Sei sulla pagina 1di 9

DAMPAK EKSTERNALITAS PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (PKS)

PT. TAMORA AGRO LESTARI (TAL) TERHADAP SOSIAL EKONOMI


MASYARAKAT DI DESA SEROSAH KECAMATAN HULU KUANTAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

THE EXTERNALITATION EFFECT OF PALM OIL MANNER FACTORY PT.


TAMORA AGRO LESTARI (TAL) TO A SOCIAL ECONOMIC SOCIETY IN
SEROSAH SUB DISTRICT HULU KUANTAN REGENCY KUANTAN
SINGINGI

1 2 2
Mai Oni Sandra , Ermi Tety, SP, M.Si , Evy Maharani, SP, MP
(Department of Agribusiness Faculty of Agriculture, University
of Riau) mai_agb09nr@yahoo.com/081372239297

ABSTRACT
The purpose of this research are for: 1) To discover and descibe the externalize
effect to a social society condition who lives arround the palm oil factory of PT. Tamora
Agro Lestari, 2) To discover and describe the externalize effect to economic society
condition who lives arround the palm oil factory of PT. Tamora Agro Lestari,
3) To description the social society condition before and after the palm oil factory build
at Hulu Kuantan sub district. This research was doing to palm oil factory of PT. Tamora
Agro Lestari at Serosah village Hulu Kuantan sub district Kuantan Singingi regency.
Sample was done by cluster sampling. Way the analis that used to aim to a society
growth format, employment, income and dependency ratio. Society growth format
before and after PKS buid have been changes in 2,99 percen it’s means that by buiding
PKS still give not a big effect to develop the population other wise the employment had
and effect look by partisipation growth worker as 1,36 percen and jobless go down in
-25,84 percen. The employeis income in a month growth in about 60,38 percen from
Rp.1.446.600 become Rp.3.652.000. Per capita income in a month growth about 54,51
percen from Rp.859.500 become Rp.1.889,833, the avverage income in a month
honorer growth about 6,79 percen from Rp.1.767.278 become Rp.1.896.028and per
capita income in a month growth about 8,72 percen from Rp.502.947 become
Rp.551.037. Dependency ratio is about 53 percen it’s means at every 100 soul of
produktif society was a dependency about 53 non produktif age. Society the changes of
social society arround PKS is the changes fisicly (environmen and influence by new
commer society or PKS employer).

Keywords: The Externalitation Effect, Social, Economic, Palm Oil Factory

PENDAHULUAN
Provinsi Riau merupakan salah perkembangan yang cukup signifikan
satu daerah sentra produksi kelapa sawit dalam beberapa tahun terakhir, ditandai
di Indonesia yang mengalami dengan peningkatan luas areal kebun

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau

Jom Faperta Vol. 2 No.2 Oktober 2015


kelapa sawit dari tahun ke tahun. Kondisi bekerjasama dengan perusahaan Sandria
iklim dan tersedianya lahan yang sesuai Sukses Bersama (SSB), berdiri pada
untuk lahan perkebunan kelapa sawit tahun 2012 dan mulai berproduksi pada
turut mendukung Riau tahun 2013, dibawah penanggung jawab
menjadi salah satu daerah Yungdra Aliand. Luas lahan perkebunan
pengembangan perkebunan kelapa sawit. ±6.050 ha dengan luas areal pabrik
2
Sub-sektor perkebunan di Riau 28,405 ha dan luas bangunan 8.706 m ,
sangat pesat perkembangannya dilihat serta kapasitas produksi CPO 30
dari luas areal produksi dan ekspor. Luas ton/jam. Pendirian pabrik kelapa sawit
areal perkebunan kelapa sawit di Riau ini memberikan dampak yang sangat
pada tahun 2012 mencapai 2.372.402 ha, berpengaruh bagi masyarakat di Desa
dengan produksi perkebunan kelapa Serosah yang dikatakan oleh sebagian
sawit tercatat sebesar 7.343.498 responden bahwa dengan adanya pabrik
ton/tahun dan jumlah ekspor 22,5 juta pengolahan kelapa sawit PT. Tamora
ton/tahun. Tingginya perkembangan sub- Agro Lestari (TAL) yang telah banyak
sektor perkebunan di Riau membantu masyarakat di sekitar pabrik
mempengaruhi jumlah pembangunan seperti memberikan sumbangan setiap
pabrik kelapa sawit, hingga saat ini bulannya untuk mesjid, Sekolah Dasar
terdapat 165 pabrik kelapa sawit di Riau (SD) (PT. Tamora Agro Lestari, 2014).
(Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Tujuan penelitian ini adalah:
2013). 1) Mengetahui dan menggambarkan
Provinsi Riau memiliki beberapa dampak eksternalitas terhadap kondisi
wilayah kabupaten yang sosial (pola perkembangan penduduk
mengembangkan sektor perkebunan dan ketenagakerjaan) masyarakat di
kelapa sawit salah satunya Kabupaten sekitar pabrik pengolahan kelapa sawit
Kuantan Singingi dengan luas areal PT. Tamora Agro Lestari. 2) Mengetahui
perkebunan kelapa sawit pada tahun dan menggambarkan dampak
2009 yaitu 119.149 ha, total produksi eksternalitas terhadap kondisi ekonomi
mencapai 428.147 ton/tahun, sedangkan (pendapatan dan rasio beban
pada tahun 2013 luas areal perkebunan tanggungan) masyarakat di sekitar
kelapa sawit sebesar 128.538 ha serta pabrik pengolahan kelapa sawit
produksi kelapa sawit yang dihasilkan PT. Tamora Agro Lestari (TAL),
mencapai 405.732 ton. Terdapat 3) Mendeskripsikan kondisi sosial
sejumlah perusahaan perkebunan dengan masyarakat sebelum dan sesudah adanya
22 pabrik kelapa sawit (PKS). pabrik pengolahan kelapa sawit di
Kecamatan Hulu Kuantan merupakan Kecamatan Hulu Kuantan.
salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Kuantan Singingi yang Hipotesis Penelitian
memiliki luas areal perkebunan kelapa H0 : pendapatan sebelum = pendapatan
sawit 4.131,75 ha dan jumlah produksi sesudah
4.160,08 ton/tahun, dengan kapasitas Ha : pendapatan sebelum < pendapatan
pengolahan CPO 30-60 ton/jam. sesudah
Pabrik pengolahan kelapa sawit H0 = Jumlah pendapatan sesudah adanya
PT. Tamora Agro Lestari merupakan pabrik pengolahan kelapa sawit
salah satu perusahaan perkebunan kelapa (PKS) PT. Tamora Agro Lestari
sawit yang berkedudukan di Desa (TAL) sama dengan sebelum
Serosah Kecamatan Hulu Kuantan danya PKS.
Kabupaten Kuantan Singingi yang

Jom Faperta Vol. 2 No.2 Oktober 2015


Ha = Jumlah pendapatan sesudah adanya positif maupun hal yang dianggap
pabrik pengolahan kelapa sawit negatif. Data sekunder diperoleh dari
(PKS) PT. Tamora Agro Lestari instansi pemerintah Kabupaten Kuantan
(TAL) lebih kecil dari sebelum Singingi yaitu: Kantor kepala Desa
danya PKS. Serosah, Kantor Camat Hulu Kuantan,
METODOLOGI PENELITIAN Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Tempat dan Waktu Penelitian Kabupaten Kuantan Singingi dan Badan
Penelitian ini dilakukan pada Pusat Statistik Kabupaten Kuantan
pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Singingi serta dari instansi pemerintah
Tamora Agro Lestari (TAL) di Desa Provinsi Riau yaitu: Badan Pusat
Serosah Kecamatan Hulu Kuantan Statistik Provinsi Riau.
Kabupaten Kuantan Singingi. Pabrik Variabel dan indikator ini
pengolahan kelapa sawit berdiri digunakan untuk menjawab tujuan
ditengah-tengah perkebunan milik PT. penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tamora Agro Lestari. Waktu pelaksanaan Tabel 1. Variabel dan indikator
pada Bulan Februari 2014 sampai Bulan penelitian
April 2015.
No Variabel Indikator
Metode Pengambilan Sampel 1. Sosial 1. Pola perkembangan
Penelitian ini menggunakan penduduk
metode survei yaitu dengan melakukan 2. Tingkat partisipasi
pengamatan langsung ke lapangan. kerja
Penarikan sampel dilakukan dengan cara 3. Tingkat
cluster sampling (Teguh, 2001). Umar pengangguran
(2002), dengan menggunakan perumusan 4. Kecenderungan
Slovin sampel diambil sebanyak 61 sikap dan perilaku
kepala keluarga dari jumlah populasi 156 masyarakat
kepala keluarga di Desa Serosah
Kecamatan Hulu Kuantan. Responden 2. Ekonomi 1. Pendapatan
dalam penelitian ini meliputi masyarakat perkapita
biasa (penduduk setempat, karyawan 2. Rasio beban
perusahaan) dan Pejabat yang tanggungan
berwenang (Kepala Desa/Staf 3. Pembangunan
Kecamatan). sarana dan
Data yang digunakan dalam studi prasarana ekonomi
ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber: Raharjo, 2007
Data primer diperoleh melalui observasi
dan wawancara langsung dengan Analisis Data
kuisioner yang ditujukan pada semua Analisis data dilakukan untuk
responden meliputi: identitas responden mengetahui dampak eksternalitas PT.
(umur, tingkat pendidikan, jumlah Tamora Agro Lestari (TAL) terhadap
anggota keluarga dan lama berdomisili) sosial ekonomi masyarakat di Desa
status kebun dan usaha (status pekerjaan Serosah Kecamatan Hulu Kuantan
dan kondisi perumahan) dan pendapatan Kabupaten Kuantan Singingi, mengacu
responden kemudian hal-hal lain yang pada dampak sosial: pola perkembangan
dirasakan dengan keberadaan PT. penduduk, ketenaga kerjaan, dampak
Tamora Agro Lestari (TAL) di ekonomi: pendapatan dan rasio beban
lingkungan tempat tinggalnya, baik hal tanggungan.

Jom Faperta Vol. 2 No.2 Oktober 2015


1. Dampak Sosial Menghitung tingkat pengangguran
a. Menghitung Pola Perkembangan untuk melihat berkembangnya struktur
Penduduk ekonomi, apakah dengan adanya minim
Menghitung pola ini dimaksudkan atau banyaknya tingkat pengangguran
untuk mengetahui pola perkembangan diwilayah kecamatan Hulu Kuantan
penduduk di wilayah Kecamatan Hulu dapat meningkatkan perkembangan
Kuantan sejak adanya pabrik pengolahan ekonomi di daerah tersebut.
kelapa sawit PT. Tamora Agro Lestari
(TAL). TP = x 100%
∆D= Ddp − Dtp x 100%

keterangan:
keterangan: TP = Tingkat
∆D = Perbandingan pengangguran, (%)
kepadatan penduduk ∑p = Jumlah
sesudah adanya PKS pengangguran,
dengan sebelum (jiwa)
adanya PKS pada ∑Tk = Jumlah tenaga
waktu t; (%) kerja, (jiwa)
Dtp = Jumlah penduduk
“tanpa adanya 2. Dampak Ekonomi
PKS”, (jiwa); a. Pendapatan Perkapita
Menghitung pendapatan perkapita
Ddp = Jumlah penduduk
untuk melihat dampak perubahan
“dengan adanya
lapangan kerja yang terjadi pada
PKS”, (jiwa);
masyarakat di Kecamatan Hulu Kuantan
Menghitung Ketenagakerjaan
b. sejak adanya industri pengolahan kelapa
Menghitung ketenagakerjaan dapat sawit di daerah tersebut.
dilihat dari jumlah tingkat partisipasi Y=
kerja dan jumlah pengangguran. Tingkat
partisipasi kerja bertujuan untuk melihat keterangan:
dampak penyerapan tenaga kerja bagi
penduduk Kecamatan Hulu Kuantan atas Y = Pendapatan perkapita
hadirnya pabrik pengolahan kelapa sawit ( Per bulan)
di Desa Serosah Kecamatan Hulu y = Total pendapatan
Kuantan. keluarga, (Rp/bulan)
TPK = x 100 % A = Jumlah tanggungan
keluarga, (jiwa atau
kapita)
keterangan:
b. Rasio Beban Tanggungan
TPK = Tingkat partisipasi Rasiobebantanggungan
kerja, (%) digunakan untuk menghitung pola
∑Ak = Jumlah angkatan perkembangan ekonomi diwilayah
kerja, (jiwa) Kecamatan Hulu Kuantan semenjak
∑Tk = Jumlah tenaga adanya pembangunan pabrik pengolahan
kerja, (jiwa) kelapa sawit PT. Tamora Agro Lestari
(TAL).

Jom Faperta Vol. 2 No.2 Oktober 2015


−14+ >55
DR = 0 15−54
x 100%
keterangan:
DR = Rasio beban
tanggungan, (%)
Po-14 = Jumlah penduduk dalam melakukan kegiatan sehari-hari
usia 0-14 tahun, sangat dipengaruhi oleh faktor umur.
(jiwa) Umur responden karyawan PT. Tamora
P>55 = Jumlah penduduk Agro Lestari (TAL) sebagian besar
usia > 55 tahun, berada pada 20-34 tahun (52,00%)
(jiwa) sedangkan umur responden bukan
P15-54 = Jumlah penduduk usia karyawan (petani,pedagang, PNS dan
15-54 tahun, (jiwa) kepala desa) sebagian besar berada pada
35-54 tahun (69,44%) artinya sebagian
Uji t besar responden berada pada usia yang
Uji t untuk mengetahui perbedaan masih tergolong produktif sehingga lebih
nyata pendapatan yang diterima sebelum mudah dalam mengadopsi inovasi.
dan sesudah adanya pabrik pengolahan Pendidikan memberikan
kelapa sawit PT. Tamora Agro Lestari sumbangan langsung terhadap
(TAL), membandingkan nilai t hitung pertumbuhan pendapatan melalui
dengan t tabel dengan tingkat peningkatan sumberdaya manusia.
kepercayaan 99%. Tingkat pendidikan yang dimiliki
responden karyawan PT. Tamora Agro
H0 diterima apabila t hitung < t tabel H0 Lestari (TAL) yang tertinggi adalah
ditolak apabila t hitung ≥ t tabel SLTA yaitu dengan persentase 52,00%
Responden karyawan (df = n-1 (25-1) α diikuti Tamat SD dengan persentase
= 0,01 t tabel = 2,49) 36,00%, Tamat SLTP sebesar 8,00%, dan
Responden bukan karyawan (df = n-1 Tamat Diploma/Perguruan Tinggi
(36-1) α = 0,01 t tabel = 2,43) sebesar 4,00%. Hal ini menggambarkan
Seluruh responden (df = n-1 (61-1) pendidikan formal yang dimiliki
α = 0,01 t tabel = 2,39) responden relatif tinggi. Tingkat
pendidikan yang demikian akan
3. Kondisi Sosial Masyarakat memberikan banyak manfaat dalam
Kondisi sosial dengan adanya berbagai ilmu pengetahuan. Tingkat
pabrik pengolahan kelapa sawit PT. pendidikan yang dimiliki responden
Tamora Agro Lestari (TAL) digunakan bukan karyawan (petani,pedagang, PNS
analisis deskriptif yaitu dan kepala desa) yang tertinggi adalah
mendeskripsikan keadaan sosial SD yaitu dengan persentase 52,78%
masyarakat yang terjadi dilapangan. diikuti Tamat SLTA dengan persentase
27,78%, Tamat SLTP dengan persentase
HASIL DAN PEMBAHASAN 13,89% dan Tamat Diploma/Perguruan
Identitas Responden Tinggi sebesar 5,57%.
Umur merupakan faktor yang Jumlah tanggungan keluarga
mempengaruhi kinerja atau kemampuan 68,00% responden karyawan
seseorang, baik itu kemampuan berpikir mempunyai jumlah tanggungan keluarga
maupun kemampuan dalam menjalankan 2-3 jiwa dan responden bukan karyawan
aktivitas usaha. Produktivitas seseorang
(petani,pedagang, PNS dan kepala desa)
mempunyai jumlah tanggungan keluarga
2-3 jiwa (55,56%). Data tersebut dapat
Jom Faperta Vol. 2 No.2 Oktober 2015 menggambarkan bahwa penduduk atau
responden di Desa Serosah lebih banyak
yang memiliki jumlah tanggungan
keluarga yang lebih dari 2 jiwa. Semakin
banyak jumlah tanggungan keluarganya 67,95% dan pada tahun 2013 sebesar
maka semakin banyak pula kebutuhan 68,89% sehingga didapat perubahan
dalam rumah tangganya. tingkat partisipasi kerja dari tahun 2011
Lama berdomisili berpengaruh ke tahun 2013 adalah 1,36%, artinya
terhadap kehidupan responden terutama dengan adanya PKS PT. Tamora Agro
pada mata pencahariannya. Lama Lestari tingkat partisipasi kerja
berdomisili responden karyawan dengan masyarakat masih sangat rendah.
kisaran 1-5 tahun memiliki persentase Tingkat pengangguran pada tahun 2011
52,00% dan responden bukan karyawan sebesar 62,38% dan tingkat
lama berdomisili dengan kisaran 21-25 pengangguran pada tahun 2013 sebesar
tahun memiliki persentase 33,33%. 49,57%, sehingga didapat tingkat
pengangguran turun dari tahun 2011 ke
1. Kondisi Sosial Masyarakat tahun 2013 sebesar -25,84%. Artinya
a. Pola perkembangan penduduk penyerapan tenaga kerja bagi penduduk
Perkembanganpenduduk kecamatan Hulu Kuantan dengan adanya
berpengaruh terhadap jumlah penduduk pabrik pengolahan kelapa sawit
Kecamatan Hulu Kuantan menunjukkan berdampak terhadap pengurangan
angka pertambahan yang berbeda-beda. tingkat pengangguran, hal ini disebabkan
Kecamatan Hulu Kuantan merupakan oleh adanya pabrik pengolahan kelapa
salah satu Kecamatan di Kabupaten sawit PT. Tamora Agro Lestari (TAL).
Kuantan Singingi dengan jumlah
penduduk pada tahun 2011 adalah 8.215 2. Kondisi Ekonomi Masyarakat
jiwa dan pada tahun 2013 adalah 8.469 a. Pendapatan
jiwa. Tahun 2011 merupakan tahun Pendapatan adalah seluruh
acuan mulai berdirinya PKS sedangkan penghasilan yang diperoleh dari proses
tahun 2013 adalah tahun periode waktu produksi atau upah yang diterima
yang ditetapkan untuk melihat dampak seseorang atas suatu pekerjaan yang
keberadaan pabrik terhadap pola dilakukannya.
pertambahan penduduk di Desa Serosah. Pendapatan Rata-Rata Responden
Perbandingan jumlah persentase Pendapatan perbulan adalah
penduduk dapat dihitung dengan melihat penerimaan yang diterima seseorang dari
persentase selisih jumlah penduduk hasil kerja, baik dari pekerjaan utama
sebelum adanya PKS dibagi dengan maupun pekerjaan sampingan selama
persentase jumlah penduduk sesudah sebulan. Rata-rata total pendapatan
adanya PKS, sebelum adanya PKS keluarga responden sebelum dan sesudah
(tahun 2011) adalah 8.215 jiwa dan adanya PKS dapat dilihat pada Tabel 2.
sesudah adanya PKS (tahun 2013) adalah Tabel 2. Rata-rata pendapatan total
8.469 jiwa dengan perbandingan
per bulan keluarga
pertambahan jumlah penduduk adalah
responden sebelum dan
2,99% selama rentang waktu satu tahun. sesudah adanya PKS
b. Ketenagakerjaan Karyawan
Kependudukan selalu berkaitan Sebelum Sesudah
dengan masalah ketenagakerjaan, salah adanya adanya
satu contoh adalah tingkat pertumbuhan PKS PKS
penduduk akan berpengaruh pada tingkat Total 36.165.000,- 91.500.000,-
partisipasi kerja, serta menghitung Rata-rata 1.446.600,- 3.652.000,-
tingkat pengangguran. Tingkat Bukan Karyawan
partisipasi kerja tahun 2011 sebesar Sebelum Sesudah

Jom Faperta Vol. 2 No.2 Oktober 2015


adanya adanya Total 18.106.083,- 19.837.333,-
PKS PKS Rata-rata 502.947,- 551.037,-
Total 63.622.000,- 68.255.000,-
Pendapatan total perkapita
Rata-rata 1.767.278,- 1.896.028,- karyawan sebelum dan sesudah adanya
PKS mengalami peningkatan. Perubahan
Pendapatan yang diperoleh pendapatan perkapita bukan karyawan
keluarga responden karyawan per bulan mengalami peningkatan, tetapi lebih
sebelum dan sesudah adanya PKS kecil dibandingkan dengan pendapatan
mengalami peningkatan, akibat adanya perkapita karyawan. Pembangunan
perubahan jenis pekerjaan serta pabrik pengolahan kelapa sawit
pendapatan dari istri dan anak. Hal ini memberikan dampak yang lebih besar
merupakan dampak dari adanya PKS PT. terhadap responden karyawan, dimana
Tamora Agro Lestari, keberadaan pabrik dengan adanya PKS karyawan
lebih berdampak pada responden mendapatkan upah lebih besar daripada
karyawan. sebelum adanya PKS.
Perubahan pendapatan yang
diperoleh responden bukan karyawan Hasil Uji t Pendapatan Masyarakat
lebih kecil dibandingkan dengan Sebelum Dan Sesudah Adanya PKS
pendapatan yang diperoleh karyawan, ini Uji yang dilakukan dalam
disebabkan oleh ada beberapa tingkat penelitian ini adalah uji hipotesis
pendapatan bukan karyawan menurun perbedaan dua sampel yang berpasangan
sesudah adanya PKS. Karena dengan menggunakan α=1% dengan
dipengaruhi oleh turunnya harga karet, hipotesis sebagai berikut:
responden bukan karyawan yang H0 = Pendapatan masyarakat sesudah
mengalami penurunan pendapatan adanya pabrik pengolahan kelapa
pekerjaan utamanya adalah sebagai sawit sama dengan pendapatan
petani karet. sebelum adanya pabrik
Pendapatan perkapita adalah total pengolahan kelapa sawit.
pendapatan keluarga yakni responden
Ha = Pendapatan masyarakat sesudah
perbulan dibagi dengan seluruh jumlah
adanya pabrik pengolahan kelapa
tanggungan keluarga. Rata-rata
sawit lebih besar daripada
pendapatan total perkapita per bulan
pendapatan sebelum adanya pabrik
keluarga responden sebelum dan sesudah
pengolahan kelapa sawit.
adanya PKS dapat dilihat pada Tabel 3.
1. Responden karyawan (nilai t tabel,
Tabel 3. Rata-rata pendapatan total df= n-1 (25-1) α = 0,01 t 0,01= 2,49,
perkapita/bulan keluarga t hitung = 7,50.
responden sebelum dan 2. Responden bukan karyawan (nilai
sesudah adanya PKS t tabel, df = n-1 (36-1) α = 0,01
Karyawan t 0,01 = 2,43, t hitung = 1,95.
Sebelum Sesudah 3. Seluruh responden (nilai t tabel,
adanya adanya df = n-1 (61-1) α = 0,01 t 0,01 = 2,39,
PKS PKS t hitung = 4,79.
Total 21.487.500,- 47.245.833,- Tingkat pendapatan karyawan
Rata-rata 859.500,- 1.889.833,- lebih tinggi perubahannya dibandingkan
Bukan Karyawan dengan tingkat pendapatan bukan
Sebelum Sesudah karyawan, dengan adanya pabrik
adanya adanya pengolahan kelapa sawit PT. Tamora
PKS PKS Agro Lestari (TAL) responden karyawan

Jom Faperta Vol. 2 No.2 Oktober 2015


bisa melakukan pekerjaan sampingan menerima bentuk perbedaan sosial
untuk menambah penghasilan keluarga. dalam masyarakat, adanya PKS
Pihak pabrik pengolahan kelapa sawit ketimpangan sosial terjadi karena terjadi
PT. Tamora Agro Lestari (TAL) juga perbedaan kepentingan sosial di
memberikan upah kepada karyawan masyarakat seperti dari segi pergaulan,
lebih besar dari tingkat Upah Minimum sehingga muncul rasa cemburu terhadap
Kabupaten (UMK) serta upah yang satu sama lain.
diberikan sesuai dengan kinerja
karyawan sehingga pendapatan yang KESIMPULAN DAN
diperoleh semakin meningkat. SARAN Kesimpulan
1. Dampak eksternalitas terhadap
b. Rasio Beban Tanggungan kondisi sosial masyarakat disekitar
Rasio beban tanggungan pabrik pengolahan kelapa sawit PT.
ditentukan oleh banyaknya jumlah Tamora Agro Lestari dilihat dari
anggota keluarga menurut kelompok perkembangan penduduk sebesar
umur berdasarkan usia produktif dan 2,99% dan ketenagakerjaan yang
tidak produktif. usia produktif berkisar terdiri dari tingkat partisipasi kerja
antara 15-54 tahun dan usia tidak terdapat peninggkatan sebesar 1,36%,
produktif yaitu usia muda berkisar antara serta tingkat pengangguran yang
0-14 tahun dan usia lanjut >55 tahun menurun sebesar -25,84%.
(simenjuntak dalam Efriyani, 2010). 2. Dampak eksternalitas terhadap
Rasio beban tanggungan dan kondisi ekonomi dilihat dari rasio
perhitungan yang telah dilakukan hasil beban tanggungan adalah 53%,
rasio adalah 53%. Artinya setiap 100 artinya setiap 100 jiwa penduduk usia
jiwa penduduk produktif mempunyai produktif mempunyai tanggungan
beban tanggungan sebanyak 53 sekitar 53 penduduk usia non
penduduk usia non produktif, 45 jiwa produktif, 45 jiwa diantaranya berasal
(45,34%) diantaranya berasal dari dari kelompok usia muda dan 8
kelompok usia muda 0-14 tahun dan 8 lainnya berasal dari usia lanjut.
jiwa (7,45%) lainnya berasal dari usia Dampak keberadaan PKS lebih besar
lanjut. Jumlah rasio beban tanggungan terhadap pendapatan karyawan
yang tinggi akan menghambat daripada pendapatan bukan karyawan.
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah 3. Kondisi sosial sebelum dan sesudah
karena kebutuhan hidup akan semakin adanya pabrik pengolahan kelapa
tinggi. Rasio beban tanggungan sawit PT. Tamora Agro Lestari (TAL)
menggambarkan banyaknya penduduk mengalami perubahan dimana terjadi
yang harus ditanggung oleh penduduk perbedaan kepentingan sehingga
usia kerja atau usia produktif. menimbulkan ketimpangan sosial
antara penduduk asal dengan
3. Keadaan Sosial Masyarakat Bungin pendatang.
(2011), perubahan keadaan
sosial adalah proses sosial yang dialami Saran
oleh anggota masyarakat serta semua 1. Bagi petani dengan adanya pabrik
unsur-unsur budaya dan sistem-sistem pengolahan kelapa sawit PT. Tamora
sosial dimana semua tingkat kehidupan Agro Lestari (TAL) dapat
masyarakat secara sukarela atau dimanfaatkan sebagai jembatan usaha
dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal. seperti berdagang, menambah lahan
Ketimpangan sosial merupakan pertanian dan lain sebagainya untuk
ketidakmampuan untuk memahami atau

Jom Faperta Vol. 2 No.2 Oktober 2015


meningkatkan pendapatan masyarakat
disekitarnya.
2. Bagi peneliti lanjutan dengan adanya
pabrik pengolahan kelapa sawit dapat
dilihat multiplier efek dari keberadaan
pabrik.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2013. Data Luas
Areal Dan Jumlah Produksi
Perkebunan Kelapa Sawit.
Badan Pusat Statistik. Pekanbaru.
Bungin, Burhan. 2011. Sosiologi
Komunikasi. Prenada Media
Group. Jakarta.
Efriyani, Ika. 2010. Peranan Program
Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Terhadap Peningkatan
Pendapatan Rumah Tangga
Kelompok Wanita Tani di
Kecamatan Kerinci Kabupaten
Pelalawan. Skripsi Fakultas
Pertanian Universitas Riau.
Pekanbaru (Tidak Dipublikasikan).
PT. Tamora Agro Lestari. 2014. Profil
pabrik pengolahan kelapa sawit
PT. Taora Agro Lestari.
Kabupaten Kuantan Singingi.
Raharjo, Mursid. 2007. Memahami
AMDAL. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Teguh, Muhammad. 2001. Metode
Penelitian Ekonomi. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Umar, H. 2002. Metode Riset Perilaku
Organisasi. Gramedia. Jakarta.

Jom Faperta Vol. 2 No.2 Oktober 2015

Potrebbero piacerti anche