Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Yoseph Reressy
Leonardus R. Rengkung
Theodora M. Katiandagho
ABSTRACT
The objective of the study is: Analyzing a good strategy in the development of the Fisheries
Resources in West Southeast Maluku District, so as to provide a decent income for communities and
regions. This research is done by using the method of SWOT Analysis (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats) by looking at internal and external factors that exist. The research results
indicate that internal factors, which become the strengths in the management of the fishery sector are the
potential of Natural Resources, the availability of a reliable workforce, the potential of the sea in West
Southeast Maluku District, improving the management of natural resources in the field of fisheries, and
policies of the Government of the district in managing fishery sector. While the weakness of the internal
factors are quality of human resources that are still relatively low, lack of education for the workers, the
availability of infrastructure, lack of good understanding in technology, and lack of support from formal
and informal institutions. External factors which become opportunity are regional autonomy, national
policy for marine, support from the central government, and market potential. While the threats of
external factors are the condition of the natural, social and cultural, illegal fishing, the limited supply of
energy, and the price of the product which is not stable. In short, to improve the good management of the
fishery sector in West Southeast Maluku District, then through a SWOT analysis, all elements of society
in the district, especially the local government should optimize its strengths and opportunities that exist,
as well as seeking alternative policies to reduce its weaknesses and threats which exist.
Keywords: fishery sector, SWOT Analysis, Internal and External factors, Moluccas Province
Abstrak
Tujuan dilaksanakannya penelitian adalah: Menganalisis strategi yang baik dalam pengembangan
Sumber Daya Perikanan yang di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, sehingga dapat memberikan
pendapatan yang layak bagi masyarakat dan daerah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dengan melihat faktor internal
dan eksternal yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal yang menjadi kekuatan
dalam pengelolaan sektor perikanan adalah: potensi Sumber Daya Alam, ketersediaan tenaga kerja yang
handal, potensi laut di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, meningkatkan pengelolaan Sumber Daya
Alam di bidang perikanan dan kebijakan Pemerintah Daerah Maluku Tenggara Barat dalam pengelolaan
subsektor perikanan. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan adalah: kualitas sumber daya
manusia yang relatif masih rendah, kurang adanya penyuluhan dari para petugas lapangan, ketersediaan
sarana dan prasarana, kurang adanya pemahaman yang baik tentang teknologi, dan kurang adanya
dukungan dari lembaga forma dan informal. Faktor eksternal yang menjadi peluang adalah otonomi
daerah, kebijakan nasional untuk kelautan, dukungan pemerintah pusat, dan potensi pasar. Sedangkan
faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah: kondisi alam, sosial budaya masyarakat, pencurian ikan,
terbatasnya pasokan energy dan harga produk yang tidak stabil. Dengan demikian, untuk meningkatkan
pengelolaan yang baik terhadap sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, maka melalui
analisis SWOT, semua elemen masyarakat di daerah, khususnya pemerintah daerah harus
mengoptimalkan kekuatan dan peluang yang ada sekaligus mencari alternatif kebijakan dalam
mengurangi kelemahan dan ancaman yang ada.
Kata Kunci: Sektor Perikanan, Analisis SWOT, Faktor Internal dan Eksternal, Provinsi Maluku
127
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)
128
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144
129
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)
130
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144
b. Memberikan bobot pada masing-masing e. Nilai yang diperoleh pada kolom 5 dapat
faktor pada kolom 3 dengan nilai mulai dari menunjukan tingkat strategis dari masing-
1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 masing faktor tersebut terhadap pencapaian
(sangat tidak penting) berdasarkan pada tujuan pengembangan tersebut (Rangkuti,
fungsi dan peranan dari faktor-faktor 2013).
tersebut. Hasil perhitungan dari Tabel 1 dan 2 di
c. Menentukan skor pada kolom 4 untuk atas akan kelihatan secara jelas faktor-faktor
masing-masing faktor yang dimulai dari 4 internal dan eksternal yang bersifat sangat
(sangat baik) sampai dengan 1 (di bawah strategis yang dapat menentukan kondisi dan
rata-rata), berdasarkan pengaruh faktor daya saing dari organisasi/institusi atau wilayah
tersebut terhadap kondisi perusahan/ yang bersangkutan. Dengan demikian akan
wilayah/organisasi. menjadi dasar untuk dapat menyusun Matrix
d. Bobot pada kolom 3 dan skor pada kolom 4 SWOT guna merumuskan pengembangan sesuai
dikalikan sehingga memperoleh nilai untuk dengan kondisi strategis internal dan eksternal
masing-masing faktor dalam kolom 5. yang dimiliki.
131
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)
4. Matriks SPACE
Matriks SPACE merupakan dasar Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
untuk mengetahui posisi strategis yang didapat Diversifikasi Strategi.
dari nilai rating yang dimiliki oleh faktor-
faktor strateginya (Gambar 1). Matriks Kuadran III (negatif, positif); Posisi ini
SPACE digunakan untuk melihat garis vektor menandakan sebuah wilayah yang lemah
positif dan negatif untuk internal dan namun sangat berpeluang. Rekomendasi
eksternal, (Rangkuti, 2013). strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi,
Kuadran I (positif, positif); Posisi ini Kuadran IV (negatif, negatif) Posisi ini
menandakan sebuah wilayah yang kuat dan menandakan sebuah wilayah yang lemah dan
berpeluang, Rekomendasi strategi yang menghadapi tantangan besar. Rekomendasi
diberikan adalah Progresif. strategi yang diberikan adalah Strategi
Bertahan, (Rangkuti, 2013).
Kuadran II (positif, negatif); Posisi ini
menandakan sebuah wilayah yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar.
132
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144
(Streagths/S) (Weaknesses/W)
133
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)
134
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144
135
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)
Nilai skor diperoleh berdasarkan hasil dimana lokasi penelitian bertempat di Kabupaten
nilai bobot dikali nilai rating. Total nilai skor Maluku Tenggara Barat. Gambaran umum lokasi
untuk faktor internal menunjukan bahwa semakin penelitian yang dijelaskan pada bagian ini
nilainya mendekati 1, semakin banyak kelemahan meliputi keadaan geografis dan kondisi sosial
internal dibandingkan kekuatannya. Sedangkan kependudukan di Kabupaten Maluku Tenggara
semakin nilainya mendekati 4, semakin banyak Barat.
kekuatannya dibandingkan kelemahannya. Begitu
juga dengan total nilai skor untuk faktor eksternal. Keadaan Geografis
Semakin total nilai skor mendekati 1, semakin Kabupaten Maluku Tenggara Barat
banyak ancamannya dibandingkan peluang. merupakan salah satu kabupaten yang berada di
Sedangkan apabila total nilai skor mendekati 4, Propinsi Maluku yang terletak pada bagian
artinya semakin banyak peluang dibandingkan Tenggara Propinsi Maluku. Kabupaten Maluku
ancaman. Tenggara Barat dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2000 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembentukan Propinsi Maluku Utara, Kabupaten
Buru, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Maluku Tenggara Barat secara
Gambaran umum lokasi penelitian astronomi terletak antara 60 34’ 24’’– 80 24’ 36”
merupakan tempat dilakukannya penelitian
136
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144
Lintang Selatan dan 130 0 37’ 47” – 1330 4’ 12” Sektor lapangan kerja di Maluku Tenggara
Bujur Timur. Barat tahun 2014 sebanyak 7 (tujuh) sektor
Adapun letaknya menurut Geografi dibatasi antara dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 1.431
lain oleh: jiwa. Dimana jumlah tenaga kerja tertinggi
- Sebelah Utara: Laut Banda berada di sektor perdagangan besar, eceran,
- Sebelah Selatan: Laut Timor dan rumah makan dan hotel sebanyak 232 jiwa,
Samudera Pasifik sedangkan terendah berada di sektor keuangan
- Sebelah Barat: Gugus Pulau Babar dan sejenisnya sebanyak 36 jiwa.
Sermatang
- Sebelah Timur: Laut Arafura
Kondisi Sumber Daya Kelautan dan
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Perikanan
merupakan daerah kepulauan dan terkonsentrasi
pada Gugus Pulau Tanimbar yang mempunyai
Sumber daya kelautan dan perikanan
luas keseluruhan 52.995,20 km2 yang terbagi merupakan salah satu aktivitas yang
dalam 10 kecamatan (Sumber : BPS Kabupaten memberikan kontribusi terhadap suatu wilayah
Maluku Tenggara Barat, 2014) maupun bangsa. Seperti juga yang diungkapkan
Kabupaten Maluku Tenggara Barat Fauzi, bahwa perikanan dapat memberikan
merupakan daerah yang wilayah kepulauannya kontribusi yang cukup tinggi terhadap
sangat luas bila dibandingkan dengan wilayah pendapatan Negara (Fauzi, 2006). Kondisi
daratan, seperti yang, wilayah daratan seluas sumber daya perikanan di Kabupaten Maluku
10.102,92km2 (19,06%), sedangkan wilayah Tenggara Barat sangat menjanjikan dalam
perairan seluas ± 42.892,28 km2 (80,94%). kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian,
Kecamatan yang mempunyai wilayah daratan pada bagian ini akan dipaparkan beberapa
yang paling luas yaitu kecamatan Wermaktian, Sumber Daya Perikanan yang ada di Kabupaten
dengan luas daratan sebesar 2 941,16km2 atau Maluku Tenggara Barat, antara lain jumlah
sebesar 29,11%, dan memiliki luas laut 29.11km2 produksi perikanan tangkap dan pembudidayaan
atau 29,11%. Sedangkan wilayah yang memiliki rumput laut.
luas laut dan daratan yang paling kecil yaitu 1. Rumah Tangga Perikanan dan Nelayan
kecamatan Yaru, dengan luas daratan sebesar Jumlah rumah tangga perikanan dan
79,42km2 atau 0,79% dan luas laut 337,2km2. nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat
pada tahun 2014 sebanyak 2.876 rumah tangga
Kondisi Sosial Kependudukan dan jumlah nelayan pada tahun 2014 sebanyak
Kondisi kependudukan merupakan 9.378 dengan jumlah tertinggi berada di
suatu kondisi yang berhubungan dengan Kecamatan Tanimbar Selatan sebanyak 561
perubahan keadaan penduduk yang dapat rumah tangga nelayan atau sebesar 19,5% dan
berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan 1.746 nelayan atau sebesar 18,6%, (Dinas
pembangunan berkelanjutan. Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku
a. Jumlah dan Sebaran Penduduk Tenggara Barat)
Jumlah penduduk di Kabupaten Maluku
Tanggara Barat berdasarkan data tahun 2014 2. Jumlah Produksi Perikanan
sebesar 108.665 jiwa dengan kepadatan Produksi perikanan merupakan salah
penduduk rata-rata 165 jiwa/km2. Jumlah satu kekayaan laut yang dimiliki oleh suatu
penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan wilayah. Wilayah Maluku Tenggara Barat ini
Tanimbar Selatan sebanyak 32.567 jiwa atau sebagian besar berupa samudera yang
29,97% dengan kepadatan 39 jiwa/km2. Hal ini didalamnya terdapat berbagai ragam jenis ikan
dikarenakan Kecamatan Tanimbar Selatan dan kekayaan alam lainnya dengan potensi
merupakan ibukota Kabupaten Maluku perikanan, mempunyai jumlah produksi yang
Tenggara Barat dan hampir seluruh aktivitas cukup memadai, seperti tuna, cakalang, tongkol,
perekonomian berada disana. Kepadatan marlin, tengiri dengan sentra penghasil ikan di
penduduk di Kabupaten Maluku Tenggara wilayah ini pada tahun 2014 adalah di
Barat dapat dilihat pada tabel berikut: Kecamatan Tanimbar Selatan sebesar 1.474,92
ton atau 17,21% dan Tanimbar Utara sebesar
b. Struktur Penduduk Menurut Mata 1.382,76 ton atau 16,13%, (Dinas Kelautan dan
Pencaharian
137
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)
138
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144
139
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)
b. Analisis Faktor Eksternal adalah 1.148, nilai untuk skor total rata-rata
alam analisis eksternal dapat diindentifikasi diperoleh dari hasil penambahan antara skor
peluang dan ancaman yang ada yang perlu untuk kekuatan dan skor dari kelemahan,
untuk di perhatikan, sehingga dapat menjadi sehingga memperoleh nilai 2.401.
patokan dalam pengembangan selanjutnya.
Bobot dan skor total diberikan berdasarkan a. Matriks Internal Eksternal
pada hasil analisis dari faktor eksternal Berdasarkan pada hasil Analisis faktor
dengan penghitungan hasil kuesioner. internal dan eksternal maka nilai IFAS yang
Tabel 6 menunjukkan bahwa angka- didapat adalah 2.698 sedangkan nilai total
angka pada bobot dan skor tampak secara jelas EFAS adalah 2.401, hasil analisisnya dapat
faktor-faktor eksternal. Skor untuk Peluang dilihat pada gambar berikut:
adalah 1.254, sedangkan skor pada Ancaman
140
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144
141
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)
142
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144
143
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)
modal dan pembinaan, serta pening-katan Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategis;
aturan dalam penstabilkan harga pasar. Teori dan Aplikasi. Bandun: Alfabeta.
b. Peningkatan sarana dan prasarana dengan Fauzi Akhmad. 2006. Ekonomi Sumber
teknologi yang tinggi, serta meningkatkan Daya Alam Dan Lingkungan. Jakarta:
pengamanan di wilayah perbatasan.
Gramedia Pustaka Utama.
c. Kebijakan pemerintah daerah yang
___________. 2010. Ekonomi Perikanan:
mengarah pada pengembangan subsektor
perikanan dalam memaksimalkan Teori, Kebijakan, dan Pengolahan.
pengembangan dan pemanfaatan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
sumberdaya alam. Jhingan. M.L. 2013. Ekonomi
Pembangunan dan Perencanaan.
Saran Jakarta: RajaGrafindo Persada,
Dalam meningkatkan pengembangan pada Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan
subsektor perikanan di Kabupaten Maluku Pengendalian Manajemen. Jakarta:
Tenggara Barat, maka adapun saran untuk Salemba Empat.
penelitian lebih lanjut adalah: Nugroho Iwan dan Dahuri Rokhim. 2012.
1. Perlu adanya peningkatan kualitas Sumber Pembangunan Wilayah; Perspektif
Daya Manusia yang berkualitas dalam
mengembangkan Sumber Daya Alam
Ekonomi, Sosial dan Lingkungan.
khusus Sumber Daya Keluatan yang Jakarta: LP3ES Anggota IKAPI.
terkandung di Kabupaten Maluku Tenggara Rangkuti Freddy. 2013. Analisis SWOT,
Barat. Teknik: Membedah Kasus Bisnis.
2. Penyedian sarana dan prasaran yang Jakarta: Pustaka Utama,
memadai, sehingga masyarakat rumah Rustiadi Ernan, Sunsun Saefulhakim, dan
tangga perikanan dapat memaksimalkan Panuju R. Dyah. 2011. Perencanaan
kemampuan mereka dalam mengolah dan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta:
memanfaatkan sumber daya yang Pustaka Obor Indonesia,
terkantung tersebut. Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah Dan
3. Pengembangan kawasan perikanan di Perkotaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Kabupaten Maluku Tenggara Barat perlu
Persada.
dilakukan, sehingga mengarah pada yang
berkembang dan mandiri. __________. 2014. Perencanaan
4. Kebijakan pemerintah yang selalu terarah Pembangunan Daerah dalam Era
pada penegembangan peningkatan Sumber Otonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Daya Perikanan. Persada.
Tarigan Robinson. 2012. Perencanaan
Pembangunan Wilayah; (Ed. Revisi).
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: PT. Bumi Aksara.
______________. 2014. Ekonomi
Adisasmita Rahardjo. 2006. Pembangunan Regional (Ed. Revisi). Jakarta: PT.
Kelautan dan Kewilayahan. Bumi Aksara.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Widodo, J dan Nurhakim. S. 2002. Konsep
_________________. 2014. Ekonomi Tata Pengelolaan Sumberdaya Perikan-
Ruang Wilayah. Yogyakarta: Graha an. Disampaikan dalam Training of
Ilmu. Trainers on Fisheries Resource Mana-
_________________. 2014. Pembangunan gement. Hotel Golden Clarion.
Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu,
Budiharsono Sugeng. 2001. Pembangunan
Wilayah Pesisir dan Keluatan.
Jakarta: Pradanya Paramita.
144