Sei sulla pagina 1di 17

Journal Of Management, Volume 2 No.

2 Maret 2016

EFEKTIFITAS ATMOSPHER DAN EVENT MARKETING TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN YANG DIMEDIASI OLEH MINAT BELI
PADA KONSUMEN TEMBI RUMAH BUDAYA YOGYAKARTA
, ,
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Pandanaran

Abstract

This research is base in the problems of unaffected that of marketing strategi to improv visitors tourist
applied cultural museum manager. The object of this research on Tembi Rumah Budaya, it is one of the cultural
museum in Yogyakarta. The variables used in this reseach are the atmospher and event marketing, it is some of
marketing strategy that can give effect to buying interest and buying decision making on Tembi Rumah Budaya
Yogyakarta. The population of this research are all tourists who came for a visit in the Tembi Rumah Budaya.
The taking of the sample using the technique of accidental sampling and calculated using a formula of slovin
retrieved results by as much as 92 respondents of 1.136 populations. In my data collections has done with
documentation and questionnaires and then processed using the multiple regression analysis and path analysis
with significant value by 5%. From the analysis of partial data obtained value prob sig of atmospher 0.005 <
0.05, event marketing 0.003 < 0,05 and interest buy 0.000 < 0.05 so have positive effect directly against the
decision making, it means hypotheses 1, hypotheses 2 and hypotheses 5 acceptable and from path interpretation
known direct of the atmospher 0,240 > indirect 0,122 and direct of the event marketing 0,210 > indirect 0,098
so atmosphere and event marketing can effect directly against buying decision making without intermediary
buying Interes, it means hypotheses 3 and hypotheses 4 unacceptable.

Keywords : Atmosphere, Event Marketing, Buying Interest, Decision Making, Museum, Tembi Rumah Budaya

1 Penulis
2 Pembimbing I
3 Pembimbing II
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Abstrak

Penelitian ini merupakan dasar dalam masalah terpengaruh bahwa Pengembangan strategi pemasaran
untuk improvisasi pengunjung wisata diterapkan manajer museum budaya. Objek penelitian ini pada Tembi
Rumah Budaya, itu adalah salah satu museum budaya di Yogyakarta. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah atmospher dan pemasaran event, itu adalah beberapa strategi pemasaran yang dapat memberikan efek
minat beli dan membeli pengambilan keputusan di Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Populasi penelitian ini
adalah semua wisatawan yang datang untuk kunjungan di Tembi Rumah Budaya. Pengambilan sampel
menggunakan teknik accidental sampling dan dihitung menggunakan rumus slovin diambil hasil sebanyak 92
responden dari 1,136 populasi. Dalam koleksi data saya telah dilakukan dengan dokumentasi dan kuesioner
kemudian diolah dengan menggunakan analisis regresi berganda dan analisis jalur dengan nilai yang signifikan
sebesar 5%. Dari analisis data parsial diperoleh nilai prob sig dari atmospher 0,005 <0,05, acara pemasaran
0,003 <0,05 dan bunga membeli 0.000 <0,05 sehingga memiliki efek positif langsung terhadap pengambilan
keputusan, itu berarti hipotesis 1, hipotesis 2 dan hipotesis 5 diterima dan dari interpretasi jalur dikenal langsung
dari atmospher 0240> langsung 0122 dan langsung acara pemasaran 0210> tidak langsung 0.098 sehingga
suasana dan pemasaran acara dapat mempengaruhi secara langsung terhadap membeli pengambilan keputusan
tanpa membeli perantara interes, itu berarti hipotesis 3 dan hipotesis 4 diterima.

Kata kunci: Suasana, Event Marketing, Membeli Bunga, Pengambilan Keputusan, Museum, Tembi Rumah
Budaya

1 Penulis
2 Pembimbing I
3 Pembimbing II
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

1.PENDAHULUAN yaitu afeksi (perasaan), kongnisi (pemikiran),


1.1.Latar Belakang perilaku, lingkungan, dan strategi pemasaran.
Pariwisata dapat dipersepsikan sebagai Oleh karena itu tentunya banyak hal yang
mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa dapat dilakukan dalam kegiatan promosi salah
bagi pembangunan ekonomi suatu negara, begitu satunya adalah mengadakan event marketing dan
halnya Indonesia. strategi lainnya adalah dengan memperhatikan
Tabel 1 atmospher place. Atmosphere dan event marketing
Ranking Devisa Pariwisata Dibanding Komoditi merupakan salah satu strategi pemasaran yang
Ekspor Lainnya Tahun 2010-2014 mempengaruhi perilaku konsumen. Hal ini karena
Komo Nilai (Juta US$) konsumen tidak hanya sekedar menanggapi produk
ditas atau jasa yang diberikan ketika membuat keputusan
2010 2011 2012 2013 2015
pembelian, melainkan konsumen juga merespon
Minya
produk secara total. Karena produk atau jasa saja
k dan 28.03 41.47 36.97 32.63 30.31
Gas
hanya sebagian kecil dari pengalaman total
9,60 7,10 7,00 3,20 8,80
Bumi konsumsi, dimana tempat juga menjadi salah satu
Batu 18.49 27.22 26.16 24.50 20.81 faktor yang berpengaruh. Atmospher place dapat
Bara 9,30 1,80 6,30 1,40 9,30 lebih berpengaruh dari produk itu sendiri dalam
Minya pengambilan keputusan pembelian ini sejalan
k 13.46 17.26 18.84 15.83 17.46 seperti yang diungkapkan Philip Kotler (2000:465)
Kelapa 8,97 1,30 5,00 9,10 4,90 ia berpendapat, bahwa dalam beberapa situasi
Sawit atmosfer dapat menjadi pengaruh utama, karena
Karet 9.314 14.25 10.39 9.316 7.021 atmosfer dapat membentuk experiential marketing
Olaha ,97 8,20 4,50 ,60 ,70
n dan dapat diaplikasikan dengan event.
Pariwi 7.603 8.554 9.120 10.05 11.16 Salah satu daerah di Indonesia yang
sata ,45 ,39 ,85 4,15 6,13 merupakan destinasi wisata favorit bagi wisatawan
Pakaia 6.598 7.801 7.304 7.501 7.450 adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai kota
n Jadi ,11 ,50 ,70 ,00 ,90 pendidikan dan budaya oleh karena itu disana
Sumber : BPS Kementrian Pariwisata Data terdapat cukup banyak museum yang dapat
20102014 dijadikan alternatif destinasi wisata namun objek
Beberapa tujuan dasar pembanguan wisata yang sarat dengan sejarah dan edukasi ini
kepariwisataan menurut departemen kebudayaan masih belum cukup mendapat perhatian dimata para
dan pariwisata Republik Indonesia dalam wisatawan. Hal ini salah satunya dikarenakan sajian
(Sapta,2011:1) adalah pelestarian budaya. Oleh museum yang masih terkesan kaku, karena harga
karena itu diharapkan kepariwisataan mampu yang murah bukan jadi jaminan akan banyak
berkontribusi nyata dalam upaya pelestarian budaya pengunjung (Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan
suatu negara atau daerah dan sebagai peningkatan Museum tahun 2015 Harry Widianto) dan karena
ekonomi industri. Pengelolaan kepariwisataan yang publikasi yang kurang (menteri pendidikan dan
baik diharapkan mampu memberi kesempatan bagi kebudayaan Anies Baswedan).
tumbuhnya ekonomi suatu destinasi pariwisata. Melihat persaingan wisata yang cukup
Pariwisata dalam lingkungan bisnis tentunya ini besar dan mengingat Yogyakarta memang terkenal
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan psikologis dengan potensi pariwisata yang cukup beragam.
berupa sandang, pangan, papan, dan kebutuhan Banyak objek wisata yang disajikan di daerah ini
mewah serta berkaitan dengan kebutuhan yang baik potensi berdasarkan budaya, seni, alam,
bersifat intrinsik yaitu : kepuasan, kesenangan, dan pendidikan, hiburan, dan juga objek wisata yang
kedamaian. Itu sebabnya industri pariwisata yang berbasis kuliner maupun wisata belanja. Seiring
memiliki kekuatan bisnis tentunya akan mampu berjalannya waktu, semakin banyak bermunculan
membuat gebrakan baru sesuai kebutuhan pasar. objek wisata yang menyajikan konsep baru dengan
Tidak dapat dipungkiri perkembangan menggabungkan beberapa kategori wisata, seperti
pariwisata sangat ditentukan oleh tingkat wisatawan penggabungan wisata bangunan, wisata alam,
yang berkunjung, oleh karena itu sebuah industri wisata hiburan, wisata pendidikan, dan wisata
tentunya harus menyusun strategi pemasaran yang budaya. Oleh karena itu untuk membuat museum
tepat agar dapat efektif dalam menjangkau pasar dapat diperhatiankan wisatawan maka pengelola
sasaran. Diketahui bahwa strategi pemasaran perlu menciptakan strategi pemasaran yang tepat
dilengkapi oleh alat-alat pemasaran yaitu product, sehingga dapat bersaing di industri pariwisata.
price, place, dan promotion dan ada empat elemen Salah satu cara yang dapat dilakukan pengelola
yang saling berinteraksi yang harus museum yaitu dengan cara menerapkan strategi
dipertimbangkan dalam analisis perilaku konsumen, marketing yang berbentuk atmospher dan event.
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Karena pada dasarnya bisnis wisata adalah bisnis f. Fasilitas rekreasi, dapat berupa
pengalaman (experiential marketing). Produk tamantaman, dan lain sebagainya.
wisata utama pariwisata sebagai bisnis adalah bisnis g. Atraksi wisata, dapat berupa adanya
pengalaman (destinasi, atraksi, hiburan, dan kegiatan atau event.
penginapan) yang merupakan produk tak berwujud Pariwisata dikatakan sebagai industri karena
(intangible product). Namun sebgai industri, didalamnya terdapat berbagai aktifitas yang bisa
pariwisata memiliki banyak komponen dalam menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Ini
perspektif wisatawan yaitu “keseluruh pengalaman dapat dilihat dalam penjelasan Nyoman S.Pendit
perjalanan” terhadap layanan jasa, transportasi, (2003:33) tentang kepariwisataan, bahwa pariwisata
akomodasi, makanan dan minuman, hiburan, juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap
estetika, dan acara khusus (Ali Hasan, 2015:2). kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan
(laut atau udara), jala-jalan raya, pengangkutan
1.2.Rumusan Masalah setempat, program-program kebersihan atau
Berdasarkan latar belakang masalah yang kesehatan, proyek sasana budaya dan kelestarian
diuraikan diatas, maka penulis lingkungan.Yang kesemuanya itu dapat
merumuskan masalah sebagai berikut: memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi
“Apakah strategi pemasaran yang di titik fokuskan masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang
pada suasana (atmosphere) dan acara ( event bersangkutan maupun bagi wisatawan,
marketing) efektif dalam mempengaruhi keputusan kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan
pembelian yang dimediasi oleh minat beli pada dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan
Tembi Rumah Budaya Yogyakarta”. proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara
yang telah berkembang, dimana pada gilirannya
1.3.Tujuan Penelitian industri pariwisata merupakan suatu kenyataan
Untuk mengetahui efektifitas atmosphere ditengah-tengaah industri lainnya.
dan event marketing terhadap keputusan pembelian
yang dimediasi oleh minat beli pada kunsumen 2.2 Konsep Pemasaran
Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Pemasaran adalah proses memasarkan
produk barang atau jasa gunamemenuhi kebutuhan
dan memberikan kepuasan kepada konsumen serta
II. TINJAUAN PUSTAKA dapat menghasilkan laba bagi
2.1 Industri Pariwisata perusahaan.sedangkan pengertian manajemen
Produk wisata utama pariwisata sebagai pemasaran adalah sistem yang digunakan sebuah
bisnis adalah bisnis pengalaman (destinasi, atraksi, perusahaan untuk mendapatkan laba guna
hiburan,dan penginapan) yang merupakan produk kelangsungan hidup perusahaannya.menurut Kotler
tak berwujud (intangible product). Namun sebgai (2008:5). Sedangkan hakikat dari pemasaran
industri, pariwisata memiliki banyak komponen pariwisata (tourism marketing) adalah sama hanya
dalam perspektif wisatawan yaitu “keseluruh saja dalam pemasaran ini yang dipasarkan adalah
pengalaman perjalanan” terhadap layanan jasa, destinasi dimana
transportasi, akomodasi, makanan dan minuman, pemasaran ini mengkombinasikan pesan promotion,
hiburan, estetika, dan acara khusus (Ali Hasan, price, access, dan branding untuk mendorong
2015:2). buying behavior dengan cara menyajikan daya tarik
Aspek-aspek yang tercangkup atribut destinasi yang unik dan lengkap untuk
dalam industri pariwisata menurut Kusmayadi dan memenuhi permintaan dan kepuasan wisatawan
Endar Sugiarto (2000:6-8) antara lain : serta lebih unggul dari pesaing (Ali Hasan,
a. Restoran,dibidang restoran dapat 2015:12).
diarahkan pada kualitas makanan, baik dari Konsep dan komponen
jenis makanan maupun teknik pelayanan. pemasaran pariwisata secara realitis dapat
b. Penginapan, yang dapat terdiri dari hotel, dikembangkan sebagai berikut (Ali Hasan,2015:76-
resort, atau wisma-wisma. 77):
c. Pelayanan perjalanan, meliputi biro a. Pariwisata didefinisikan sebagai temapat
perjalanan, paket perjalanan, perusahaan untuk berlibur, istirahat, rekreasi, wisata,
incentive travel dan reception service. atau bisnis.
d. Transportasi, yaitu sarana dan prasarana b. Wisatawan adalah orang yang melakukan
angkutan wisatawan seperti mobil, bus, perjalanan untuk berlibur, rekreasi, wisata,
sepeda, dan lain sebagainya. atau bisnis termasuk mengunjungi kerabat
e. Pengembangan daerah tujuan wisata, dapat atau teman ditempat lain, pelancong bisnis
berupa kelayakan kawasan wisata. mengunjungi komunitas untuk tujuan
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

bisnis, menghadiri konfrensi atau f. Pleace (tempat)


pertemuan disuatu daerah. Place merupakan hal pokok dalam industri
c. Pengembangan industri pariwisata suatu pariwisata karena wisatawan harus
komunitas atau daerah bias dilihat dari dua melakukan perjalanan menuju destinasi
perspektif. untuk mengkonsumsi produk wisata.
1. Supply. g. Promotion (promosi)
- atraksi wisata Promosi merupakan upaya untuk
- Acara dan kegiatan meningkatkan permintaan melalui
- Promosi pertimbangan kebutuhan, nilai, dan sikap
- Infrastruktur pasar atau segmen target pasar.
- Perhotelan dan pelatihan industri h. Price (harga)
- Ritel jasa pariwisata Harga merupakan elemen penting dalam
2. Permintaan pariwisata. marketing mix karena harga merupakan
- Jenis atraksi, acara dan kegiatan yang faktor yang dapat menarik wisatawan
menarik wisatawan: keinginan berkunjung ke suatu destinasi.
wisatawan.
- Tingkat kualitas ritel jasa, 2.4.Promotion Mix (Bauran Promosi)
infrastruktur, dan restoran : kebutuhan Menurut Gitosudarmo (2000 : 237), Bauran
wisatawan. Promosi adalah : “Kegiatan yang ditujukan untuk
- Waktu dan spesifikasi tempat yang mempengaruhi konsumen agar mereka dapat
ditawarkan : promosi dan pemasaran. menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh
Perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka
2.3 Bauran Pemasaran Pariwisata menjadi senang lalu membeli produk tersebut”.
Konsep Marketing mix Dan menurut Kotler (2005: 264-312) unsur bauran
(bauran pemasaran) menurut Philip Kotler promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat
(2002:112) adalah variable-variabel pemasaran utama, yaitu :
terkontrol yang perusahaan gabungkan a. Advertising : merupakan semua penyajian
untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan non personal, promosi ide-ide, promosi
dalam pasar sasaran. produk atau jasa yang dilakukan sponsor
Adapun penjelasan mengenai bauran pemasaran tertentu yang dibayar.
atau 8P pada industri wisata (Menurut Morrison b. Sales Promotion : berbagai insentif jangka
(2002:230), yaitu: pendek untuk mendorong keinginan
a. Product (produk) mencoba atau membeli suatu produk atau
Product merupakan komponen yang jasa.
meliputi hasil dari suatu barang dan jasa c. Direct marketing : penggunaan surat,
yang disediakan untuk wisatawan. telepon, faksimil, e-mail dan alat
b. Partnerships (kerjasama) Suatu hubungan penghubung nonpersonal lain untuk
yang dijalin oleh bisnis sejenis maupun berkomunikasi secara dengan atau
tidak sejenis yang menciptakan benefit mendapatkan tanggapan langsung dari
bagi pihak-pihak tersebut. pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
c. People (orang) d. Personal Selling : Interaksi langsung
People dalam jasa pariwisata merupakan dengan calon pembeli atau lebih untuk
penyedia jasa yang melayani wisatawan. melakukan suatu presentasi, menjawab
People sedikitnya memiliki tiga hal yaitu langsung dan menerima pesanan.
service personnel, the tourist themselves, e. Public relation and publicity : berbagai
dan local resident. program untuk mempromosikan dan atau
d. Packaging melindungi citra perusahaan atau produk
Packaging berarti mengelompokkan dua individualnya.
elemen atau lebih dari tourism experience
ke dalam satu produk.
2.5 Atmosphere (Suasana)
e. Programming Store atmosphere (suasana
Programming memiliki kaitan dengan toko) didefinisikan sebagai suasana toko yang
packaging yang melibatkan event spesial, meliputi berbagai tampilan interior, ekterior, tata
aktivitas atau program suatu produk untuk letak, lalu lintas internal toko, kenyamanan, udara,
membuatnya lebih beraneka ragam dan layanan musik, seragam pamuniaga, pajangan
lebih menarik. barang yang membuat daya tarik bagi konsumen
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

dan membangkitkan keinginan membeli (Buchari (tempat khusus disediakan untuk


Alma, 2007:60). karyawan), custumers space (tempat untuk
Konsep store atmosphere juga erat meningkatkan kenyamanan konsumen).
kaitannya dengan store image karena menurut Peter d. Traffic flow (arus lalu lintas),
dan Olson (2000:248) store image adalah sesuatu macammacam arus lalu lintas yaitu, grid
yang difikirkan konsumen tentang suatu toko layout (pola lurus) atau lorong panjang,
termasuk didalamnya adalah persepsi dan sikap loop layout (pola memutar) atau jalan
yang dirasakan pada sensasi dari ransangan yang utama yang mengelilingi seluruh ruang,
berkaitan dengan toko yang diterima melalui lima spine layout (pola berlawanan arah) atau
indra. Berman dan Revans (dalam Buchari Alma, jalan utama yang terbentang dari depan
2004:60-61) berpendapat bahwa suasana sampai belakang, free-flow layout (pola
lingkungan (atmosphere) adalah kegitan merancang bebas) disini barang-barang diletakan
lingkungan pembelian yaitu melalui penataan secara bebas.
barang dan fasilitas pendukung lainnya. Menurut e. Interior po intof interest display (dekorasi
Barry dan Evans (2004:455) “ atmosphere can be pemikat), dekorasi pemikat memiliki
devide into several element: exterior, general tujuan untuk memberikan informasi
interior, store layout, and displays.” Elemen- kepada konsumen dan menambah store
elemen Store Atmosphere terdiri dari bagian luar atmosphere, hal ini dapat meningkatkan
tokot, bagian dalam toko, tataletak ruang, dan laba. Dekorasi pemikat terdiri dari theme
pajangan (interior point of interest display).. setting display (dekorasi sesuai tema) dan
a. Exterior (bagian luar), kombinasi exterior wall decoration (dekorasi ruang).
yang unik, menarik, dan terlihat menonjol Menurut Sutisna (2003:164) atmosphere
dapat mempengaruhi minat pada suatu toko akan berpengaruh terhadap :
konsumen.element-elemen exterior yaitu 1. Tindakan Pembelian, atmosphere akan
Storefront (bagian depan toko), Marquee mempengaruhi persepsi konsumen melalui
(symbol), Entrance (pintu masuk), mekanisme penglihatan, pendengaran,
Displaywindow (tampilan jendela), Height penciuman,dan sentuhan. Stimuli seperti
andsize building (tinggi dan ukuran warna, pencahayaan, musik, pengaturan
banguanan), uniqueness (keunikan), suhu dan lain sebagainya.
surrounding area (lingkungan sekitar), 2. Citra Toko, apabilla atmosphere dalam
parking (parkir). suatu toko sangat buruk seperti udara yang
b. General interior (bagian dalam), yang panas, ruangan sesak,aroma yang bau,
dapat membentuk penjualan setelah produk yang dipajang tidak tertata rapi,
pembeli berada di toko adalah display. lantai tidak bersih maka hal itu akan
Display yang baik yaitu yang dapat menimbulkan atmosphere yang akan
menarik perhatian pengunjung agar dapat mencitrakan toko sebagai toko yang buruk.
mengamati, memeriksa, dan memilih Namun sebaliknya, bila atmosphere
barang pada akhirnya akan membeli. diperhatikan dengan baik maka citra toko
Elemen-elemen general interior yaitu akanbaik pula.
flooring (lantai), color and lighting (warna 3. Keadaan Emosi Pembeli, atmosphere akan
dan pencahayaan), scent and sound (aroma berpengaruh terhadp keadaanemosi
dan musik), fixture (penempatan), wall pembeli yang menyebabkan meningkatkan
texture (tekstur tembok), temperature atau menurunnya pembelian. Keadaan
(suhu udara), width and aisles (lebar emosional akan membuat dua perasaan
gang/jarak), dead area (dimana display senang dan membangkitkan keinginan,
yang normal tidak biasa diterapkan), baik yang muncul dari psikologikal
personel (karyawan), service level (tingkat ataupun keinginan yang bersifat mendadak
pelayanan), price (harga), cash refister (impulse).
(kasir), technology (teknologi), clean
(kebersihan). 2.6 Event Marketing (Pemasaran Acara)
c. Layout (tata letak ruang), yang perlu Event adalah salah satu sarana bagi Public
diperhatiakan dalam merancang layout Relations sebuah corporate atau perusahaan untuk
adalah Allocation of floor space for mengkomunikasikan brand atau nama kepada
selling, personel, and customers, dalam customer dan potential customer untuk terlibat
suatu toko tentu setiap ruangan harus dalam sebuah acara yang diselenggarakan
dialokasikan untuk : selling space (ruang perusahaan tersebut. Menurut Belch & Belch
dimana bertemunya konsumen dan (2003:543) event marketing merupakan salah satu
pelayan/karyawan), personnel space
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

cara promosi (promotional mix) dimana organisasi Alat pengukuran atau dimensi dari event
menciptakan aktivitas yang bertujuan untuk marketing tersebut yaitu, involvement, emotions,
memberikan pengalaman bagi konsumen agar dan attitude. Involvement diartikan sebagai
mengingat dan membeli produk organisasi tersebut. keterlibatan wisatwan yang mengunjungi event
Sedangkan Menurut shimp (2000:600) event hanya sebatas penikmat acara, emotion yaitu
marketing adalah sebuah bentuk promosi merek terbentuknya emosi dan kesan positif pada
yang mengingat suatu merek dengan kegiatan wisatawan terhadap event yang diselenggarakan,
kebudayaan, sosial, olahraga atau tipe kegiatan sedangkan atttitude adalah penyelenggraan event
lainnya yang mengandung tingkat keterkaitan diharapkan membentuk sikap positif dan antusias
publik yang tinggi. positif wisatawan. Jalannya event dan keterlibatan
Jenis-jenis event marketing pengunjung pada suatu event memiliki dampak
menurut Khoon Y Koh (2010:24) yaitu sebagai yang signifikan pada hubungan antara emosional
berikut: dan sikap .
1. Local public special events, acara ini
dimaksudkan lebih untuk rakyat lokal yang 2.7 Perilaku Konsumen
umunya skala kecil dan dipasarkan hanya Menurut Hani Handoko (2000:10),
di media lokal. perilaku konsumen adalah perilaku yang
2. Regional public special events, acara ini diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,
khusus public dirancang untuk menarik menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan
lokal dan non lokal untuk berpartisipasi produk dan jasa yang mereka harapkan akan
dimana dipasarkan diluar daerah memuaskan kebutuhan mereka. Sedangkan menurut
lingkungan masyarakat sekitar. Kotler dan Keller perilaku konsumen adalah study
3. National-international public special tentang bagaimana individu, kelompok, dan
events, acara ini khusus publik organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan
dimaksudkan untuk menarik wisatawan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman bisa
nasional dan internasional dalam desain memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
yang manarik, durasi yang lama dan Kotler dan Armstrong (2008:158)
dipasarkan secara nasional dan mendefinisikan perilaku berkunjung wisatawan
internasional. mengacu pada perilaku pembelian konsumen
Menurut Belch & Belch (2003:543), event akhirperorangan dan rumah tangga yang membeli
marketing mempunyai beberapa fungsi, yaitu: barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Sedangkan
a. Memperkenalkan suatu merek produk menurut Morrison (2002:75) mendefinisikan
tertentu. bahwa, perilaku wisatawan adalah cara memilih
b. Menjaga dan meningkatkan bagi wisatawan, ketika mereka menggunakan dan
loyalitas pelanggan. bertindak setelah membeli barang dan jasa wisata
c. Memperkenalkan keunggulan dan jasa perjalanan.
suatu produk. Swarbrooke dan Horner (2007:6)
d. Terjadinya penjualan saat event. mengemukakan bahwa “Perilaku wisatawan adalah
e. Memperkuat brand positioning dan image kunci penopang semua aktivitas marketing yan
sebuah merek. dilaksanakan untuk pengembangan, promosi dan
f. Untuk menarik pelanggan pesaing (brand menjual produk wisata dan proses mempelajari
switching). mengapa orang membeli produk yang mereka beli
g. Menunjukkan kelebihan dan bagaimana membuat keputusan tersebut.”
dibandingkan competitor. Masih menurut Solomon dalam Swarbrooke dan
h. Menciptakan brand awareness yang tinggi Horner (2007:6) mengemukakan bahwa “Perilaku
dan instan. wisatawan adalah proses yang meliputi ketika
Keberhasilan event marketing akan sangat individu atau kelompok memilih, membeli dan
tergantung kepada system pemasaran perusahaan menggunakan, mengatur produk atau jasa,
dalam melaksanakan prinsip P5, yang terdiri dari perencanaan atau pengalaman, untuk memenuhi
product, price, place, public relation dan kebutuhan dan keinginan”.
positioning (Hoyle, 2006:15). Kemudian selain itu Ada dua aspek penting dari perilaku
tergantung pada keseuaian merk, event, dan pasar konsumen, yaitu:
sasaran. Titik awal event marketing yang efektif 1. Proses pengambilan keputusan.
adalah menentukan pasar sasaran dan menjelaskan 2. Kegiatan fisik yang kesemuanya ini
tujuan yang akan dicapai dari event tersebut, melibatkan individu dalam menilai,
sehingga memberikan pengalaman terhadap mendapatkan dan mempergunakan barang-
konsumen. barang dan jasa ekonomis.
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

dahulu. Info ini dievaluasi dari segi keterbatasan


2.8 Keputusan Pembelian dana dan waktu alternatif dari berbagai destinasi
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:181) yang memungkinkan dikunjungi, dan
keputusan pembelian adalah membeli produk atau pertimbangan-pertimbangan lainnya.
merk yang disukai dari berbagai alternatif yang ada, Keputusan melakukan perjalanan wisata.
tetapi ada dua faktor yang berada diantara niat Keputusan ini meliputi antara lain daerah tujuan
pembelian dan keputusan pembelian yaitu sikap wisata yang akan dikunjungi, jenis akomodasi, cara
orang lain dan faktor situasi. bepergian, dan aktivitas yang akan dilakukan di
Dalam Schiffman dan Kanuk (2007:16), daerah tujuan wisata.
pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai Persiapan perjalanan dan pengalaman wisata.
suatu system yang terdiri dari input,proses, dan Wisatawan melakukan booking dengan segala
output. Jika disajikan dengan gambar yaitu. persiapan pribadi, dan akhirnya perjalanan wisata
Gambar 1 dilakukan.
Proses Pengambilan Keputusan Evaluasi kepuasan perjalanan wisata. Selama
Input perjalanan, tinggal di daerah tujuan wisata, dan
setelah kembali kenegara asal, wisatawan secara
Usaha yang dilakukan Lingkungan sosial sadar maupun tidak sadar, selalu melakukan
dalam pemasaran : budaya : evaluasi terhadap perjalanan wisatanya, yang akan
- Produk/jasa Keluarga
- Promosi - Sumber informasi mempengaruhi keputusan perjalanan wisatawannya
- Harga - Sumber non komersial di masa yang akan datang.
- distribusi - Kelas social
- Budaya dan sub
budaya
2.9 Minat Beli
Minat beli adalah keinginan
untuk memiliki produk, minat beli akan timbul
Proses apabila seseorang konsumen sudah terpengaruh
Pengenalan Faktor psikologis : terhadap mutu dan kualitas dari suatu produk dan
kebutuhan, pencarian Motivasi informasi seputar produk (Durianto ,2003:58).
informasi sebelum - Kepribadian Menurut Kotler (2005:207), bahwa :
membeli dan - Pembelajaran
evaluasi alternative - Persepsi
”Dalam tahap evaluasi proses keputusan pembelian,
- sikap konsumen membentuk kesukaan / minat atas
merek-merek dalam sekumpulan pilihanpilihan,
konsumen juga mungkin membentuk minat untuk
Pengalaman membeli produk yang paling disukai.” Sedangkan
menurut Kotler (2005:205) mengatakan bahwa
minat beli adalah sesuatu yang timbul setelah
Output menerima ransangan dari produk yang dilihatnya,
Pembelian : dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk
- Percobaan tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan
- Pembelian ulang untuk membeli agar dapat dimilikinya.
Evaluasi paska pembelian Menurut Ferdinan (2002:129) minat beli
dapat diindentifikasi melalui :
a. Minat transaksional, yaitu kecendrungan
Sumber : Schiffman Kanuk, 2007:16 Menurut seseorang untuk membeli produk.
Mathienson dan Wall dalam I Gede Pitana b. Minat refrensial, yaitu kecendrungan
(2005:71), proses pengambilan keputusan seseorang untuk mereferensi produk
seorang wisatawan melalui lima fase yang sangat kepada orang lain.
penting, yaitu: c. Minat preferensial, yaitu minat yang
Kebutuhan atau keinginan untuk menggambarkan perilaku seseorang yang
melakukan perjalanan. memiliki prefensi utama pada produk
Tujuan dari perjalanan dirasakan oleh calon tersebut. Prefrensi ini hanya dapat diganti
wisatawan, yang selanjutnya ditimbang apakah jika terjadi sesuatu dengan produk
perjalanan tersebut memang harus dilakukan atau prefrensinya.
tidak. d. Minat eksploratif, minat ini
Pencarian dan penilaian informasi. Hal ini ini menggambarkan perilaku seseorang yang
misalnya dilakukan dengan menghubungi agen selalu mencari informasi mengenai produk
perjalanan, mempelajari bahanbahan promosi yang diminatinya dan mencari informasi
(brosur, leaflet, media masa) atau mendiskusikan
dengan mereka yang telah berpengalaman terlebih
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

untuk mendukung sifat-sifat positif dari peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
produk tersebut. dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok
sebagai sumber data (Sugiyono,2008:122). Dalam
2.10 Hipotesis penelitian ini penetapkan sample dengan
H1 : Terdapat pengaruh positif secara menggunakan rumus slovin dan didapatkan hasil
langsung atmosphere sebanyak 92 orang pengunjung Tembi Rumah
terhadap keputusan pembelian. Budaya Yogyakarta.
H2 : Terdapat pengaruh positif secara Teknik pengumpulan data meliputi kuesioner,
langsung event wawancara, study kepustakaan atau referensi.
marketing terhadap keputusan Kuesioner yang diberikan menggunakan teknik
pembelian. pengukuran skala linkert dengan lima alternatif
H3 : Terdapat pengaruh positif tidak pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, ragu-
langsung atmosphere ragu, tidak setuju, dan sangat setuju lalu diuji
terhadap keputusan pembelian. dengan uji validitas dan reliabilitas. Disini
H4 : Terdapat pengaruh positif tidak keputusan uji validitas diambil berdasarkan nilai
langsung event Corrected Item-Total Correlation (r hitung) dan
marketing dibandingkan dengan r tabel sebesar dengan
terhadap keputusan pembelian kemaknaan 5 % lalu keputusan uji reliabilitas
H5 : Terdapat pengaruh positif secara menggunkan teknik Alfa Cronbach, yaitu untuk
langsung minat beli konsumen jenis data interval atau essay. Dimana bila nilai
terhadap keputusan pembeli. alpha adalah >60% maka dapat dikatakan
reliabilitas pengukurannya akan semakin reliabel
(Ghozali, 2010:59) lalu dilanjutkan dengan
3.METODELOGI PENELITIAN menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas,
Metode penelitian yang digunakan dalam uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas.
penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu Sedangkan pengujian hipotesis
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai menggunakan analisis regresi berganda yaitu Uji F
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih bertujuan untuk menunjukkan apakah semua
(independent) tanpa membuat perbandingan atau variable independen (variable bebas) yang
menghubungkan dengan variabel yang lain. Jadi dimasukkan ke dalam model mempunyai
dalam penelitian ini, peneliti tidak membuat pengaruh secara bersama-sama/simultan terhadap
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, variable dependent/variable terikat (Ghozali,
dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel 2011:98), Uji t digunakan untuk menunujukan
yang lain (Sugiyono, 2008:53). seberapa jauh pengaruh suatu variabel independent
Aspek-aspek yang diteliti dalam penelitian secara individual dalam menerangkan variasi
ini terdiri dari empat variabel,yaitu variabel dependent (Ghozali, 20011:98), dan uji
storeatmosphere sebagai variabel independent(X1), Koefisien determinasi ( ) digunakan untuk
event marketing sebagai variable independent (X2), mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
minat sebagai variabel intervening (Z) menerangkan variasi variabel dependent (Ghozali,
dan keputusan pembelian sebagai variabel 2011: 97). memprediksi variabel-variabel terikat
dependen (Y). (Ghozali, 2011: 97). Nilai yang kecil berarti
Populasi adalah wilayah generalisasi yang kemampuan variabel-variabel bebas dalam
terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas
kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan (Gujarati, 2003:79) lalu dilanjutkan dengan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik interprestasi analisi jalur (Path Analysis) yaitu
kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Adapun penujian pengaruh intervening. Dimana
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh analisis jalurmerupakan perluasan dari analisis
penjung Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. regresi linier berganda atau analisis jalur adalah
Sampel adalah bagian dari jumlah dan penggunaan analisis regresi untuk menaksir
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut hubungan kausalitas antar variabel (model casual)
(Sugiono, 2002:73). Sampel yang diambil dalam yang ditetapkan berdasarkan teori (Imam Ghozali,
penelitian ini adalah konsumen dari berbagai 2011:249).
kalangan usia dengan latar belakang yang
berbedabeda. Jumlah anggota sampel sering
dinyatakan dengan ukuran sampel. Penyusun 4.HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini menggunakan insidental sampling, Uji validitas digunakan untuk mengetahui atau
yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan menunjukan sejauh mana alat ukur (indikator
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

empiris) mengukur variabel yang bersangkutan. Sumber : Data pimer yang diolah, 2015
Semakin tinggi validitas suatu alat ukur maka
semakin tepat alat pengukuran tersebut mengenai Uji normalitas digunakan untuk menguji
sasaran (Masri Singarimbun, 2009:75). apakah model regresi, nilai residualnya mempunyai
Uji kelayakan kuesioner ini diuji terhadap distribusi normal atau tidak. Modal yang baik dalam
30 pengunjung Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. uji normalitas adalah jika nilai residual memenuhi
Berikut hasil uji validitas: asumsi normalitas yaitu jika nilai sig > α ( taraf
signifikan=0,05). Dan pada penelitian ini uji
Tabel 2 normalitas menggunakan kolmogorov smirnov.
Hasil SPSS Uji Validitas Berikut hasil uji normalitas.
R hitung R
tabel Tabel 4
X1 X2 Z Y
(5 %)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
0,483 0,413 0,563 0,793 0,361
(valid) (valid) (valid) (valid) Unstandardize
0,358 0,574 0,470 0,400 d Residual
(unval (valid) (valid) (valid) 0,361 N 92
id) Normal Paramete Mean .0000000
0,514 0,703 0,423 0,545 0,361
(valid) (valid) (valid) (valid)
0,447 0,738 0,225 0,474
Std. Deviation 2.28763634
(valid) (valid) (unvali (valid) 0,361 Most Extreme Differences .063
d) Absolute
0,407 0,671 0,415 0,655 0,361 Positive .063
(valid) (valid) (valid) (valid) Negative -.044
0,459 0,567 0,658 0,361 Kolmogorov-Smirnov Z .597
(valid) (valid) (valid) Asymp. Sig. (2-tailed) .868
0,609 0,548 0,361
(valid) (valid) Sumber : Data pimer yang diolah, 2015
0,468 0,361
(valid) Uji Multikolinearitas ini bertujuan untuk
Sumber : Data pimer yang diolah, 2015 mengetahui apakah terdapat korelasi antar variabel
bebas atau tidak pada penelitian ini dan Model yang
Uji reliabilitas digunakan untuk baik adalah jika tidak ada korelasi antar variabel
mengetahui sejauh mana tingkat kekonsistenan bebas. Dalam mendeteksi ada apa tidaknya korelasi
pengukuran dari suatu responden ke responden lain (Multikolinearitas) antar variabel bebas yaitu
atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dengan melihat nilai toleransi dan variance inflation
dipahami sehingga tidak menyebabkan beda factor (VIF). apabila nilai toleransi > 0,1 dan VIF <
interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut 10 maka tidak terjadi multikolinearitas antar
(Juanim,2009). Maka pengujian ini dilakukan pada variabel. Berikut hasil uji multikolinearitas:
30 orang responden pengunjung Tembi Rumah
Budaya. Berikut hasil uji reliabilitas:

Tabel 3
Hasil SPSS Uji Reliabilitas
Nilai Mini mal
Variabel Cronb Cronb Ket
ach’s ach’s .
Alpha Alpha
Atmospher (X1) 0,754 0,60 Reliabel

Event Marketing(X2) Reliabel


0,833 0,60

Minat Beli (Z) 0,698 0,60 Reliabel

Keputusan
Pembeli an (Y) 0,809 0,60 Reliabel
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Tabel 5
Hasil SPSS Uji Multikolineritas
Unstandard Standard
ized ized Collinearity
Model Coefficient Coeffici Si Statistics
s ents t
g.
B Std. Beta Tolera V
Error nce IF
1 .10
(Constant .219 2.049 7 .915
)
atmosphe .240 .084 .256 2.8 .005 .537 1.86
re 71 4
event 3.0 1.85
market .212 .069 .274 75 .003 .540 4
ing
minat .732 .141 .413 5.1 .000 .675 1.48
beli 84 2
Sumber : Data pimer yang diolah, 2015

Uji heteroskedastisitas pada dasarnya


untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual setelah
pengamatan ke pengamatan yang lain. Berikut hasil
uji heterokedastisitas.

Gambar 2
Plot Hasil SPSS Uji Heterokedastisitas 1
(Variabel Minat Beli (Z))
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Gambar 3
Plot Hasil SPSS Uji Heterokedastisitas 2 Berdasarkan hasil uji signifikasi parameter
(Variabel Keputusan Pembelian (Y)) individual (uji t) diatas, maka
didapatkan persamaan regresi berikut :

Z = 7,022 + 0,169X1 + 0,136X2 + e_1 Dimana :


Z = Minat Beli
X1 = Atmospher
X2 = Event Marketing
e_1 = error

Berdasarkan pengujian SPSS hasil uji


signifikasi parameter individual (uji t) diatas
diperoleh hasil pengujian sebagai berikut :
1. Bahwa atmospher (X1) memiliki nilai
unstandardized Coefficients beta sebesar
0,169 dan memiliki nilai signifikan sebesar
0,006 < 0,05 ini berarti atmospher (X1)
berpengaruh positif signifikan terhadap
minat beli (Z).
2. Bahwa event marketing (X2) didapatkan
hasil unstandardized Coefficients beta
Sumber : Data pimer yang diolah, 201 5 sebesar 0,136 dan memiliki nilai signifikan
sebesar 0,008 < 0,05 dapat diartikan bahwa
Sedangkan pengujian hipotesis event marketing (X2) juga berpengaruh
menggunaka regresi berganda sebagai berikut : positif signifikan terhadap minat beli (Z).

1.Regresi berganda pertama ( I ) Tabel 7


Analisis regresi model ini digunakan untuk Hasil SPSS Uji Simultan (Uji F) Ke I
mengetahui hubungan antara semua variabel bebas ANOVAb
(independen) terhadap variabel mediasi (intervening) Sum of Mean
dan persamaan strukturnya yaitu :
Model Squares df Square F Sig.
Minat Beli (Z) = Atmospher (X1) + Event 1 93.803 2 46.901 21.728 .000a
Marketing (X2) + e_1 Regression
Residual 192.110 89 2.159
Tabel 6
Hasil SPSS Uji Parsial (Uji T) Ke I Total 285.913 91
a
Coefficients Sumber : Data pimer yang diolah, 2015
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Berdasarkan hasil pengujian SPSS diatas
didapatkan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05
Std. maka dapat diartikan bahwa atmospher (X1) dan
Model B Error Beta t Sig. event marketing (X2) secara bersama-sama atau
1 (Constant) 7.022 1.343 5.230 .000 simultan berpengaruh positif terhadap minat beli (Z)
jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
X1 .169 .060 .320 2.813 .006 diterima.
Tabel 8
X2 .136 .050 .311 2.731 .008 Hasil SPSS Uji Koefisien Determinasi
Sumber : Data pimer yang diolah, 2015 ( ) Ke I
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate

1 .573a .328 .313 1.469

Sumber : Data pimer yang diolah, 2015


Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

memiliki nilai signifikan sebesar


Berdasarkan hasil pengujian SPSS 0,003 < 0,05 dapat diartikan bahwa
model summary diatas dapat diketahui bahwa event marketing (X2) juga
besarnya R^2adalah 0,313 atau 31,3% . ini berpengaruh positif signifikan secara
berarti bahwa minat beli (Z) dapat dijelaskan langsung terhadap keputusan
oleh atmospher (X1) dan event marketing (X2) pembelian (Y). Dapat disimpulkan
sebesar 31,3 % sisanya dijelaskan oleh variabel bahwa H2 diterima.
lain diluar model. 3. bahwa minat beli (Z) didapatkan hasil
unstandardized Coefficients beta
2 Regresi berganda kedua ( II ) sebesar 0,723 dan memiliki nilai
Analisis regresi model II ini digunakan untuk signifikan sebesar 0,000 < 0,05 dapat
mengetahui hubungan antara semua variabel bebas diartikan bahwa minat beli (Z) juga
(independen) terhadap variabel berpengaruh positif signifikan secara
terikat (dependent) dan persamaan langsung terhadap keputusan
strukturnya yaitu : pembelian (Y). Dapat disimpulkan
bahwa H5 diterima.
Keputusan Pembelian (Y) = Atmosphere (X1) +
Event Marketing (X2) + Minat Beli (Z) + e_1 Tabel 10
Hasil SPSS Uji Simulan (Uji F) Ke III
Tabel 9 ANOVAb
Hasil SPSS Uji Signifikasi Parameter Sum of Mean
Individual (Uji T) Ke III Squares Square
Model df F Sig.
Coefficientsa
1Regression 555.282 3 185.094 48.392 .000a
Unstandardized Standardized
Residual 336.588 88 3.825
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Total 891.870 91
Model t Sig.
1 .424 2.043 .207 .836 Sumber : Data pimer yang diolah, 2015
(Constant)
Z .723 .141 .410 5.126 .000
Berdasarkan hasil pengujian SPSS diatas
didapatkan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05
X1 .240 .084 .257 2.865 .005 maka dapat diartikan bahwa variabel atmosphere
(X1), event marketing (X2), minat beli (Z) secara
X2 .210 .069 .272 3.044 .003 simultan berpengaruh positif terhadap keputusan
Sumber : Data pimer yang diolah, 2015 pembelian (Y) jadi dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan hasil uji signifikasi parameter
individual (uji t) diatas, maka Tabel 11
didapatkan persamaan regresi berikut : Hasil SPSS Uji Koefisien Determinasi ( )
Model Summary
Y = 0,424 + 0,240X1 + 0,210X2 +0,723Y + e_1 Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
Berdasarkan pengujian Spss hasil uji
signifikasi parameter individual (uji t) diatas 1 .789a .623 .610 1.956
diperoleh hasil pengujian sebagai berikut :
1. bahwa atmospher (X1) memiliki nilai Sumber : Data pimer yang diolah, 2015
unstandardized Coefficients beta
sebesar 0,240 dan memiliki nilai Berdasarkan hasil pengujian SPSS model
signifikan sebesar 0,005 < 0,05 ini summary diatas dapat diketahui bahwa besarnya
berarti atmospher (X1) berpengaruh adalah 0,610 atau 61,0% . ini berarti bahwa keputusan
positif signifikan secara langsung pembelian (Z) dapat dijelaskan oleh variabel
terhadap keputusan pembelian (Y). atmosphere (X1), event marketing (X2), minat beli
Dapat disimpulkan bahwa H1 (Z) sebesar 61,0% dan sisanya dijelaskan oleh
diterima. variabel lain diluar model.
2. bahwa event marketing (X2) Berdasarkan uji t yang telah dilakukan maka
didapatkan hasil unstandardized didapatkan hasil :
Coefficients beta sebesar 0,210 dan
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

1. P1 = Unstandardized coefficients beta Variabel Direct Indirect Kriteria Kesimpulan


variabel atmospher (X1) = 0,240 Atmosphere 0,240 0,122 Direct > Minat (Z)
2. P2 = Unstandardized coefficients beta (X1) indirect tidak
variabel event marketing (X2) = 0,210 sebagai
3. P3= Unstandardized coefficients beta intervening
variabel atmospher (X1)= 0,169 Event 0,210 0,098 Direct > Minat beli
4. P4= Unstandardized coefficients beta marketing indirect (Z) Tidak
variabel event marketing (X2) = 0,136 (X2) sebagai
intervening
5. P5= Unstandardized coefficients beta Sumber: Data Primer diolah, 2015
variabel minat beli (Z) = 0, 723
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan nilai determinasi ( ) pengaruh pada atmospher (X) yaitu pengaruh tidak
didapatkan nilai sebagai berikut (Gozali, langsung 0,122 lebih kecil dari pengaruh langsung
2011:252-254): 0,240 maka dapat disimpulkan H3 ditolak, jadi
atmosper (X1) berpengaruh terhadap keputusan
1. Dari regrsi model I : pembelian (Y) dengan tidak melalui minat beli (Z).
Nilai = Dari data diatas juga didapat bahwa pengaruh event
0,819 marketing (X2) yaitu pengaruh tidak langsung 0,098
Jadi dapat ditulis dengan persamaan struktural kecil dari pengaruh langsung 0,210 maka dapat
sebagai berikut : disimpulkan H4 juga tidak diterima atau ditolak, jadi
event marketing (X2) berpengaruh langsung terhadap
minat beli (Z) = 0,169 atmospher (X1) + 0,136 keputusan pembelian (Y) dan juga tidak melalui
event marketing (X2) + 0,819 minat beli (Z).

2. Dari regrsi model II :


Nilai = 5.KESIMPULAN
0,614 a. Pengaruh Atmosphere (X1) Terhadap
Jadi dapat ditulis dengan Keputusan Pembelian (Y)
persamaan struktural sebagai berikut : Atmosphere (X1) memiliki pengaruh positif
secara langsung terhadap keputusan pembelian (Y)
keputusan pembelian (Y) = 0,240 atmospher pengunjung Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Hal
(X1) + 0,210 event marketing (X2) + 0,723 ini dikarenakan nilai signifikan lebih kecil yaitu 0,005
minat beli (Z) + 0,614 dari nilai signifikan yang ditentukan yaitu 0,05. Hal
ini menunjukan bahwa atmospher (X1) merupakan
Inteprestasi path dapat salah satu penentu keputusan pembelian (Y) karena
digambarkan sebagai berikut : atmospher yang terkonsep baik dan terjaga memicu
Gambar 4 konsumen untuk melakukan pembelian. Jadi semakin
Inteprestasi Path bagus atmospher yang dibentuk atau diciptakan maka
akan semakin meningkat juga keputusan pembelian.

b. Pengaruh Atmosphere (X1) Terhadap


Atmosph P1X1Y=0,240 Keputus
Keputusan Pembelian (Y) Dengan Minat
ere (X1) (Z) Sebagai Variabel Mediasi (Intervening)
P3X1Z=0,169 Minat an beli P5ZY=0,723pembeli Pengaruh tidak langsung lebih kecil yaitu
Event (Z) an
0,122 dibanding pengaruh langsung 0,240. Hal ini
marketinP4X2Z=0,136 g (X2) berarti minat beli (Z) tidak memediasi keputusan
P2X2Y=0,210
pembelian (Y). Jadi pengunjung tembi rumah budaya
=0,819 𝑒=0,614
menggunakan jasa yang ditawarkan Tembi Rumah
𝑒
Budaya Yogyakarta karena pengaruh atmospher
secara langsung tanpa dipacu oleh minat beli atau
dengan kata lain sebagian besar responden merasa
nyaman dengan atmospher yang diusung tembi
rumah budaya sehingga mereka langsung
Tabel 12 memutuskan untuk membuat keputusan pembelian
Pengaruh Langsung (Direct) dan Pengaruh tanpa harus melalui proses pembentukan minat.
Tidak Langsung (Inderect)
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

c. Pengaruh Event Marketing (X2) Terhadap didapatkan hasil bahwa banyak


Keputusan Pembelian (Y) responden yang sangat tertarik
Menunjukkan bahwa variabel event menggunakan jasa yang ditawarkan
marketing (X2) memiliki pengaruh positif secara tembi rumah budaya namun dari
langsung terhadap keputusan pembelian (Y) beberapa wawancara didapati juga ada
pengunjung Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Hal pengunjung yang harus mengantri
ini dikarenakan nilai signifikan lebih kecil yaitu 0,003 untuk menggunakan jasa yang
dari nilai signifikan yang ditentukan yaitu 0,05. Hal ditawarkan Ditembi Rumah Budaya
ini menunjukan bahwa event marketing (X2) khususnya bale
merupakan salah satu penentu keputusan pembelian inap, jadi diharapkan Tembi Rumah
(Y) karena event markting yang baik akan memicu Budaya kedepannya dapat menambah bale
konsumen untuk melakukan pembelian. Jadi semakin inap karena dengan begitu Tembi Rumah
baik dan menariknya event maka dapat menghasilkan Budaya Yogyakarta dapat membentuk
komunikasi pemasaran yang baik dan tentunya akan hasil evaluasi yang baik pada konsumen.
meningkatkan keputusan pembelian. b. Untuk peneliti selanjutnya, dapat
dilihat pada dunia pemasaran sekarang,
d. Pengaruh Event Marketing (X2) Terhadap bahwa model dan cara pemasaran
Keputusan Pembelian (Y) Dengan Minat produk atau jasa dewasa ini sangat
(Z) Sebagai Variabel Mediasi (Intervening) beragam dan terus berkembang hal itu
Pengaruh tidak langsung 0,098 lebih kecil disebabkan karena pemasaran sangat
dari pengaruh langsung 0,210. Hal ini berarti minat penting dalam kelangsungan hidup
beli (Z) tidak memediasi keputusan pembelian (Y) suatu organisasi maka untuk peneliti
atau dengan kata lain variabel minat beli (Z) tidak selanjutnya diharapkan dapat
mengakibatkan variabel event marketing (X2) mengembangkan model penelitian ini
mempengaruhi variabel keputusan pembelian (Y) dengan penambahan variabel yang
pengunjung secara tidak langsung. Jadi dengan berbeda maupun dengan metode
adanya event dan keikutsertaan pengunjung dalam analisis yang berbeda.
event yang diselenggarakan di Tembi Rumah
Budaya Yogyakarta cukup membentuk keputusan
pembelian terhadap jasa yang ditawarkan Tembi DAFTAR PUSTAKA
Rumah Budaya tanpa harus berminat atau
membentuk minat beli terlebih dahulu. Ardika, I Wayan (Penyunting). 2003. “ Pariwisata
Budaya Berkelanjutan:Refleksi Dan Harapan Di
e. Pengaruh Minat Beli (Z) Terhadap Tengah Perkembangan Global”. Denpasar: Program
Keputusan Pembelian (Y) Study Magister (S2) Kajian Pariwisata,
Menunjukkan bahwa minat beli (Z) Program Pascasarjana Universitas Udayana
memiliki pengaruh positif secara langsung terhadap
keputusan pembelian (Z) pengunjung Tembi Buchari, Alma .2004. “Manajemen Pemasaran Dan
Rumah Budaya Yogyakarta. Hal ini dikarenakan Pemasaran Jasa”. Bandung : Alfabeta
nilai signifikan lebih kecil yaitu 0,000 dari nilai
signifikan yang ditentukan yaitu 0,05. Hal ini Buchari, Alma .2007. “Bisnis Berbasis Hasil”.
menunjukan bahwa minat beli (Z) merupakan Bandung : Alfabeta
salah satu penentu keputusan pembelian (Y) karena
minat akan membentuk keputusan pembelian. Jadi
semakin tinggi minat beli maka akan semakin Darmadi, Durianto,Dkk.2003.” Invasi Pasar Dengan
tinggi pula keputusan untuk pembelian. Iklan Yang Efektif”.Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama

6.SARAN Efektifitas Event Marketing,


Http://PpmManajemen.Ac.Id/Wp-
a. Untuk Tembi Rumah Budaya
Content/Uploads/Paper-
Yogyakarta, diharapkan selalu
Event-Marketing-Dr-Masrah.Doc
mempertahan konsep atmospher yang
telah ada dan tetap terus berkreatifitas
dengan berbagai macam event yang Ghozali, Imam. 2010. “Analisis Multivariate Dengan
diselenggarakan serta dilihat dari hasil Program Spss”. Semarang : Badan
penelitian yang telah didapatkan baik Penerbin Universitas Diponegoro
kuesioner maupun wawancara
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Ghozali, Imam. 2011. “Analisis Multivariate Dengan PT Pradnya Paramita


Program Ibm SPSS 19 SPSS”. Semarang :
Badan Penerbin Universitas Diponegoro Philip, Kotler. 2000. “Manajemen Pemasaran”. Edisi
Milenium. Jilid 1 &2. Jakarta : PT.
Gitusudarmo, Indriyo.200.”Manajemen Prehalindo
Pemasaran”. Yogyakarta :BPFE
Shimp, Terence A.2000. “Periklanan Promosi”.
Jakarta : Erlangga

Hasan, Ali. 2015. “Tourism Marketing”. Jakarta


:Agro Media Pustaka

Hoyle, Leonard H. Jr.,Cae, Cmp.2006. “Event Spillane, James J. 2003. “Ekonomi Pariwisata”.
Marketing”. Alih Bahasa Oleh Kumala Insiwi Yogyakarta : Kanisius
Suryo. Jakarta : Erlangga
Stanton, William J.2001. “Prinsip-Prinsip
Jiang,Xuan, Adn Andrew Homsey.2008.”Perilaku pemasaran”.Jilid Tujuh. Jakarta : Erlangga
Konsumen Dan Strategi Pemasaran”. Jakarta :
Erlangga Sugiono.2005.”Metode Penelitian Bisnis”.Bandung
: Alfabeta
Kotler.2005. “Manajemen Pemasaran Jilid 1 Dan
2”. Jakarta : PT Indeks

Kotler.2009. “Manajemen Pemasaran”. Jakarta : PT


Indeks

Kotlet, Bowen, And Maken. 2003. “Marketing For


Hospitality Dan Tourism”. Second Edition.
Prentice Hall. New Jersey

Kotler, Keller.2009. “Manajemen Pemasaran Jilid


1” .Edisi 13. Jakarta : Erlangga

Levy, Weitz.2001. “Retailing


Management”.Boston : Mc.Graw Hill Irwin

Lupiyoadi, Rambat, Dan A.Hamdani.2008.


“Manajemen Pemasaran Jasa”.Cetakan Keempat.
Jakarta : Salemba Empat

Ma’aruf, Hendry.2005. “ Pemasaran Ritel”. Jakarta


: Gramedia Pustaka

Morrison, A.M. 2002. “Hospitality And Travel


Marketing”.Albany. NY: Delmar

Nirwanda, Sapta. 2011. “ Pembangunan Sektor


Sektor Pariwisata: Diera Otonomi Daerah”, Diunduh
Pada 21 Maret 2015 Pada
Http://Www.Scribd.Com/Doc/35092726/440-
1257Pembangunan Sektor Pariwisata1

Pendit, S.Nyoman.2003.”Ilmu Pariwisata, Sebuah


Pengantar Perdana”. Cetakan Ke Tujuh. Jakarta :
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016

Sutiana.2003.”Perilaku Konsumen Dan Komunikasi


Pemasaran”.Jakarta : PT Remaja
Rosdakarya

Swarbrooke J, &Honer, Susan.2007. “Consumer


Behaviour Intourism” Uk : BuuterworthHeinemann

Potrebbero piacerti anche