Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract: The story of the past life of Buddha Gotama has become one of
the most important discussions in Buddhist philosophy. The stories of his life
are recorded in the Pāli Canon mainly in the Jātaka texts (birth stories of the
Buddha). Jataka stories have obtained popularity in ancient times in Buddhist
countries such as India, Sri Lanka, Myanmar, Thailand and even Indonesia.
Its reputation appeared from many Jātaka stories are being put into Buddhist
art and architecture. In Indonesia, Jataka stories are found among reliefs on
the walls of Candi Buddhist, such as Candi Sojiwan, Mendut and Borobudur.
However, at present time there is no books that tries to discuss Jātaka story
carved on the walls of these temples thoroughly and systematically. This
research tries to identify reliefs of Jātaka found in three Candi that are
located in Central Java namely Candi Sojiwan, Mendut and Borobudur. The
theory used in this research is Semiotics theory of Charles Shanders Pierce.
This theory is used to interpret the signs contained in the reliefs of the Candi
by using triangle of meaning ie., interpretan (researchers), objects (reliefs on
the three Candi) and signs. Within the sign there are three things being
analized namely icons, indexes and symbols. In relation to icon, the
researcher identifies the images on the relief as they are. Then, in indexes,
the researcher interpret images that have been identified in accordance with
the existing context. For example, the icon that reveals the images of
humans, crowns, and jewelry shows that someone who wore the crown and
jewelry was identified as a high standing one or even a king. Because these
three Candi are Buddhist temples, the symbols given is ofcourse tend to
Buddhist context. When certain reliefs are identified to have represented
certain Jātaka stories, they are considered objects that symbolize the Jātaka
story. In this research there are 109 panel reliefs from three Candi that have
been successfully studied. Among 109 panel reliefs there are 38 panels
indentified as representing Jātaka stories. In Candi Sojiwan there are found
20 panel reliefs but only 8 panels have been identified telling the story of
Jātaka. From 45 panels, 15 panel reliefs in Candi Mendut have been found to
represent the Jātaka story. Meanwhile, 230 panel reliefs in Borobudur temple
were then reduced to 44 panels and 15 are successfully identified to have
links to Jātaka stories.
Keywords: Jātaka, Candi, Semiotic
Jurnal Pencerahan Volume 10 No. 10 2018 ISSN 9 772087 92201
1
Jurnal Pencerahan STAB Syailendra
Santacitto Sentot, Aryanto Firnadi, Rakay Indramayapanna
Identification Of Jataka Stories In The Buddhist’s Candis Of Central Java
Abstrak: Kisah kehidupan lampau Buddha Gotama telah menjadi salah satu
pembahasan penting dalam filsafat agama Buddha. Kisah-kisah kehidupan
beliau tercatat di dalam Kanon Pāli terutama dalam teks Jātaka (birth stories
of the Buddha). Kisah-kisah Jātaka telah mengalami popularitas pada zaman
kuno di negara-negara Buddhis seperti India, Sri Lanka, Myanmar, Thailand
dan bahkan Indonesia. Reputasinya tampak dari banyaknya cerita Jātaka
yang dituangkan dalam seni dan arsitektur Buddhis. Di Indonesia sendiri
kisah-kisah Jātaka tertuang pada relief di dinding candi-candi Buddhis,
seperti candi Sojiwan, Mendut, dan Borobudur. Namun demikian, saat ini
tidak ada buku yang telah mencoba membahas kisah Jātaka yang terpahat
pada dinding candi-candi ini secara menyeluruh dan sistematis. Penelitian ini
mencoba untuk mengidentifikasi kisah-kisah Jātaka pada relief di tiga candi
yang berlokasi di Jawa Tengah yakni Sojiwan, Mendut, dan Borobudur.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Semiotika Charles
Shanders Pierce. Teori ini digunakan untuk menafsirkan tanda-tanda yang
terdapat pada relief di candi-candi tersebut dengan menggunakan segitiga
makna (triangle of meaning) yakni interpretan (peneliti), objek (relief-relief
pada tiga candi) dan tanda. Dalam tanda terdapat tiga hal yang dikaji yakni
ikon, indeks dan simbol. Berhubungan dengan ikon peneliti mengidentifikasi
gambar-gambar di relief sebagaimana adanya. Selanjutnya dalam indeks
gambar-gambar yang sudah teridentifikasi dimaknai oleh peneliti sesuai
dengan konteks yang ada. Misalnya, ikon yang menampakkan ada gambar
manusia, mahkota, dan perhiasan menunjukkan bahwa seseorang yang
mengenakan mahkota dan perhiasan tersebut diidentifikasi sebagai seorang
bangsawan atau bahkan seorang raja. Disebabkan tiga candi ini merupakan
candi Buddhis, simbol yang diberikan tentunya cenderung pada konteks
Buddhis. Apabila pada relief tertentu teridentifikasi telah merepresentasikan
kisah Jātaka tertentu, maka relief tersebut dianggap sebagai objek yang
menyimbolkan kisah Jātaka. Dalam penelitian ini terdapat 109 panel relief
tiga candi yang telah berhasil dikaji. Dari 109 panel relief tersebut terdapat
38 panel yang teridentifikasi merepresentasikan kisah-kisah jātaka. Pada
candi Sojiwan terdapat 20 panel relief namun hanya 8 panel relief yang
teridentifikasi telah mengisahkan cerita Jātaka. Dari 45 panel, 15 panel relief
yang terdapat di candi Mendut ditemukan telah merepresentasikan kisah
Jātaka. Sementara itu, 230 panel relief di candi Borobudur yang kemudian
direduksi menjadi 44 panel dan berhasil diidentifikasi 15 panel relief yang
memiliki hubungan dengan kisah-kisah Jātaka.
Kata kunci: Jātaka, Candi, Semiotika.
Jurnal Pencerahan Volume 10 No. 10 2018 ISSN 9 772087 92201
2
Jurnal Pencerahan STAB Syailendra
Santacitto Sentot, Aryanto Firnadi, Rakay Indramayapanna
Identification Of Jataka Stories In The Buddhist’s Candis Of Central Java
Lampiran
Analisis Semiotika Pierce
Analisis Semiotika Pierce
No. Gambar (Tiga kategori tanda)
Ikon Indeks Simbol
1. Ikon Relief 1. Pada panel Relief ini
pada Panel pertama, merepresentasikan kisah
Pertama: ikan yang dalam Macchajātaka
1. Sekelompok paling besar (Jātaka no. 75).
ikan menunjukka Diceritakan Bodhisatta
2. Burung n bahwa ia terlahir sebagai pemimpin
3. Air adalah ikan-ikan dan binatang
4. Dua orang pemimpin yang ada di sebuah kolam.
5. Awan sekelompok Pada saat, terjadi
6. Perhiasan ikan di kekeringan, kura-kura
7. Bunga tempat berada di lumpur
tersebut. Air sementara ikan-ikan lain
Ikon Relief menunjukka dimangsa burung-burung.
pada Panel n bahwa Karena kasihan, ia
Kedua: mereka melakukan pernyataan
1. Sekelompok berada di kebenaran kepada Dewa
ikan sebuah Pajjuna (Dewa Hujan) agar
2. Kura-kura kolam. menurunkan hujan. Ia
3. Air Kolam mengatakan bahwa meski
4. Empat tersebut terlahir sebagai ikan besar
orang kering ia tidak pernah melukai
5. Awan dengan apalagi memakan binatang
6. Benda di ditunjukkan lain. Dengan kekuatan
tangan seekor kebenarannya, dewa hujan
burung pun menurunkan hujan.
seperti
tengah
memangsa
ikan yang
ada di
kolam itu.
Sementara
dua orang
yang salah
satunya
membawa
jar
dimungkink
an para
dewa. Ini
ditunjukkan
mereka
dengan
posisi
terbang di
Jurnal Pencerahan Volume 10 No. 10 2018 ISSN 9 772087 92201
14
Jurnal Pencerahan STAB Syailendra
Santacitto Sentot, Aryanto Firnadi, Rakay Indramayapanna
Identification Of Jataka Stories In The Buddhist’s Candis Of Central Java
atas awan
dengan
perhiasan
yang
dikenakan
dan bunga
yang ada di
tangan.
2. Pada panel
kedua,
empat orang
dengan
posisi
terbang di
atas awan
yang adalah
para dewa
tengah
memberikan
sesuatu
kepada
ikan-ikan
dan juga
kura-kura di
kolam di
mana
binatang-
binatang ini
tinggal.
di sebelah
kanan yang
adalah
seorang
pertapa suci.
Disebut
pertapa
karena ia
mengenakan
jubah dan
membawa
mangkok. Ia
suci
disebabkan
oleh cahaya
aura yang
tampak di
sekitar
kepala.
Sementara
itu, beberapa
orang yang
berada di
bejana besar
adalah
orang-orang
yang tengah
disiksa
dengan
merebusnya
di atas api.
Api terlihat
di bawah
bejana
tersebut.