Sei sulla pagina 1di 9

Metode Floor Time

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

METODE FLOOR TIME TERHADAP PENAMBAHAN KOSAKATA ANAK


AUTIS DI SLB

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya


untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh:
NIKE AJENG PRADINI
NIM : 10010044043

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

2016

1
Metode Floor Time

METODE FLOOR TIME TERHADAP PENAMBAHAN KOSAKATA ANAK


AUTIS DI SLB

Nike Ajeng Pradini dan Wiwik Widadjati


(Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya) niked91@gmail.com

ABSTRACT
Language skills are important aspect in child development. To improve child language is through addition of
vocabulary. Learning method applied in additional child vocabulary in this research is floor time metode. The method
of floor time is a way to build interaction based on child interest for connecting emotion, behaviour and language
without any force, a child has an active role in language development. The purpose of the research is prove an
influence in floor time method to addition of vocabulary for children with disability in SLB (School Special Ecuation)
PurnaYuda Bhakti Surabaya.
The research method is quantitative approach and research design “the one group, pre test – post test
design”, the data was collected by using partipants's observation and documentation. The observation is applied to
gain additional vocabulary of child with autism prior to treatment and afterwards. Meanwhile, the documentation data
is to be made as supporting data or evidence that the research has been performed.
The research result shows that before floor time method has been gived, the obtained average is 45 and after
that the obtained average 73. This shows that there is a significant increase. Value Zh = 2,05 higher than crisis value
5% Zt=+1,96 which means that Ho is rejected an Ha is accepted. Therefore, it is concluded that there is an influence of
floor time method to addition of vocabulary for child with autism in SLB (School for Special Education) purnayuda
bhakti Surabaya.

Keyword: floor time method, addition of vocabulary

A. PENDAHULUAN lingkungan sekitar, baik lingkungan keluarga,


Pada masa-masa awal kehidupan, anak masyarakat, atau teman sebaya.
mengenal dirinya sendiri terutama melalui Manusia merupakan makhluk sosial yang
tanggapannya terhadap dunia nyata yang didengar, selalu bergaul, bermasyarakat, dan bekerja sama
dilihat maupun rangsangan-rangsangan lainnya. dengan orang lain. Untuk dapat bermasyarakat dan
Tanggapan anak terhadap apa yang dilihat dan bekerja sama seseorang membutuhkan bahasa. Anak
didengarnya ditunjukkan baik dari tingkah laku secara alami belajar bahasa dari interaksinya dengan
maupun suara yang timbul dari diri anak sendiri. orang lain untuk berkomunikasi, yaitu menyatakan
Pola-pola gerakan dan suara tersebut sulit untuk pikiran dan keinginannya memahami pikiran dan
dipahami orang dewasa. keinginan orang lain. Belajar berbahasa juga
Dalam aspek-aspek perkembangan anak akan bertujuan agar anak terampil menyimak, berbicara,
tumbuh baik secara fisik, intelegensi, bahasa, sosial membaca dan menulis.
dan moral. Perkembangan fisik merupakan hal yang Mengingat pentingnya fungsi bahasa untuk
menjadi dasar bagi kemajuan perkembangan kehidupan manusia sehingga harus dimulai sejak dini.
berikutnya yang juga mempengaruhi perkembangan Menurut Syaodih (dalam Susanto, 2011:73), aspek
intelegensi, bahasa, sosial dan moral anak. Menurut bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi
Hurlock (2000:34) Perkembangan berlangsung secara dan meraban. Anak akan menggunakan isyarat atau
berkesinambungan sejak saat pembuahan hingga gerak tubuh dilanjutkan dengan mengenal kata tanpa
kematian namun tidak terjadi secara bersamaan. Anak makna sebagai bahasa yang digunakan anak. Tahap
dapat melalui tahap perkembangan dengan baik berikutnya anak akan mengenal kata yang bermakna
apabila lingkungan memberikan dukungan dan dan mulai mengucapkannya ditandai dengan
stimulasi yang baik pada anak. Anak yang bertambahnya perbendaharaan kata.
berkembang dengan lingkungan yang baik akan lebih Perkembangan bahasa anak memiliki beberapa
cepat melalui tahap perkembangan dibandingkan aspek yakni, kosakata merupakan perbendaharaan
dengan anak yang berkembang dengan lingkungan kata yang dimiliki anak dari pengalaman dan interaksi
yang kurang baik. anak dengan lingkungannya, sintaksis merupakan tata
Perkembangan bahasa merupakan salah satu bahasa yang dipelajari anak dari apa yang didengar
aspek penting dalam kehidupan manusia. Bahasa dan dilihat, dan sematik atau tata bahasa yang
yang dimiliki anak merupakan bahasa yang dimiliki merupakan penggunaan kata sesuai dengan tujuannya.
dari hasil pengolahan dan berkembang seiring dengan Autisme berasal dari kata ”Auto” yang berarti
pengalaman-pengalaman yang didapat dari “aku. “Autistik merupakan gangguan perkembangan
yang mempengaruhi beberapa aspek bagaimana anak

2
Metode Floor Time

melihat dunia dan bagaimana belajar melalui banyak maka keterampilan dalam berbahasa akan
pengalamannya” (Yuwono, 2009:24). Anak autis berkembang dengan baik. Begitu juga sebaliknya jika
memiliki hambatan pada bahasa dan komunikasi, kualitas dan kuantitas atau penambahan kosakata anak
perilaku, serta interaksi sosial. sedikit maka keterampilan dalam berbahasa akan
Dalam penelitian ini dibahas lebih lanjut terhambat. Menurut Guntur (dalam Susanto 2011:75)
mengenai anak autis dan hambatan bahasa anak autis. mengenai penambahan kosakata pada usia 1 tahun
Hambatan pada bahasa merupakan ciri yang paling perbendaharaan kata anak kurang lebih 50 kosakata
terlihat pada anak autis. Bahasa anak autis sangat dan pada usia 2 tahun perbendaharaan kata kurang
berbeda dari kebanyakan anak-anak seusianya. Anak- lebih 50–100 kosakata. Penambahan kosakata akan
anak autis mengalami kesulitan dalam memahami terus bertambah pada usia sekolah dan dari
bahasa baik verbal maupun non–verbal. Sebagian dari pengalaman yang didapat sehari-hari.
anak autis perkembangan bahasanya dapat Kosakata yang diperoleh anak didapat dari
berkembang pada usia tahun pertamanya, sebagian lingkungan keluarga dan lingkungan tetangga yang
besar anak autis menggunakan bahasa non-verbal, diikuti dengan perkembangan kosakata yang sangat
sebagian lagi dari anak autis belum dapat berbicara cepat saat memasuki usia sekolah. Seperti yang
dan sebagian anak autis usia remaja menggunakan dikemukakan Jamaris (dalam Susanto, 2011:77)
media gambar untuk berbahasa. Sehingga anak autis bahwa kosakata anak berkembang sangat pesat,
mengalami hambatan pada tahapan perkembangan seiring dengan perkembangan anak dan
bahasanya. pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya.
Hambatan bahasa pada anak autis menyangkut Anak mempelajari kosakata dari pengalaman sehari-
dalam dua aspek yakni bahasa reseptif dan bahasa hari, semakin sering anak berinteraksi dengan orang
ekspresif. Bahasa reseptif menurut Maurice, 1996 lain perkembangan kosakata yang dimiliki semakin
(dalam Yuwono, 2009:63) yakni kemampuan anak baik, begitu juga sebaliknya. Namun anak autis
dalam mendengar dan memahami bahasa. Kesulitan mengalami kesulitan dalam hal ini karena berkaitan
dalam bahasa reseptif dialami oleh anak autis. dengan hambatan interaksi sosialnya. Anak autis lebih
Sebagai contoh anak diberikan instruksi untuk suka menyendiri dan asyik bermain dengan dirinya
mengambil sesuatu, “ambil buku!”, anak tidak dapat sendiri dibandingkan bermain dengan teman sebaya,
merespon dengan baik dan benar. Hal ini dikarenakan karena kurangnya interaksi anak autis dengan orang
anak autis kesulitan dalam memahami maksud dari lain sehingga perkembangan kosakatanya juga
kata ambil dan buku. Sehingga perlu dikenalkan mengalami hambatan.
mengenai kata satu per satu terlebih dahulu. Dimulai Pada usia sekolah anak juga mendapat
dengan kata benda yang ada di sekitarnya, atau kata perbendaharaan kata dari pengalamannya di
kerja yang merupakan kegiatan anak. Dapat juga lingkungan sekolah, baik dalam proses belajar
menggunakan media gambar agar memudahkan anak. mengajar maupun saat bermain dengan teman
Bahasa ekspresif menurut (Yuwono, 2009:66) sekolahnya. Namun karena proses belajar mengajar
yakni penggunaan kata-kata dan bahasa secara verbal yang kurang menarik dan hambatan interaksi sosial
untuk mengkomunikasikan konsep atau yang dialami anak autis sehingga kurangnya
mengungkapkan isi pikiran baik secara verbal, tulisan, pengalaman anak autis, kosakata anak autis juga
symbol, maupun isyarat dan akan berkembang ketika menjadi rendah.
menginjak di bangku sekolah dasar. Apabila memiliki Studi pra penelitian yang dilakukan melalui
kemampuan ini maka anak autis memiliki beberapa observasi dan wawancara dengan guru Sekolah Luar
tingkat kemampuan bahasa reseptif. Penggunaan Biasa Purna Yuda Bhakti Surabaya, peneliti
media gambar juga digunakan sebagai alat untuk mengamati sejumlah 6 anak autis dengan kemampuan
menjebatani anak agar mengembangkan bahasa kosakata yang masih rendah. Rata – rata kosakata
ekspresif. Untuk mengatasi hambatan dalam yaitu menyebutkan kata 4,6 dari total rata-rata 10,00
berbahasa yang dialami anak autis, pengenalan dan menunjukkan gambar 3,3 dari total rata-rata
berbagai jenis kata dapat membantu anak untuk 10,00. Berdasarkan pra penelitian awal di SLB Purna
tahapan perkembangan bahasanya. Mengenal kosa Yuda Bhakti Surabaya tersebut kosakata anak autis
kata atau perbendaharaan kata dapat digunakan kurang dalam hal mengucapkan kata, mencocokan
sebagai tahapan untuk anak autis belajar berbahasa. kata.
Kosakata adalah perbendaharaan kata, menurut Berdasarkan pra penelitian awal di SLB Purna
(Tarigan, 2011:2) kosakata ialah perbendaharaan kata Yuda Bhakti Surabaya tersebut kosakata anak autis
yang menjadi kekayaan bahasa, kekayaan suatu kurang dalam hal mengucapkan kata, dan
bahasa dan juga termasuk kekayaan seseorang dalam mencocokkan kata sehingga berpengaruh terhadap
bahasa tertentu. Kualitas keterampilan bahasa bahasa dan komunikasi anak autis. Pernyataan
bergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang tersebut menjelaskan pentingnya jumlah kosakata
dimiliki. Semakin banyak kosakata yang dimiliki untuk bahasa anak autis. Permasalahan pada anak
anak akan semakin terampil berbahasa (Tarigan, autis di SLB Purna Yuda Bhakti Surabaya
2011:02). Sehingga agar terampil berbahasa anak memerlukan penanganan atau layanan untuk
perlu mengembangkan penambahan kosakata. Jika mengembangkan jumlah kosakata anak autis, salah
kualitas dan kuantitas atau penambahan kosakata anak satunya dengan metode yang tepat.

3
Metode Floor Time

Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik Keterangan :


untuk memecahkan masalah yang ada. Berkaitan ZH : nilai hasil pengujian statistik
dengan keterbatasan yang dialami anak autis X : hasil pengamatan langsung
mengenai bahasa, salah satunya berkaitan dengan µ : mean (nilai rata-rata) = n.p
kosakata atau perbendaharaan kata dan hambatan- p : probabilitas untuk memperoleh tanda (+)
hambatan autistik, peneliti memilih metode
atau (-)
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak autis.
n : jumlah sampel
Salah satunya adalah metode The Developmental
Individual Difference Relationship-Based (DIR) atau σ : standart deviasi = (√(n.p.q))
sering disebut metode floor time. Pendekatan ini q : 1 – p = 0,5
ditekankan pada spontanitas dan suasana yang
menyenangkan. Dalam pelaksanaannya menciptakan
interaksi dan komunikasi yang berkesinambungan C. HASIL DAN PEMBAHASAN
(Greenspan, 2010:126). Metode floor time merupakan 1. Hasil Penelitian
suatu cara membangun interaksi berdasarkan minat a. Hasil pre tes
anak dengan cara menyenangkan untuk Dalam kegiatan pre tes ini
menghubungkan emosi, perilaku dan kata–kata tanpa dilakukan tes lisan dan tes perbuatan
adanya paksaan, anak memiliki peran aktif dalam untuk mengukur jumlah kosakata anak
perkembangannya. Metode floor time bertujuan untuk autis mengenai kata sehari-hari sebelum
membantu anak mengembangkan keterampilan– diberikan perlakuan. Saat pre tes anak
keterampilan emosi, kognitif, motorik, bahasa dan diminta untuk menyebutkan kata
sosialnya (Greenspan, 2006:96). mengenai (kata kerja, nama binatang,
Suatu metode pembelajaran akan lebih mudah
nama buah, nama benda, nama jenis
dipahami anak dengan menggunakan media
transportasi, nama bagian anggota tubuh
pembelajaran. Karena sebagian anak autis masih
mengalami kesulitan dalam berbahasa, media kamus manusia) dan mencocokkan kartu gambar
kata bergambar, kartu gambar dan kartu kata akan dengan kartu kata mengenai (kata kerja,
mempermudah anak autis memahami materi yang nama binatang, nama buah, nama benda,
diberikan. Dengan metode yang menyenangkan serta nama jenis transportasi, nama bagian
media yang mendukung, diharapkan anak dapat anggota tubuh manusia).
berperan aktif dalam menciptakan interaksi dan Data-data yang diperoleh
pengalamannya, sehingga kosa katanya juga disajikan dalam bentuk tabel dengan
bertambah. harapan data-data tersebut dapat
Dengan demikian maka telah dilakukan dipahami dan dimengerti dengan mudah.
penelitian tentang “Pengaruh metode floor time Adapun hasil pre tes anak autis kelas III
terhadap penambahan kosakata anak autis di SLB
di SLB Purna Yuda Bhakti Surabaya
Purna Yuda Bhakti Surabaya”.
terlihat pada table berikut:
B. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan Tabel 4.1 Hasil Pre Tes Penambahan
kuantitatif dengan desain penelitian “the one group, Kosakata Anak Autis di SLB Purna Yuda
pre test – post test design” melalui metode penelitian Bhakti Surabaya
eksperimen dengan jenis penelitian pre-eksperimental
design.. Penelitian ini ditujukan untuk No. Nama Subjek nilai
mendiskripsikan dan menganalisis persepsi,
pemikiran orang secara individual maupun kelompok. 1. ER 60
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes
yaitu tes tulis dan tes lisan pada 6 siswa dengan 2. AD 50
karakteristik yang sama dan memiliki hambatan pada
bahasa. Teknik analisis data yang digunakan dalam 3. ZN 40
penelitian ini adalah teknik analisis data statistik
nonparametrik. Dengan menggunakan analisis 4. RN 40
statistik dengan rumus uji tanda (sign test). Adapun
rumus yang digunakan adalah: 5. AN 50

6. GN 30

X  Jumlah 270
ZH 
 Rata-rata 45

4
Metode Floor Time

No. Nama Pre tes Pos tes


b. Hasil pos tes Subjek ( ) ( )
Pemberian pos tes dilakukan
setelah pemberian perlakuan yang 1. ER 90
60
terakhir. Penilaian pos tes dilakukan
untuk mengukur penambahan kosakata 2. AD 80
50
anak autis mengenai kata sehari-hari
3. ZN 60
setelah diberikan perlakuan. Tes yang 40
digunakan sama dengan tes yang
4. RN 70
digunakan dalam pre tes yakni tes lisan 40
anak diminta menyebutkan dan tes 5. AN 80
perbuatan anak diminta mencocokkan 50
kata dengan gambar mengenai kosakata 6. GN 60
30
(kata kerja, nama binatang, nama buah,
nama benda, nama jenis transportasi, Rata-rata 45
73
nama bagian anggota tubuh manusia).
Adapun hasil pos tes terlihat pada tabel
berikut: d. Hasil Analisis Data Tentang Penambahan
Kosakata
Tabel 4.2 Hasil Pos Tes Jumlah Kosakata Data yang diperoleh kemudian
Anak Autis di SLB Purna Yuda Bhakti dianalisis menggunakan taknik analisis
Surabaya data non parametrik dengan
menggunakan uji tanda (sign test).
No. Nama Subjek nilai 1) Tabel kerja analisis uji tanda tentang
penambahan kosa kata anak autis di
1. ER 90 SLB Purna Yuda Bhakti Surabaya.

2. AD 80 Tabel 4.4 Tabel Kerja Analisis Uji Tanda


Penambahan Kosakata Anak Autis di SLB
3. ZN 60 Purna Yuda Bhakti Surabaya
4. RN 70
Nilai Tanda
5. AN 80 Nama Pre tes Pos tes Perubahan
No. ( )
Subjek ( ) ( )
6. GN 60
1. ER 60 90 +
Jumlah 440
2. AD 50 80 +
Rata-rata 73
3. ZN +
40 60
c. Rekapitulasi hasil pre tes dan pos tes
4. RN +
Rekapitulasi dimaksudkan untuk 40 70
mengetahui perbandingan nilai 5. AN +
penambahan kosakata anak autis sebelum 50 80
dan sesudah perlakuan menggunkan 6. GN +
30 60
metode floor time bermedia kamus kata
bergambar sehingga dapat diketahui ada Rata-rata 45
pengaruh metode floor time terhadap 73 ∑=6
penambahan kosakata anak autis di SLB
Purna Yuda Bhakti Surabaya.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Pre Tes dan 2) Perhitungan statistik dengan
Pos Tes Penambahan Kosakata Anak menggunakan rumus uji tanda (sign
Autis di SLB Purna Yuda Bhakti test) untuk menganalisis nilai pre tes
Surabaya dan pos tes tentang penambahan

5
Metode Floor Time

kosakata anak autis di SLB Purna Yuda


Bhakti Surabaya. Data-data hasil = √1,5
penelitian yang berupa nilai pre tes dan = 1,22
pos tes yang telah dimasukkan di 6) Tes statistic (ZH)
dalam tabel kerja analisis uji tanda di X 
atas, kemudian dianalisis dengan ZH =
menggunakan rumus sign test(ZH)

sebagai berikut: =

=
X  = 2,049
ZH 
 = 2,05

Interpretasi data dari hasil analisis


Keterangan :
dengan uji tanda yaitu dalam bentuk
ZH : Nilai hasil pengujian statistik sign
bilangan atau angka dan jumlah subjek
test
penelitian kecil, yakni kurang dari 30 orang.
X : Hasil pengamatan langsung yakni
Perhitungan dengan uji tanda diperoleh ZH =
jumlah tanda
2,05 lebih besar dari nilai kritis Zα 5% yaitu
plus (+) –p (0,5)
1,96 sehingga menolak hipotesis nol (Ho)
µ : Mean (nilai rata-rata) = n.p
dan menerima hipotesis kerja (Hα) yang
p : Probabilitas untuk memperoleh
berarti ada pengaruh yang signifikan
tanda (+) atau (-)
penerapan metode floor time terhadap
= (nilai krisis 5%)
penambahan kosakata anak autis di SLB
n : jumlah sampel
Purna Yuda Bhakti Surabaya.
σ : standart deviasi = (√(n.p.q))
q : 1 – p = 0,5 (Saleh, 1996:5)
2. Pembahasan
Kosakata merupakan aspek dalam
3) Adapun pengolahan data sebagai
bahasa yang perlu dipelajari oleh anak
berikut:
termasuk anak autis. Dengan mempelajari
1) Mencari X
kosakata keterampilan anak dalam
Hasil pengamatan dan hasil
berbahasa juga meningkat. Pentingnya
perhitungan diperoleh perubahan
belajar kosakata menurut Tarigan (2011:2)
tanda (+) =…, maka besar X adalah:
bahwa dengan kosakata anak dapat terampil
X= tanda plus (+) – 0,5
dalam berbahasa dan dengan banyaknya
= 6 – 0,5
kosakata dapat meningkatkan kuantitas dan
= 5,5
kualitas belajar anak dalam berbagai bidang
Jadi besarnya X = 5,5
studi yang mereka peroleh di sekolah.
2) Mencari p
Penambahan kosakata pada anak
Probabilitas untuk memperoleh
autis kelas III di SLB Purna Yuda Bhakti di
tanda (+) atau (-) = 0,5 karena nilai
Surabaya sebelum penerapan metode floor
kritis Zα = 5%
time dengan media kamus bergambar pada
3) Mencari q
materi kata yang ada pada lingkungan
q =1-p
sekitar jumlah katanya rendah, yakni pada
= 1-0,5
menyebutkan kata mengenai kata kerja,
= 0,5
nama binatang, nama buah, nama benda,
nama jenis transportasi, nama bagian
4) Mencari mean
anggota tubuh manusia dan mencocokkan
Mean (µ) = n.p
kata dengan gambar mengenai kata kerja,
= 6.0,5
nama binatang, nama buah, nama benda,
=3
nama jenis transportasi, nama bagian
anggota tubuh manusia karena mereka
5) Menentukan standar deviasi (σ)
mengalami hambatan dalam menyimpan,
σ = √n.p.q
memproses atau memproduksi informasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat kanner pada
= √6.0,5.0,5
tahun 1943 bahwa pengertian autisme

6
Metode Floor Time

merupakan salah satu gangguan menyenangkan yang mana anak juga ikut
perkembangan fungsi otak yang bersifat serta dalam proses perkembangannya sesuai
pervasive (Inco) yaitu meliputi gangguan minat anak yaitu anak memilih secara
kognitif, bahasa, komunikasi, dan gangguan mandiri kartu kata bergambar, guru
interaksi sosial. menerangkan materi dalam kamus
Berdasarkan hasil penelitian bergambar sesusai dari kartu kata yang
diketahui bahwa penambahan kosakata anak dipilih anak, bermain tebak kartu bergambar
autis di SLB Purna Yuda Bhakti Surabaya diringi lagu sesuai dengan materi, bermain
mengalami peningkatan setelah pemberian tebak suara hewan. Pemberian reward bagi
perlakuan berupa penerapan metode floor anak yang aktif dalam pemeblajaran
time dengan media kamus bergambar. Hasil sehingga anak lebih bersemangat dan
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
terdahulu yaitu penelitian Pangestika, Vidya Hasil penelitian yang diperoleh
(2013), Sukinah (2008), Duwi Leli, Yuani menunjukkan penambahan kosakata anak
(2013). Hasil penelitian Pangestika, Vidya autis dengan menggunakan metode floor time
(2013) adalah pengaruh metode floor time mengalami peningkatan yang signifikan, hal
terhadap kemampuan berbahasa anak tersebut dibuktikan dari hasil penelitian
autistik. Hasil penelitian Pangestika, Vidya sebelum pemberian metode floor time
menunjukkan hasil yang signifikan bahwa diperoleh rata-rata 45 sedangkan hasil
kemampuan berbahasa anak autis penelitian setelah pemberian metode floor
meningkat setelah penerapan metode floor time rata-rata 73. Data hasil penelitian
time. Hasil penelitian Sukinah (2008) adalah diketahui n=6, dengan X= 5,5, = 5% (0,05),
metode floor time dalam terapi bermain dapat dan µ = 3 yang diuji dengan
mengembangkan kecakapan sosial anak menggunakan uji tanda. Selanjutnya hasil
autis. Hasil penelitian mengenai kecakapan yang diperoleh Z hitung (Zh) = 2,05 dan
sosial anak autis yang dilakukan di SLB dibandingkan dengan uji tanda satu sisi 1,96
Khusus Autis Dian Amanah Yogyakarta ini sehingga Zh > Ztabel yaitu 2,05 > 1,96 hal ini
mengalami peningkatan. Selanjutnya dengan dapat diartikan ada pengaruh metode floor
penelitian Duwi Leli, Yuani (2013) adalah time terhadap penambahan kosakata anak
metode floor time bermedia permainan autis di SLB Purna Yuda Bhakti Surabaya.
menara hanoi terhadap kemampuan bahasa Penambahan kosakata meningkat
reseptif anak autis di dikarenakan dalam pemeberian materi
sekolah kebutuhan khusus Harapan Bunda mengenai kosakata sehari-hari, guru
Surabaya menunjukkan bahwa adanya menggunakan metode floor time dengan
peningkatan bahasa reseptif anak autis menciptakan suasana belajar yang
meningkat setelah diterapkannya metode menyenangkan anak bermain kartu karta
floor time. bergambar sebelum pemberian materi
Perbedaan penelitian sebelumnya dengan kamus kata bergambar dengan
dengan penelitian yang sekarang selain dari tujuan untuk mengetahui minat anak
subjek penelitian dan tempat penelitian serta mengenai materi yang akan disampaikan.
aspek yang diteliti. Peneliti sebelumnya Sehingga guru lebih mudah memberikan
metode floor time diterapkan untuk materi dan anak dapat menerima materi
berbahasa anak autis sedangkan peneliti yang disampaikan guru. Hal ini sesuai
sekarang metode floor time diterapkan untuk dengan pendapat yang dikemukakan Budi
kosakata anak autis. Dengan aspek yang (dalam Sutadi, 2003:193) bahwa dengan
berbeda metode floor time dikembangkan metode floor time kita dapat masuk dalam
dalam penambahan kosakata anak autis di dunia anak dan memahami anak dengan
SLB Purna Yuda Bhakti Surabaya pada melibatkan diri sebagai individu yang
materi kosakata sehari-hari mengenai kata berbeda pada aktivitas anak namun anak
kerja, nama binatang, nama buah, nama tidak merasa terganggu. Dalam metode floor
benda, nama jenis transportasi, nama bagian time tidak hanya guru yang aktif, anak juga
anggota tubuh manusia. Metode ini berperan aktif dalam proses perkembangan
mempermudah anak dalam memahami bahasanya, sehingga kosakata yang
materi pembelajaran yang disampaikan guru merupakan aspek bahasa juga bertambah
karena adanya interaksi sosial antara guru seara optimal.
dan siswa sehingga pembelajaran menjadi

7
Metode Floor Time

D. SIMPULAN DAN SARAN Budianto. 2011. Modul 1 Peningkatan Kopetensi


1. Simpulan Guru Siswa Autism Spectrum Disorders
Ada pengaruh metode floor time dengan Pendekatan Positive Partnerships.
terhadap penambahan kosakata anak autis Modul tidak diterbitkan. Surabaya:
di SLB Purna Yuda Bhakti Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
2. Saran
Berdasarkan temuan penelitian maka disarankan: Danuatmaja, Bonny. 2005. Terapi Ana kAutis Di
a. Guru Rumah. Jakarta: Puspa Swara.
Dengan adanya hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa metode floor time Greenspan, Stanley I. 2006. The Child With Special
berpengaruh terhadap penambahan Needs: Anak Berkebutuhan Khusus.
kosakata anak autis di SLB Purna Yuda Terjemahan Mieke Gembirasari. Jakarta:
Bhakti Surabaya. Sebaiknya guru Yayasan Ayo Main.
menerapkan metode floor time dalam
kegiatan pembelajaran untuk Greenspan, Stanley I. 2010. Engaging Autism:
menjadikan suasana pembelajaran lebih Melangkah Bersama Autisme.
menyenangkan yang sudah disesuaikan Terjemahan Susi Purwoko. Jakarta:
dengan karakteristik dan minta anak Yayasan Ayo Main.
sehingga dapat menambah kosakata
anak autis. Handojo. 2004. Autisma: Petunjuk Praktis dan
b. Bagi kepala sekolah Pedoman Materi untuk Mengajar Anak
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Normal, Autis, dan Perilaku Lain. Jakarta:
dilakukan menunjukkan bahwa metode Bhuana Ilmu Populer.
floor time berpengaruh terhadap
penambahan kosakata anak autis di Hurlock, Elizabeth. 2000. Perkembangan Anak Jilid
SLB Purna Yuda Bhakti Surabaya. 1. Jakarta: Erlangga.
Sebaiknya kepala sekolah dapat
membuat kebijakan yang tepat untuk Ismail, Andang. 2009. Education Games: Panduan
dapat meningkatkan, salah satunya Praktis Permainan yang Menjadikan Anak
penambahan kosakata anak autis sesuai Anda Cerdas, Kreatif, dan Saleh.
dengan karektiristik dan minat anak Yogyakarta: Pro-U Media.
agar dapat menunjang komunikasi dan
bahasa anak. Pangestika, Vidia. 2013. Pengaruh Metode Floor
c. Peneliti lain Time Terhadap Kemampuan Berbahasa Pada
Hasil penelitian yang telah dilakukan Anak Autis. (Online),
menunjukkan bahwa metode floor time (http://jurnalonline.um.ac.id/data/arti
berpengaruh terhadap penambahan kel/artikel.pdf)
kosakata anak autis di SLB Purna Yuda
Bhakti Surabaya. Sebaiknya peneliti Saleh, Samsubar. 1996. Statistik Non
lebih mengembangkan metode floor ParametrikEdisi 2. Yogyakarta: BPFE.
time untuk penambahan kosakata untuk
ABK, khususnya untuk anak autis. Sujiono, Dkk. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak
Untuk mendapatkan hasil yang Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
berbeda atau bervariasi peneliti lain
dapat menggunakan media yang Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode
berbeda yang disesuaikan dengan Penelitian Pendidikan. Bandung:
karakteristik dan minat anak sehingga RemajaRosdakarya
akan didapatkan hasil yang bervariasi
pula. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia
--------------------------------------------------------------------- Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Sutadi, Rudy, Dkk. 2003. Penatalaksanaan Holistik
Suatau Pendekatan Praktik. Jakarta: Autism. Jakarta: Fakultas Kedokteran
RinekaCipta. Universitas Indonesia.

8
Metode Floor Time

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Kosa


Kata. Bandung: Angkasa

Tim. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Surabaya:


Unesa.

Yuwono, Joko. 2012. Memahami Anak Autis.


Bandung: Alfabeta.

Potrebbero piacerti anche