Sei sulla pagina 1di 7

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR DALAM

MEMILIH AKDR PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI


KELURAHAN PEGANGSAAN KECAMATAN MENTENG JAKARTA
PUSAT PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE JUNI – SEPTEMBER 2014

dr. Tessa Sjahriani M.Ke𝒔𝟏 , Nazmatul Muniro𝒉𝟐


1. Staf pengajar,Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati, lampung

2. Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Mlahayati, Lampung

ABSTRACT
The participation of “familiy planning” acceptors in usage contrceptive methods are
not apart from various of factors, among them are social culture factor that including social
demography such as age, the parity, the level of knowledge and education, the status of the
economy, the acceptance of family planning information, the comfort of usage, and husband’s
support.
In this research, researcher used descriptive method use list of question that given
directly to the family planning acceptor IUD/AKDR, which the purpose are to detect the
factors that influence accpetor in election of IUD/AKDR contraception at region of
Pegangsaan Central of Jakarta. The population of this research are all Women of Fertile Age
Couples (WFAC) that used IUD/AKDR contraception at region of Pegangsaan Central of
Jakarta.
The result of research that obtained show indeed the factors that influence WFAC
elected IUD/AKDR contraception was 100% from husband’s support, 62% from the middle-
level education such as high school / equivalent, 63% from number of parity / children ≤ 2
person, 45% the level of good knowledge, 73% from resources of health workers information,
75% from the ordinary comfort level of the respondents, and 49% from medium and low
economic status of the respondents.
Keywords : family planning acceptor, IUD / AKDR contrception, WFAC.

ABSTRAK

Keikut sertaan akseptor KB dalam menggunakan metode kontrasepsi tidak terlepas


dari berbagai faktor diantaranya yaitu faktor sosial budaya yang meliputi sosial demografi
seperti umur, paritas, tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, status ekonomi, penerimaan
informasi KB, kenyamanan pemakaian dan dukungan suami.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif menggunakan
kuesioner yang diberikan secara langsung ke akseptor KB IUD / AKDR, yang bertujuan
untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi akseptor dalam pemilihan kontrasepsi
IUD / AKDR di Wilayah Kelurahan Pegangsaan Jakarta Pusat. Populasi penelitian ini adalah
seluruh Wanita Pasangan Usia Subur (WPUS) yang menggunakan kontrasepsi IUD / AKDR
di Wilayah Kelurahan Pegangsaan Jakarta pusat.
Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi WPUS dalam memilih kontrasepsi IUD / AKDR adalah 100 % dari dukungan
suami, 62 % dari tingkat pendidikan menegah seperti SMA / SMK / sederajat, 63 % dari
jumlah paritas / anak ≤ 2 orang, 45 % dari tingkat pengetahuan yang baik, 73 % dari sumber
informasi tenaga kesehatan, 75 % dari tingkat kenyaman yang biasa saja dari responden, dan
49 % dari status ekonomi sedang dan rendah oleh responden.

Kata kunci : akseptor KB, kontrasepsi IUD / AKDR, WPUS.


PENDAHULUAN Dari hasil pelaksanaan sub
sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan
Indonesia merupakan Negara kontrasepsi pada bulan Februari tahun
keempat di dunia setelah Cina, India, dan 2013 secara nasional dilihat per mix
Amerika Serikat, dengan laju pertumbuhan kontrasepsi maka persentasenya adalah
penduduk yang masih relative tinggi. sebagai berikut : IUD/AKDR sebanyak
Program KB Nasional dan pembangunan 105.024 (7,94 %), MOW / Tubektomi
keluarga yang sejahtera adalah upaya sebanyak 18.352 (1,39%), MOP /
utama mengendalikan jumlah penduduk vasektomi sebanyak 2.666 (0.20%),
dan peningkatan kualitas sumber daya Implant sebanyak 99.741 (7,54 %), Suntik
manusia agar keluarga mampu menjadi sebanyak 669.088 (50,59%), Pil
keluarga yang berkualitas 2015.1 sebanyak349.511 (26,43 %),Kondom
Dari berbagai kontrasepsi yang sebanyak 78.179 (5,91%).5
ada, AKDR merupakan suatu alat Sedangkan untuk daerah
kontrasepsi jangka panjang (10 tahun khusus ibukota Jakarta pada bulan
proteksi dari CuT-380), penggunaanya Februari tahun 2013, bila dilihat
tidak mempengaruhi hubungan seksual, berdasarkan metode kontrasepsinya maka
dapat mencegah kehamilan di luar persentasenya sebagai berikut : AKDR /
kandungan dan tidak ada efek samping IUD 9.328 (11,81 %), MOW / Tubektomi
hormonal seperti halnya kontrasepsi 729 (0,92 %), Implant 2757 (3,49 %),
hormonal lainnya(pil, suntik, implant / suntik 39.234 (49,68 %), Pil 20.787 (26,32
susuk). AKDR termasuk kontrasepsi %), MOP/vasektomi 236 (0,30 %),
mantap yang efektivitasnya lebih tinggi kondom 5.902 ( 7,47 %).6
dibandingakan dengan kontrasepsi lainnya Dari data distribusi di atas
dalam kegagalan KB.2 menunjukkan bahwa jumlah akseptor yang
Tetapi selain mempunyai menggunakan AKDR lebih banyak
kelebihan diatas AKDR juga mempunyai dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya.
kekurangan yaitu terjadi perubahan siklus Keikut sertaan akseptor KB dalam
haid 3 bulan pertama dan akan berkurang menggunakan metode kontrasepsi tidak
setelah 3 bulan berikutnya, selain itu terlepas dari berbagai faktor diantaranya
haidnya akan menjadi lebih lama dan yaitu faktor sosial budaya yang meliputi
banyak.3 sosial demografi, seperti umur, paritas,
Program Keluarga Berancana pengetahuan, pendidikan, ekonomi, status
Indonesia mengalami kemajuan yang pekerjaan dan persepsi terhadap petugas
cukup pesat dan diakui keberhasilannya kesehatan.1
ditingkat Nasional, hal ini dapat dilihat
dari laju pertumbuhan penduduk Indonesia
yang dari tahun ke tahun mengalami METODE PENELITIAN
penurunan, seperti pada data sensus
penduduk yang diperoleh pada tahun Desain penelitian ini adalah survey
1970-1980 rata-rata pertumbuhan lapangan (deskriptif). Tempat dan waktu
penduduk sebesar 2,32% dengan jumlah penelitian ini dilakukan di Kelurahan
penduduk sebesar 14.749.000 orang, Pegangsaan Kecamatan Menteng Jakarta
namun pada tahun berikutnya menurun Pusat pada bulan juni – september 2014.
yaitu tahun 1980-1990 sebesar 1,97% Populasi sumber dalam penelitian ini
dengan jumlah penduduk sebesar adalah seluruh wanita pasangan usia subur
179.379.000 orang, kemudian menurun di Kelurahan Pegangsaan Jakarta Pusat.
lagi tahun 1990-2000 sebesar 1,35% Sampel eligiblepenelitian ini adalah
dengan jumlah penduduk sebanyak seluruh wanita pasangan usia subur yang
206.265.0000 orang. Tetapi pada tahun memenuhi kriteria inklusi yang ada di
2000-2010 penduduk Indonesia Kelurahan Pegangsaan Jakarta Pusat saat
mengalami peningkatan yaitu sebesar penelitian tahun 2014.
1,49% dengan jumlah penduduk Cara pengambilan sampel dengan
237.556.000 orang.4 menggunakan tehnik simple random
sampling,pengambilan sampel dengan Diagram Pie 1. Jumlah Responden di
acak, anggota populasi dianggap homogen. Kelurahan Pegangsaan berdasarkan
Pengumpulan dan pengolahan data Usia
penelitian ini dikumpulkan secara primer.
Peneliti meminta kesediaan subjek untuk
menjawab pertanyaan dalam bentuk Dari penelitian di dapatkan kelompok usia
kuesioner kepada akseptor untuk responden adalah 20 – 25 tahun sebanyak
mendapatkan data mengenai faktor – 1 orang (1%), yang berusia 26 – 30 tahun
faktor yang mempengaruhi akseptor dalam sebanyak 18 orang (18%), yang berusia 31
memilih AKDR dengan daftar pertanyaan – 35 tahun sebanyak 27 orang (27%), yang
terstruktur mengenai AKDR. berusia 36 – 40 tahun sebanyak 33 orang
Pengolahan data dari pengambilan sampel (33%), yang berusia 41 – 45 tahun
diperoleh data primer cleaningdan coding, sebanyak 20 orang (21%). (diagram pie 1).
selanjutnya data primer diolah denganMic. Diagram pie 2. Pendidikan terakhir
Exel kemudian ditampilkan dalam bentuk responden di Kelurahan Pegangsaan
tekstular dan tabular.

HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian yang telah


dilakukan di Kelurahan Pegangsaan
Kecamatan Menteng Jakarta Pusat selama
30 hari dari tanggal 8 Agustus sampai 7 Responden yang tidak sekolah sebanyak 2
September 2014, diketahui jumlah orang (2%), yang lulus sampai SD
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kelurahan sebanyak 2 orang (2%), yang lulus sampai
Pegangsaan Kecamatan Menteng Jakarta SMP / sederajat sebanyak 21 orang (21%),
Pusat sebanyak 2408 orang (100 %), dari yang lulus sampai SMA / SMK / sederajat
jumlah PUS diketahui sebanyak 1856 sebanyak 62 orang (62%),yang lulus
orang menggunakan kontrasepsi (77.07 sampai D3 / S1 / perguruan tinggi
%), dan 552 orang (22,92 %) tidak sebanyak 13 orang (13%). (diagram pie 2).
menggunakan kontrasepsi.
Kalau dilihat dari permix Diagram pie 3. Jumlah anak responden
kontrasepsi yang digunakan jumlah PUS di Kelurahan Pegangsaan
sebanyak 1856 orang (100 %) ≥3
persentasenya adalah AKDR / IUD 37%
sebanyak 520 orang (28 %), suntik ≤2
sebanyak 519 orang (27, 9%), pil 461 63%
orang (24, 8%), implan sebanyak 179
orang (9, 64 %), kondom sebanyak 85 Responden yang memiliki tanggungan
orang (4, 57 %), MOW sebanyak 84 orang anak ≤ 2 orang sebanyak 63 orang (63%),
(4, 52 %), dan MOP sebanyak 8 orang (0, yang memiliki tanggungan anak ≥ 3 orang
43 %) dari seluruh jumlah PUS yang sebanyak 37 orang (37%). (diagram pie 3).
menggunakan kontrasepsi.6
Dari jumlah PUS yang
menggunakan kontrasepsi KB AKDR ada Diagram pie 4. Pengetahuan responden
520 orang (100 %). Dari 520 orang ( 100 di Kelurahan Pegangsaan
%) akseptor KB IUD hanya ada 100 Buruk Sanga
responden (19, 23 %) yang dapat ditemui 10% t… Baik
dan bersedia ikut dalam penelitian ini. 45%
Kuran
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi
g…
responden dalam memilih AKDR, penulis
membuat beberapa diagram dibawah ini :
Responden yang memiliki pengetahuan
sangat baik sebanyak 2 orang (2%), yang
memililki pengetahuan baik sebanyak 45
orang (45%), yang memiliki pengetahuan Kenyamanan responden dalam
kurang sebanyak 43 orang (43%), yang penggunaan kontrasepsi IUD / AKDR
memiliki pengetahuan buruk sebanyak 10 yang merasa nyaman sebanyak 97 orang
orang (10%). (diagram pie 4). (97%), yang merasa tidak nyaman
sebanyak 3 orang (3%). (diagram pie 8).
5. Dukungan suami responden terhadap
pemiliham kontrasepsi IUD / AKDR
diKelurahan Pegangsaan PEMBAHASAN
Dukungan suami responden terhadap
pemilihan kontrasepsi IUD / AKDR Banyak aspek yang dapat dijadikan
sebanyak 100 orang (100%). sebagai alasan seorang wanita dalam
memilih penggunaan kontrasepsi IUD /
Diagram pie 6. Status ekonomi AKDR. Aspek yang ditinjau dalam
responden di Kelurahan Pegangsaan penelitian ini meliputi 7 hal yaitu faktor
< Rp. > Rp. pendidikan, faktor paritas / anak, faktor
2.400. 0% 10.00 pengetahuan, faktor informasi, faktor
000… 0.00… ekonomi, faktor dukungan suami dan
faktor kenyamanan.
Rp.
Pada penelitian yang dilakukan
2.400. peneliti di Kelurahan Pegangsaan
000… Kecamatan Menteng Jakarta Pusat
biladitinjau dari faktor pendidikan,
pendidikan seseorang mencerminkan pola
Berdasarkan dari penghasilan responden
pikir seseorang, dari penelitian ini di
perbulan didapatkan penghasilan > Rp.
dapatkan pendidikan responden di
10.000.000 sebanyak 2 orang (2%),
Kelurahan Pegangsaan Jakarta Pusat yaitu
pengahasilan Rp. 2.400.000 – Rp.
dilihat dari segi pendidikan formal
10.000.000 sebanyak 49 orang (49%),
sebagaian besar responden memiliki taraf
pengasilan < Rp. 2.400.000 sebanyak 49
pendidikan formal tamat sampai SMA /
orang (49%). (diagram pie 6).
SMK / sederajat sebanyak 62 orang (62%),
yang tamat sampai SMP sebanyak 21
Diagram pie 7. Sumber informasi
orang (21%), yang pendidikannya tamat
kontrasepsi responden di
sampai perguruan tinggi / S1 / D3
KelurahanPegangsaan
sebanyak 13 orang (13%), sedangkan yang
Tema Keluar
tamat sampai SD hanya 2 orang (2%)
n –… ga…
danada 2 orang (2%) yang tidak
Media
Petug bersekolah (diagram pie 2). Namun dari
mas…
as… data yang ada dapat menggambarkan
Responden mendapatkan sumber bahwa pendidikan tidak mempengaruhi
informasi dari petugas kesehatan sebanyak aksepstor dalam memilih kontrasepsi
73 orang (73%), dari media masa AKDR / IUD.
sebanyak 3 orang (3%), dari teman – Penelitian ini sejalan dengan hasil
teman / tetangga sebanyak 11 orang penelitian Rahmi Fitri yang mengatakan
(11%), dari keluarga sebanyak 13 orang bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
orang (13%). (diagram pie 7). antara pendidikan dengan pemilihan
kontrasepsi IUD. 21 Dan sejalan juga
Diagram pie 8. Kenyaman pemakaian dengan hasil penelitian dari Annisa Rahma
kontrasepsi IUD / AKDR oleh Adhyana yang mengatakan bahwa secara
respondendi Kelurahan Pegangsaan statistik tidak terdapat hubungan yang
Tidak signifikan antara tingkat pendidikan
nyam…0% dengan pemilihan kontrasepsi. 22
Nyama Penelitian tidak sejalan dengan hasil
n… penelitian dari Rahmi Fitri yang
mengatakan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara jumlah anak dengan tetangga / teman – teman ebanyak 11orang
pemilihan kontrasepsi IUD. 21 (11%) dan dari media masa sebanyak 3
Ditinjau dari faktor pengetahuan orang (3%) ( diagram pie 7). Hal ini
responden di Kelurahan Pegangsaan menunjukkan bahwa promosi kesehatan
Kecamatan Menteng Jakarta Pusat, yang dilakukan oleh petugas kesehatan
pengetahuan mengenai kontrasepsi secara sudah cukup baik dan bisa diterima oleh
umum dan lebih khusus ke pengetahuan masyarakat, namun dari data yang ada
IUD / AKDR masih kurang baik di dapat menggambarkan bahwa faktor
kalangan rsponden, hal ini dapat dilihat informasi mempengaruhi akseptor dalam
dari kesimpulan pengetahuan kontrasepsi memilih kontrasepsi AKDR / IUD.
IUD / AKDR yang meliputi 45 orang Penelitian ini sejalan dengan hasil
(45%) berpengetahuan baik, 43 orang penelitian dari Annisa Rahma Adhyana
(43%) berpengetahuan kurang, 10 orang yang mengatakan bahwa terdapat
(10%) berpengetahuan buruk dan dan hubungan yang signifikan antara
hanya 2 orang (2%) berpengetahuan penerimaan informasi KB dengan
sangat baik (diagram pie 4). Namun dari pemilihan kontrasepsi. 22
data yang ada dapat menggambarkan Ditinjau dari faktor status
bahwa dari faktor pengetahuan ekonomi responden di Kelurahan
mempengaruhi akseptor dalam memilih Pegangsaan Kecamatan Menteng Jakarta
kontrasepsi AKDR / IUD. Pusat berdasarkan Upah Minimum
Penelitian ini sejalan dengan hasil Regional (UMR) jakarta 2014, diperoleh
penelitian dari Rahmi Fitri yang data sebanyak 100 responden (100%)
mengatakan bahwa ada hubungan yang berasal dari keluarga dengan penghasilan
signifikan antara pengetahuan dengan tinggi > Rp. 10.000.000 perbulan
pemilihan kontrasepsi IUD. 21 sebanyak 2 orang (2%), penghasilan
sedang Rp. 2.400.000 – Rp. 10.000.000
Ditinjau dari faktor dukungan perbulan sebanyak 49 orang (49%), dan
suami responden di Kelurahan Pegangsaan penghasilan rendah sebanyak 49 orang
Kecamatan Menteng Jakarta Pusat, (49%) (diagram pie 6). Namun dari data
sebanyak 100 orang (100%) responden yang ada dapat menggambarkan bahwa
pemilihan kontrasepsi IUD / AKDR di penghasilan keluarga tidak mempengaruhi
dukung oleh suami, peran suami dalam pemilihan kontrasepsi IUD / AKDR, karna
pemilihan kontrasepsi sangat kontraspsi IUD / AKDR sendiri
memengaruhi responden. Hal ini merupakan program gratis di hari tertentu
menunjukkan bahwa dukungan suami oleh pemerintah.
mempengaruhi akseptor dalam memilih Penelitian ini sejalan dengan hasil
kontrasepsi AKDR / IUD. penelitian dari Annisa Rahma
Penelitian ini sejalan dengan hasil Adhyana 22 yang mengatakan bahwa
penelitian dari Rahmi Fitri yang terdapat hubungan yang signifikan antara
mengatakan bahwa ada hubungan antara tingkat ekonomi dengan pemilihan
dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi.
kontrasepsi IUD. 20 Tetapi tidak sejalan Ditinjau dari faktor kenyamanan
dengan hasil penelitian dari Annisa Rahma pemakaian kontrasepsi IUD / AKDR oleh
Adhyana yang mengatakan bahwa tidak responden di Kelurahan Pegangsaan
terdapat hubungan yang signifikan antara Kecamatan Menteng Jakarta Pusat, di
dukungan suami dengan pemilihan dapatkan sebanyak 92 orang (97%) merasa
kontrasepsi. 22 nyaman dan 3 orang (3%). (diagram pie
Ditinjau dari faktor informasi yang 8). Hal tersebut membuktikan bahwa
responden dapatkan mengenai kontrasepsi kenyamanan pemakaian mempengaruhi
IUD / AKDR di kelurahan Pegangsaan dalam pemilihan kontrasepsi IUD /
Kecamatan Menteng Jakarta pusat, AKDR.
sebagian besar informasi yang diterima penelitian ini sejalan dengan penelitian
responden berasal dari petugas kesehatan yang dilakukan oleh Ani Nur Fauziah dan
sebanyak 73 orang (73%), sedangkan dari Bayu Ika Siswati dosen Akademi
keluarga sebanyak 13 orang (13%), dari Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta
yang mengatakan bahwa ada hubungan
antara lama penggunaan IUD dengan
kenyamana seksual di Puskesmas Simo
tahun 2011. 24

Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan di
Kelurahan Pegangsaan Kecamatan
Menteng Jakarta Pusat selama 30 hari
terhitung dari tanggal 7 agustustus – 8
september 2014 dapat disimpulkan bahwa
: Jumlah wanita pasangan usia subur yang
ada di Kelurahan Pegangsaan Jakarta
Pusat sebanyak 2408 orang.Jumlah wanita
pasangan usia subur yangmengikuti
program KB (Keluarga Berencana) di
Kelurahan Pegangsaan Jakarta Pusat
sebanyak 1856 orang.Jumlah wanita
pasangan usia subur yangmenggunakan
AKDR / IUD/ Spiral di Kelurahan
Pegangsaan Jakarta Pusat sebanyak 520
orang.Diketahuiya faktor – faktor yang
mempengaruhi wanitapasangan usia subur
dalam memilih alat kontrasepsi
AKDR/IUD/ Spiral yaitu dari faktor
pengetahuan, faktor paritas, faktor
informasi dan faktor kenyamanan dan
yang utama adalah faktor dukungan suami
DAFTAR PUSTAKA

1. BKKBN. Buku saku petugas lapangan program KB Nasional materi konseling, Jakarta: BKKBN,
2006.
2. BKKBN. Keluarga berencana dan kontrasepsi, ,5𝑡ℎ ed. Jakarta: Pustaka sinar harapan, 2007.
3. BKKBN. Pengembangan keluarga mandiri menuju keluarga sejahtera, Jakarta: BKKBN, 1999.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sensus penduduk Indonesia [internet]. Jakarta: 2010
[cited: 2013 August 20]. Available from:
http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2010/07/100706_population1.shtml.
5. BKKBN. Data akseptor Jakarta Pusat [internet]. Jakarta: 2013 [cited: 2013 August 20]. Available
from:
www.bkkbn.go.id/data/Documents/Laporan%20Hasil%20Pelayanan%20Kontrasepsi%20Februar
i%202013.pdf data akseptor kb jakarta pusat 2013.
6. BKKBN. Profil keluarga Indonesia Propinsi DKI Jakarta [internet]. Jakarta: 2013 [cited: 2013
August 20]. Available from:
www.bkkbn.go.id/data/Documents/Laporan%20Hasil%20Pelayanan%20Kontrasepsi%20Februar
i%202013.pdf data akseptor kb jakarta pusat 2013
7. Kelurahan Pegangsaan Kecamatan Menteng Jakarta Pusat. Data akseptor KB Kelurahan
Pegangsaan. Jakarta: 2014.
8. Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetry, 1𝑠𝑡 ed. Jakarta: EGC: 1998 : 155
9. Suzilawati. Keluarga Berencana (KB) dan Alat Kontrasepsi [internet]. Jakarta : 2009 [cited: 2013
August 25]. Available from: http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/1/e-
library%20stikes%20nani%20hasanuddin--ketutlinas-1-1-1.ketut-i.pdf.
10. Hartanto, Hanafi. Keluarga berencana dan kontrasepsi, 5𝑡ℎ ed. Jakarta: Pustaka sinar harapan,
2004: 42.
11. Manuaba, IBG. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan
bidan,1𝑠𝑡 ed. Jakarta: 1998: 458.
12. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku petugas fasilitas pelayanan keluarga berencana,
Jakarta: Depkes RI, 1999.
13. BKKBN. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana, 2𝑠𝑡 ed. Jakarta : 2013 : 2
14. Notoadmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan dan ilmu prilaku, Jakarta: Rineka cipta, 2007: 140.
15. Healthzon. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan IUD [internet]. [update 2012 May 13;
cited: 2013 August 26]. Available from: http://worldhealth-
bokepzz.blogspot.com/2012/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_7468.html.
16. Erfandi. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan IUD [internet]. Jakarta: 2008 [update
2012 May 15; cited: 2013 August 26]. Available from: http://worldhealth-
bokepzz.blogspot.com/2012/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_7468.html.
17. Sugiono, dendy. Kamus besar bahasa Indonesia, 14𝑡ℎ ed. Jakarta: PT Gramedia pustaka utama:
2008.
18. Mu’tadin, Zaenum. Kemandirian sebagai kebutuhan psikologi pada remaja [internet]. Jakarta:
2002 [update 2012 january 25; cited 2013 August 26]. Available from:
http://www.damandiri.or.Id/detail.php?id=340.html.
19. Kartono.Prilaku manusia [internet]. Jakarta: ISBN, 2006 [cited: 2013 August 26]. Available from:
https://id.scribd.com/doc/137133807/Konsep-Dasar-Status-Ekonomi.
20. BKKBN. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan, Jakarta : BKKBN, 2006
21. Fitri, Rahmi. Hubungan faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat, dengan
pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Pagaran Tapah Darussalam Kabupaten
Pokan Hulu Propinsi Riau Tahun 2012. Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat,

Potrebbero piacerti anche