Sei sulla pagina 1di 9

Hety Suharyati

X Akuntansi 2

Indonesian Independence Day

Assalamualaikum wr wb.

With all due respect to the honorable judges representing, to all of the
teachers here attending, and to all of the audiences, ladies and gentlemen,
good morning everyone!

First of all, let us thank Allah SWT which because of His blessings, we all
can gather here on this event. Shalawat and prayer we will say to our
greatest prophet, Muhammad SAW, his family, his friends, and all of his
followers. Amien!
In this chance I would like to tell you my speech about the Indonesian 63rd
Independence Day.

In 63 years this nation has tasted its freedom. Struggle after struggle had
been done to obtain this freedom. Sweat and blood had been sacrificed by
our heroes, our people, so that the freedom could be realized. In 63 years,
Indonesia has celebrated the Independence Day. With honor, with joy, with
happiness, and with the breeze of freedom right in our heart. And in 63
years already, we have built this country. In sadness and happiness, in hope
and despair, in fate and love.
Yes, 63 years. In that length of time Indonesia should have grown up in many
situations. In that length of time this country should have become one
fabulous country and one of the biggest nation with the richness of its
cultures. But it’s sad, so sad to see our Indonesia here nowadays where the
civilians are poor, hunger’s in everywhere, corruption is in charge, our
economy is getting worst day by day. In that length of time Indonesia should
have not face any of those problems. Then why? Why the Land of Ibu
Pertiwi that we loved so much is, becoming like this?!
Many said that all of this is the fault of the government. Clean the
government so that the nation will be cleaned. That’s what civilians said. In
other side, the government accused civilians because of their lack of
nationalism. Both of them were not wrong. They were right! The government
should be cleaned from the corruption culture. Not only in the central
governance, but also the regional governance till its roots. Meanwhile, the
civilians these days are not really care about the condition of their very own
country, especially young generations like us. The nationalism of Indonesian
youth nowadays is extremely low. You see… many Indonesian youngsters who
can’t say the sound of Pancasila, many who can’t say the sound of Sumpah
Pemuda, many who can’t say the openings of the 1945’s constitutions, and
even so many youngsters who gets lazy when it comes to flag ceremony
attending in their school. Hello youngsters of Indonesia?! Where is your
nationalism?!
Our country’s hope lies on our backs. Knowing that, we as the line of our
nation must plant nationalism character, eastern rules, and the cultures of
Indonesia. Long time ago, this country has felt its independence because of
young generations. This country has been saved by the orde baru era
because of young generations. So as the young generation, don’t always think
of your own happiness. People said that as long as we’re still young, just do as
you will and be happy with it. That’s a lie! That’s wrong! As long as we’re still
young, do everything useful for our surroundings. Take example of
Indonesian youth long time ago where their struggling spirit is extremely
high, they have high dedication to Pancasila, and they have strong wills and
visions.

In this 63rd Independence Day we should think. Think of how our country
should be in the future. Indonesia now is very sick. Very very sick. But yet
every sickness has medicines. May all of the ordeals we felt make us
stronger, better, and even wiser to face the problems. Let us all change the
face of our nation, because if it’s not us, then who will?
So, MERDEKA INDONESIA!!

Wabilahi taufik wal hidayah wassalamualaikum wr wb.


INI ALAMAT SITUS ASLINYA http://joevaryan-
journal.blogspot.com/2008/09/contoh-pidato-bahasa-inggris.html
Hety Suharyati
X Akuntansi 2
Hari Kemerdekaan

Assalamualaikum wr wb.

Dengan segala hormat kepada para hakim terhormat yang mewakili, untuk
semua guru di sini menghadiri, dan untuk semua, penonton wanita dan pria,
semua orang selamat pagi!

Pertama-tama, mari kita bersyukur kepada Allah SWT yang karena rahmat-
Nya, kita semua dapat berkumpul disini pada acara ini. Shalawat dan doa kita
akan berkata kepada nabi terbesar kita, Muhammad SAW, keluarganya,
teman-temannya, dan semua pengikutnya. Amien!
Dalam kesempatan ini saya ingin memberitahu Anda pidato saya tentang ke-
63 Hari Kemerdekaan Indonesia.

Dalam 63 tahun bangsa ini telah menikmati kebebasan. Perjuangan setelah


perjuangan telah dilakukan untuk memperoleh kebebasan ini. Keringat dan
darah telah dikorbankan oleh pahlawan kita, rakyat kita, sehingga kebebasan
dapat direalisasikan. Dalam 63 tahun, Indonesia telah merayakan Hari
Kemerdekaan. Dengan kehormatan, dengan sukacita, dengan kebahagiaan, dan
dengan angin hak kebebasan dalam hati kita. Dan dalam 63 tahun sudah, kami
telah membangun negara ini. Dalam kesedihan dan kebahagiaan, dengan
harapan dan putus asa, pada takdir dan cinta.
Ya, 63 tahun. Dalam jangka waktu Indonesia harus tumbuh dalam banyak
situasi. Dalam jangka waktu negara ini harus menjadi satu negara yang luar
biasa dan salah satu bangsa terbesar dengan kekayaan budaya tersebut. Tapi
itu menyedihkan, jadi sedih melihat kami Indonesia di sini sekarang di mana
warga sipil yang miskin, kelaparan di mana-mana, korupsi yang berkuasa,
perekonomian kita semakin hari terburuk demi hari. Dalam jangka waktu
Indonesia seharusnya tidak menghadapi masalah tersebut. Lalu kenapa?
Mengapa Tanah Ibu Pertiwi yang kita dicintai begitu banyak, menjadi seperti
ini?!
Banyak yang mengatakan bahwa semua ini adalah kesalahan dari pemerintah.
Bersihkan pemerintah sehingga bangsa akan dibersihkan. Itulah yang
dikatakan warga sipil. Di sisi lain, pemerintah menuduh warga sipil karena
kurangnya nasionalisme. Keduanya tidak salah. Mereka benar! Pemerintah
harus dibersihkan dari budaya korupsi. Tidak hanya di pemerintahan pusat,
tetapi juga pemerintahan daerah sampai akar-akarnya. Sementara itu, warga
sipil hari ini tidak benar-benar peduli tentang kondisi negara mereka sendiri,
terutama generasi muda seperti kita. Nasionalisme pemuda Indonesia saat ini
sangat rendah. Anda lihat ... anak muda Indonesia banyak yang tidak bisa
mengatakan suara Pancasila, banyak yang tidak bisa mengatakan suara
Sumpah Pemuda, banyak yang tidak bisa mengatakan bukaan dari konstitusi
1945, dan bahkan anak muda banyak yang mendapat malas ketika datang
untuk menghadiri upacara bendera di sekolah mereka. Halo anak-anak
Indonesia?! Di mana nasionalisme Anda?
Harapan Negara kita terletak di punggung kita. Mengetahui bahwa, kita
sebagai garis bangsa kita harus menanam karakter nasionalisme, aturan
timur, dan budaya Indonesia. Lama waktu yang lalu, negara ini telah
merasakan kemerdekaan karena generasi muda. Negara ini telah disimpan
oleh era Orde Baru karena generasi muda. Jadi sebagai generasi muda, tidak
selalu memikirkan kebahagiaan sendiri. Orang-orang mengatakan bahwa
selama kita masih muda, lakukan karena anda akan dan bahagia dengan itu. Itu
bohong! Itu salah! Selama kita masih muda, melakukan segala sesuatu yang
berguna bagi lingkungan kita. Ambil contoh pemuda Indonesia lama dimana
semangat berjuang mereka sangat tinggi, mereka memiliki dedikasi tinggi
untuk Pancasila, dan mereka memiliki kehendak yang kuat dan visi.

Dalam Hari Kemerdekaan ke-63 ini kita harus berpikir. Pikirkan bagaimana
negara kita harus di masa depan. Indonesia saat ini sangat sakit. Sangat
sangat sakit. Tetapi belum setiap penyakit obat-obatan. Semoga semua
cobaan yang kita rasakan membuat kita lebih kuat, lebih baik, dan bahkan
lebih bijaksana untuk menghadapi masalah. Mari kita semua mengubah wajah
bangsa kita, karena jika tidak kita, maka siapa yang akan?
Jadi, INDONESIA MERDEKA!

Wabilahi taufik wal hidayah Wassalamualaikum Wr wb.


Alamat SITUS INI ASLINYA http://joevaryan-
journal.blogspot.com/2008/09/contoh-pidato-bahasa-inggris.html

Hety Suharyati
X Akuntansi 2
Mother's Day
Assalamualaikum wr wb.

With all due respect to the honorable judges representing, to all of the
teachers here attending, and to all of the audiences, ladies and gentlemen,
good morning everyone!
First of all, let us thank Allah SWT which because of His blessings, we all
can gather here on this event. Shalawat and prayer we will say to our
greatest prophet, Muhammad SAW, his family, his friends, and all of his
followers. Amien!
In this chance I would like to tell you my speech about Mother's Day.

Mother's Day is a day of commemoration / celebration of a mother's role in


the family, both for her husband, her children, and their social environment.
Commemoration and celebration is usually done with tugaskankan mother
freed from domestic duties is considered a day-to-day duties, such as
cooking, child care, and other household affairs.

Probably not many who know if it turns out Jogja have a very important role
for the outbreak on 22 December as Mother's Day.
Well, in Yogyakarta there is a building that became a monument to remember
the events of the birth history of Mother's Day.
The building is probably not a lot of thought, because this building often
used for wedding receptions and exhibitions, if the story had its own
history.
This building is a building Mandala Bhakti Wanitatama!

Not know why on December 22, designated as Mother's Day?

It turns out this Mother's Day is history. In 1928, coinciding with the
holding of the Youth Congress, women's organizations was not to be outdone.
They also make congress in Yogyakarta.
On 22-25 December 1928 the first women's congress was held, now known
by the name of the Indonesian Women's Congress (KOWANI).
At that time there were 30 women's organizations from 12 cities in Java and
Sumatra who participated. They then gathered to unite women's
organizations into a single container in order to achieve unity movement with
the struggle for the advancement of women with men in achieving
Indonesia's independence. Hayat. :))
Determination dated December 22, as Mother's Day set at the 3rd Congress
of Women held in Bandung on 22 December 1938.
Determination date is intended to keep the spirit of awakening of Indonesian
women in an organized and moving parallel to the men.

Given the importance of the meaning of Mother's Day, President Sukarno


issued a decree No. 316 Year 1959 on 16 December 1959 which set a
Mother's Day as the National Day holiday, but unfortunately not. ;))
At the congress held in Bandung in 1952, Mrs. Sri Mangunsarkoro proposes
to build a monument to commemorate the first such congress.

On May 20, 1956 Hall Heroine who built his first stone laying performed by
ministers of Indonesia's first lady, Maria Ulfah.
Then the whole building complex was built and was inaugurated by President
Suharto became Mandala Bhakti Wanitatama building complex on 22
December 1983.

There are several buildings in this complex. The museum is located on one
part of the Hall Heroine. Then there are buildings around that are often
used for receptions and exhibitions, the Hall of Shinta, Kunthi, and Utari.
There is also a guest house complex and Wisma Wisma Sembodro Arimbi and
libraries.
The museum is located in Central Heroine collection of objects that are used
during the congress at that time as well as dioramas.
Well, after know history, then our perception about Mother's Day as long as
this may change.
When we celebrate Mother's Day pampering by our mothers, giving gifts to
our mothers, it was really not fit the same spirit and historical background,
huh? : D

Happy Mother's Day, O women of Indonesia! b-)

This is implied from the spirit of realizing the woman as mother Nations.
From a collection of female figures may form one wing forces determining
changes the nation. PPII also have proved that they are a collection of
women who do not easily surrender to the circumstances. They are a
collection of women who are trying to change the fate of the nation.

Acquisition of the Indonesian independence struggle to prove the existence


of hard to change fate. Change must start from ourselves. Ask yourself
what each of us we have done to change the fate of the nation! Women are
half of society. If women do not work, it does not work also half of the
community!

Indonesian children we should not be rude to our mothers, because the real
mother is part of our soul. And heaven is on your foot mother.
Do you still have a mother who had denied all that is given, good advice,
command, and its rules.

I love you,
I Love Mom ...

Forever You will never be replaced.

Hety Suharyati
X Akuntansi 2
Hari Ibu
Hari Ibu adalah hari peringatan / perayaan peran ibu dalam keluarga, baik
untuk suaminya, anak-anaknya, dan lingkungan sosial mereka.
Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan ibu tugaskankan
dibebaskan dari tugas-tugas rumah tangga dianggap sebagai tugas sehari-
hari, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya.

Mungkin tidak banyak yang tahu kalau ternyata Jogja memiliki peranan yang
sangat penting bagi wabah pada tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Nah, di Yogyakarta ada sebuah bangunan yang menjadi monumen untuk
mengingat peristiwa sejarah lahirnya Hari Ibu.
Bangunan ini mungkin tidak banyak pemikiran, karena gedung ini sering
digunakan untuk resepsi pernikahan dan pameran, jika cerita itu sejarahnya
sendiri.
Gedung ini merupakan gedung Mandala Bhakti Wanitatama!

Tau ndak kenapa tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu?

Ternyata Hari Ibu ini ada sejarahnya. Pada tahun 1928, bertepatan dengan
tahun diadakannya Kongres Pemuda, organisasi-organisasi wanita saat itu
ndak mau kalah. Mereka bikin kongres juga di Yogyakarta.Pada tanggal 22-25
Desember 1928 kongres wanita pertama diadakan, yang kini dikenal dengan
nama Kongres Wanita Indonesia (KOWANI).

Saat itu ada 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra yang ikut
serta. Mereka saat itu berkumpul untuk mempersatukan organisasi-organisasi
wanita ke dalam satu wadah demi mencapai kesatuan gerak perjuangan untuk
kemajuan wanita bersama dengan pria dalam mewujudkan Indonesia merdeka.
Hayah. Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu ditetapkan pada
Kongres Wanita ke-3 yang diadakan di Bandung pada tanggal 22 Desember
1938.Penetapan tanggal ini bertujuan untuk menjaga semangat kebangkitan
wanita Indonesia secara terorganisasi dan bergerak sejajar dengan kaum
pria.Mengingat pentingnya makna Hari Ibu tersebut, Presiden Sukarno
mengeluarkan Dekrit No. 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959
yang menetapkan Hari Ibu sebagai Hari Nasional namun sayangnya bukan hari
libur. Pada kongres yang diadakan di Bandung pada tahun 1952, Ibu Sri
Mangunsarkoro mengusulkan untuk dibangun sebuah monumen untuk
memperingati kongres pertama tersebut.

Pada tanggal 20 Mei 1956 dibangunlah Balai Srikandi yang peletakan batu
pertamanya dilakukan oleh menteri wanita pertama di Indonesia, Maria
Ulfah.Kemudian seluruh kompleks bangunan pun dibangun dan akhirnya
diresmikan oleh Presiden Suharto menjadi kompleks gedung Mandala Bhakti
Wanitatama pada tanggal 22 Desember 1983.
Ada beberapa bangunan pada kompleks ini. Museum terletak pada salah satu
bagian dari Balai Srikandi. Kemudian di sekelilingnya terdapat bangunan yang
sering digunakan untuk acara resepsi dan pameran, yaitu Balai Shinta, Kunthi,
dan Utari. Ada pula kompleks wisma penginapan Wisma Sembodro dan Wisma
Arimbi serta perpustakaan.Museum yang terletak di Balai Srikandi
menyimpan berbagai koleksi benda-benda yang digunakan saat kongres waktu
itu serta diorama.

Nah, setelah tau sejarahnya, maka persepsi kita soal Hari Ibu selama ini
mungkin berubah.Bila kita memperingati Hari Ibu dengan cara memanjakan
ibu kita, memberikan hadiah kepada ibu kita, rasanya kok ndak pas sama
semangat dan latar belakang sejarahnya, ya?

Selamat Hari Ibu, wahai perempuan Indonesia!

Kepada anak-anak indonesia kita tidak boleh kasar kepada Ibu kita, karena
sesungguhnya Ibu itu adalah bagian dari Jiwa kita. Dan surga ada di telapak
kaki Ibu.

Janganlah kau yang masih memiliki seorang Ibu pernah membantah segala apa
yang diberikan, baik nasehat, perintah, maupun aturan-aturannya.

Selamanya Engkau takkan terganti.

Aku sayang Ibu,Aku Cinta Ibu...

Potrebbero piacerti anche