Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
Depression is common mental disorder that found in adults with chronic illness. The
number of depression among adults with chronic illness is increasing worldwideand particularly in
Indonesia. Therefore, studies have shown strong associations between illness perception, illness
uncertainty, and depression; but the different findings of studies investigating the effect of
individual characteristics. The findings of this study will be useful as supporting data for local
health care providers to develop future intervention programs and to design new strategies to
reduce depression and to promote well-being among adults with chronic illness.This study was
designed to identify illness perception in predicting depressionamong adults with chronic illness in
Purwokerto, Central Java, Indonesia. A descriptive study with cross sectional design was used
with total sample 283adults with chronic illness, aged from 36 until 59 years old were required.
Multi-stage random sampling was used in Public Health Centers of Purwokerto. Brief Illness
Perception Questionnaire (BIPQ) was used as the instrument in this study. Logistic Regression
analysis was used for analyzed data. The result revealed that 53.7% respondents have poor
perception related to their illness and 46.3% have good illness perception. Illness perception was
significantly found as predictor of depression among adults with chronic illness in Purwokerto,
Central Java Indonesia with Neglekerke R square .114 and p –value .000.
13
dapat menyebabkan seseorang dan juga perilaku (Wenzel, Glanz,
berada pada kondisi kronis yang &Lerman, 2002). Seseorang
tanda dan gejalanya tidak bisa memandang penyakit mereka dapat
diprediksi (Lisa Wright, 2006). menjadi bernilai atau tidak bernilai
Ketika seseorang dengan penyakit untuk hidup mereka tergantung
kronis tidak mampu mengenali bagaimana cara mereka
penyakitnya dengan baik, mereka mempersepsikannya.
pun tidak akan mampu Persepsi penyakit telah
memprediksikan situasi yang akan teridenftifikasi sebagai salah satu
mereka hadapi berhubungan dengan faktor yang berhubungan dengan
penyakit kronisnya tersebut. depresi pada seseorang dengan
Persepsi penyakit dapat penyakit kronis. Pada buku karangan
menjadi salah satu faktor yang Leventhal (1960) diasumsikan bahwa
mempengaruhi depresi (Broadbent, pasien merespon tanda dan gejala
2006). Persepsi penyakit dari penyakit kronisnya berdasarkan
didefinisikan sebagai persepsi sumber informasi. Sumber informasi
seseorang tentang fisiologi penyakit, yang sampai pada mereka kemudian
gejala penyakit, dan direpresentasikan dalam bentuk
ketidakmampuan fungsi tubuh. kognitif dan emosional sehingga
Sebuah penelitian yang dilakukan membentuk sebuah persepsi.
oleh Iskandarsyah (2013) Persepsi penyakit adalah tingkat
menyebutkan bahwa persepsi pertama pada proses koping
penyakit berhubungan dengan emosi seseorang dalam menghadapi
negatif yang dapat berlanjut kepada penyakitnya dan mencari
depresi. Pasien dengan penyakit pertolongan dalam perawatannya
kronis yang selalu mempersepsikan (Broadbent, 2006). Sebuah penelitian
penyakit mereka sebagai yang dilakukan oleh Husson (2013)
konsekuensi negatif dilaporkan menemukan bahwa semakin tinggi
memiliki level depresi yang tinggi level persepsi penyakit berhubungan
(Tsay, 2002). Penelitian sebelumnya dengan tingkat depresi yang tinggi
menemukan bahwa persepsi penyakit pada seseorang dengan penyakit
berhubungan dengan depresi dan kronis.
dapat memprediksi level depresi Penelitian ini bertujuan untuk
pada orang dengan penyakit kronis mengidentifikasi persepsi penyakit
(Martina, 2012; Mee Shin and Choi, sebagai salah satu prediktor depresi
2010). Seseorang dapat pada orang dengan penyakit kronis.
mempersepsikan penyakit mereka Hasil penelitian ini akan bermanfaat
dari berbagai sudut pandang. Sudut bagi penyedia layanan kesehatan,
pandang tersebut akan sangat keluarga, dan orang dewasa dengan
mempengaruhi kondisi emosional penyakit kronis di Purwokerto serta
14
dapat digunakan sebagai dasar untuk mampu berbicara, membaca, dan
menyusun intervensi dalam menulis dalam Bahasa Indonesia
mengatasi depresi pada orang dilibatkan dalam penelitian ini.
dewasa dengan penyakit kronis dan Kriteria inklusi pada penelitian ini
komplikasinya. Lebih jauh, hasil adalah orang dewasa dengan
penelitian ini dapat digunakan penyakit kronis yang mengalami
sebagai data Dinas Kesehatan di perawatan di rumah sakit dan
Purwokerto agar lebih mewaspadai terdiagnosa memiliki gangguan jiwa
tingkat depresi pada orang dewasa ketika pengambilan data
dengan penyakit kronis. berlangsung.
Penelitian ini menggunakan
kuesioner yang telah mengalami
METODE PENELITIAN proses validitas dan reliabilitas.
Penelitian ini menggunakan Validitas dilakukan melalui proses
desain cross-sectional. Penelitian ini uji expert oleh tiga orang yang ahli di
melibatkan orang dewasa dengan bidang depresi, penyakit kronis, dan
penyakit kronis di enam Puskesmas komunitas. Proses reliabilitas
di wilayah kerja Kota Purwokerto, dilakukan pada 30 orang dengan
Jawa Tengah, Indonesia. Penelitian kriteria yang sama dengan sampel
ini dilakukan pada bulan Agustus penelitian. Chronbach Alpha pada
dan September 2015. Independen proses reliabilitas menghasilkan
variabel pada penelitian ini adalah angka .895. Penelitian ini
persepsi penyakit, sedangkan menggunakan Major Depression
dependen variabel pada penelitian ini Inventory (MDI) untuk
adalah depresi pada orang dewasa mengidentifikasi level depresi
dengan penyakit kronis. Hipotesis dengan skor antara 0-19 yang artinya
pada penelitian ini adalah persepsi “tidak depresi”, skor 20-50 artinya
penyakit merupakan prediktor “depresi”.
depresi pada orang dengan penyakit Persepsi penyakit diukur
kronis. menggunakan Brief Illness
Sejumlah 283 orang dewasa Perception Questionnaire (BPIQ)
dengan penyakit kronis (hipertensi, yang dikembangkan oleh Broadbent
diabetes mellitus, enyakit jantung, et al (2006). BPIQ terdiri atas 9
dan stroke) dilibatkan sebagai (sembilan) item dimana 8 (delapan)
sampel penelitian. Pemilihan sampel item menggunakan skor “1” sampai
menggunakan multi-stage sampling “10” dalam menjawab dan 1 (satu)
method. Responden yang memenuhi item merupakan pertanyaan terbuka.
kriteria inklusi yaitu orang dewasa BPIQ terdiri atas 8 (delapan) domain
berusia antara 36 sampai 59 tahun, yaitu konsekuensi, waktu, kontrol
bersedia mengikuti penelitian, dan persnal, kontrol perawatan, identitas,
15
kepedulian, emosi, koheren, dan item dilakukan oleh masing-masing
ke-9 menanyakan tentang penyebab responden dengan rata-rata waktu
penyakit. Pertanyaan ke-9 pengisian kuesioner sekitar 30-45
merupakan pertanyaan yang menit tiap responden.
menanyakan penyebab paling utama Data yang telah terkumpul
dari suatu penyakit kronis. Lima item kemudian melalui proses koding,
pada kuesioner BPIQ (Brief validasi, kemudian dianalisis
Perception of Illness Questionaire) menggunakan program software
merupakan pertanyaan positif, dan komputer. Analisis univariat
tiga lainnya merupakan pertanyaan mendeskripsikan data demografi
negatif. Semakin tinggi skor BPIQ responden, sedangkan regresi
mengindikasikan semakin buruk pula logistik digunakan untuk melihat
persepsi penyakit seseorang. Secara persepsi penyakit sebagai prediktor
keseluruhan, tes reliabilitas untuk depresi pada orang dewasa dengan
BPIQ menunjukkan angka .80. penyakit kronis.
Data dikumpulkan setelah
memeroleh sertifikat etik dari Ethical HASIL DAN PEMBAHASAN
Review Board for Research Persepsi penyakit
Involving Human Research Subjects, dikategorikan menjadi dua level,
Boromarajonani College of Nursing yaitu baik (9-39) dan buruk (40-58).
Nopparat Vajira, Thailand (ERB, Lebih dari setengah responden
BCNNV)No. 15/2558. Pengumpulan (53.7%) memiliki persepsi penyakit
data dilakukan oleh peneliti dibantu yang buruk dan 46.3% responden
oleh asisten peneliti yang telah memiliki persepsi penyakit yang baik
dilatih. Pengisian kuesioner (lihat tabel 1).
16
penyebab tertinggi penyakit kronis (39.6%), pola makan yang buruk
menurut responden adalah genetik (28.6%), dan usia (23.7%).
17
awal proses koping seseorang dalam nandhealthpromotion/overview
menghadapi penyakitnya. Persepsi /index/htm, Retrieved January
yang baik akan membawa seseorang 17, 2015.
ke dalam adaptasi yang positif dan
Bailey, D., Mishel MH. 2007. Pilot
perawatan penyakit yang baik pula. Test of Receuitment Protocol,
Sebalikya, persepsi yang buruk akan Instruments, and the Living
membawa seseorang pada kondisi with Uncertainty. NCBI.24(3):
depresi (Broadbent, 2006). 331-339.
18
Seriousness of Illness, Social Mishel, M. 1997. Uncertainty in
Support, Appraisal of Illness Scales Manual. The
Uncertainty, Health Locus of University of North
Control, and Perceived Health Carolina.USA.
Status in Patients Newly
Diagnosed with Atrial Mishel, M., G. Padilla and M. Grant.
Fibrillation.Western Reserve 1991. Uncertainty in Illness
University (Health Sciences). Theory: A Replication of the
38 (3): 101-112. Mediating Effects of Mastery
and Coping. Nurs Res. 40(3):
Kang, Y. 2006. Effect of 236-240.
Uncertainty on Depression in
Patients with Newly Diagnosed Ranhoff, A., J. Dragest and G. Eide.
Atrial Fibrillation. Health 2010. Depression in
Sciences. 21(2): 83-88. Association with Poor
Functioning in Activity Daily
Lin, E., C. Rutter, W. Katon, S. Living among Nursing Home
Heckbert, P. Cienchanowski, Residents without Cognitive
and M. Oliver. 2010. Diabetes Impairment.Journal of Clinical
Care. 33(2): 264-269. Nursing.83(3): 215-222.
19
thsurvey/ef/en. Retrieved China. Health Psychological.
February 20, 2015. 34 (1): 377-385.
20