Sei sulla pagina 1di 11

Nusa Idaman Said : Aplikasi Bio-ball Untuk Media Biofilter …… JAI Vol. 1 , No.

1 2005

APLIKASI BIO-BALL UNTUK MEDIA BIOFILTER


STUDI KASUS PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN

Oleh :
Nusa Idaman Said

Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Lingkungan, BPPT

Abstract

The textile industry is one of the most popular industries in Indonesia. Although it’s giving
a positive value towards economic value, it also contributes a bed effect towards
environmental quality. One of those industries is small-scale laundry industry located in
Kelurahan Sukabumi Selatan, West of Jakarta. The lack of land and money, most of the
jeans laundry industry throws away their wastewater straight to the river system without
any process. The present study describes the application plastic media called bio-ball as
a biofilter supporting media for treating of jeans laundry industry wastewater using
combined anaerobic and aerobic process. The type of reactor that is used in this research
is a continuous flow biological reactor which has total volume 195 litter and divided into 5
zones, i.e. presedimentation , 2 anoxic zone, aerobic zone and post sedimentation zone.
Reactor effluent is recirculated into presedimentation zone with hydraulic recycle ratio
(HRR) 1:1. Seeding is done in a natural way by directly flowing the domestic wastewater
into reactor with retention time 72 hours, until a biofilm layer is formed on the surface of
bio-ball media. Acclimatization is done gradually by replacing domestic with laundry jeans
wastewater in 72 hours retention time, until domestic wastewater was 100 % replaced,
The main research were conducting by continuous operation under condition 72 hours, 48
hours and 24 hours retention time. The result of experiment shows that within the
combined anaerobic and aerobic process using bio-ball plastic media under conditions 1 -
3 days retention time, the removal efficiency of COD 78 – 91 %, BOD 85 – 92 %, Total
Suspended Solids (TSS) 80 – 93 %, and Colour 48 – 57 % respectively. The longer
retention time has resulted in higher removal efficiency.

Kata Kunci : Bio-ball, biofilter, pencucian jean, anaerob-aerob.

1. PENDAHULUAN berwawasan lingkungan di Jakarta, telah


mengakibatkan sulitnya mencegah terjadinya
1.1 Masalah Air Limbah Pencucian Jean percepatan proses pencemaran lingkungan dan
selanjutnya yang terjadi adalah penurunan
Satu contoh kasus pencemaran kualitas lingkungan.
lingkungan yang sangat berat adalah yang Industri pencelupan atau pencucian
terjadi di Kelurahan Sukabumi Selatan, jeans termasuk salah satu industri yang sangat
Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang banyak mengeluarkan limbah cair. Namun,
diakibatkan oleh air limbah industri kecil tekstil. penanganan pengolahan limbah cair pada
Kelurahan ini mempunyai kepadatan penduduk industri yang termasuk skala kecil umumnya
cukup tinggi dan diwilayahnya terdapat 34 kurang baik . Potensi pencemaran air buangan
perusahaan pencucian jeans (Laundry) yang industri tekstil sangat bervariasi tergantung pada
rata-rata membuang air limbahnya yang proses dan kapasitas produksi serta kondisi
berwarna biru-hitam sebesar antara 15 – 90 lingkungan tempat pembuangan, sehingga
m3/hari ke Kali Sekretaris yang mengalir melalui akibat pencemaran juga berbeda-beda.
kelurahan tersebut. Lokasi indsutri pencucian Harus diakui bahwa masih banyak
jeans yang ada di Kelurahan Sukabumi Selatan, industri tekstil yang hingga saat ini belum atau
Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat kurang memperhatikan masalah air buangan
ditunjukkan seperti pada Gambar 1. Baik air bekas proses pengolahan tekstil hingga tidak
limbah domestik maupun air limbah industri mengherankan apabila kadang-kadang terjadi
keduanya telah mencemari lingkungan, terutama keluhan maupun protes dari masyarakat yang
air sungai dan air tanah. merasa terganggu oleh adanya air buangan
Dengan demikian semakin bertambahnya tersebut.
penduduk dan industrialisasi yang tidak

1
Nusa Idaman Said : Aplikasi Bio-ball Untuk Media Biofilter …… JAI Vol. 1 , No.1 2005

Industri pencucian jeans adalah industri Setelah proses pelemasan atau pencucian,
pencucian yang mengembangkan kegiatan kemudian dilakukan proses pelunturan atau
menjadi industri pencucican dan pelunturan. pemucatan jeans dengan maksud melunturkan
Keberadaan industri pencucian jean berkembang warna asli jeans menjadi warna dasarnya atau
sejalan dengan meningkatnya komoditas lebih pucat dari warna aslinya. Proses ini
pakaian jadi Indonesia. Dalam hal ini, industri dilakukan tergantung permintaan. Proses
pakaian jadi (konveksi) mengadakan kerjasama pelunturan ada dua macam, yakni:
dengan industri pencucian.
Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari (a) Proses Stone Wash, yaitu proses pelunturan
industri pencucian jeans tidak selalu warna pakaian jadi jeans dengan
mengadakan proses-proses seperti yang menggunakan bahan yang sama dengan
tersebut di atas. Tetapi, kegiatannya batu apung sebagai bahan penggosok atau
berdasarkan pesanan dari industri konveksi, peluntur.
misalnya industri konveksi hanya membutukan
proses pencucian saja tanpa proses pencucian (b) Proses Stone Bleanching, yaitu proses
sekaligus proses pelunturan. pelunturan warna pakaian jadi selain
Oleh karena itu, perlu memasyarakatkan menggunakan bahan yang sama dengan
suatu penerapan teknologi pengolahan air stone wash juga ditambah dengan Sodium
limbah yang tepat dan murah untuk dapat hipochlorite yang berfungsi untuk pemutih.
mengatasi masalah pencemaran lingkungan Penggunaan Sodium hipochlorite ini tidak
secara cepat. Salah satu alternatif yakni banyak tentunya tergantung permintaan
pengolahan air limbah industri pencucian atau (sesuai dengan warna putih yang di
pencelupan tekstil dengan proses biologis yakni inginkan).
menggunakan teknologi biofilter anaerob-aerob.
Proses pembilasan
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Setelah proses pencucian dan
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelunturan maka dilakuakan proses pembilasan
efektifitas penggunaan bio-ball sebagai media dimana dalam proses ini diperlukan air sebanyak
biofilter untuk pengolahan air limbah industri 500 liter, softener sebagai pelembut sebanyak
pencucian atau pencelupan jeans dengan 0,6 ml dan OBA untuk mencerahkan warna
menggunakan proses biofilter anaerob-aerob sebanyak 0,3 ml. Suhu disesuaikan tetap 30°C
tercelup. dan dapat diputar selama 10 menit. Sedangkan
untuk proses pembilasan dimana dalam proses
2. KAJIAN PUSTAKA pembilasan yang berasal dari Stone Bleancing
selain bahan-bahan di atas, ditambahkan pula
2.1 Proses Pencelupan Jean Sodium hipochlorite dan mengilangkan bau
sebanyak 1 Kg per mesin serta Hidrogen
Berdasarkan proses kegiatannya, industri perioksida (H2O2) yang berfungsi untuk membuat
pencucian jeans dibagi menjadi beberapa jenis, bersih atau warna terang sebanyak 1kg.
yakni :
Proses Pemerasan
Proses pencucian (Garment Wash)
Proses pemerasan adalah proses untuk
Proses ini bertujuan untuk membuang kanji menghilangkan air dari pakaian jadi jeans.
dengan maksud melemaskan pakaian jeans Proses ini bertujuan untuk mempercepat proses
yang masih kaku. Bahan yang di gunakan pengeringan. Pada proses pemerasan ini
adalah air sebanyak 500 liter, detergen merk digunakan mesin ekstrator yang berkapasitas 30
Blue-J Scour (cair dan berwarna coklat) - 40 potong pakaian yang diputar selama 5
sebanyak 250-300 ml dan sebagai bahan menit.
pengganti detergen dapat digunakan zat kimia
Genencor Desize-HT (cair dan berwarna biru) Proses Pengeringan
sebanyak 1,5 Kg. Pada proses Garment Wash
ini suhu diusahakan 40°C-50°C dan pakaian Proses pengeringan adalah proses yang
digiling dalam mesin selama 25 menit. Apabila dilakukan setelah pakaian jadi telah mengalami
pihak konsumen hanya membutuhkan pencucian proses pembilasan dengan maksud untuk
saja, maka proses selanjutnya tidak dilakukan. mengeringkan pakaian jadi jeans. Proses
pengeringan dapat dilakukan melalui
Proses Pelunturan penjemuran dengan sinar matahari maupun
menggunakan mesin pengering berupa oven

2
Nusa Idaman Said : Aplikasi Bio-ball Untuk Media Biofilter …… JAI Vol. 1 , No.1 2005

yang berkapasitas 50-70 potong pakaian. proses akan berada dalam kondisi aerobik sedangkan
ini memerlukan waktu sekitar 45 menit - 1 jam. pada bagian dalam biofilm yang melekat pada
medium akan berada dalam kondisi anaerobik.
Proses pewarnaan Pada kondisi anaerobik akan terbentuk gas H2S,
dan jika konsentrasi oksigen terlarut cukup
Pada proses ini pakaian jadi jeans diberi besar, maka gas H2S yang terbentuk tersebut
warna sesuai dengan permintaan, dengan akan diubah menjadi sulfat (SO4) oleh bakteri
menggunakan bahan-bahan kimia. Hasil sulfat yang ada di dalam biofilm.
sampingan dari proses kegiatan industri Selain itu, pada zona aerobik nitrogen–
pencucian jeans adalah limbah yang dihasilkan ammonium akan diubah menjadi nitrit dan nitrat
dari proses pencucian jeans. dan selanjutnya pada zona anaerobik nitrat yang
Limbah pencucian jeans secara fisik terbentuk mengalami proses denitrifikasi menjadi
berwarna biru atau ungu berbau kaporit yang gas nitrogen. Karena di dalam sistem bioflim
menyengat serta terdapat busa berwarna. Selain terjadi kondisi anaerobik dan aerobik pada saat
itu ada zat-zat tersuspensi dari batu apung yang yang bersamaan, maka dengan sistem tersebut
hancur dari proses pelunturan banyak proses penghilangan senyawa nitrogen menjadi
mengendap di saluran air sehingga lebih mudah. Hal ini secara sederhana
menyebabkan pendangkalan. seperti limbah ditunjukkan seperti pada Gambar 2.
industri lainnya, limbah pencucian jeans ini dapat
menimbulkan gangguan terhadap manusia, biota
air maupun gangguan estetika.

2.2 Proses Biofilm Atau Biofilter Tercelup


(Submerged Biofilm)

Proses pengolahan air limbah dengan


proses biofilm atau biofilter tercelup dilakukan
dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam
reaktor biologis yang di dalamnya diisi dengan
media penyangga untuk pengebangbiakan
mikroorganisme dengan atau tanpa aerasi.
Untuk proses anaerobik dilakukan tanpa
pemberian udara atau oksigen. Posisi media
biofilter tercelup di bawah permukaan air.
Mekanisme proses metabolisme di dalam
sistem biofilm secara aerobik secara sederhana
dapat diterangkan seperti pada Gambar 2.
Gambar tersebut menunjukkan suatu sistem
biofilm yang yang terdiri dari medium
Gambar 2 : Mekanisme proses metabolisme di
penyangga, lapisan biofilm yang melekat pada
dalam sistem biofilm.
medium, lapisan alir limbah dan lapisan udara
yang terletak diluar. Senyawa polutan yang ada
2.3 Media Biofilter
di dalam air limbah, misalnya senyawa organik
(BOD, COD), ammonia, fosfor dan lainnya akan
Media biofilter yang digunakan secara
terdifusi ke dalam lapisan atau film biologis yang
umum dapat berupa bahan material organik atau
melekat pada permukaan medium. Pada saat
bahan material anorganik. Untuk media biofilter
yang bersamaan dengan menggunakan oksigen
dari bahan organik misalnya dalam bentuk tali,
yang terlarut di dalam air limbah, senyawa
bentuk jaring, bentuk butiran tak teratur (random
polutan tersebut akan diuraikan oleh
packing), bentuk papan (plate), bentuk sarang
mikroorganisme yang ada di dalam lapisan
tawon dan lain-lain. Sedangkan untuk media dari
biofilm dan energi yang dihasilkan akan diubah
bahan anorganik misalnya batu pecah (split),
menjadi biomasa. Sulpai oksigen pada lapisan
kerikil, batu marmer, batu tembikar, batu bara
biofilm dapat dilakukan dengan beberapa cara
(kokas) dan lain sebagainya.
misalnya pada sistem RBC, yakni dengan cara
Di dalam proses pengolahan air limbah
kontak dengan udara luar pada sistem “Trickling
dengan sistem biofilter tercelup aerobik, sistem
Filter” dengan aliran balik udara. Sedangkan
suplai udara dapat dilakukan dengan berbagai
pada sistem biofilter tercelup, dengan
cara. Beberapa cara yang sering digunakan
menggunakan blower udara atau pompa
antara lain aerasi samping, aerasi tengah
sirkulasi.
(pusat), aerasi merata seluruh permukaan,
Jika lapiasan mikrobiologis cukup tebal,
aerasi eksternal, aerasi dengan “air lift pump”,
maka pada bagian luar lapisan mikrobiologis

3
Nusa Idaman Said : Aplikasi Bio-ball Untuk Media Biofilter …… JAI Vol. 1 , No.1 2005

dan aerasi dengan sistem mekanik. Masing- Tabel 1 : Perbandingan luas permukaan
masing cara mempunyai keuntungan dan spesifik media biofilter.
kekurangan. Sistem aerasi juga tergantung dari
jenis media maupun efisiensi yang diharapkan. No. Jenis Media Luas permukaan
Penyerapan oksigen dapat terjadi disebabkan spesifik (m2/m3)
terutama karena aliran sirkulasi atau aliran putar, 1 Trickling Filter 100-200
kecuali pada sistem aerasi merata seluruh dengan batu pecah
permukaan media.
2 Modul Sarang Tawon 150-240
Di dalam proses biofilter dengan sistem (honeycomb modul)
aerasi merata, lapisan mikroorganisme yang
melekat pada permukaan media mudah terlepas, 3 Tipe Jaring 50
sehingga seringkali proses menjadi tidak stabil. 4 Bio-ball 200- 235
Tetapi, di dalam sistem aerasi melalui aliran 5 RBC 80-150
putar, kemampuan penyerapan oksigen hampir
sama dengan sistem aerasi dengan Media bio-ball mempunyai keunggulan
menggunakan difuser. Oleh karena itu, untuk antara lain mempunyai luas spesifik yang cukup
penambahan jumlah beban yang besar sulit besar, pemasangannya mudah (random), tidak
dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, belakangan memerlukan manhole yang besar sehingga
ini penggunaan sistem aerasi merata banyak untuk paket Instalasi Pengolahan Air Limbah
dilakukan karena mempunyai kemampuan (IPAL) kecil sangat sesuai.
penyerapan oksigen yang besar. Pengolahan air limbah dengan proses
Jika kemampuan penyerapan oksigen biofilter mempunyai beberapa keunggulan,
besar, maka dapat digunakan untuk mengolah antara lain :
air limbah dengan beban organik (organic
loading) yang besar pula. Oleh karena itu, A. Pengoperasiannya mudah
diperlukan juga media biofilter yang dapat
melekatkan mikroorganisme dalam jumlah yang Di dalam proses pengolahan air limbah
besar. Biasanya untuk media biofilter dari bahan dengan sistem biofilm tanpa dilakukan
anaorganik, semakin kecil diameternya, luas sirkulasi lumpur, tidak terjadi masalah
permukaannya semakin besar. Sehingga jumlah “bulking” seperti pada proses lumpur aktif
mikroorganisme yang dapat dibiakkan juga (activated sludge process). Karena itu
menjadi besar. Jika sistem aliran dilakukan dari pengelolaannya sangat mudah.
atas ke bawah (down flow), maka sedikit banyak
terjadi efek filtrasi sehingga terjadi proses B. Lumpur yang dihasilkan sedikit
peumpukan lumpur organik pada bagian atas
media yang dapat mengakibatkan penyumbatan. Dibandingakan dengan proses lumpur aktif,
Oleh karena itu, perlu proses pencucian lumpur yang dihasilkan pada proses biofilm
secukupnya. Jika terjadi penyumbatan, maka relatif lebih kecil. Di dalam proses lumpur
dapat terjadi aliran singkat (Short pass) dan juga aktif antara 30% – 60% dari BOD yang
terjadi penurunan jumlah aliran sehingga dihilangkan (removal BOD) diubah menjadi
kapasitas pengolahan dapat menurun secara lumpur aktif (biomasa) sedangkan pada
drastis. proses biofilm hanya sekitar 10% - 30%. Hal
Media biofilter banyak yang dibuat dengan ini disebabkan karena pada proses biofilm,
cara dicetak dari bahan tahan karat dan ringan, rantai makanan lebih panjang dan
misalnya PVC dan lain sebagainya dengan luas melibatkan aktifitas mikroorganisme dengan
permukaan spesifik yang besar dan volume orde yang lebih tinggi dibandingkan pada
rongga (porositas) yang besar sehingga dapat proses lumpur aktif.
melekatkan mikroorganisme dalam jumlah yang
besar dengan resiko kebuntuan yang sangat C. Dapat digunakan untuk pengolahan air
kecil. Dengan demikian, memungkinkan untuk limbah dengan konsentrasi
pengolahan air limbah dengan beban rendah maupun konsentrasi tinggi.
konsentrasi yang tinggi serta efisiensi
pengolahan yang cukup besar. Karena di dalam proses pengolahan air
Salah satu contoh media biofilter yang limbah dengan sistem biofilm
banyak digunakan yakni media dalam bentuk mikroorganisme atau mikroba melekat pada
bio-ball dan juga tipe sarang tawon (honeycomb permukaan medium penyangga, maka
tube) dari bahan PVC. Beberapa contoh pengontrolan terhadap mikroorganisme atau
perbandingan luas permukaan spesifik dari mikroba lebih mudah. Proses biofilm tersebut
berbagai media biofilter dapat dilihat pada Tabel cocok digunakan untuk mengolah air limbah
1.

4
Nusa Idaman Said : Aplikasi Bio-ball Untuk Media Biofilter …… JAI Vol. 1 , No.1 2005

dengan konsentrasi rendah maupun


konsentrasi tinggi.

D. Tahan terhadap fluktuasi jumlah air


limbah maupun fluktuasi konsentrasi.

Di dalam proses biofilter, mikro-organisme


melekat pada permukaan unggun media.
Akibatnya, konsentrasi biomasa mikro-
organisme per satuan volume relatif besar
sehingga relatif tahan terhadap fluktuasi
beban organik maupun fluktuasi beban
hidrolik.
Gambar 3 : Media Bio-ball yang digunakan
E. Pengaruh penurunan suhu terhadap untuk percobaan.
efisiensi pengolahan kecil.
3.2 Percobaan
Jika suhu air limbah turun maka aktifitas
mikroorganisme juga berkurang. Tetapi, A. Model Reaktor
karena di dalam proses biofilm substrat
maupun enzim dapat terdifusi sampai ke Pengolahan air limbah dilakukan dengan
bagian dalam lapisan biofilm dan juga cara mengoperasikan reaktor biologis yang
lapisan biofilm bertambah tebal, maka terdiri dari bak pengendapan awal, biofilter
pengaruh penurunan suhu (suhu rendah) anaerob, biofilter aerob serta bak pengendapan
tidak begitu besar. akhir. Skema proses pengolahan serta ukuran
reaktor ditunjukkan seperti pada Gambar 4.
3. MATERIAL DAN METODA Lebar reaktor 30 cm, panjang reaktor 130 cm
PENELITIAN dan tinggi 50 cm. Spesifikasi reaktor dan
perlengkapannya ditunjukkan seperti pada Tabel
3.1 Material 3.

3.1.A Air Limbah Tabel 3 : Spesifikasi Reaktor biofilter dan


Perlengkapannya yang digunakan untuk
Air limbah yang digunakan untuk percobaan.
penelitian diambil dari air limbah yang dihasilkan
oleh salah satu industri pencucian jeans, di URAIAN KETERANGAN
Kelurahan Sukabumi Selatan, Jakarta Selatan. REAKTOR :
 Bahan Kaca, diameter 6 mm
3.1.B Media Biofilter  Tinggi 50 cm
 Panjang 130 cm
Media biofilter yang digunakan adalah  Lebar 25 cm
media dari bahan plastik PVC tipe bio-ball  Volume 195 liter
dengan spesifikasi seperti pada Tabel 2, MEDIA:
sedangkan bentuk media bio-ball dapat dilihat  Tipe Bio-ball
seperti pada Gambar 3.  bentuk Bulat/bola
 Ukuran Diameter 4 cm
Tabel 2 : Spesifikasi media Sarang Tawon yang  Luas spesifik 200- 230 m2/m3
digunakan untuk percobaan.  Porositas rongga 0,92

Tipe : Bio-ball PIPA INLET dan OUTLET PVC, diameter 0,5


inchi
Material : PVC AERATOR :
Bentuk : bola Suplai udara 1,105 L/menit
Ukuran : Diameter 4 cm POMPA SIRKULASI :
Debit 900 liter/menit
Luas Spesifik : + 230 m2/m3 RESERVOIR :
Porositas Ronga : 0,92  Bahan Plastik
 Volume 200 liter
Warna : Hitam BAK PEMBUBUHAN :
 Bentuk Buffle Channel
 Bahan Kaca
 Ukuran 40 x 30 x 65 cm

5
Nusa Idaman Said : Aplikasi Bio-ball Untuk Media Biofilter …… JAI Vol. 1 , No.1 2005

Air limbah di tampung ke dalam tangki waktu tinggal, yaitu 72 jam (3 hari), 48 jam (2
penampung, selanjutnya dialirkan ke bak hari) dan 24 jam (1 hari). Hal ini berarti debit
pengendapan awal. Dari bak pengendapan awal, yang akan dialirkan ke dalam reaktor untuk tiap
air limbah dialirkan ke biofilter anaerob. Biofilter tiap waktu tinggal adalah seperti pada Tabel 5.
anaerob terdiri dari dua ruangan yang diisi
dengan media plastik bio-ball. Arah aliran di Tabel 4 : Tahapan aklimatisasi
dalam biofilter anaerob adalah dari atas ke
bawah dan dari bawah ke atas. Air limpasan dari Tahapan Air limbah Air limbah
biofilter anaerob selanjutnya masuk ke biofilter domestik (%) pewarnaan jeans
aerob. Di dalam biofilter aerob juga diisi dengan (%)
media bio-ball dengan arah aliran dari atas ke Tahap I 90 10
bawah, sambil dihembus dengan udara Tahap II 80 20
menggunakan blower. Selanjutnya, air limbah Tahap III 70 30
masuk ke bak pengendapan akhir melalui bagian Tahap IV 60 40
bawah bak. Air limbah di dalam bak Tahap V 50 50
pengendapan akhir sebagian disirkulasi ke Tahap VI 40 60
biofilter aerob dengan rasio sirkulasi hidrolik Tahap VII 30 70
(Hydaulic Recycle Ratio, HRR ) sama dengan 1 Tahap VIII 20 80
Tahap IX 10 90
(satu). Air limpasan dari bak pengendapan akhir
Tahap X 0 100
merupakan air olahan.

B. Proses Pengembangbiakan Tabel 5 : Variasi Waktu Tinggal dan Debit Air


Mikroorganisme (Seeding) Baku
Pengembangbiakan mikroorganisme atau Waktu Tinggal (jam) Debit (liter/menit)
disebut juga seeding dilakukan untuk
72 0,0451
menumbuhkan mikroorganisme. Seeding yang
48 0,0677
dilakukan adalah seeding secara alami dengan
24 0,136
cara mengalirkan air limbah domestik secara
kontinyu ke dalam reaktor biofilter. Penggunaan
air limbah domestik dikarenakan air buangan ini
Percobaan dilakukan dengan proses
kaya akan mikroorganisme dan telah mempunyai
biofilter tanpa pengaturan pH, dan dilakukan
sumber karbon yang cukup sehingga
pada kondisi suhu kamar. Skema proses
pertumbuhan mikroorganisme pada media akan
percobaan pertama dapat dilihat seperti pada
menjadi cepat. Pemberian tambahan karbon dari
Gambar 4.
glukosa hanya diberikan sewaktu-waktu. Pada
Pengambilan contoh (sampling) dilakukan
saat konsentrasi COD limbah domestik rendah,
pada titik-titik tertentu yang kemudian akan
glukosa tidak diberikan setiap hari. Dalam
dianalisa parameternya. Titik pengambilan
proses ini telah terbentuk lapisan biofilm yang
contoh adalah sebagai berikut :
menyelimuti media sarang tawon.
 Titik 1 : Influen
C. Adaptasi atau Aklimatisasi  Titik 2 : Efluen Zona Anoksik
 Titik 3 : Efluen reaktor (yang akan
Aklimatisasi adalah pengadaptasian dibuang ke perairan)
mikroorganisme terhadap air buangan yang akan Pengambilan sampel dilakukan ketika kondisi
diolah. Pengadaptasian dilakukan dengan cara reaktor telah stabil. Penentuan kondisi stabil
mengganti air limbah domestik secara perlahan dilakukan dengan mengukur kandungan organik
dengan air limbah dari industri pewarnaan (COD) pada setiap titik sampling tersebut.
jeans. Lapisan biofilm yang terbentuk akan
E. Analisa Parameter
semakin menebal. Akhir dari aklimatisasi adalah
ketika air buangan domestik telah 100 % Di dalam penelitian ini parameter yang
tergantikan dengan air buangan pencucian jeans akan diukur adalah :
dan efisiensi penurunan konsentrasi COD yang 1) Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD), yaitu
cukup tinggi dan stabil. Tahapan proses untuk mengetahui jumlah oksigen yang
aklimatisasi dapat dilihat pada Tabel 4. diperlukan untuk menguraikian senyawa
organik secara kimiawi. Analisa untuk
D. Prosedure Percobaan pengukuran parameter ini yang digunakan
adalah metode bikromat (K2Cr2O7) secara
Setelah proses aklimatisasi berjalan stabil, open refluks.(Standart Method No. 5220 C)
percobaan dilakukan dengan skenario 3 jenis

6
Nusa Idaman Said : Aplikasi Bio-ball Untuk Media Biofilter …… JAI Vol. 1 , No.1 2005

Tabel 6 : Karakteristik limbah pencucian jeans.

No Parameter Satuan Konsentrasi


1 BOD mg/l 400-1215
2 COD mg/l 910-1612
3 TSS mg/l 475-550
4 Warna Pt.Co > 500
5 pH - 6,0-6,8
Sumber : Hasil penelitian

4.1 Hasil Pembiakan Mikroba (Seeding)

Seeding atau disebut juga sebagai


pembiakan mikroba merupakan langkah awal
Gambar 4 : Diagram proses pengolahan air dari penelitian reaktor biologis. Dalam tahapan
limbah pencucian jean dengan proses biofilter. ini dilakukan upaya untuk menumbuhkan
mikroorganisme pada media penyokong.
2) Padatan tersuspensi (TSS), dapat berupa Mikroorganisme ini sangat berperan penting
senyawa organik dan anorganik. dalam proses pengolahan biologis ini. Di dalam
Dekomposisi padatan yang tersuspensi ini penelitian ini, seeding dilakukan secara alami,
akan meningkatkan nilai BOD dan COD, yaitu dengan langsung membiakkan
hingga akhirnya dapat menurunkan DO di mikroorganisme di dalam reakor dengan cara
perairan. Untuk menganalisa parameter ini mengalirkan air limbah domestik secara kontinyu
metode yang digunakan adalah metode ke dalam reaktor. Air limbah domestik dipilih
gravimetri dengan kertas saring. (Standart untuk pembiakan ini dikarenakan limbah
Method No. 2540 D) domestik kaya akan sumber karbon yang
diperlukan mikroorganisme untuk hidup dan juga
3) Warna. Air yang mempunyai warna yang di dalam air tersebut terkandung berbagai
bukan warna alami akan mengganggu mikroorganisme. Dengan demikian, proses
estetika dan penyerapan sinar matahari pembiakan tidak perlu memakan waktu terlalu
untuk kehidupan ekosistem perairan lama. Walaupun demikian, sumber karbon yang
tersebut. Warna yang pekat dari air diperlukan tetap dijaga dengan sesekali
buangan umumnya disebabkan karena memberikan penambahan glukosa.
kandungan organik yang tinggi dan Di dalam proses seeding ini air buangan
banyaknya padatan yang tersuspensi. domestik yang memang telah banyak
Analisa parameter untuk pengukuran mengandung bakteri dialirkan secara kontinyu ke
parameter ini adalah dengan metode dalam reaktor biofilter dan secara bersamaan
kolorimetri menggunakan spektrofotometer. aerator juga dijalankan. Setelah lapisan lendir
(Standart Method No. 2120 C) atau biofilm telah tumbuh dapat dilakukan
aklimatisasi. Di dalam penelitian ini proses
seeding dilakukan dengan waktu tinggal hidrolis
4. HASIL PERCOBAAN di dalam reaktor 72 jam (3 hari). Dengan kondisi
waktu tinggal yang cukup di dalam reaktor, maka
Secara garis besar, kegiatan yang mikroorganisme dengan cepat berkembang biak
dilakukan dalam penelitian ini terbagi atas 3 dan melekat pada permukaan media bio-ball.
tahapan kegiatan, yaitu tahap seeding Pertumbuhan mikroorganisme pada media
(pembenihan), tahap aklimatisasi dan tahap dapat dilihat dari peningkatan efisiensi
penelitian berdasarkan waktu tinggal hidrolis penghilangan COD. Efisiensi yang meningkat
(WTH). Percobaan meliputi tahap seeding, menunjukkan adanya aktifitas mikroorganisme
tahap aklimatisasi, kinerja biofilter dalam yang telah tumbuh semakin banyak dan
penghilangan COD, TSS dan warna. Sebelum mendegradasi senyawa organik yang ada di
penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dalam air buangan tersebut. Dalam hal ini VSS
dilakukan penelitian pendahuluan terhadap air tidaklah menjadi parameter utama karena proses
limbah pencucian jeans untuk mengetahui seeding dilakukan secara langsung pada reaktor
karakteristik limbah tersebut. Secara umum dan mikroorganisme yang ada langsung melekat
karakteristik limbah pencucian jeans dapat dilihat pada media membentuk lapisan biofilm.
pada Tabel 6. Hasil seeding dapat dilihat seperti pada Gambar
5.

7
Nusa Idaman Said : Aplikasi Bio-ball Untuk Media Biofilter …… JAI Vol. 1 , No.1 2005

mengganti secara bertahap air limbah domestik


1400 100 yang digunakan pada waktu seeding dengan air
limbah pencucian jeans. Penggantian ini

EFISIENSI PENGHILANGAN (%)


1200
KONSENTRASI COD (mg/l)

80
dilakukan dengan perbandingan 10% limbah
1000 pencucian jeans dan 90% limbah domestik yang
Influen Reaktor (mg/l)
kemudian secara bertahap akan menjadi 100%
60
800 Efluen Zona Anoksik (mg/l)
air limbah pencucian jeans. Titik akhir
Efluen Reaktor (mg/l)

600
Efisiensi Penghilangan Anoksik (%) aklimatisasi dicapai ketika efisiensi penghilangan
Efisiensi Reaktor -Total (%)
40
COD telah stabil pada saat air limbah domestik
400 telah 100% tergantikan dengan air limbah
20 pewarnaan jeans. Hasil proses aklimatisasi
200
secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 5.
0 0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
WAKTU OPERASI (HARI) 2000 100

EFISIENSI PENGHILANGAN(%)
Gambar 5 : Penurunan konsentrasi dan efisiensi

KONSENTRASI COD (mg/l)


80
penghilangan COD selama proses pembiakan 1500
mikroba (seeding)
60
Dari gambar tersebut terlihat bahwa pada 1000
minggu pertama penghilangan COD baru Influen Reaktor (mg/l)
Efluen Anoksik (mg/l) 40
mencapai sekitar 58 %. Hal ini terjadi karena Efluen Reaktor Total (mg/l)
pada saat pengoperasian awal belum terbentuk 500
Efisiensi Anoksik (%)
Efisiensi Reaktor Total (%)
lapisan biofilm yang berarti mikroorganisme 20
belum banyak yang menempel pada media.
Setelah pengoperasian seeding berjalan selama 0
0
satu bulan, lapisan biofilm mulai terlihat menebal 0 5 10 15 20 25 30
dan efisiensi penghilangan COD sudah mulai WAKTU OPERASI (HARI)
tinggi, yakni mencapai lebih dari 90 %. Tetapi
konsentrasi air limbah domestik yang Gambar 5 : Penurunan konsentrasi dan efisiensi
dimasukkan ke dalam reaktor sekitar 150 mg/l. penghilangan COD selama proses aklimatisasi.
Hal ini masih sangat kecil dibandingan dengan
konsentrasi COD air limbah pencucian jeans Dari gambar 5 tersebut dapat dilihat pada
yang akan diolah. Untuk menaikan konsentrasi saat perbandingan limbah pencucian jeans
zat organik di dalam air limbah, maka setelah dengan limbah domestik 10% : 90%, konsentrasi
operasi berjalan 40 hari dilakukan penambahan COD di dalam influen 1270 mg/l dan efisiensi
larutan glukose ke dalam air limbah secara pengilangan COD mencapai 83,5%. Pada saat
bertahan sampai konsentrasi COD yang masuk influen 100% limbah pencucian jeans yakni
reaktor sama dengan konsentrasi COD air setelah waktu operasi 27 hari, konsentrasi COD
limbah pencucian jeans. di dalam influen 1332 mg/l dan efisiensi
Setelah operasi berjalan 70 hari efisiensi penghilangan COD 95%. Proses berjalan stabil
telah mencapai 95%, yakni konsentrasi COD di setelah aklimatisasi berjalan selama 291 hari
dalam influen reaktor 1074,7 mg/l setelah diolah dengan efisiensi penghilangan COD sekitar 95%.
turun menjadi 52,7 mg/l. Hal ini sebenarnya telah
sesuai untuk dilanjutkan ke proses adaptasi 4.3 Hasil Percobaan Variasi Waktu Tinggal
tetapi untuk itu harus dijaga agar kondisi ini tetap
stabil. Kondisi stabil dicapai setelah 78 hari, yaitu 4.3.1 Penghilangan Senyawa Organik (COD)
dimana efisiensi penghilangan COD mencapai
kira-kira 95 %. Dengan demikian proses Setelah proses aklimatisasi berjalan
aklimatisasi dapat dilakukan. dengan baik yaitu diindikasikan dengan semakin
meningkatnya efisiensi penghilangan COD dan
4.2 Hasil Aklimatisasi limbah domestik telah 100% tergantikan dengan
limbah pewarnaan jeans, maka pengoperasian
Setelah mikroorganisme yang tumbuh secara kontinyu dapat dilakukan. Dalam
cukup banyak (hal ini terlihat pada ketebalan pengoperasian kontinyu ini, sampling parameter
biofilm) dan efisiensi penghilangan COD telah BOD, COD dilakukan pada 3 titik pengambilan
tinggi dan stabil, maka dapat dilakukan proses sampel. Proses dalam biofilter dikatakan telah
pengadaptasian atau disebut juga aklimatisasi. berada dalam kondisi stabil (steady state) jika
Aklimatisasi dilakukan dengan waktu biofilm tumbuh dengan baik dan efisiensi
tinggal 72 jam dan dilakukan dengan cara penghilangan relatif konstan. Dalam peng-

8
Nusa Idaman Said : Aplikasi Bio-ball Untuk Media Biofilter …… JAI Vol. 1 , No.1 2005

operasian kontinyu ini, debit air limbah Dari gambar 6 tersebut terlihat bahwa
disesuaikan dengan waktu tinggal yang dipilih. untuk waktu tinggal 72 jam, efisiensi
Waktu tinggal yang dipilih adalah 72 jam, 48 jam penghilangan senyawa organik (COD) rata-rata
dan 24 jam. Pengoperasian diawali dari waktu pada zona anoksik mencapai hingga 89 %,
tinggal 72 jam hingga yang terpendek 24 jam. sedangkan efisiensi total (anaerob-aerob) 91,5
Efisiensi penghilangan COD untuk setiap waktu %.
tinggal dapat Gambar 6. Untuk waktu tinggal 48 jam, efisiensi
Dari hasil tersebut terlihat untuk waktu penghilangan senyawa organik (COD) rata-rata
tinggal hidrolis (WTH) 72 jam konsentrasi COD pada zona anoksik 77,8 %, sedangkan efisiensi
di dalam influen rata-rata 1146 mg/l sedangkan total (anaerob-aerob) 80,5 %.
konsentrasi COD di dalam efluen turun Untuk waktu tinggal 24 jam, penghilangan
mencapai rata-rata 91,5 mg/l, dengan efisiensi senyawa organik (COD) rata-rata pada zona
penghilangan COD rata-rata mencapai 91,5 %. anoksik 54,5 %, sedangkan efisiensi total
Untuk waktu tinggal hidrolis 48 jam konsentrasi (anaerob-aerob) 62,9 %.
COD di dalam influen rata-rata 1194 mg/l Dari hasil tersebut terlihat bahwa dengan
sedangkan konsentrasi rata-rata COD di dalam proses biofilter anaerob secara efektif dapat
efluen turun menjadi sekitar 232,1 mg/l dengan menghilangkan zat organik (COD) yang ada di
efisiensi penghilangan COD rata-rata menjadi dalam air limbah, sementara zona aerob hanya
sekitar 80,5 %. Untuk waktu tinggal 24 jam, menyisihkan tidak lebih dari 10 %. Hal ini
konsentrasi rata-rata di dalam influen 901,8 mg/l dikarenakan zona anoksik memiliki waktu tinggal
sedangkan konsentrasi COD rata-rata di dalam yang lebih lama 2 kali lipat daripada zona aerob.
efluen turun menjadi 420,2 mg/l, atau efisiensi Dengan demikian penghilangannya menjadi
penghilangan COD rata-rata menjadi sekitar lebih banyak.
62,9 %. Walaupun demikian, zona aerob tetap
diperlukan karena zona aerob juga berguna
KONSENTRASI COD (mg/l)

untuk menurunkan bau dan meningkatkan DO


pada efluen akhir. Menurut Rittmann & Mc Carty
1800 100 (2001), pada reaktor gabungan anoksik-aerob
EFISIENSI PENGOLAHAN (%)

kandungan nitrat dari zona aerob akan


1500 80 diturunkan dengan cara diresirkulasi kembali ke
bak influen lalu kemudian terjadi proses
1200 denitrifikasi pada zona anoksik.
60 Dari hasil penelitian tersebut secara
900 keseluruhan menunjukan bahwa semakin
HRT 72 Jam HRT 48 Jam HRT 24 Jam
40 pendek waktu tinggal pada reaktor maka
600 semakin menurun pula efisiensi peng-
hilangannya yaitu untuk COD dari 91,5% pada
20
300 waktu tinggal 72 jam menjadi hanya 62,9 % pada
waktu tinggal 24 jam.
0 0
0 5 10 15 20 25
WAKTU OPERASI (HARI) 4.3.2 Penghilangan Zat Padat Tersuspensi
Influen Reaktor (mg/l)
(TSS)
Efisiensi Anoksik (%)
Efluen Anoksik (mg/l) Efisiensi Reaktor Total (%)
Efluen Reaktor Total (mg/l)

Konsentrasi TSS di dalam air limbah


berkisar antara 720 – 1270 mg/l. Pengaruh
Gambar 6 : Pengaruh waktu tinggal terhadap
waktu tinggal terhadap penurunan konsentrasi
penurunan konsentrasi dan efisiensi
dan efisiensi penghilangan TSS di dalam reaktor
penghilangan COD di dalam reaktor biofilter
biofilter dengan media bio-ball dapat dilihat
dengan media bio-ball.
seperti pada Gambar 7. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa dengan waktu tinggal 72 jam
sampai dengan 24 jam, efisiensi penghilangan
Pada saat penggantian waktu tinggal
TSS sangat baik yakni mencapai 95 % – 98 %.
menjadi lebih pendek terjadi penurunan efisiensi
Efisiensi penghilangan TSS pada zona anaerob
terlebih dahulu dan setelah 2-3 hari barulah
maupun pada zona aerob tidak menunjukkan
mencapai kestabilan. Penurunan efisiensi pada
perbedaan yang berarti. Hal ini berarti aplikasi
saat penggantian terjadi karena adanya
bio-ball sebagai media biofilter anaerob maupun
perubahan debit aliran dari pengoperasian
biofilter aerob dapat menghilangkan TSS dengan
sebelumnya (menjadi lebih kecil) sehingga
baik.
beban hidroliknya pun menjadi lebih besar.

9
Nusa Idaman Said : Aplikasi Bio-ball Untuk Media Biofilter …… JAI Vol. 1 , No.1 2005

penghilangan warna rata-rata di dalam reaktor


biofilter dengan media bio-ball dapat mencapai
1400 100
91,8 %.

EFISIENSI PENGHILANGAN (%)


KONSENTRASI TSS (mg/l)

1200
80
1000
1400 100
60
800

EFISIENSI PENGHILANGAN (%)


HRT 24 Jam
HRT 72 Jam HRT 48 Jam 1200
600 80
40

WARNA (PtCo)
Influen Reaktor (mg/l)
1000
Efluen Anoksik (mg/l)
400 Efluen Reaktor Total (mg/l)
800 60
Efisiensi Anoksik (%) 20 HRT 72 Jam HRT 48 Jam
200 Efisiensi Reaktor Total (%)
600 Influen Reaktor (PtCo)
40
Efluen Anoksik (PtCo)
0 0 Efluen Reaktor Total (PtCo)
0 5 10 15 20 25 400 Efisiensi Anoksik (%) 24 jam
Efisiensi Reaktor Total (%)

WAKTU OPERASI (HARI) 20


200

Gambar 7 : Pengaruh waktu tinggal terhadap 0 0


penurunan konsentrasi dan efisiensi 0 5 10 15 20 25
penghilangan TSS di dalam reaktor biofilter WAKTU OPERASI (HARI)
dengan media bio-ball.
Gambar 8 : Pengaruh waktu tinggal terhadap
penurunan konsentrasi dan efisiensi
4.3.3 Penghilangan Warna penghilangan warna di dalam reaktor biofilter
dengan media bio-ball.
Efisiensi penghilangan warna di dalam air
limbah pencucian jean dengan proses biofilter
anaerob-aerob dengan menggunakan media bio- 5. KESIMPULAN
ball menujukkan kecenderungan yang sama
dengan penghilangan zat organik (COD). Berdasarkan hasil percobaan tersebut di atas
Dari hasil tersebut terlihat bahwa untuk dapat disimpulkan bahwa :
percobaan dengan waktu tinggal hidrolis (WTH)
72 jam, konsentrasi warna di dalam influen rata-  Proses biofilter menggunakan media plastik
rata 980,6 skala PtCo, sedangkan konsentrasi bio-ball dapat digunakan untuk mengolahan
warna rata-rata di dalam efluen turun menjadi air limbah pencucian dan pewarnaan jeans
78,8 skala PtCo, dengan efisiensi penghilangan dengan hasil yang baik. Efisiensi
warna rata-rata 91,8 %. penghilangan polutan dipengaruhi oleh
waktu tinggal hidrolis di dalam reaktor atau
Untuk waktu tinggal hidrolis 48 jam konsentrasi
beban pengolahan (beban organik).
warna di dalam influen rata-rata 1033,9 skala Pt-
Semakin lama waktu tinggal hidrolis (WTH)
Co, sedangkan konsentrasi rata-rata warna di
di dalam reaktor biofilter atau semakin besar
dalam efluen turun menjadi 169,5 skala PtCo,
beban pengolahan (loading) efisiensi
dengan efisiensi penghilangan warna rata-rata
penghilangan semakin kecil.
menjadi 83,2 %.
Untuk waktu tinggal 24 jam, konsentrasi  Pengolahan air limbah industri pencucian
warna rata-rata di dalam influen 1118,8 skala jean dengan proses biofilter anaerob-aerob
PtCo sedangkan konsentrasi warna rata-rata di menggunakan media bio-ball dengan kondisi
dalam efluen turun menjadi 572,4 PtCo atau waktu tinggal 1-3 hari di dapatkan efisensi
efisiensi penghilangan warna rata-rata menjadi penghilangan COD, BOD, SS dan Warna
48,8 %. Hasil selengkapnya dapat dilihat seperti masing-masing yakni : COD 78 – 91 %, BOD
pada Gambar 8. 85 – 92 %, total zat padat tersuspensi (TSS)
Dari hasil percobaan tersebut di atas 80 – 93 %, dan warna 48 – 57 %. Makin kecil
dapat dilihat bahwa zona anaerob (anaoksik) waktu tinggal di dalam reaktor biofilter
dapat menurunkan konsentrasi warna dengan efisiensi penghilangan juga semakain kecil.
baik, sedangkan zona aerob hanya menyisihkan Pengolahan dengan proses biofilter secara
tidak lebih dari 10%. Secara keseluruhan dapat umum dapat menghilangkan polutan organik
disimpulkan bahwa semakin pendek waktu dan TSS dengan baik, tetapi untuk
tinggal di dalam reaktor biofilter maka efisiensi penghilangan warna kurang efektif.
penghilangan warna juga semakin kecil. Dengan
waktu tinggal 72 jam (3 hari), efisiensi

10
Nusa Idaman Said : Aplikasi Bio-ball Untuk Media Biofilter …… JAI Vol. 1 , No.1 2005

DAFTAR PUSTAKA Submerged Filter)”, Kougyou Yousui No.411,


12,1992.
 ----"The Study OnUrban Drainage And  Metcalf And Eddy, " Waste Water
Waste Water Disposal Project In The City Of Engineering”, Mc Graw Hill 1978.
Jakarta”, , JICA, December 1990.  Sueishi T., Sumitomo H., Yamada K., DAN
Wada Y., “ Eisei Kougaku “ (Sanitary
 ----, “ Gesuidou Shissetsu Sekkei Shisin to
Engineering), Kajima Shuppan Kai, Tokyo,
Kaisetsu “, Nihon Gesuidou Kyoukai, 1984.
1987.
 Fair, Gordon Maskew et.al., " Eements Of
 Viessman W, JR., Hamer M.J., “ Water
Water Supply And Waste Water Disposal”,
Supply And Polution Control “, Harper &
John Willey And Sons Inc., 1971.
Row, New York,1985.
 Gouda T., “ Suisitsu Kougaku - Ouyouben”,
Maruzen kabushiki Kaisha, Tokyo, 1979.
 Hikami, Sumiko., “Shinseki rosohou ni yoru
mizu shouri gijutsu (Water Treatment with

Gambar 1 : Lokasi Industri Laundry Di Kelurahan Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat.
Keterangan angka di dalam Kotak dari kiri ke kanan : Debit (m3/hari), BOD (mg/l), COD (mg/l) dan pH Air Limbah.

11

Potrebbero piacerti anche