Sei sulla pagina 1di 14

KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Government of West Java Policy on Poverty Alleviation


Epi Kustiawan

Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jawa Barat


Jl. Ir. H. Juanda No. 287 Bandung

ABSTRACT

West Java Province is one of the largest provinces in Indonesia that consists of 17
regencies and 9 municipalities with total population 40,737,594 (2006) which is estimated to
reach 44,095,034 by 2010. The monthly average household expenditure, in general, is
mainly spent to fulfill their meals. The percentage of expenditure above Rp. 200,000 per
month is relatively dominant. However, based on socio economic data (2005), the number
of poor people in West Java Province was 2,979,618 who are scattered in the region with
main income come from farm activities. Policies to alleviate poverty in West Java Province
are implemented through general and specific approaches. The general approach is
conducted based on the 2003-2008 development agenda of the regional government,
namely “The acceleration of people’s welfare improvement to achieve West Java Vision in
2010” through 5 missions: (1) Improvement of productivity and qaulity of human resources,
(2) Development of solid regional economic structure, (3) Improvement of local government
performance, (4) Improvement of the implementation of sustainable development, and (5)
Improvement of social life quality based on religion and local culture. The specific approach
is the establishment of West Java Province’s poverty alleviation commission based on the
decree issued by the Governor of West Java Province. The national development program
which activities are carried out in West Java Province include: P2KP, JPS, PMT-AS, JPS-
BK, DOP Puskesmas, BS and DBO DIKDASMEN, DOP SD/MI, JPS-BS, PKP, PDM-DKE,
Rice for the Poor (Raskin), and Family Improvement Program. Specific programs for
poverty alleviation in West Java Province are: (1) DAKABALAREA, (2) RAKSA DESA
Program, and (3) PPK-IPM Program, in addition to projects included in the West Java
Province’s development priority.
Key words : population growth, poor household, alleviation program

ABSTRAK

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang cukup luas wilayahnya,
terdiri dari 17 kabupaten dan 9 kota dengan jumlah penduduk 40.737.594 jiwa pada tahun
2006 dan berdasarkan angka proyeksi tahun 2010 akan mencapai 44.095.034 jiwa. Secara
umum rata-rata pengeluaran rumah tangga per bulan di Provinsi Jawa Barat masih
ditujukan untuk pemenuhan konsumsi makanan dan minuman, dibandingkan dengan jenis
pengeluaran lainnya. Persentase pengeluaran rata-rata per kapita per bulan masyarakat
Jawa Barat di atas Rp 200.000 relatif cukup dominan. Namun demikian, berdasarkan data
Sosial Ekonomi (BPS) tahun 2005 jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Barat mencapai
2.979.618 jiwa yang tersebar di seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Barat,
dimana sebagian besar rumah tangga miskin terbesar berada pada sektor pertanian secara
Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam Penanggulangan Kemiskinan

luas. Kebijakan Penanggulangan kemiskinan di Provinsi Jawa Barat, dilakukan melalui


kebijakan umum dan kebijakan khusus. Kebijakan umum mengacu pada agenda
pemerintah Jawa Barat 2003-2008 yaitu:“Akselerasi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
guna mendukung pencapaian Visi Jawa Barat 2010” dimana dalam pelaksanaannya
ditetapkan melalui 5 misi : (1) peningkatan kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia
Jawa Barat; (2) pengembangan struktur perekonomian regional yang tangguh; (3)
pemantapan kinerja pemerintahan daerah; (4) peningkatan implementasi pembangunan
berkelanjutan, dan (5) peningkatan kualitas kehidupan sosial berlandaskan agama dan
budaya daerah. Sementara kebijakan khusus yang terkait penanggulangan kemiskinan
adalah upaya pembentukan Komite Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Barat
berdasarkan Keputusan Gubernur. Program Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Nasional
dan juga dilaksanakan di Jawa Barat P2KP, JPS, PMT-AS, JPS-BK, DOP Puskesmas, BS
dan DBO DIKDASMEN, DOP SD/MI, JPS-BS, PKP, PDM-DKE, Raskin, Program Keluarga
Harapan. Khusus untuk Program Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Barat,
dikembangkan program-program yang bersadarkan pada Keputusan Gubernur Jawa Barat:
(1) DAKABALAREA, (2) Program RAKSA DESA, dan (3) Program Pendanaan Kompetensi
IPM (PPK-IPM), disamping Kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui
prioritas pembangunan Jawa Barat.

Kata kunci : pertumbuhan penduduk, rumah tangga miskin, program penanggulangan

KONDISI UMUM

Luas wilayah Provinsi Jawa Barat (berdasarkan Citra Landsat tahun 2001)
mencapai 3.709.528,68 ha. Secara administratif wilayah Jawa Barat terdiri dari 17
Kabupaten dan 9 Kota, dengan jumlah penduduk pada tahun 2006, tercatat
40.737.594 jiwa. Data juga menunjukkan bahwa IPM dan ARLS penduduk Jawa
Barat pada tahun 2006, masing-masing mencapai 70,05 dan 7,74. Jumlah
pengangguran terbuka di Jawa Barat mencapai 1.898.954 jiwa atau mencapai
sekitar 10,95 persen dari jumlah penduduk pada tahun yang sama. Sementara itu,
jumlah rumah tangga miskin mencapai 2905 jiwa, sedangkan data tentang angka
kematian bayi (AKB) mencapai 44,83/1000, kemudian angka kematian ibu (AKI)
321,15/100000 (tahun 2004) serta angka harapan hidup (AHH) mencapai rata-rata
65,57 tahun.
Berdasarkan data perkembangan jumlah penduduk periode 1995-2006,
maka secara umum jumlah penduduk provinsi Jawa Barat terus mengalami
peningkatan yaitu dari 31.751.549 jiwa pada tahun 1995 menjadi 40.737.594 jiwa
pada tahun 2006. Berdasarkan perkembangan tersebut, jumlah penduduk Provinsi
Jawa Barat pada tahun 2010 diproyeksikan menjadi 44.095.034 jiwa (Tabel 1).
Sementara perkembangan jumlah penduduk menurut daerah perkotaan dan
perdesaan berdasarkan data tahun 1980, 1990, dan tahun 2000, masing-masing
juga mengalami peningkatan (Tabel 2). Dari tabel tersebut juga terlihat telah terjadi
pergeseran proporsi jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan dan perdesaan.
Jika pada tahun 1980, jumlah penduduk di perdesaan sangat dominan (79,6%),
maka pada tahun 2000 justru jumlah penduduk di perkotaan memiliki proporsi lebih
besar.

69
Epi Kustiawan

Tabel 1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk Provinsi Jawa Barat dari Tahun 1995-
2006 dan Proyeksi Tahun 2010

No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

1. 1995 31 751 549


2. 1996 32 242 231
3. 1997 32 779 642
4. 1998 34 555 622
5. 1999 35 279 182
6. 2001 36 075 355
7. 2002 36 914 883
8. 2003 38 132 356
9. 2004 39 140 812
10. 2005 39 960 869
11. 2006 40 737 594
12. 2010*) 44 095 034
Keterangan: *) Proyeksi tahun 2010

Secara umum rata-rata pengeluaran rumah tangga per bulan di Provinsi


Jawa Barat yang meliputi empat bagian regional (utara, tengah1, tengah2 dan
selatan) menunjukkan bahwa persentase pengeluaran untuk konsumsi makanan/
minuman relatif masih cukup besar dibandingkan dengan jenis pengeluaran rumah
tangga pada pos perumahan, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta pos
lainnya (Tabel 3). Kemudian berdasarkan persentase pengeluaran rumah tangga
per kapita per bulan, secara keseluruhan menunjukkan bahwa pengeluaran per
kapita/bulan yang lebih dari Rp. 200 000 relatif cukup dominan di setiap bagian
wilayah Jawa Barat (Tabel 4).

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Penduduk menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan


Tahun 1980 – 2000

Jumlah Penduduk
Daerah 1980 1990 2000
 %  %  %
Perkotaan 5.715.827 20,82 12.209.715 34,51 17.971.472 50,31

Perdesaan 21.734.013 79,18 23.171.967 65,49 17.752.001 49,69

Jumlah 27.449.840 100 35.381.682 100 35.723.473 100

70
Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam Penanggulangan Kemiskinan

Tabel 3. Rata-rata Prosentase Pengeluaran Per Bulan Rumah Tangga di Provinsi Jawa
Barat Berdasarkan Jenis Pengeluaran

Jenis Pengeluaran Utara Tengah 1 Tengah 2 Selatan Jawa Barat


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Makanan/Minuman 51,89 47,71 58,99 62,99 51,87
Perumahan 26,73 30,89 22,38 19,16 24,94
Kesehatan 2,09 2,07 2,03 2,24 2,02
Pendidikan 3,94 5,29 2,65 2,70 3,74
Transportasi 5,53 6,67 4,85 3,36 5,41
Lainnya 13,76 12,65 11,74 12,26 12,02
Sumber : SUSENAS 2005

Tabel 4. Prosentase Rumah Tangga Berdasarkan Pengeluaran per Kapita/bulan

Pengeluaran (Rp) Utara Tengah 1 Tengah 2 Selatan Jawa Barat


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
< 50,000 1,61 0,00 3,86 8,51 8,51
50,001 – 100,000 17,12 11,80 16,33 14,56 14,87
100,001 – 150,000 19,18 19,02 19,45 18,40 19,05
150,001 – 200,000 22,49 23,81 23,22 22,66 23,09
> 200,000 39,60 45,36 37,14 35,88 40,15
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : SUSENAS 2005

KEMISKINAN DI JAWA BARAT

Jumlah rumah tangga miskin di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2005
sebesar 2.979.618 rumah tangga atau 27,64 persen terhadap total rumah tangga
di Jawa Barat berdasarkan data penerima BLT tahun 2005. Secara regional,
dengan data yang sama menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga miskin di Jabar
Utara mencapai 28,58 persen, Jabar Tengah 40,77 persen dan Jabar Selatan
30,65 persen (Gambar 1). Dari gambaran tersebut terlihat kantong kemiskinan
banyak terjadi di wilayah tengah dan selatan yang memang masih relatif minim
dalam penyediaan sarana dan prasarana.
Hasil Pendataan Sosial Ekonomi (PSE05) BPS tahun 2005, menunjukkan
bahwa jumlah rumah tangga yang diduga miskin di Provinsi Jawa Barat, mencapai
2.979.618 jiwa yang tersebar diseluruh kabupaten/kota yang ada di wilayah
Provinsi Jawa Barat (Tabel 5). Kabupaten Bogor menduduki peringkat pertama
untuk jumlah rumah tangga yang diduga miskin, disusul Kabupaten Bandung dan

71
Epi Kustiawan

Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan lapangan pekerjaan tahun 2005, persentase


jumlah rumah tangga miskin yang tidak bekerja sebesar 24,8 persen. Sedangkan
persentase rumah tangga miskin terbesar merupakan rumah tangga miskin
dengan lapangan pekerjaan dari sektor pertanian secara luas (pertanian: padi;
palawija; perkebunan; peternakan; dan perikanan), yaitu mencapai 34,13 persen
(Gambar 2).

Gambar 1. Lokasi Rumah Tangga Miskin (Penerima BLT) Tahun 2005


Berdasarkan Pembagian Regional Jabar Utara, Jabar Tengah dan
Jabar Selatan

Tdk kerja, 24.8%


Lainnya,
16.8%
Pert,padi,plw j,
Jasa, 31.5%
Pkebun, 1.63%
12.4%

Angkutan,
3% Perdgn,
Pternak,
7% Perikan,
Industri, 0%
2% 1%

Gambar 2. Jumlah Rumah Tangga Miskin Berdasarkan Lapangan Pekerjaan


Tahun 2005

72
Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam Penanggulangan Kemiskinan

Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga yang Diduga Miskin Hasil Pendataan Sosial
Ekonomi (PSE05) BPS

Jumlah RT yang diduga


No. Kabupaten/Kota
miskin
1. Kabupaten Bogor 280.707
2. Kabupaten Sukabumi 231.480
3. Kabupaten Cianjur 196.722
4. Kabupaten Bandung 282.766
5. Kabupaten Garut 221.349
6. Kabupaten Tasikmalaya 144.275
7. Kabupaten Ciamis 119.457
8. Kabupaten Kuningan 86.743
9. Kabupaten Cirebon 205.896
10. Kabupaten Majalengka 115.843
11. Kabupaten Sumedang 83.432
12. Kabupaten Indramayu 171.348
13. Kabupaten Subang 147.732
14. Kabupaten Purwakarta 58.943
15. Kabupaten Karawang 196.125
16. Kabupaten Bekasi 115.539
17. Kota Bogor 41.582
18. Kota Sukabumi 13.231
19. Kota Bandung 84.675
20. Kota Cirebon 15.048
21. Kota Bekasi 61.087
22. Kota Depok 32.348
23. Kota Cimahi 21.993
24. Kota Tasikmalaya 40.305
25. Kota Banjar 10.992
Jawa Barat 2.979.618
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, September 2005

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT

Program dan kebijakan dalam kaitan dengan penanggulangan kemiskinan


di Jawa Barat, tidak terlepas dari program pembangunan Jawa Barat secara
keseluruhan yang didasarkan pada visi Jawa Barat sebagaimana termuat dalam
Perda no. 1/2001 tentang Renstra Jawa Barat. Visi Jawa Barat dalam Renstra
tersebut : “JAWA BARAT DENGAN IMAN DAN TAQWA SEBAGAI PROVINSI
TERMAJU DI INDONESIA DAN MITRA TERDEPAN IBU KOTA NEGARA TAHUN
2010”. Iman dan Taqwa berarti segala penyelenggara pemerintahan dan
pembangunan didasari oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa ; Termaju, ketergantungan provinsi lain terhadap Jabar setinggi mungkin dan
ketergantungan Jabar terhadap provinsi lain sekecil mungkin. Keunggulan Jabar
diantaranya mencakup bidang industri strategis, lembaga litbang dan pendidikan
jasa, sumberdaya manusia dan sebagainya; Mitra terdepan, posisi Jawa Barat
tidak lagi menjadi penyangga ibu kota dalam arti tereksploitasinya sumberdaya

73
Epi Kustiawan

oleh DKI Jakarta, namun menjadi mitra sejajar yang saling menguntungkan dan
terdepan dalam menjalin kerjasama dengan ibukota negara.

Kebijakan Umum
Kebijakan penanggulangan kemiskinan, berdasarkan kebijakan umum
yang telah ditetapkan dalam agenda pemerintah provinsi Jawa Barat periode 2003-
2008, yaitu:“Akselerasi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat guna mendukung
pencapaian Visi Jawa Barat 2010”. Dikaitkan dengan upaya penanggulangan
kemiskinan, visi tersebut mengandung makna, bahwa Jawa Barat berupaya keras,
terencana, terukur, dan berkelanjutan mencapai tingkat kesejahteraan rakyat
optimal, dengan memperkecil toleransi serendah-rendahnya terhadap kemiskinan.
Dalam kerangka pelaksanaan agenda dimaksud, ditetapkan 5 (lima) misi, yaitu:
1. Peningkatan kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia Jawa Barat;
2. Pengembangan struktur perekonomian regional yang tangguh;
3. Pemantapan kinerja pemerintahan daerah;
4. Peningkatan implementasi pembangunan berkelanjutan
5. Peningkatan kualitas kehidupan sosial berlandaskan agama dan budaya
daerah.
Secara lebih detail tentang kebijakan dan program yang akan dilaksanakan untuk
menyukseskan visi pembangunan Jawa Barat disajikan pada Tabel 6 – 10.

Tabel 6. Misi 1 MENINGKATKAN KUALITAS & PRODUKTIVITAS SDM JAWA BARAT

No. Kebijakan Program


1. Memobilisasi sumberdaya  Peningkatan pendidikan dasar dan pra sekolah
untuk meningkatkan akses
 Peningkatan pendidikan menengah dan tinggi
dan mutu pelayanan
pendidikan dan kesehatan  Peningkatan pendidikan luar sekolah
 Peningkatan pendidikan luar biasa
 Sumberdaya kesehatan
 Upaya kesehatan
 Pengembangan sarana dan prasarana
Perumahan dan permukiman

2. Mendayagunakan penelitian  Pengembangan dan pemanfaatan hasil penelitian


dan IPTEK untuk dan IPTEK
pembangunan daerah

3. Meningkatkan produktivitas  Peningkatan kompetensi, penempatan, perluasan,


sumberdaya manusia perlindungan dan pengawasan tenaga kerja.
 Peningkatan aktivitas kreativitas , dan lelembagaan
pemuda
 Peningkatan olah raga
 Program peningkatan pemberdayaan perempuan

74
Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam Penanggulangan Kemiskinan

Tabel 7. Misi 2 : MENGEMBANGKAN STRUKTUR PEREKONOMIAN DAERAH YANG


TANGGUH

No. Kebijakan Program


1 Mengembangkan ekonomi  Pengembangan agribisnis
daerah melalui pengembangan 6  Peningkatan ketahanan pangan
core bussiness berdasarkan
 Pengembangan usaha dan pemanfaatan
potensi lokal untuk mengurangi
sumberdaya kelautan
disparitas kesejahteraan antar
wilayah dan antar golongan  Pengembangan industri manufaktur dan jasa
 Pengembangan perdagangan dalam dan luar
negeri
 Pengembangan kepariwisataan
 Penataan mutu produk dan pelayanan jasa
 Pengembangan dan penguatan koperasi, UKM,
BUMD dan lembaga keuangan daerah
 Peningkatan penanaman modal di daerah
untuk menciptakan perluasan kesempatan
kerja
 Pengembangan sumberdaya mineral dan gas
bumi
2 Memantapkan infrastruktur  Pengembangan infrastruktur transportasi dan
wilayah dalam rangka telekomunikasi
mendukung pemerataan dan  Pengembangan dan pengelolaan infrastruktur
pertumbuhan ekonomi sumber daya air dan irigasi
 Pengembangan dan pengelolaan infrastruktur
listrik dan energi

Tabel 8. Misi 3 : MEMANTAPKAN KINERJA PEMERINTAHAN DAERAH

No. Kebijakan Program


1 Mewujudkan efektivitas dan  Penataan dan pembentukan hukum daerah
efisiensi aparatur dalam rangka serta peningkatan kesadaran hukum dan HAM
meningkatkan pelayanan publik
 Perencanaan, pengendalian dan pengawasan
pembangunan
 Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
 Peningkatan kualitas sumberdaya aparatur
pemerintah
 Pemantapan otonomi daerah dan kerjasama
daerah
 Pemantapan pemerintahan dan pembangunan
 Pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah
2 Meningkatkan partisipasi  Pengembangan pemberdayaan masyarakat
masyarakat dalam pembangunan
daerah

75
Epi Kustiawan

Tabel 9. Misi 4 : MENINGKATKAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

No. Kebijakan Program


1 Mewujudkan pembangunan  Pengendalian pertumbuhan penduduk
berkelanjutan melalui keseimbangan  Penataan ruang
penduduk dan lingkungan dalam  Pengendalian pencemaran dan kerusakan
kesatuan ruang lingkungan
 Peningkatan efektivitas pengelolaan dan
konservasi sumberdaya alam dan
lingkungan hidup
 Pemantapan kawasan lindung

Tabel 10. Misi 5: MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN SOSIAL YANG BERLAN-


DASKAN AGAMA DAN BUDAYA DAERAH

No. Kebijakan Program


1 Meningkatkan keimanan dan  Peningkatan pemahaman dan pengamalan
ketaqwaan serta apresiasi terhadap agama
budaya daerah  Peningkatan kerukunan hidup intern dan
antar umat beragama
 Penelusuran sejarah dan budaya daerah
 Peningkatan apresiasi seni
 Pelestarian dan pengembangan bahasa,
aksara dan sastra daerah
2 Memelihara iklim sosial politik yang  Pemberdayaan infrastruktur dan
kondusif suprastruktur politik
 Peningkatan kesadaran politik
3 Menguatkan tatanan masyarakat dan  Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban
lingkungan sosial untuk mendukung umum
terpeliharanya ketertiban umum  Peningkatan kesejahteraan sosial
 Perlindungan perkembangan sosial anak
dan remaja
 Pembinaan lembaga sosial keagamaan

Kebijakan Khusus
Kebijakan khusus berkaitan dengan program penanggulangan kemiskinan
yang canangkan oleh pemerintah Jawa Barat, dilakukan melalui upaya
Pembentukan Komite Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Barat,
berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat No : 465/Kep.362-BPMD/2005
tanggal 29 April 2005 : Tentang Perubahan Komite Penanggulangan Kemiskinan
Provinsi Jawa Barat.
Sementara itu Program (Penanggulangan) Kemiskinan Tingkat Nasional
dan Khusus di Jawa Barat, meliputi :

76
Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam Penanggulangan Kemiskinan

1. Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)


2. Program Jaring Pengaman Sosial
3. Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
4. Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK)
5. Dana Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas (DOP-Puskesmas)
6. Program Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional Pendidikan Dasar dan
Menengah (BS dan DBO DIKDASMEN)
7. Dana Operasional dan Pemeliharaan Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah
(DOP-SD/MI)
8. Jaring Pengaman Sosial Bidang Sosial (JPS-BS)
9. Padat Karya Perkotaan (PKP)
10. Pemberdayaan Daerah dalam Mengatasi dampak Krisis Ekonomi (PDM-
DKE)
11. Program RASKIN
12. Program Keluarga Harapan

Khusus untuk Program (Penanggulangan) Kemiskinan, Provinsi Jawa


Barat mengembangkan program-program sebagai berikut :
1. DAKALABAREA
2. Program RAKSA DESA
3. Program Pendanaan Kompetensi IPM (PPK-IPM)

IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN


DI JAWA BARAT

Program Raksa Desa


Dasar hukum pelaksanaan program ini adalah berdasarkan KepGub No
147/Kep.200-Dekon/2003 Tentang Penyelenggaraan Program Raksa Desa. Dalam
implementasi program ini telah dilaksanakan pemberian bantuan kepada 5.000
Desa (1000 desa/tahun). Untuk setiap Desa diberikan bantuan sebesar Rp.
100.000.000 penggunaannya 60 persen untuk pengembangan ekonomi perdesaan
dan 40 persen untuk mendukung pembangunan infrastruktur/sarana ekonomi,
pendidikan & kesehatan lingkungan.

Program Dakabalarea
Program ini dilaksanakan berdasarkan KepGub Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pokok-pokok Kebijaksanaan Reformasi Pembangunan Provinsi Jawa
Barat TA 1999/2000. Dakabalarea merupakan program pemberian kredit dengan
pola bagi hasil kepada pengusaha mikro & usaha kecil. Pelaksanaan perguliran
dana DAKABALAREA hingga tahun. 2005 telah bergulir sebesar Rp.

77
Epi Kustiawan

93.657.109.350 dari target Rp. 66.770.000.000 untuk 3.065 kelompok dengan


jumlah anggota sebanyak 26.886 orang

Program Pendanaan Kompetisi Akselerasi Peningkatan IPM Jawa Barat


(PPK- IPM)
Program PPK-IPM mengacu pada Kepgub No. 34 Tahun 2005 tentang
Program Pendanaan Kompetisi Akselerasi Peningkatan IPM Jawa Barat. PPK-IPM
merupakan program terobosan terbaru dari Pemprov Jabar dalam upaya
meningkatkan IPM, yang implisit di dalamnya berdampak pula pada
penanggulangan kemiskinan. Melalui PPK-IPM Pemprov Jabar memberikan
stimulus kepada Pemerintah Kab/Kota untuk dapat menggalang potensi
stakeholders pembangunannya, guna merumuskan langkah dan strategi dalam
peningkatan IPM di daerah masing-masing dan menuliskannya dalam sebuah
proposal yang diajukan kepada Gubernur Jawa Barat Untuk tahun 2006 telah
terpilih 9 kab/kota dan dikuncurkan dana sebesar Rp. 190 milyar. Berdasarkan
proposal-proposal yang diajukan 9 kab/kota tersebut komposisi penggunaan dana:
30 persen untuk bidang pendidikan, 25 persen bidang kesehatan dan 45 persen
untuk bidang ekonomi peningkatan daya beli. Pada tahun 2007 telah diseleksi
kembali 6 kab/kota lainnya yang berhak mendapat dana PPK – IPM sehingga total
menjadi 15 kab/kota dengan jumlah dana yang akan digulirkan sebesar 315 milyar.

Tataran Kab/Kota Tataran Provinsi

VISI & MISI


SKPD JABAR
terkait

Kebijakan Gub.
Komitmen dana
Jabar tentang IPM
pendamping min 5%
dari DPRD kab/kota

PPK – IPM
Masyarakat
JABAR AKSELERASI
sasaran PENCAPAIAN
Program berbasis IPM JABAR
aktivitas TAHUN 2010
LSM setempat dengan pelibatan (IPM = 80)
multi
stakeholders
MODEL KERJASAMA
PT setempat MULTI STAKEHOLDERS

Swasta/
perusahaan Pihak
setempat lain

Gambar 3.Proses Pencapaian PPK-IPM Kab/Kota sesuai target Provinsi Jabar


berbasis evaluasi diri dengan paradigma baru ”ACTIVITY BASED” dan
melibatkan MULTI STAKEHOLDERS terintegrasi.

78
Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam Penanggulangan Kemiskinan

RKPD Tahun 2008 : 12 Isu Strategis


Pada tahun 2008 telah ditetapkan berbagai isu strategis yang akan
mendapat perhatian dan ditangani secara serius oleh pemda Jawa Barat. Ke-12
isu strategis tersebut adalah :
1. Pendidikan dan ketahanan budaya
2. Aksesibilitas dan kualitas kesehatan
3. Penduduk miskin
4. Pengangguran
5. Ketahanan pangan
6. Pelayanan infrastruktur wilayah
7. Ketersediaan energi
8. Bencana, pencemaran, dan kerusakan lingkungan
9. Jumlah penduduk
10. Pengendalian pemanfaatan ruang
11. Optimalisasi kinerja pemerintahan daerah
12. Pemilihan kepala daerah secara langsung dan persiapan pemilu
2009

Lima Belas Prioritas Pembangunan Tahun 2008


Selain menetapkan isu strategis, Pemda Jawa Barat juga menentukan
prioritas kegiatan pembangunan pada tahun 2008. Penetapan 15 prioritas
pembangunan merupakan wujud komitmen dari pemda untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat serta memacu pertumbuhan ekonomi secara berke-
lanjutan. Lima belas prioritas pembangunan tahun 2008 adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan aksesibilitas, kualitas, daya saing dan tata kelola
pendidikan
2. Peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dan
budaya daerah
3. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan masyarakat
4. Pemberdayaan penduduk miskin
5. Peningkatan kompetensi dan perlindungan ketenagakerjaan
6. Peningkatan peran KUKM DAN IKM
7. Peningkatan peluang investasi untuk perluasan kesempatan kerja
8. Revitalisasi agribisnis, agro industri,dan pariwisata
9. Peningkatan pelayanan dan pengendalian infrastruktur wilayah
10. Peningkatan ketahanan energi dan ketersediaan air baku
11. Optimalisasi penanganan bencana, pengendalian pencemaran dan
kerusakan lingkungan
12. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk

79
Epi Kustiawan

13. Peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang


14. Pemantapan manajemen pemerintahan daerah
15. Pemantapan stabilitas politik

Kebijakan Tahun 2008 : 8 Common Goals


Dengan berdasarkan isu strategis yang telah disusun serta prioritas
penyusunan yang telah ditentukan, pemda Jawa Barat kemudian menyebarkannya
dalam bentuk 8 common goals, yaitu :
- Peningkatan kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia, yang
diarahkan untuk menciptakan sumber daya manusia Jawa Barat yang
unggul dan terpercaya;
- Ketahanan pangan, yang difokuskan pada komoditas beras;
- Peningkatan daya beli masyarakat, yang dititikberatkan pada
penciptaan lapangan kerja serta menyiapkan tenaga kerja trampil dan
berjiwa entrepreneur untuk kebutuhan dalam negeri dan luar negeri;
- Peningkatan kinerja aparatur, melalui insentif berbasis kinerja dan
penataan organisasi;
- Penanganan pengelolaan bencana, yang dititikberatkan pada bencana
alam banjir dan longsor;
- Pengendalian dan pemulihan kualitas lingkungan, yang dititikberat-
kan pada pelestarian dan peningkatan luas dan fungsi kawasan lindung
di Jawa Barat;
- Pengelolaan, pengembangan, dan pengendalian infrastruktur, yang
dititikberatkan pada jaringan irigasi, jaringan jalan, Bandara Internasional
Kertajati serta Waduk Jatigede;
- Kemandirian energi dan kecukupan air baku, yang dititikberatkan
pada listrik dan energi perdesaan serta ketersediaan air baku dan
pemenuhan kebutuhan air untuk kawasan pantai.

80

Potrebbero piacerti anche