Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstrak
This study aims to examine the effect of monetary policy transmission through
conventional and sharia systems to the inflation rate in Indonesia from January 2011 to
December 2015. The approach used is Vector Error Correction Model (VECM)quantitative
method using Eviews 8 program. The data used was secondary data from the official
website of Bank Indonesia and the Financial Services Authority (Otoritas Jasa
Keuangan/OJK). The result of the research shows that in the long run, conventional
monetary policy transmission has an effect on inflation rate in Indonesia, namely the
interest rate of Bank Indonesia Certificates which has a positive and significant effect to
the inflation rate in Indonesia. Interbank money market variables have negative and
significant influence on the inflation rate. While the loan to deposit ratio variable doesn't
have any effect on inflation rate. On the sharia side, the results show that in the long run,
the sharia monetary policy transmission has an effect on inflation in Indonesia, namely
Bank Indonesia Sharia Certificate that has significant negative effect and sharia money
market has significant positive effect,whilst finance to deposit ratio doesn't.
mengharamkan riba. Orang-orang yang jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur
telah sampai kepadanya larangan dari kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset,
dan jalur ekspektasi. Bernanke dan Gertler
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
menekankan pada sektor kredit (credit Transmisi kebijakan moneter di
channel) sementara Obstfeld and Rogoff Indonesia bisa diselesaikan berdasar 2
memilih untuk menekankan konsep konsep yaitu konvensional dan syariah.
mekanisme transmisi pada kebijakan nilai Konsep konsvensional merupakan konsep
tukar (Rusydiana, 2009 pertama. Secara sederhana, operasi
Pada jalur suku bunga, perubahan BI moneter syariah adalah operasi moneter
Rate mempengaruhi suku bunga deposito yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip
dan suku bunga kredit perbankan. Apabila syariah. Pemenuhan prinsip syariah
perekonomian sedang mengalami dipersyaratkan mengingat mitra transaksi
kelesuan, Bank Indonesia dapat (counterparts) yang dihadapi oleh Bank
menggunakan kebijakan moneter yang Indonesia dalam operasi moneter syariah
ekspansif melalui penurunan suku bunga adalah perbankan syariah. Jadi, terdapat
untuk mendorong aktifitas dua ciri khusus pada operasi moneter
ekonomi. Perubahan suku bunga BI Rate syariah. Pertama adalah kesesuaian
juga dapat mempengaruhi nilai tukar. transaksi yang dilakukan dengan prinsip
Mekanisme ini sering disebut jalur nilai syariah. Kedua adalah perbankan syariah
tukar. Kenaikan BI Rate, sebagai contoh, sebagai mitra transaksi. Sebagai jaminan
akan mendorong kenaikan selisih antara bahwa transaksi yang dilakukan sesuai
suku bunga di Indonesia dengan suku syariah, seluruh transaksi operasi moneter
bunga luar negeri. Dengan melebarnya syariah yang dilaksanakan Bank Indonesia
selisih suku bunga tersebut mendorong terlebih dahulu memperoleh fatwa dan
investor asing untuk menanamkan modal atau opini syariah dari Dewan Syariah
ke dalam instrument-instrumen keuangan Nasional-Majelis Ulama Indonesia.Selain
di Indonesia seperti SBI karena investor dalam rangka implementasi kebijakan
akan mendapatkan tingkat pengembalian moneter, operasi moneter syariah yang
yang lebih tinggi. Aliran modal masuk dilakukan Bank Indonesia juga
asing ini pada gilirannya akan mendorong memberikan dukungan terhadap stabilitas
apresiasi nilai tukar Rupiah. Apresiasi pasar uang syariah dan pertumbuhan
Rupiah mengakibatkan harga barang perbankan syariah.
impor lebih murah dan barang ekspor di Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1)
luar negeri menjadi lebih mahal atau Untuk mengetahui pengaruh SBI, SBIS,
kurang kompetitif sehingga akan PUAB,PUAS, FDR dan LDR pada tingkat
mendorong impor dan mengurangi inflasi periode 2011-2015, 2) Untuk
ekspor. Turunnya net ekspor ini akan mengetahui besarnya pengaruh SBI, SBIS,
berdampak pada menurunnya PUAB,PUAS, FDR dan LDR pada tingkat
pertumbuhan ekonomi dan kegiatan inflasi periode 2011-2015
perekonomian.Perubahan suku bunga BI
Rate mempengaruhi perekonomian makro
melalui perubahan harga aset. II. LANDASAN TEORI
Konsep Kebijakan Moneter
Menurut pendapat Warjiyo dan akan cenderung lebih stabil. Stabilitas
Agung (2002), kebijakan moneter yang lebih besar dalam permintaan uang
merupakan bagian integral kebijakan untuk tujuan transaksi akan cenderung
ekonomi makro yang dilakukan dengan mendorong stabilitas yang lebih besar bagi
pertimbangan siklus kegiatan ekonomi, kecepatan peredaran uang dalam suatu
sifat perekonomian suatu Negara, beserta fase daur bisnis dalam sebuah
factor-faktor fundamental/dasar ekonomi perekonomian Islam dan dapat
lainnya. Juga seperti yang diutarakan diperkirakan perilakunya secara lebih baik.
Rahardjo dan manurung (2001:359) bahwa Mekanisme Transmisi Kebijakan
kebijakan moneter yang di maksud adalah Moneter Syariah
upaya pengendalian atau mengarahkan Chapra (2000) mengatakan, bahwa
perekonomian makro ke kondisi yang di kebijakan moneter bertujuan untuk
inginkan dengan mengatur jumlah uang mencapai sosio ekonomi Islam. Antara lain
beredar. yaitu:
Kebijakan Moneter Syariah 1. Kesejahteraan ekonomi secara luas
Menurut Chapra (2000:12) bank dengan berlandaskan full employment
sentral Islam harus bertanggung jawab dengan tingkat pertumbuhan optimum;
dalam mengeluarkan uang dengan kerja 2. Keadilan sosio-ekonomi dan
sama bersama pemerintah, pemerataan distribusi pendapatan dan
mengusahakan stabilitas internal dan kesejahteraan, salah satunya dapat
eksternalnya. Stabilitas nilai uang dilakukan dengan mekanisme zakat
mencerminkan terkontrolnya harga yang yang baik dan benar;
pada akhirnya akan mempengaruhi 3. Stabilitas nilai uang sehingga benar-
realisasi pencapaian tujuan pembangunan benar menjadi medium of exchange
suatu Negara, seperti pemenuhan yang benar-benar adil dan stabil;
kebutuhan dasar, pemerataan distribusi, 4. Mobilisasi dan investasi modal untuk
perluasan kesempatan kerja, pertumbuan pembangunan ekonomi yang produktif
ekonomi riil yang optimal dan stabilitas dengan sistem pembagian yang adil
ekonomi. Dalam perekonomian Islam untuk semua pihak yang terlibat;
menurut Mustafa Edwin (2007:262-265) 5. Mewujudkan jasa-jasa lain, seperti
permintaan akan dana untuk investasi pasar primer dan skunder untuk
yang berorientasi kepada modal sendiri, memenuhi kebutuhan akan pendanaan
merupakan bagian dari permintaan dan keuangan yang non-inflationary
transaksi total dan akan bergantung pada untuk pemerintah.
kondisi perekonomian dan laju keuntungan Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia
yang diharapkan yang tidak akan (SBI) dan Sertifikat Bank Indonesia
ditentukan di depan. Mengingat harapan Syariah (SBIS) Terhadap Inflasi di
terhadap keuntungan tidak mengalami Indonesia
fluktuasi harian atau mingguan, Ketika BI menerbitkan SBI dan SBIS
permintaan agregat kebutuhan transaksi dan menjualnya pada masyarakat akan
menyebabkan jumlah uang beredar kekurangan likuiditas, yang diantaranya
dimasyarakat berkurang. Menurut diindikasikan melalui peningkatan suku
Rahardjo dan Manurung (2001: 359), bunga PUAB secara tajam diberlakukannya
menurunkan Jumlah Uang Beredar (JUB) kebijakan OPT injeksi yang semua diatur
adalah salah satu target yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Operasi Moneter
dalam penetapkan kebijakan kontraktif. Syariah. (www.bi.go.id)
Kebijakan ini dilakukan pada saat
perekonomian berjalan terlalu kuat dan Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR)
menyebabkan inflasi. Sehingga dan Finance to Deposit Ratio (FDR)
harapannya ketika JUB berkurang akan terhadap Inflasi di Indonesia
menekan permintaan masyarakat akan Menurut Karl dan Fair, suku
barang yang merupakan faktor penyebab bunga adalah bunga dari suatu pinjaman
terjadinya demand pull-inflation sehingga yang dibayarkan secara tahunan dalam
tingkat inflasi dapat ditekan. bentuk persentase pinjaman yang
Pengaruh Pasar Uang Antar Bank diperoleh dari jumlah bunga yang diterima
(PUAB) dan Pasar Uang Antar Bank setiap tahun dibagi dengan jumlah
Syariah (PUAS) terhadap Inflasi di pinjaman. Menurut Miller, RL, dan
Indonesia Vanhoose, sejumlah dana dalam bentuk
PUAS sebagai variabel dependen uang yang diterima oleh kreditor yang
Kebijakan PUAS mengatur bank umum merupakan rasio dari bunga terhadap
syariah maupun konvensional dapat jumlah pinjaman. Sedangkan pengaruh
berinvestasi jangka pendek pada bank Finance to Deposit Ratio terhadap tingkat
umum syariah yang membutuhkan Inflasi ialah, tingkat inflasi berpengaruh
likuiditas dengan menggunakan prinsip positif terhadap dana pihak ketiga. Akan
mudharabah atau bagi hasil, sedangkan tetapi, inflasi yang tinggi akan
PUAB mengatur bank konvensional dapat menyebabkan pendapatan riil masyarakat
berinvestasi jangka pendek pada pada akan terus turun, sehingga diperkirakan
bank umum konvensional yang kecenderungan masyarakat untuk
membutuhkan likuiditas dengan menyimpan dananya di bank juga akan
menggunakan suku bunga. Ketika apabila menurun (Cahyono, 2009). Dengan
dari perkiraan perhitungan likuiditas demikian, maka hipotesis dalam penelitian
maupun dari indikator bagi hasil di PUAS ini adalah: H1 = Tingkat inflasi
diperkirakan mengalami kelebihan berpengaruh negatif terhadap jumlah
likuiditas, yang diantaranya diindikasikan deposito mudharabah.
melalui penurunan suku bunga PUAB Finance to Deposit ratio yang
secara tajam maka diberlakukannya berbasis Profit-loss sharing berarti
kebijakan OPT Absorbsi. Sedangkan keuntungan dan atau kerugian yang
apabila dari perkiraan perhitungan mungkin timbul dari kegiatan
likuiditas maupun dari indikator suku ekonomi/bisnis ditanggung bersamasama.
bunga di PUAB diperkirakan mengalami Dalam atribut nisbah bagi hasil tidak
terdapat suatu fixed and certain return mencari generalisasi yang mempunyai
sebagaimana bunga, tetapi dilakukan nilai prediktif (Sugiyono,2012:14).
profit and loss sharing berdasarkan Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan
produktifitas nyata dari produk tersebut memakai model ekonometrika gabungan
(Karim, 2001). analisa matematis, teori ekonomi dan
Hipotesis statistik.
Hipotesis yang dapat disimpulkan Jenis Data
dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: Jenis data yang digunakan dalam
H1: SBI, PUAB, LDR berpengaruh secara penelitian ini adalah data ratio sekunder
langsung pada tingkat Inflasi yang berupa data runtut waktu (time
H2: SBIS,PUAS,FDR berpengaruh langsung series) yang merupakan sekumpulan
pada tingkat Inflasi observasi dalam rentang waktu tertentu.
H3: SBI, PUAB, LDR berpengaruh secara Data time series yang digunakan mulai
tidak langsung pada tingkat inflasi dari tahun 2011 hingga 2015. Sumber
H4: SBIS, PUAS, FDR mempunyai pengaruh data yang dipakai didapat melalui statistic
secara tidak langsung pada tingkat ekonomi dan keuangan Indonesia (SEKI)
inflasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
III. METODE PENELITIAN yang merupakan populasi dari peneltian
Penelitian ini menggunakan ini dan sampelnya ialah data keuangan
pendekatan kuantitatif deskriptif yakni SBI, SBIS, PUAB, PUAS, LDR, FDR pada
diperuntukkan menjawab rumusan tahun 2011-2015 yang bersumber dari
masalah serta tujuan dari penelitian yakni SEKI Bank Indonesia dan SEKI OJK.
pengaruh transmisi moneter syariah pada Populasi dan Sampel
system perbankan syariah terhadap inflasi Populasi dalam penelitian ini adalah
di Indonesia. Pendekatan penelitian yang tingkat SBI, tingkat SBIS, tingkat PUAB,
dipakai dalam penelitian ini ialah metode tingkat PUAS, tingkat LDR, tingkat FDR dan
Kuantitatif. Metode kuantitatif ialah tingkat inflasi di Indonesia. Metode
metode penelitian terstruktur dan pemilihan sample yang digunkan pada
mengkuantifikasikan data untuk dapat penelitian ini adalah teknik sampel jenuh
digeneralisasi (Anshori dan Iswati, (sensus, yaitu penentuan sample yang
2009:13). Pendekatan kuantitatif secara keseluruhan berasal dari populasi
merupakan pengujian hipotesis dengan dengn pertimbangan elemen-elemen
data yang terukur sehingga dapat populasi relatif sedikit kedua kriteria pada
diperoleh parameter dari pengaruh populasi tersebut, maka tingkat SBI, SBIS,
perubahan suatu variabel ekonomi PUAB, PUAS, LDR, FDR dan Tingkat inflasi
terhadap variabel ekonomi yang lainnya yang menjadi sample penelitian ini adalah:
serta penjelasan-penjelasan dari asumsi a. Tingkat SBI pada tahun 2011-2015
pada ilmu ekonomi. Tujuan metode b. Tingkat SBIS pada tahun 2011-2015
penelitian kuantitatif adalah menampilkan c. Tingkat PUAB pada tahun 2011-
pengaruh antar variabel, mencari teori, 2015
d. Tingkat PUAS pada tahun 2011- yang stasioner dengan derajat I(n) (Ajija,
2015 2011)
e. Tingkat LDR pada tahun 2011-2015 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
f. Tingkat FDR pada tahun 2011-2015 Hasil Estimasi VECM
g. Tingkat Inflasi pada tahun 2011- Tabel 1. Hasil Uji VECM
2015 Konvensional Jangka Panjang
Teknik Analisis COINTEGRATING EQ COINTEQ1
Metode yang digunakan dalam IHK(-1) 1.00000
0.090397
penelitian ini adala metode Vector Error LDR(-1) (0.07308)
Correction Model (VECM). VECM [1.23696]
7.687694
merupakan bentuk VAR yang terestriksi. PUAB(-1) (1.05203)
Restriksi tambahan ini harus diberikan [7.30750]
-7.940233
karena keberadaan bentuk data yang tidak SBI(-1) (1.01108)
stasioner namun terkointegrasi. VECM [-7.85320]
C -7.093728
kemudian memanfaatkan informasi
restriksi kointegrasi kedalam spesiikasinya, Dari hasil kointegrasi diatas
oleh karena itulah VECM sering disebut menunjukkan data yang telah dianalisis
sebagai design VAR bagi series merupakan data yang telah terkointegrasi,
nonstasioner yang memiliki hubungan maka dapat disimpulkan bahwa model
kointegrasi. Dalam permodelan VECM tersebut dapat dipakai untuk mengetahui
asumsi awal yang harus dipenuhi ialah tingkah laku jangka pendek dan jangka
bahwa semua variabel independen harus panjang. Dapat disimpulkan bahwa pada
stasioner. jangka panjang tingkat Loan to Deposit
Hal ini ditandai dengan semua Ratio (LDR) menunjukkan bahwa pada
variabel sisaan bersifat white noise, yaitu jangka panjang tidak berpengaruh secara
memiliki rataan nol, ragam konstan, dan di signifikan terhadap IHK pada tingkat
antara variabel tidak bebas tidak terdapat signifikan 5%. Hasil ini diperoleh karena
korelasi. Uji kestasioneran data dapat dengan nilai koefisien Loan to Deposit
dilakukan melalui pengujian terhadap Ratio sebesar -0.90397 dan nilai dari t-
ada atau tidaknya unit root dalam statistik sebesar [1.23696] yang lebih kecil
variabel dengan uji Augmented Dickey dari pada nilai t-tabel sebesar [2.00575].
Fuller (ADF), adanya unit root akan dapat diketahui jika tingkat Loan to
menghasilkan persamaan atau model Deposit Ratio meningkat sebesar 5%
regresi yang lancung (spurious). maka IHK akan menurun sebesar
Pendekatan yang dilakukan untuk 0.90397%.
mengatasi persamaan regresi lancung Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
tersebut adalah dengan melakukan menunjukkan bahwa dalam jangka
diferensiasi atas variabel endogen dan panjang berpengaruh secara signifikan
eksogennya, sehingga diperoleh variabel teradap IHK pada tingkat signifikan 5%.
Hasil tersebut diperoleh karena dengan
nilai koefisien PUAB sebesar -7.687694 Ratio tidak berpengaruh secara signifikan
dan nilai t-statistik sebesar [7.30750] yang terhadap IHK pada tingkat signifikan 5%.
lebih besar dari nilai t-tabel sebesar Hasil tersebut diperoleh karena dengan
[2.00575]. dapat diketaui jika tingkat suku nilai koefisien FDR sebesar 0.0149910 dan
bunga pasar uang antar bank meningkat nilai t-statistik sebesar [-120267] yang
sebesr 5% maka IHK akan menurun lebih kecil daripada nilai t-tabel sebesar
sebesar 7.687694%. [2.00575]. dapat diketahui jika ketika
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tingkat FDR meningkat sebesar 5% maka
menunjukkan bahwa pada jangka panjang IHK akan meningkat sebesar 0.0149910%
berpengaruh secara signifikan terhadap Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)
IHK pada tingkat 5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada jangka panjang
diperoleh karena dengan nilai koefisien SBI berpengaruh secara signifikan terhadap
sebesar 7.940233 dan nilai dari t-statistik IHK pada tingkat signifikan 5%. Hasil
sebesar [-7.85320] yang lebih besar tersebut diperoleh karena dengan nilai
daripada t-tabel sebesar [2.00575]. maka koefisien PUAS sebesar 10.97600 dan nilai
dapat diketahui bahwa pada saat tingkat t-statistik sebesar [-5.08206] yang lebih
imbal hasil SBI meningkat sebesar 5% besar daripada nilai t-tabel sebesar
maka IHK akan meningkat sebesar [2.00575]. dapat diketahui bahwa jika
7.940233%. Tingkat suku bunga PUAS meningkat
Tabel 2. Hasil Uji VECM Syariah sebesar 5% maka IHK akan meningkat
Jangka Panjang sebesar 10.97600% Sertifikat Bank
COINTEGRATING EQ COINTEQ1 Indonesia Syariah (SBIS) menunjukkan
IHK(-1) 1.00000 bahwa pada jangka panjang berpengaruh
FDR(-1) -0.149910
(0.12465) secara signifikan terhadap IHK pada
[-1.20267] tingkat 5%. Hasil tersebut diperoleh
PUAS(-1) -10.97600
(2.15976) karena dengan nilai koefisien SBIS sebesar
[-5.08206] -7.957543 dan nilai dari t-statistik sebesar
SBIS(-1) 7.957543
(1.73170) [4.59521] yang lebih besar daripada t-
[4.59521] tabel sebesar [2.00575]. maka dapat
C 21.17257
diketahui bahwa pada saat tingkat imbal
Hasil estimasi VECM dalam jangka hasil SBIS meningkat sebesar 5% maka
panjang dapat disimpulkan bahwa dalam IHK akan menurun sebesar 7.957543%.
Tabel 4. Hasil Uji Variance Decomposition Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pasar
Uang Antar Bank (PUAB), Dan Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Tingkat
Inflasi
Prd S.E IHK LDR PUAB SBI
1 0.883725 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000
2 1.516230 98.68756 1.252650 0.006327 0.053461
3 1.975752 98.03889 1.752551 0.015992 0.192569
4 2.325314 97.98584 1.741307 0.088512 0.184345
5 2.610205 98.04750 1.557460 0.247412 0.147628
6 2.866173 98.12708 1.369087 0.380135 0.123696
7 3.107341 98.17046 1.213272 0.505611 0.110655
8 3.335065 98.18684 1.088559 0.620536 0.104063
9 3.550159 98.19546 0.988714 0.715757 0.100068
10 3.753967 98.19798 0.907459 0.796764 0.097794