Sei sulla pagina 1di 17

INFLASI DI INDONESIA PADA PERIODE 2011-2015: ANALISIS SERTIFIKAT BANK

INDONESIA, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH, PASAR UANG ANTAR BANK,


PASAR UANG ANTAR BANK SYARIAH, FINANCE TO DEPOSIT RATIO DAN LOAN TO
DEPOSIT RATIO

Achmad Adnan Fauzi Wicaksana


Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas
Airlangga
Email: achmad-adnan-feb12.web.unair.ac.id
Raditya Sukmana
Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email: raditya-s@Feb.unair.ac.id

Abstrak
This study aims to examine the effect of monetary policy transmission through
conventional and sharia systems to the inflation rate in Indonesia from January 2011 to
December 2015. The approach used is Vector Error Correction Model (VECM)quantitative
method using Eviews 8 program. The data used was secondary data from the official
website of Bank Indonesia and the Financial Services Authority (Otoritas Jasa
Keuangan/OJK). The result of the research shows that in the long run, conventional
monetary policy transmission has an effect on inflation rate in Indonesia, namely the
interest rate of Bank Indonesia Certificates which has a positive and significant effect to
the inflation rate in Indonesia. Interbank money market variables have negative and
significant influence on the inflation rate. While the loan to deposit ratio variable doesn't
have any effect on inflation rate. On the sharia side, the results show that in the long run,
the sharia monetary policy transmission has an effect on inflation in Indonesia, namely
Bank Indonesia Sharia Certificate that has significant negative effect and sharia money
market has significant positive effect,whilst finance to deposit ratio doesn't.

Keywords: Transmission of sharia and conventional monetary policy, inflation,


VECM, vector error correction model.

1. PENDAHULUAN moneter di Asia pada pertengahan tahun


Sejarah membuktikan bahwa hampir 1997-an. Inflasi didefinisikan sebagai
keseluruhan negara di dunia mengalami kenaikan tingkat harga secara umum.
persoalan yang cukup rumit yaitu krisis Definisi itu sebagai kebalikan dari
ekonomi. Diawali dengan terjadinya kenaikan harga hanya satu atau dua
malapetaka yang besar (the great komoditi saja Pengalaman krisis demi
depressions) pada tahun 1930-an, krisis yang menimpa ekonomi dunia dalam
kemudian disusul dengan terjadinya krisis satu abad terakhir ini seharusnya telah
Amerika Latin pada dekade 1980-an, menyadarkan kepada kita bahwa masalah
akhirnya muncul kembali pada krisis inflasi telah berkembang menjadi
persoalan yang semakin kompleks (Triono,
mengambil riba), maka baginya apa yang
2006).
telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah)
Jika mau merujuk kepada Al Qur'an,
kepada Allah. Orang yang kembali
maka akan dijumpai ayat yang memberi
(mengambil riba), maka orang itu adalah
informasi tentang akan terjadinya
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
ketidakstabilan atau bahkan kegoncangan
di dalamnya.”
ekonomi, jika manusia melakukan
kesalahan dalam menjalankan praktik
ekonomi. Hal itu dapat disimak dalam QS.
Menurut Chapra (2000), jika hendak
Al Baqarah: 275:
melakukan pengobatan, maka tidak akan
‫أ‬
‫ذ ي‬‫م الللل ذ‬ ‫قللمو م‬ ‫ملل ا ي ي م‬ ‫ن إ ذل ل ك ي ي‬ ‫مللمو ي‬ ‫قمو م‬‫ن الرريبلل ا ل ي ي ي م‬ ‫ن ييللأك مملمو ي‬ ‫ذي ي‬ ‫الللل ذ‬ ada pengobatan yang efektif kecuali hal
‫ي‬
‫م ا ال أب يي أللعم‬ ‫م يق املموا أ إ ذن ل ي‬ ‫ك ب ذأن لهم أ‬ ‫س ذ يل ذ ي‬‫م ر‬ ‫ن ال أ ي‬ ‫م ي‬ ‫ن ذ‬ ‫ط ا م‬ ‫شي أ ي‬ ‫ه ال ل‬ ‫خب لط م م‬ ‫ي يت ي ي‬ itu diarahkan kepada arus utama masalah.
‫ي‬ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫حلل ل‬ ‫ي‬ ‫مث ألل م‬
‫جلل اءه م‬ ‫مللن ي‬ ‫م الررب يلل ا ف ي‬ ‫حلللر ي‬ ‫ه الب يي أللعي وي ي‬ ‫ل الللل م‬ ‫ل الررب يلل ا ويأ ي‬ ‫ذ‬
‫ة من ربه يف انته ى فيل يه م ا سل ي ي ي‬ Kesalahan yang umumnya dilakukan
‫مللمره م إ ذل يلل ى الل لللهذ‬ ‫ف ويأ أ‬ ‫م ي ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫ر‬ ‫ل‬ ‫ر‬ ‫ة‬ ‫ي‬ ‫ظ‬ ‫ع‬
‫ذ‬ ‫مو‬
‫ي أ‬‫م‬
‫ن‬ ‫دو‬ ‫ل‬ ‫خ ا‬ ‫ه ا‬ ‫في‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ن ا‬ ‫ال‬ ‫ب‬ ‫ح ا‬ ‫ص‬ ‫ك أي‬ ‫ي‬ ‫ئ‬ ‫لل‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ومن ع اد فيأ م‬ adalah bahwa pengobatan hanya
‫م ي‬ ‫ذ‬ ‫ي‬ ‫م‬
‫أ ي م ل ذ أ ذ ي‬ ‫ذ‬ ‫أ‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي ي أ‬
dilakukan pada gejala saja, bukan secara
QS. Al Baqarah:275. l’-laŻina ya’ kuluuna
kausatik (sumber masalah).
‘l-ribāaa yaquumuuna illaa kamaa
yaquumu l’-adzii yatakhabbathuhu 'sy- Mekanisme transmisi kebijakan
syayṭānu
ṭ mina l’-massi dzaalika bi- moneter di Indonesia yang dilakukan bank
annahum qaaluu innamaa l’-bay’u mitslu
Indonesia sebagai otoritas moneter dapat
l’-ribaa wa-ahalla l’-laahu l’-bay’a
waharrama l’-rribaa faman jaa-ahu mempengaruhi berbagai kegiatan ekonomi
maw’izhatun min rabbihi faintahaa falahu dan keuangan. Perubahan BI Rate
maa salafa wa-amruhu ilaa l’-laahi waman mempengaruhi inflasi tersebut disebut
‘aada faulaa-ika ash-haabu l’nnaari hum
fiihaa khaaliduuna sebagai mekanisme transmisi kebijakan
moneter. Mekanisme ini menggambarkan

Artinya: “Orang-orang yang makan tindakan Bank Indonesia melalui


perubahan-perubahan instrumen moneter
(mengambil) riba tidak dapat berdiri
dan target operasionalnya mempengaruhi
melainkan seperti berdirinya orang yang
berbagai variable ekonomi dan keuangan
kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
sebelum akhirnya berpengaruh ke tujuan
penyakit gila(2). Keadaan mereka yang
akhir inflasi. Mekanisme tersebut terjadi
demikian itu, adalah disebabkan mereka melalui interaksi antara Bank Sentral,
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual perbankan dan sektor keuangan, serta
beli itu sama dengan riba, padahal Allah sektor riil. Perubahan BI Rate
telah menghalalkan jual beli dan mempengaruhi inflasi melalui berbagai

mengharamkan riba. Orang-orang yang jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur

telah sampai kepadanya larangan dari kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset,
dan jalur ekspektasi. Bernanke dan Gertler
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
menekankan pada sektor kredit (credit Transmisi kebijakan moneter di
channel) sementara Obstfeld and Rogoff Indonesia bisa diselesaikan berdasar 2
memilih untuk menekankan konsep konsep yaitu konvensional dan syariah.
mekanisme transmisi pada kebijakan nilai Konsep konsvensional merupakan konsep
tukar (Rusydiana, 2009 pertama. Secara sederhana, operasi
Pada jalur suku bunga, perubahan BI moneter syariah adalah operasi moneter
Rate mempengaruhi suku bunga deposito yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip
dan suku bunga kredit perbankan. Apabila syariah. Pemenuhan prinsip syariah
perekonomian sedang mengalami dipersyaratkan mengingat mitra transaksi
kelesuan, Bank Indonesia dapat (counterparts) yang dihadapi oleh Bank
menggunakan kebijakan moneter yang Indonesia dalam operasi moneter syariah
ekspansif melalui penurunan suku bunga adalah perbankan syariah. Jadi, terdapat
untuk mendorong aktifitas dua ciri khusus pada operasi moneter
ekonomi. Perubahan suku bunga BI Rate syariah. Pertama adalah kesesuaian
juga dapat mempengaruhi nilai tukar. transaksi yang dilakukan dengan prinsip
Mekanisme ini sering disebut jalur nilai syariah. Kedua adalah perbankan syariah
tukar. Kenaikan BI Rate, sebagai contoh, sebagai mitra transaksi. Sebagai jaminan
akan mendorong kenaikan selisih antara bahwa transaksi yang dilakukan sesuai
suku bunga di Indonesia dengan suku syariah, seluruh transaksi operasi moneter
bunga luar negeri. Dengan melebarnya syariah yang dilaksanakan Bank Indonesia
selisih suku bunga tersebut mendorong terlebih dahulu memperoleh fatwa dan
investor asing untuk menanamkan modal atau opini syariah dari Dewan Syariah
ke dalam instrument-instrumen keuangan Nasional-Majelis Ulama Indonesia.Selain
di Indonesia seperti SBI karena investor dalam rangka implementasi kebijakan
akan mendapatkan tingkat pengembalian moneter, operasi moneter syariah yang
yang lebih tinggi. Aliran modal masuk dilakukan Bank Indonesia juga
asing ini pada gilirannya akan mendorong memberikan dukungan terhadap stabilitas
apresiasi nilai tukar Rupiah. Apresiasi pasar uang syariah dan pertumbuhan
Rupiah mengakibatkan harga barang perbankan syariah.
impor lebih murah dan barang ekspor di Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1)
luar negeri menjadi lebih mahal atau Untuk mengetahui pengaruh SBI, SBIS,
kurang kompetitif sehingga akan PUAB,PUAS, FDR dan LDR pada tingkat
mendorong impor dan mengurangi inflasi periode 2011-2015, 2) Untuk
ekspor. Turunnya net ekspor ini akan mengetahui besarnya pengaruh SBI, SBIS,
berdampak pada menurunnya PUAB,PUAS, FDR dan LDR pada tingkat
pertumbuhan ekonomi dan kegiatan inflasi periode 2011-2015
perekonomian.Perubahan suku bunga BI
Rate mempengaruhi perekonomian makro
melalui perubahan harga aset. II. LANDASAN TEORI
Konsep Kebijakan Moneter
Menurut pendapat Warjiyo dan akan cenderung lebih stabil. Stabilitas
Agung (2002), kebijakan moneter yang lebih besar dalam permintaan uang
merupakan bagian integral kebijakan untuk tujuan transaksi akan cenderung
ekonomi makro yang dilakukan dengan mendorong stabilitas yang lebih besar bagi
pertimbangan siklus kegiatan ekonomi, kecepatan peredaran uang dalam suatu
sifat perekonomian suatu Negara, beserta fase daur bisnis dalam sebuah
factor-faktor fundamental/dasar ekonomi perekonomian Islam dan dapat
lainnya. Juga seperti yang diutarakan diperkirakan perilakunya secara lebih baik.
Rahardjo dan manurung (2001:359) bahwa Mekanisme Transmisi Kebijakan
kebijakan moneter yang di maksud adalah Moneter Syariah
upaya pengendalian atau mengarahkan Chapra (2000) mengatakan, bahwa
perekonomian makro ke kondisi yang di kebijakan moneter bertujuan untuk
inginkan dengan mengatur jumlah uang mencapai sosio ekonomi Islam. Antara lain
beredar. yaitu:
Kebijakan Moneter Syariah 1. Kesejahteraan ekonomi secara luas
Menurut Chapra (2000:12) bank dengan berlandaskan full employment
sentral Islam harus bertanggung jawab dengan tingkat pertumbuhan optimum;
dalam mengeluarkan uang dengan kerja 2. Keadilan sosio-ekonomi dan
sama bersama pemerintah, pemerataan distribusi pendapatan dan
mengusahakan stabilitas internal dan kesejahteraan, salah satunya dapat
eksternalnya. Stabilitas nilai uang dilakukan dengan mekanisme zakat
mencerminkan terkontrolnya harga yang yang baik dan benar;
pada akhirnya akan mempengaruhi 3. Stabilitas nilai uang sehingga benar-
realisasi pencapaian tujuan pembangunan benar menjadi medium of exchange
suatu Negara, seperti pemenuhan yang benar-benar adil dan stabil;
kebutuhan dasar, pemerataan distribusi, 4. Mobilisasi dan investasi modal untuk
perluasan kesempatan kerja, pertumbuan pembangunan ekonomi yang produktif
ekonomi riil yang optimal dan stabilitas dengan sistem pembagian yang adil
ekonomi. Dalam perekonomian Islam untuk semua pihak yang terlibat;
menurut Mustafa Edwin (2007:262-265) 5. Mewujudkan jasa-jasa lain, seperti
permintaan akan dana untuk investasi pasar primer dan skunder untuk
yang berorientasi kepada modal sendiri, memenuhi kebutuhan akan pendanaan
merupakan bagian dari permintaan dan keuangan yang non-inflationary
transaksi total dan akan bergantung pada untuk pemerintah.
kondisi perekonomian dan laju keuntungan Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia
yang diharapkan yang tidak akan (SBI) dan Sertifikat Bank Indonesia
ditentukan di depan. Mengingat harapan Syariah (SBIS) Terhadap Inflasi di
terhadap keuntungan tidak mengalami Indonesia
fluktuasi harian atau mingguan, Ketika BI menerbitkan SBI dan SBIS
permintaan agregat kebutuhan transaksi dan menjualnya pada masyarakat akan
menyebabkan jumlah uang beredar kekurangan likuiditas, yang diantaranya
dimasyarakat berkurang. Menurut diindikasikan melalui peningkatan suku
Rahardjo dan Manurung (2001: 359), bunga PUAB secara tajam diberlakukannya
menurunkan Jumlah Uang Beredar (JUB) kebijakan OPT injeksi yang semua diatur
adalah salah satu target yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Operasi Moneter
dalam penetapkan kebijakan kontraktif. Syariah. (www.bi.go.id)
Kebijakan ini dilakukan pada saat
perekonomian berjalan terlalu kuat dan Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR)
menyebabkan inflasi. Sehingga dan Finance to Deposit Ratio (FDR)
harapannya ketika JUB berkurang akan terhadap Inflasi di Indonesia
menekan permintaan masyarakat akan Menurut Karl dan Fair, suku
barang yang merupakan faktor penyebab bunga adalah bunga dari suatu pinjaman
terjadinya demand pull-inflation sehingga yang dibayarkan secara tahunan dalam
tingkat inflasi dapat ditekan. bentuk persentase pinjaman yang
Pengaruh Pasar Uang Antar Bank diperoleh dari jumlah bunga yang diterima
(PUAB) dan Pasar Uang Antar Bank setiap tahun dibagi dengan jumlah
Syariah (PUAS) terhadap Inflasi di pinjaman. Menurut Miller, RL, dan
Indonesia Vanhoose, sejumlah dana dalam bentuk
PUAS sebagai variabel dependen uang yang diterima oleh kreditor yang
Kebijakan PUAS mengatur bank umum merupakan rasio dari bunga terhadap
syariah maupun konvensional dapat jumlah pinjaman. Sedangkan pengaruh
berinvestasi jangka pendek pada bank Finance to Deposit Ratio terhadap tingkat
umum syariah yang membutuhkan Inflasi ialah, tingkat inflasi berpengaruh
likuiditas dengan menggunakan prinsip positif terhadap dana pihak ketiga. Akan
mudharabah atau bagi hasil, sedangkan tetapi, inflasi yang tinggi akan
PUAB mengatur bank konvensional dapat menyebabkan pendapatan riil masyarakat
berinvestasi jangka pendek pada pada akan terus turun, sehingga diperkirakan
bank umum konvensional yang kecenderungan masyarakat untuk
membutuhkan likuiditas dengan menyimpan dananya di bank juga akan
menggunakan suku bunga. Ketika apabila menurun (Cahyono, 2009). Dengan
dari perkiraan perhitungan likuiditas demikian, maka hipotesis dalam penelitian
maupun dari indikator bagi hasil di PUAS ini adalah: H1 = Tingkat inflasi
diperkirakan mengalami kelebihan berpengaruh negatif terhadap jumlah
likuiditas, yang diantaranya diindikasikan deposito mudharabah.
melalui penurunan suku bunga PUAB Finance to Deposit ratio yang
secara tajam maka diberlakukannya berbasis Profit-loss sharing berarti
kebijakan OPT Absorbsi. Sedangkan keuntungan dan atau kerugian yang
apabila dari perkiraan perhitungan mungkin timbul dari kegiatan
likuiditas maupun dari indikator suku ekonomi/bisnis ditanggung bersamasama.
bunga di PUAB diperkirakan mengalami Dalam atribut nisbah bagi hasil tidak
terdapat suatu fixed and certain return mencari generalisasi yang mempunyai
sebagaimana bunga, tetapi dilakukan nilai prediktif (Sugiyono,2012:14).
profit and loss sharing berdasarkan Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan
produktifitas nyata dari produk tersebut memakai model ekonometrika gabungan
(Karim, 2001). analisa matematis, teori ekonomi dan
Hipotesis statistik.
Hipotesis yang dapat disimpulkan Jenis Data
dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: Jenis data yang digunakan dalam
H1: SBI, PUAB, LDR berpengaruh secara penelitian ini adalah data ratio sekunder
langsung pada tingkat Inflasi yang berupa data runtut waktu (time
H2: SBIS,PUAS,FDR berpengaruh langsung series) yang merupakan sekumpulan
pada tingkat Inflasi observasi dalam rentang waktu tertentu.
H3: SBI, PUAB, LDR berpengaruh secara Data time series yang digunakan mulai
tidak langsung pada tingkat inflasi dari tahun 2011 hingga 2015. Sumber
H4: SBIS, PUAS, FDR mempunyai pengaruh data yang dipakai didapat melalui statistic
secara tidak langsung pada tingkat ekonomi dan keuangan Indonesia (SEKI)
inflasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
III. METODE PENELITIAN yang merupakan populasi dari peneltian
Penelitian ini menggunakan ini dan sampelnya ialah data keuangan
pendekatan kuantitatif deskriptif yakni SBI, SBIS, PUAB, PUAS, LDR, FDR pada
diperuntukkan menjawab rumusan tahun 2011-2015 yang bersumber dari
masalah serta tujuan dari penelitian yakni SEKI Bank Indonesia dan SEKI OJK.
pengaruh transmisi moneter syariah pada Populasi dan Sampel
system perbankan syariah terhadap inflasi Populasi dalam penelitian ini adalah
di Indonesia. Pendekatan penelitian yang tingkat SBI, tingkat SBIS, tingkat PUAB,
dipakai dalam penelitian ini ialah metode tingkat PUAS, tingkat LDR, tingkat FDR dan
Kuantitatif. Metode kuantitatif ialah tingkat inflasi di Indonesia. Metode
metode penelitian terstruktur dan pemilihan sample yang digunkan pada
mengkuantifikasikan data untuk dapat penelitian ini adalah teknik sampel jenuh
digeneralisasi (Anshori dan Iswati, (sensus, yaitu penentuan sample yang
2009:13). Pendekatan kuantitatif secara keseluruhan berasal dari populasi
merupakan pengujian hipotesis dengan dengn pertimbangan elemen-elemen
data yang terukur sehingga dapat populasi relatif sedikit kedua kriteria pada
diperoleh parameter dari pengaruh populasi tersebut, maka tingkat SBI, SBIS,
perubahan suatu variabel ekonomi PUAB, PUAS, LDR, FDR dan Tingkat inflasi
terhadap variabel ekonomi yang lainnya yang menjadi sample penelitian ini adalah:
serta penjelasan-penjelasan dari asumsi a. Tingkat SBI pada tahun 2011-2015
pada ilmu ekonomi. Tujuan metode b. Tingkat SBIS pada tahun 2011-2015
penelitian kuantitatif adalah menampilkan c. Tingkat PUAB pada tahun 2011-
pengaruh antar variabel, mencari teori, 2015
d. Tingkat PUAS pada tahun 2011- yang stasioner dengan derajat I(n) (Ajija,
2015 2011)
e. Tingkat LDR pada tahun 2011-2015 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
f. Tingkat FDR pada tahun 2011-2015 Hasil Estimasi VECM
g. Tingkat Inflasi pada tahun 2011- Tabel 1. Hasil Uji VECM
2015 Konvensional Jangka Panjang
Teknik Analisis COINTEGRATING EQ COINTEQ1
Metode yang digunakan dalam IHK(-1) 1.00000
0.090397
penelitian ini adala metode Vector Error LDR(-1) (0.07308)
Correction Model (VECM). VECM [1.23696]
7.687694
merupakan bentuk VAR yang terestriksi. PUAB(-1) (1.05203)
Restriksi tambahan ini harus diberikan [7.30750]
-7.940233
karena keberadaan bentuk data yang tidak SBI(-1) (1.01108)
stasioner namun terkointegrasi. VECM [-7.85320]
C -7.093728
kemudian memanfaatkan informasi
restriksi kointegrasi kedalam spesiikasinya, Dari hasil kointegrasi diatas
oleh karena itulah VECM sering disebut menunjukkan data yang telah dianalisis
sebagai design VAR bagi series merupakan data yang telah terkointegrasi,
nonstasioner yang memiliki hubungan maka dapat disimpulkan bahwa model
kointegrasi. Dalam permodelan VECM tersebut dapat dipakai untuk mengetahui
asumsi awal yang harus dipenuhi ialah tingkah laku jangka pendek dan jangka
bahwa semua variabel independen harus panjang. Dapat disimpulkan bahwa pada
stasioner. jangka panjang tingkat Loan to Deposit
Hal ini ditandai dengan semua Ratio (LDR) menunjukkan bahwa pada
variabel sisaan bersifat white noise, yaitu jangka panjang tidak berpengaruh secara
memiliki rataan nol, ragam konstan, dan di signifikan terhadap IHK pada tingkat
antara variabel tidak bebas tidak terdapat signifikan 5%. Hasil ini diperoleh karena
korelasi. Uji kestasioneran data dapat dengan nilai koefisien Loan to Deposit
dilakukan melalui pengujian terhadap Ratio sebesar -0.90397 dan nilai dari t-
ada atau tidaknya unit root dalam statistik sebesar [1.23696] yang lebih kecil
variabel dengan uji Augmented Dickey dari pada nilai t-tabel sebesar [2.00575].
Fuller (ADF), adanya unit root akan dapat diketahui jika tingkat Loan to
menghasilkan persamaan atau model Deposit Ratio meningkat sebesar 5%
regresi yang lancung (spurious). maka IHK akan menurun sebesar
Pendekatan yang dilakukan untuk 0.90397%.
mengatasi persamaan regresi lancung Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
tersebut adalah dengan melakukan menunjukkan bahwa dalam jangka
diferensiasi atas variabel endogen dan panjang berpengaruh secara signifikan
eksogennya, sehingga diperoleh variabel teradap IHK pada tingkat signifikan 5%.
Hasil tersebut diperoleh karena dengan
nilai koefisien PUAB sebesar -7.687694 Ratio tidak berpengaruh secara signifikan
dan nilai t-statistik sebesar [7.30750] yang terhadap IHK pada tingkat signifikan 5%.
lebih besar dari nilai t-tabel sebesar Hasil tersebut diperoleh karena dengan
[2.00575]. dapat diketaui jika tingkat suku nilai koefisien FDR sebesar 0.0149910 dan
bunga pasar uang antar bank meningkat nilai t-statistik sebesar [-120267] yang
sebesr 5% maka IHK akan menurun lebih kecil daripada nilai t-tabel sebesar
sebesar 7.687694%. [2.00575]. dapat diketahui jika ketika
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tingkat FDR meningkat sebesar 5% maka
menunjukkan bahwa pada jangka panjang IHK akan meningkat sebesar 0.0149910%
berpengaruh secara signifikan terhadap Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)
IHK pada tingkat 5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada jangka panjang
diperoleh karena dengan nilai koefisien SBI berpengaruh secara signifikan terhadap
sebesar 7.940233 dan nilai dari t-statistik IHK pada tingkat signifikan 5%. Hasil
sebesar [-7.85320] yang lebih besar tersebut diperoleh karena dengan nilai
daripada t-tabel sebesar [2.00575]. maka koefisien PUAS sebesar 10.97600 dan nilai
dapat diketahui bahwa pada saat tingkat t-statistik sebesar [-5.08206] yang lebih
imbal hasil SBI meningkat sebesar 5% besar daripada nilai t-tabel sebesar
maka IHK akan meningkat sebesar [2.00575]. dapat diketahui bahwa jika
7.940233%. Tingkat suku bunga PUAS meningkat
Tabel 2. Hasil Uji VECM Syariah sebesar 5% maka IHK akan meningkat
Jangka Panjang sebesar 10.97600% Sertifikat Bank
COINTEGRATING EQ COINTEQ1 Indonesia Syariah (SBIS) menunjukkan
IHK(-1) 1.00000 bahwa pada jangka panjang berpengaruh
FDR(-1) -0.149910
(0.12465) secara signifikan terhadap IHK pada
[-1.20267] tingkat 5%. Hasil tersebut diperoleh
PUAS(-1) -10.97600
(2.15976) karena dengan nilai koefisien SBIS sebesar
[-5.08206] -7.957543 dan nilai dari t-statistik sebesar
SBIS(-1) 7.957543
(1.73170) [4.59521] yang lebih besar daripada t-
[4.59521] tabel sebesar [2.00575]. maka dapat
C 21.17257
diketahui bahwa pada saat tingkat imbal

Hasil estimasi VECM dalam jangka hasil SBIS meningkat sebesar 5% maka

panjang dapat disimpulkan bahwa dalam IHK akan menurun sebesar 7.957543%.

jangka panjang tingkat Finance to Deposit


Tabel 3. Hasil Uji VECM Konvensional & Syariah Jangka Pendek
CointEq1 -0.031084 CointEq1 0.010034
(0.08290) (0.03426)
[-0.37498] [ 0.29284]
D(IHK(-2)) -0.068847 D(IHK____(-1)) 0.338110
(0.19166) (0.15181)
[-0.35921] [ 2.22725]
D(INT__LDR_(-2)) -0.002677 D(PLS__FDR_(-1)) 0.036081
(0.17280) (0.05128)
[-0.01549] [ 0.70356]
D(PUAB(-2)) 0.260597 D(PUAS(-1)) -0.028509
(0.42537) (0.29902)
[ 0.61263] [-0.09534]
D(SBI(-2)) -0.223787
(0.50271) D(SBIS(-1)) -0.025669
[-0.44516] (0.41610)

Pada tabel menunjukkan tidak ada ditimbulkan oleh variabel


satupun variabel dalam jangka pendek SBI,SBIS,PUAB,PUAS,LDR, dan FDR. Grafik
yang berpengaruh signifikan. Hal ini yang ditunjukkan oleh Impulse Response
dikarenakan tidak ada satupun nilai t- merupakan perwakilan dari satu kuartal.
statistik dari seluruh variabel yang lebih Sumbu vertical pada grafik Impulse
besar daripada nilai t-tabel sebesar Response merupakan penggambaran
[2.00575]. Estimasi VECM sendiri tidak perubahan suatu variabel yang
banyak menjelaskan pergerakan dinamis dipengaruhi oleh shock yang ditimbulkan
dari model VECM. Pergerakan dinamis oleh variable tertentu, dinyatakan satuan
dapat dilihat melalui Impulse Response standard deviasi (SD)
dan Variance Decomposition. Impulse Impulse response menunjukkan
Response menunjukkan seberapa lama secara keseluruhan IHK merespon variabel
pengaruh adanya shock variabel yang satu Loan to deposit ratio. Periode pertama
terhadap variabel lainnya serta untuk menunjukkan bahwa IHK merespon shock
melacak respon dari variabel endogen dari variabel Loan to deposit ratio. Shock
terhadap shock variabel lainnya. Variance ini ditandai dengan positif yang
Decomposition berguna untuk menandakan bahwa adanya kenaikan dari
memprediksi kontribusi persentase varian variabel LDR sebesar 1 SD direspon
setiap variabel karena adanya perubahan dengan kenaikan IHK 0.169699 SD.
atau shock pada variabel tertentu kemudian pada periode selanjutnya yaitu
(Widarjono, 2007:353-356). periode kedua IHK merespons shock dari
Hasil Analisis Impulse Response LDR secara positif yang menimbulkan
Function. kenaikan 1 SD. kenaikan LDR sebesar 1 SD
Dalam penelitian ini, Impulse akan direspons positif dengan peningkatan
Response akan lebih focus pada IHK sebesar 0.199034 SD. Respons dari
pembahasan respon variabel Indeks Harga IHK teradap Shock yang ditimbulkan dari
Konsumen (IHK) terhadap shock yang variabel PUAB pada periode pertama
belum menunjukkan adanya perubahan, maka akan direspn dengan peningkatan
namun pada periode kedua timbul respons IHK sebesar 0.105461 SD.
positif dengan adanya kenaikan 1 SD dari Hasil Impulse response dari shock
shock dari variabel PUAB sebesar variabel Pasar Uang Antar Bank Syariah
0.021882 SD hingga period ketiga. yang secara keseluruhan direspon secara
Periode berikutnya yaitu periode keempat negatif. Pada pariode awal IHK belum
menunjukkan bahwa IHK merespon shock merespon variabel PUAS. Pada periode
variabel PUAB secara negatif. Penambahan kedua sampai periode ketiga menunjukkan
PUAB sebesar 1 SD akan direspon dengan bahwa IK merespon variabel PUAS.
penurunan IHK sebesar -0.064511 SD. Penambahan 1 SD pada variabel PUAS
Hasil pengujian Impulse response akan direspons dengan variabel IHK
variabel PUAB secara keseluruhan IHK sebesar -0.061380 SD. pada periode
merespon shock variabel Sertifikat Bank berikutnya yaitu periode keempat hingga
Indonesia secara fluktuatif. Pada periode akhir periode IHK tetap merespons shock
pertama IHK belum merespon shock dari dari variabel PUAS secara negatif.
SBI. Pada periode ketiga IHK merespons Penambahan 1 SD oleh variabel PUAS
shock dari SBI secara negatif. Penurunan 1 akan direspons oleh penurunan IHK
SD SBI akan berpengaruh menurunkan IHK sebesar -0.063515 SD.
sebesar -0.079297. berikutnya pada Hasil Impulse response dari shock
periode keenam hingga periode akhir IHK variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah
merespons variabel SBI secara positif. secara keseluruhan terhadap IHK secara
Penambahan SBI sebesar 1 SD akan positif. Pada awal periode IHK belum
direspons dengan Peningkatan IHK pada merespon shock variabel SBIS. Namun
angka 0.034194. Hasil pengujian Impulse pada periode kedua hingga akhir, IHK
Response variabel merespon variabel SBIS secara positif.
Respons IHK pada shock dari variabel Penambahan 1 SD pada variabel SBIS akan
Finance to Deposit ratio yang dapat direspon dengan meningkatnya IHK
disimpulkan fluktuatif. Pada awal periode Sebesar 0.025470 SD.
IHK belum merespons shock variabel Hasil Analisis Variance Decomposition
finance to deposit ratio. Pada periode Variance decomposition atau dapat
kedua IHK menunjukkan respons dari disebut dengan forecast error variance
shock variabel finance to deposit ratio decomposition merupakan perangkat dari
secara positif. Penambahan 1 SD pada model VAR yang akan memisahkan variasi
variabel FDR akan direspons dengan sejumlah variabel yang diestimasikan
peningkatan pada variabel IHK sebesar menjadi komponen shock atau menjadi
0.086361 SD. Pada periode berikutnya variabel innovation dan dengan asumsi
yaitu periode ketiga hingga akhir periode bahwa variabel-variabel innovation tidak
menunjukkan bahwa IHK merespons saling berkorelasi. Variance decomposition
variabel FDR secara positif. Setiap akan memberikan informasi mengenai
penambahan variabel FDR sebesar 1 SD proporsi dari pergerakan pengaruh shock
pada sebuah variabel terhadap shock Sertifikat Bank Indonesia Syaria, Pssar
variabel lainnya pada periode sekarang Uang Antar Bank, Loan to deposit ratio,
dan yang akan datang. dan Finance to deposit Ratio terhadap
Penelitian ini menggunakan hasil tingkat Inflasi di Indonesia. Hasil dari
variance decomposition yang lebih variance decomposition dapat dilihat pada
difokuskan pada kontribusi shock dari tabel di bawah ini:
variabel-variabel Sertifikat Bank Indonesia,

Tabel 4. Hasil Uji Variance Decomposition Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pasar
Uang Antar Bank (PUAB), Dan Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Tingkat
Inflasi
Prd S.E IHK LDR PUAB SBI
1 0.883725 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000
2 1.516230 98.68756 1.252650 0.006327 0.053461
3 1.975752 98.03889 1.752551 0.015992 0.192569
4 2.325314 97.98584 1.741307 0.088512 0.184345
5 2.610205 98.04750 1.557460 0.247412 0.147628
6 2.866173 98.12708 1.369087 0.380135 0.123696
7 3.107341 98.17046 1.213272 0.505611 0.110655
8 3.335065 98.18684 1.088559 0.620536 0.104063
9 3.550159 98.19546 0.988714 0.715757 0.100068
10 3.753967 98.19798 0.907459 0.796764 0.097794

Tabel 5. Hasil Uji Variance Decomposition Sertifikat Bank Indonesia Syariah


(SBIS), Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS), Dan Finance To Deposit Ratio
(FDR) Terhadap Tingkat Inflasi
Prd S.E IHK FDR PUAS SBIS
.

1 0.850687 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000


2 1.438070 99.50389 0.360640 0.128161 0.007307
3 1.914312 99.36247 0.446335 0.175132 0.016065
4 2.316145 99.29093 0.496027 0.192220 0.020825
5 2.665038 99.24617 0.527137 0.202448 0.024242
6 2.975681 99.21858 0.546792 0.208076 0.026557
7 3.257669 99.19947 0.560587 0.211738 0.028202
8 3.517406 99.18572 0.570594 0.214275 0.029414
9 3.759342 99.17535 0.578174 0.216141 0.030335
10 3.986658 99.16727 0.584098 0.217577 0.031056

Hasil Variance decomposition kedua (IHK). Pada periode berikutnya sampai


tabel menunjukkan bahwa pada periode periode 10 masing-masing variabel mulai
pertama dapat disimpulkan tiap tiap memberikan dampak variansi perubahan
variabel di atas belum memberikan Tingkat Inflasi (IHK).
kontribusi terhadap variansi perubahan Kontribusi shock yang diberikan oleh
tingkat Inflasi (IHK). Pada periode pertama tingkat Loan to deposit ratio terhadap IHK
sebesar 100% variabel Tingkat Inflasi pada periode kedua sebesar 1.252650%,
kemudian meningkat pada periode ketiga diberikan oleh tingkat suku bunga
sebesar 1.752551%. selanjutnya pada sertifikat bank Indonesia syariah (SBIS)
periode keempat hingga periode terakhir terhadap IHK pada periode kedua sebesar
kontribusi shock yang diberikan oleh 0.007307%. angka pada periode kedua
tingkat LDR menurun sampai periode akhir meningkat di periode ketiga sebesar
sebesar 0.907459%. Kontribusi shock yang 0.016065%. pada periode keempat
diberikan oleh tingkat Pasar uang antar meningkat kembali sebesar 0.020825%
bank (PUAB) pada periode kedua sebesar dan terus terjadi peningkatan besaran
0.006327%. shock yang diberikan pada shock variabel SBIS hingga periode
periode ketiga meningkat sebesar kesepuluh sehingga mencapai angka
0.015992%. meningkatnya kontribusi 0.031056%/
shock ini terjadi hingga periode terakhir Pengujian Hipotesis
sebesar 0.796764%. Berdasarkan hasil analisis pada model
Kemudian pada variabel tingkat suku VECMyang telah dijelaskan pada bab
bunga Sertifikat bank Indonesia (SBI) sebelumnya, maka pembuktian hipotesis
memberikan kontribusi shock terhadap IHK yang didapat dari hasil uji statistic dalam
pada periode kedua sebesar 0.053461%. model VECM diperoleh bahwa terdapat
lalu pada periode ketiga meningkat hubungan yang signifikan dalam jangka
menjadi sebesar 0.192569%, namun pada panjang dan jangka pendek. Penelitian ini
periode keempat menurun menjadi mengindikasikan bahwa terdapatnya
sebesar 0.184345. penurunan kontribusi pengaruh variabel eksogen terhadap
shock variabel SBI ini terjadi hingga variabel endogen yang digunakan pada
periode terakhir yaitu sebesar 0.097794%. penelitian ini berpengaruh secara
Kontribusi shock yang diberikan oleh signifikan dalam jangka panjang. Tingkat
tingkat Finance to deposit ratio (FDR) imbal hasil SBI , Tingkat imbal hasil SBIS,
terhadap IHK pada periode kedua sebesar Pasar uang antar bank, dan Pasar uang
0.360640%, kemudian meningkat pada antar bank syariah dalam jangka panjang
periode ketiga sebesar 0.446335%. berpengaruh secara signifikan dalam
meningkatnya kontribusi shock variabel mempengaruhi Tingkat Inflasi (IHK).
(FDR) ini terjadi hingga periode akhir yaitu Pembahasan
sebesar 0.584098%. Hasil pengolahan data menggunakan
Kemudian pada Variabel pasar uang analisis VECM dapat diketahui terdapatnya
antar bank syariah (PUAS) memberikan perilaku dari variabel Sertifikat Bank
kontribusi shock terhadap IHK pada Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia
periode kedua sebesar 0.128161%, lalu Syariah (SBIS), Pasar Uang Antar Bank
meningkat pada periode ketiga sebesar (PUAB), Pasar Uang Antar Bank Syariah
0.175132%. pada periode keempat hingga (PUAS), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan
periode akhir tetap meningkat hingga Finance to deposit Ratio sehingga dapat
pada periode kesepuluh sebesar dianalisis dan pembahasan. Variabel-
0.217577%. Kontribusi shock yang variabel tersebut mempengaruhi tingkat
inflasi yang disebut IHK. Hasil yang ditunjukkan oleh IHK akibat dari shock
ditunjukkan akan dijelaskan secara rinci variabel SBI memiliki tren positif, sehingga
antara pertentangan fakta yang ada kenaikan SBI akan direspon dengan
berdasarkan teori-teori yang sesuai untuk adanya peningkatan IHK. Peningkatan IHK
menjelaskan korelasi tersebut. menunjukkan peningkatan pada tingkat
Pokok pembahasan dalam penelitian inflasi di Indonesia. Dalam jangka panjang
ini lebih dipusatkan untuk mengetahui menunjukkan bahwa variabel imbal hasil
pengaruh yang ditimbulkan oleh SBI berpengaruh signifikan dan positif
variabel Sertifikat Bank Indonesia (SBI), terhadap tingkat inflasi pada jangka
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), panjang, namun pada jangka pendek tidak
Pasar Uang Antar Bank (PUAB), Pasar Uang signifikan dan positif. Hal ini tidak sesuai
Antar Bank Syariah (PUAS), Loan to dengan teori ekonomi makro dimana jika
Deposit Ratio (LDR), dan Finance to tingkat imbal hasil atau suku bunga
deposit Ratio terhadap tingkat inflasi (IHK) meningkat maka akan menyerap jumlah
dalam jangka panjang, penelitian ini juga uang beredar dan menurunkan inflasi,
membahas tentang respons variabel sebaliknya jika suku bunga turun, maka
variabel Sertifikat Bank Indonesia (SBI), inflasi akan meningkat pula.
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pengaruh Pasar Uang Antar Bank
Pasar Uang Antar Bank (PUAB), Pasar Uang terhadap Inflasi
Antar Bank Syariah (PUAS), Loan to Dalam penelitian ini pengaruh suku
Deposit Ratio (LDR), dan Finance to bunga Pasar Uang Antar Bank pada tingkat
deposit Ratio terhadap IHK di Indonesia. inflasi dapat dilihat melalui hasil Impulse
Penelitian ini juga membahas variance response terlihat kontribusi shock dari
decomposition dari variabel Sertifikat Bank PUAB terhadap inflasi cenderung menurun,
Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
Syariah (SBIS), Pasar Uang Antar Bank jika suku bunga PUAB naik maka IHK akan
(PUAB), Pasar Uang Antar Bank Syariah menurun. Penurunan IHK menunjukkan
(PUAS), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan penurunan pada tingkat inflasi di
Finance to deposit Ratio terhadap IHK di Imdonesia.
Indonesia. Dalam jangka panjang menunjukkan
Pengaruh Suku Bunga Sertfiikat Bank bahwa variabel PUAB berpengaruh
Indonesia terhadap inflasi signifikan dan negatif, namun pada jangka
Factor yang mempengaruhi IHK dalam pendeknya tidak signifikan dan positif. Hal
penelitian ini salah satunya ialah variabel ini sesuai dengan pernyataan oleh Bank
Sertifikat Bank Indonesia. Pada hasil Indonesia pada situs resmi (bi.go.id),
Impulse Response terlihat bahwa shock bahwa sasaran operasional kebijakan
variabel SBI cenderung di respon secara moneter dicerminkan pada perkembangan
meningkat pada tiga periode awal, namun suku bunga Pasar Uang Antar Bank
pada periode berikutnya hingga akhir (PUAB). Pergerakan disuku bunga tersebut
cenderung menurun. Respons yang diharapkan akan diikuti oleh
perkembangan di suku bunga deposito, Dalam penelitian ini pengaruh variabel
dan pada gilirannya suku bunga kredit Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)
perbankan. Sehingga inflasi akan dapat dilihat melalui analisis hasil estimasi
terkendali. VECM yang menunjukkan adanya
Pengaruh Loan to Deposit Ratio signifikansi pada jangka panjang secara
terhadap inflasi positif pada jangka panjang dan jangka
Pada penelitian ini juga menggunakan pendek juga secara positif. Hal ini di ikuti
variabel Loan to Deposit Ratio yang dengan hasil Impulse response yang
pengaruhnya terhadap inflasi diteliti pada memberikan kontribusi shock yang
tulisan ini. Hasil estimasi VECM meningkat dari periode awal hingga akhir
menunjukkan bahwa variabel LDR yang menunjukkan variabel ini memicu
mempunyai tren negative dan tidak naiknya tingkat inflasi.
signifikan pada jangka pendek dan jangka Maka PUAS disini tidak mampu
panjang. Pada uji impulse response, memenuhi harapan sebagai salah satu
variabel ini menunjukkan kontribusi shock instrumen kebijakan moneter untuk
terhadap tingkat inflasi secara fluktuatif, menekan tingkat inflasi. Harapannya Bank
pada periode awal menunjukkan, hal ini Indonesia dapat menggunakan apa yang
ditunjukkan naik turunnya besaran nilai disebut dengan diskonto rate untuk
shock yang diberikan ole variabel LDR ini, mempengaruhi suku bunga PUAS dalam
dan tetap memberikan kontribusi positif menekan tingkat inflasi. Diskonto rate bagi
dalam mempengaruhi naiknya tingkat Bank Umum merupakan biaya untuk
inflasi. pinjaman yang diberikan oleh Bank
Sentral, sehingga gairah Bank Umum
Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia untuk meminjam mengecil, akibatnya
Syariah terhadap inflasi kemampuan Bank Umum memberikan
Variabel selanjutnya ialah Imbal hasil pinjaman kepada masyarakat juga
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) semakin kecil, yang menyebabkan
yang dimana variabel ini termasuk rendahnya daya beli masyarakat dan pada
berubungan dengan variabel IHK. Pada akhirnya mengurangi tekanan tingkat
estimasi VECM yang tela dilakukan, inflasi. Salah satu penyebab ketidak
variabel SBIS pada jangka panjang bersifat mampuan PUAS menekan Tingkat inflasi
negative signifikan, berbeda pada jangka yaitu melihat fenomena yang terjadi di
pendek yang negative namun tidak Indonesia pada masa dilakukannya
signifikan. Jika suku bunga SBIS meningkat penelitian ini adalah terjadi pengurangan
maka akan menyerap dana likuiditas pada subsidi dengan menaikan harga BBM.
bank yang berlebih dan menyebabkan Untuk menjaga tingkat inflasi karena
menyerap uang beredar pada masyarakat pengaruh kenaikan harga BBM bersubsidi
dan akan menurunkan tingkat inflasi. tidak hanya dengan cara menaikkan suku
Pengaruh Pasar Uang Antar Bank bunga acuan (BI Rate). BI Rate tidak
Syariah terhadap Inflasi terlalu banyak membantu, bahkan justru
berpotensi menaikkan suku bunga kredit dalam jangka panjang berpengaruh
yang akan menghambat laju pertumbuhan secara signifkan terhadap tingkat
ekonomi yang sudah relatif rendah untuk inflasi di Indonesia, tetapi variabel LDR
ukuran Indonesia, sehingga PUAS juga dan FDR tidak berpengaruh pada
kurang berpengaruh untuk menekan jangka panjang.
tingkat pertumbuhan Inflasi. 2. Tidak terdapatnya pengaruh secara
Pengaruh Finance to Deposit Ratio signifikan pada seluruh Variabel
terhadap Inflasi SBI,SBIS,PUAB,PUAS, LDR, dan FDR
Variabel terakhir adalah Finance to pada jangka pendek
Deposit Ratio dimana variabel ini 3. Hasil Impulse response menunjukkan
mempunyai pengaruh yang dapat dilihat bahwa perubahan terhadap SBI
melalui analisis hasil estimasi VECM secara direspon secara fluktuatif, namun
positif namun tidak signifikan, begitu pula cenderung positif terhadap IHK.
pada jangka pendek. Pada hasil Impulse Kemudian perubahan PUAB direspon
response menunjukkan adanya kontribusi juga secara fluktuatif, namun
shock variabel FDR terhadap IHK secara cenderung negatif terhadap IHK.
positif, yang menunjukkan peningkatan Perubahan terhadap LDR direspon
besaran shock dari awal periode hingga secara fluktuatif, namun cenderung
akhir periode. Dapat ditarik kesimpulan negatif terhadap IHK. Perubahan
bahwa variabel ini memicu naiknya tingkat terhadap SBIS direspon secara
inflasi. Perilaku suku bunga (konvensional) meningkat positi terhadap IHK, lalu
dan bagi hasil (Syariah) ditunjukkan perubahan pada PUAS direspon secara
senada oleh perilaku kredit (LOAN) negatif terhadap IHK. Perubahan pada
konvensional dan pembiayaan (FINC) FDR cenderung meningkat positif
Syariah, karena kredit dipengaruhi oleh terhadap IHK.
suku bunganya, sedangkan pembiayaan 4. Hasil dari Variance decomposition dari
dipengaruhi oleh bagi hasilnya, sehingga SBI,SBIS,PUAB,PUAS, LDR, dan Finance
kreditberdampak negatif terhadap inflasi to deposit ratio menunjukkan bawa
maupun output, sedangkan variabel yang memiliki kontribusi
pembiayaanberdampak positif terhadap terbesar dalam mempengaruhi
inflasi dan output. perubaan variasi pada variabel IHK
Kesimpulan adalah Loan to Deposit Ratio,
Berdasarkan hasil analisis data dan kemudian PUAB, diikuti FDR, SBIS,
pembahasan yang telah dikemukakan PUAS, dan yang terkecil ialah SBI.
pada bab 4 dengan menggunakan metode
Vector Error Correction Model (VECM) DAFTAR PUSTAKA
Ajija, S. R. 2011. Cara Cerdas Menguasai
dapat disimpulkan dalam poin- poin
EViews.Salemba Empat. Jakarta
berikut: Anshori, M. dan Iswati, S. 2009. Buku Ajar
Metodologi Penelitian Kuatitatif.
1. Berdasarkan hasil estimasi VECM ,
Surabaya: Airlangga University Press.
variabel SBI,SBIS,PUAB dan PUAS
Capra. 2000. Sistem Moneter Islam, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Terjemahan oleh Ikhwan Abidin Indonesiaa
Basri. Rusydiana, Aam S, 2009 Mekanisme
Cahyono, Ari. 2009. Pengaruh Indikator Transmisi Syariah Pada Moneter
Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ganda di Indonesia
Ketiga Dan Pembiayaan Bank Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
SyariahMandiri. Tesis. Universitas Kuantitatif Kualitatif dan R&B.
Indonesia Bandung: Alfabeta.
Karim, Adiwarman A. 2001. Ekonomi Warjiyo, P dan J. Agung. 2002.
Islam: Suatu Kajian Kontemporer. Transmission Mechanism of Monetary
Jakarta: Gema Insani Press Policy in Indonesia. Directorate of
Mustafa, Edwin .2007. Pengenalan Economic Research and Monetary
Eksklusif Ekonomi Islam Jakarta: Policy. Bank Indonesia, Jakarta.
Kencana Prenada Media Group Triono, Dwi Condro. 2003. Pertumbuhan
Rahardjo, Prathama dan Manurung, Ekonomi Versus Pemerataan Ekonomi.
Mandala. 2001. Teori Ekonomi Makro , Irtikaz. Yogyakarta.

Potrebbero piacerti anche