
adolescents. It is recommended to
adolescents to better regulate eating
patterns, especially regulating the frequency
of eating and reducing consumption of fast
food.

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No.1, Desember 2019 | 6


INTISARI macam ramuan obat-obatan, makanan dan
Faktor penyebab obesitas pada remaja minuman untuk merampingkan tubuh.
bersifat multifaktorial. Peningkatan konsumsi Akibatnya jutaan rupiah uang dibelanjakan
makanan cepat saji (fast food), rendahnya untuk diet ketat, obat-obatan, dan perawatan-
aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, perawatan guna menurunkan berat badan
faktor psikologis, status sosial ekonomi, (Moha dkk, 2017).
program diet, usia, dan jenis kelamin Faktor penyebab obesitas pada remaja
merupakan beberapa faktor yang bersifat multifaktorial. Peningkatan konsumsi
berkontribusi pada perubahan keseimbangan makanan cepat saji (fast food), rendahnya
energi dan berujung pada kejadian obesitas. aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor psikologis, status sosial ekonomi,
hubungan aktivitas fisik dan konsumsi fast program diet, usia, dan jenis kelamin
food dengan kejadian obesitas pada remaja di merupakan faktor-faktor yang berkontribusi
Kabupaten Gorontalo. Jenis penelitian yang pada perubahan keseimbangan energi dan
digunakan adalah observasional analitik berujung pada kejadian obesitas (Kurdanti,
dengan desain penelitian cross sectional. 2015).
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SMA World Health Organization (WHO)
di wilayah Kabupaten Gorontalo diantaranya melaporkan bahwa tahun 2015, sekitar 2,3
SMA Negeri 1 Telaga, SMA Negeri 1 miliyar remaja usia 15 tahun ke atas
Bongomeme, dan SMA Negeri 1 Pulubala. mengalami kelebihan berat badan, dari jumlah
Populasi adalah seluruh remaja SMA di tersebut lebih dari 700 juta mengalami
wilayah Kabupaten Gorontalo. Sampel dalam obesitas. Dengan prevalensi sebesar 11% pada
penelitian ini sebanyak 275 orang, yang dipilih pria, dan 12% pada wanita. Prevelensi tinggi
dengan teknik simple random sampling. terjadi di negara maju seperti Amerika serikat
Analisis data yang digunakan adalah analisis maupun Eropa yang mengalami overweight
data univariat dan bivariat. Penelitian ini sebesar 62% dan 26% obesitas. Di Asia
dilaksanakan pada bulan April sampai Mei tengara angka overweight mencapai 14% dan
2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3% obesitas (Widyaningtyas dan Kartini,
aktivitas fisik (p=0.027) dan konsumsi fast 2013).
food (p=0.002) berhubungan dengan kejadian Data Rikesdas 2018, menunjukkan bahwa
obesitas pada remaja di Kabupaten Gorontalo kejadian obesitas pada dewasa usia di atas 18
Tahun 2019. Dengan demikian dapat tahun yakni berat badan lebih (overweight)
disimpulkan bahwa aktivitas fisik dan pola 13,6% dan obese 21,8%. Kejadian obesitas di
makan merupakan faktor yang berhubungan Indonesia memiliki prevalensi obesitas sentral
dengan kejadian obesitas pada remaja. pada dewasa ≥ 15 tahun sebesar 31,0%.
Disarankan kepada remaja agar lebih Persentase obesitas tertinggi terdapat di
mengatur pola makan, terutama mengatur Provinsi Sulawesi Utara sebesar 42,5% dan
frekuensi makan dan mengurangi konsumsi yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara
fast food. Timur sebesar 19,3%.
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
1. PENDAHULUAN Kabupaten Gorontalo tahun 2018
Obesitas telah menjadi masalah yang menunjukkan bahwa kejadian obesitas
merisaukan bagi para remaja. Hal ini sebanyak 8.795 kasus (30,9%) terdiri dari
dikarenakan obesitas dapat menurunkan rasa laki-laki1.971 kasus (6,9%) dan perempuan
percaya diri remaja dan dapat mengganggu 6.824 (24,0%). Berdasarkan hal tersebut
psikologis. Adanya keinginan untuk tampil maka penting dilakukan penelitian mengenai
sempurna yang seringkali diartikan dengan faktor yang berhubungan dengan kejadian
memiliki tubuh ramping/langsing dan obesitas pada remaja.
proporsional, merupakan idaman bagi
mereka. Hal ini semakin diperparah dengan 2. METODE PENELITIAN
berbagai iklan di televisi, surat kabar dan Jenis penelitian yang digunakan ini adalah
media massa lain yang selalu menonjolkan observasional analitik. Dikatakan penelitian
figur-figur yang langsing dan iklan berbagai observasional sebab dalam penelitian ini tidak

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No.1, Desember 2019 | 7


memberikan perlakuan kepada subyek yang Pekerjaan Ayah
diteliti. Unit analisis dalam penelitian ini Tidak Bekerja 9 3,3
adalah individu dengan desain penelitian cross Buruh 127 46,2
sectional yaitu suatu penelitian yang Wiraswasta 119 43,3
digunakan untuk mempelajari hubungan antar Pegawai Swasta 9 3,3
PNS 11 4,0
variabel bebas dan variabel terikat dengan
Total 275 100
cara pendekatan observasional di mana
Sumber : Data Primer 2019
pengumpulan data dilakukan sekaligus pada
waktu yang bersamaan. Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 275
Penelitian dilakukan di beberapa SMA di responden, jenis kelamin laki-laki sebanyak
wilayah Kabupaten Gorontalo yang ditentukan 106 orang (38.5%) dan perempuan sebanyak
dengan Teknik Cluster yaitu SMAN 1 Telaga, 169 orang (61.5%). Distribusi pendidikan
SMAN 1 Bongomeme, dan SMAN 1 Pulubala. ayah tertinggi adalah pendidikan SD sebanyak
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan 33.5% dan terendah adalah pendidikan S1
April – Mei tahun 2019. sebanyak 9.1%. Sedangkan distribusi
Populasi dalam penelitian ini adalah pekerjaan ayah tertinggi adalah wiraswasta
semua siswa/siswi kelas X dan XI di SMAN 1 sebanyak 119 orang (43.3%) dan terendah
Telaga, SMAN 1 Bongomeme, SMAN 1 yaitu tidak bekerja dan pegawai swasta
Pulubala Kabupaten Gorontalo sebanyak 963 masing-masing sebanyak 9 orang (3.3%).
siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X dan XI yang terpilih sebagai Tabel 2. Hubungan Aktivitas Fisik dan Pola
sampel yaitu sebanyak 275 siswa. Teknik Makan dengan Kejadian Obesitas pada Remaja
pengambilan sampel dalam penelitian ini Variabel
n %
menggunakan Simple Random Sampling. Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Aktivitas Fisik
kejadian obesitas, aktivitas fisik, dan konsumsi Ringan 206 75
fast food. Data yang digunakan adalah data Sedang 69 25
sekunder dan data primer. Teknik pengolahan Total 275 100
dan analisis data yang digunakan adalah P value = 0, 027 (α < 0,05)
Konsumsi Fast
anailisis univariat dan bivariat.
Food
Sering 272 98,9
3. HASIL Jarang 3 1,1
Hasil yang diperoleh dari penelitian yang Total 275 100
telah dilaksanakan SMA N 1 Telaga, SMA N 1 P value = 0,002 (α < 0,05)
Bongomeme, dan SMA N 1 Pulubala pada Sumber : Data Primer 2019
bulan April – Mei tahun 2019 di disajikan
dalam bentuk tabel dan dinarasikan sebagai Berdasarkan tabel 2 diatas, responden
berikut : yang kategori aktivitas fisik ringan sebanyak
206 orang (75%) dan kategori sedang
Tabel 1. Distribusi Frekuensi berdasarkan sebanyak 69 orang (25%). Sedangkan
Karakteristik Responden berdasarkan uji statistik Chi Square diperoleh
Karakteristik nilai p = 0.027 (p < 0.05). Ini menunjukkan
n %
Responden bahwa ada hubungan yang signifikan antara
Jenis Kelamin aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada
Laki - laki 106 38,5 remaja di Kabupaten Gorontalo tahun 2019.
Perempuan 169 61,5 Untuk variable konsumsi fast food, sebanyak
Total 275 100 272 responden (98,9%) masuk kategori sering
Pendidikan Ayah
mengkonsumsi fast food dan hanya 3
Tidak Tamat SD 52 18,9
SD 92 33,5 responden (1,1%) yang jarang mengkonsumsi
SMP/Sederajat 50 18,2 fast food. Berdasarkan uji statistik Chi Square
SMA/Sederajat 56 20,4 diperoleh nilai p = 0,002 (P < 0.05), yang
S1 25 9,1 menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan
Total 275 100 antara konsumsi fast food dengan kejadian

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No.1, Desember 2019 | 8


obesitas pada remaja di Kabupaten Gorontalo mengkonsumsi makanan yang
tahun 2019. berlebih dan mengandung kalori lebih
banyak. Atau bisa pula karena mereka
4. PEMBAHASAN tetap berolahraga secara teratur tetapi
a. Hubungan Aktivitas Fisik dengan pada saat berolahraga atau setelah
Kejadian Obesitas Pada Remaja berolahraga mereka mengkonsumsi
minuman bersoda seperti fanta, coca
Aktifitas fisik menyebabkan
cola, sprite dan minuman bersoda
terjadinya proses pembakaran energi
lainnya yang dapat menyebabkan
sehingga semakin remaja beraktivitas
kenaikan berat badan atau obesitas.
maka semakin banyak energi yang
Penelitian ini sesuai dengan
terpakai. Apabila seseorang tersebut
penelitian yang dilakukan oleh Candra
berkategori inaktif maka kandungan
dkk (2016), bahwa terdapat hubungan
lemak dan kalori di dalam tubuh akan
yang signifikan antara aktivitas fisik
semakin menumpuk tanpa ada proses
dengan kejadian obesitas pada remaja
pembakaran. Sebaliknya, obesitas juga
di SMA Laboratorium Malang dengan
dapat mempengaruhi aktivitas fisik.
nilai p value 0.01 < 0.05. Namun pada
Massa tubuh yang tinggi dapat memicu
penelitian Sikalak dkk (2017), Hasil uji
orang untuk cenderung malas
statistik menggunakan Chi Square
melakukan kegiatan dan lebih memilih
didapatkan nilai p = 0,08 (p > 0,05)
tidur, duduk, atau istirahat dan makan
menunjukkan tidak ada hubungan
(Candra dkk, 2016).
aktivitas fisik dengan kejadian
Berdasarkan analisa data dengan
obesitas.
menggunakan uji statistik Chi Square
b. Hubungan Konsumsi Fast Food
diperoleh p value = 0.027 ( α < 0.05).
dengan Kejadian Obesitas Pada
ini menunjukkan bahwa ada hubungan
Remaja
yang signifikan antara aktivitas fisik
Faktor utama penyebab
dengan kejadian obesitas pada remaja
overweight dikarenakan adanya
di Kabupaten Gorontalo tahun 2019.
ketidakseimbangan antara asupan
Hal tersebut disebabkan karena
energi yang masuk ke dalam tubuh
semakin sering seseorang beraktifitas
dan energi yang dikeluarkan tubuh.
terutama 30 menit per hari maka akan
Perkembangan teknologi, tingkat
semakin banyak kalori yang
sosial ekonomi dan faktor budaya
dibutuhkan tubuh sehingga meskipun
menyebabkan perubahan pola makan,
banyak mengkonsumsi makanan kaya
menjadi lebih senang mengkonsumsi
lemak, tidak akan mengalami obesitas.
fast food yang banyak mengandung
Semakin sering seseorang beraktivitas
kalori, lemak dan kolesterol
fisik maka akan meningkatkan total
(Wulandari dkk, 2016).
energi expenditure (energi yang
Proporsi obesitas lebih banyak
dikeluarkan) sehingga hal tersebut
terjadi pada siswa yang sering
dapat mempertahankan keseimbangan
mengkonsumsi fast food karena
tubuh.
makanan tersebut tinggi akan kalori,
Namun pada penelitian ini juga
garam dan kadar lemak (Sugiatmi dan
ditemukan bahwa meskipun aktivitas
Handayani, 2018).
fisik respnden sedang tapi tetap
Berdasarkan uji statistik Chi
mengalami obesitas. Hal ini
Square diperoleh p value = 0.002 (p <
dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang
0.05) yang menunjukkan bahwa ada
tidak patuh, artinya meskipun
hubungan signifikan antara konsumsi
responden beraktivitas fisik 30 menit
fast food dengan kejadian obesitas
per hari tapi rata-rata aktivitas fisik
pada remaja di Kabupaten Gorontalo
tersebut hanya di lakukan 1-2 kali
tahun 2019.
dalam seminggu tapi dalam durasi
Hal tersebut disebabkan karena
yang lama sementara setiap hari
makanan fast food mengandung
responden tersebut terus
banyak kalori, garam dan masih

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No.1, Desember 2019 | 9


banyak lagi zat-zat yang kurang baik DAFTAR PUSTAKA
untuk kesehatan, semakin sering Candra, Alfianto, Tavip Dwi Wahyuni, Ani.
mengkonsumsi fast food maka akan Sutriningsih. (2016). Hubungan
semakin berisiko menderita obesitas. Antara Aktivitas Fisik dan Pola Makan
Saat ini fast food tidak lagi hanya bisa dengan Kejadian Obesitas Pada
dinikmati oleh masyarakat perkotaan Remaja di SMA Laboratorium Malang.
tetapi juga oleh masyarakat pedesaan. Nursing News : Jurnal Ilmiah
Masakan fast food yang dulunya hanya Mahasiswa Keperawatan, 1(1): 1–6
bisa dinikmati oleh masyarakat Departemen Kesehatan RI. 2018. Hasil
perkotaan karena hanya dijual di Riskesdas 2018. Jakarta : Depkes RI
tempat-tempat pusat perbelanjaan Handayani, Dian Rini. (2018). Faktor Dominan
yang besar kini sudah banyak tersedia Obesitas Pada Siswa Sekolah
di pedesaan dan bisa dijumpai di Menengah Atas di Tangerang Selatan
minimarket atau pun usaha-usaha Indonesia. Jurnal Kedokteran Dan
rumahan. Kesehatan, 14 (1) : 1–10
Namun pada penelitian ini juga Kurdanti Weni, Diana Mustikaningsih. (2015).
ditemukan bahwa meskipun konsumsi Risk Factors For Obesity In Adolescent.
fast food jarang, tapi responden tetap Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 11(4),
mengalami obesitas. Hal tersebut bisa 179–190
dsebabkan karena meskipun mereka Moha K. Meyske, Bidjuni Hendro, Lolong Jill,
jarang mengkonsumsi fast food, tetapi (2017). Hubungan Obesitas dengan
setiap kali mengkonsumsi mereka Harga Diri Pada Remaja di SMA
mengkonsumsi dengan porsi yang Negeri 1 Limboto, Kecamatan
lebih banyak. Limboto, Kabupaten Gorontalo. e-
Penelitian ini sejalan dengan Journal Keperawatan (e-Kp), 5 (1) :
penelitian yang dilakukan oleh 1-7
Handayani (2018), bahwa ada Rafiony Ayu, Purba Martalena, Pramantara
hubungan yang signifikan antara Putu Dewa. (2015). Konsumsi Fast
konsumsi fast food dengan kejadian Food dan Soft Drink Sebagai Faktor
obesitas pada siswa Sekolah Menengah Risiko Obesitas Pada Remaja. Jurnal
Atas di Tanggerang Selatan Indonesia. Gizi Klinik Indonesia, 11 (4) : 170-
Siswa yang sering mengkonsumsi fast 180
food berisiko obesitas 2,74 kali untuk Sikalak Wegiarti, Widajanti Laksmi, Aruben
menderita obesitas dibanding siswa Ronny. (2017). Faktor-Faktor Yang
yang jarang mengkonsumsi fast food. Berhubungan Dengan Kejadian
Namun pada penelitian yang dilakukan Obesitas Pada Karyawati Perusahaan
Rafiony dkk (2015), frekuensi Di Bidang Telekomunikasi Jakarta
konsumsi fast food modern Tahun 2017. Jurnal Kesehatan
menunjukkan hubungan yang tidak Masyarakat (e-Journal), 5(3) : 193–
bermakna dengan obesitas. 201.
Widyaningtyas Silvia Agus, Kartini Apoina.
5. KESIMPULAN (2013). Hubungan Usia Menarche
Aktivitas fisik dan konsumsi fast food Dengan Obesitas Pada Remaja Putri di
merupakan faktor yang berhubungan secara SMA Theresiana 1 Semarang. Journal
signifikan dengan kejadian obesitas pada of Nutrition College, 2 (1) : 10–17
remaja di Kabupaten Gorontalo 2019. Wulandari, Syamsinar, Hariati, Lestari., &
Disarankan kepada remaja agar lebih Andi, Faizal Fachlevy. (2016). Faktor
mengatur pola makan, terutama mengatur Yang Berhubungan dengan Kejadian
frekuensi makan dan mengurangi konsumsi Obesitas Pada Remaja di SMA Negeri 4
fast food Kendari Tahun 2016. Skripsi. Kendari
: Universitas Halu Oleo

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No.1, Desember 2019 | 10

Potrebbero piacerti anche