Sei sulla pagina 1di 10

Model Pembelajaran Berbasis Proyek Kemampuan Membuat Susu Kedelai

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED


LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUAT SUSU KEDELAI
ANAK TUNANETRA

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya


untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh:
HAFSAH CHOIRUN NISA
NIM: 12010044208

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

2016

1
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Kemampuan Membuat Susu Kedelai

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)


TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUAT SUSU KEDELAI ANAK TUNANETRA

Hafsah Choirun Nisa dan Wahyudi Hartono


(Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya) hafsahnisa51@gmail.com

ABSTRACT
The ability to make soybean milk is an individual’s ability in doing soybean processing products. It is not only
able for consumption but also for prospective business. It is not easy to train students with visual impairment to be
independent. Being, independent, it is expected that students with visual impairment develop their knowledge and skills
in social life. Student with visual impairment is an individual whose eyesight is not normally functioning receiver in
daily activities as on normal people do. In giving assignment to make soybean milk, teacher must apply a learning
model that suits the needs and conditions of these students. In this case, an interesting, varied and concrete learning
strategy is needed to facility students’ learning. The purpose of this study is to examine the ability of students with
visual impairment to make soybean milk before and after the get intervemtions using Project Based Learning.
The pre-experimental approach was applied in this research. The researchs spent eight meetings with six times
interventions. The research design was one group pretest posttest design, seven students were selected as the research
sample. The data collection techniques were test, observation, and documentation. The data analysis techniques was
non-parametric statistics using sign test. The analysis showed that there was improvement in the scores of students with
visual impairment from the pretest score 52,86, to the post test score 85,00.
The result of the study which were analyzed by using sign test formula obtained Zobserved (Zh) = 2.27, while
the Ztable with 5% significance for two-sided test is 1.96. Therefore, Ho was rejected and Ha was accepted proven by
(1.96 <2.27> 1.96). Based on these data, it can be concluded tha the Project Based Learning Model (Project Based
Learning) affected the students with visual impairment ability to make soybean milk in SMPLB-A YPAB Surabaya.

Keywords: Project Based Learning, the ability to make soybean milk

Pendahuluan
Pada hakikatnya, setiap manusia memiliki hak Anak Berkebutuhan Khusus menurut Widjaya
untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak (2012;23) menyatakan bahwa;
tak terkecuali anak berkebutuhan khusus. Menurut UU RI
No. 20 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional “Anak Berkebutuhan Khusus juga disebut
antara lain mengamanatkan bahwa, ”Setiap warga negara anak dengan ketunaan. Anak yang mengalami
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh ketunaan memiliki berbagai hambatan dan
kelainan dalam kondisi fisik dan psikisnya
pendidikan”. (Pasal 5). Selanjutnya juga dijelaskan pada
sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
Pasal 8 ayat 1 bahwa, ”Warga negara yang mempunyai perkembangan perilaku dalam kehidupannya.”
kelainan fisik dan/atau mental berhak memperoleh
pendidikan luar biasa.” Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan
Pengertian Pendidikan Luar Biasa menurut bahwa Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang
Peraturan Pemerintah No. 72/1991 bahwa; memiliki hambatan atau gangguan baik hambatan fisik
maupun psikis yang dapat menghambat pertumbuhan dan
“Pendidikan luar biasa adalah pendidikan perkembangannya, sehingga diperlukan layanan dan
yang khusus diselenggarakan bagi peserta didik pendidikan khusus untuk mengembangkan potensinya.
yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental.
Salah satu anak berkebutuhan khusus yang memiliki
Tujuan dari pendidikan luar biasa, disebutkan
membantu peserta didik yang menyandang kelainan pada fisiknya adalah anak tunanetra.
kelainan fisik dan/mental agar mampu Pengertian tunanetra menurut kamus besar bahasa
mengembangkan sikap, pengetahuan dan Indonesia ialah “tidak dapat melihat atau buta”.
keterampilan sebagai pribadi maupun anggota Tunanetra menurut Soemantri (2006;65) disebutkan
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal bahwa, “Tunanetra adalah individu yang indera
balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam
penglihatannya (kedua – duanya) tidak berfungsi sebagai
sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan
dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari – hari
lanjutan” (pasal 2). seperti halnya orang awas.”

2
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Kemampuan Membuat Susu Kedelai

Dari penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar
bahwa anak tunanetra adalah anak yang mengalami Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar
hambatan atau gangguan dalam penglihatan, sehingga Biasa (SLTPLB), dan Sekolah Menengah Luar Biasa
mereka bergantung pada indera – indera lain seperti (SMLB).
indera pendengaran, perabaan, penciuman, dan Setelah lulus dari sekolah, anak tunanetra pun
pengecapan. Untuk menunjang potensi yang dimiliki dan berhak memperoleh pekerjaan yang layak guna
mangatasi permasalahannya dalam aspek pembelajaran memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, sebelum
maupun sosialnya mereka memerlukan layanan dan lulus mereka perlu diberikan bekal hidup yang
pendidikan khusus. bermanfaat agar mereka tidak terus menerus bergantung
Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan ini pada orang lain.
diselenggarakan bukan hanya untuk anak normal saja, Penyandang tunanetra memiliki masalah yang lebih
namun juga anak berkebutuhan khusus termasuk anak kompleks dalam pekerjaan. Selain hambatan penglihatan
tunanetra. Hambatan yang dialami anak tunanetra dapat yang dimiliki dan juga persaingan semakin ketat,
mempengaruhi aspek perkembangan yang lainnya dalam masyarakat pun masih saja meragukan kemampuan yang
kehidupan sehari – hari. Jika pendidikan khusus tidak dimiliki tunanetra. Maka dari itu, perlu diberikan
segera dimaksimalkan, maka hambatan pertumbuhan dan pelatihan keterampilan bagi penyandang tunanetra agar
perkembangan dapat berdampak pada anak tunanetra mereka tidak lagi diremehkan dan bisa hidup mandiri dan
untuk tumbuh dewasa. Selain dalam aspek akademiknya, layak. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan upaya
anak tunanetra juga perlu dikembangkan dalam aspek terarah dan berkelanjutan yang tepat dan memenuhi
keterampilannya. kebutuhan dalam perkembangan sosial yang baik bagi
Anak tunanetra sering bergantung pada orang lain, seorang anak tunanetra. Guru memiliki peran yang
sehingga potensinya banyak diremehkan oleh penting untuk membantu perserta didik menjadi kreatif
masyarakat, bahkan sering tidak dipercaya. Maka, anak dan produktif dalam keterampilan pada bidang tertentu.
tunanetra sering terhambat perkembangan sosialnya di Berdasarkan observasi lapangan di SMPLB – A
masyarakat. Padahal anak tunanetra sebagai individu YPAB, Surabaya, di sekolah tersebut keterampilan yang
dalam tahap perkembangan sosial, dituntut untuk ikut sudah diajarkan adalah menempel, menggunting,
berpartisipasi dalam kegiatan dan pola yang telah ada di meronce, dan mengayam, sedangkan keterampilan yang
masyarakat. mengarah ke vokasional adalah musik, bernyanyi,
Menurut Wesna (1995) suatu segi penting membuat telur asin, dan massage. Agar keterampilan
menghadapi anak tunanetra ialah : anak tidak terbatas hanya pada musik dan massage,
peneliti berinisiatif untuk mengambil permasalahan
“Menanamkan pengertian padanya bahwa tersebut dengan mencari alternatif keterampilan yang
kemandirian itu merupakan tujuan yang baru bagi mereka. Salah satunya yang ditemukan adalah
dikehendaki dan ingin dicapai. Kebalikan dari kemampuan membuat susu kedelai. Keterampilan ini bisa
hasrat yang terlalu kuat untuk mandiri adalah
dijalankan oleh semua orang, termasuk anak tunanetra
kekuatan menarik diri kembali ketergantungan
total.” dan untuk membuatnya pun tidak membutuhkan biaya
yang besar.
Sebagai salah satu bagian dari masyarakat, anak Menurut Budimarwanti (2007), susu kedelai adalah
tunanetra juga memiliki kewajiban yang sama dengan salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil
anak normal yaitu mampu hidup mandiri dalam arti tidak ekstraksi dari kedelai. Protein susu kedelai memiliki
ketergantungan pada orang lain serta berperan aktif susunan asam amino yang hampir sama dengan susu sapi
dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka diharapkan sehingga susu kedelai seringkali digunakan sebagai
dapat menyumbangkan tenaga atau pikiran berupa pengganti susu sapi bagi mereka yang alergi terhadap
pengetahuan atau keterampilan yang dikuasainya. protein hewani. Susu kedelai merupakan minuman yang
Dengan keikutsertaan anak tunanetra dalam kegiatan di bergizi tinggi, terutama kandungan proteinnya.
masyarakat, akan memberi kemudahan untuk anak Susu kedelai harganya lebih murah daripada susu
tunanetra bersosialisasi dan diterima oleh masyarakat. hewani. Susu kedelai dapat dibuat dengan teknologi dan
Sehingga gangguan – gangguan psikis seperti rasa kurang peralatan sederhana, serta tidak memerlukan
percaya diri, mudah cemas, mudah tersinggung, dan keterampilan khusus, sehingga semua orang dapat
curiga pada orang lain dapat berkurang. membuat sendiri di rumah. Selain untuk konsumsi
Kurikulum Pendidikan Luar Biasa menetapkan sendiri, susu kedelai juga dapat menjadi ladang usaha
bahwa jenjang Pendidikan Luar Biasa terdiri atas Taman yang prospektif bila dikelola dengan baik.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dengan

3
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Kemampuan Membuat Susu Kedelai

pembelajaran keterampilan pada anak tunanetra “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
diharapkan mampu membuat susu kedelai dengan baik Based Learning) Terhadap Kemampuan Membuat Susu
dan menjadikan pengetahuan yang dapat membangkitkan Kedelai Anak Tunanetra Kelas VIII di SMPLB-A YPAB
kreatifitas anak sehingga keterampilan yang didapat SURABAYA”
berguna ketika lulus sekolah.
Indera visual sangat berperan penting dalam Metode
membentuk persepsi anak. Dalam kondisi A. Rancangan penelitian
ketunanetraannya, untuk melatih kemandirian tidak Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mudah. Anak hanya dapat mengoptimalkan indera – menyajikan, menganalisis, dan menyimpulkan data
indera lain selain visual, seperti indera peraba, secara sistematis guna mendapatkan fakta yang benar
penciuman, dan pendengaran. Maka dari itu diperlukan untuk memecahkan dan mengantisipasi
sebuah model dan metode khusus untuk menunjang permasalahan.
proses pembelajaran tersebut. Penelitian yang akan digunakan adalah
Berdasarkan permasalahan anak tunanetra tersebut, kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:8), metode
perlu adanya suatu model pembelajaran yang dapat penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai berikut :
meningkatkan kemandirian dan keterampilan. Model
pembelajaran berbasis proyek (project based learning) “Metode penelitian kuantitatif adalah
merupakan model pembelajaran yang dapat diterapkan metode penelitian untuk meneliti pada subjek
pada anak tunanetra. penelitian tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data
Menurut Thomas, dkk (dalam Wena, 2008:144)
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
pengertian pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
berikut : Pendekatan ini disebut pendekatan kuantitatif
karena data penelitian berupa angka-angka dan
“Pembelajaran berbasis proyek merupakan analisis menggunakan statistik.”
model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengelola Jenis penelitian ini menggunakan pra
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja eksperimen dengan desain penelitian one group pre
proyek.” tes-pos tes design. Penelitian pra eksperimental
merupakan penelitian semu yang digunakan untuk
Melalui kerja proyek ini, anak dapat belajar dari
mengadakan penelitian dibidang pendidikan.
pengalaman nyata. Sehingga pembelajaran menjadi lebih
Pemilihan jenis penelitian ini bertujuan karena
bermakna. Seorang anak tunanetra yang diberikan
penulis ingin menguji ada atau tidaknya pengaruh
pelajaran menuang air ke dalam gelas secara langsung
model pembelajaran berbasis proyek (Project Based
akan lebih paham dan memberikan pengalaman secara
Learning) terhadap kemampuan membuat susu
lengkap daripada hanya penggambaran secara verbal.
kedelai pada anak Tunanetra.
Model pembelajaran ini lebih menekankan pada
Penelitian ini digunakan hanya satu kelompok
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang lebih kompleks dan
saja yang diberi perlakuan. Di dalam desain ini
inovatif serta memberikan pengalaman nyata sehingga
dilakukan tes sebelum treatment (perlakuan) (O1)
dapat meningkatkan kretivitas, motivasi serta
dan sesudah treatment (perlakuan) (O2). Sehingga
kemandirian anak melalui kerja proyek. Aktivitas nyata
hasilnya dapat dibandingkan antara (O1) dan (O2)
yang dilakukan anak tunanetra lebih membekas daripada
untuk menemukan tingkat efektifitas perlakuan (X).
sekedar duduk mendengarkan ceramah. Selain lebih
jika O1 dan O2 signifikan maka dapat disimpulkan
bermakna, pembelajaran juga lebih menarik dan mampu
bahwa perbedaan tersebut akibat perlakuan (X). pola
meningkatkan orientasi dan mobilitas anak tunanetra
one-group pretest-posttest design sebagai berikut:
dalam kegiatan di luar lingkungan namun masih dalam
lingkup sekolah. Dalam pembelajaran ini guru berperan
sebagai mediator dan fasilitator. Sehingga pembelajaran
berbasis proyek memiliki potensi yang sangat besar X
untuk melatih anak dalam proses berpikir kritis dan Pre-test perlakuan Post-test
mandiri serta aktif dalam kegiatan pembelajaran
keterampilan. Gambar 3.1
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

4
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Kemampuan Membuat Susu Kedelai

Keterangan : dari tahap penyortiran, pencucian hingga


O1 : Pre test dilakukan pada tanggal 1 Maret 2016. tahap perendaman kedelai.
Pre test dilakukan terhadap siswa SMP X6 : Perlakuan (treatment) dilakukan pada tanggal
tunanetra untuk mengetahui keterampilan 21 Maret 2016. Materi yang diberikan adalah
siswa dalam kemampuan membuat susu siswa melanjutkan pembuatan susu kedelai
kedelai sebelum diberikan perlakuan melalui dengan tahap penggilingan, penyaringan,
model pengajaran berbasis proyek. Pre-test pemanasan, dan penyajian.
dilakukan 1 kali, kemudian diambil sebagai O2 : Post test dilakukan pada tanggal 22 Maret
hasil nilai pre-test. Pre-test yang dilakukan 2016. Post test dilakukan 1 kali terhadap
yaitu penyelesaian soal lisan mengenai susu siswa SMP tunanetra untuk mengetahui
kedelai seperti alat dan bahan beserta kemampuan membuat susu kedelai setelah
ukurannya dan cara pembuatannya. diberikan treatmen. Soal post test yang
X1 : Perlakuan (treatment) dilakukan pada tanggal diberikan sama dengan soal pre-test yaitu
2 Maret 2016. Materi yang diberikan adalah penyelesaian soal lisan mengenai susu
pengertian susu kedelai, alat yang diperlukan kedelai seperti alat dan bahan beserta
beserta penggunaannya, bahan-bahan yang ukurannya dan cara pembuatannya.
diperlukan beserta ukurannya dan langkah-
langkah pembuatan susu kedelai. Selanjutnya B. Subjek penelitian
menyiapkan alat dan bahan untuk dilakukan Subjek penelitian yang digunakan adalah : 7
orientasi dan mobilitas terlebih dahulu pada siswa tunanetra di SMPLB-A YPAB Surabaya
siswa. mulai mengajak siswa mengerjakan C. Variabel dan Definisi Operasional
proyek membuat susu kedelai dengan alat 1. Variabel
dan bahan yang sudah disediakan guru dari a. Variabel bebas adalah variabel yang
tahap penyortiran, pencucian hingga tahap mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perendaman kedelai. perubahan atau timbulnya variabel terikat,
X2 : Perlakuan (treatment) dilakukan pada tanggal dalam penelitian ini yang menjadi variabel
7 Maret 2016. Materi yang diberikan adalah bebas adalah model pembelajaran berbasis
guru melanjutkan pembuatan susu kedelai proyek (Project Based Learning).
dengan tahap penggilingan, penyaringan, b. Variabel terikat adalah variabel yang
pemanasan, dan penyajian dipengaruhi atau menjadi akibat karena
X3 : Perlakuan (treatment) dilakukan pada tanggal adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini
8 Maret 2016. Pengulangan materi yang yang menjadi variabel terikat adalah hasil
disampaikan sebelumnya. Selanjutnya siswa kemampuan membuat susu kedelai.
didampingi guru mulai mengerjakan proyek 2. Defini Operasional
membuat susu kedelai dengan alat dan bahan a. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
yang sudah disediakan dari tahap (Project Based Learning)
penyortiran, pencucian hingga tahap Model pembelajaran berbasis proyek
perendaman kedelai.. merupakan model atau strategi
X4 : Perlakuan (treatment) dilakukan pada tanggal pembelajaran yang lebih menekankan pada
14 Maret 2016. Siswa melanjutkan tugas kegiatan-kegiatan pembelajaran yang lebih
proyek yang kemarin yaitu tahap kompleks dan inovatif sehingga dapat
penggilingan, penyaringan, pemanasan dan meningkatkan kretivitas, motivasi serta
penyajian. kemandirian siswa melalui kerja proyek.
X5 : Perlakuan (treatment) dilakukan pada tanggal Model pembelajaran berbasis proyek
15 Maret 2016. Pengulangan materi yang merupakan bagian dari proses pembelajaran
disampaikan sebelumnya. Siswa dengan yang menekankan pada pembelajaran
kelompoknya ditugaskan menyelenggarakan kontekstual melalui kegiatan yang
seminar kecil dengan mempresentasikan kompleks. Pembelajaran ini bertujuan agar
proyeknya yaitu membuat susu kedelai. siswa dapat mandiri dalam menyelesaikan
Setelah itu siswa didampingi guru mulai tugas – tugasnya. Dalam kegiatan ini siswa
mengerjakan proyek membuat susu kedelai akan ditugaskan membuat produk berupa
dengan alat dan bahan yang sudah disediakan susu kedelai. Dengan strategi pembelajaran
ini siswa diharapkan a) mampu bekerja pada

5
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Kemampuan Membuat Susu Kedelai

konteks permasalahan yang nyata, b) dilaksanakan selama 8 kali pertemuan dengan


mampu bekerjasama dalam organisasi, c) rincian, 1 kali pre test, 6 kali treatment dan 1 kali
mampu memgelola keterampilan post test.
pribadinya. Adapun data-data hasil penelitian yang
b. Kemampuan membuat susu kedelai digunakan dalam menganalisis data penelitian adalah
Kemampuan membuat susu kedelai dalam sebagai berikut:
penelitian ini adalah pembelajaran berbasis a. Data Hasil Pre test
kerja proyek yang dilakukan dengan Hasil pre tes merupakan data
mengenalkan cara pembutan minuman susu penunjang untuk mengetahui hasil belajar
kedelai agar siswa mampu mempraktekkan keterampilan membuat susu kedelai sebelum
secara langsung langkah-langkah diberikan treatment (perlakuan) menggunakan
pembuatan minuman. Pembelajaran ini model pembelajaran berbasis proyek (Project
bertujuan untuk menambah keterampilan Based Learning). Tes yang digunakan dalam
pada siswa dan meningkatkan kreativitas, pre tes adalah tes lisan dimana guru
motivasi serta kemandirian siswa. memberikan soal secara lisan dan siswa
D. Instrumen Penelitian menjawab pertanyaan secara lisan. Pre test
Dalam penelitian ini menggunakan instrumen dilakukan satu kali karena penilaian dilakukan
pengumpulan data yang terdiri dari: secara individu dan diberikan pada pertemuan
1. Silabus pertama. Data hasil pre tes siswa kelas VIII di
SMPLB-A YPAB Surabaya terdapat pada tabel
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
sebagai berikut:
3. Materi pelajaran
Tabel 4.1 Data Hasil Pre Test Siswa
4. Soal pre test dan post test
Tunanetra di SMPLB-A YPAB Surabaya
E. Teknik Pengumpulan Data No Nama Siswa Nilai Pre Test (X)
1. Tes
2. Observasi 1. ASW 50
3. Dokumentasi 2. EF 50

F. Teknik Analisis Data 3. MAI 60


Teknik analisis data adalah suatu proses untuk 4. OCK 50
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis
yang ada dalam proposal yang telah dibuat 5. RMS 50
(Sugiyono, 2012:243). 6. AIP 50
Teknik analisis data yang digunakan untuk
menganalisis data dalam penelitian ini adalah 7. TRA 60
analisis data statistik non parametrik dengan data Rata-rata 52,86
kuantitatif dan jumlah sampel penelitiannya lebih
kecil dari 30 yaitu n = 7 disebut sampel kecil. Maka
rumus yang digunakan untuk menganalisis adalah uji b. Data Hasil Treatment
tanda (sign test). Treatment dalam penelitian ini
dilakukan 6 kali pertemuan, pada setiap
pertemuan dengan alokasi waktu (2 x 45 menit).
Hasil dan Pembahasan Kegiatan pembelajaran sesuai dalam RPP yang
A. Hasil Penelitian terlampir. Dalam proses pembelajaran,
penelitian ini menggunakan model pembelajaran
1. Penyajian Data
berbasis proyek (Project Based Learning),
Penyajian data hasil penelitian ini merupakan dimana dalam proses belajarnya melalui
hasil tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam kegiatan yang kompleks atau nyata melalui
menyelesaikan kegiatan membuat susu kedelai tugas proyek yang diberikan peneliti yaitu
sebelum dan sesudah diberikan treatment (perlakuan) membuat susu kedelai. Pembelajaran ini
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek bertujuan agar siswa dapat lebih mandiri dalam
(Project Based Learning) pada siswa tunanetra kelas menyelesaikan tugas – tugasnya. Dengan
strategi pembelajaran ini siswa diharapkan a)
VIII di SMPLB-A YPAB Surabaya. Penelitian ini
mampu bekerja pada konteks permasalahan

6
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Kemampuan Membuat Susu Kedelai

yang nyata, b) mampu bekerjasama dalam 5. RMS 50 80 +


organisasi, c) mampu memgelola keterampilan
pribadinya. 6. AIP 50 80 +

7. TRA 60 90 +
c. Data Hasil Post Test
Post test dilakukan setelah tahapan Rata-rata 52,86 85,00 ∑7
treatment selesai. Pelaksanaan post test ini
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
Prosedur Analisis:
dalam menyelesaikan tugas proyek dalam
membuat susu kedelai setelah diberikan
Zh =
treatment menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek (Project Based Learning).
Adapun perolehan data sebagai berikut:
Dalam pelaksanaan post test siswa ditugaskan
Diketahui: n = 7
untuk menjawab soal yang sama seperti bentuk
p = 0,5
soal yang diberikan pada saat pre test. Tes yang
Maka:
digunakan dalam post tes adalah tes lisan
X = Jumlah tanda plus (+) – p
dimana guru memberikan soal secara lisan dan
= 7 – 0,5
siswa menjawab pertanyaan secara lisan. Post
= 6,5
test dilakukan satu kali karena penilaian
Mean (µ) = n . p
dilakukan secara individu. Berikut ini adalah
= 7 . 0,5
data hasil post test.
= 3,5
Tabel 4.3 Data Hasil Post Test Siswa =
Tunanetra di SMPLB-A YPAB Surabaya = √ 7.0,5.0,5
No Nama Siswa Nilai Post Test (Y) =√1,75
= 1,32
1. ASW 85
2. EF 85
Zh =
3. MAI 90
4. OCK 85 = 6,5 – 3,5
1,32
5. RMS 80
= 3
6. AIP 80 1,32
7. TRA 90 Zh = 2,27
Rata-rata 85,00
3. Pengujian Hipotesis
Pada hasil perhitungan nilai kritis α = 5%, Z
2. Analisis Data Hasil Tes tabel 1,96 (pengujian dilakukan dengan dua sisi
Data hasil pre test dan post test kemudian karena belum diketahui arah hubungan variabel yaitu
dianalisis dengan statistik non parametrik model pembelajaran berbasis proyek (Project Based
menggunakan rumus uji tanda (sign test). Learning) terhadap kemampuan membuat susu
Tabel 4.5 Perubahan Hasil Pre Test dan Post Test kedelai anak tunanetra adalah:
Tabel Kerja Analisis Uji Tanda (Sign Test) Ha diterima bila Zh ≥ 1,96
No Nama ∑X ∑Y Perubahan Ho ditolak bila Zh ≤ 1,96
Siswa Tanda (Y-X) Pengujian hipotesis pada hasil perhitungan
dengan nilai kritis 5% untuk diuji dua sisi adalah
1. ASW 50 85 +
sebesar 1,96. Kenyataan pada nilai Zh yang
2. EF 50 85 + diperoleh adalah 2,27 dan nilai tersebut lebih besar
dari pada 1.96 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
3. MAI 60 90 +
Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan model
4. OCK 50 85 + pembelajaran berbasis proyek (Project Based

7
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Kemampuan Membuat Susu Kedelai

Learning) terhadap kemampuan membuat susu signifikan pada siswa dengan hasil perolehan nilai
kedelai anak tunanetra di SMPLB-A YPAB rata-rata post test (85,00).
Surabaya. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan
rumus uji tanda (sign test) yang diperoleh
perhitungan dengan nilai kritis α = 5% untuk diuji
B. PEMBAHASAN dua sisi adalah sebesar 1,96. Kenyataan pada nilai
Dalam pembelajarannya, selain ditunjang Zh yang diperoleh adalah 2,27 dan nilai tersebut
dalam bidang akademik, siswa tunanetra juga perlu lebih besar dari pada 1.96, sehingga Ho ditolak dan
diberikan berbagai keterampilan guna bekal hidup di Ha diterima. Hal ini berarti ada pengaruh yang
masyarakat maupun di sekolah lanjutan. Pemberian signifikan model pembelajaran berbasis proyek
keterampilan juga dapat melatih kemandirian siswa (Project Based Learning) terhadap kemampuan
sehingga dapat berperan aktif dan mampu membuat susu kedelai pada siswa tunanetra di
menyumbang tenaga atau pun pengetahuan yang SMPLB-A YPAB Surabaya. Hal ini sesuai dengan
dimiliki. Salah satu kemampuan yang mudah untuk hasil penelitian Damay Nur Wahyu Sampurna
dikuasai anak tunanetra adalah kemampuan membuat (2009) dengan judul “Pengaruh Metode Proyek
susu kedelai. Keterampilan ini cukup mudah untuk Dalam Meningkatkan Kemampuan Pra Vokasional
dikuasai anak tunanetra karena tidak menggunakan Membuat Tempe Pada Anak Tunanetra Di SMPLB-
teknologi dan keterampilan khusus untuk A YPAB Surabaya” yang menyatakan bahwa
mempelajarinya. Dalam penyampaian materi perlu terdapat peningkatan yang signifikan pada aktivitas
adanya suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan belajar siswa menggunakan metode proyek terhadap
kreativitas, kemandirian dan keaktifan siswa terhadap kemampuan keterampilan pra vokasional membuat
pembelajaran keterampilan membuat susu kedelai, tempe pada anak di SMPLB-A YPAB Surabaya.
salah satunya adalah model pembelajaran berbasis Dalam hasil penelitian Damay Nur Wahyu
proyek (Project Based Learning). Menurut Thomas, Sampurna, menyatakan bahwa dengan metode
dkk (dalam Wena, 2008:144) pengertian proyek siswa secara individu atau secara kelompok
pembelajaran berbasis proyek adalah “pembelajaran mampu mengerjakan sebuah proyek dengan
berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menerapkan berbagai kompetensi yang terkait
memberikan kesempatan kepada guru untuk secara terpadu untuk menghasilkan sebuah produk
mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan atau hasil karya yang nyata dan tuntas.
kerja proyek”. Selanjutnya didukung pula oleh penelitan
Jadi, hasil penelitian tentang penggunaan Sastrika, dkk (2013) dengan judul “Pengaruh Model
model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Pemahaman
Learning) terhadap kemampuan membuat susu Konsep Kimia dan Keterampilan Berpikir Kritis”.
kedelai siswa tunanetra kelas VIII di SMPLB-A Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat
YPAB Surabaya, dengan subyek 7 siswa adalah perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan
sebagai berikut: berpikir kritis antara anak yang mengikuti model
Pada saat pre test (sebelum diberikan pembelajaran berbasis proyek (MPBP) dengan
perlakuan/treatment) hasil belajar siswa tunanetra model pembelajaran konvensional (MPK) (2)
kelas VIII di SMPLB-A YPAB Surabaya dalam terdapat perbedaan pemahaman konsep antara anak
menyelesaikan soal tentang susu kedelai seperti yang mengikuti MPBP dengan MPK (3) terdapat
menyebutkan alat, bahan, dan cara pembuatannya perbedaan keterampilan bepikir kritis antara anak
dengan nilai rata-rata pre test (52,86), hal ini yang mengikuti MPBP dan anak yang mengikuti
menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan MPK.
dalam memahami materi yang diajarkan. Dengan Siswa tunanetra mengalami gangguan
diberikan treatment menggunakan model penglihatan yang mengakibatkan hambatan dalam
pembelajaran berbasis proyek (Project Based menerima informasi maupun orientasi dan
Learning) siswa dapat lebih memahami konsep cara mobilitasnya, sehingga siswa mengalami kesulitan
pembuatan susu kedelai karena dalam treatment menerima informasi jika hanya dengan
tersebut siswa diajak untuk terjun langsung mendengarkan materi di kelas. Untuk itu dalam
menyelesaikan proyek yaitu membuat susu kedelai. pembelajaran keterampilan membuat susu kedelai,
Setelah diberikan treatment menggunakan model pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran berbasis proyek (Project Based pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning) menunjukkan terjadinya perubahan yang Learning). Hal ini dimaksudkan untuk dapat

8
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Kemampuan Membuat Susu Kedelai

meningkatkan kemandirian, tanggung jawab dan kekurangan dalam penelitian ini. Selain itu
interaksi siswa dalam tim (kelompok) serta penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan
keaktifan siswa dalam belajar. Siswa dilatih aktif rujukan penggunaan model pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning) dalam skala luas
dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan
dengan subyek yang berbeda.
berdiskusi dalam melaksanakan tugas proyek yang
diberikan dengan teman satu kelompoknya.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh hasil
Z hitung 2,27 dengan perbandingan signifikan nilai DAFTAR PUSTAKA
pengujian dan pengujian 2 sisi (nilai kritis = 1,96)
serta dari pengujian hipotesis di atas, maka dapat Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
proyek (Project Based Learning) berpengaruh
Budimarwanti. C. 2007. Jurnal Komposisi dan Nutrisi
terhadap kemampuan Membuat Susu Kedelai pada
pada Susu Kedelai. Staf Pengajar Jurdik Kimia
siswa tunanetra di SMPLB-A YPAB Surabaya.
FMIPA UNY, Yogyakarta.

PENUTUP Hadi, Purwaka. 2005. Kemandirian Tunanetra. Jakarta:


SIMPULAN Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
1. Dari nilai rata-rata hasil pre test sebelum diberi Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan
perlakuan/treatment adalah 52,86 sedangkan Pendidikan Tenaga Kerja Kependidikan Dan
sesudah diberi perlakuan/treatment adalah 85,00. Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Sehingga hasil yang diperoleh pada penelitian ini
adalah ada pengaruh yang signifikan antara model I Ketut Wesna. 1995. Materi Pelatihan: Aspek Psikologis
pembelajaran berbasis proyek (Project Based Ketunanetraan dan Pengaruh terhadap
Learning) terhadap kemampuan membuat susu Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan
kedelai anak tunanetra di SMPLB-A YPAB Nasional Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan
Surabaya. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
2. Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan ada Menengah Direktorat Pendidikan Menengah
pengaruh yang signifikan antara model Umum.
pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning) terhadap kemampuan membuat susu Saleh, Samsubar. 1996. Statistik Non Parametrik Edisi 2.
kedelai anak tunanetra di SMPLB-A YPAB Yogyakarta: BPFE Yogyakarta (Anggota Ikapi)
Surabaya. Hal ini dibuktikan dengan nilai Zh = 2,27
> Ztabel = 1,96, α = 5%, maka Ho (hipotesis nol)
ditolak dan Ha (hipotesis kerja) diterima sehingga Saraswati. 1986. Susu Kedelai. Jakarta: Bhratara Karya
hasil penelitian ini terdapat pengaruh yang Aksara.
signifikan
SARAN Sastrika, I.A.K. dkk. 2013. Pengaruh Model
Sesuai dengan kesimpulan diatas, peneliti mengajukan Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap
beberapa saran sebagai berikut : Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir
1. Saran bagi guru Kritis. eJournal Program Pascasarjana Universitas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah Pendidikan Ganesha Program Studi IPA.Vol. 3:
satu alternatif dan sekaligus menjadi bahan acuan Hal. 1-10
bagi para guru untuk mengembangkan pembelajaran Somantri, T. Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa.
berbasis proyek siswa disekolah. Karena model Bandung: Refika Aditama.
pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning) melibatkan siswa untuk praktek secara
Sugiyono. 2012. Metode Penetian Pendidikan
langsung melalui tugas proyek membuat susu
kedelai dalam kegiatan di kelas maupun di luar Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
kelas sehingga siswa menjadi lebih aktif, kreatif, Bandung: Alfabeta.
dan mandiri dalam pembelajaran.
2. Saran bagi peneliti lain Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung:
Pada pembaca atau peneliti lain apabila ingin Alfabeta.
mengadakan penelitian yang sejenis atau pun
lanjutan, disarankan agar dapat melengkapi

9
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Kemampuan Membuat Susu Kedelai

Wahyuno, Endro. 2013. Orientasi dan Mobilitas. Malang:


Universitas Negeri Malang.

Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif


Kontemporer. Jakarta: Bumi aksara.

Widdjajantin, Anastasia dan Hitipeuw, Imanuel. 1996.


Ortopedagogik Tunanetra 1. Bandung:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pendidikan Tenaga Guru.

Widjaya, Ardhi. 2012. Seluk-beluk Tunanetra dan


Strategi Pembelajarannya. Jogjakarta: Javalitera.

Yusuf, Munawir. 1996. Pendidikan Tunanetra Dewasa


dan Pembinaan Karir. Solo: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek dan Tenaga Akademik.

10

Potrebbero piacerti anche