Sei sulla pagina 1di 8

KAJIAN KEBERADAAN EMPAT SENTRAL BELANJA DI KABUPATEN PANGANDARAN

TERHADAP PERTUMBUHAN MINAT BELANJA WISATAWAN

Ali Hanif Darusman, Evi Herdiani, Muharram Abdurrahman, Raqesh Fasya, Tofik Permana,
Zulfa Karimah

Mahasiswa jurusan Manajemen Resort & Leisure, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak: Pangandaran is one of the regencies in West Java that has great potential in tourism, which
this tourism sector become a leading sector for the income of Pangandaran district. Pangandaran beach
as one of the unique tourist destination that has a lot of attraction for tourist, one of them is shopping
tour. Shopping tour at Pangandaran offers a wide range of distinctive Pangandaran product, divided into
four shooping central that is, Nanjung Sari, Nanjung Endah, Nanjung Elok, Nanjung Asri which is
located in west and east Pangandaran beach. Each of this shopping central consists of several stores with
a size of 3metre square and has a facilities such as toilets and nearby mosque. Once observed that the
facilities provided are less feasible such as the condition of toilets are dirty and the quantity is less than
the number of tourists. Tourists also feel less comfortable because the building is considered similar as
the market with lack of facilities such as fitting room and point of purchase. The purpose of this research
is to identify shopping tour and tourist interest in Pangandaran. This research uses approach qualitative
method and qualitative descriptive technique. By doing observation and direct interview to informant,
that is tourist and merchant at pangandaran beach.

Pangandaran merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang mempunyai potensi besar di pariwisata
yang mana sektor pariwisata ini menjadi sektor unggulan yang mendapatkan hasil daerah terbesar bagi
Kabupaten Pangandaran. Pantai Pangandaran sebagai salah satu objek wisata yang memiliki daya tarik
wisata yang unik dan menarik salah satunya adalah wisata belanja pantai pangandaran. wisata belanja
pantai pangandaran merupakan wisata belanja yang banyak diminati oleh wisatawan dan memiliki daya
tarik tersendiri bagi wisatawan. Wisata belanja di pangandaran menawarkan berbagai macam produk khas
pangandaran, dibagi menjadi 4 sentral yaitu najung sari, nanjung endah, nanjung elok, nanjung asri yang
terletak di Pantai Barat dan Pantai Timur. Masing masing sentral tersebut terdiri dari beberapa toko
dengan ukuran 3x2 meter dan memiliki fasilitas seperti toilet dan mushola. Setelah di amati ternyata
fasilitas yang disediakan kurang layak seperti kondisi toilet yang kotor dan jumlahnya kurang banyak
dibandingkan jumlah wisatawan. Wisatawan pun merasa kurang nyaman karena bangunannya dinilai
mirip seperti pasar dan kurangnya fasilitas yang tersedia di setiap toko seperti fitting room dan point of
purchase. Tujuan penelitian ini adalah mengindentifikasi wisata belanja dan minat wisatawan yang ada di
pangandaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dan teknik deskriptif kualitatif.
Dengan melakukan observasi dan wawancara langsung kepada informan yaitu wisatawan dan pedagang
di pantai pangandaran.
PENDAHULUAN Pengembangan wisata belanja di
Kabupaten Pangandaran pada tahun 2017
Pariwisata merupakan segala sesuatu
dimulai dengan adanya relokasi pedagang kaki
yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan
lima dan penggusuran tenda-tenda kumuh di
pengusahaan pariwisata yang mencakup objek
sepanjang pantai barat. Adanya relokasi ini
dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata, usaha
membawa pengaruh pada wisatawan, pedagang,
jasa pariwisata, serta usaha–usaha lainnya
dan estetika. Selain pedagang yang direlokasi,
(Soekadijo, 1997). Pariwisata merupakan bagian
toko-toko yang ada di jalan sekitar pantai juga
dari budaya bagi masyrakat yang berkaitan
melakukan peningkatan fasilitas dan pelayanan.
dengan pemanfaatan waktu yang di miliki,
dengan tujuan untuk menyenangkan diri sendiri KAJIAN LITERATUR
maupun orang lain. istilah wisata termuat dalam
Pariwisata dipandang sebagai suatu
UU No.10 tahun 2009, pasal 1 ayat 1, yang
gejala sosial yang sangat kompleks. Menurut
menyebutkan bahwa wisata adalah kegiatan
Soekadijo (1997:25) kegiatan pariwisata
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
menyangkut berbagai aspek yaitu: sosiologis,
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
psikologis, ekonomi, ekologis, dan lainnya.
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
Aspek ekonomi dianggap sebagai aspek yang
pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik
memiliki perhatian penting, sebab aspek
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
ekonomi memiliki hubungan yang sangat
sementara (Soekadijo, 1997) (Nisa & Haryanto,
penting bagi kegiatan pariwisata. Pariwisata
2014).
merupakan segala kegiatan yang berhubungan
Kabupaten Pangandaran sebagai salah dengan wisatawan. Pada dasarnya kegiatan
satu destinasi pariwisata terkenal di Jawa Barat pariwisata merupakan gejala dan hubungan yang
yang memiliki keunikan dan ciri khas sendiri timbul akibat interaksi oleh wisatawan pada
dibandingkan dengan destinasi pantai lainnya. suatu tempat tujuan dengan wisatawan lainnya
Pangandaran sebagai destinasi wisata dengan yang memiliki tujuan yang sama.
adanya berbagai macam atraksi wisata yang
Daya Tarik Wisata
ditawarkan dapat menarik minat wisatawan lokal
hingga mancanegara untuk berkunjung. Jenis Daya tarik wisata merupakan elemen
wisata yang paling diminati adalah wisata pantai penting produk pariwisata. Daya tarik wisata

di pantai barat dan wisata air di pantai timur, adalah suatu kekuatan/pengaruh suatu objek atau

satu kegiatan wisata di Pangandaran yang baru lokasi wisata untuk mempengaruhi wisatawan

dan masih dalam tahap pengembangan yaitu sehingga tertarik untuk mengunjungi objek

wisata belanja. wisata yang ditawarkan. Daya tarik wisata


merupakan segala sesuatu yang memiliki perdagangan retail sebagai tempat rekreasi untuk
keunikan, kemudahan dan nilai yang berupa tujuan berkunjung dan beraktivitas berbelanja
keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan untuk kebutuhan berwisata.
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
Objek wisata belanja merupakan suatu
kunjungan wisatawan (UU no.10 Tahun 2009).
tempat pusat penjualan produk lokal yang
Istilah daya tarik wisata sering digunakan untuk
dikunjungi untuk dibeli. Wisata belanja
aktivitas pariwisata, segala sesuatu yang menjadi
menawarkan belanja sebagai kegiatan utama,
daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu
ketika mencari kebutuhan yang diinginkan mulai
daerah (Yoeti, Perencanaan dan Pengembangan
dari belanja pakaian, makanan, barang-barang
Pariwisata, 2008)
antik, barang-barang modern hingga buah
Wisata Belanja tangan ciri khas daerah kunjungan wisata yang
dapat dibawa ketika meninggalkan objek wisata
Belanja adalah kegiatan yang
(Ismayanti, 2011). Pariwisata sebagai sebuah
menyenangkan, dilakukan seseorang atau
industri, dimana terdapat batasan-batasan yang
sekelompok orang secara sukarela tanpa adanya
menyebutkan istilah tersebut. Industri pariwisata
paksaan untuk membeli sesuatu yang dibutuhkan
menyediakan jasa-jasa yang berhubungan
(Timothy, 2005). Wisata belanja merupakan
dengan kegiatan wisata, daya tarik dan sarana
bagian dari kegiatan pariwisata yang dilakukan
wisata (Ismayanti, 2011)
sebagian orang dalam melakukan perjalanan
wisata. Kegiatan wisata identic dengan belanja Minat Wisatawan
dalam melakukan berwisata seseorang
Minat wisatawan merupakan
cenderung membeli sesuatu. Pariwisata
ketertarikan seseorang dari orang orang yang
merupakan industry yang diharapkan mampu
melakukan suatu perjalanan untuk mengetahui
menjadi sumber pendapatan daerah,
sesuatu perjalanan untuk mengetahui sesuatu hal
meningkatkan pendapatan masyarakat,
yang unik di suatu daerah. Minat wisatawan bisa
membuka lapangan pekerjaan, kesempatan kerja
di artikan sebagai minat khusus dan biasanya
dan proses pemerataan pendapatan (Yoeti, Tour
diartikan sebagai suatu kebutuhan dan
and travel Marketing, 2003). Wisata belanja
wisatawan dipandang sebagai konsumen. Untuk
adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan
itu adanya minat wistawan maka ada pula
seseorang atau sekelompok orang pada saat
pengembangan atas suatu daya tarik wisata
berwisata, bukan sekedar jalan-jalan tetapi juga
adalah kategori atraksi wisata. Wisata minat
untuk membeli keperluan yang dibutuhkan.
khusus adalah suatu bentuk perjalanan wisata
Wisata belanja disebut sebagai kegiatan wisata
dimana wisatawan mengunjungi suatu tempat,
yang memanfaatkan kawasan komersial
karena memiliki minat dan tujuan khusus
mengenai suatu objek atau kegiatan yang dapat Observasi Tempat dari Empat Sentral
ditemui atau dilakukan dilokasi atau daerah Belanja di Kabupaten Pangandaran
tujuan wisata tersebut (1980, Hall dan Willer).
Pangandaran merupakan salah satu tempat
METODE PENELITIAN wisata yang saat ini sedang banyak
diperbincangkan karena adanya relokasi tempat
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
belanja yang dilakukan oleh pemetintahan
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu
setempat sebagai salah satu strategi
observasi dan wawancara, untuk mengkaji
pembaharuan atau pembagian zonasi. Tempat
keberadaan empat sentral belanja terhadap
perbelanjaan merupakan salah satu bagian dari
pertumbuhan minat belanja wisatawan di
zona pelayanan yang seharusnya atau sebaiknya
Kabupaten Pangandaran. Penelitian kualitatif
berada 100 meter dari wilayah pantai.
merupakan penelitian yang menghasilkan
analisis dengan menggunakan prosedur analisis Sebelum para penjual di relokasikan ke 4
yang memanfaatkan wawancara secara terbuka sentral ini pangandaran terkesan sangat kumuh
untuk mendapatkan informasi terkait objek yang karena banyak penjual yang berjualan di pinggir
diteliti, untuk memahami isu-isu yang dianggap pantai dan tidak beraturan. Tidak adanya lokasi
sensitif dan tidak dapat diselesaikan dengan yang di tetapkan untuk penempatan para penjual
menggunakan metode penelitian kuantitatif di Pangandaran. Karena banyaknya tanggapan
(Moleong, 2000:6). Jenis analisis yang ini akhirnya pemerintah setempat membuat
digunakan menggunakan metode deskriptif strategi dengan adanya relokasi dari tempat
kualitatif. belanja yang ada di Pangandaran.

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS Empat sentral ini mulai dibangun pada awal
tahun 2017 hingga awal tahun 2018.
Diuraikan swxara detail terhadap analisis-
pembangunan ini bertujuan agar para pedagang
analisis yang digunakan yaitu
yang berjualan dipinggir pantai memiliki tempat
1. Identifikasi empat sentral belanja yang sesuai dan beraturan. Selain itu dengan
(Nanjung Endah, Nanjung Elok, adanya relokasi ini diharapkan dapat
Nanjung Asri, Nanjung Sari) sebagai meningkatkan perekonomian para pedagang
sentral belanja di Kabupaten yang berjualan di Kabupaten Pangandaran.
Pangandaran Selain itu dengan adanya relokasi ini diharapkan

Identifikasi yang di lakukan diperkuat dengan Pangandaran dapat lebih terstruktur dan tidak

beberapa analisis yaitu: kumuh dimana Pangandaran dapat di jadikan


sebagai salah satu destinasi yang layak.
Identifikasi Lokasi Empat Sentral Belanja di Identifikasi Pelayanan Empat Sentral Belanja
Pangandaran di Pangandaran

Empat sentral yang ada di Pangandaran Pelayanan di empat sentral belanja di


yang baru-baru ini banyak diperbincangkan Pangandaran ini menurut hasil penelitian di
sebagai salah satu strategi pemerintrah lapangan ternyata belum adanya standar
Pangandaran dalam pengalokasian tempat pelayanan dari sentral belanja tersebut terhadap
belanja. Dimana lokasi yang di tempatkan penjual karena dapat di lihat bahwa para penjual
adalah bagian Pantai Timur dan Pantai Barat di setiap toko memiliki pelayanan yang berbeda,
yang ada di Kabupaten Pangandaran yang juga belum memiliki seragam yang selaras dan
dimana penempatan itu dibagi menjadi Nanjung saat di wawancara kepada para penjual di sentral
Endah dan Nanjung Sari yang terletak di Bagian belanja nampaknya rata-rata belum bisa
Pantai Timur Pangandaran kemudian ada berkomunikasi dengan para wisatawan asing
Nanjung Asri dan Nanjung Elok yang terletak di atau dapat di sebut belum mahir dalam
Bagian Pantai Barat Pangandaran. berbahasa inggris.

Identifikasi Fasilitas Empat Sentral Belanja Identifikasi Keamanan Empat Sentral


di Pangandaran Belanja di Pangandaran

Empat sentral belanja yang ada di Keamanan di Empat sentral belanja dirasa
Pangandaran ditunjang oleh fasilitas seperti masih kurang aman karena sesuai dengan
tempat berjualan yang memiliki dua lantai di penelitian langsung kelapangan dan
setiap sentralnya. Terdapat 6 toilet dan 1 mewawancarai para narasumber ternyata belum
mushola di setiap sentral. Setiap penjual ada 1 pun kamera pengawas (CCTV) dan tidak
mendapat kan ruko yang luasnya sekitar 3x2 adanya satpam di sekitar kawasan belanja.
meter. Setiap sentral memiliki lahan parkir yang
Standar Operasional Prosedur keamanan di
cenderung kecil umtuk ukuran pusat belanja.
sentral belanja pun belum di buat namun di saat
Fasilitas penunjang lainnya yang dimiliki belanja di sentral belanja tersebut di rasa masih
sesuai dengan para penjualnya. Banyak penjual cukup aman karena selama penelitian belum ada
yang tidak memiliki mesin kasir tetapi ada juga kasus seperti pencurian terhadap wisatawan
sebagian yang memiliki mesin kasir. Fasilitas yang belanja di sentral belanja.
lainntya seperti tidak semua penjual memiliki
Identifikasi Kebersihan Empat Sentral
kipas angin dan keranjang belanja. Fasilitas yang
Belanja di Pangandaran
di sediakan masih sangat minim dan sangat
standar. Tidak terdapat CCTV di setiap sentral.
Kebersihan di empat sentral belanja setelah depan sentral karena wisatawan yang cenderung
melakukan observasi terlihat bersih dari sampah tidak mau cape untuk menaiki tangga ke lantai
namun dalam segi bangunan terlihat kumuh dua. Salah satu tujuan relokasi tempat belanja ini
karena masih dalam konstruksi, tempat sampah adalah untuk meningkatkan perekonomian
yang tersedia pun masih kurang banyak. masyarakat. Namun kenyataannya adalah
banyak pedagang yang mengalami penurunan
pendapatan. Banyak pedagang yang
2. Temuan di Lapangan mengeluhkan jika mereka sangat sulit untuk

Dari hasil observasi yang telah dilakukan menjual produk yang mereka tawarkan karena

ditemukan bahwa lokasi dari empat sentral sedikitnya wisatawan yang ingin berkunjung ke

belanja tersebut sebenarnya sudah cukup tempat sentral belanja tersebut. Sedikitnya

strategis namun dari segi arsitektur bangunan pendapatan yang di dapatkan membuat para

terlihat seperti pasar dan terlihat kumuh. Dari pedagang mengalami penurunan perekonomian

hasil observasi juga ditemukan banyaknya secara drastis bahkan pendapatan yang mereka

penjual yang merasa rugi karena penempatan dapatkan tidak sampai setengah dari pendapatan

lahan yang kurang sesuai. Para penjual banyak yang mereka dapatkan sebelumnya.

mengeluhkan tidak adanya peranan lanjutan dari Dari segi fasilitas masih sangat standar dan
pemerintah setempat dalam relokasi pedagang banyak toilet yang terbilang kotor. Toilet yang
sehingga para penjual merasa di terlantarkan. di sediakan tidak sebanding dengan jumlah
Para penjual hanya mendapatkan keuntungan pengunjung yang datang. Sehingga banyak yang
dimana mereka mendapatkan lahan belanja di mengeluhkan tentang kurangnya toilet dan
sentral tersebut tanpa harus membayar uang seringnya kamar mandi yang susah air karena
sewa hingga waktu yang telah di tentukan oleh kurangya toren.
pemerintah setempat. Batas para penjual harus
KESIMPULAN
mulai membayar adalah pada desember 2018
nanti. Untuk harga sewa di 4 sentral tersebut Sejatinya apa yang pemerintah Kabupaten
belum di tetap kan dan belum di sosialisasikan Pangandaran lakukan adalah sebuah kebaikan,
lagi oleh pemerintahan setempat. untuk kemajuan pariwisata di Pangandaran.
Relokasi PKL yang di lakukan pemerintah
Banyak penjual yang merasa bahwa
bertujuan untuk menata pantai di Pangandaran
penempata lahan yang di berikan kepada mereka
menjadi lebih bersih dan indah. Tidak hanya itu,
masih menjadi perdebatan dan pembicaraan
bahwa pemerintah pun ingin menjaga keamanan
antar para pedagang karena banyak pedagang
di sekitar pantai terjaga. Setelah dilakukannya
yang menginginkan tempat yang berada di
relokasi PKL, terlihat hasilnya pantai menjadi
lebih bersih dan indah. Di beberapa titik di Ismayanti. (2011). Pengantar Pariwisata.
pantai barat dibangun taman, dan beberapa hal Jakarta: Grasindo.

yang memperindah pantai, seperti tulisan 3D Nisa, A. F., & Haryanto, R. (2014). Kajian
“Pantai Pangandaran”. Keberadaan Wisata Belanja Malioboro
Terhadap Pertumbuhan Jasa Akomodasi
Di baliknya suksesnya relokasi PKL ke di Jalan Dagen. Jurnal Teknik PWK, 1,
934.
empat sentral belanja di Pangandaran, tetap ada
hal yang masih menjadi “PR” bagi pemerintah. Soekadijo. (1997). Anatomi Pariwisata
Memahami Pariwisata sebagai " System
Pasalnya, setelah PKL di relokasi, justru
Linkage". Jakarta: PT Gramedia Pustaka
pendapatan mereka menurun. Hal tersebut Utama.
terjadi karena dampak dari adanya relokasi Timothy, D. J. (2005). Shopping Tourism,Retail
tersebut. and Leisure. Canada: Cromwell Press.

Harapan besar muncul dalam benak semua Yoeti, O. A. (2003). Tour and travel Marketing.
Jakarta: PT Pradnya Paramita.
PKL. Mereka berharap dengan adanya relokasi
ini bisnis mereka menjadi lebih baik lagi. Yoeti, O. A. (2008). Perencanaan dan
Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT
Pendapatan mereka meningkat, dan wisatawan Pradnya Paramita.
yang berbelanja di empat sentral belanja
meningkat.

Sehingga, disinilah peran pemerintah sangat


di tunggu. Karena pemerintahlah yang memiliki
kebijakan penuh dalam membantu
meningkatnya bisnis para PKL. Mulai dari
menata kembali lokasi PKL, menambah fasilitas
yang belum ada, membuat standar sistem
pelayanan di empat sentral belanja, meringankan
uang sewa yang harus di bayar oleh PKL, dan
membantu mempromosikan empat sentral
belanja agar wisatawan mau berbelanja di empat
sentral tersebut.

Daftar Pustaka

Potrebbero piacerti anche