Sei sulla pagina 1di 18

ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144

STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PERIKANAN


DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT, PROPINSI MALUKU

Yoseph Reressy
Leonardus R. Rengkung
Theodora M. Katiandagho

ABSTRACT
The objective of the study is: Analyzing a good strategy in the development of the Fisheries
Resources in West Southeast Maluku District, so as to provide a decent income for communities and
regions. This research is done by using the method of SWOT Analysis (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats) by looking at internal and external factors that exist. The research results
indicate that internal factors, which become the strengths in the management of the fishery sector are the
potential of Natural Resources, the availability of a reliable workforce, the potential of the sea in West
Southeast Maluku District, improving the management of natural resources in the field of fisheries, and
policies of the Government of the district in managing fishery sector. While the weakness of the internal
factors are quality of human resources that are still relatively low, lack of education for the workers, the
availability of infrastructure, lack of good understanding in technology, and lack of support from formal
and informal institutions. External factors which become opportunity are regional autonomy, national
policy for marine, support from the central government, and market potential. While the threats of
external factors are the condition of the natural, social and cultural, illegal fishing, the limited supply of
energy, and the price of the product which is not stable. In short, to improve the good management of the
fishery sector in West Southeast Maluku District, then through a SWOT analysis, all elements of society
in the district, especially the local government should optimize its strengths and opportunities that exist,
as well as seeking alternative policies to reduce its weaknesses and threats which exist.

Keywords: fishery sector, SWOT Analysis, Internal and External factors, Moluccas Province

Abstrak
Tujuan dilaksanakannya penelitian adalah: Menganalisis strategi yang baik dalam pengembangan
Sumber Daya Perikanan yang di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, sehingga dapat memberikan
pendapatan yang layak bagi masyarakat dan daerah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dengan melihat faktor internal
dan eksternal yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal yang menjadi kekuatan
dalam pengelolaan sektor perikanan adalah: potensi Sumber Daya Alam, ketersediaan tenaga kerja yang
handal, potensi laut di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, meningkatkan pengelolaan Sumber Daya
Alam di bidang perikanan dan kebijakan Pemerintah Daerah Maluku Tenggara Barat dalam pengelolaan
subsektor perikanan. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan adalah: kualitas sumber daya
manusia yang relatif masih rendah, kurang adanya penyuluhan dari para petugas lapangan, ketersediaan
sarana dan prasarana, kurang adanya pemahaman yang baik tentang teknologi, dan kurang adanya
dukungan dari lembaga forma dan informal. Faktor eksternal yang menjadi peluang adalah otonomi
daerah, kebijakan nasional untuk kelautan, dukungan pemerintah pusat, dan potensi pasar. Sedangkan
faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah: kondisi alam, sosial budaya masyarakat, pencurian ikan,
terbatasnya pasokan energy dan harga produk yang tidak stabil. Dengan demikian, untuk meningkatkan
pengelolaan yang baik terhadap sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, maka melalui
analisis SWOT, semua elemen masyarakat di daerah, khususnya pemerintah daerah harus
mengoptimalkan kekuatan dan peluang yang ada sekaligus mencari alternatif kebijakan dalam
mengurangi kelemahan dan ancaman yang ada.

Kata Kunci: Sektor Perikanan, Analisis SWOT, Faktor Internal dan Eksternal, Provinsi Maluku

127
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)

PENDAHULUAN (daratan dan perairan), yang selanjutnya disebut


sebagai wilayah (Adisamita, 2014).
Latar Belakang Menurut Rustiadi (2011) wilayah
Pengembangan wilayah dengan dapat didefinisikan sebagai unit geografis
melihat potensi-potensi yang ada di wilayah- dengan batas-batas spesifik tertentu dimana
wilayah merupakan suatu hal yang sangat baik komponen-komponen wilayah tersebut satu
dalam pengembangan suatu wilayah, baik sama lain saling berinteraksi secara
potensi Sumber Daya Manusia (SDM) fungsional, sehingga batasan wilayah tidaklah
maupun potensi Sumber Daya Alam (SDA) selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali
yang ada. Kabupaten Maluku Tenggara Barat bersifat dinamis. Myrdal pada era 1950-an
ini memiliki potensi yang begitu besar pada muncul dengan teori yang menjelaskan
sektor pertanian khususnya pada subsektor hubungan antara wilayah maju dan wilayah
perikanan yang boleh dikatakan sangat belakangnya dengan menggunakan istilah
menjanjikan dalam pengembangan daerah backwash and spread effect (Sumarni, 2012).
serta dapat meningkatkan kesejahteraan Sedangkan Friedmann (era 1960-an) yang
masyarakat. Pengembangan pada sektor lebih menekankan pada pembentukan hierarki
perikanan merupakan sesuatu yang sangat guna mempermudah pengembangan sistem
penting, karena sektor perikanan dapat pembangunan yang kemudian dikenal dengan
memberikan kontribusi yang besar dalam teori pusat pertumbuhan, namun Parr (1999)
meningkatkan kesejahtraan hidup masyarakat berpendapat bahwa perkembangnan wilayah
yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara selalu disertai dengan perubahan-perubahan
Barat, sehingga dapat meningkatkan (Nugroho dan Dahuri, 2012). Dengan
pengembangan kapabilitas dan kebutuhan demikian, pertumbuhan dan perkembangan
(Rustiadi, Sunsun dan Panuju, 2011). suatu wilayah merupakan suatu proses
Faktor utama yang mempengaruhi kontinyu hasil dari berbagai pengambilan
perkembangan perekonomian wilayah yaitu keputusan di dalam maupun yang
Sumber Daya Alam, tersedianya Sumber Daya mempengaruhi suatu wilayah.
Alam yang melimpah merupakan hal yang
penting dalam pengembangan wilayah Konsep Sumber Daya Perikanan
(Jhingan, 2013). Potensi yang ada di laut Sumber Daya Perikanan merupakan
Kabupaten Maluku Tenggara Barat sangat salah sumber daya alam yang memiliki
menjanjikan dalam meningkatkan kesejahteraan kemampuan untuk meningkatkan
masyarakat setempat, dengan begitu maka kesejahteraan kehidupan rakyat. Fauzi (2010)
potensi-potensi yang ada perlu untuk diolah dalam bukunya, “Ekonomi Perikanan”
semaksimal mungkin. Namun dalam mendefinisikan Sumber Daya Perikanan
peningkatan dan pengolahan sumber daya alam sebagai aset yang dapat bertambah ataupun
lebih khusus sumber daya perikanan dan berkurang, baik secara alamiah maupun
kelautan belum dilakukan dengan maksimal. Hal dengan adanya intervensi manusia.
ini disebabkan kurangnya sarana dan prasarana Berdasarkan dinamika alam dan intervensi
penunjang dan kualitas sumber daya manusia manusia ini dapat mempengaruhi secara
yang masih terbatas. langsung ataupun tidak langsung terhadap
Sumber Daya Perikanan tersebut sepanjang
Konsep Wilayah dan waktu.
Pengembangan Wilayah Sumber Daya Perikanan merupakan
Pengembangan wilayah merupakan
salah satu sumber daya alam yang
suatu proses yang sangat bersifat positif, karena
bersifat renewable atau mempunyai sifat dapat
dengan adanya pengembangan wilayah maka
suatu wilayah akan berkembangan dan adanya
pulih/dapat memperbaharui diri, (Fauzi,
keseimbangan, sehingga daerah tersebut akan 2006). Disamping sifat renewable, menurut
menuju pada suatu kesejahteraan. Pe- Widodo dan Nurhakim (2002), Sumber Daya
ngembangan wilayah diartikan sebagai berbagai Perikanan pada umumnya mempunyai sifat
kegiatan (dalam bentuk implementasi dari “open access” dan “common property” yang
kebijakan dan perencanaan) pembangunan yang artinya pemanfaatan bersifat terbuka oleh
dilaksanakan di atas suatu permukaan bumi siapa saja dan kepemilikannya bersifat umum.

128
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144

Berdasarkan pada sifat-sifat sumber- kearah lautan (perairan) secara proposional.


daya tersebut, maka Sumber Daya Perikanan Potensi-potensi yang ada diharapkan dapat
dalam hal ini ikan bersifat unik, dan setiap dimanfaatkan secara optimal dan ber-
orang mempunyai hak untuk memanfaatkan kelanjutan. Adapun yang diharapkan pem-
sumberdaya tersebut dalam batas-batas bangunan di daratan dan di laut di-upayakan
kewenangan hukum suatu Negara. Perikanan untuk ditingkatkan interkonekstasi-nya,
sama halnya sektor ekonomi lainnya, respon-sitivitasnya dan resiprositasnya
merupakan salah satu aktivitas yang (Adisasmita, 2006).
memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan Pada intinya ekonomi archipelago
bangsa (Fauzi, 2006). Dengan demikian menganjurkan pembangunan di daratan dan
Sumber Daya Perikanan dan Kelautan perlu pembangunan di perairan (kelautan) agar
untuk dimanfaatkan tetapi juga perlu untuk dilaksanakan secara serentak (pada saat yang
dilestarikan, sehingga pemenuhannya selalu sama), serempak (bersamaan), simultan
berkelanjutan. (bersama-sama) dan proporsional (sesuai
urgensinya dan kebutuhannya). Dengan
Konsep Pembangunan Ekonomi demikian pelaksanaan daratan dan perairan
Archipelago (kelautan) akan berlangsug secara
Pembangunan kelautan dan perikanan berkesinambungan dan secara optimal
bisa dikatakan dapat memberikan masukan (balanced and optimal landward and seaward
yang besar bagi pendapatan bangsa maupun development) (Adisasmita, 2014).
daerah. Indonesia merupakan salah satu
Negara kepulauan yang terbesar, pemanfaatan Teori Simpul Jasa Distribusi
sumber daya keluatan perlu untuk Dalam Teori Simpul Jasa Distribusi,
ditingkatkan demi meningkatkan Poernomosidi Hadjisaroso menekankan
pembangunan ekonomi bangsa maupun pentingnya peranan pusat yang selanjutnya
daerah. Karena rendahnya pemanfaatan diidentifikasikan sebagai "simpul jasa
potensi sumberdaya kelautan yang sedemikian distribusi". Jasa distribusi mempunyai peranan
besar terutama disebabkan antara lain oleh; penting dalam kehidupan pembangunan
pemerintah dan masyarakat masih manusia secara fisik. Poernomosidi
mengutamakan eksploitasi daratan; kualitas menjelaskan konsepnya bahwa perkembangan
sumberdaya manusia yang masih rendah suatu wilayah ditandai oleh terjadinya
khususnya pada perikanan tangkap; sistem pertumbuhan atau perkembangan sebagai
kelembagaan yang masih rendah dan lain akibat berlangsungnya berbagai kegiatan
sebagainya (Budiharsono, 2001). usaha, baik sektor pemerintah maupun sektor
Konsep pembangunan ekonomi swasta yang bertujuan untuk memenuhi
Archipelago dilaksanakan pada wilayah kebutuhan. Kegiatan usaha tersebut ditunjang
kepulauan, wilayah kepulauan sebagai arena oleh pertumbuhan modal serta pengembangan
pembangunan yang merupakan wadah yang Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya
mengakomodasikan berbagai aktivitas, Alam. Jasa distribusi dengan kepadatan tinggi
berbagai interaksi antara Sumber Daya menunjukkan “tingkat kemudahan” yang
Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam tinggi bagi masyarakat dalam emperoleh
(SDA). Strategi pengembangan wilayah kebutuhan untuk memenuhi hidup sehari hari
Archipelago yang diterapkan harus sesuai ataupun untuk melaksanakan kegiatan usaha
dengan sasaran pengembangan wilayah (Adisasmita, 2006).
(Adisasmita, 2006). Dengan demikian jasa distribusi itu
Archipelago berarti terdiri dari pulau- dapat dikatakan sebagai unsur pembentuk
pulau atau keluatan, karena itu pembangunan struktur wilayah dan memberikan hasil berupa
ekonomi kepulauan lebih mempunyai konotasi struktur pengembangan wilayah. Dengan
dengan penjabaran konsep islands territory, begitu suatu wilayah dapat berkembang dan
sedangkan konsep pembangunan ekonomi mengandalakan kekuatanyang ada dalam
Archipelago lebih dikaitkan dengan konsep wilayah, sehingga potensi-potensi yang ada
Wawasan Nusantara, artinya pembangunan dalam wilayah tersebut dapat dikembangkan
seharusnya diorientasikan kearah daratan dan semaksimal mungkin.

129
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)

Konsep Strategi Threat (ancaman). Keempat unsur ini


Strategi merupakan suatu langka yang merupakan aspek penting yang perlu dibahas
perlu disusun untuk mencapai sesuatu yang untuk dapat mengetahui kondisi dan
diinginkan, suatu wilayah atau suatu permasalahan yang dihadapi oleh suatu daerah
organisasi yang merencanakan berbagai atau institusi tertentu. Dengan demikian, analisis
kegiatan untuk meningkatkan daerah atau SWOT dapat pula diartikan sebagai suatu teknik
perusahan perlu membuat strategi yang baik analisis yang menggunakan keempat unsur
sehingga tujuan tersebut dapat tercapai. tersebut sebagai variabel utama dalam
Menurut Mulyadi, (2007), mendefinisikan melakukan analisis (Sjafrizal, 2012).
strategi sebagai cara untuk mencapai tujuan
1. Analisis Faktor Strategis Internal
jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa
Faktor internal merupakan analisis yang
perluasan geografis, diversifikasi, akusisi,
dilakukan untuk dapat mengetahui pencapaian
pengembangan produk, penetrasi pasar, yang ingin di lakukan, sehingga tujuan dapat
rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan tercapai dengan baik dengan memperhatikan
joint venture. kekuatan dan kelemahan yang ada dalam suatu
Glueck dan Jauch mendefinisikan wilayah/organisasi tersebut. Rangkuti
Strategi sebagai suatu rencana yang disatukan, memaparkan kerangka tabel dengan langkah-
luas dan berintegrasi yang menghubungkan langkahnya sebagai berikut:
keunggulan strategis perusahaan dengan a. Menentukan faktor kekuatan dan kelemahan
tantangan lingkungan, yang dirancang untuk utama pada kolom 2
memastikan bahwa tujuan utama dari b. Memberikan bobot pada masing-masing
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan faktor pada kolom 3 dengan nilai mulai dari
yang tepat oleh organisasi (Rangkuti, 2013). 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0
Hamel dan Prahald (1995), mendefinisikan (tidak penting) berdasarkan pada fungsi dan
strategi sebagai suatu tindakan yang bersifat peranan dari faktor-faktor tersebut.
incremental (senantiasa meningkat) dan terus- c. Menentukan skor pada kolom 4 untuk
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut masing-masing faktor yang dimulai dari 4
pandang tentang apa yang diharapkan oleh (sangat baik) sampai dengan 1 (sangat
para pelanggan di masa depan. Dengan baik/di bawah rata-rata),
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari d. Bobot pada kolom 3 dan skor pada kolom 4
apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari dikalikan sehingga memperoleh nilai untuk
masing-masing faktor dalam kolom 5.
apa yang terjadi (Rangkuti, 2013).
e. Nilai yang diperoleh pada kolom 5 dapat
Menurut hemat kami, strategi
menunjukan tingkat strategis dari masing-
merupakan suatu cara yang ditata dengan baik
masing faktor tersebut terhadap pencapaian
oleh suatu pihak (pemerintah, institusi, tujuan pengembangan tersebut (Rangkuti,
organisasi, perusahan maupun perorangan) 2013).
dalam mencapai kesuksesan berdasarkan pada
tujuan yang telah ditentukan. 2. Analisis Faktor Strategis Eksternal
Faktor eksternal merupakan dampak
Analisis Strengths Weaknesses yang diciptakan dari suatu organisasi terhadap
Opportunities and Threats (SWOT) pihak luar, atau kegiatan diluar organisasi yang
Analisis SWOT merupakan analisis dapat mempengaruhi organisasi. (Tarigan,
kondisi internal maupun eksternal suatu 2012). Faktor eksternal ini mempengaruhi
organisasi yang selanjutnya akan digunakan terbentuknya opportunities and threats (O – T).
sebagai dasar untuk merancang strategi dan Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-
program kerja. Analisis internal meliputi kondisi yang terjadi di luar perusahan yang
penilaian terhadap faktor kekuatan (Strength) mempengaruhi dalam pembuatan keputusan per-
dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis usahan.(Fahmi, 2013). Oleh karena itu dapat
eksternal mencakup faktor peluang dipaparkan susunan tabel dengan langkah-
(Opportunity) dan tantangan (Threat). Istilah langkahnya sebagai berikut:
SWOT merupakan singkatan dari empat kata, a. Menentukan faktor-faktor kekuatan dan
yaitu: Strength (kekuatan), Weaknesses kelemahan utama pada kolom 2
(kelemahan), Opportunities (peluang) dan

130
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144

b. Memberikan bobot pada masing-masing e. Nilai yang diperoleh pada kolom 5 dapat
faktor pada kolom 3 dengan nilai mulai dari menunjukan tingkat strategis dari masing-
1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 masing faktor tersebut terhadap pencapaian
(sangat tidak penting) berdasarkan pada tujuan pengembangan tersebut (Rangkuti,
fungsi dan peranan dari faktor-faktor 2013).
tersebut. Hasil perhitungan dari Tabel 1 dan 2 di
c. Menentukan skor pada kolom 4 untuk atas akan kelihatan secara jelas faktor-faktor
masing-masing faktor yang dimulai dari 4 internal dan eksternal yang bersifat sangat
(sangat baik) sampai dengan 1 (di bawah strategis yang dapat menentukan kondisi dan
rata-rata), berdasarkan pengaruh faktor daya saing dari organisasi/institusi atau wilayah
tersebut terhadap kondisi perusahan/ yang bersangkutan. Dengan demikian akan
wilayah/organisasi. menjadi dasar untuk dapat menyusun Matrix
d. Bobot pada kolom 3 dan skor pada kolom 4 SWOT guna merumuskan pengembangan sesuai
dikalikan sehingga memperoleh nilai untuk dengan kondisi strategis internal dan eksternal
masing-masing faktor dalam kolom 5. yang dimiliki.

131
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)

3. Matriks Internal-Eksternal (IE Matriks)


Matriks Internal Eksternal (IE matriks) dapat didentifikasikan 9 sel strategi perusahaan,
tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:
1. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau
upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).
2. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah
ditetapkan.
3. Retrenchment strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil mengurangi usaha yang
dilakukan perusahaan, (Rangkuti, 2013).

4. Matriks SPACE
Matriks SPACE merupakan dasar Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
untuk mengetahui posisi strategis yang didapat Diversifikasi Strategi.
dari nilai rating yang dimiliki oleh faktor-
faktor strateginya (Gambar 1). Matriks Kuadran III (negatif, positif); Posisi ini
SPACE digunakan untuk melihat garis vektor menandakan sebuah wilayah yang lemah
positif dan negatif untuk internal dan namun sangat berpeluang. Rekomendasi
eksternal, (Rangkuti, 2013). strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi,

Kuadran I (positif, positif); Posisi ini Kuadran IV (negatif, negatif) Posisi ini
menandakan sebuah wilayah yang kuat dan menandakan sebuah wilayah yang lemah dan
berpeluang, Rekomendasi strategi yang menghadapi tantangan besar. Rekomendasi
diberikan adalah Progresif. strategi yang diberikan adalah Strategi
Bertahan, (Rangkuti, 2013).
Kuadran II (positif, negatif); Posisi ini
menandakan sebuah wilayah yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar.

132
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144

IFAS Kekuatan Kelemahan

(Streagths/S) (Weaknesses/W)

EFAS Strategi S-O Strategi W-O

Strategi yang menggunakan kekuatan Strategi yang memperkecil kelemahan yang


Peluang
dengan memanfaatkan peluang yang ada. ada dengan memanfaatkan
(Opportunities/O)
Strategi S-T Strategi W-O
Ancaman (Threats/T) Strategi yang menggunakan kekuatan untuk Strategi yang memperkecil kelemahan
mengatasi ancaman yang ada dengan menghindari ancaman

Sumber: Sjafrizal, 2014


Gambar 2. Matriks SWOT

5. Matriks SWOT namun wilayah-wilayah kepulauan, kelautan


Matriks SWOT adalah matriks yang dan sebagainya pada umumnya merupakan
menginteraksikan faktor strategis internal dan wilayah yang kurang maju atau lamban dalam
eksternal (Gambar 2). Matrik ini dapat perkembangannya (Adisasmita, 2014).
menggambarkan secara jelas bagaimana Penyusunan strategi dalam pengembangan
peluang dan ancaman (eksternal) yang pada subsektor perikanan di Kabupaten
dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan Maluku Tenggara Barat diawali dengan
dan kelemahan (internal) yang dimiliki mengidentifikasi berbagai faktor baik yang
(Rangkuti, 2013). Hasil dari interaksi faktor bersifat internal maupun eksternal dari dinas-
strategis internal dengan eksternal dinas terkait yang ada di kabupaten Maluku
menghasilkan alternatif-alternatif Tenggara Barat, dan lebih khusus dinas
strategi. Model Matrik Analisis SWOT dapat Kelautan dan Perikanan kabupaten Maluku
dilihat pada Gambar 2. Tenggara Barat.
Dari gambar Matriks SWOT di atas, Dari faktor-faktor internal dan
dapat dijelaskan langkah-langkah sebagai eksternal, maka akan dibentuk suatu strategi
berikut: dengan menggunakan matriks SWOT. Yang
a. Strategi S - O : Strategi ini dibuat berdasarkan mana secara diagram dapat dijelaskan secara
jalan pikiran memanfaatkan seluruh kekuatan menyeluruh kerangka pemikiran konseptual
untuk merebut dan memanfaatkan peluang dalam perumusan strategi pengembangan
sebesar-besarnya. perikanan tangkap di kabupaten Maluku
b. Strategi S – T : Strategi ini adalah strategi Tenggara Barat pada Gambar 3.
dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
untuk mengatasi ancaman. Rumusan Masalah
c. Strategi W – O : Strategi ini diterapkan Berdasarkan latar belakang masalah,
berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada maka dapat dikatakan bahwa peningkatan
dengan cara meminimalkan kelemahan yang pengembangan perikanan tangkap dan budidaya
ada. perlu untuk dikembangan dengan strategi yang
d. Strategi W – T : Strategi ini didasarkan pada lebih baik. Dengan demikian yang menjadi
kegiatan usaha meminimalkan kelemahan Permasalahan Utama dalam penelitian ini, yaitu
yang ada serta menghindari ancaman bagaimana Strategi Alternatif yang Baik dalam
(Sjafrizal, 2014). peningkatan Perikanan Tangkap dan
Perikanan Budidaya di Kabupaten Maluku
6. Kerangka Pemikiran Teoritis Tenggara Barat, sehingga dapat memberikan
Bidang kelautan dan perikanan nilai tambah yang signifikan bagi
merupakan bidang yang sangat menjanjikan masyarakat maupun daerah.
dalam pembangunan nasional masa depan,

133
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)

Tujuan Penelitian Maluku. Penelitian ini dimulai pada bulan


Tujuan dilaksanakannya penelitian April-November 2015.
adalah: Menganalisis strategi yang baik dalam
pengembangan Sumber Daya Perikanan yang Metode Pengumpulan Data
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Data yang digunakan dalam
sehingga dapat memberikan pendapatan yang penelitian adalah data primer dan data
layak bagi masyarakat dan daerah. sekunder. Data primer diperoleh dengan
cara menyebarkan kuesioner kepada
Manfaat Penelitian responden dengan jumlah responden
Hasil dari penelitian ini diharapkan sebanyak 10. Data Sekunder berupa data
dapat menjadi masukkan bagi pengembangan yang sudah dipublikasikan oleh berbagai
Subsektor Perikanan di Kabupaten Maluku instansi pemerintah, antara lain peta, buku
Tenggara Barat dan untuk semua pemangku pedoman, laporan instansi, tulisan ilmiah.
kebijakan pada umumnya dan terutama
Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku
Definisi Operasional Variabel
Tenggara Barat pada khususnya. Selain itu,
penelitian ini bisa digunakan sebagai dasar
Dalam penulisan ini, perlu adanya
penelitian lanjutan yang berkaitan dengan kesamaan pemahaman terhadap variabel
Pengembangan Subsektor Perikanan di yang akan diteliti dalam penelitian strategi
Kabupaten Maluku Tenggara Barat. pengembangan pada subsektor perikanan,
maka perlu adanya definisi operasional
variabel. Variabel yang digunakan dalam
METODOLOGI PENELITIAN analisis SWOT terdiri dari Kekuatan
(Strengths), Kelemahan (Weaknesses),
Tempat dan Waktu Penelitian Peluang (Opportunities), dan Ancaman
Penelitian ini dilakukan pada wilayah (Threats) adalah sebagai berikut:
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Propinsi

134
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144

1. Faktor Internal : II. Ancaman (Threats)


a. Kondisi alam;
I. Kekuatan (Strengths) b. Sosial budaya masyarakat;
a. Potensi sumber daya alam, yakni luas c. Pencurian ikan
laut yang dapat mendukung d. Terbatasnya pasokan energy
pengembangan sub sektor perikanan e. Harga produk yang tidak stabil;
yang ada.
b. Ketersediaan tenaga kerja yang Analisis Data
kompeten dalam bidang perikanan. Analisis data yang dilakukan dalam
c. Potensi Laut untuk pengembangan penelitian ini didahului dengan
Usaha dalam subsektor Perikanan. mengumpulkan data dari instansi terkait dan
d. Meningkatkan pengolahan sumber daya lewat kuesioner yang disebarkan kepada
alam pada subsektor perikanan responden, kemudian dilakukan tabulasi
e. Kebijakan Pemerintah, mengenai data untuk menjawab permasalahan.
pengembangan subsektor perikanan. Selanjutnya dilakukan dengan analysis
SWOT (Strengths, Weaknesses,
II. Kelemahan (Weaknesses) Opportunities, Threats). Mengidentifikasi
a. Kualitas sumber daya manusia yang faktor internal dan faktor eksternal, yang
relatif masih rendah, disusun dalam matriks IFAS (Internal
b. Kurang adanya pemahaman yang baik Faktor Analisys System) dan EFAS
tentang teknologi, (External Faktor Analisys Summary), lalu
c. Ketersedian sarana dan prasarana. disusun dalam matriks SPACE. Kemudian
d. Kurang adanya penyuluhan dari para dianalisis dengan SWOT sehingga dapat
petugas lapangan. menggambarkan secara jelas kekuatan
e. Kurangnya dukungan dari lembaga (Strengths) dengan memanfaatkan peluang
informal mapun formal (Opportunities), kekuatan (Strengths) untuk
menghilangkan ancaman (Threats),
2. Faktor Eksternal : mengurangi kelemahan (Weaknesses) untuk
memperoleh peluang (Opportunities), dan
I. Peluang (Opportunities) cara mengatasi kelemahan untuk
a. Otonomi Daerah: menghilangkan ancaman (Threats).
b. Kebijakan nasional untuk
pengembangan kegiatan bisnis kelautan Model Analisis Data
dan juga adanya rencana pengembangan Dalam penelitian ini, metode yang
rumput laut. digunakan oleh penulis yaitu: Analisis
c. Dukungan pemerintah pusat, propinsi SWOT. Dalam analisis SWOT ditentukan
maupun daerah, nilai pada bobot (Tabel 3) dan skor (Tabel
d. Potensi pasar, komoditi ikan dari 4) berdasarkan pada hasil analisis data yang
bebagai jenis yang dihasilkan dari diperoleh dari responden. Dimana Bobot
penangkapan maupun budidaya yang ditentukan berdasarkan penting atau
memiliki pasar eksport. tidak pentingnya suatu variabel, sedangkan
Rating yang diberikan berdasarkan pada
baik atau tidaknya suatu variabel

135
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)

Tabel. 3. Rumus Pembobotan

(Kekuatan dan Peluang) Bobot (Kelemahan dan Ancaman)

Sangat penting 1,00 Sangat penting

Penting 0,75 Penting

Standart 0,50 Standart


Kategori
Tidak penting 0,25 Tidak penting

Sangat tidak penting 0,10 Sangat tidak penting

Tabel.4. Rumus Peratingan

(Kekuatan dan Peluang) Rating (Kelemahan dan Ancaman)

Sangat Baik 4 Sangat Baik

Di atas rata-rata 3 Di atas rata-rata


Kategori
Rata-rata 2 Rata-rata

Di bawah rata-rata 1 Di bawah rata-rata

Sumber: Rangkuti, 2013

Untuk Nilai dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:


NILAI = BOBOT x SKOR

Nilai skor diperoleh berdasarkan hasil dimana lokasi penelitian bertempat di Kabupaten
nilai bobot dikali nilai rating. Total nilai skor Maluku Tenggara Barat. Gambaran umum lokasi
untuk faktor internal menunjukan bahwa semakin penelitian yang dijelaskan pada bagian ini
nilainya mendekati 1, semakin banyak kelemahan meliputi keadaan geografis dan kondisi sosial
internal dibandingkan kekuatannya. Sedangkan kependudukan di Kabupaten Maluku Tenggara
semakin nilainya mendekati 4, semakin banyak Barat.
kekuatannya dibandingkan kelemahannya. Begitu
juga dengan total nilai skor untuk faktor eksternal. Keadaan Geografis
Semakin total nilai skor mendekati 1, semakin Kabupaten Maluku Tenggara Barat
banyak ancamannya dibandingkan peluang. merupakan salah satu kabupaten yang berada di
Sedangkan apabila total nilai skor mendekati 4, Propinsi Maluku yang terletak pada bagian
artinya semakin banyak peluang dibandingkan Tenggara Propinsi Maluku. Kabupaten Maluku
ancaman. Tenggara Barat dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2000 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembentukan Propinsi Maluku Utara, Kabupaten
Buru, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Maluku Tenggara Barat secara
Gambaran umum lokasi penelitian astronomi terletak antara 60 34’ 24’’– 80 24’ 36”
merupakan tempat dilakukannya penelitian

136
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144

Lintang Selatan dan 130 0 37’ 47” – 1330 4’ 12” Sektor lapangan kerja di Maluku Tenggara
Bujur Timur. Barat tahun 2014 sebanyak 7 (tujuh) sektor
Adapun letaknya menurut Geografi dibatasi antara dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 1.431
lain oleh: jiwa. Dimana jumlah tenaga kerja tertinggi
- Sebelah Utara: Laut Banda berada di sektor perdagangan besar, eceran,
- Sebelah Selatan: Laut Timor dan rumah makan dan hotel sebanyak 232 jiwa,
Samudera Pasifik sedangkan terendah berada di sektor keuangan
- Sebelah Barat: Gugus Pulau Babar dan sejenisnya sebanyak 36 jiwa.
Sermatang
- Sebelah Timur: Laut Arafura
Kondisi Sumber Daya Kelautan dan
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Perikanan
merupakan daerah kepulauan dan terkonsentrasi
pada Gugus Pulau Tanimbar yang mempunyai
Sumber daya kelautan dan perikanan
luas keseluruhan 52.995,20 km2 yang terbagi merupakan salah satu aktivitas yang
dalam 10 kecamatan (Sumber : BPS Kabupaten memberikan kontribusi terhadap suatu wilayah
Maluku Tenggara Barat, 2014) maupun bangsa. Seperti juga yang diungkapkan
Kabupaten Maluku Tenggara Barat Fauzi, bahwa perikanan dapat memberikan
merupakan daerah yang wilayah kepulauannya kontribusi yang cukup tinggi terhadap
sangat luas bila dibandingkan dengan wilayah pendapatan Negara (Fauzi, 2006). Kondisi
daratan, seperti yang, wilayah daratan seluas sumber daya perikanan di Kabupaten Maluku
10.102,92km2 (19,06%), sedangkan wilayah Tenggara Barat sangat menjanjikan dalam
perairan seluas ± 42.892,28 km2 (80,94%). kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian,
Kecamatan yang mempunyai wilayah daratan pada bagian ini akan dipaparkan beberapa
yang paling luas yaitu kecamatan Wermaktian, Sumber Daya Perikanan yang ada di Kabupaten
dengan luas daratan sebesar 2 941,16km2 atau Maluku Tenggara Barat, antara lain jumlah
sebesar 29,11%, dan memiliki luas laut 29.11km2 produksi perikanan tangkap dan pembudidayaan
atau 29,11%. Sedangkan wilayah yang memiliki rumput laut.
luas laut dan daratan yang paling kecil yaitu 1. Rumah Tangga Perikanan dan Nelayan
kecamatan Yaru, dengan luas daratan sebesar Jumlah rumah tangga perikanan dan
79,42km2 atau 0,79% dan luas laut 337,2km2. nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat
pada tahun 2014 sebanyak 2.876 rumah tangga
Kondisi Sosial Kependudukan dan jumlah nelayan pada tahun 2014 sebanyak
Kondisi kependudukan merupakan 9.378 dengan jumlah tertinggi berada di
suatu kondisi yang berhubungan dengan Kecamatan Tanimbar Selatan sebanyak 561
perubahan keadaan penduduk yang dapat rumah tangga nelayan atau sebesar 19,5% dan
berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan 1.746 nelayan atau sebesar 18,6%, (Dinas
pembangunan berkelanjutan. Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku
a. Jumlah dan Sebaran Penduduk Tenggara Barat)
Jumlah penduduk di Kabupaten Maluku
Tanggara Barat berdasarkan data tahun 2014 2. Jumlah Produksi Perikanan
sebesar 108.665 jiwa dengan kepadatan Produksi perikanan merupakan salah
penduduk rata-rata 165 jiwa/km2. Jumlah satu kekayaan laut yang dimiliki oleh suatu
penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan wilayah. Wilayah Maluku Tenggara Barat ini
Tanimbar Selatan sebanyak 32.567 jiwa atau sebagian besar berupa samudera yang
29,97% dengan kepadatan 39 jiwa/km2. Hal ini didalamnya terdapat berbagai ragam jenis ikan
dikarenakan Kecamatan Tanimbar Selatan dan kekayaan alam lainnya dengan potensi
merupakan ibukota Kabupaten Maluku perikanan, mempunyai jumlah produksi yang
Tenggara Barat dan hampir seluruh aktivitas cukup memadai, seperti tuna, cakalang, tongkol,
perekonomian berada disana. Kepadatan marlin, tengiri dengan sentra penghasil ikan di
penduduk di Kabupaten Maluku Tenggara wilayah ini pada tahun 2014 adalah di
Barat dapat dilihat pada tabel berikut: Kecamatan Tanimbar Selatan sebesar 1.474,92
ton atau 17,21% dan Tanimbar Utara sebesar
b. Struktur Penduduk Menurut Mata 1.382,76 ton atau 16,13%, (Dinas Kelautan dan
Pencaharian

137
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)

Perikanan 2014 dan BPS; Maluku Tenggara Analisis SWOT


Barat dalam Angka, 2014) Analisis SWOT merupakan suatu
Potensi Perikanan Tangkap di laut analisis untuk dapat mengetahui kondisi
Kabupaten Maluku Tenggara Barat sangat internal maupun eksternal dari daerah atau
menjanjikan dalam meningkatkan pendapatan wilayah yang selanjutnya akan digunakan
masyarakat dan daerah. Dengan jumlah sebagai dasar untuk merancang strategi dan
produksi terbanyak terdapat di Kecamatan program kerja. Kondisi internal dapat
Tanimbar Selatan dengan produksi sebagai 1 mengetahui kekuatan yang ada untuk dapat
474,92 ton atau 17,21% dengan nilai sebesar dimaksimalkan dalam mencapai tujuan, dan
19,38 miliar rupiah atau 17.40%. dengan
juga kelemahan sehingga dapat diminimalisir,
demikian potensi sumber daya kelautan sangat
sedangkan kondisi eksternal untuk melihat
menjanjikan dalam meningkatkan kehidupan
peluang-peluang yang ada serta ancaman
masyarakat yang lebih layak.
yang muncul. Pada bagian ini akan dijelaskan
3.Kegiatan Budidaya Rumput Laut
tentang kondisi internal dan eksternal dari
Kegiatan budidaya rumput laut wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
merupakan salah satu kegiatan yang sering
1. Faktor Internal
dilakukan masyarakat di pesisir pantai pulau
Faktor internal merupakan faktor-
Yamdena. Kegiatan ini dilakukan karena
faktor dari dalam wilayah yang strategis
potensi sumber daya rumput laut sangat baik
untuk dikembangan atau dihilangkan
untuk dimanfaatkan demi kebutuhan
berdasarkan pada hasil identifikasi. Faktor
kehidupan rumah tangga. Pengembangan
internal ini terdiri dari kekuatan dan
kelautan dan perikanan di Kabupaten Maluku
kelemahan yang terdapat di dalam wilayah.
Tenggara Barat merupakan suatu hal yang
sangat baik karena mempunyai potensi yang
I. Kekuatan (Strengths)
sangat menjanjikan. Salah satu komoditas
a. Potensi sumber daya alam; berdasarkan
yang potensial untuk dikembangkan di
pada luas laut dan perairan, maka
Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah
Kabupaten Maluku Tenggara, memiliki
rumput laut.
laut yang sangat luas sehingga memiliki
Luas lahan wilayah Lautan Maluku
kekayaaan dan keanekaragaman
Tenggara Barat yang digunakan untuk
sumberdaya ikan dan non ikan yang
budidaya rumput laut sebesar 176.107 ha,
potensial untuk dikembangkan
petani rumput laut dapat mempergunakan
b. Ketersediaan tenaga kerja yang handal;
lahan untuk memanfaatkan pada subsektor Perikanan dapat
pembudidayaan rumput laut. Sumber Daya memberikan lapangan kerja yang tidak
Kelautan Rumput Laut sangat potensial untuk kecil.
dikembangkan di wilayah Kabupaten Maluku c. Potensi Laut; Kabupaten Maluku
Tenggara Barat. Hasil produksi budidaya Tenggara Barat memiliki luas laut yang
rumput laut basah di Kabupaten Maluku sangat besar bila dibandingkan dengan
Tenggara Barat tahun 2014 mencapai luas darat. Total luas laut Kabupaten
20,637,593 ton dengan nilai sebesar Rp. Maluku Tenggara Barat sebesar
103,187,965,000,- Sedangkan untuk produk 42.892.27km2 (80,94%).
rumput laut kering mencapai 2,579,629 ton
d. Meningkatkan pengolahan sumber daya
dengan nilai sebesar Rp. 23,216,656,500,-. alam; pengolahan sumber daya alam yang
Dengan adanya potensi dan kekayaan laut berkualitas. Dengan adanya pengolahan
yang bagitu baik, namun terdapat pula yang baik dan berkualitas akan dapat
beberapa permasalahan yang dihadapi terkait mempengaruhi nilai jual di pasar ekspor.
belum optimalnya kegiatan budidaya rumput e. Kebijakan Pemerintah; Dengan adanya
laut adalah lemahnya Sumber Daya Manusia penetapan Maluku sebagai “Lumbung
dan kelembagaan serta harga rumput laut di Ikan Nasional”, maka adanya kebijakan
pasaran yang kadang tidak menentu. pemerintah daerah dalam meningkatkan

138
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144

pengolahan perikanan tangkap dan dari pemerintah, pelaku usaha, akademisi


budidaya rumput laut di Kabupaten maupun masyarakat luas.
Maluku Tenggara Barat. d. Potensi pasar; Kabupaten Maluku
Tenggara Barat merupakan daerah
II. Kelemahan (Weaknesses) perbatasan, dengan begitu akses pasar
a. Kualitas sumber daya manusia yang semakin terbuka dalam mendistribusikan
relatif masih rendah; sumber daya kekayaan kelautan ke kota-kota yang
manusia merupakan suatu hal yang dapat terjangkau seperti Kupang dan
sangat penting dalam pengembangan Surabaya.
pada subsektor perikanan.
b. Kurang adanya penyuluhan dari para II. Ancaman (Threats)
petugas lapangan; Banyak kelompok a. Kondisi alam; Kondisi alam yang tidak
Usaha yang telah dibentuk oleh dinas menentu akan menghambat proses
yang terkaitan namun dalam pemasaran ke luar kota Saumlaki.
tindaklanjutnya kurang adanya perhatian b. Sosial budaya masyarakat; masyarakat
yang baik. masih menganggap hak kepemilikan
c. Ketersedian sarana dan prasarana; mereka.
ketersediaan sarana dan prasarana belum c. Pencurian ikan (Illegal Fishing);
cukup memadai. d. Terbatasnya pasokan energy; dengan
d. Kurang adanya pemahaman yang baik keterbatasan ini, maka para nelayan
tentang teknologi; Banyak para pelaku akan tidak dapat melaksanakan aktivitas
usaha dibidang perikanan yang masih mereka.
sangat rendah kemampuanya terhadap e. Harga produk yang tidak stabil; perlu
teknologi, dengan demikian perlu untuk adanya peningkatan nilai sumber daya
ditingkatkan dalam meningkatkan keluatan.
pengolahan dan produksi perikanan.
e. Kurang dukungan dari lembaga informal Analisis Faktor Internal dan Eksternal
mapun formal; Pemerintah perlu bekerja Analisis Eksternal Internal merupakan
sama dan memberikan kesempatan analisis yang digunakan untuk memahami
kepada pihak swasta untuk dapat kondisi internal (kekuatan dan kelemahan)
bersama-sama meningkatkan dan dan situasi eksternal (peluang dan
mengolah sumberdaya alam keluatan hambatan).
yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara
Barat. a. Analisis Faktor Internal
Dalam analisis ini diberikan bobot dan
2. Faktor Eksternal skor total berdasarkan pada hasil analisis dari
Faktor eksternal ini terdiri dari faktor internal dengan penghitungan hasil
peluang dan ancaman yang akan dihadapi kuesioner, seperti yang terlihat pada Tabel 5.
dalam pengembangan. Tabel. 5 menunjukan bahwa jumlah
skor untuk kekuatan adalah 1.484, sedangkan
I. Peluang (Opportunities) jumlah skor pada kelemahan adalah 1.214, nilai
a. Otonomi Daerah; Dengan adanya untuk skor total rata diperoleh dari hasil
Otonomi daerah, maka daerah diberikan penambahan antara skor untuk kekuatan dan
kuasa untuk mengatur dan mengolah skor dari kelemahan, sehingga memperoleh
sumber daya alam sendiri. nilai 2.698. Maka total skornya untuk faktor
b. Kebijakan Nasional untuk kelautan; internalnya adalah 2.698, dengan demikian,
c. Dukungan pemerintah pusat, propinsi hasil ini dapat menjadi dasar dalam
menganalisis faktor internal dengan
maupun daerah: Pembangunan perikanan
mengandalkan kekuatan untuk melihat
yang berkelanjutan membutuhkan
kelemahan-kelemahan.
dukungan dari segenap stakeholder, baik

139
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)

b. Analisis Faktor Eksternal adalah 1.148, nilai untuk skor total rata-rata
alam analisis eksternal dapat diindentifikasi diperoleh dari hasil penambahan antara skor
peluang dan ancaman yang ada yang perlu untuk kekuatan dan skor dari kelemahan,
untuk di perhatikan, sehingga dapat menjadi sehingga memperoleh nilai 2.401.
patokan dalam pengembangan selanjutnya.
Bobot dan skor total diberikan berdasarkan a. Matriks Internal Eksternal
pada hasil analisis dari faktor eksternal Berdasarkan pada hasil Analisis faktor
dengan penghitungan hasil kuesioner. internal dan eksternal maka nilai IFAS yang
Tabel 6 menunjukkan bahwa angka- didapat adalah 2.698 sedangkan nilai total
angka pada bobot dan skor tampak secara jelas EFAS adalah 2.401, hasil analisisnya dapat
faktor-faktor eksternal. Skor untuk Peluang dilihat pada gambar berikut:
adalah 1.254, sedangkan skor pada Ancaman

Tabel 5. Evaluasi Faktor Internal


Skor Total
Faktor Internal Bobot Rata-rata
Rata-rata
Kekuatan (Strengths)
1. Potensi sumber daya alam 0.119 3.90 0.462
2. Ketersedian tenaga kerja yang handal 0.102 2.50 0.254
3. Potensi Laut 0.094 2.70 0.254
4. Meningkatkan pengolahan sumber daya alam 0.093 2.00 0.186
5. Kebijakan Pemerintah, 0.104 3.20 0.331
0.511 1.484
Kelemahan (Weaknesses)
1. Kualitas sumber daya manusia yang relatif masih rendah 0.101 2.30 0.233
2. Kurang adanya penyuluhan dari para petugas lapangan 0.096 2.20 0.212
3. Ketersedian sarana dan prasarana 0.095 1.80 0.171
4. Kurang adanya pemahaman yang baik tentang teknologi 0.097 2.90 0.280
Masih kurangnya dukungan dari lembaga informal maupun 0.100 2.60 0.260
formal
0.489 1.214
Sumber:Data Primer dikumpulkan dan diolah, 2015

Tabel. 6. Evaluasi Faktor Eksternal


Skor Total
Faktor Eksternal Bobot Rata-rata
Rata-rata
Peluang (Opportunities)
1. Otonomi Daerah 0.115 2.90 0.334
2. Kebijakan nasional 0.108 3.00 0.324
3. Dukungan pemerintah pusat, propinsi maupun
0.114 2.80 0.318
daerah
4. Potensi pasar 0.116 2.40 0.278
0.452 1.253
Ancaman (Threats)
1. Kondisi alam 0.107 3.00 0.322
2. Sosial budaya masyarakat 0.112 2.00 0.225
3. Pencurian ikan 0.115 1.70 0.196
4. Terbatasnya pasokan energy 0.106 1.50 0.159
5. Harga produk yang tidak stabil 0.107 2.30 0.247
0.548 1.148
Sumber:Data Primer dikumpulkan dan diolah, 2015

140
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144

Internal Kuat Rata-rata Lemah


Eksternal (3.00 – 4.00) (2.00 – 2.99) (1.00 – 1.99)
Tinggi I II III
(3.00-4.00) Pertumbuhan Pertumbuhan Penciutan
Strategi konsentrasi Strategi konsentrasi melalui Strategi turnaround
melalui integrasi integrasi horisontal
vertikal
Sedang IV V VI
(2.00-2.99) Stabilitas Pertumbuhan Penciutan
Strategi stabilitas Stabilias Strategi divestasi
Strategi konsentrasi melalui
integrasi horizontal atau
stabilitas
VII VIII IX
Rendah Pertumbuhan Pertumbuhan Likuidasi
(1.00-1.99) Strategi diversikasi Strategi diversikasi Strategi likuidasi atau
konsentrik konglomerat bangkrut

Gambar. 4 Analisis Matriks Internal Eksternal

Pada Gambar 4 terlihat bahwa posisi 5. Gambar 5 mengambarkan dimana dalam


subsektor perikanan di Kabupaten Maluku pengembangan pada sub sektor perikanan
Tenggara Barat berada pada sel V yaitu (perikanan tangkap dan budidaya rumput
konsentrasi melalui integrasi horizontal. laut) berada pada Kuadran I.
Dengan konsentrasi melalui integrasi Hal ini akan menjelaskan bahwa
horizontal ini, maka strategi yang dapat pengembangan pada subsektor perikanan ini
diterapkan dalam pengembangan perikanan memiliki peluang dan kekuatan sehingga
tangkap dan budidaya adalah strategi dalam dapat dimanfaatkan dengan baik. Strategi
pengembangan sumber daya alam, perlu yang harus diterapkan dalam situasi ini adalah
adanya pelatihan dan pembinaan sumber daya mendukung kebijakan pertumbuhan yang
manusia dan mengoptimalisasi sumber daya agresif (growth oriented strategy).
kelautan.
Matriks SWOT
Matriks SPACE Matriks SWOT merupakan dasar dari
Matriks SPACE merupakan matriks perumusan strategi pengembangan perikanan
yang digunakan untuk melihat garis vector di Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
positif dan negatif untuk faktor internal dan Strategi ini akan dapat diterapkan kebijakan
eksternal. Berdasarkan pada hasil yang diperlukan untuk mendukung
perhitungan analisis pada faktor internal pelaksanaan strategi tersebut dalam
(Gambar 5). Nilai pada garis Horisontal mendorong proses pengembangan perikanan
(sumbu X) didapat dari hasil pengurangan di wilayah Maluku Tenggara Barat, dapat
antara nilai pada kekuatan (1.488) dan nilai dijelaskan strategi pada matriks SWOT
total dari kelemahan (1.156), sehingga sebagai berikut seperti yang terdapat pada
memperoleh hasil 0.332 pada garis horizontal Gambar 6.
(sumbu X). Sedangkan hasil pengurangan Berdasarkan pada matriks
antara nilai rata-rata dari peluang dan SWOT yang ada pada Gambar 6 dapat
ancaman, dapat digetahui nilai pada garis
dijelaskan bahwa:
vertical (sumbu Y) adalah 0.105. Untuk
dapat mengetahui secara pasti posisi dari
1. Strategi Strength – Opportunities (S - O)
pengembangan pada sub sektor perikanan di
Strategi yang diterapkan dengan
Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat
mengandalkan kekuatan yaitu, adanya
dilihat pada diagram yang ada pada Gambar
otonomi daerah dan kebijakan nasional untuk

141
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)

pengembangan kegiatan bisnis, menciptakan 3. Strategi Weakness – Opportunities (W – O)


peluang usaha dengan pelayanan, promosi Pembinaan dan pelatihan Sumber daya
dan mempermudah ketentuan investor, Manusia yang tepat sesuai dengan kondisi yang
sehingga dapat memaksimalkan pengolahan ada, pengembangan sarana dan prasarana sumber
daya perikanan dan kelautan yang baik,
sumberdaya alam kelautan yang ada di
peningkatan daya saing dan nilai tambah sumber
wilayah Maluku Tenggara Barat secara daya perikanan dan kelautan, dukungan dari
optimal. pemerintah pusat, propinsi dan daerah, dalam
pengembangan kelembagaan dan sumber daya
2. Strategi Strength- Threats (S – T) manusia secara terintegrasi, meningkatkan tata
Strategi yang dilakukan yaitu; kelola sumber daya perikanan dan keluatan dalam
pengembangan tenaga sumber daya manusia meraih peluang dipasaran.
yang berkualitas dengan berfokus kepada
subsektor perikanan sebagai sector unggulan, 4. Strategi Weakness – Treaths (W – T)
sehingga dapat meningkatkan produksi pada Strategi yang terapkan yaitu; pelatihan dan
subsector perikanan tersebut, penyediaan pembinaan sumber daya manusia, seperti
pemberdayaan masyarakat dengan berbasis
sarana dan prasarana yang berbasisi teknologi
pendekatan berbasis subjek peningkatan
tinggi, serta adanya kebijakan pemerintah
pengawasan dan penegakan hukum di wilayah
yang berfokus pada pengembangan kawasan- perairan, serta penegakan aturan mengenai
kawasan strategis dan ekonomi khusus yang ketetapan harga pasaran terutama dari susektor
berbasis pada komoditas unggulan dan perikanan.
strategis untuk mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

142
ASE – Volume 12 Nomor 1, Januari 2016: 127 - 144

c. Memaksimalkan pengembangan dan


Pemilihan Alternatif Strategi pemanfaatan sumberdaya alam.
Strategi yang dipilih berdasarkan pada Kebijakan Pemerintah Daerah dalam
hasil analisis pada Matriks SWOT, meningkatkan Sumber Daya Perikanan,
dirumuskan dalam empat (4) strategi pokok sehingga pengolahan dan pemanfaatan Sumber
yang dapat ditetapkan untuk meningkatkan Daya Perikanan dapat dilakukan dengan
dan mendorong proses pengembangan pada maksimal dan berkelanjutan.
subsektor perikanan yaitu:
a. Pelatihan dan pembinaan Sumber Daya
Manusia dalam segala hal terutama KESIMPULAN DAN SARAN
teknologi berdasrkan pada kondisi yang
ada, serta pengembangan Sumber Daya Kesimpulan
Alam yang terkandung di daerah Maluku Berdasarkan pada hasil analisis dan
Tenggara Barat, serta men-stabilkan harga pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
pasar. strategi pokok yang dapat ditetapkan untuk
b. Peningkatan sarana dan prasarana yang meningkatkan dan mendorong proses
dapat mendukung pengembangan sektor pengembangan pada sub sektor perikanan di
perikanan dan meningkatkan pasokan Kabupaten Maluku Tenggara Barat yaitu:
energy yang memadai, serta a. Pengembangan kualitas sumber daya
meningkatkan pengamanan di wilayah manusiapelatihan kegiatan-kegiatan
perbatasan. ekonomi masyarakat setempat terutama
yang berada dipesisir melalui penguatan

143
Strategi Pengembangan sub-sektor Perikanan......................(Yoseph Reressy, Leonardus Rengkung, Theodora Katiangdagho)

modal dan pembinaan, serta pening-katan Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategis;
aturan dalam penstabilkan harga pasar. Teori dan Aplikasi. Bandun: Alfabeta.
b. Peningkatan sarana dan prasarana dengan Fauzi Akhmad. 2006. Ekonomi Sumber
teknologi yang tinggi, serta meningkatkan Daya Alam Dan Lingkungan. Jakarta:
pengamanan di wilayah perbatasan.
Gramedia Pustaka Utama.
c. Kebijakan pemerintah daerah yang
___________. 2010. Ekonomi Perikanan:
mengarah pada pengembangan subsektor
perikanan dalam memaksimalkan Teori, Kebijakan, dan Pengolahan.
pengembangan dan pemanfaatan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
sumberdaya alam. Jhingan. M.L. 2013. Ekonomi
Pembangunan dan Perencanaan.
Saran Jakarta: RajaGrafindo Persada,
Dalam meningkatkan pengembangan pada Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan
subsektor perikanan di Kabupaten Maluku Pengendalian Manajemen. Jakarta:
Tenggara Barat, maka adapun saran untuk Salemba Empat.
penelitian lebih lanjut adalah: Nugroho Iwan dan Dahuri Rokhim. 2012.
1. Perlu adanya peningkatan kualitas Sumber Pembangunan Wilayah; Perspektif
Daya Manusia yang berkualitas dalam
mengembangkan Sumber Daya Alam
Ekonomi, Sosial dan Lingkungan.
khusus Sumber Daya Keluatan yang Jakarta: LP3ES Anggota IKAPI.
terkandung di Kabupaten Maluku Tenggara Rangkuti Freddy. 2013. Analisis SWOT,
Barat. Teknik: Membedah Kasus Bisnis.
2. Penyedian sarana dan prasaran yang Jakarta: Pustaka Utama,
memadai, sehingga masyarakat rumah Rustiadi Ernan, Sunsun Saefulhakim, dan
tangga perikanan dapat memaksimalkan Panuju R. Dyah. 2011. Perencanaan
kemampuan mereka dalam mengolah dan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta:
memanfaatkan sumber daya yang Pustaka Obor Indonesia,
terkantung tersebut. Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah Dan
3. Pengembangan kawasan perikanan di Perkotaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Kabupaten Maluku Tenggara Barat perlu
Persada.
dilakukan, sehingga mengarah pada yang
berkembang dan mandiri. __________. 2014. Perencanaan
4. Kebijakan pemerintah yang selalu terarah Pembangunan Daerah dalam Era
pada penegembangan peningkatan Sumber Otonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Daya Perikanan. Persada.
Tarigan Robinson. 2012. Perencanaan
Pembangunan Wilayah; (Ed. Revisi).
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: PT. Bumi Aksara.
______________. 2014. Ekonomi
Adisasmita Rahardjo. 2006. Pembangunan Regional (Ed. Revisi). Jakarta: PT.
Kelautan dan Kewilayahan. Bumi Aksara.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Widodo, J dan Nurhakim. S. 2002. Konsep
_________________. 2014. Ekonomi Tata Pengelolaan Sumberdaya Perikan-
Ruang Wilayah. Yogyakarta: Graha an. Disampaikan dalam Training of
Ilmu. Trainers on Fisheries Resource Mana-
_________________. 2014. Pembangunan gement. Hotel Golden Clarion.
Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu,
Budiharsono Sugeng. 2001. Pembangunan
Wilayah Pesisir dan Keluatan.
Jakarta: Pradanya Paramita.

144

Potrebbero piacerti anche