Sei sulla pagina 1di 16

Analisis Strategi Bersaing dalam Persaingan

Usaha

Abstract. The aim of this research is to analyze the implementation of Sustainable Competitive Advantage
(SCA) as a strategy taken by PT Garuda Indonesia in facing the commercial flight business competition in
Indonesia. This research adopted Boston Consulting Group (BCG) matrix theory and the SCA approach to
identify the competitive position of Garuda among its competitors in the airline industry and to analyze the
component of competitors, consisting familiarity towards its own product, familiarity towards competitors,
familiarity towards the competitors’ product and the component of competition techniques comprising cost
advantage, product differentiation, market focus, pioneering products and market synergy. The result of this
research shows that competitive position of Garuda in the airline industry in Indonesia is in the star quadrant,
possessing the growth of long run opportunities. The strategies that could be adopted were forward
integration, backward integration, horizontal integration, market penetration, market development and
product development. Therefore it could be concluded that the SCA concept could be adopted as the
marketing strategy of Garuda. The optimal adoption of the SCA concept as the marketing strategy that
possessed the sustainable competition requires mending and improvement of such strategies as market
synergy, human resources development and the market extension.

Keywords: marketing strategy, BCG matrix theory, sustainable competitive advantage (SCA)

PENDAHULUAN merupakan perusahaan penerbangan milik pemerintah


(BUMN) yang menjalankan rute dalam negeri dan
Perkembangan industri jasa penerbangan di rute internasional. Dari tahun ke tahun Garuda selalu
Indonesia, khususnya untuk penerbangan komersial menjadi pemimpin dalam pasar penerbangan di
berjadwal semakin marak sejak dikeluarkannya Indonesia. Seja- lan dengan visi Garuda, yaitu “A
deregulasi yang mengatur transportasi udara pada strong distinguished airline through providing
tahun 1999, berupa serangkaian paket deregulasi, quality services to serve people around the world
salah satunya adalah Keputusan Menteri Perhubungan with Indonesian hospitality,” yang mendorong Garuda
Nomor 81 Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan untuk senantiasa meningkat- kan kinerja melalui
Penerbangan di Indonesia. Menurut data dari Ditjen peningkatan pelayanan, standar keamanan
Perhubungan Udara Departemen Perhubungan, penerbangan, peningkatan jumlah passenger carried
jumlah perusahaan penerbangan di Indonesia yang dan meningkatkan tingkat kemampulabaan, serta
memiliki izin usaha per Desember 2007 berjumlah memenuhi harapan stakeholder-nya, Garuda me-
lima puluh perusahaan, yaitu dua perusahaan merlukan suatu stretegi pemasaran yang lebih dinamis
berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan dan aktual (www.garuda-indonesia.com).
empat puluh tujuh perusahaan berstatus Badan Agar dapat mewujudkan visinya, Garuda harus
Usaha Milik Swasta (BUMS), serta satu maskapai menerapkan strategi bersaing yang dianggap mampu
hasil joint venture. mempertahankan dan meningkatkan kinerja
Banyaknya jumlah maskapai penerbangan yang perusahaan. Selama tahun 2007, Garuda berhasil
beroperasi di Indonesia secara langsung menciptakan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 217 milyar.
persaingan yang cukup ketat. Walaupun menghadapi Pencapaian kinerja operasi yang positif pada tahun
tekanan dengan meningkatnya harga bahan bakar, 2007 tersebut menunjukan bahwa strategi pemasaran
industri penerbangan nasional tetap mengalami yang diterapkan serta program efisiensi yang
pertumbuhan dengan pertumbuhan arus penumpang dilakukan Garuda telah membuahkan hasil.
domestik mencapai 4,57%, dari 34,01 juta pada tahun Tulisan ini membahas tentang bagaimana posisi
2006 menjadi 36,13 juta pada tahun 2007. Data bersaing (competitive positioning) Garuda terhadap
tentang perkembangan jumlah penumpang udara di pesaing dalam industri jasa penerbangan di Indonesia,
Indonesia dapat dilihat pada tabel 1. kondisi dan prasyarat apa saja yang diperlukan dalam
PT Garuda Indonesia (selanjutnya disebut Garuda) menerapkan konsep keunggulan bersaing yang
berkelan- jutan (Sustainable Competitive
*
Korespondensi: +62811 997705; w_kuncoroadi@yahoo.co.uk Advantace/SCA) sebagai strategi pemasaran Garuda,
**
Korespondensi: +62813 1034 0003; n.safitri@ui.ac.id dan apakah SCA dapat digunakan sebagai strategi
pemasaran Garuda dalam
46 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 16, No. 1, Jan—Apr 2009, hlm. 45-
52

Pendatang
Baru
Ancaman ANALISIS STRATEGI BERSAING 47
KUNTJOROADI & SAFITRI,
Produk
Pesaing
Industri
Kekuatan Kekuatan
Pertawaran Pertawaran
Pemas Pemodali
Persaingan antar
Pemasok Perusahaan yang ada Pembeli

Ancaman Produk atau


Jasa Pengganti

Produk
Pengganti
Gambar 1. Kekuatan Bersaing dalam Industri
Sumber: Porter, 1998

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Penumpang Udara di Indonesia


dan Pangsa Tahun 2003–2007 (dalam jutaan orang)

No. Perusahaan Jumlah Penumpang kepentingan perusahaan. Aturan atau lingkungan


2003 2004 2005 2006 2007 persaingan yang ada pada industri terdiri atas 5
1
Garuda
Indonesia 5.14 6.99 8.73 9.93 10.08 kekuatan bersaing (gambar 1), yaitu masuknya
Lion Mentari
pesaing baru, ancaman dari produk pengganti
2 Air 3.74 6.58 7.43 8.98 11.38 (substitusi), kekuatan penawaran (tawar-menawar)
3 Adam Air 1.23 1.97 3.72 4.86 4.81 pembeli, kekuatan pertawaran pemasok, dan
Merpati persaingan di antara pesaing- pesaing yang ada.
4 Nusantara 3.32 3.52 4.24 3.67 3.50
Kekuatan kolektif dari kelima kekuatan bersaing
Indonesia Air
5 Asia 0.59 0.83 0.84 1.29 1.52 akan menentukan kemampuan perusahaan di dalam
6 Lainnya 5.16 3.87 3.86 5.82 4.84 suatu industri untuk memperoleh tingkat laba rata-rata
Total 19.18 23.76 28.82 34.01 36.13 atas investasi yang dilakukan. Namun, masing-masing
kekuatan bersaing memiliki corak dan karakter
Sumber: Ditjen Perhubungan Udara, 2007
pengaruh yang berbeda–beda (Porter, 1998).
menghadapi persaingan di industri jasa penerbangan Keunggulan bersaing adalah suatu posisi dimana
di Indonesia. sebuah perusahaan menguasai sebuah ajang
Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang persaingan bisnis (Porter, 1998). Keunggulan
jasa maupun nonjasa, dalam melakukan kegiatan bersaing yang berkelanjutan (Sustainable
bisnis memerlukan strategi yang mampu Competitive Advantage/ SCA) adalah keunggulan
menempatkan perusahaan pada posisi yang terbaik, yang tidak mudah ditiru, membuat suatu
mampu bersaing serta terus berkembang dengan perusahaan dapat merebut dan mempertahankan
mengoptimalkan semua potensi sumber daya yang posisinya sebagai pimpinan pasar. Karena sifatnya
dimiliki (Sitepu, 2005). Perusahaan jasa memiliki yang tidak mudah ditiru, keunggulan bersaing yang
karakteristik yang berbeda dengan perusahaan berkelanjutan merupakan satu strategi bersaing yang
nonjasa. Pemasaran jasa penerbangan merupakan dapat mendukung kesuksesan suatu perusahaan
suatu proses penyesuaian antara permintaan untuk jangka waktu yang lama. CSR dapat menjadi
penumpang pada saat ini, permintaan potensial, salah jalan untuk mencapai dan menjaga
permintaan masa depan, dan penawaran dari suatu keunggulan bersaing yang berkelanjutan (SCA)
maskapai penerbangan (Natalisa, 1995). sebuah perusahaan (Fahy, 2002). Kay menyatakan
bahwa keunggulan bersaing organisasi dapat dicapai
Menurut Pitelis (2008) “competitiveness”is both
melalui relational architecture, reputation,
elusive and controversial, sedangkan Porter (1993)
innovation, dan strategic assets (Matthews, 2005)
menyatakan, bahwa “persaingan adalah inti dari
keberhasilan”. Agar dapat memenangkan setiap Aaker (1998) menyatakan bahwa di dalam suatu
persaingan, setiap perusahaan harus memiliki strategi strategi setidaknya terdapat empat faktor yang
bersaing. Menurut Porter (1993) “Strategy is about menjadi syarat terciptanya keunggulan bersaing yang
competitive position, about differentiating yourself berkelanjutan (SCA), yaitu basis persaingan (basic of
in the eyes of the customer, about adding value competition), arena bersaing (where you compete),
through a mix of activities different from those used pesaing (whom you compete against), dan cara
by competitors”. Tujuan akhir strategi bersaing adalah bersaing (how to complete). Secara umum Aaker
untuk menanggulangi kekuatan lingkungan demi mengidentifikasi lima kekuatan strategis SCA, yaitu
diferensiasi (differentiation), biaya-rendah
Bintang ?

Diferensiasi Fokus
Kuadran II Kuadan I
TINGKAT
Kekuatan Kepeloporan PERTUMBUH Sapi Perah Lapuk
Biaya Rendah
Kuadan III Kuadan IV
Sinergis
Gambar 2. Lima Kekuatan Strategis SCA
Gambar 3. Posisi Pangsa Pasar Relatif
Sumber: Aaker, 1998
Sumber: David, 2004

(low-cost), fokus, kepeloporan (preemption), dan perusahaan.


sinergi (synergi). gambar 2 memperlihatkan kelima
faktor pembentukan kekuatan strategis tersebut, yaitu METODE PENELITIAN
diferensiasi berarti adanya keunikan atas produk yang
dihasilkan perusahaan, yang dirasakan bernilai bagi Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
pelanggan; biaya rendah merupakan kesanggupan penelitian ini adalah kuantitatif. Di dalam pendekatan
perusahaan untuk mengerjakan dan berinvestasi dalam penelitian kuantitatif, teori berperan dalam
rangka mendukung terciptanya produk dengan harga memberikan petunjuk bagaimana peneliti
rendah tapi menghasilkan keuntungan yang relatif mengembangkan pikiran, merancang desain,
tinggi; fokus adalah konsentrasi perusahaan pada satu mengumpulkan data, menganalisis data, hingga
segmen pasar atau bagian dari sebuah lini produk menguji keabsahan teori tersebut. Penelitian ini
tertentu; kepeloporan adalah perusahaan mampu menggunakan teori-teori pemasaran sebagai landasan
menciptakan “penghalang” bagi pesaing untum masuk dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
kedalam segmen pasarnya; sinergi berarti kerjasama Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
antar perusahaan dalam kelompok industri yang sama. dengan dua cara, yaitu studi kepustakaan dan studi
Analisis matriks BCG dipergunakan untuk lapangan. Studi kepustakaan dipergunakan untuk
mengetahui posisi suatu perusahaan terhadap memperolehpengumpulandatasekundersedangkanstudi
pesaingnya. Amstrong dan Brodie (1994) lapangan digunakan untuk memperoleh pengumpulan
menyatakan, “The BCG matrix measures market data primer yaitu melalui penyebaran kuesioner.
attractiveness by market growth rate, and it assesses Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
the firm’s ability to compete by. Its relative market expert survey dengan sampel yang ditentukan atau
share. The BCG matrix assumes a causal relationship dipilih secara sengaja (purposive sampling).
between market share and profitability”. Day (1984) Penyebaran kuesioner dilakukan pada sepuluh unit
menyatakan, “Market attractiveness represents the kerja setingkat divisi yang dipimpin seorang vice
long-run profit and growth potential for all president (V.P.) yaitu sembilan unit di kantor pusat
participants in an industry or market, while dan satu kantor cabang. Responden yang dijadikan
competitive position relates to the strength of the sebagai sampel penelitian untuk di kantor cabang
organization relative to competition. David (2004) adalah general branch office manager, sales manager,
mendefinisikan pangsa pasar relatif sebagai rasio dari sedangkan untuk responden di kantor pusat adalah
pangsa pasar perusahaan terhadap pangsa pasar yang vice president, general manager dan ope.rational
dipegang oleh perusahaan pesaing terbesar dalam manager.
industri tersebut. Mengenai matriks BCG, seperti Seluruh kuesioner yang telah terisi kemudian
dalam gambar 3, kuadran I matriks BCG disebut dianalisis. Masing–masing pernyataan/pertanyaan di
Question Marks (?), pangsa pasar relatif rendah tetapi dalam kuesioner disusun berdasarkan skala likert
bersaing dalam industri dengan pertumbuhan tinggi, dengan rentang lima skala (1 s.d 5), bobot angka 1
beberapa strategi yang bisa dilakukan saat perusahaan menunjukkan nilai yang lebih rendah, semakin
berada dalam kuadran I (Question Marks), yaitu mendekati angka 5, bobot nilainya semakin tinggi.
menambah pasar baru melalui pengembangan Masing–masing jawaban tersebut setelah dikalikan
produk baru, bermitra dalam investasi, dan dengan nilai pembobotan dijumlahkan dan dicari nilai
menerobos pasar yang ada (Nurhasanah, 2008); rata-ratanya, selanjutnya dinilai kembali dengan
bisnis dalam Kuadran II disebut Bintang (Star), yang menggunakan kategori penilaian dari masing–masing
mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk komponen/item: angka 1,00 s.d 1,80 dikategorikan
pertumbuhan dan profitabilitas; kuadran III disebut sangat buruk/sangat rendah; angka 1,81 s.d 1,60
Sapi Perah (Cash Cows), perusahaan menghasilkan dikategorikan buruk/rendah; angka 1,61
uang tunai melebihi yang diperlukannya, sering s.d 3,40 dikategorikan cukup baik/sedang; angka 3,41
dipakai untuk subsidi; kuadran IV disebut Lapuk, s.d 4,20 dikategorikan baik/tinggi; angka 4,21 s.d 5,00
mempunyai posisi pangsa pasar relatif rendah dan dikategorikan sangat baik/sangat tinggi.
bersaing dalam industri dengan pertumbuhan rendah Interval angka masing-masing penilaian diperoleh
atau tanpa pertumbuhan, disebut anjing dalam melalui perbandingan antara jumlah item, kategori
portofolio jawaban dengan selisih skor kategori jawaban
tertinggi
Tabel 2. Market Share dan .6 membandingkan seperti yang tertera pada
Market Growth 7 perolehan jumlah tabel 1 dapat
penumpang diangkut dipergunakan untuk
Garuda Low suatu maskapai mengetahui tingkat
R penerbangan. Pada tabel
a 2 pertumbuhan Garuda
t 8. 1 terlihat jumlah dan rata- rata
a
- 4 penumpang Garuda dan pertumbuhan lima besar
r
a 0 Lion Air selama periode maskapai penerbangan.
t
a 2003-2007 masing- Tingkat pertumbuhan
1 masing adalah sebesar
P 4. dapat diketahui dengan
a 40,51 juta penumpang cara menghitung
s 3
a 2 atau rata-rata sebesar selisih perolehan
r
8,34 juta penumpang jumlah penumpang
Gambar 4. Posisi Garuda
J
dalam BCG Matriks dan Lion Air 39,34 juta tahun 2007 dengan
a
s Sumber: Hasil analisa BCG penumpang atau rata- perolehan jumlah
a
Matriks, 2007 rata sebesar 7,86 juta penumpang 2003
p penumpang pertahun,
e kemudian dibagi dengan
n sedangkan total perolehan jumlah
e dan skor jawaban
r perolehan jumlah penumpang tahun 2003.
b terendah.
a penumpang industri jasa Tingkat pertumbuhan
n
g penerbangan Indonesia Garuda untuk lima
a HASIL DAN
n pada periode tersebut tahun selama periode
PEMBAHAS
AN seperti pada tabel 1 tahun 2003-2007 adalah
Market Share
adalah Rp 141,86 juta 19,22% dan tingkat
penumpang atau rata- pertumbuhan rata-rata
28.40 % A. Posisi
rata 28,37 juta lima besar maskapai
Bersaing
14.32 % penumpang setiap penerbangan di
Garuda di
tahunnya. Pangsa pasar Indonesia adalah
Industri Jasa
Garuda selama lima 17,67%. Dapat
Sumber: Hasil pengolahan
Penerbangan
tahun dalam periode dikatakan bahwa
data penelitian, 2007 Indonesia
tahun 2003-2007 adalah Garuda selama lima
Posisi bersaing
28,40% dan Lion Air tahun memiliki tingkat
Hig Garuda dalam industri
adalah 26,34%. Hal pertumbuhan di atas
h jasa penerbangan di
tersebut menunjukan tingkat pertumbuhan
Indonesia dapat
Lo diketahui
bahwa Garuda memiliki rata- rata lima besar
dengan
w menggunakan pangsa pasar yang lebih maskapai penerbangan.
analisis
besar di industri jasa Dari data-data tersebut
matriks Boston
penerbangan Indonesia dilakukan perhitungan
H Consulting Group
dibandingkan maskapai tingkat pangsa pasar
i (BCG). Ada dua hal
g penerbangan lainnya relatif dan tingkat
yang penting dalam
h dalam kurun waktu pertumbuhan pasar
melakukan analisis
tersebut. didapatkan hasil
P
BCG, yaitu posisi
relative market share di Perolehan jumlah sebagai tabel 2. Data
e penumpang selama
r sumbu X dan market tersebut dianalisis
t lima tahun dengan menggunakan
growth rate di sumbu Y.
u Data- data yang Matriks BCG dan
m
b dipergunakan dalam hasilnya adalah pada
u analisis BCG Matrik gambar 4.
h adalah perolehan jumlah Pada matriks terlihat
a penumpang Garuda, bahwa Garuda berada
n
perolehan jumlah pada posisi “star”
1 penumpang lima besar yang memperlihatkan
9 maskapai penerbangan kemampuan
. dan perolehan jumlah perusahaan memiliki
2 penumpang domestik “long-run
2
% dari tahun 2003 sampai opportunises” terbaik
tahun 2007. Dari data- dalam hal pertumbuhan.
I data tersebut dapat Perusahaan dengan
n dilakukan perhitungan pangsa pasar relatif
d tingkat pangsa pasar tinggi dan tingkat
u relatif dan tingkat pertumbuhan industri
s
tr pertumbuhan pasar. yang tinggi harus
i Cara dalam menerima investasi
1 menentukan pangsa cukup besar untuk
7 pasar adalah dengan mempertahankan atau
memperkuat posisi hambatan yang ada
dominannya. Pada (barrier to entry) dan
posisi ini integrasi ke reaksi dari perusahaan
depan, ke belakang dan yang sudah ada.
horizontal, penetrasi Terdapat tujuh sumber
pasar, pengembangan barrier to entry, yaitu
pasar, pengembangan skala ekonomis, Lion
produk dan usaha Air menawarkan jasa
patungan merupakan pelayanan
strategi yang tepat penerbangan low cost
untuk dipertimbangkan carrier dengan harga
bagi perusahaan ini. tiket yang lebih murah
Posisi di dalam tingkat yang dapat dapat
persaingan pada suatu mendongkrak
industri dapat dianalisis pertumbuhan jumlah
dengan menggunakan penumpang domestik di
analisis internal dan Indonesia;
eksternal. Mintzberg
mengelompokan
seluruh strategi bisnis
menjadi sepuluh
kelompok. Salah satu
kelompok yang layak
dipakai oleh Garuda
adalah strategi “the
positioning school:
stategy formation as a
analytical process”.
Tujuan akhir
strategi bersaing
adalah untuk
menanggulangi
kekuatan lingkungan
demi kepentingan
perusahaan. Aturan
atau lingkungan
persaingan yang ada
pada industri terdiri
atas lima kekuatan
bersaing, yaitu
masuknya pesaing
baru, ancaman dari
produk pengganti
(substitusi), kekuatan
pertawaran (tawar-
menawar) pembeli,
kekuatan pertawaran
pemasok, dan
persaingan diantara
pesaing-pesaing yang
ada.
Masuknya pesaing
baru yang cukup
potensial yaitu PT Lion
Mentari Air (Lion Air)
dengan pertumbuhan
pangsa pasar yang terus
meningkat dari 19,50%
ditahun 2003 menjadi
31,50% di tahun 2007
akan meningkatkan
persaingan dalam suatu
industri. Masuknya
pendatang baru
tergantung dari
Tabel 3. Kondisi Pesaing
No Indikator Jawaban
5 4 3 2 1
1 Pengenalan terhadap produk sendiri 12.50% 63.75% 23.75% 0% 0%
2 Pengenalan terhadap pesaing
a. Jumlah produk yang sejenis dengan produk Garuda 31.25% 53.75% 15% 0% 0%
b. Pemahaman keberadaan pesaing bagi Garuda 17.50% 77.50% 3.75% 1.25% 0%
c. Manfaat keberadaan pesaing Garuda 33.75% 63.75% 2.50% 0% 0%
3 Pengenalan terhadap produk Garuda 6.25% 37.50% 56.25% 0% 0%
5 = Sangat paham/sangat banyak/sangat bermanfaat, 4 = Paham/banyak/brmanfaat, 3 = Kurang paham/cukup banyak/kurang bermanfaat,
2 = Hampir tidak paham/hampir tidak ada/hampir tidak bermanfaat, 1 = Tidak paham/tidak ada/tidak bermanfaat
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2007

diferensiasi produk, Lion Air menawarkan jasa dalam industri, dampak masukan pada biaya atau
pelayanan penerbangan low cost carrier yang berbeda diferensiasi, serta ancaman integrasi kedepan yang
dengan jasa layanan full service yang diberikan berhubungan dengan ancaman integrasi ke belakang
Garuda; biaya peralihan, dalam hal pelayanan jasa oleh perusahaan dalam satu lini industri.
angkutan udara tidak ada biaya peralihan yang harus Kekuatan persaingan diantara pelaku daam satu
dikeluarkan pembeli saat memutuskan untuk lini industri diakibatkan oleh perkembangan industri
membeli pilihan lain; kebutuhan modal, pendatang angkutan penerbangan di Indonesia; biaya tetap
baru memerlukan modal yang cukup besar dalam hal dimana cost leadership menjadi sangat penting;
operasional sebuah maskapai penerbangan, kelebihan kapasitas iterrmiten, diferensiasi produk,
sementara Lion Air telah dapat melakukan identitas merek, biaya peralihan, konsentrasi
penambahan pesawat dalam jumlah yang cukup informasi, keragaman pesaing, taruhan perusahaan
banyak hingga hampir menyamai jumlah armada dan penghalang keluar (exit barriers).
pesawat (aircraft fleet) yang dimiliki Garuda; akses
Dari analisis lima kekuatan bersaing diketahui
ke distribusi, distribusi dalam hal penjualan tiket bahwa keunggulan bersaing bagi Garuda akan
pesawat cukup dilakukan dengan melakukan promosi
berfokus kepada daya tarik industri dan posisi
dan bekerjasama agen penjualan ticket secara on-line; bersaing. Dalam konteks menghadapi persaingan di
keunggulan lain (teknologi, penguasaan sumber bahan
industri penerbangan berjadwal, strategi yang harus
baku, lokasi, kebijakan pemerintah terdahulu dan dikembangkan adalah membangun dan
pengalaman); dan kebijakan pemerintah, Keputusan
mengembangkan keunggulan bersaing, yaitu
Menteri Perhubungan Nomor 81 Tahun 2004 ketepatan dalam memilih atau menciptakan
mengatur tentang persyaratan untuk pendirian serta
produk dan kekuatan atau posisi dalam bersaing.
pengoperasian perusahaan penerbangan di Indonesia.
Darmawan dan Widia dalam penelitiannya
Bentuk-bentuk ancaman antara lain berupa kinerja tentang strategi pemasaran perusahaan agribisnis
relatif dari produk/jasa pengganti, adanya biaya menyebutkan bahwa untuk menjaga posisi ’star’ dari
peralihan yang tidak murah, misalnya ketika ancaman pesaing dapat digunakan strategi investasi
penumpang pesawat harus memutuskan untuk pertumbuhan untuk tujuan hold, yaitu
menggunakan moda angkutan lain selain pesawat. mempertahankan pangsa pasar yang sudah dikuasai,
Terkait dengan kekuatan tawar-menawar pembeli ini, dan build, yakni meningkatkan pangsa pasar.
dapat disebutkan beberapa hal yang menjadi sumber Perusahaan yang “dominan” selalu ingin tetap
kepekaan harga atas produk/ jasa yang dihasilkan oleh nomor satu. Sikap ini mendorongnya mengambil
sebuah maskapai penerbangan, antara lain: harga tiket tindakan ke tiga arah, yaitu mengembangkan pasar
atau diskon untuk pembelian dalm jumlah tertentu, secara keseluruhan, melindungi pangsa pasar, dan
diferensiasi produk, identitas merek, dampak pada memperluas pangsa pasar (http://
mutu atau kinerja, laba pembeli, serta insentif bagi www.ejournal.unud.ac.id).
para pengganti keputusan.
Berbagai hal yang dapat menjadi penentu muncul B. Kondisi Prasyarat Penerapan Konsep SCA
kekuatan tawar-menawar pemasok, misalnya dalam sebagai Strategi Pemasaran Garuda
hal pengadaan pesawat, antara lain diferensiasi Kondisi prasyarat penerapan konsep sustainable
masukan, biaya peralihan dari pemasok dan competitive advantage (SCA) sebagai strategi
perusahaan. adanya masukan atau input pengganti pemasaran Garuda dapat dianalisis, yaitu kondisi
dari pesaing pemasok, konsentrasi pemasok, biaya pesaing dan kondisi cara bersaing. Terhadap kondisi
yang berhubungan dengan pembelian total dalam pesaing, yang dianalisis adalah pengenalan produk
industri, dampak masukan pada biaya atau sendiri, pengenalan terhadap pesaing, dan
diferensiasi, serta ancaman integrasi kedepan yang pengenalan terhadap produk
berhubungan dengan pembelian total
Tabel 4. Kondisi Cara Bersaing
No Indikator Jawaban
5 4 3 2 1
1 Kondisi keunggulan biaya:
a. Harga produk Garuda dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain 2.50% 18.75% 41.25% 28.75% 8.75%
b. Harga produk Garuda dibandingkan dengan aspek cost perusahaan 53.75% 40% 3.75% 2.50% 0%
2 Kondisi diferensiasi produk
a. Kondisi kekhasan produk 28.75% 53.75% 3.75% 11.25% 2.50%
b. Kepuasan pelanggan terhadap ciri khas produk 3.75% 36.25% 52.50% 5% 2.50%
3 Kondisi penelitian dan pengembangan produk
a. Keberadaan litbang produksi Garuda 13.75% 38.75% 23.75% 21.25% 2.50%
b. Pemberian penghargaan terhadap karyawan yang kreatif dan inovativ di 30% 46.25% 18.75% 3.75% 1.25%
Garuda
4 Kondisi faktor pasar
a. Usaha Garuda menciptakan produk khusus untuk memperoleh segmen 22.50% 15% 52.50% 10% 0%
tertentu
b. Usaha Garuda menciptakan produk khusus untuk semua segmen 40% 31.25% 22.50% 5% 1.25%
5 Kondisi kepeloporan produk
a. Usaha Garuda menciptakan produk baru 36.25% 23.75% 25% 11.25% 3.75%
b. Usaha Garuda memiliki pemasaran yang khas 38.75% 16.25% 33.75% 11.25% 0%
6 Sinergi pasar
a. Usaha Garuda melakukan kerjasama dengan maskapai penerbangan lain 3.75% 3.75% 45% 28.75% 18.75%
b. Urgensi melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam bidang pemasaran 31.25% 57.50% 5% 6.25% 0%
produk
5 = sangat bersaing / sangat perlu/selalu berusaha/sangat puas/sangat bermanfaat/selalu/selalu mencoba, 4= bersaing/perlu/berusaha/
Puas/bermanfaat/kadang-kadang/sering mencoba, 3=sama saja/ragu-ragu/Biasa/kurang menghargai/jarang mencoba, 2=kurang bersaing/
kurang perlu/kadang-kadang/kadang Puas/kurang bermanfaat/ hampir tidak pernah, 1=sangat tidak bersaing/sangat tidak perlu/tidak pernah
berusaha/Tidak Puas/tidak bermanfaat/ tidak pernah mencoba
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2007

pesaing. Secara keseluruhan tanggapan responden


biaya harga tiket angkutan penumpang udara yang
pegawai Garuda terhadap kondisi arena persaingan
ditawarkan oleh Garuda tidak memiliki keunggulan
dapat dilihat pada tabel 3.
dibandingkan dengan harga tiket angkutan
Dari indikator pengenalan terhadap produk
penumpang udara maskapai penerbangan lain. Dari
sendiri, sebanyak 63,75% responden sudah paham
sisi diferensiasi produk terlihat bahwa Garuda
dengn produknya sendiri. Hal ini mengindikasikan
berusaha untuk membuat produknya khas. Namun,
bahwa tingkat kesiapan prasyaratan penerapan
tetap saja produk Garuda ditiru oleh perusahan jasa
konsep SCA memungkinkan untuk ditetapkan.
penerbangan lain sehingga Garuda perlu menciptakan
Dari indikator pengenalan terhadap pesaing,
dan memperhatikan kondisi entry barrier-nya. Dari
menunjukan bahwa Garuda mengetahui atau
sisi keberadaan litbang, sebanyak 50% responden
mengenali banyaknya produk layanan yang sejenis
menyatakan keberadaan litbang bermanfaat dan
dengan layanan yang diberikan oleh Garuda di pasar,
sangat bermanfaat tapi pemberian penghargaan
memahami siapa sebenarnya pesaing perusahaan dan
masih jarang (kadang-kadang). Untuk itu, Garuda
menyukai persaingan atau melihat arti manfaat dari
perlu memperbaiki reward system terutama bagi
persaingan. Namun, pengenalan terhadap produk
karyawan yang kreatif dan inovatif. Data diatas juga
pesaing sebanyak 56,25% responden masih kurang
mengindikasikan bahwa pasar dari produk-produk
paham dengan keunggulan dan kelemahan produk
Garuda masih belum fokus. Tanpa adanya fokus pasar
perusahaan pesaing. Gambaran tentang kondisi
dari produk-produk yang dihasilkan tersebut, akan
cara bersaing pada tabel 4 akan dapat membantu
sulit bagi Garuda untuk menerapkan konsep SCA.
dalam menyimpulkan kemungkinan dalam
Usaha Garuda dalam melakukan kerjasama dengan
diterapkannya konsep SCA dalam strategi pemasaran.
maskapai lain dianggap masih jarang dilakukan.
Beberapa komponen cara bersaing yang dianalisis
pada bagian ini, meliputi komponen keunggulan
biaya perusahaan, upaya diferensiasi produk yang C. Upaya Pembenahan dalam Rangka Penerapan
Konsep SCA sebagai Strategi Pemasaran Garuda
dilakukan perusahaan, cara perusahaan menempatkan
produknya (fokus), kepeloporan produk perusahaan Untuk dapat menerapkan konsep SCA tersebut
dan upaya perusahaan menjaga sinergitas perlu dilakukan beberapa upaya, yakni menentukan
tingkat kesiapan yang telah berjalan, menentukan
usahanya dalam persaingan.
prioritas pembenahan, serta menjalankan upaya-upaya
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa dari sisi keunggulan
Tabel 5. Kategori Penilaian Kondisi Prasyarat Konsep SCA dan peningkatan nilai khususnya komponen sinergi dapat
diterapkan agar konsep SCA menjadi optimal.
No. Nilai Kategori Dengan menggunakan data pada tabel 6 dapat
1 1,00 s/d 1,80 Buruk / Sangat Rendah diperoleh prioritas pembenahan komponen prasyarat
konsep SCA yang didasarkan pada pemikiran skala
2 1,81 s/d 2,60 Buruk / Rendah
prioritas (prioritas sangat mendesak, mendesak dan
3 2,61 s/d 3,40 Cukup Baik / Sedang tidak mendesak). Secara terperinci, prioritas ke-1
(sangat mendesak), meliputi komponen sinergi pasar;
4 3,41 s/d 4,20 Baik / Tinggi
prioritas ke-2 (mendesak), meliputi beberapa
5 4,21 s/d 5,00 Sangat Baik / Sangat Tnggi komponen pengenalan produk sendiri, pengenalan
Sumber: Riduwan, 2007 produk pesaing, keunggulan biaya, kekhasan produk,
entry barrier, litbang produk, fokus pasar dan
kepeloporan produk; prioritas ke-3 (tidak mendesak),
Tabel 6. Penilaian dan Kategori Kondisi Komponen Prasyarat
meliputi komponen pengenalan pesaing.
No Komponen Prasarat Penilaian Katagori Berdasarkan hasil pengharkatan kondisi komponen
SCA, untuk menerapkan konsep SCA sebagai strategi
I Pesaing
pemasaran Garuda harus dilakukan pembenahan
1 Pengenalan Produk Sendiri 4.11 Baik / Tinggi berdasarkan skala prioritasnya tersebut.
Sangat Baik / Garuda perlu mengoptimalkan pelaksanaan sinergi
melalui kerjasama dengan pihak lain seperti agen
2 Pengenalan Pesaing 4,36 penjualan tiket, agen perjalanan, agen wisata, perhotelan,
Sangat tinggi
perbankan dan maskapai penerbangan lain maupun
3 Pengenalan Produk Pesaing 3,8 Baik / Tinggi penyelenggara angkutan moda lain, misalnya kereta
II Cara Bersaing api dan bus antar kota. Kerjasama dengan pihak-pihak
tersebut sangat menguntungkan bagi Garuda dalam
A Keunggulan Biaya 3,89 Baik / Tinggi
memasarkan produk Garuda kepada masyarakat dan
B Diferensiasi Produk dapat mengurangi biaya pemasaran dan memperluas
jaringan bisnis untuk sampai di setiap segmen pasar
1 Ke-Khas-an Produk 3,92 Baik / Tinggi
yang ada. Kerjasama dengan pihak perbankan untuk
2 Entry Barrier 3,72 Baik / Tinggi pembelian tiket melalui ATM agar memudahkan
3 Litbang Produk 3,96 Baik / Tinggi konsumen dan dengan perusahaan transportasi darat
dan laut perlu di tingkatkan karena tidak semua
C Fokus Pasar 4.06 Baik / Tinggi daerah di Indonesia memiliki fasilitas airport yang
D Kepeloporen Produk 4.04 Baik / Tinggi dapat didarati pesawat Garuda.
Cukup Baik / Menurut Kuncoro (2002), menyatakan bahwa
E Sinergi 3,64 karateristik SDM yang diharapkan dalam konsep SCA
Cukup Tinggi
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2007
adalah SDM yang berharga, yaitu SDM yang
mempunyai nilai tambah (value added), langka (rare),
pembenahan tertentu. Penentuan tingkat kesiapan sukar ditiru (hard to imitate) dan memiliki
dalam menerapkan konsep SCA dilakukan dengan kemampuan dalam manfaatnya (ability to exploit).
asumsi bahwa perusahaan atau usaha yang memiliki Pembinaan dan pengembangan SDM dapat dilakukan
kondisi persyaratan konsep SCA yang lebih baik akan dengan berbagai cara mulai dari pelatihan, workshop,
memiliki tingkat kesiapan yang lebih tinggi seminar kegiatan lainnya yang bertujuan untuk
dibandingkan usaha yang kondisinya lebih rendah. meningkatkan dan pengembangan skill, dan
Operasionalisasi dari asumsi ini kemudian dikaitkan pengalaman serta manajerial. Hal ini sesuai dengan
dengan pemberian penilaian pada kondisi yang ada yang diungkapkan oleh Valle (2008), perusahaan-
pada tabel 5. perusahaan yang mengadopsi strategi berdasarkan
Setelah ditetapkan kategori penilaian kondisi kualitas atau inovasi umumnya menginvestasikan
prasayarat konsep SCA dilakukan upaya pemberian lebih banyak dananya pada pelatihan agar
nilai dari tiap komponen kondisi prasyarat konsep mendapatkan performance yang lebih baik dari
SCA yang dihasilkan dari pembahasan sebelumnya. perusahaan sejenis.
Secara rinci hasil penilaian terhadap seluruh Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
komponen kondisi prasyarat konsep SCA adalah pada dalam menjalankan strategi perluasan pangsa pasar.
tabel 5. Pertama, kemungkinan terjadi anti trust, adanya
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa komponen kecenderungan pesaing akan menuduh perusahaan
pengenalan pesaing memperoleh nilai tertinggi yaitu melakukan praktek monopoli, misalnya dalam
4,34 sedangkan komponen lainnya mendapatkan nilai penyelengaraan angkutan haji yang Garuda dalam
baik (tinggi), kecuali komponen sinergi yang penyelenggaraan ibadah haji yang dikelola oleh
memperoleh kategori cukup baik (cukup tinggi). pemerintah menjadi satu-satunya local airlines
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa secara penyelenggara angkutan jemaah haji Indonesia pada
umum konsep SCA dapat di terapkan sebagai strategi setiap tahunnya dengan Saudi Air
pemasaran Garuda. Pembenahan
sebagai partner. mendesak untuk dibenahi. Selain itu, perlu dilakukan
Kedua, biaya ekonomis, biaya yang diperlukan pembenahan dan pengoptimalan terhadap penggunaan
untuk memperoleh tambahan pangsa pasar, misalnya strategi sinergi pasar, strategi pengembangan SDM
biaya yang besar untuk membuka rute luar negeri dan strategi perluasan pangsa pasar.
karena adanya kewajiban/persyaratan yang
memberatkan keuangan perusahaan, misalnya DAFTAR PUSTAKA
kewajiban mempekerjakan local staff dengan
peraturan perburuhan yang cenderung sulit
Armstrong ,J. Scott, dan Roderick J, Brodie. 1994. Effects of Port-
dilaksanakan oleh airline; biaya sewa tempat/kantor
folio Planning Methods on Decision Making: Experimental
yang mahal; mengurus perizinan yang berbiaya
Results. International Journal of Research in Marketing.
tinggi; keharusan untuk melakukan kerjasama
North-Holland
operasional dengan flag airlines atau local airline
Darmawan, Dwi Putra, dan Ida Bagus, Widia. Strategi PT Nanda
setempat; adanya kemungkinan perusahaan yang
Bangun Nusa untuk Mempertahankan Posisinya sebagai
mengambil strategi bauran pemasaran yang keliru
Market Leader dalam Agribisnis Pertamanan pada Hotel
dalam upayanya memperoleh pangsa pasar yang lebih
Berbintang Lima di Bali. www.ejournal.unud.ac.id.
tinggi, misalnya strategi untuk terjun secara penuh
David, Fred. R. 2004. Strategic Management. Sixth Edition. New
menjadi sebuah maskapai berbiaya rendah (low
Jersey. Prentice Hall.
cost carrier) yang mayoritas dilakukan maskapai
Day, George S. 1998. Strategic Marketing Planning: The Pursuit
penerbangan di Indonesia. Pangsa pasar jenis jasa
of Competitive Advantage. St. Paul, MN: West Publishing
penerbangan rute internasional yang beberapa tahun
Company.
lalu pernah menjadi tulang punggung Garuda.
Del Valle, Ignacio Danvila, dan Miguel Angel Sastre Castillo. 2008.
Namun, sejak terjadinya isu terorisme dengan
Human Capital and Sustainable Competitive Advantage: an
puncaknya pada ledakan Bom Bali I dan wabah
Analysis of the Relationship between Training and
SARS di Asia, pangsa pasar rute internasional
Performance. Springer Science + Business Media. 22 April.
menurun. Membaiknya perekonomian global
Fahy, John. 2002. A Resource-Based Analysis of Sustainable
serta berkurangnya tren ancaman terorisme dan
Competitive Advantage in a Global Environment.
wabah SARS belakangan ini, Garuda berusaha untuk
International Business Review Vol. 11.
kembali mengoptimalkan rute penerbangan
internasional dengan tetap memperhatikan faktor- Matthews, Judy.2005. Competitive Advantage in Public-Sector Or-
faktor seperti keuangan, ketersediaan prasarana, ganizations: Explaining the Public Good / Sustainable Competi-
ketersediaan pesawat, potensi dan tingkat isian tive Advantage Paradox. Journal of Business Research Vol. 58.
penumpang, dan budaya, ekonomi Natalisa, Diah. 1995. Pemahaman Terhadap Segementasi Pelang-
gan: Suatu Usaha untuk Meningkatkan Efektivitas Pemasaran Jasa
dan politik.
Penerbangan. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol.
3 No.5 (Juni).
KESIMPULAN
Nurhasanah, Nunung. 2006. Perumusan Strategi Pemasaran
Melalui Penentuan Prioritas Trapezoidal Fuzzy Number, Studi
Berdasarkan hasil analisis matriks BCG, posisi
Kasus Industri Minuman Tradisional. Jurnal Teknik Industri.
bersaing Garuda berada pada posisi “star” yang
Vol. 8, No. 2, (Desember).
berarti bahwa Garuda memiliki pertumbuhan long-
Pitelis, Christos N. The Sustainable Competitive Advantage and
run opportunities, yaitu Garuda akan memiliki pangsa
Catching-up of Nations: FDI, Clusters and the Liability
pasar yang relatif tinggi dalam pertumbuhan pasar
(Asset) of Smallness. Management International Review.
industri transpotasi udara yang relatif tinggi. Prasyarat
konsep SCA sebagai strategi pemasaran Garuda Porter, Michael.E. 1993. Keunggulan Bersaing. Alih Bahasa Agus
umumnya memiliki nilai baik (tinggi), kecuali pada Dharma, Agus Maulana. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
konsep pengenalan pesaing mempunyai nilai yang
sangat baik (sangat tinggi) dan untuk komponen
sinergi
memiliki nilai cukup baik (cukup tinggi). . 1998. Strategi Bersaing Alih Bahasa Sigit Suryanto. Jakarta:
Konsep SCA dapat diterapkan sebagai strategi Karisma Publishing Group.
pemasaran Garuda dengan melakukan pembenahan Sitepu, Masliana Bangun. 2005. Mengatasi Berbagai Tantangan
terhadap beberapa komponen prasyarat SCA, seperti dalam Era Globalisasi melalui Peningkatan Perilaku Kewira-
sinergi pasar sebagai prioritas utama untuk dibenahi swastaan. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis &
dan komponen pengenalan pesaing mendapatkan Birokrasi, Vol.13, No.1 (Januari).
prioritas

Potrebbero piacerti anche