Sei sulla pagina 1di 9

Jurnal Kesehatan

Volume 10, Nomor 1, April 2019


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Efektifitas Sayur Pepaya Muda dan Sayur Daun Kelor terhadap Produksi
ASI pada Ibu Post Partum Primipara

Warjidin Aliyanto1, Rosmadewi2


1,2
Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Indonesia
Email: ros29madewi@gmail.com

Abstract: Effectiveness of Young Papaya Leaves and Moringa Leaf Vegetables on Breast
Milk Production in Primipara Postpartum Mothers. Mother's milk (ASI) have a role a very
important role in the baby's growth process that starts from the beginning of its birth, so it is
expected that breast milk production in postpartum mothers can meet the needs of babies at the
beginning of their lives. The problem this study was that 54% of primipara postpartum mothers
had not yet produced breast milk on day 3 or 4. According to Istiqomah et al (2015), Zakaria's
research (2016), the papaya fruit and Moringa leaf act as Laktogogum which can increase milk
production and facilitate breast milk expenditure. This study aims to determine the effectiveness of
consumption of young papaya leaves and Moringa leaf vegetables on breast milk production in
postpartum primipara mothers in the independent practice of midwives. The indicators used to
determine breast milk production are seen from baby weight gain at 30 days first life. This type of
research is quantitative research using the Quasi-experimental design, namely Non-Equivalent
Control Group Design. The subjects were 90 primiparous postpartum mothers. Data collection
uses primary data. Analysis using the Independent Sample T-Test. The results showed increased
breast milk production in primipara postpartum mothers who consumed young papaya vegetables
seen from the average increase in baby weight at 30 days at 930 grams and primipara postpartum
mothers who consumed kelor leaf vegetables on average baby weight gain 1270 gram. Whereas in
primipara postpartum mothers who did not consume young papaya and kelor leaf vegetables, the
average increase in body weight of infants aged 30 days were 847 grams. There was a significant
difference in breast milk production in primiparous postpartum mothers between those who
consumed young papaya vegetables and Moringa leaf vegetables to increase infant weight at 30
days with p-value 0.001. As for effectiveness, consumption of vegetable Moringa leaves is more
effective at increasing the baby's weight at 30 days of age compared to consuming young papaya
vegetables.

Keywords: Baby weight, Breast milk production, Moringa leaves

Abstrak: Efektifitas Sayur Pepaya Muda dan Sayur Daun Kelor terhadap Produksi ASI
pada Ibu Post Partum Primipara. Air Susu Ibu (ASI) sangat berperan dalam proses pertumbuhan
bayi yang dimulai sejak awal kelahirannya, sehingga diharapkan produksi ASI pada ibu post
partum dapat mencukupi kebutuhan bayi pada awal kehidupannya. Masalah penelitian didapatkan
54% ibu post partum primipara produksi ASI nya belum keluar pada hari ke 3 atau ke 4. Menurut
Istiqomah dkk (2015) dan Zakaria dkk (2016), bahwa buah pepaya dan daun kelor berperan
sebagai Laktogogum yang dapat meningkatkan produksi ASI dan memperlancar pengeluaran ASI.
Penelitian bertujuan mengetahui efektifitas konsumsi sayur pepaya muda dan sayur daun kelor
terhadap produksi asi pada ibu post partum primipara. Indikator yang digunakan untuk mengetahui
produksi ASI dilihat dari penambahan berat badan bayi pada 30 hari pertama kehidupannya. Jenis
penelitian kuantitatif dengan desain Quasi eksperiment yaitu Non Equivalent Control Group Design.
Subjek penelitian ibu post partum primipara sejumlah 90 orang. Pengumpulan data menggunakan
data primer. Analisis menggunakan Uji T Sampel Independent. Hasil penelitian produksi ASI
meningkat pada ibu post partum primipara yang mengkonsumsi sayur pepaya muda dilihat dari
rata-rata kenaikan berat badan bayi pada usia 30 hari yaitu 930 gram dan ibu post partum
primipara yang mengkonsumsi sayur daun kelor rata-rata kenaikan berat badan bayi 1270 gram.
Sedangkan pada ibu post partum primipara yang tidak mengkonsumsi sayur pepaya muda dan
sayur daun kelor rata-rata kenaikan berat badan bayi usia 30 hari 847 gram. Ada produksi ASI
pada ibu post partum primipara antara yang mengkonsumsi sayur pepaya muda dan sayur daun
kelor terhadap penambahan berat badan bayi pada usia 30 hari dengan p value 0,001. Sedangkan
untuk efektifitas, konsumsi sayur daun kelor lebih efektif meningkatkan berat badan bayi pada usia
30 hari dibandingkan dengan mengkonsumsi sayur pepaya muda.

Kata kunci: Berat badan bayi, Produksi ASI, Daun Kelor

84
Aliyanto, Efektifitas Sayur Pepaya Muda dan Sayur Daun Kelor terhadap Produksi ASI … 85

PENDAHULUAN Hal ini sangat ketergantungan terhadap produksi


ASI dari ibu pada periode menyusui.
Sustainable Development Goals (SDGs) Pada saat memperingati World Breastfeeding
atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, Week atau Pekan ASI Sedunia yang jatuh pada
menyusui merupakan salah satu langkah pertama tanggal 1-6 Agustus 2017, Asosiasi Ibu Menyusui
bagi seorang manusia untuk mendapatkan Indonesia (AIMI) merayakannya dengan dengan
kehidupan yang sehat dan sejahtera. Sayangnya, tema besar “Sustaining Breastfeeding Together”
tidak semua orang mengetahui hal ini. Di dengan semangat menekankan dukungan dari
beberapa negara maju dan berkembang termasuk berbagai pihak agar mencapai kesuksesan
Indonesia, banyak ibu karir yang tidak menyusui, khususnya di Indonesia. Pekan ASI
memberikan ASI kepada bayinya karena Sedunia selalu memberikan dukungan bagi para
produksi ASI berkurang akibat dampak dari ibu, sebagai sosok pahlawan untuk anak, keluarga
kualitas makanan yang dikonsumsinya. Saat ini dan masyarakat, dan memberikan yang terbaik bagi
para ibu primipara terbiasa makan makanan yang anaknya untuk terus mengoptimalkan tumbuh
siap saji yang merupakan kebiasaan yang mereka kembang anak, salah satunya berupa pemberian Air
lakukan sebelum menjadi ibu. Susu Ibu. Dalam rangka mengingatkan masyarakat
Di Indonesia hampir 9 dari 10 ibu pernah betapa pentingnya air susu ibu (ASI) bagi tumbuh
memberikan ASI, namun penelitian IDAI kembang bayi, setiap 1-6 Agustus warga dunia
menemukan hanya 49,8% yang memberikan ASI memperingati Hari ASI Sedunia dan dilaksanakan
secara ekslusif selama 6 bulan sesuai selama satu pekan. Ada 170 negara lebih yang telah
rekomendasi WHO (Fadhila & Ninditya, 2016, menyelenggarakan pekan ASI sedunia dengan
dalam Oktova, 2017). Rendahnya cakupan berbagai kegiatan, termasuk di Indonesia. Pekan
pemberian ASI eksklusif ini dapat berdampak ASI sedunia merupakan momen peringatan untuk
pada kualitas hidup generasi penerus bangsa dan membangun semangat para ibu untuk memberikan
juga pada perekonomian nasional. Masih ASI, karena ASI memiliki peran penting dalam
rendahnya angka pencapaian ASI eksklusif tentu mendukung upaya perlindungan, promosi, dan
saja perlu mendapat perhatian karena dukungan menyusui bagi ibu dan si buah hati.
berkontribusi terhadap rendahnya kualitas Berdasarkan data yang dikumpulkan
sumber daya manusia di masa mendatang serta International Baby Food Action Network
berdampak pula terhadap tingginya angka (IBFAN) 2014, Indonesia menduduki peringkat
kesakitan maupun angka kematian (Salfina, ke tiga terbawah dari 51 negara di dunia yang
Elmida, 2003). mengikuti penilaian status kebijakan dan program
Beberapa tujuan SDGs yang sangat pemberian makan bayi dan anak (Infant-Young
berkaitan erat dengan produksi ASI antara lain: Child Feeding) (Prasetyaningati, 2018). Hal Ini
(1) Menyusui merupakan sumber nutrisi terbaik menunjukkan, pemberian ASI sebagai makanan
dengan komposisi bioaktif yang dapat pertama bayi masih kurang. Padahal, penurunan
meningkatkan status kesehatan ibu dan anak, hal gizi anak hingga menyebabkan anak bergizi
ini sejalan dengan tujuan SDGs nomor 2 dan 3 kurang hingga buruk dan tumbuh pendek
yaitu penanggulangan kelaparan, masalah (stunting) dapat dicegah sedini mungkin dengan
kesehatan dan kesejahteraan. (2) Bayi yang pemberian ASI eksklusif dan MPASI yang benar.
mendapatkan ASI dengan standar emas makanan Berdasarkan profil kesehatan Provinsi
bayi terbukti memiliki IQ lebih tinggi dan Lampung, cakupan bayi mendapatkan ASI
performa lebih baik sehingga memiliki Ekslusif tahun 2014 sudah memenuhi target
pekerjaan dan penghasilan yang layak, sehingga yaitu 82,3%, tetapi turun pada tahun 2015
tentu saja berkesinambungan dengan tujuan SDG menjadi 57,70% (Dinkes Provinsi Lampung,
nomor 4 yaitu menjamin pemerataan pendidikan Tahun 2015; 2016). Pada profil kesehatan
yang berkualitas. (3) Menyusui pula dapat Indonesia tahun 2016, Provinsi Lampung
menekan pengeluaran untuk membeli kebutuhan kembali turun menjadi 22.4% bayi yang
susu formula, sehingga lebih hemat dan ramah mendapat asi eklusif 0-6 bulan (Dinkes Provinsi
lingkungan, sejalan dengan tujuan SDGs nomor Lampung, 2017). Menurut profil kesehatan
12 yaitu konsumsi yang bertanggung jawab. Provinsi Lampung 2015, angka capaian cakupan
Pada masa bayi usia 0-6 bulan, kebutuhan bayi mendapat ASI ekslusif per Kabupaten Kota
nutrisi bayi sangat tergantung terhadap air susu di Lampung, tidak ada satupun Kabupaten Kota
dari ibunya (ASI). Pemberian ASI sebagai yang mencapai target yang diharapkan, cakupan
makanan pertama bayi yang berusia dibawah 6 tertinggi ada pada Kabupaten Lampung Selatan
bulan merupakan hal yang sangat diperhatikan 76,01%, cakupan terendah yaitu Kabupaten
karena bayi sebaiknya hanya diberikan ASI saja. Pesawaran 18,22%. Menurut laporan PWS Gizi
86 Jurnal Kesehatan, Volume 10, Nomor 1, April 2019, hlm 84-92

Puskesmas Brenung bahwa 64,4% ibu mengatakan merupakan senyawa golongan steroid. Menurut
produksi ASI-nya kurang (Dinkes Provinsi hasil penelitian Mutiara (2011) menunjukkan
Lampung, 2016). bahwa pemberian tepung daun kelor dapat
Berdasarkan hasil pra-survey yang meningkatkan produksi air susu induk tikus
dilakukan di BPM Wilayah Kota Bandar secara signifikan. Pemberian dosis mulai 42
Lampung, didapatkan 54 % ibu nifas yang ASI mg/kgBB secara signifikan dapat membuat
nya belum keluar pada hari ke 3 atau ke 4 setelah sekresi air susu tikus putih meningkat dan berat
melahirkan sehingga meminta PASI untuk badan anak tikus meningkat seiring dengan
memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayinya. meningkatnya dosis yang diberikan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap Atas dasar tersebut, maka penulis tertarik
petugas yang memberikan perawatan pada ibu untuk melakukan penelitian dengan judul
setelah melahirkan pada beberapa BPM, Efektifitas konsumsi sayur papaya muda dan
diperoleh data sekitar 43% ibu yang tidak sayur daun kelor terhadap produksi ASI pada ibu
memberikan kolostrumnya segera setelah lahir post partum primipara di PMB Wilayah Kota
karena kolostrumnya belum keluar dan tidak Bandar lampung Tahun 2018.
dapat memberikan ASI-nya secara on demand
(sesuai kebutuan bayi). Penyebab ibu tidak
memberikan ASI nya secara on demand antara METODE
lain 68% kolostrumnya tidak keluar pada saat
setelah melahirkan dan 56% mengatakan Penelitian ini menggunakan metode
produksi ASI nya sedikit. penelitian kuantitatif (analitik) dengan
Produksi ASI dapat ditingkatkan salah satu menggunakan quasi eksperimental design.
diantaranya dengan mengkonsumsi sayur- Populasi studi adalah ibu post partum primipara
sayuran. Adapun jenis sayuran yang dapat di PMB Wilayah Kota Bandar Lampung pada
memperbanyak produksi ASI antara lain sayur bulan Juli s/d Oktober tahun 2018 yang
daun katu, sayur pepaya muda dan sayur daun berjumlah 145 orang. Adapun sampel yang
kelor. Mengkonsumsi sayur daun katu sudah digunakan dalam penelitian sebanyak 90 orang
sangat populer di masyarakat dan sering yang terdiri dari 30 orang diberi konsumsi sayur
dikonsumsi oleh ibu-ibu yang habis melahirkan. pepaya muda, 30 orang diberi sayur daun kelor
Sedangkan untuk konsumsi sayur pepaya muda dan 30 orang sebagai kontrol tanpa diberikan
dan sayur daun kelor masih jarang dilakukan oleh konsumsi sayur pepaya muda dan sayur daun
ibu-ibu menyusui. Pepaya muda dan daun kelor kelor. Kriteria inklusi: (a) Ibu post partum di
merupakan tumbuhan alam yang berperan PMB wilayah Kota Bandar Lampung; (b)
sebagai Laktogogum karena dapat meningkatkan Tercatat dalam buku persalinan; (c) Ibu
dan memperlancar pengeluaran ASI. Primipara; (d). Berat badan bayi yang dilahirkan
Pepaya muda (Carica papaya L.) antara 2500 gram s/d 4000 gram, (e) Usia
mengandung saponin, alkaloid, mineral, vitamin kehamilan aterm, (f) Bayi tidak mengalami
dan enzim. Berdasarkan penelitian (Kharisma kelainan cerna ASI dan (g) Bayi tidak
dkk, 2011) didapatkan bahwa air buah pepaya mempunyai cacat bawaan. Sedangkan kriteria
muda memberikan efek meningkatkan jumlah ekslusi: (a) Ibu post partum yang tidak
dan diameter kelenjar mama. Getah (lateks) dari melahirkan di PMB wilayah Kota Bandar
buah papaya muda memiliki efek sama dengan Lampung; (b) Tidak tercatat dalam buku
oksitosin pada uterus. Hormon prolaktin dan persalinan, (c) Ibu multipara; (d) Berat badan
oksitosin berperan dalam peningkatan produksi bayi yang dilahirkan kurang dari 2500 gram dan
air susu. Prolaktin berperan dalam sintesis air lebih dari 4000 gram; (e) Usia kehamilan pre-
susu, sedangkan oksitosin berperan merangsang term dan post-term, (f) Bayi mengalami kelainan
mioepitel disekitar alveolus untuk berkontraksi cerna ASI, (g) Bayi memiliki cacat bawaan.
sehingga semprotan ASI dapat diteruskan melalui Data yang dikumpulkan menggunakan
duktus (Manuaba, 2007). data primer. Analisa yang digunakan untuk
Tanaman daun kelor merupakan bahan menguji perbedaan 2 variabel antara variabel
makanan lokal yang memiliki potensi untuk numerik dengan variabel numerik menggunakan
dikembangkan dalam kuliner ibu menyusui uji statistik ”Uji T Sampel Independent”.
karena mengandung senyawa fitosterol yang
berfungsi meningkatkan dan memperlancar
produksi ASI (efek laktogogum). Secara teoritis,
senyawa-senyawa yang mempunyai efek
laktogogum diantaranya adalah sterol. sterol
Aliyanto, Efektifitas Sayur Pepaya Muda dan Sayur Daun Kelor terhadap Produksi ASI … 87

HASIL

Analisis Univariat

Tabel 1. Distribusi Usia Ibu Post partum Primipara


Konsumsi Non Konsumsi Sayur
Konsumsi Sayur
Sayur Daun pepaya Muda Dan
Usia Pepaya Muda Jumlah %
Kelor Sayur Daun Kelor
n % n % n %
Kurang dari 20 tahun 5 16,7 6 20 3 10 14 15,56
20-35 tahun 25 83,3 22 73,3 27 90 74 82,22
Lebih dari 35 tahun 0 0 2 6,7 0 0 2 2,22
Jumlah 30 100 30 100 30 100 90 100

Berdasarkan tabel 1, dari 90 orang ibu post dalam katagori usia reproduktif yaitu usia 20-35
partum primipara yang sebagian besar (82,22%) tahun.

Tabel 2. Distribusi Pendidikan Ibu Post partum Primipara


Non Konsumsi Sayur
Konsumsi Sayur Konsumsi Sayur
pepaya Muda dan
Usia Pepaya Muda Daun Kelor Jumlah %
Sayur Daun Kelor
n % n % n %
Rendah 6 20 11 36,7 7 23,3 24 26,7
(SD/SMP)
Tinggi 24 80 19 63,3 23 76,7 66 73,3
(SMA/PT)
Jumlah 30 100 30 100 30 100 90 100

Berdasarkan tabel 2, dari 90 orang ibu post dengan latar belakang pendidikan tinggi
partum primipara yang sebagian besar (73,3%) (SMA/PT).

Tabel 3. Distribusi Pekerjaan Ibu Post partum Primipara


Konsumsi Non Konsumsi Sayur
Konsumsi Sayur
Sayur Daun Pepaya Muda dan
Usia Pepaya Muda Jumlah %
Kelor Sayur Daun Kelor
n % n % n %
Bekerja 3 10 5 16,7 8 26,7 16 17,8
Tidak
27 90 25 83,3 22 73,3 74 72,2
Bekerja
Jumlah 30 100 30 100 30 100 90 100

Berdasarkan tabel 3, dari 90 orang ibu sebesar 72,2% merupakan ibu yang tidak
post partum primipara sebanyak 74 orang yaitu bekerja.

Tabel. 4 Distribusi Pengeluaran Kolostrum Ibu Post partum Primipara


Konsumsi Non Konsumsi Sayur
Konsumsi Sayur
Sayur Pepaya Pepaya Muda Dan
Usia Daun Kelor Jumlah %
Muda Sayur Daun Kelor
n % n % n %
Sudah
22 73,3 21 70 18 6 61 67,8
Keluar
Belum
8 26,7 9 30 12 4 29 32,2
Keluar
Jumlah 30 100 30 100 30 100 90 100
88 Jurnal Kesehatan, Volume 10, Nomor 1, April 2019, hlm 84-91

Berdasarkan tabel 4, dari 90 orang ibu post Berdasarkan tabel 7, peningkatan produksi
partum primipara, sebagian besar (67,8%) ASI berdasarkan rata-rata penambahan berat
kolostrumnya sudah keluar. badan bayi usia 30 hari pada ibu post partum
primipara yang tidak mengkonsumsi sayur
Tabel 5. Peningkatan Produksi ASI pepaya muda dan sayur daun kelor sebanyak
Berdasarkan Rata-Rata Penambahan 826,67 gram, dengan penambahan berat badan
Berat Badan Bayi Usia 30 Hari pada minimal 500 gram dan kenaikan berat badan
Ibu Post partum Primipara yang maksimal 1300 gram.
Konsumsi Sayur Pepaya Muda
Rata-Rata Penambahan Berat Analisis Bivariat
Konsumsi Badan Bayi
Sayur Usia 30 Minimal Maksimal Tabel 8. Perbedaan Peningkatan Produksi ASI
Hari (gram) (gram) (gram) Berdasarkan Penambahan Berat
Pepaya Badan Bayi Usia 30 Hari pada Ibu Post
930 500 1500
Muda
partum Primipara antara Konsumsi
Sayur Pepaya Muda dan Tidak
Berdasarkan tabel 5, peningkatan produksi Mengkonsumsi Sayur Pepaya Muda
ASI berdasarkan rata-rata penambahan berat dan Sayur Daun Kelor
badan bayi usia 30 hari pada ibu post partum Standar p
primipara yang mengkonsumsi sayur pepaya Konsumsi Mean
Deviasi value
muda sebanyak 930 gram, dengan penambahan Sayur Pepaya Muda 930 364,975
berat badan minimal 500 gram dan penambahan Tidak konsumsi
berat badan maksimal 1500 gram. Sayur Pepaya Muda 0,182
826,67 204,995
Dan Sayur Daun
Tabel 6. Peningkatan Produksi ASI Kelor
Berdasarkan Rata-Rata Penambahan
Berat Badan Bayi Usia 30 Hari pada Berdasarkan tabel 8, hasil uji Independent
Ibu Post partum Primipara yang Samples Test, didapatkan p-value=0,182>α=0,05
Konsumsi Sayur Daun Kelor yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan
Rata-Rata Kenaikan peningkatan produksi ASI pada ibu post partum
Konsumsi Berat Badan primipara antara yang konsumsi sayur pepaya
Sayur Usia 30 Hari Minimal Maksimal muda dengan yang tidak mengkonsumsi sayur
(gram) (gram) (gram) pepaya muda dan sayur daun kelor.
Daun
1270 700 2300
Kelor Tabel 9. Perbedaan Peningkatan Produksi
ASI Berdasarkan Penambahan Berat
Berdasarkan tabel 6, peningkatan produksi Badan Bayi Usia 30 Hari pada Ibu
ASI berdasarkan rata-rata penambahan berat Post partum Primipara Antara yang
badan bayi usia 30 hari pada ibu post partum Konsumsi Sayur Daun Kelor dan
primipara yang mengkonsumsi sayur daun kelor Tidak Mengkonsumsi Sayur Pepaya
sebanyak 1270 gram, dengan penambahan berat Muda dan Sayur Daun Kelor
badan minimal 700 gram dan penambahan berat Standar
badan maksimal 2300 gram. Konsumsi Mean p-value
Deviasi
Sayur Daun Kelor 1270 383,406
Tabel 7. Peningkatan Produksi ASI Tidak konsumsi
Berdasarkan Rata-Rata Penambahan Sayur Pepaya
826,67 204,995
0,000
Berat Badan Bayi Usia 30 Hari pada Muda Atau Sayur
Ibu Post partum Primipara yang Tidak Daun Kelor
Konsumsi Sayur Pepaya Muda dan
Sayur Daun Kelor Berdasarkan tabel 9, hasil uji Independent
Rata-Rata Kenaikan Berat Badan Samples Test, didapatkan p-value=0,000˂α=0,05
Konsumsi Usia 30 yang artinya ada perbedaan yang signifikan
Minimal Maksimal
Sayur Hari peningkatan produksi ASI pada ibu post partum
(gram) (gram)
(gram) primipara antara yang konsumsi sayur daun kelor
Tidak konsumsi dengan yang tidak mengkonsumsi sayur pepaya
sayur pepaya muda dan sayur daun kelor.
826,67 500 1300
muda dan sayur
daun kelor
Aliyanto, Efektifitas Sayur Pepaya Muda dan Sayur Daun Kelor terhadap Produksi ASI …89

Tabel 10. Efektifitas Konsumsi Sayur Pepaya sayur pepaya muda maupun sayur daun kelor
Muda dan Sayur Daun Kelor berdasarkan hasil penelitian tidak menunjukkan
terhadap Peningkatan Produksi perbedaan yang signifikan pada produksi ASI
ASI Berdasarkan Penambahan nya dengan p-value 0,182 dan dilihat dari rata-
Berat Badan Bayi Usia 30 Hari rata penambahan berat badan bayi pada usia 30
Konsumsi Mean Standar p-value hari tidak berbeda jauh yaitu 930 gram dan
Deviasi 826,27 gram. Sedangkan pada ibu post partum
Pepaya Muda 930 364,975 0,001 primipara yang mengkonsumsi sayur daun kelor
Daun Kelor 1270 383,406 bila dibandingkan dengan yang tidak
mengkonsumsi sayur pepaya muda dan sayur
Berdasarkan tabel 10, hasil uji Independent daun kelor menunjukkan perbedaan yang
Samples Test, didapatkan p-value=0,001˂α=0,05 signifikan pada produksi ASI nya dengan p-value
yang artinya ada perbedaan yang signifikan 0,000 dan dilihat dari rata-rata penambahan berat
peningkatan produksi ASI pada ibu post partum badan bayi pada usia 30 hari menunjukkan
primipara yang konsumsi sayur daun kelor perbedaan yang cukup banyak yaitu 1270 gram
dibandingkan dengan ibu post partum yang dan 826,27 gram.
mengkonsumsi sayur pepaya muda berdasarkan Pada penelitian ini kelompok ibu post
penambahan berat badan bayi setelah usia 30 partum pertama dianjurkan untuk mengkonsumsi
hari, dengan rata-rata penambahan berat badan sayur daun kelor sebanyak 100 gram per hari dan
bayi pada ibu post partum primipara yang kelompok ibu post partum kedua dianjurkan
mengkonsumsi sayur pepaya daun kelor untuk mengkonsumsi sayur pepaya muda
sebanyak 1270 gram dan pada ibu post partum sebanyak 100 gram per hari, dan masing-masing
primipara yang mengkonsumsi sayur pepaya responden mengkonsumsi sayur daun kelor atau
muda didapatkan rata-rata penambahan berat sayur pepaya muda selama 30 hari. Selanjutnya
badan sebanyak 930 gram. Hal ini penambahan berat badan bayi diketahui dengan
menggambarkan bahwa konsumsi sayur daun melakukan penimbangan pada hari ke 14, hari ke
kelor lebih efektif meningkatkan produksi ASI 21 dan hari ke 30 dan untuk mengetahui
dibandingkan dengan mengkonsumsi sayur penambahan berat badan bayi, hasil pengukuran
pepaya muda. berat badan setelah 30 hari dikurangi dengan
berat badan lahir.
Selain itu juga pada penelitian ini,
PEMBAHASAN perlakuan terhadap responden sama dengan
kelompok kontrol (yang tidak mengkonsumsi
Efektifitas Konsumsi Sayur Pepaya Muda dan sayur pepaya muda dan sayur daun kelor) yaitu
Sayur Daun Kelor dilakukan inisiasi menyusui dini setelah bayi
lahir, mengkonsumsi makanan standar untuk
Hasil penelitian didapatkan bahwa menu ibu nifas dan menyusui bayi sesuai dengan
mengkonsumsi sayur daun kelor lebih efektif kebutuhan bayi (on demand).
meningkatkan produksi ASI dibandingkan Pada kelompok kontrol terdapat perbedaan
dengan mengkonsumsi sayur pepaya muda peningkatan produksi ASI berdasarkan
dengan p-value 0,001. Hal ini dapat dilihat penambahan berat badan bayi setelah usia 30
dengan indikator rata-rata penambahan berat hari, dimana rata-rata penambahan berat badan
badan bayi usia 30 hari pada ibu post partum bayinya lebih sedikit yaitu 826,67 gram bila
primipara yang mengkonsumsi sayur daun kelor dibandingkan dengan ibu yang mengkonsumsi
lebih banyak bila dibandingkan dengan ibu post sayur daun kelor sebanyak 1270 gram dan yang
partum yang mengkosumsi sayur pepaya muda. mengkonsumsi sayur pepaya muda sebanyak 930
Rata-rata penambahan berat badan bayi pada ibu gram.
yang mengkonsumsi sayur daun kelor sebanyak Pada daun kelor dan pepaya muda
1270 gram, sedangkan pada ibu post partum yang merupakan tanaman yang mengandung
mengkonsumsi sayur pepaya muda sebanyak laktogogum yang memiliki potensi dalam
930 gram. Hal ini mendukung hasil penelitian menstimulasi hormon oksitoksin dan prolaktin
Zakaria, dkk (2016) yang mengatakan bahwa seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan
mengkonsumsi daun kelor dapat meningkatkan substansi lainnya paling efektif dalam
kuantitas ASI dengan p-value 0,001. meningkatkan dan memperlancar produksi ASI.
Pada ibu post partum primipara yang Reflek prolaktin secara hormonal untuk
mengkonsumsi sayur pepaya muda bila memproduksi ASI, waktu bayi menghisap puting
dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal
90 Jurnal Kesehatan, Volume 10, Nomor 1, April 2019, hlm 84-92

pada puting susu dan areola ibu. Rangsangan ini Faktor-faktor yang mempengaruhi
diteruskan ke hipofisis melalui nervos vagus, produksi air susu ibu salah satunya adalah asupan
kemudian ke lobus anterior. Dari lobus ini akan makanan. Makanan yang dikonsumsi ibu
mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke memengaruhi produksi ASI. Bila makanan yang
peredaran darah dan sampai pada kelenjar- disantap mengandung gizi seimbang dan teratur,
kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan diharapkan kelenjar pembuat ASI dapat bekerja
terangsang untuk menghasilkan ASI. optimal. Maka penuhi kebutuhan kalori, protein,
Berdasarkan hasil studi Mutiara, (2011) lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup.
melaporkan bahwa daun kelor mengandung Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak
senyawa fitosterol diantaranya kampesterol, mendapat tambahan makanan tentu akan
stigmasterol, dan β-sitosterol yang bersifat mengakibatkan terjadinya kemunduran dalam
laktagogum yang dapat meningkatkan produksi pembuatan dan produksi ASI. Makanan
ASI. Hasil penelitiannya menunjukkan tambahan yang dianjurkan selama menyusui
pemberian tepung kelor dapat meningkatkan mengandung unsur protein dan makanan sebagai
produksi air susu induk tikus secara nyata seiring sumber vitamin. Berdasarkan beberapa
dengan peningkatan konsentarsi yang diberikan. penelitian, konsumsi sayur daun katu, papaya
ASI merupakan cairan kompleks yang muda dan sayur daun kelor dapat membantu
mengandung berbagai unsur penting yaitu produksi ASI.
karbohidrat, protein, lemak, vitamin larut air, Pada penelitian Istiqomah, dkk (2015),
vitamin larut lemak, mineral, dan sel-sel epitel. disebutkan bahwa berdasarkan hasil penelitian
Secara umum, kadar gizi ASI tinggi saat lahir dan didapatkan produksi ASI sebelum konsumsi buah
akan berkurang selama periode laktasi. papaya rata-rata frekuensi menyusui adalah 5, 7
Pemanfaatan buah pepaya muda pada kali dengan standar deviasi 0,80131 dan setelah
masyarakat sudah banyak ditemui, seperti baik mengkonsumsi buah papaya rata-rata frekunesi
untuk kesehatan mata, baik untuk pencernaan, menyusui mengalami peningkatan menjadi 9,75
yang digunakan untuk membuat sayur karena kali dengan standar deviasi 0,78640.
kandungan protein dan vitamin, serta dimakan Pepaya muda (Carica papaya L.)
untuk memperlancar dan memperbanyak mengandung saponin, alkaloid, mineral, vitamin
produksi ASI. Pengolahan buah pepaya muda dan enzim. Berdasarkan penelitian (Kharisma
pada masyarakat biasa dilakukan dengan cara dkk, 2011) didapatkan bahwa air buah pepaya
direbus, diurap, dikukus dan dioseng-oseng. muda memberikan efek meningkatkan jumlah
Buah pepaya menjadi bahan makanan yang dan diameter kelenjar mama. Getah (lateks) dari
memiliki banyak manfaat dan mudah didapatkan buah papaya muda memiliki efek sama dengan
oleh masyarakat karena bisa dengan mudah oksitosin pada uterus. Hormon prolaktin dan
ditanam di pekarangan rumah. Pemanfaatan buah oksitosin berperan dalam peningkatan produksi
pepaya yang dapat meningkatkan produksi ASI, air susu. Prolaktin berperan dalam sintesis air
berkontribusi terhadap peningkatan/penambahan susu, sedangkan oksitosin berperan merangsang
berat badan bayi. mioepitel disekitar alveolus untuk berkontraksi
Keberhasilan menyusui tergantung dari sehingga semprotan ASI dapat diteruskan melalui
produksi ASI yang dihasilkan oleh ibu setelah duktus (Manuaba, 2007).
melahirkan. ASI diproduksi dari hasil kerjasama Selain mengkonsumsi sayur pepaya muda,
antara faktor hormonal. Hormon estrogen mengkonsumsi sayur daun kelor juga dapat
berperan menjaga tekstur dan fungsi payudara meningkatkan produksi air susu ibu. Pada
membesar dan merangsang pertumbuhan kelenjar penelitian Zakaria, Veni Hadju, Suryani As’ad
ASI. ASI diproduksi setiap saat sebelum, selama dan Burhanuddin Bahar, disebutkan bahwa
dan sesudah mayi menyusu. ASI yang telah kuantitas ASI meningkat pada kedua kelompok
diproduksi disimpan dalam payudara ibu. Pada yaitu yang mendapatkan ekstrak daun kelor (EK)
minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar- dan tepung daun kelor (TK). Peningkatan
kelenjar produksi ASI mulai menghasilkan ASI. kuantitas ASI berbeda signifikan antara
Apabila tidak ada kelainan pada hari pertama kelompok EK dan TK (masing-masing 263±129
sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 to 600±120, p=0,001). Peningkatan kuantitas ASI
ml sehari dan akan terus bertambah sehingga berbeda signifikan antara kelompok EK dan TK.
mencapai sekitar 450-450 ml pada waktu Pemberian EK dan TK dapat meningkatkan
mencapai usia minggu kedua. Produksi ASI yang volume ASI, peningkatan volume ASI lebih
mencukupi atau berlebihan akan berpengaruh tinggi pada kelompok yang mendapat EK
terhadap peningkatan berat badan bayi. disbanding TK, tetapi tidak berpengaruh terhadap
kualitas ASI (zat besi, vitamin C dan vitamin E).
Aliyanto, Efektifitas Sayur Pepaya Muda dan Sayur Daun Kelor terhadap Produksi ASI …91

Tanaman daun kelor merupakan bahan tersebut merupakan masa golden period dan bayi
makanan lokal yang memiliki potensi untuk hanya tergantung terhadap pemenuhan ASI. Atas
dikembangkan dalam kuliner ibu menyusui dasar tersebut, penulis menyarankan kepada
karena mengandung senyawa fitosterol yang tenaga kesehatan terutama bidan dan perawat
berfungsi meningkatkan dan memperlancar untuk memotivasi ibu menyusui agar pada menu
produksi ASI (efek laktogogum). Secara teoritis, makanannya lebih sering ditambahkan dengan
senyawa-senyawa yang mempunyai efek sayur daun kelor dan selalu mengkonsumsi sayur
laktogogum diantaranya adalah sterol. sterol daun kelor pada periode menyusui agar produksi
merupakan senyawa golongan steroid. Menurut air susu meningkat. Selain itu juga dapat menjadi
hasil penelitian Mutiara menunjukkan bahwa masukan bagi organisasi profesi Kota Bandar
pemberian tepung daun kelor dapat Lampung untuk memprogramkan kegiatan
meningkatkan produksi air susu induk tikus sosialisasi tentang manfaat mengkonsumsi sayur
secara signifikan. Pemberian dosis mulai 42 daun kelor terhadap peningkatan produksi ASI.
mg/kgBB secara signifikan dapat membuat
sekresi air susu tikus putih meningkat dan berat
badan anak tikus meningkat seiring dengan SIMPULAN
meningkatnya dosis yang diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa 1. Rata-rata penambahan berat badan bayi usia
konsumsi sayur daun kelor lebih efektif untuk 30 hari dari ibu yang mengkonsumsi sayur
meningkatkan produksi ASI berdasarkan berat pepaya muda yaitu 930 gram.
badan bayi pada masa 30 hari pertama 2. Rata-rata penambahan berat badan bayi usia
kehidupannya dibandingkan konsumsi sayur 30 hari dari ibu yang mengkonsumsi sayur
pepaya muda. Peningkatan berat badan bayi daun kelor yaitu 1270 gram.
merupakan indikator untuk menentukan 3. Rata-rata penambahan berat badan bayi usia
pertumbuhan dan perkembangan bayi terutama 30 hari pada ibu yang tidak mengkonsumsi
pada 6 bulan pertama kehidupannya sehingga sayur pepaya muda dan sayur daun kelor yaitu
sangat tergantung dari produksi air susu ibu yang 826,27 gram.
berdampak terhadap terpenuhinya kebutuhan 4. Terdapat efektifitas pemberian sayur daun
bayi selama masa tersebut, karena pada masa kelor dibandingkan dengan pemberian sayur
tersebut bayi hanya tergantung pada air susu pepaya muda terhadap produksi ASI
ibunya. Kecukupan ASI pada bayi ditandai berdasarkan penambahan berat badan bayi
dengan peningkatan berat badan bayi dalam masa pada usia 30 hari dengan p value 0,001,
6 bulan pertama kehidupannya. Oleh karena itu sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
dianjurkan pada ibu masa menyusui untuk konsumsi sayur daun kelor pada ibu post
menambahkan sayur daun kelor dalam menu partum primipara dalam waktu 30 hari lebih
makanannya untuk memperbanyak produksi ASI efektif meningkatkan produksi ASI bila
dan memperlancar pengeluaran ASI sehingga dibandingkan dengan mengkonsumsi sayur
kebutuhan bayi akan ASI pada masa 6 bulan pepaya muda.
kehidupannya terpenuhi karena pada masa

DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Provinsi Lampung. (2015). Profil Puskesmas Peterongan Jombang Tahun


Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2014. 2014. Eduhealth, 5(2).
Bandar Lampung. Kharisma, Y., Ariyoga, A., & Sastramihardja, H.
Dinkes Provinsi Lampung. (2016). Profil S. (2011). Efek ekstrak air buah pepaya
Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015. (Carica papaya L.) muda terhadap
Bandar Lampung. gambaran histologi kelenjar mamma
Dinkes Provinsi Lampung. (2017). Profil mencit laktasi. Majalah Kedokteran
Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2016. Bandung, 43(4), 160-165.
Bandar Lampung. Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri.
Istiqomah, S. B. T., Wulanadari, D. T., & Azizah, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
N. (2015). Pengaruh Buah Pepaya terhadap Oktova, R. (2017). Determinan yang
Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Berhubungan dengan Pemberian MP-ASI
Menyusui di Desa Wonokerto Wilayah Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal
Kesehatan, 8(1), 84-90.
92 Jurnal Kesehatan, Volume 10, Nomor 1, April 2019, hlm 84-92

Prasetyaningati, D. (2018). Hubungan faktor Mutiara T. (2011). Uji Efek Pelancar ASI Tepung
kesehatan ibu postpartum dengan Daun Kelor (Moringa Oleifera (Lamk))
penyapihan dini di desa sidorejo Pada Tikus Putih Galur Wistar. (Disertasi,
kecamatan pare kabupaten kediri. Jurnal Universitas Brawijaya).
Keperawatan, 16(1). Zakaria, Z., Hadju, V., As' ad, S., & Bahar, B..
Salfina, Elmida. (2003). Hubungan Pengetahuan (2016). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun
dan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Kelor Terhadap Kuantitas Dan Kualitas
Ekslusif di Kecamatan Tebet. Jurnal Air Susu Ibu (ASI) Pada Ibu Menyusui
Kesehatan Masyarakat. Bayi 0-6 Bulan. Media Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 12(3), 161-169.

Potrebbero piacerti anche