Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Publisher:
AGROPROSS Agropross, National Conference Proceedings of Agriculture
National Conference Website. https://jpp.polije.ac.id/conference/index.php/agropross/2018
Proceedings of Agriculture DOI: 10.25047/agropross.2018.64
ABSTRACT Keyword:
Cocoa is an important plantation for Indonesian agriculture. The use of superior quality planting
materials that are able to maintain cocoa production, one of which is the Sulawesi clone 01. Cocoa Cocoa Seeds;
seeds are recalcitrant seeds that do not have a dormancy period. Viability of cocoa seeds depends How to store;
on the moisture content of the seeds after storage, to maintain seed viability during storage, namely
by storing using moisture-proof containers such as plastic bags and paper straw. This activity was Sulawesi 01
carried out to learn how to store the viability of Sulawesi clones 01 cocoa seeds using water- Clone;
resistant media. The analytical method used is a completely randomized design (CRD) of one factor Viability;
with 4 approvals and 5 replications and further approval with the BNT test. The treatment is P1
(Without packaging media), P2 (Packed in polypropylene plastic perforated), P3 (Packed in
polypropylene plastic not perforated), and P4 (Packed in paper straw). The results of the Activity
indicate that the method of storing gives a real effect on the germination power parameters, the
growth rate, the growth of simultaneity, the growth potential and the abnormal seeds. P2 and P3
treatment showed a high average of all parameters, namely germination power of 74% - 87%,
speed of growth of 7.9% - 9.9% per etmal, simultaneous growth of seeds 55% - 56%, and potential
growth of 80% - 89% stored for 7 days.
Benih Kakao; Kakao merupakan tanaman perkebunan yang berperan penting terhadap perekonomian Indonesia.
Penggunaan bahan tanam yang berkualitas unggul mampu mempertahankan produksi kakao, salah
Cara
satunya yaitu klon Sulawesi 01. Benih kakao merupakan benih rekalsitran yang tidak mempunyai
Penyimpanan;
masa dormansi. Viabilitas benih kakao tergantung pada kadar air benih setelah penyimpanan, untuk
Klon Sulawesi mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan yaitu dengan cara penyimpanan
01; menggunakan wadah kedap uap air seperti kantong plastic dan kertas merang. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh cara penyimpanan terhadap viabilitas benih kakao klon
Viabilitas; Sulawesi 01 menggunakan media kedap uap air. Metode analisis yang digunakan yaitu Rancangan
Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan dan diuji lanjut dengan uji
BNT. Perlakuan tersebut yaitu P1 (Tanpa media pengemasan), P2 (Dikemas dalam plastic
polypropilen dilubangi), P3 (Dikemas dalam plastic polypropilen tidak dilubangi), dan P4
(Dikemas dalam kertas merang). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa cara penyimpanan
memberikan pengaruh sangat nyata terhadap parameter daya berkecambah, kecepatan tumbuh,
keserempakan tumbuh, potensi tumbuh dan benih abnormal. Perlakuan P2 dan P3 menunjukkan
rerata yang tinggi dari semua parameter yaitu daya berkecambah sebesar 74% - 87%, kecepatan
tumbuh 7,9% - 9,9% per etmal, keserempakan tumbuh benih 55% - 56%, dan potensi tumbuh
sebesar 80% - 89% yang disimpan selama 7 hari.
Sukma (2005) dalam Hayati dkk., (2011), Tabel 2. Rerata Kecepatan Tumbuh pada
menyatakan bahwa benih yang disimpan Cara Penyimpanan Terhadap
dalam wadah kedap air mampu Viabilitas Benih Kakao Klon
mempertahankan daya tumbuh dan vigor Sulawesi 01
benih, serta dapat juga mencegah hama dan Rerata
penyakit yang akan menyerang benih Kecepatan
dalam penyimpanan. Benih yang dikemas Perlakuan
Tumbuh (%)
menggunakan kantong plastikdapat per etmal
mempertahankan kadar air benih lebih P1 (Tanpa Media
stabil sehingga setelah benih disimpan 0,57 b
Pengemasan)
selama 7 hari, benih masih dapat P2 (Dikemas plastik
berkecambah dengan baik karena vigor dan polypropilen 7,94 a
viabilitas benih masih terjaga. dilubangi)
Hasil rerata daya berkecambah pada P3 (Dikemas plastik
perlakuan plastik polypropilentidak polypropilen tidak 9,93 a
dilubangi (P3) dan plastik polypropilen dilubangi)
dilubangi (P2) tersebut menunjukkan P4 (Dikemas Kertas
bahwa daya berkecambah setelah benih 0,70 b
Merang)
disimpan selama 7 hari masih memiliki Keterangan :
viabilitas benih yang baik. Viabilitas benih Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
baik diduga karena pada saat penyimpanan menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 1%
kadar air benih masih tetap terjaga.Esrita
(2009) dalam Tambunsaribu dkk., (2017), Kecepatan tumbuh terendah dari
menyatakan bahwa kadar air yang turun hasil rerata dijumpai pada perlakuan P4
sampai di bawah kadar air kritis (12% - yaitu media pengemasan kertas merang
31%) menyebabkan viabilitas benih kakao sebesar 0,70% per etmaldan perlakuan P1
menurun dengan cepat bahkan dapat tanpa media pengemasan sebesar 0,57%
menyebabkan benih mati. per etmal. Hal ini diduga karena kadar air
benih turun yang menyebabkan viabilitas
Kecepatan Tumbuh Benih dan vigor benih menurun, sehingga
Kecepatan tumbuh benih merupakan pertumbuhan benih lambat karena
proses pertumbuhan optimum suatu benih terganggunya proses metabolisme di dalam
yang dilihat dari banyaknya benih yang benih. Tinggi rendahnya kecepatan tumbuh
berkecambah dari keseluruhan benih yang berhubungan dengan tinggi rendahnya
disemaikan. Kecepatan tumbuh kecambah daya berkecambah. Apabila daya
diukur dengan menghitung jumlah berkecambah rendah maka kecepatan
kecambah yang tumbuh setiap harinya atau tumbuh juga rendah dan sebaliknya, hal ini
etmal pada periode perkecambahan dalam disebabkan kadar air dalam benih rendah.
kondisi optimal. Berikut hasil rerata Cepat lambatnya benih tumbuh
kecepatan tumbuh benih dapat dilihat pada berkecambah dipengaruhi oleh kadar air
tabel 2. setelah penyimpanan (Rahayu dkk., 2014).
Hasil dari Tabel 2 menunjukkan Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan
perlakuan plastik berbeda tidak nyata, baik bahwa rerata kecepatan tumbuh yang baik
pada plastik polypropilen tidak dilubangi dijumpai pada perlakuan plastik
(P3) dan plastik polypropilen dilubangi polypropilen tidak dilubangi (P3) sebesar
(P2). Namun menunjukkan hasil berbeda 9,93% per etmaldan plastik polypropilen
nyata dengan perlakuan kertas merang (P4) dilubangi (P2) sebesar 7,94% per etmal.
dan tanpa media pengemasan (P1). Hal ini diduga karena kadar air dan
cadangan makanan dalam benih setelah pengemasan kertas merang (P4) dan
penyimpanan cukup untuk proses perlakuan tanpa media pengemasan (P1).
pertumbuhan benih, dan juga parameter
daya berkecambah yang baik dijumpai Tabel 3. Rerata Keserempakan Tumbuh
pada perlakuan media pengemasan plastik. pada Cara Penyimpanan Terhadap
Tinggi rendahnya kecepatan tumbuh benih Viabilitas Benih Kakao Klon
berhubungan dengan tinggi rendahnya Sulawesi 01
daya berkecambah suatu benih (Rahayu Rerata
dkk., 2014). Perlakuan Keserempakan
Benih akan tumbuh optimal apabila Tumbuh (%)
dalam masa penyimpanan benih tidak P1 (Tanpa Media
kehilangan banyak kadar air dan cadangan 3b
Pengemasan)
makanan serta dapat menekan perombakan P2 (Dikemas plastik
akibat proses respirasi sehingga pada saat polypropilen 55 a
dikecambahkan benih masih memiliki dilubangi)
energi yang besar untuk cepat muncul P3 (Dikemas plastik
(Syaiful dkk., 2007). Lodong dkk., (2015) polypropilen tidak 56 a
menyatakan bahwa viabilitas benih dilubangi)
dipengaruhi oleh kadar air yang masih P4 (Dikemas Kertas
tersimpan dalam benih kakao baik pada 0b
Merang)
benih yang diberi perlakuan penyimpanan Keterangan:
maupun tidak, kadar air yang terdapat Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
dalam benih mampu mempertahankan menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 1%
struktur sel tetap baik untuk proses
perkecambahan setelah benih disimpan. Hasil rerata tertinggi dijumpai pada
Kadar air yang terjaga selama proses perlakuan media pengemasan polypropilen
penyimpanan mampu menekan terjadinya tidak dilubangi (P3) sebesar 56% serta
gangguan metabolisme sehingga dapat plastik polypropilen dilubangi (P2) sebesar
meningkatkan kecepatan tumbuh 55%. Hal ini diduga karena kadar air dan
kecambah dan menekan kemuduran benih viabilitas benih masih terjaga selama
(Syaiful dkk., 2007). penyimpanan dan juga struktur benih
masih lengkap serta cadangan makanan
Keserempakan Tumbuh Benih pada benih setelah penyimpanan juga
Keserempakan tumbuh benih masih banyak sehingga benih mampu
merupakan kemampuan suatu benih untuk untuk tumbuh serempak. Berdasarkan tabel
berkecambah serempak atau seragam. diatas menujukkan bahwa keserempakan
Untuk mengetahui keserempakan tumbuh tumbuh benih termasuk dalam kategori
benih dapat dilakukan dengan pengamatan baik. Menurut Sadjad (1993) dalam
secara langsung. Hasil pengamatan diuji Lesilolo (2012), benih dikatakan
analisis dapat dilihat pada tabel 3. mempunyai keserempakan tumbuh yang
Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan baik berkisar antara 40% - 70%.
bahwa perlakuan menggunakan media Sedangkan keserempakan tumbuh benih
pengemasan plastik polypropilen tidak terendah dijumpai pada perlakuan kertas
dilubangi (P3) dan plastik polypropilen merang (P4) sebesar 3% dan perlakuan
dilubangi (P2) menunjukkan pengaruh tanpa media pengemasan (P1) sebesar 0%.
berbeda tidak nyata satu sama lain, namun Hal ini diduga karena pada perlakuan P4
memberikan pengaruh yang berbeda nyata kertas merang dan P1 tanpa media
dengan perlakuan menggunakan media pengemasan kadar air, viabilitas dan vigor
benih menurun setelah benih disimpan dan perlakuan tanpa media pengemasan
sehingga prosesmetabolisme benih (P1) hanya sekitar 9% dan 91% benih tidak
terganggu untuk proses perkecambahan berkecambahsehingga tidak dijumpai
dan benih mengalami pertumbuhan yang adanya kecambah yang abnormal karena
lambat dibandingkan dengan benih benih yang berkecambah termasuk benih
lainnya. normal tetapi dalam kategori sangat rendah
Benih dapat tumbuh serempak dan juga banyak benih yang tidak
apabilavigor benih setelah penyimpanan berkecambah yaitu 91%.
masih baik sehingga benih mampu untuk
beradaptasi dengan keadaan lingkungan Tabel 4. Rerata Benih Abnormal Cara
setelah benih disimpan dalam suhu Penyimpanan Terhadap Viabilitas
ruangan. Benih yang memiliki vigor baik Benih Kakao Klon Sulawesi 01
atau tinggi mampu berkecambah secara Rerata
serempak, sedangkan benih yang tidak Benih
mampu berkecambah secara serempak Perlakuan
Abnormal
diakibatkan karena sifat genetik benih yang (%)
tidak sama atau benih yang memiliki vigor P1 (Tanpa Media
rendah. Keserempakan tumbuh dan 0b
Pengemasan)
kecepatan tumbuh benih yang tinggi P2 (Dikemas plastik
memiliki tingkat vigor yang tinggi (Sadjad 14 a
polypropilen dilubangi)
dkk, 1999 dalam Lesilolo, 2012). P3 (Dikemas plastik
polypropilen tidak 13 a
Benih Abnormal dilubangi)
Benih abnormal merupakan benih P4 (Dikemas Kertas
yang mampu berkecambah namun tidak 0b
Merang)
memperlihatkan potensi untuk Keterangan:
berkembang menjadi kecambah normal. Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
Benih dikatakan tumbuh abnormal apabila menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%
struktur penting untuk proses
perkecambahan hilang atau rusak, Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan
pertumbuhan kecambah lemah karena bahwa perlakuan plastik polypropilen
struktur kecambah cacat atau tidak dilubangi (P2) memberikan hasil berbeda
proporsional, dan kecambah dengan tidak nyata dengan perlakuan plastik
pertumbuhan lambat sampai batas akhir polypropilen tidak dilubangi (P3), tetapi
pengujian. Jika dibandingkan dengan memberikan hasil berbeda nyata dengan
kecambah benih normal pertumbuhan perlakuan media pengemasan kertas
benih abnormal ukurannya lebih kecil dari merang (P4) dan tanpa media pengemasan
pertumbuhan kecambah normal. Hasil (P1). Hal ini diduga, hasil rerata daya
pengamatan setelah diuji dapat dilihat pada berkecambah dan kecepatan tumbuh benih
tabel 4. pada perlakuan polypropilen dilubangi
Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan (P2) dan perlakuan polypropilen tidak
bahwa rerata benih abnormal pada dilubangi (P3) lebih tinggi daripada
perlakuan kertas merang (P4) dan perlakuan kertas merang (P4) dan
perlakuan tanpa media pengemasan (P1) perlakuan tanpa media pengemasan (P1)
yaitu 0%. Rerata 0% menunjukkan bahwa yaitu 74% - 87% untuk rerata daya
tidak ada benih yang abnormal diduga berkecambah dan 7,9% - 9,9% per
karena kemampuan daya berkecambah etmaluntuk rerata kecepatan tumbuh
benih pada perlakuan kertas merang (P4) benihpada perlakuan polypropilen
dilubangi (P2) dan perlakuan polypropilen dan struktur akar yang lengkap, memiliki
tidak dilubangi (P3). Hal ini berpengaruh batang tegak berwarna hijau dan tumbuh
terhadap benih yang tumbuh abnormal. kuat, daun tumbuh segar, serta tidak
Pada perlakuan polypropilen dilubangi terserang hama dan penyakit.
(P2) dan perlakuan polypropilen tidak
dilubangi (P3) benih yang tumbuh Tabel 5. Rerata Potensi Tumbuh pada Cara
abnormal hanya sekitar 13%-14%. Diduga Penyimpanan Terhadap Viabilitas
karena perlakuan plastik mampu Benih Kakao Klon Sulawesi 01
mempertahankan viabilitas benih sehingga Rerata
benih tumbuh normal dan hanya sekitar Perlakuan Potensi
13%-14% saja benih yang tumbuh Tumbuh (%)
abnormal. Benih yang tumbuh abnormal P1 (Tanpa Media
tersebut, diduga karena salah satu struktur 7b
Pengemasan)
penting yang berada di dalam benih hilang P2 (Dikemas plastik
atau rusak sehingga proses perkecambahan polypropilen 89 a
dan pertumbuhan benih lambat. dilubangi)
P3 (Dikemas plastik
Potensi Tumbuh Benih polypropilen tidak 80 a
Potensi tumbuh benih merupakan dilubangi)
benih kuat yang menunjukkan gejala P4 (Dikemas Kertas
tumbuh untuk proses pertumbuhan 37 b
Merang)
selanjutnya denganditandai munculnya Keterangan:
akar atau plumula yang menembus kulit Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
benih. Hasil pengamatan potensi tumbuh menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 1%
dapat dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan Tabel 5. menunjukkan Berdasar dari berbagai cara
bahwa perlakuan plastik polypropilen penyimpanan yang diujikan, potensi
dilubangi (P2) dan plastik polypropilen tumbuh benih yang menunjukkan hasil
tidak dilubangi (P3) memberikan hasil rerata tinggi dijumpai pada perlakuan
yang berbeda tidak nyata, namun plastik polypropilen dilubangi (P2) sebesar
menunjukkan hasil yang berbeda nyata 89%, namun tidak berbeda hasilnya
dengan perlakuan kertas merang (P4) dan dengan perlakuan plastik polypropilen
perlakuan tanpa media pengemasan (P1). tidak dilubangi (P3) sebesar 80%. Diduga
Rerata tertingi dijumpai pada karena benih yang disimpan pada media
perlakuanplastik polypropilen dilubangi kemasan plastik polypropilenmempunyai
(P2) sebesar 89% dan plastik polypropilen viabilitas dan vigor benih yang masih baik
tidak dilubangi (P3) sebesar 80%. Hal ini untuk proses benih berkembang
diduga viabilitas dan vigor benih masih selanjutnya. Rahardjo (1982) dalam
baik setelah penyimpanan sehingga Nurahmi dkk., (2010), menyatakan bahwa
metabolisme benih untuk tumbuh dan selama penyimpanan aerasi berpengaruh
berkembang lebih lanjut tidak terganggu. terhadap daya hidup benih kakao, benih
Benih dikatakan memiliki potensi tumbuh disimpan dalam kemasan plastik yang
yang baik, apabila benih menunjukkan tidak terlalu rapat (berlubang) mempunyai
kemampuan untuk berkembang menjadi aerasi yang mampu mempertahankan daya
bibit normal pada saat benih sudah berada hidup benih untuk berkembang selanjutnya
di polibag (bibit). Ciri-ciri benih yang lebih tinggi daripada benih yang disimpan
memiliki potensi tumbuh baik menjadi dalam kemasan plastik yang tertutup rapat.
bibit normal yaitu memiliki akar tunggang
Esrita. 2009. Studi Anatomi Embrio Benih Rahardjo, P., dan Hartatri, D., F., S. 2010.
Kakao pada Beberapa Kadar Air Penggunaan Acrylic Acid Sodium
Benihdan Tingkat Pengeringan. Acrylate Polymer dalam Upaya
Jurnal Agronomi. 13 (1): 1-5. Mempertahankan Viabilitas Benih
Kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal
Hayati, R., Z. A. Pian, dan Syahril. 2011. Pelita Perkebunan. 26(2), 83-93.
Pengaruh Tingkat Kemasakan Buah
dan Cara Penyimpanan Terhadap Rahardjo, P. 2012. Pengaruh Pemberian
Viabilitas dn Vigor Benih Kakao Abu Sekam Padi sebagai Bahan
(Theobroma cacao L.). Jurnal Desikan pada Penyimpanan Benih
Floratek 6: 114 – 123. Terhadap Daya Tumbuhdan
Pertumbuhan Bibit Kakao. Jurnal
Pelita Perkebunan. 28(2), 91-99.