Sei sulla pagina 1di 10

Proceedings:

Implementasi IPTEK dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional


Tempat: Gedung Pascasarjana, Politeknik Negeri Jember
Tanggal: 22-24 November 2018

Publisher:
AGROPROSS Agropross, National Conference Proceedings of Agriculture
National Conference Website. https://jpp.polije.ac.id/conference/index.php/agropross/2018
Proceedings of Agriculture DOI: 10.25047/agropross.2018.64

Pengaruh Cara Penyimpanan Terhadap Viabilitas Benih Kakao


(Theobroma cacao L.) Klon Sulawesi 01

Author(s): Hanun Elfridah Debtisari(1); Dyah Nuning Erawati*(1); Sugiyarto(1)


(1)
Politeknik Negeri Jember, Indonesia
* Corresponding author: erawati_dn@yahoo.com

ABSTRACT Keyword:
Cocoa is an important plantation for Indonesian agriculture. The use of superior quality planting
materials that are able to maintain cocoa production, one of which is the Sulawesi clone 01. Cocoa Cocoa Seeds;
seeds are recalcitrant seeds that do not have a dormancy period. Viability of cocoa seeds depends How to store;
on the moisture content of the seeds after storage, to maintain seed viability during storage, namely
by storing using moisture-proof containers such as plastic bags and paper straw. This activity was Sulawesi 01
carried out to learn how to store the viability of Sulawesi clones 01 cocoa seeds using water- Clone;
resistant media. The analytical method used is a completely randomized design (CRD) of one factor Viability;
with 4 approvals and 5 replications and further approval with the BNT test. The treatment is P1
(Without packaging media), P2 (Packed in polypropylene plastic perforated), P3 (Packed in
polypropylene plastic not perforated), and P4 (Packed in paper straw). The results of the Activity
indicate that the method of storing gives a real effect on the germination power parameters, the
growth rate, the growth of simultaneity, the growth potential and the abnormal seeds. P2 and P3
treatment showed a high average of all parameters, namely germination power of 74% - 87%,
speed of growth of 7.9% - 9.9% per etmal, simultaneous growth of seeds 55% - 56%, and potential
growth of 80% - 89% stored for 7 days.

Kata Kunci: ABSTRAK

Benih Kakao; Kakao merupakan tanaman perkebunan yang berperan penting terhadap perekonomian Indonesia.
Penggunaan bahan tanam yang berkualitas unggul mampu mempertahankan produksi kakao, salah
Cara
satunya yaitu klon Sulawesi 01. Benih kakao merupakan benih rekalsitran yang tidak mempunyai
Penyimpanan;
masa dormansi. Viabilitas benih kakao tergantung pada kadar air benih setelah penyimpanan, untuk
Klon Sulawesi mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan yaitu dengan cara penyimpanan
01; menggunakan wadah kedap uap air seperti kantong plastic dan kertas merang. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh cara penyimpanan terhadap viabilitas benih kakao klon
Viabilitas; Sulawesi 01 menggunakan media kedap uap air. Metode analisis yang digunakan yaitu Rancangan
Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan dan diuji lanjut dengan uji
BNT. Perlakuan tersebut yaitu P1 (Tanpa media pengemasan), P2 (Dikemas dalam plastic
polypropilen dilubangi), P3 (Dikemas dalam plastic polypropilen tidak dilubangi), dan P4
(Dikemas dalam kertas merang). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa cara penyimpanan
memberikan pengaruh sangat nyata terhadap parameter daya berkecambah, kecepatan tumbuh,
keserempakan tumbuh, potensi tumbuh dan benih abnormal. Perlakuan P2 dan P3 menunjukkan
rerata yang tinggi dari semua parameter yaitu daya berkecambah sebesar 74% - 87%, kecepatan
tumbuh 7,9% - 9,9% per etmal, keserempakan tumbuh benih 55% - 56%, dan potensi tumbuh
sebesar 80% - 89% yang disimpan selama 7 hari.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 39


Author(s): Hanun Elfridah Debtisari; Dyah Nuning Erawati; Sugiyarto _____________________________

PENDAHULUAN dan mutu bagus biasanya hanya tersedia di


Kakao merupakan tanaman perkebunan besar. Sedangkan letak
perkebunan yang mempunyai peranan perkebunan besar yang jauh dengan
penting terhadap perekonomian Indonesia. perkebunan rakyat membutuhkan waktu
Produksi kakao di Indonesia paling banyak relatif lama selama pengiriman.Hal
dihasilkan dari perkebunan rakyat yaitu itudapat menyebabkan viabilitas benih atau
sekitar 87% dengan total produksi mutu benih menurun, terutama mutu
mencapai 661.243 ton (Direktorat Jendral fisiologis benih. Oleh sebab itu,
Perkebunan, 2015). Untuk dibutuhkan penanganan yang tepat dalam
mempertahankan produksi kakao, maka penyimpanan selama pengiriman benih ke
bahan tanam yang digunakan harus tempat tujuan agar benih tidak mudah
berkualitas unggul. Salah satu yang biasa berkecambah saat pengiriman. Adapun
digunakan adalah bahan tanam dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
klon unggulan, yaitu klon Sulawesi 01. perkecambahan, yaitu faktor internal dan
Sulawesi 01 mempunyai keunggulan faktor eksternal. Faktor internal meliputi
produktivitas hasil yang tinggi dan tahan tingkat kemasakan benih, ukuran benih,
terhadap penyakit Vascular Streak Dieback penghambat perkecambahan dan dormasi
(Pusat Penelitian Kopi dan Kakao benih. Sedangkan faktor eksternal meliputi
Indonesia, 2015). air, suhu, oksigen, cahaya dan medium.
Keberhasilan dan peningkatan Sukma (2005) dalam Hayati dkk.,
produksi tanaman kakao dipengaruhi oleh (2011), mengemukakan bahwa cara
beberapa faktor. Salah satu faktor yang penyimpanan menentukan viabilitas benih
dapat meningkatkan keberhasilan produksi kakao. Cara penyimpanan dengan
kakao yaitu dengan penggunaan benih dan menggunakan wadah kedap uap air dapat
bibit unggul yang mampu tumbuh optimal mencegah terjadinya penguapan
di lapang. Tanaman kakao dapat tumbuh kandungan air yang berlebih pada benih
optimal di lapang apabila viabilitas benih selama penyimpanan. Benih yang
dan vigor kecambah tetap terjaga, baik disimpan dalam wadah kedap uap air
pada saat penyimpanan maupun pada fase mampu mempertahankan daya tumbuh dan
perkecambahan (Hayati dkk., 2011). Benih vigor benih, serta dapat juga mencegah
kakao merupakan benih yang tergolong hama dan penyakit yang akan menyerang
dalam benih rekalsitran, tidak mempunyai benih dalam penyimpanan. Viabilitas benih
masa dormansi (mudah berkecambah) dan kakao tergantung pada kadar air benih
sangat peka terhadap suhu dan kelembaban setelah penyimpanan,apabila kadar air
rendah serta peka terhadap kekeringan di benihtinggi maka viabilitas benih juga
bawah kadar air kritis. Kadar air benih tinggi. Sedangkan menurut Hasanah
yang mencapai di bawah kadar air kritis (2002) dalam Hayati dkk., (2011), benih
(12% - 31%) akan menurunkan viabilitas yang dikemas dengan plastik berlubang
benih kakao (Esrita, 2009). Viabilitas benih yang dilengkapi dengan bahan yang
dan vigor kecambah kakao dapat lembab dapat memperpanjang daya simpan
dipertahankan dengan cara benih disimpan benih.
pada media simpan yang lembab. Media Hasil penelitian Hayati dkk., (2011),
simpan sendiri berperan sebagai menunjukkan bahwa cara penyimpanan
penyangga selama penyimpanan untuk berpengaruh sangat nyata terhadap daya
menyerap air apabila benih kelebihan air berkecambah, kecepatan tumbuh, potensi
dan menyediakan air apabila benih tumbuh, dan vigor kecambah kakao. Dari
kekurangan air (Rahardjo, 2012). berbagai cara penyimpanan yang
Benih kakao yang memiliki kualitas dicobakan, nilai potensi tumbuh, vigor

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 40


Author(s): Hanun Elfridah Debtisari; Dyah Nuning Erawati; Sugiyarto _____________________________

kecambah, daya berkecambah dan Penelitian ini menggunakan


kecepatan tumbuh terbaik dijumpai pada Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor
perlakuan kertas merang dibandingkan tunggal dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan.
dengan perlakuan plastik polypropilen Perlakuan cara penyimpanan meliputi:
tidak dilubangi dan perlakuan plastik 1. P1 = Tanpa media pengemasan
polypropilen dilubangi. Sedangkan hasil 2. P2 = Dikemas dalam plastik
penelitian Nurahmi dkk.,. (2010), polypropilen dilubangi
menunjukkan bahwa media pengemasan 3. P3 = Dikemas dalam plastik
memberikan pengaruh sangat nyata polypropilentidakdilubangi
terhadap vigor kecambah dan berpengaruh 4. P4 = Dikemas dalam kertas merang
nyata terhadap keserempakan tumbuh serta Data dianalisis dengan uji F. Jika uji
potensi tumbuh benih setelah disimpan F menunjukkan pengaruh yang nyata,
selama 15 hari. Viabilitas benih dan vigor maka analisis dilanjutkan dengan uji BNT.
kecambah tertinggi dijumpai pada
perlakuan menggunakan media Parameter Pengamatan
pengemasan plastik polypropilan yang Parameter yang akan diamati dalam
dilubangi. kegiatan ini sebagai berikut:
Kegiatan ini bertujuan untuk 1. Daya Berkecambah Benih (DB)
mengetahui pengaruh cara penyimpanan Daya berkecambah dihitung
terhadap viabilitas benih kakao klon berdasarkan jumlah benih yang
Sulawesi 01 dengan menggunakan media berkecambah normal yaitu kotiledon
kedap uap air yaitu kantong plastik dan terangkat.
kertas merang
∑ 𝐾𝑁 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐼 + ∑ 𝐾𝑁 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐼𝐼
𝑥 100%
BAHAN DAN METODE 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑚𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛
Penelitian ini dilaksanakan di Keterangan:
Laboratorium Pusat Penelitian Kopi dan DB = Daya berkecambah
Kakao Jember dan Green House Politeknik ∑ KN Pengamatan I = Jumlah kecambah
Negeri Jember. normal pada hari
Alat yang digunakan adalah cangkul, ke-7
ayakan, hand sprayer, ATK, kamera, ∑ KN Pengamatan II = Jumlah kecambah
timbangan analitik, oven sterilisasi, normal pada hari
pembolong kertas (plong). Dan bahan yang ke-14
digunakan adalah benih kakao klon
Sulawesi 01, kotak kardus, wadah 2. Kecepatan TumbuhBenih (KCT)
pengemas kantong plastik PP (tidak Nilai kecepatan tumbuh benih kakao
dilubangi dan dilubangi), wadah pengemas dihitung berdasarkan pengamatan jumlah
kertas merang, sekam padi steril, karung benih yang berkecambah normal setiap
goni, pasir steril, bak plastik, air dan harinya sampai hari pengamatan terakhir
aquadest steril, kertas label, fungisida dan hari ke 14 dan dinyatakan dalam persen per
bakterisida serta bak plastik persemain 30 etmal. Kecepatan tumbuh dapat dihitung
x 25 cm. dengan menggunakan rumus:
% KN
Tahapan dari penelitian ini yaitu KCT = Hari pengamatan
sterilisasi sekam padi, perendaman
Keterangan:
fungisida, penyimpanan benih kakao,
KCT = Kecepatan tumbuh atau kecepatan
persiapan media perkecambahan,
berkecambah
persemaian benih kakao dan terakhir
% KN = Persentase kecambah normal
pemeliharaan.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 41


Author(s): Hanun Elfridah Debtisari; Dyah Nuning Erawati; Sugiyarto _____________________________

3. Keserempakan Tumbuh Benih (KST) Tabel 1. Rerata Daya Berkecambah pada


Keserempakan tumbuh benih Cara Penyimpanan Terhadap
diperoleh berdasarkan penampilan Viabilitas Benih Kakao Klon
kecambah normal kuat pada hari diantara Sulawesi 01
pengamatan I dan pengamatan II yaitu hari Rerata Daya
ke-11. Kriteria kecambah normal kuat Perlakuan Berkecambah
yaitu akar panjang, daun tegak, epikotil (%)
batang tumbuh baik dengan kuncup ujung P1 (Tanpa Media
utuh. Rumus yang digunakan adalah 9b
Pengemasan)
sebagai berikut: P2 (Dikemas plastik
polypropilen 74 a
∑ 𝐾𝑁𝐾 dilubangi)
𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑚𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 P3 (Dikemas plastik
Keterangan: polypropilen tidak 87 a
KST = Keserempakaan tumbuh dilubangi)
∑ 𝐾𝑁𝐾 = Jumlah kecambah normal kuat P4 (Dikemas Kertas
9b
Merang)
4. Benih Abnormal (%) Keterangan :
Benih abnormal dihitung Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
berdasarkan pengamatan jumlah benih menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 1%
yang berkecambah tidak normal.
Pengamatan dilakukan pada hari ke- Hasil uji lanjut BNT 1%
14setelah persemaian, dengan rumus: menunjukkan bahwa perlakuan plastik
∑ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 polypropilen tidak dilubangi (P3) berbeda
𝑥 100% tidak nyata dengan perlakuan plastik
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑚𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛
polypropilen dilubangi (P2), namun
5. Potensi Tumbuh Benih (PT) berbeda nyata pengaruhnya pada perlakuan
Potensi tumbuh dihitung berdasarkan kertas merang (P4) dan tanpa media
jumlah benih yang menunjukkan gejala pengemasan (P1).
tumbuh pada pengamatan hari ke 28 dan Daya berkecambah yang baik
dinyatakan dalam persen. Potensi tumbuh dijumpai pada perlakuan media
(PT) ditandai dengan munculnya akar atau pengemasan plastik polypropilen tidak
plumula yang menembus kulit benih dan dilubangi (P3) sebesar 87% yang tidak
dihitung dengan rumus: berbeda dengan perlakuan media
pengemasan plastik polypropilen dilubangi
∑ benih dengan gejala tumbuh (P2) sebesar 74%. Hal ini diduga karena
PT= x 100%
∑ benih yang disemaikan plastik mempunyai sifat yang impermeabel
terhadap uap air sehingga mampu
HASIL DAN PEMBAHASAN mengisolasi benih dari pengaruh
Daya Berkecambah Benih kelembaban media simpannya (Nurahmi
Daya berkecambah merupakan salah dkk., 2010) dan juga pada saat aplikasi,
satu variabel yang digunakan untuk teknis penyimpanan kedua plastik sama-
menguji viabilitas suatu benih setelah sama rapat tidak ada perbedaan
benih disimpan. Benih berkualitas baik penyimpanan sehingga dapat dikatakan
merupakan benih yang memiliki daya pegaruh cara penyimpanan media
berkecambah diatas 80% (Rahardjo dan pengemasan plastik baik dilubangi atau
Hartatri, 2010). Hasil rerata daya tidak dilubangi memberikan pengaruh
berkecambah dapat dilihat pada tabel 1. yang tidak berbeda satu sama lain. Menurut

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 42


Author(s): Hanun Elfridah Debtisari; Dyah Nuning Erawati; Sugiyarto _____________________________

Sukma (2005) dalam Hayati dkk., (2011), Tabel 2. Rerata Kecepatan Tumbuh pada
menyatakan bahwa benih yang disimpan Cara Penyimpanan Terhadap
dalam wadah kedap air mampu Viabilitas Benih Kakao Klon
mempertahankan daya tumbuh dan vigor Sulawesi 01
benih, serta dapat juga mencegah hama dan Rerata
penyakit yang akan menyerang benih Kecepatan
dalam penyimpanan. Benih yang dikemas Perlakuan
Tumbuh (%)
menggunakan kantong plastikdapat per etmal
mempertahankan kadar air benih lebih P1 (Tanpa Media
stabil sehingga setelah benih disimpan 0,57 b
Pengemasan)
selama 7 hari, benih masih dapat P2 (Dikemas plastik
berkecambah dengan baik karena vigor dan polypropilen 7,94 a
viabilitas benih masih terjaga. dilubangi)
Hasil rerata daya berkecambah pada P3 (Dikemas plastik
perlakuan plastik polypropilentidak polypropilen tidak 9,93 a
dilubangi (P3) dan plastik polypropilen dilubangi)
dilubangi (P2) tersebut menunjukkan P4 (Dikemas Kertas
bahwa daya berkecambah setelah benih 0,70 b
Merang)
disimpan selama 7 hari masih memiliki Keterangan :
viabilitas benih yang baik. Viabilitas benih Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
baik diduga karena pada saat penyimpanan menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 1%
kadar air benih masih tetap terjaga.Esrita
(2009) dalam Tambunsaribu dkk., (2017), Kecepatan tumbuh terendah dari
menyatakan bahwa kadar air yang turun hasil rerata dijumpai pada perlakuan P4
sampai di bawah kadar air kritis (12% - yaitu media pengemasan kertas merang
31%) menyebabkan viabilitas benih kakao sebesar 0,70% per etmaldan perlakuan P1
menurun dengan cepat bahkan dapat tanpa media pengemasan sebesar 0,57%
menyebabkan benih mati. per etmal. Hal ini diduga karena kadar air
benih turun yang menyebabkan viabilitas
Kecepatan Tumbuh Benih dan vigor benih menurun, sehingga
Kecepatan tumbuh benih merupakan pertumbuhan benih lambat karena
proses pertumbuhan optimum suatu benih terganggunya proses metabolisme di dalam
yang dilihat dari banyaknya benih yang benih. Tinggi rendahnya kecepatan tumbuh
berkecambah dari keseluruhan benih yang berhubungan dengan tinggi rendahnya
disemaikan. Kecepatan tumbuh kecambah daya berkecambah. Apabila daya
diukur dengan menghitung jumlah berkecambah rendah maka kecepatan
kecambah yang tumbuh setiap harinya atau tumbuh juga rendah dan sebaliknya, hal ini
etmal pada periode perkecambahan dalam disebabkan kadar air dalam benih rendah.
kondisi optimal. Berikut hasil rerata Cepat lambatnya benih tumbuh
kecepatan tumbuh benih dapat dilihat pada berkecambah dipengaruhi oleh kadar air
tabel 2. setelah penyimpanan (Rahayu dkk., 2014).
Hasil dari Tabel 2 menunjukkan Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan
perlakuan plastik berbeda tidak nyata, baik bahwa rerata kecepatan tumbuh yang baik
pada plastik polypropilen tidak dilubangi dijumpai pada perlakuan plastik
(P3) dan plastik polypropilen dilubangi polypropilen tidak dilubangi (P3) sebesar
(P2). Namun menunjukkan hasil berbeda 9,93% per etmaldan plastik polypropilen
nyata dengan perlakuan kertas merang (P4) dilubangi (P2) sebesar 7,94% per etmal.
dan tanpa media pengemasan (P1). Hal ini diduga karena kadar air dan

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 43


Author(s): Hanun Elfridah Debtisari; Dyah Nuning Erawati; Sugiyarto _____________________________

cadangan makanan dalam benih setelah pengemasan kertas merang (P4) dan
penyimpanan cukup untuk proses perlakuan tanpa media pengemasan (P1).
pertumbuhan benih, dan juga parameter
daya berkecambah yang baik dijumpai Tabel 3. Rerata Keserempakan Tumbuh
pada perlakuan media pengemasan plastik. pada Cara Penyimpanan Terhadap
Tinggi rendahnya kecepatan tumbuh benih Viabilitas Benih Kakao Klon
berhubungan dengan tinggi rendahnya Sulawesi 01
daya berkecambah suatu benih (Rahayu Rerata
dkk., 2014). Perlakuan Keserempakan
Benih akan tumbuh optimal apabila Tumbuh (%)
dalam masa penyimpanan benih tidak P1 (Tanpa Media
kehilangan banyak kadar air dan cadangan 3b
Pengemasan)
makanan serta dapat menekan perombakan P2 (Dikemas plastik
akibat proses respirasi sehingga pada saat polypropilen 55 a
dikecambahkan benih masih memiliki dilubangi)
energi yang besar untuk cepat muncul P3 (Dikemas plastik
(Syaiful dkk., 2007). Lodong dkk., (2015) polypropilen tidak 56 a
menyatakan bahwa viabilitas benih dilubangi)
dipengaruhi oleh kadar air yang masih P4 (Dikemas Kertas
tersimpan dalam benih kakao baik pada 0b
Merang)
benih yang diberi perlakuan penyimpanan Keterangan:
maupun tidak, kadar air yang terdapat Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
dalam benih mampu mempertahankan menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 1%
struktur sel tetap baik untuk proses
perkecambahan setelah benih disimpan. Hasil rerata tertinggi dijumpai pada
Kadar air yang terjaga selama proses perlakuan media pengemasan polypropilen
penyimpanan mampu menekan terjadinya tidak dilubangi (P3) sebesar 56% serta
gangguan metabolisme sehingga dapat plastik polypropilen dilubangi (P2) sebesar
meningkatkan kecepatan tumbuh 55%. Hal ini diduga karena kadar air dan
kecambah dan menekan kemuduran benih viabilitas benih masih terjaga selama
(Syaiful dkk., 2007). penyimpanan dan juga struktur benih
masih lengkap serta cadangan makanan
Keserempakan Tumbuh Benih pada benih setelah penyimpanan juga
Keserempakan tumbuh benih masih banyak sehingga benih mampu
merupakan kemampuan suatu benih untuk untuk tumbuh serempak. Berdasarkan tabel
berkecambah serempak atau seragam. diatas menujukkan bahwa keserempakan
Untuk mengetahui keserempakan tumbuh tumbuh benih termasuk dalam kategori
benih dapat dilakukan dengan pengamatan baik. Menurut Sadjad (1993) dalam
secara langsung. Hasil pengamatan diuji Lesilolo (2012), benih dikatakan
analisis dapat dilihat pada tabel 3. mempunyai keserempakan tumbuh yang
Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan baik berkisar antara 40% - 70%.
bahwa perlakuan menggunakan media Sedangkan keserempakan tumbuh benih
pengemasan plastik polypropilen tidak terendah dijumpai pada perlakuan kertas
dilubangi (P3) dan plastik polypropilen merang (P4) sebesar 3% dan perlakuan
dilubangi (P2) menunjukkan pengaruh tanpa media pengemasan (P1) sebesar 0%.
berbeda tidak nyata satu sama lain, namun Hal ini diduga karena pada perlakuan P4
memberikan pengaruh yang berbeda nyata kertas merang dan P1 tanpa media
dengan perlakuan menggunakan media pengemasan kadar air, viabilitas dan vigor

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 44


Author(s): Hanun Elfridah Debtisari; Dyah Nuning Erawati; Sugiyarto _____________________________

benih menurun setelah benih disimpan dan perlakuan tanpa media pengemasan
sehingga prosesmetabolisme benih (P1) hanya sekitar 9% dan 91% benih tidak
terganggu untuk proses perkecambahan berkecambahsehingga tidak dijumpai
dan benih mengalami pertumbuhan yang adanya kecambah yang abnormal karena
lambat dibandingkan dengan benih benih yang berkecambah termasuk benih
lainnya. normal tetapi dalam kategori sangat rendah
Benih dapat tumbuh serempak dan juga banyak benih yang tidak
apabilavigor benih setelah penyimpanan berkecambah yaitu 91%.
masih baik sehingga benih mampu untuk
beradaptasi dengan keadaan lingkungan Tabel 4. Rerata Benih Abnormal Cara
setelah benih disimpan dalam suhu Penyimpanan Terhadap Viabilitas
ruangan. Benih yang memiliki vigor baik Benih Kakao Klon Sulawesi 01
atau tinggi mampu berkecambah secara Rerata
serempak, sedangkan benih yang tidak Benih
mampu berkecambah secara serempak Perlakuan
Abnormal
diakibatkan karena sifat genetik benih yang (%)
tidak sama atau benih yang memiliki vigor P1 (Tanpa Media
rendah. Keserempakan tumbuh dan 0b
Pengemasan)
kecepatan tumbuh benih yang tinggi P2 (Dikemas plastik
memiliki tingkat vigor yang tinggi (Sadjad 14 a
polypropilen dilubangi)
dkk, 1999 dalam Lesilolo, 2012). P3 (Dikemas plastik
polypropilen tidak 13 a
Benih Abnormal dilubangi)
Benih abnormal merupakan benih P4 (Dikemas Kertas
yang mampu berkecambah namun tidak 0b
Merang)
memperlihatkan potensi untuk Keterangan:
berkembang menjadi kecambah normal. Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
Benih dikatakan tumbuh abnormal apabila menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%
struktur penting untuk proses
perkecambahan hilang atau rusak, Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan
pertumbuhan kecambah lemah karena bahwa perlakuan plastik polypropilen
struktur kecambah cacat atau tidak dilubangi (P2) memberikan hasil berbeda
proporsional, dan kecambah dengan tidak nyata dengan perlakuan plastik
pertumbuhan lambat sampai batas akhir polypropilen tidak dilubangi (P3), tetapi
pengujian. Jika dibandingkan dengan memberikan hasil berbeda nyata dengan
kecambah benih normal pertumbuhan perlakuan media pengemasan kertas
benih abnormal ukurannya lebih kecil dari merang (P4) dan tanpa media pengemasan
pertumbuhan kecambah normal. Hasil (P1). Hal ini diduga, hasil rerata daya
pengamatan setelah diuji dapat dilihat pada berkecambah dan kecepatan tumbuh benih
tabel 4. pada perlakuan polypropilen dilubangi
Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan (P2) dan perlakuan polypropilen tidak
bahwa rerata benih abnormal pada dilubangi (P3) lebih tinggi daripada
perlakuan kertas merang (P4) dan perlakuan kertas merang (P4) dan
perlakuan tanpa media pengemasan (P1) perlakuan tanpa media pengemasan (P1)
yaitu 0%. Rerata 0% menunjukkan bahwa yaitu 74% - 87% untuk rerata daya
tidak ada benih yang abnormal diduga berkecambah dan 7,9% - 9,9% per
karena kemampuan daya berkecambah etmaluntuk rerata kecepatan tumbuh
benih pada perlakuan kertas merang (P4) benihpada perlakuan polypropilen

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 45


Author(s): Hanun Elfridah Debtisari; Dyah Nuning Erawati; Sugiyarto _____________________________

dilubangi (P2) dan perlakuan polypropilen dan struktur akar yang lengkap, memiliki
tidak dilubangi (P3). Hal ini berpengaruh batang tegak berwarna hijau dan tumbuh
terhadap benih yang tumbuh abnormal. kuat, daun tumbuh segar, serta tidak
Pada perlakuan polypropilen dilubangi terserang hama dan penyakit.
(P2) dan perlakuan polypropilen tidak
dilubangi (P3) benih yang tumbuh Tabel 5. Rerata Potensi Tumbuh pada Cara
abnormal hanya sekitar 13%-14%. Diduga Penyimpanan Terhadap Viabilitas
karena perlakuan plastik mampu Benih Kakao Klon Sulawesi 01
mempertahankan viabilitas benih sehingga Rerata
benih tumbuh normal dan hanya sekitar Perlakuan Potensi
13%-14% saja benih yang tumbuh Tumbuh (%)
abnormal. Benih yang tumbuh abnormal P1 (Tanpa Media
tersebut, diduga karena salah satu struktur 7b
Pengemasan)
penting yang berada di dalam benih hilang P2 (Dikemas plastik
atau rusak sehingga proses perkecambahan polypropilen 89 a
dan pertumbuhan benih lambat. dilubangi)
P3 (Dikemas plastik
Potensi Tumbuh Benih polypropilen tidak 80 a
Potensi tumbuh benih merupakan dilubangi)
benih kuat yang menunjukkan gejala P4 (Dikemas Kertas
tumbuh untuk proses pertumbuhan 37 b
Merang)
selanjutnya denganditandai munculnya Keterangan:
akar atau plumula yang menembus kulit Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
benih. Hasil pengamatan potensi tumbuh menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 1%
dapat dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan Tabel 5. menunjukkan Berdasar dari berbagai cara
bahwa perlakuan plastik polypropilen penyimpanan yang diujikan, potensi
dilubangi (P2) dan plastik polypropilen tumbuh benih yang menunjukkan hasil
tidak dilubangi (P3) memberikan hasil rerata tinggi dijumpai pada perlakuan
yang berbeda tidak nyata, namun plastik polypropilen dilubangi (P2) sebesar
menunjukkan hasil yang berbeda nyata 89%, namun tidak berbeda hasilnya
dengan perlakuan kertas merang (P4) dan dengan perlakuan plastik polypropilen
perlakuan tanpa media pengemasan (P1). tidak dilubangi (P3) sebesar 80%. Diduga
Rerata tertingi dijumpai pada karena benih yang disimpan pada media
perlakuanplastik polypropilen dilubangi kemasan plastik polypropilenmempunyai
(P2) sebesar 89% dan plastik polypropilen viabilitas dan vigor benih yang masih baik
tidak dilubangi (P3) sebesar 80%. Hal ini untuk proses benih berkembang
diduga viabilitas dan vigor benih masih selanjutnya. Rahardjo (1982) dalam
baik setelah penyimpanan sehingga Nurahmi dkk., (2010), menyatakan bahwa
metabolisme benih untuk tumbuh dan selama penyimpanan aerasi berpengaruh
berkembang lebih lanjut tidak terganggu. terhadap daya hidup benih kakao, benih
Benih dikatakan memiliki potensi tumbuh disimpan dalam kemasan plastik yang
yang baik, apabila benih menunjukkan tidak terlalu rapat (berlubang) mempunyai
kemampuan untuk berkembang menjadi aerasi yang mampu mempertahankan daya
bibit normal pada saat benih sudah berada hidup benih untuk berkembang selanjutnya
di polibag (bibit). Ciri-ciri benih yang lebih tinggi daripada benih yang disimpan
memiliki potensi tumbuh baik menjadi dalam kemasan plastik yang tertutup rapat.
bibit normal yaitu memiliki akar tunggang

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 46


Author(s): Hanun Elfridah Debtisari; Dyah Nuning Erawati; Sugiyarto _____________________________

Rerata potensi tumbuh terendah Lodong. O., Y. Tambing dan Andrianton.


dijumpai pada perlakuan kertas merang 2015. Peranan Kemasan dan Media
(P4) sebesar 37% dan perlakuan tanpa Simpan Terhadap Ketahanan
media pengemasan (P1) sebesar 7%. Hal Viabilitas dan Vigor Benih Nangka
ini diduga karena kelembaban yang ada di (Artocarpus heterophyllus Lamk)
dalam penyimpanan mengalami penurunan Kultivar Tulp-5 Selama
atau rendah dan suhu naik sehingga Penyimpanan. Agrotekbis. 3(3): 303-
menyebabkan kadar air, viabilitas dan 3015.
vigor benih menurun yang dapat
mengakibatkan potensi tumbuh benih Nurahmi, E., Sabaruddin I., Erlina, N.
rendah. Viabilitas benih menurun dapat 2010. Pengaruh Fungisida Benlate
dilihat dari gejala fisiologis benih yaitu dan Media Pengepakandalam
proses perkecambahan atau potensi untuk Kondisi Kelembapan Tinggi
tumbuh berkembang selanjutnya lambat Teerhadap Vigor dan Viabilitas
atau tertunda (Sadjad, 1994 dalam Hayati Benih Kakao Setelah Penyimpanan.
dkk., 2011). Jurnal Floratek 5: 140 – 151

KESIMPULAN Purbojati, L., dan Suwarno, F., C. 2006.


Viabilitas benih kakao klon Sulawesi Studi Alternatif Substrat Kertas
01 dapat dipertahankan dengan cara untuk Pengujian Viabilitas Benih
penyimpanan menggunakan media dengan Metode Uji Diatas Kertas.
pengemasan plastik polypropelen baik Buletin Agron. (34) (1) 55 – 61.
dilubangi maupun tidak dilubangi dengan
rerata daya berkecambah 74% - 87%, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
kecepatan tumbuh 7,4% - 9,9% per etmal, Indonesia. 2004. Panduan Lengkap
keserempakan tumbuh 55% - 56%, dan Budidaya Kakao. Jakarta:
potensi tumbuh benih 80% - 89% yang Agromedia Pustaka.
disimpan selama 7 hari.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. 2015. Pedoman Teknis
Direktorat Jendral Perkebunan. 2015. Budidaya Tanaman Kakao
Statistik Perkebunan Indonesia (Theobroma cacao L.). Jember:
2014-2016. Pusat Penelitian Kopi danKakao
http://ditjenbun.pertanian.go.id. Indonesia.

Esrita. 2009. Studi Anatomi Embrio Benih Rahardjo, P., dan Hartatri, D., F., S. 2010.
Kakao pada Beberapa Kadar Air Penggunaan Acrylic Acid Sodium
Benihdan Tingkat Pengeringan. Acrylate Polymer dalam Upaya
Jurnal Agronomi. 13 (1): 1-5. Mempertahankan Viabilitas Benih
Kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal
Hayati, R., Z. A. Pian, dan Syahril. 2011. Pelita Perkebunan. 26(2), 83-93.
Pengaruh Tingkat Kemasakan Buah
dan Cara Penyimpanan Terhadap Rahardjo, P. 2012. Pengaruh Pemberian
Viabilitas dn Vigor Benih Kakao Abu Sekam Padi sebagai Bahan
(Theobroma cacao L.). Jurnal Desikan pada Penyimpanan Benih
Floratek 6: 114 – 123. Terhadap Daya Tumbuhdan
Pertumbuhan Bibit Kakao. Jurnal
Pelita Perkebunan. 28(2), 91-99.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 47


Author(s): Hanun Elfridah Debtisari; Dyah Nuning Erawati; Sugiyarto _____________________________

Rahayu, A., T. Hardiyati, dan P. Hidayat.


2014. Pengaruh Polyethylene Glycol
6000 dan LamaPenyimpanan
Terhadap Mutu Benih Kakao
(Theobroma cacao L.). Jurnal Pelita
Perkebunan. 30(1): 15-24

Syaiful, S. A, M. A. Ishak dan Jusriana.


2007. Viabilitas Benih Kakao Pada
Berbagai Tingkat Kadar Air benih.
Jurnal Agrivigor. 6(3): 243-251.

Tambunsari, D.W., S. Anwar, dan D.R.


Lukiwati. 2017. Viabilitas Benih dan
Pertumbuhan Bibit Kakao
(Theobroma cacao L.) pada
Beberapa Jenis Media Simpan dan
Tingkat Kelembaban. Jurnal Agro
Complex 1 (3): 135-142.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 48

Potrebbero piacerti anche