Sei sulla pagina 1di 11

56 Malida Nurul Hidayah

Malida
Jurnal Nurul
Promkes: Hidayah.Journal
The Indonesian JurnalofPromkes Vol. 7 No.
Health Promotion and1Health
(2019) 57–67
56-66
Education
doi:56-66
Vol. 7 No. 1 (2019) 10.20473/jpk.V7.I1.2019.57–67 56-66
doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.56-66

EVALUASI DAN ANALISIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH MASYARAKAT


KELURAHAN DI WILAYAH PUSKESMAS X SURABAYA

VILLAGE COMMUNITY DELIBERATION EVALUATION AND ANALYSIS IN X


PUBLIC HEALTH CENTER

Malida Nurul Hidayah


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
E-mail: nurulmalida@gmail.com

ABSTRACT
Background: Ministry of Health Republic of Indonesia create a vision in health development
that is “Independent and Justice of Healthy Community”. The embodiment of the mission
statement is poured in the form of a strategic programs which is District Alert programs
through Village Community Deliberation and Community Self Survey. Purpose: The purpose
of this study is to evaluate the implementation of Village Community Deliberation I and II
of 2017 year in X Community Health Center. Methods: This type of research is descriptive
observational. Data collection techniques used through interviews and secondary data
collection. Methods of data analysis are done by doing a comparison between the data
already obtained with the theory and guidelines in the implementation of research
materials. This study lasted on February 26, 2018 - March 4, 2018. Results: Terms of
implementers are still not in accordance with existing provisions, while for SMD executor
already corresponding. In the aspect of the implementation of MMK and SMD is in accordance
with the intended purpose as well as the results or output expected at the all stage.
Conclusion: The stages of activities have held with appropriate the standards of existing
regulations in Village Community Deliberation and Community Self Survey.

Keywords: Village Community Deliberation, Community Self Survey, evaluation, district,


alert

ABSTRAK
Latar Belakang: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjadikan visi dalam
pembangunan kesehatan yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Perwujudan
pernyataan misi tersebut dituangkan dalam bentuk sebuah upaya strategis yakni melalui
program Kelurahan siaga aktif melalui musyawarah masyarakat kelurahan dan survey mawas
diri. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi dan analisis pelaksanaan
Musyawarah masyarakat kelurahan I dan II tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas X. Metode:
Jenis penelitian ini adalah observasional Deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
melalui wawancara dan pengumpulan data sekunder. Metode analisis data dilakukan dengan
cara melakukan perbandingan antara data yang sudah didapat dengan teori maupun pedoman
dalam pelaksanaan materi penelitian. Penelitian ini berlangsung selama satu minggu pada
26 Februari 2018 – 4 Maret 2018. Hasil: Pelaksanaan musyawarah masyarakat kelurahan dan
Survei mawas diri di wilayah Puskesmas X dari segi pelaksana belum sesuai dengan ketentuan
yang ada, sedangkan untuk SMD pelaksana-nya sudah sesuai. Pada aspek pelaksanaan
Musyawarah Masyarakat Kelurahan dan Survei Mawas Diri sudah sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan begitu pula dengan hasil atau keluaran yang diharapkan pada tahapan MMK I,
SMD, dan MMK II. Kesimpulan: Tahapan kegiatan dalam kelurahan siaga meliputi musyawarah
masyarakat kelurahan I dan II telah dilaksanakan dengan sesuai standar, dan pelaksanaan SMD
juga dikatakan telah memenuhi standar dari peraturan yang ada.
Kata Kunci: Musyawarah Masyarakat Kelurahan, Survei Mawas Diri, evaluasi, kelurahan, siaga

Jurnal Promkes:
© 2019. JurnalThe Indonesian
Promkes. Journal
Open of Health
Access underPromotion and Health
CC BY-NC-SA Education
License
Jurnal Promkes © 2019. Open Access under CC BY-NC-SA License
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 29-07-2019
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018. Published Online: 29-07-2019
Malida Nurul Hidayah, Evaluasi dan Analisis Pelaksanaan Musyawarah… 57

PENDAHULUAN dan pengambil keputusan maupun


masyarakat desa itu sendiri. Program
Undang-undang Republik Indonesia
peningkatan kemandirian masyarakat
Nomor 17 Tahun 2007 tentang pembangunan
tersebut terus mengalami perkembangan
Jangka Panjang Nasional untuk tahun 2005-
hingga dicanangkanlah program desa
2025 menyatakan bahwa visi pembangunan
siaga aktif. Program desa siaga aktif
nasional adalah “Indonesia yang mandiri,
dalam perkembangannya terus mengalami
maju, adil, dan makmur”. Untuk mencapai
penyesuaian, dimana sebagian besar desa
visi tersebut, pembangunan jangka
saat ini telah menjadi kelurahan, maka
panjang diutamakan menuju delapan arah
untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
pembangunan. Delapan arah pembangunan
ditegaskan bahwa desa siaga aktif juga
ini salah satunya diupayakan dalam
merupakan kelurahan siaga aktif.
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
Definisi kelurahan siaga aktif dalam
(IPM). Komponen dalam pembangunan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/
manusia yang dimaksud mencakup
Menkes/SK/VIII/2006 adalah program yang
berbagai aspek yakni derajat kesehatan,
dilaksanakan dengan konsep pendekatan
tingkat pendidikan, dan pertumbuhan
kebersamaan. Hal tersebut sebagai usaha
ekonomi, sehingga dalam visi dari masing-
dalam menyelenggarakan pencapaian
masing aspek tersebut tidak lepas dari
peningkatan derajat kesehatan bagi seluruh
upaya untuk menjadikan masyarakat
penduduk dengan mengembangkan sebuah
Indonesia dapat lebih mandiri. Salah satu
program masyarakat yang mandiri atau
bentuk kemandirian masyarakat adalah
siaga di tingkat kelurahan.
membangun derajat kesehatan masyarakat
Peraturan terbaru yang dijadikan
Indonesia.
sebagai acuan utama dalam pelaksanaan
Kementrian Kesehatan Republik
program ini adalah pedoman pelaksanaan
Indonesia menjadikan visi dalam
kelurahan siaga yang diatur melalui
pembangunan kesehatan yaitu “Masyarakat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Visi
Indonesia Nomor 1529/MENKES/SK/X/2010.
tersebut dijabarkan dalam empat misi
Kelurahan siaga dalam hal ini mencakup
utama perwujudan pembangunan kesehatan
berbagai program strategis yang tercantum
di Indonesia. Misi pertama menyatakan
dalam pedoman. Terdapat 3 komponen
bahwa peningkatan derajat kesehatan
penting yang menjadi patokan pelaksanaan
dilaksanakan melalui pemberdayaan
kelurahan siaga aktif adalah 1) pelayanan
masyarakat, swasta, serta masyarakat
kesehatan dasar, 2) pemberdayaan
madani baik untuk tingkat nasional hingga
masyarakat melalui pengembangan Upaya
global. Perwujudan pernyataan misi
Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
tersebut dituangkan dalam bentuk sebuah
(UKBM) dan mendorong upaya surveilans
upaya strategis yakni melalui program desa
berbasis masyarakat, kedaruratan
siaga aktif yang dilaksanakan di seluruh
kesehatan dan penanggulangan bencana
wilayah Indonesia. Program strategis
dan penyehatan lingkungan, 3) Perilaku
ini pertama kali dikembangkan dalam
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/
Pelayanan kesehatan dasar dalam
Menkes/SK/VIII/2006 Tentang Pedoman
kelurahan siaga aktif digalakkan melalui
Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga.
UKBM serta partisipasi aktif dari kader
Pada dasarnya upaya memandirikan
yang pada umumnya dibina dibawah
masyarakat dalam aspek kesehatan telah
naungan kelurahan dengan bantuan pihak
gencar dilakukan pemerintah sejak tahun
puskesmas. Pelaksanaan UKBM ini didukung
1970-1980an. Pada dasawarsa tersebut
oleh sarana kesehatan yang ada, seperti
pemerintah mampu menghimpun peran
puskesmas dan rumah sakit. Pemberdayaan
aktif masyarakat di bidang kesehatan yang
masyarakat menjadi dasar pendekatan
diwujudkan dalam gerakan Pembangunan
utama dalam pelaksanaan kelurahan siaga
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
aktif. Aspek utama dalam pemberdayaan
Pelaksanaan PKMD tersebut membutuhkan
masyarakat adalah keterlibatan masyarakat
kerjasama dengan berbagai sektor terkait,
secara langsung pada semua tahapan
diantaranya sektor pemerintahan, swasta,
pelaksanaan program. Hal tersebut dapat
lembaga masyarakat serta pemangku
terlihat dari peran aktif kader dalam upaya

Jurnal Promkes:
© 2019. JurnalThe Indonesian
Promkes. Journal
Open of Health
Access underPromotion and Health
CC BY-NC-SA Education
License
Jurnal Promkes © 2019. Open Access under CC BY-NC-SA License
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 29-07-2019
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018. Published Online: 29-07-2019
Jurnal
JurnalPromkes: The Indonesian
7 No. 1 Journal
(2019) of Health Promotion and Health Education56-66
58 Promkes Vol. 57–67.
56-66. doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.57–67
Vol. 7 No. 1 (2019) 56-66. doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.56-66

membantu kegiatan surveilans kesehatan kelurahan siaga yaitu persiapan petugas


yang berbasis masyarakat. dan persiapan lapangan.
Kedaruratan kesehatan dan Pada pelaksanaan di lapangan,
penanggulangan bencana merupakan tahapan kegiatan kelurahan siaga tidak
upaya-upaya dalam menanggulangi bencana selalu mengikuti tahapan yang dijabarkan
dengan mengacu pada pedoman teknis dalam pedoman. Setiap kelurahan
dari instansi kesehatan yang ada. Upaya dapat melaksanakan tahapan yang
penyehatan lingkungan mencakup upaya telah disesuaikan dengan kondisi pada
masyarakat dalam memelihara kondisi kelurahan masing-masing. Kota Surabaya
lingkungan kelurahan agar lingkungan merupakan salah satu kota di Jawa Timur
sehat dan tidak menjadi sarang penyakit yang turut melaksanakan kelurahan siaga.
yang menimbulkan masalah kesehatan. Pelaksanaan kelurahan siaga Kota Surabaya
Penerapan PHBS juga merupakan upaya umumnya memiliki empat tahapan utama
penyehatan lingkungan yang dapat yakni sebagai berikut : 1) musyawarah
dilakukan di tingkat rumah tangga, institusi masyarakat kelurahan I 2) pelaksanaan
pendidikan, tempat umum, tempat kerja survei mawas diri (SMD), 3) pelaksanaan
serta berbagai sarana lain terutama sarana rencana tindak lanjut, dan 4) musyawarah
kesehatan. masyarakat kelurahan II.
Komponen utama dari penyelenggaraan Pelaksanaan tahapan musyawarah
kelurahan siaga sesuai dengan konsep masyarakat kelurahan I dan II sendiri
pemberdayaan, yaitu partisipasi aktif menjadi tahapan yang diharapkan mampu
masyarakat sebagai penyelenggara utama. untuk mewujudkan konsep kelurahan
Instansi terkait dilibatkan dari berbagai siaga aktif yang bersumber daya peran
tingkatan mulai dari tingkat pusat yaitu aktif masyarakat. Musyawarah masyarakat
kementrian kesehatan hingga tingkat kelurahan I dan II merupakan pertemuan
yang paling kecil yaitu desa/kelurahan. tingkat kelurahan yang diikuti oleh
Berdasarkan pedoman pelaksanaan perwakilan kelurahan, perwakilan RT dan
kelurahan siaga, yaitu Keputusan Menteri RW, puskesmas, dan kader kesehatan dalam
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/ satu ruangan. Perbedaan dari keduanya
MENKES/SK/X/2010 pada Bab IV poin E, adalah musyawarah masyarakat kelurahan
susunan peran pelaksanaan kelurahan I tujuan utamanya adalah melakukan
siaga diketuai oleh lurah, dengan anggota pembahasan daftar masalah kesehatan
unsur kelembagaan masyarakat tingkat yang ada di kelurahan berdasarkan diskusi
kelurahan meliputi unsur lembaga agama, dengan masing-masing perwakilan Tingkat
pendidikan, penggerak PKK, serta kader RW maupun RT serta melakukan skala
kesehatan dengan dibantu puskesmas prioritas daftar masalah yang telah didapat
sebagai pembina. melalui sebuah bentuk diskusi besar,
Komponen yang telah dijabarkan sedangkan dalam musyawarah masyarakat
sebelumnya menjadi dasar tujuan kelurahan II tujuannya adalah melakukan
pelaksanaan kelurahan siaga aktif yang pembahasan mengenai hasil pelaksanaan
dituangkan ke dalam berbagai tahap Survei mawas diri pada masing-masing
pelaksanaan. Tahapan pelaksanaan tersebut kelurahan sebagai tindak lanjut MMK
meliputi 1) pengenalan kondisi lingkungan I untuk dibuat sebuah rencana tindak
kelurahan, 2) identifikasi masalah lanjut dalam mengatasi permasalahan
kesehatan dan PHBS, 3) musyawarah yang ditemukan dari pelaksanaan SMD.
kelurahan, 4) perencanaan partisipatif, Pembahasan permasalahan pada umumnya
serta 5) pelaksanaan kegiatan. Tahap dilakukan dengan membahas permasalahan
ketiga, yakni musyawarah kelurahan, dalam dari masing-masing RW dalam kelurahan
realita pelaksanaannya terbagi menjadi tersebut, sehingga rencana tindak lanjut
dua bagian, yakni musyawarah masyarakat yang dibuat itu dapat berbeda pada masing-
kelurahan I (MMK) I dan musyawarah masing RW sesuai dengan kesepakatan
masyarakat kelurahan (MMK) II. MMK ini peserta MMK II yang telah hadir.
dapat dikatakan sebagai komponen utama Puskesmas X sendiri berada di bawah
dalam pelaksanaan kelurahan siaga, karena naungan Dinas Kesehatan Kota Surabaya,
mencakup tindakan pertama dalam tahapan sehingga turut dalam melaksanakan
program kelurahan siaga. Salah satu

Jurnal Promkes:
© 2019. JurnalThe Indonesian
Promkes. Journal
Open of Health
Access underPromotion and Health
CC BY-NC-SA Education
License
Jurnal Promkes © 2019. Open Access under CC BY-NC-SA License
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 29-07-2019
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018. Published Online: 29-07-2019
Malida Nurul Hidayah, Evaluasi dan Analisis Pelaksanaan Musyawarah… 59

program yang dilaksanakan oleh Puskesmas wawancara yang dilakukan terhadap bidan
X adalah musyawarah masyarakat kelurahan kelurahan, dimana bidan kelurahan ini
I dan II serta kegiatan survei mawas diri. merupakan staf puskesmas yang terlibat
Sebagai salah satu instansi yang terkait dalam pelaksanaan kelurahan siaga aktif,
dengan pelaksanaan kelurahan siaga dan serta kegiatan musyawarah masyarakat
mengikuti tahapan musyawarah masyarakat kelurahan. Selain hasil wawancara,
kelurahan I dan II serta survei mawas diri, pengambilan data didapatkan melalui
maka perlu dilakukan evaluasi dalam pengumpulan data sekunder yakni dokumen
pelaksanaannya yang dilihat dari segi peran laporan musyawarah masyarakat kelurahan
puskesmas. I dan II, serta laporan pelaksanaan survei
Tujuan penelitian ini adalah melakukan mawas diri Tahun 2017 di wilayah kerja
evaluasi dan analisis pelaksanaan puskesmas X.
musyawarah masyarakat kelurahan I dan Metode analisis data dilakukan dengan
II tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas X cara melakukan perbandingan antara
dengan berpedoman pada hasil wawancara data yang sudah didapat dengan teori
Bidan Kelurahan dan peraturan terkait maupun pedoman dalam pelaksanaan
pelaksanaan musyawarah masyarakat materi penelitian. Terkait dengan hal
kelurahan yang dituangkan oleh pemerintah tersebut, hasil wawancara serta dokumen
dalam beberapa peraturan. yang telah didapat dibandingkan dengan
teori pemberdayaan masyarakat menurut
Soekanto, Pedoman Pelaksanaan Kelurahan
METODE Siaga dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Jenis penelitian ini adalah Republik Indonesia Nomor 1529/MENKES/
observasional, dimana data diperoleh dari SK/X/2010 terkhusus pada poin pelaksanaan
wawancara dan observasi terhadap obyek Musyawarah masyarakat kelurahan, PMK
di lapangan, serta tidak diberi perlakuan No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman
sama sekali (Notoadmojo, 2012). Menurut Manajemen Puskesmas, dan Juknis biaya
jenisnya, penelitian ini termasuk dalam pengembangan desa siaga aktif.
penelitian deskriptif dimana penelitian Penelitian ini berlokasi di wilayah kerja
bertujuan untuk menjelaskan serta puskesmas X Surabaya yang mencakup tiga
menggambarkan fenomena tanpa dilakukan wilayah kelurahan, yaitu kelurahan A,
analisis mengenai kejadian dalam fenomena Kelurahan B, dan Kelurahan C. Penelitian
tersebut. Jenis penelitian deskriptif yang ini berlangsung selama satu minggu pada
digunakan adalah studi evaluasi, yaitu 26 Februari 2018 – 4 Maret 2018. Waktu
studi yang bertujuan dalam menilai suatu pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan
kegiatan atau program, dimana hasil kebutuhan pengambilan data, yang terbagi
deskripsi evaluasi yang telah dilakukan ke dalam beberapa kegiatan sebagai
dapat dijadikan sebagai pedoman untuk berikut, yaitu : 1) wawancara terhadap
perbaikan maupun upaya meningkatkan bidan kelurahan, 2) pengambilan dokumen
keberhasilan program (Widyaningsih, laporan hasil kegiatan MMK I dan II tahun
2008). 2017 serta laporan hasil kegiatan SMD tahun
Sumber data yang digunakan untuk 2017.
penelitian ini adalah data primer serta
data sekunder. Data primer mencakup hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara yang didapat melalui kegiatan
wawancara kepada bidan kelurahan Pedoman Pelaksanaan Kelurahan
selaku penanggung jawab pelaksanaan Siaga dalam Keputusan Menteri Kesehatan
kelurahan siaga aktif termasuk kegiatan Republik Indonesia Nomor 1529/MENKES/
musyawarah masyarakat kelurahan. Data SK/X/2010, dikaitan dengan tahapan ketiga
sekunder didapat dari dokumen pelaporan yang dilaksanakan dalam kelurahan siaga
musyawarah masyarakat kelurahan I dan aktif adalah pelaksanaan musyawarah
II, serta laporan pelaksanaan Survei Mawas di tingkat kelurahan. Berdasarkan hasil
Diri (SMD) pada tahun pelaksanaan 2017 observasi peneliti, musyawarah masyarakat
yang dilakukan oleh puskesmas X. kelurahan I dilaksanakan dengan tujuan
Teknik pengumpulan data yang untuk mendapatkan daftar masalah yang
digunakan dalam penelitian ini melalui didapat melalui metode Focus Group

Jurnal Promkes:
© 2019. JurnalThe Indonesian
Promkes. Journal
Open of Health
Access underPromotion and Health
CC BY-NC-SA Education
License
Jurnal Promkes © 2019. Open Access under CC BY-NC-SA License
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 29-07-2019
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018. Published Online: 29-07-2019
Jurnal
JurnalPromkes: The Indonesian
7 No. 1 Journal
(2019) of Health Promotion and Health Education56-66
60 Promkes Vol. 57–67.
56-66. doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.57–67
Vol. 7 No. 1 (2019) 56-66. doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.56-66

Discussion, dimana petugas pelaksana kesehatan yang disetujui oleh seluruh


kegiatan yaitu staf puskesmas menyebarkan peserta musyawarah yang hadir, sehingga
kertas pada masing-masing perwakilan RW nanti prioritas masalah yang didapat akan
serta RT. dijadikan sebagai acuan utama dalam
Perwakilan RW maupun RT yang pembuatan pertanyaan untuk tahapan
telah menerima kertas tersebut, lalu kelurahan siaga selanjutnya yaitu Survei
menuliskan masalah yang ada di wilayahnya Mawas Diri (SMD). Berdasarkan data, maka
dengan berdiskusi bersama para kader proses MMK I berdasarkan empat aspek
kesehatan yang turut diundang dalam penilaian ditampilkan pada tabel 1.
kegiatan musyawarah tersebut dengan Kegiatan survei mawas diri berdasarkan
didampingi oleh bidan kelurahan. Setelah hasil wawancara kepada bidan kelurahan
kegiatan penulisan selesai, kertas yang dilaksanakan minimal terhadap 30 KK pada
telah dibagikan akan dikumpulkan dan masing-masing kelurahan dengan tenaga
dilakukan diskusi dalam forum musyawarah pelaksanaannya melibatkan peran aktif
masyarakat kelurahan tersebut dengan kader. Kader SMD menurut penjelasan
dipimpin oleh pemimpin rapat. Pemimpin dari bidan kelurahan sebelumnya telah
rapat merupakan salah satu petugas mendapat pelatihan serta pengarahan,
kesehatan dari puskesmas yang didampingi ketika akan melaksanakan survei. Selain
oleh staf kelurahan. Diskusi tersebut nanti itu kader yang ditunjuk tersebut adalah
akan menghasilkan prioritas masalah kader yang telah dilibatkan aktif sejak

Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan I

Aspek Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan I


Pelaksana Pelaksana MMK I adalah pihak puskesmas yang berkoordinasi dengan
kelurahan.
Kegiatan Kegiatan MMK I dilakukan untuk menentukan daftar masalah yang
di masyarakat. Kegiatan MMK I meliputi diskusi bersama yang
dihadiri oleh Lurah, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama, Kader Kesehatan, Penggerak PKK yang berjumlah 25 dari 25
undangan.
Waktu pelaksanaan Kegiatan MMK I dilakukan setahun sekali pada bulan Mei.
Hasil kegiatan Hasil kegiatan MMK I adalah didapat prioritas masalah kesehatan
yang ada di masing-masing kelurahan, terbentuknya beberapa
pertanyaan sebagai acuan kuesioner Survey Mawas Diri.
Pelaporan Laporan hasil pelaksanaan MMK I dibuat dalam bentuk laporan akhir
tahun yang dilakukan oleh pihak puskesmas yang ditujukan kepada
dinas kesehatan kota.

Tabel 2. Pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri

Aspek Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Survei Mawas Diri


Pelaksana Pelaksana SMD adalah kader kesehatan dan petugas Puskesmas
Kegiatan Kegiatan SMD dilakukan dengan pengisian kuesioner pertanyaan
terhadap 30 KK di kelurahan A dan Beserta 40 KK di Kelurahan C.
Kegiatan dilakukan dengan mengunjungi sasaran survei.
Waktu pelaksanaan Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan Juli.
Hasil kegiatan Hasil kegiatan SMD adalah 10 masalah kesehatan utama yang didapat
dari analisis instrumen survei di masing-masing kelurahan.
Pelaporan Laporan hasil pelaksanaan SMD dibuat dalam bentuk laporan akhir
tahun yang dilakukan oleh pihak puskesmas yang ditujukan kepada
dinas kesehatan kota.
Instrumen Instrumen yang digunakan dalam SMD tahun 2017 meliputi 25 butir
pertanyaan dengan pilihan jawaban berganda.

Jurnal Promkes:
© 2019. JurnalThe Indonesian
Promkes. Journal
Open of Health
Access underPromotion and Health
CC BY-NC-SA Education
License
Jurnal Promkes © 2019. Open Access under CC BY-NC-SA License
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 29-07-2019
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018. Published Online: 29-07-2019
Malida Nurul Hidayah, Evaluasi dan Analisis Pelaksanaan Musyawarah… 61

MMD I. Instrumen yang digunakan dalam II yang hadir, sehingga nantinya pihak
SMD sendiri dibuat oleh staf puskesmas puskesmas akan melaksanakan program
berdasarkan hasil pembuatan prioritas penyelesaian masalah kesehatan sesuai
masalah pada MMK I, pertanyaan yang dengan kesepakatan. Berdasarkan data
dikaji dalam SMD berdasarkan data laporan yang ada, maka proses MMK II berdasarkan
pelaksanaan SMD Tahun 2017 puskesmas 5 aspek penilaian ditampilkan pada tabel
X Pertanyaan yang diajukan terdiri dari 3. Pelaporan ketiga kegiatan yang telah
25 butir pertanyaan, meliputi topik dilaksanakan, kemudian dijadikan satu
sebagai berikut : 1) Program Kesehatan dalam laporan tahunan puskesmas.
Ibu dan Anak, 2) Program Keluarga Pedoman Pelaksanaan Kelurahan
Berencana, 3) Program Gizi, 4) Program Siaga dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Promosi Kesehatan, 5) Program Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/MENKES/
Lingkungan, 6) Program Penanggulangan SK/X/2010 pertemuan masyarakat tingkat
Penyakit-Penyakit Menular & Imunisasi, 7) kelurahan dijabarkan dalam Bab III poin
Program Anak Usia sekolah & Remaja, 8) C, bertujuan sebagai 1) upaya sosialisasi
Program Penanggulangan Penyakit Tidak mengenai masalah kesehatan yang dihadapi
menular, terdiri dari Program kesehatan masyarakat dalam pengembangan kelurahan
jiwa, Program Kesehatan indera, Program siaga aktif, 2) mencapai kesepakatan
Kesehatan Gigi dan Mulut, serta 9) Program dalam tingkat prioritas masalah yang
Penyehatan Tradisional. Aspek pelaksanaan akan ditangani, 3) mencapai kesepakatan
SMD sendiri ditampilkan pada tabel 2. mengenai UKBM yang akan dibentuk
Kegiatan survei mawas diri terlaksana, maupun diaktifkan lagi, 4) menetapkan data
kegiatan selanjutnya adalah pertemuan maupun informasi dari potensi kelurahan,
masyarakat kelurahan yang kedua atau meliputi dukungan yang dibutuhkan dan
biasa disebut musyawarah masyarakat alternatif sumber dukungan tersebut,
kelurahan (MMK) II. MMK II dilakukan serta 5) mengumpulkan dan meningkatkan
dengan tujuan menyajikan hasil SMD pada semangat serta partisipasi dari warga
masing-masing kelurahan. Penyajian hasil masyarakat kelurahan dalam upaya
SMD dilakukan dalam bentuk persentase mendukung pelaksanaan pengembangan
pada masing-masing butir pertanyaan, kelurahan siaga aktif.
setelah ditampilkan kepada seluruh Pelaksanaan MMK dan SMD sendiri telah
peserta dan undangan yang hadir dilakukan dicantumkan dalam PMK No.44 Tahun 2016
diskusi untuk menentukan rencana tindak tentang Pedoman Manajemen Puskesmas,
lanjut yang diharapkan dapat berjalan sehingga untuk pelaksanaannya masuk
dengan efektif untuk menyelesaikan ke dalam RUK yang dibuat oleh pihak
permasalahan kesehatan yang ada. puskesmas sebagai program kegiatan
Rencana tindak lanjut yang didapatkan tahunan. Hasil evaluasi berdasarkan
ini disetujui oleh seluruh peserta MMK beberapa peraturan yang telah disebut

Tabel 3. Pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan II

Aspek Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan II


Pelaksana Pelaksana MMK II adalah pihak puskesmas yang berkoordinasi dengan
kelurahan.
Kegiatan Kegiatan MMK I dilakukan untuk menentukan daftar masalah yang di
masyarakat. kegiatan MMK I meliputi diskusi bersama yang dihadiri
oleh Lurah, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Masyarakat, Kader Kesehatan,
dan Penggerak PKK yang berjumlah 32 dari 32 undangan.
Waktu pelaksanaan Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan November.
Hasil kegiatan Hasil kegiatan MMK II adalah tersampaikan hasil pelaksanaan SMD di
masing-masing kelurahan, terdapat 10 masalah utama, terbentuk
rencana tindak lanjut yang disepakati bersama.
Pelaporan Laporan hasil pelaksanaan MMK II dibuat dalam bentuk laporan akhir
tahun yang dilakukan oleh pihak puskesmas yang ditujukan kepada
dinas kesehatan kota.

Jurnal Promkes:
© 2019. JurnalThe Indonesian
Promkes. Journal
Open of Health
Access underPromotion and Health
CC BY-NC-SA Education
License
Jurnal Promkes © 2019. Open Access under CC BY-NC-SA License
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 29-07-2019
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018. Published Online: 29-07-2019
Jurnal Promkes:
PromkesThe Indonesian
7 No. 1 Journal of Health Promotion and Health Education56-66
62 Jurnal Vol. (2019) 56-66.
57–67. doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.57–67
Vol. 7 No. 1 (2019) 56-66. doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.56-66

dapat dilihat pada tabel-tabel yang telah Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan
disajikan. Hasil evaluasi pelaksanaan survey mawas diri dapat dilihat pada Tabel
kegiatan musyawarah masyarakat kelurahan 5. Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan
I dapat dilihat pada Tabel 4. musyawarah masyarakat kelurahan II dapat
dilihat pada Tabel 6.

Tabel 4. Evaluasi pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan I

Aspek Pelaksana
Pelaksanaan Pelaksana musyawarah masyarakat kelurahan I adalah petugas
Puskesmas X, dibantu oleh staf kelurahan.
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas poin tabel 1. Tahapan kegiatan siklus manajemen
puskesmas pada hlm 12 , pelaksana utama MMK adalah Kelurahan.
Keterangan Kurang sesuai dengan PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas karena pelaksanaan utama dalam kegiatan
MMK I ini adalah petugas puskesmas, mulai dari penyusunan
rangkaian kegiatan hingga penyampaian konten musyawarah.
Aspek Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan meliputi pembuatan daftar masalah
kesehatan yang dianggap masih banyak terjadi, serta pembuatan
prioritas masalah.
Standar Pedoman Pelaksanaan Kelurahan Siaga dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/MENKES/SK/X/2010 Bab
III poin C MMK digunakan untuk upaya sosialisasi mengenai masalah
kesehatan yang dihadapi masyarakat dalam pengembangan kelurahan
siaga aktif dan mencapai kesepakatan dalam tingkat prioritas
masalah yang akan ditangani.
Keterangan Sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Kelurahan Siaga dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/
MENKES/SK/X/2010.
Aspek Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Dilakukan pada bulan Mei .
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas poin tabel 1. Tahapan kegiatan siklus manajemen
puskesmas pada hlm 12, waktu pelaksanaan adalah awal Januari.
Keterangan Kurang sesuai dengan pedoman, karena jarak bulan pelaksanaan
cukup jauh, dimana pada peraturan tercantum awal januari namun
pada kenyataannya dilaksanakan pada bulan kelima.
Aspek Hasil Kegiatan
Pelaksanaan didapat prioritas masalah kesehatan yang ada di masing-masing
kelurahan, terbentuknya beberapa pertanyaan sebagai acuan
pembuatan pertanyaan kuesioner Survey Mawas Diri.
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas poin tabel 1. Tahapan kegiatan siklus manajemen
puskesmas pada hlm 12, hasil yang diharapkan adalah mendapat
analisa situasi.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Pelaporan
Pelaksanaan Evaluasi dilaksanakan bersama saat diselenggarakan musyawarah
kedua, serta dalam bentuk laporan tahunan pada akhir tahun.
Standar Dilakukan dalam dua periode yaitu evaluasi tengah periode (midterm
evaluation) dan akhir tahun melalui PKP.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.

Jurnal Promkes:
© 2019. JurnalThe Indonesian
Promkes. Journal
Open of Health
Access underPromotion and Health
CC BY-NC-SA Education
License
Jurnal Promkes © 2019. Open Access under CC BY-NC-SA License
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 29-07-2019
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018. Published Online: 29-07-2019
Malida Nurul Hidayah, Evaluasi dan Analisis Pelaksanaan Musyawarah… 63

Tabel 5. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Survei Mawas Diri

Aspek Pelaksana
Pelaksanaan Pelaksana SMD dilakukan oleh kader SMD yang telah ditunjuk serta
Bidan kelurahan sebagai petugas kesehatan.
Standar Dalam Juknis biaya pengembangan desa siaga aktif Bab III poin B
Langkah-langkah pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif,
pelaksana SMD adalah Kader dan tokoh masyarakat.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan SMD meliputi kegiatan pengumpulan data primer melalui
pertanyaan yang dibuat dalam bentuk kuesioner mengenai masalah
kesehatan yang dihadapi yang disusun oleh petugas puskesmas.
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas, kegiatan SMD ditujukan untuk mengenali keadaan dan
masalah yang ada di masyarakat. Diambil dengan menggunakan
metode instrumen SMD yang disusun puskesmas.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan SMD dilaksanakan pada bulan Juli, satu kali dalam setahun.
Standar Dalam Juknis biaya pengembangan desa siaga aktif Bab III poin B
mengenai langkah-langkah pengembangan desa dan kelurahan siaga
aktif, waktu pelaksanaan SMD minimal setahun sekali.
Keterangan Sesuai dengan peraturan
Aspek Hasil Kegiatan
Pelaksanaan Hasil SMD adalah 10 masalah kesehatan utama berdasarkan
pengolahan jawaban responden SMD.
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas, SMD dapat memberi informasi mengenai masalah yang
terjadi di masyarakat.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Pelaporan
Pelaksanaan Pelaporan SMD disampaikan kepada seluruh pihak terkait pada saat
MMK II dan pembuatan laporan tahunan Puskesmas.
Standar Dalam Juknis biaya pengembangan desa siaga aktif Bab III poin B
langkah-langkah pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif,
pengolahan dan analisis data hasil SMD dilakukan dengan bimbingan
petugas, dan dibahas dalam MMK II.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Instrumen
Pelaksanaan Instrumen SMD disusun berdasarkan hasil analisis daftar dan prioritas
masalah yang dilakukan pada MMK I dan dijadikan acuan dalam
pembuatan item pertanyaan oleh petugas puskesmas.
Standar Instrumen SMD disusun oleh puskesmas sesuai dengan masalah yang
dihadapi.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.

Pelaksanaan Kelurahan siaga yang Penggunaan ketiga acuan ini dilakukan


mencakup kegiatan SMD dan MMK I dan karena pada kenyataannya pelaksanaan
II memiliki beberapa peraturan yang SMD dan MMK ini tahapannya akan berubah
dijadikan acuan dalam pelaksanaannya, sesuai dengan kondisi pada masing-masing
berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan wilayah yang artinya masing-masing
ada tiga pedoman yang dijadikan acuan. wilayah dapat melaksanakan masing-masing

Jurnal Promkes:
© 2019. JurnalThe Indonesian
Promkes. Journal
Open of Health
Access underPromotion and Health
CC BY-NC-SA Education
License
Jurnal Promkes © 2019. Open Access under CC BY-NC-SA License
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 29-07-2019
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018. Published Online: 29-07-2019
Jurnal Promkes:
PromkesThe Indonesian
7 No. 1 Journal of Health Promotion and Health Education56-66
64 Jurnal Vol. (2019) 56-66.
57–67. doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.57–67
Vol. 7 No. 1 (2019) 56-66. doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.56-66

Tabel 6. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Musyawarah Masyarakat Kelurahan II

Aspek Pelaksana
Pelaksanaan Dilakukan oleh petugas puskesmas dibantu oleh staf kelurahan.
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas poin tabel 1. Tahapan kegiatan siklus manajemen
puskesmas pada hlm 12, pelaksana utama MMK adalah pihak
kelurahan.
Keterangan Kurang sesuai dengan PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas.
Aspek Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan MMK I bertujuan untuk melakukan pembahasan hasil
SMD serta pembuatan rencana tindak lanjut untuk menanggulangi
permasalahan kesehatan yang ada.
Standar Dalam Juknis biaya pengembangan desa siaga aktif Bab III poin B
langkah-langkah pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif,
MMK dilakukan dalam rangka pembahasan hasil SMD, serta prioritas
masalah yang akan diatasi.
Keterangan Sesuai dengan peraturan. Karena pelaksanaan utama dari MMK II ini
sama seperti MMK sebelumnya yaitu petugas puskesmas.
Aspek Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Dilaksanakan setelah kegiatan SMD sudah selesai.
Standar Dalam Juknis biaya pengembangan desa siaga aktif Bab III poin B
langkah-langkah pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif, MMK
dilakukan setelah pelaksanaan SMD selesai.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Hasil Kegiatan
Pelaksanaan MMK II menghasilkan rencana tindak lanjut penanggulangan masalah
yang disepakati bersama oleh peserta musyawarah.
Standar dalam PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas poin tabel 1. Tahapan kegiatan siklus manajemen
puskesmas pada hlm 12, keluaran MMK adalah usulan kebutuhan
pelayanan kesehatan msayarakat yang sesuai dengan harapan
rasional
Keterangan Sesuai dengan peraturan.
Aspek Pelaporan
Pelaksanaan Pelaporan hasil MMK II dilakukan pada akhir tahun serta akan sedikit
disinggung dalam MMK I pada tahun selanjutnya.
Standar Dilakukan dalam dua periode yaitu evaluasi tengah periode (midterm
evaluation) dan akhir tahun melalui PKP.
Keterangan Sesuai dengan peraturan.

tahapan sesuai dengan hasil perumusan surat tugas pelaksanaan dan pengembangan
tahapan yang disesuaikan agar dalam Kelurahan Siaga justru jatuh pada
pelaksanaannya dapat lebih mudah. Dari puskesmas.
analisis yang telah dilakukan pada masing- Pergeseran peran pelaksana dapat
masing tahapan ketidaksesuaian banyak memberikan kontribusi negatif terhadap
terjadi pada aspek pelaksana kegiatan. pelaksanaan kegiatan. Terutama dalam
Hal ini berdasarkan hasil wawancara hal pelaporan dan evaluasi yang akan
dengan bidan kelurahan yang dapat terjadi dilakukan, sedangkan pada kegiatan SMD
karena adanya pergeseran fungsi pelaksana pelaksana kegiatan sudah sangat sesuai
Kelurahan Siaga, dimana pada peraturan dengan peraturan yang ada dimana peran
menyatakan pelaksana utamanya adalah aktif kader dan TOMA dilibatkan secara
pihak kelurahan yang pada kenyataannya langsung untuk melaksanakan survei

Jurnal
© 2019.Promkes:
JurnalThe Indonesian
Promkes. Journal
Open of Health
Access under Promotion and Health
CC BY-NC-SA Education
License
Jurnal Promkes © 2019. Open Access under CC BY-NC-SA License
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 29-07-2019
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018. Published Online: 29-07-2019
Malida Nurul Hidayah, Evaluasi dan Analisis Pelaksanaan Musyawarah… 65

pada masyarakat di wilayah kelurahan. juga menggambarkan kegiatan-kegiatan


Hal ini juga sesuai dengan tujuan konsep yang ada dalam Kelurahan Siaga. Metode
pemberdayaan masyarakat (Notoadmojdo, survei secara langsung pada masyarakat
2010), bahwa pemberdayaan masyarakat ini sendiri juga sesuai dengan tahapan
bertujuan untuk menumbuhkan pemberdayaan masyarakat yang ketiga,
pemikiran, kemauan serta kemampuan dimana petugas sebagai agen perubahan
dalam mengatasi masalah kesehatan mampu melibatkan peran aktif warga
yang bersumber pada masyarakat itu masyarakat untuk menelaah masalah
sendiri, jadi peran aktif kader dalam kesehatan yang mereka hadapi.
pelaksanaan kegiatan SMD menunjang Aspek yang terakhir adalah aspek
tujuan pemberdayaan masyarakat yang pelaporan. Pada aspek ini, pelaporan
sesungguhnya. meliputi upaya evaluasi yang dilakukan
Kegiatan MMK sendiri bertujuan untuk pada tingkat puskesmas. Hasil wawancara
mendapat analisis situasi masalah kesehatan pada bidan kelurahan bahwa evaluasi
yang terjadi. Tahapan pemberdayaan kegiatan musyawarah masyarakat kelurahan
Masyarakat dalam bidang kesehatan ada dilakukan pada akhir pelaksanaan kegiatan.
tujuh (Soekanto, 1987). Tahap pertama Hasil evaluasi dilakukan terhadap tiga
yaitu tahapan pengkajian (assessment), komponen utama berdasarkan waktu
dimana pada tahap ini dilakukan untuk pelaksanaan kegiatan serta sasarannya,
mengidentifikasi permasalahan kesehatan dibedakan menjadi tiga yaitu dari segi
yang ada, serta kebutuhan akan pemenuhan input, proses, dan output (Muninjaya,
kesehatan yang dirasakan (feel needs). 2011). Evaluasi input dilakukan pada jumlah
Pada tahapan inilah kegiatan musyawarah peserta yang hadir, tempat kegiatan,
masyarakat kelurahan I sesuai untuk hingga prose koordinasi antar pihak terkait,
dengan konsep program dengan pendekatan evaluasi proses dilakukan terhadap waktu
pemberdayaan masyarakat. Kegiatan survei pelaksanaan, kehadiran peserta serta peran
secara langsung kepada masyarakat pun aktif peserta saat musyawarah, dan untuk
dapat menghasilkan gambaran masalah evaluasi hasil apakah musyawarah dapat
yang sesuai dengan kenyataan dalam menghasilkan keluaran yang diharapkan
masyarakat, sehingga pelaksanaan survei pada musyawarah, dimana berdasarkan
mawas diri atau juga disebut dengan hasil analisis laporan pelaksanaan MMK
community self survey ini dirasa tepat I dan MMK II puskesmas X menjelaskan
dilakukan untuk mengatasi permasalahan keluaran yang diharapkan telah sesuai
secara efektif. dengan pedoman yang ada. Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan MMK evaluasi pada setiap hasil ini juga dilakukan
yang pertama masih kurang sesuai dalam bentuk laporan tahunan yang
dengan pedoman yang ada. Hal tersebut dibuat pada akhir tahun masa kerja dari
harusnya dilakukan pada awal tahun kerja puskesmas, sehingga dari adanya evaluasi
puskesmas, namun justru dilakukan pada serta pelaporan yang dibuat tersendiri
pertengahan tahun yakni bulan kelima. penyampaian serta penyebarluasan hasil
Waktu pelaksanaan yang sangat mundur kinerja dan kondisi permasalahan yang
ini dapat menyebabkan kurang optimalnya dihadapi di masyarakat dapat lebih mudah
pelaksanaan intervensi atau rencana tindak untuk dilakukan.
lanjut penyelesaian masalah karena jadwal
kegiatan yang sangat mundur, sehingga
berisiko pada tidak tercapainya tujuan SIMPULAN
rencana tindak lanjut tersebut dan masalah Pelaksanaan musyawarah masyarakat
kesehatan yang ada akan masih tetap ada kelurahan dan survei mawas diri di wilayah
pada tahun berikutnya. puskesmas X setelah dilakukan pembahasan
Kegiatan musyawarah ini sebaiknya dapat disimpulkan bahwa
dilaksanakan harus sesuai dengan pedoman 1. Aspek pelaksana untuk musyawarah
yang ada. Pembuatan instrumen SMD masyarakat kelurahan masih belum
sendiri sudah sesuai dengan peraturan yang sesuai dengan ketentuan yang ada,
ada, sehingga hasil yang didapat mampu sedangkan untuk SMD pelaksananya
menggambarkan permasalahan yang ada, sudah sesuai.
selain itu topik yang diangkat dalam survei

Jurnal Promkes:
© 2019. JurnalThe Indonesian
Promkes. Journal
Open of Health
Access underPromotion and Health
CC BY-NC-SA Education
License
Jurnal Promkes © 2019. Open Access under CC BY-NC-SA License
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 29-07-2019
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018. Published Online: 29-07-2019
Jurnal Promkes:
PromkesThe Indonesian
7 No. 1 Journal of Health Promotion and Health Education56-66
66 Jurnal Vol. (2019) 56-66.
57–67. doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.57–67
Vol. 7 No. 1 (2019) 56-66. doi: 10.20473/jpk.V7.I1.2019.56-66

2. Aspek pelaksanaan MMK dan SMD Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


sudah sesuai dengan tujuan yang telah 564/Menkes/SK/VIII/2006 Tentang
ditetapkan. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
3. Aspek waktu pelaksanaan dalam kegiatan Desa Siaga.
musyawarah masyarakat kelurahan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
belum sesuai, sedangkan untuk SMD IndonesiaNomor 1529/MENKES/SK/
sudah sesuai dengan pedoman. X/2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan
4. Hasil atau keluaran yang diharapkan Pengembangan Desa Siaga.
pada tahapan MMK I, Survei mawas Laporan musyawarah masyarakat kelurahan
diri, dan MMK II sudah sesuai dengan (MMK) I Puskesmas X tahun 2017.
pedoman yang berlaku. Laporan musyawarah masyarakat kelurahan
5. Aspek pelaporan untuk musyawarah (MMK) II Puskesmas X tahun 2017.
masyarakat kelurahan dan survey mawas Laporan survei mawas diri (SMD) Puskesmas
diri sudah sesuai dengan pedoman yang X tahun 2017.
ada. Muninjaya, Gde AA. 2011. Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC.
Kelurahan siaga sendiri dapat berjalan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi
dengan baik sesuai dengan konsepnya yaitu
Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
menjadikan masyarakat sehat yang mandiri.
Cipta.
Secara keseluruhan tahapan kegiatan
PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman
dalam kelurahan siaga di puskesmas X yang
Manajemen Puskesmas.
meliputi musyawarah masyarakat kelurahan
Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu
I maupun II telah dilaksakanan dengan
Pengantar. Jakarta. PT Rajagrafindo.
sesuai. Pelaksanaan SMD mayoritas aspek
Persada
pelaksanaannya telah memenuhi pedoman
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
yang ada.
17 Tahun 2007 tentang pembangunan
Jangka Panjang Nasional untuk tahun
DAFTAR PUSTAKA 2005-2025
Widyaningsih, V. 2008. Rancangan Penelitian/
Juknis Biaya Pengembangan Desa Siaga Aktif Research Design An Overview.
dari Kemenkes RI Tahun 2010.

Jurnal
© 2019.Promkes:
JurnalThe Indonesian
Promkes. Journal
Open of Health
Access under Promotion and Health
CC BY-NC-SA Education
License
Jurnal Promkes © 2019. Open Access under CC BY-NC-SA License
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018, Published Online: 29-07-2019
Received: 18-05-2018, Accepted: 01-08-2018. Published Online: 29-07-2019

Potrebbero piacerti anche