Sei sulla pagina 1di 11

TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK

DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA AKTIVIS

Kholid Mawardi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto

Abstract: This thesis is a required scientific work as part of academic requirements


at the University. All students must take thesis courses because the thesis is used as
one of the prerequisites for students to obtain a bachelor's degree. Generally, students
are given time to complete a thesis within one semester or approximately six months.
In fact, many students need more than six months to work on their thesis. The research
subjects were students who were members or activists of UKM. The cause of student
procrastination is the lack of enthusiasm for working on the thesis, difficulty in getting
the main book and supporting books, the fear of meeting the lecturers when they want
to consult, being embarrassed to ask questions, and lazy to do it. Even among UKM
activist students at IAIN Purwokerto (which is now called IAIN Purwokerto) prioritize
activities in UKM rather than completing thesis. The results showed that UKM activist
students in all majors had moderate procrastination rates based on the following
academic procrastination categories: 13% were at very high levels, 20% were at high
levels, 57% were at moderate levels, 10% were at low levels, and only 0% of student
UKM activists in all majors have low procrastination rates. From these results it can be
seen that on average students do procrastination.
Keywords: Procrastination, Students, Thesis, Ukm Activists

Abstrak: Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari
persyaratan akademis di Perguruan Tinggi. Semua mahasiswa wajib mengambil mata
kuliah skripsi karena skripsi digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa
untuk memperoleh gelar sarjana. Umumnya mahasiswa diberikan waktu untuk
menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu satu semester atau lebih kurang enam
bulan. Kenyataannya banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam
bulan untuk mengerjakan skripsinya. Subjek penelitian adalah mahasiswa yang
menjadi anggota atau aktivis UKM. Penyebab prokrastinasi mahasiswa adalah tidak
adanya semangat mengerjakan skripsi, susah mendapatkan buku utama dan buku
pendukung, rasa takut bertemu dosen saat mau berkonsultasi, malu untuk bertanya,
dan malas mengerjakannya. Bahkan di antara mahasiswa aktivis UKM di IAIN
Purwokerto lebih mementingkan kegiatan-kegiatan di UKM daripada menyelesaikan
skripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa aktivis UKM di semua jurusan
memiliki tingkat prokrastinasi sedang dengan berdasarkan kategorisasi prokrastinasi
akademik berikut: 13% berada pada level sangat tinggi, 20% berada pada level tinggi,
57% berada pada level sedang, 10% berada pada level rendah, dan hanya 0% dari
mahasiswa aktivis UKM di semua jurusan yang memiliki tingkat prokrastinasi rendah.

ISSN 1410-0053 120


TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK
DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA AKTIVIS

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata para mahasiswa melakukan
prokrastinasi.
Kata kunci: Prokrastinasi, mahasiswa, skripsi, aktivis UKM

A. PENDAHULUAN
Mahasiswa sebagai peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan
tinggi. Mahasiswa diharapkan menjadi tulang punggung atau penerus guna menjadi
tenaga profesional yang berkualitas untuk membangun bngsa dan negara. Mahasiswa
harus menempuh masa studi minimal 3,5 tahun dan akhirnya akan melewati fase akhir
studinya dengan menyusun skripsi. Secara umum yang dimaksud dengan mahasiswa
adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu. Peserta
didik menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan
akademis di Perguruan Tinggi (Poerwodarminto, 1986). Semua mahasiswa wajib
mengambil mata kuliah skripsi karena skripsi digunakan sebagai salah satu prasyarat
bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana. Umumnya mahasiswa diberikan
waktu untuk menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu satu semester atau lebih kurang
enam bulan. Kenyataannya banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam
bulan untuk mengerjakan skripsinya.
Menurut data Informasi Mahasiswa dan Lulusan yang diperoleh dari Kasubbag.
Akademik IAIN Purwokerto diketahui lama studi rata-rata adalah 6 tahun 1 bulan, 5
tahun 10 bulan, dan 5 tahun 11 bulan. Kondisi demikian menjadikan mahasiswa IAIN
Purwokerto dapat dikatakan sebagai prokrastinator akademik. Kondisi mahasiswa
aktivis UKM merasa lebih nyaman dalam melakukan kegiatan-kegiatan UKM daripada
menyelesaikan skripsi. Bahkan diantara mahasiswa aktivis UKM di IAIN Purwokerto
lebih mementingkan kegiatan-kegiatan di UKM daripada menyelesaikan skripsi
walaupun juga ada mahasiswa aktivis UKM yang belum memenuhi syarat-syarat untuk
ujian munaqosyah sehingga prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi agak
terhambat diantaranya: ada mata kuliah yang masih mendapatkan nilai dibawah standar
dan ada syarat-syarat lain yang sifatnya institusional seperti: belum lulus ujian BTA-

ISSN 1410-0053 121


Kholid Mawardi

PPI, belum lulus ujian komputer, dan belum lulus ujian kemampuan bahasa Arab dan
Inggris.
Peneliti tertarik untuk membahas masalah prokrastinasi akademik dalam
menyelesaikan Skripsi pada aktivis UKM di IAIN Purwokerto antara lain didasari
karena belum adanya penelitian yang mengupas persoalan pada civitas akademik di
IAIN Purwokerto selain itu karena fenomena yang nampak banyak mahasiswa aktivis
yang kelulusannya lebih lambat dibandingkan mahasiswa yang tidak menjadi aktivis.
Meskipun belum ditemukan data empiris melalui penelitian atau survey namun dari
pengamatan peneliti pada para aktivis mengindikasikan terjadinya prokrastinasi
akademik pada mahasiswa yang menjadi aktivis kampus. Penelitian dilakukan di IAIN
Purwokerto karena berdasarkan observasi dan wawancara awal yang dilakukan ternyata
mengindikasikan fenomena tersebut. Signifikasi penelitian ini menjadi penting
dilakukan karena mengingat berbagai persoalan Prokrastinasi Akademik dalam
Menyelesaikan Skripsi menurut persepsi mahasiswa aktivis UKM di IAIN Purwokerto
sampai sekarang belum tuntas penyelesaiannya. Permasalahan prokrastinasi akademik
dalam menyelesaikan skripsi menurut persepsi mahasiswa aktivis UKM di IAIN
Purwokerto tidak bisa hanya dikaji dari sisi akademik saja, karena permasalahan
prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi menurut persepsi mahasiswa
aktivis UKM di IAIN Purwokerto, terdapat aspek sosial dan psikologis mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka difokuskan pada: prokrastinasi
akademik dalam menyelesaikan skripsi menurut persepsi mahasiswa aktivis UKM di
IAIN Purwokerto, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dalam
menyelesaikan skripsi menurut persepsi mahasiswa aktivis UKM di IAIN Purwokerto.
Manfaat secara teoritis adalah penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai
informasi baru yang dapat dipercaya khazanah keilmuan terutama tentang Prokrastinasi
Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi menurut persepsi mahasiswa aktivis UKM di
IAIN Purwokerto. Manfaat yang lain diantaranya adalah: Bagi mahasiswa adalah
sebagai wacana untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam
masalah akademik serta Bagi peneliti adalah sebagai panduan untuk melakukan suatu
penelitian baik yang berbentuk karya ilmiah atau karya -karya yang lain. Manfaat secara
praktis bagi IAIN Purwokerto sebagai masukan informasi ilmiah bagi birokrat untuk

122 Insania, Vol. 24, No. 1, Januari - Juni 2019


TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK
DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA AKTIVIS

dipertimbangkan bagi terciptanya lingkungan akademis yang kondusif dan mendorong


mahasiswa untuk berperilaku akademis yang positif.
Penelitian yang dilakukan oleh Dini Ahmaini (2010) tentang perbedaan
prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif pada PEMA USU dengan yang
tidak. Hasil penelitiannya adalah bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tentang
prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif pada PEMA USU dengan yang
tidak (Ahmaini, 2010). Penelitian beberapa penelitian yang pernah dilakukan diatas
tersebut sangat berbeda dengan penelitian ini. Perbedaan terletak pada fokus penelitian,
subjek penelitian, dan pendekatan penelitian maupun tempat penelitian. Fokus
penelitian ini adalah pada prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi menurut
persepsi mahasiswa aktivis UKM di IAIN Purwokerto.

B. METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu untuk
mengetahui prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi menurut persepsi
mahasiswa aktivis UKM di IAIN Purwokerto. Definisi operasional adalah suatu definisi
yang diberikan kepada suatu variabel ukonstrak dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 2003).
Prokrastinasi akademik adalah suatu tindakan menunda untuk memulai atau
menyelesaikan suatu tugas akademik dan mengganti dengan aktivitas lain yang tidak
begitu penting dan cenderung menjadi sebuah kebiasaan, terjadi karena kurangnya
penguatan atau adanya pikiran irasional sehingga menghambat kinerja akademik
individu maupun orang lain dan menimbulkan perasaan tidak enak pada pelakunya.
Meliputi penundaan tugas mengarang, Penundaan belajar dalam menghadapi ujian,
penundaan membaca, penundaan kinerja tugas administratif, penundaan menghadiri
pertemuan, penundaan kinerja akademik secara keseluruhan.
Populasi penelitian mencakup seluruh aktivis UKM di IAIN Purwokerto yang
sedang mengerjakan skripsi. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki dan
perempuan aktivis UKM di IAIN Purwokerto dengan kriteria diantaranya adalah:
mahasiswa aktivis UKM yang sedang mengerjakan skripsi, minimal semester X pada
tahun akademik 2011/2012.

ISSN 1410-0053 123


Kholid Mawardi

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster
random sampling yaitu memilih sampel yang berupa kelompok dari beberapa kelompok
secara acak dimana setiap kelompok terdiri atas beberapa unit kecil. Dalam hal ini
kelompok berupa aktivis UKM di IAIN Purwokerto. Data dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan metode skala yaitu dengan menggunakan sekumpulan pertanyaan
mengenai suatu objek (Azwar, 2000). Metode ini dilakukan dengan mendatangi
responden, memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yaitu
mahasiswa aktivis UKM, dengan kriteria diantaranya adalah mahasiswa aktivis UKM
yang sedang mengerjakan skripsi, minimal semester X pada tahun akademik 2011/2012
lalu menanyakan kesediaannya untuk mengisi kuesioner atau angket.
Angket prokrastinasi akademik diadaptasi oleh peneliti dari keempat ciri
prokrastinator (Ferrari et al., 1995), yaitu: Penundaan dalam memulai dan
menyelesaikan skripsi, kelambanan dalam mengerjakan skripsi, Kesenjangan waktu
antara rencana dengan kinerja aktual dalam mengerjakan skripsi Kecenderungan untuk
melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan
daripada mengerjakan skripsi. Item-Item tersebut akan disusun dalam bentuk skala
dengan menggunakan lima alternatif jawaban. Angket ini menggunakan teknik skala
likert dalam distribusi respon lima pilihan, yaitu TP (Tidak Pernah), J (Jarang), KK
(Kadang-Kadang), S (Sering), dan SS (Sangat Sering).
Rancangan aitem skala prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi
diantaranya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.
Sebaran Item Skala Prokrastinasi Akademik

No Aspek Indikator Total


a) Penundaan dalam 1. Kondisi Fisik 30
memulai dan *Individu mengalami fatigue
menyelesaikan skripsi *Memiliki kesehatan yang kurang baik
b) Kelambanan dalam 2. Kondisi Psikologis
mengerjakan skripsi *Perfeksionis
c) Kesenjangan waktu antara *Pemberontakan terhadap aturan
rencana dengan kinerja *Tidak mampu bersikap tegas
aktual dalam mengerjakan *Ketakutan terhadap kegagalan
skripsi *Melihat tugas sebagai suatu yang
d) Kecenderungan untuk aversif
melakukan aktivitas lain 3. Pola Asuh Orang tua

124 Insania, Vol. 24, No. 1, Januari - Juni 2019


TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK
DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA AKTIVIS

yang dipandang lebih *Otoriter


mendatangkan hiburan *Demokratis
dan kesenangan daripada 4. Kondisi Lingkungan
mengerjakan skripsi. *Lingkungan tempat tinggal yang
kurang pengawasan.
*Lingkungan

Penelitian ini menggunakan analisis data yaitu Statistik deskriptif digunakan


untuk mengetahui deskripsi tentang prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi
menurut persepsi mahasiswa aktivis UKM di IAIN Purwokerto. Analisis menggunakan
statistik sederhana untuk mengetahui perbedaan rerata prokrastinasi akademik dalam
mengerjakan skripsi antara mahasiswa laki-laki dengan perempuan.

C. PROKRASTINASI PADA MAHASISWA DALAM PENYELESAIAN


SKRIPSI
Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan
“pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran “crastinus” yang
berarti keputusan hari esok. Jika digabungkan menjadi .menangguhkan atau menunda
sampai hari berikutnya (Ferrari, Johnson, & McCown, 1995). Istilah prokastinasi
pertama kali digunakan oleh Brown dan Holtzman (Manual Surveys of Study Habits
and Attitude, 1967). Istilah prokrastinasi digunakan untuk menggambarkan suatu
kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan sehingga
seseorang gagal menyelesaikan tugas-tugas tersebut tepat pada waktunya (Wie, 2008).
Solomon dan Rothblum (Ferrari et al., 1995) mendefinisikan prokrastinasi sebagai suatu
penundaan yang sengaja dilakukan pada tugas penting, dilakukan berulang-ulang secara
sengaja dan menimbulkan perasaan tidak nyaman secara subjektif.
Millgram mengatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu perilaku spesifik, yang
meliputi : a) Suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai
maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas, b) Menghasilkan akibat-akibat lain
yang lebih jauh, misalnya keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam
mengerjakan tugas, c) Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku
prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor,
tugas sekolah, maupun tugas rumah tangga, d) Menghasilkan keadaan emosional yang
tidak menyenangkan, misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan

ISSN 1410-0053 125


Kholid Mawardi

sebagainya (Ferrari et al., 1995). Ferrari (Rizvi, Prawitasari, & Soetjipto, 1997)
membagi prokrastinasi menjadi dua bentuk yaitu: (1) Functional procrastination, yaitu
penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih
lengkap dan akurat, dan (2) Disfunctional procrastination yaitu penundaan yang tidak
bertujuan, berakibat jelek dan menimbulkan masalah.
Prokrastinasi akademik dan non-akademik sering menjadi istilah yang
digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas di atas. Prokrastinasi
akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang
berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus.
Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-
formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas
rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor dan lain sebagainya (Hayyinah, 2004).
Prokrastinasi akademik menurut Jeremy Hsieh dianggap sebagai suatu kecenderungan
sifat yang dimiliki pelajar yang sering menghadapi tugas-tugas yang mempunyai batas
waktu.
Ferrari, dkk., (1995) menyatakan ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah sebagai
berikut: penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
dihadapi; keterlambatan dalam mengerjakan tugas; kesenjangan waktu antara rencana
dan kinerja aktual; melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada
melakukan tugas yang harus dikerjakan (Ghufron & Walgito, 2003). Ada beberapa teori
perkembangan, yaitu (1) psikodinamik; penganut psikodinamik beranggapan bahwa
pengalaman masa kanak-kanak akan mempengaruhi perkembangan proses kognitif
seseorang ketika dewasa, terutama trauma, (2) behavioristik; penganut psikologi
behavioristik beranggapan bahwa perilaku prokrastinasi akademik muncul akibat proses
pembelajaran, dan (3) kognitif dan behavioral-cognitif; Ellis dan Knaus memberikan
penjelasan tentang prokrastinasi akademik dari sudut pandang cognitive-behavioral.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat dikategorikan
menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal: (1) faktor internal, yaitu
faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi.
Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis dari individu, yaitu:
kondisi fisik individu dan kondisi psikologis individu; (2) faktor eksternal, yaitu faktor-
faktor yang terdapat di luar diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-

126 Insania, Vol. 24, No. 1, Januari - Juni 2019


TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK
DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA AKTIVIS

faktor itu antara lain berupa pengasuhan orang tua dan lingkungan yang kondusif, yaitu
lingkungan yang lenient.
Agama Islam adalah agama yang sangat menganjurkan Umatnya untuk selalu
menghargai waktu dan bersungguh-sungguh dalam melakukan segala sesuatu salah satu
yang mendukung pernyataan ini adalah Q.S. Al-Ashr, yang artinya: “ (1) Demi masa;
(2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian; (3) Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Ayat-ayat didalamnya menjelaskan pentingnya waktu bagi kehidupan manusia.
Jika manusia hidup tidak memperhatikan waktu yang terus berjalan maka manusia akan
mengalami kerugian. Prokrastinasi pada area bidang akademik yang pada umumnya
dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa disebut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi
akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang
berhubungan dengan tugas akademik atau kinerja akademik, misalnya membuat karya
ilmiah misalnya skripsi (Ferrari et al., 1995). Aitken, 1982 dalam (Ferrari et al., 1995).
Penundaan yang dilakukan dengan sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan
aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas disebut dengan
prokrastinasi.

D. TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN


SKRIPSI PADA MAHASISWA AKTIVIS
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa IAIN
Purwokerto mahasiswa aktivis UKM yang masih dalam proses pengerjaan skripsi atau
tugas akhir dan masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan baik dalam
intrakurikuler dan ekstrakurikuler sebanyak 30 mahasiswa. Berikut adalah gambaran
subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2
Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

1. Laki-laki 23 76,7%
2. Perempuan 7 23,3%

ISSN 1410-0053 127


Kholid Mawardi

Jumlah 30 100%

Tabel 2 memberikan informasi bahwa subjek dengan jenis kelamin laki-laki


lebih banyak daripada subjek perempuan yang selisihnya sebesar 54.4%. Subjek
berkelamin perempuan meliputi 23,3% dari keseluruhan jumlah subjek penelitian dan
76,7%-nya adalah subjek laki-laki.
Berdasarkan kategorisasi prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi
rata-rata mahasiswa aktivis UKM atau subjek penelitian berada dalam kategori sedang.
Ditunjukkan dengan mean empirik yang diperoleh 70 pada rentang antara skor 60-90.
Hal ini berarti bahwa pada saat penelitian, prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan
skripsi sampel penelitian rata-rata berada pada kategori sedang.

Tabel 3.
Kategorisasi prokrastinasi akademik

Sangat Rendah Sedang Tingi Sangat Tinggi


Rendah
- 4 20 7 5
0% 10% 57% 20% 13%
0 35 70 105 140 175
Setelah diadakan penelitian diketahui bahwa mahasiswa aktivis UKM di semua
jurusan IAIN Purwokerto memiliki tingkat prokrastinasi sedang dengan berdasarkan
kategorisasi prokrastinasi akademik berikut: 13% berada pada level sangat tinggi, 20%
berada pada level tinggi, 57% berada pada level sedang, 10% berada pada level rendah,
dan hanya 0% dari mahasiswa aktivis UKM di semua jurusan IAIN Purwokerto yang
memiliki tingkat prokrastinasi rendah. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa rata-
rata para mahasiswa melakukan prokrastinasi.
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa aktivis UKM di IAIN
Purwokerto yang masih menunda-nunda kinerja dalam penyusunan skripsi. Pada
kenyataannya pada masa sekarang yang nampak adalah banyaknya mahasiswa aktivis
yang kelulusan kuliahnya terhambat, hal ini peneliti ketahui melalui informasi yang
penulis dapat dari mahasiswa aktivis UKM yang aktif di organisasi khususnya di IAIN
Purwokerto, antara lain pada Organisasi Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala)
mengungkap kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas
akhir maupun kuliah sebagai berikut: Kendala internal yang meliputi: malas (40%),

128 Insania, Vol. 24, No. 1, Januari - Juni 2019


TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK
DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA AKTIVIS

motivasi rendah (26,7%), tidak bisa membagi waktu(6,7%), sulit menyesuaikan diri
(6,7%). Kendala eksternal yang berasal dari dosen meliputi: sulit ditemui (36,7%),
minimnya waktu bimbingan (23,3%), dan dosen terlalu sibuk (13,3%). Kendala buku-
buku sumber me liputi: kurangnya buku-buku referensi yang fokus pada permasalahan
penelitian (53,3%), referensi yang ada merupakan buku-buku terbitan lama (6,7%).
Kendala fasilitas penunjang meliputi: terbatasnya dana yang dengan materi skripsi
meliputi: kendala penentuan judul/permasalahan yang ada (13,3%), bingung dalam
mengembangkan teori (3,3%). Kendala metodologi meliputi: kurangnya pengetahuan
penulis tentang metodologi (10%), kesulitan mencari dosen ahli dalam bidang penelitian
berkaitan dengan metodologi penelitian dan analisis validitas instrumen tertentu (6,7%).
Kendala pembahasan meliputi: kesulitan menyusun pembahasan dengan benar (10%),
kesulitan menguraikan hasil penelitian (13,3%).Penelitian ini memperkuat hasil
pnelitian dengan melakukan wawancara kepada mahasiswa aktivis UKM yang terdiri
dari tiga subjek penelitian yang memang mereka adalah mahasiswa aktivis UKM.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan mengenai gambaran
prokrastinasi akademik pada mahasiswa aktivis UKM yang berada dalam masa
penyelesaian skripsi bahwa setelah diadakan penelitian diketahui bahwa mahasiswa
aktivis UKM di semua jurusan IAIN Purwokerto memiliki tingkat prokrastinasi sedang
dengan berdasarkan kategorisasi prokrastinasi akademik berikut: 13% berada pada level
sangat tinggi, 20% berada pada level tinggi, 57% berada pada level sedang, 10% berada
pada level rendah, dan hanya 0% dari mahasiswa aktivis UKM di semua jurusan IAIN
Purwokerto yang memiliki tingkat prokrastinasi rendah. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa rata-rata para mahasiswa melakukan prokrastinasi.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor yang menyebabkan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa aktivis UKM yang berada dalam masa penyelesaian skripsi
yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal hambatan antara lain:
kecemasan, persepsi terhadap dosen pembinbing skripsi, dan ketidakmampuan
mengatur waktu. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
diri mahasiswa aktivis UKM, seperti kurangnya dukungan dari orangtua khususnya,

ISSN 1410-0053 129


Kholid Mawardi

kesulitan memperoleh bahan-bahan, kurangnya sarana dan prasarana, serta adanya


aktivitas lain.
Penelitian tidak luput dari adanya kendala dan keterbatasan. Adapun
keterbatasan penelitian ini adalah sulitnya menemukan mahasiswa aktivis UKM yang
masih menyelesaikan skripsi di kampus dikarenakan kesibukan dalam kegiatan UKM
dan hampir sebagian besar yang telah mengambil skripsi sudah tidak mengikuti
perkuliahan di kampus. Kebanyakan mahasiswa aktivis organisasi merasa nyaman
dengan berbagai kegiatan organisasi di UKM sehingga prokrastinasi akademik dalam
menyelesaikan skripsinya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmaini, D. 2010. Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif


Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU.
Universitas Sumatera Utara.

Azwar, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & Mc Cown, W. G. 1995. The Plenum series in
social/clinical psychology. Procrastination and task avoidance: Theory, research,
and treatment. New York: Plenum Press.

Ghufron, M. N., & Walgito, B. 2003. Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja
terhadap Penerapan Disiplin Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik.
Universitas Gadjah Mada.

Hayyinah. 2004. Religiusitas dan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Psikologika:


Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi,

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Poerwodarminto. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Rizvi, A., Prawitasari, J. E., & Soetjipto, H. P. 1997. Pusat Kendali dan Efikasi-Diri
Sebagai Prediktor terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Psikologika:
Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi, 2(3).

130 Insania, Vol. 24, No. 1, Januari - Juni 2019

Potrebbero piacerti anche