Sei sulla pagina 1di 15

PERJANJIAN JUAL BELI KELAPA SAWIT ANTARA PETANI KELAPA

SAWIT DENGAN TAUKE (PEDAGANG KELAPA SAWIT) DI


KELURAHAN PADANG JOTO GADANG KECAMATAN PALEMBAYAN
KABUPATEN AGAM PADA TAHUN 2014

Oleh : Hoga Retmi Hendri


Pembimbing I : Dr. Maryati Bachtiar, SH., M.Kn
Pembimbing II : Riska Fitriani, SH., MH,
Alamat : Eka Tunggal No. 6 Sidumulyo, Barat, Tampan, Pekanbaru
Email : hogaretmi@gmail.com – telepon : 085365277727

ABSTRACT
Approximately 70% of the people in the village of Padang Koto Gadang
district of Palembayan, Agam regency hung their life with oil palm plantations
and sell their produce to the tauke (palm oil traders). Selling harvesting by debt
bondage system is indeed at first appeared that both parties acting in good faith,
however, over time this transaction will result in losses for farmers because
farmers usually sell the harvest below the production selling price. The problems
discussed in this thesis is, First, how is the execution of a purchase agreement
between the farmers and oil palm traders in Padang Koto Gadang, district of
Palembayan, Agam regency 2014? Second, how is the legal protection of the oil
palm farmers from debt bondage system which is done by the employer (palm oil
traders) in Padang Koto Gadang district of Palembayan, Agam regency 2014?
Third, how is the legal effort which is taken by the parties in the purchase
agreemen in Padang Koto Gadang district of Palembayan, Agam regency 2014?
The method of research in this study, using this type of research is
sociological / empirical research sites jurisdiction of the High Court of Riau. In
this research, data collection by interview, and literature study. After the data
collected then analyzed qualitatively, then conclude with the deductive method is
to analyze the problems of the general form into special shapes.
From the results of this study concluded, the first, execution of a purchase
agreement between the oil palm farmers in Padang Koto Gadang district of
Palembayan, Agam regency 2014 is done with debt bondage system. This system
makes the farmers suffered losses because of debts growing in the long term, the
second, legal protection against oil palm farmers from debt bondage system in
Padang Koto Gadang district of Palembayan, Agam regency 2014 is settled with
the family principle with consensus, and present chairmen of indigenous families
and communities in that area, the third, legal actions taken by the farmers have
been regulated by Law No. 19 of 2013 on the Protection and Empowerment of
Farmers in the form of the provision of facilities and infrastructure, provide
insurance of land, providing education and counseling about the farm
Keywords: Sale and purchase of palm oil, Debt bondage system, Village of
Padang Koto Gadang

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 1


A. Latar Belakang dua sudut. Sudut pertama,
kewajiban-kewajiban yang dipikul
Salah satu Sumber Daya oleh satu pihak. Sudut kedua, hak-
Alam (SDA) terbesar yang hak untuk menuntut
terdapat di Kelurahan Padang dilaksanakannya sesuatu yang
Koto Gadang Kecamatan disanggupi dalam perjanjian
Palembayang Kabupaten Agam tersebut.
adalah tanaman kelapa sawit. Menurut Pasal 1457
Kurang lebih sekitar 70% dari KUHPerdata bahwa jual beli
masyarakatnya menggantungkan adalah suatu perjanjian dimana
kehidupannya dengan berkebun pihak yang satu mengikatkan
kelapa sawit. dirinya untuk menyerahkan suatu
Hasil panen kelapa sawit kebendaan, dan pihak yang lain
di Kelurahan Padang Koto untuk membayar harga yang telah
Gadang tersebut tidak diolah atau diperjanjikan. Berdasarkan Pasal
dikonsumsi sendiri oleh 1457 KUHPerdata tersebut, dapat
masyarakat, melainkan di jual diketahui beberapa hak dan
kepada pabrik atau perusahaan kewajiban yang timbul akibat
guna memenuhi kebutuhan hidup perjanjian jual beli tersebut bagi
sehari-hari. Sehubung dengan itu, masing-masing pihak yakni pihak
petani mengadakan hubungan penjual dan pihak pembeli.
hukum berupa perjanjian jual beli Kemudian hubungan
dengan tauke atau pedagang hukum antara pedagang kelapa
lainnya, yang disebut dengan sawit (Bapak Rusdi) dan petani
perjanjian jual beli kelapa sawit.1 kelapa sawit (Ibu Yusmawati,
Suatu perjanjian me- Bapak Sianik, dan Ibu Nur
lahirkan suatu perikatan hukum. Maiyan) di Kelurahan Padang
Demikian pula dengan perjanjian Koto Gadang, dapat terlihat pada
jual beli kelapa sawit antara petani saat tercapai kesepakatan jual beli
kelapa sawit dengan tauke antara petani kelapa sawit dengan
(pedagang kelapa sawit) di tauke yaitu lebih jelasnya ketika
Kelurahan Padang Koto Gadang tauke meminjamkan uang kepada
Kecamatan Palembayan petani kelapa sawit, dan petani
Kabupaten Agam. Daerah ini kelapa sawit sepakat untuk
merupakan tempat dilakukannya menjual hasil panen kelapa
transaksi jual beli kelapa sawit sawitnya kepada tauke.
oleh pihak petani kelapa sawit Sebagaimana yang di-
dengan tauke pada tahun 2014. kemukakan oleh Hardijah Rusli,
Dalam hal ini peneliti dimana hubungan hukum adalah
memberikan batasan penelitian hubungan yang menimbulkan
yaitu hanya pada tahun 2014 saja. akibat hukum yaitu hak (right)
Perjanjian yang penulis dan kewajiban (duty/obligation).
maksudkan di atas mempunyai Selanjutnya Hardijah Rusli
menambahkan bahwa hubungan
1
Hasil wawancara dengan Ibu hukum yang berdasarkan
Yusmawati, petani kelapa sawit pada tanggal perjanjian adalah hubungan
18 Agustus 2016.

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 2


hukum yang timbul karena hasil panenan.4 Dalam perjanjian
persetujuan atau kesepakatan para ijon, kedua pihak sepakat untuk
pihak,2 sedangkan hubungan menentukan tatacara atau kaidah
hukum yang terjadi karena hukum atau hak dan kewajiban yang
adalah undang-undang atau mengikat para pihak untuk ditaati
hukum adat yang menentukannya dan dilaksanakan jual beli panen.
demikian, tanpa perlu ada Prakteknya, pelaksanan
persetujuan atau kesepakatan perjanjian jual beli kelapa sawit
terlebih dahulu. ini dilakukan dengan cara petani
Seharusnya dalam jual beli mendatangi tauke untuk menjual
pasti akan terjadi tawar menawar hasil panen kelapa sawitnya dan
harga antara penjual dan pembeli, mengijonkan tanamannya
yang pada akhirnya akan ditarik dikarenakan untuk memenuhi
garis kesepakatan harga antara kebutuhan konsumtif dan jangka
keduanya. Namun, sudah menjadi pendek. Dalam beberapa kasus,
kebiasaan dalam jual beli kelapa petani meminjam karena ada
sawit yang terjadi di Kelurahan kebutuhan mendesak, dan tauke
Padang Koto Gadang Kecamatan yang meminjamkan uang
Palembayan Kabupaten Agam dianggap sebagai penolong. Hal
menggunakan sistem ijon dengan ini yang jeli dimanfaatkan
cara menentukan harga sepihak. pemodal besar dari luar daerah
Pada waktu tertentu harga panen sehingga eksploitasi yang
kelapa sawit dari pabrik adalah dilakukan tersamar dengan
sebesar Rp. 1.400,-/kilogram hubungan kekeluargaan dan saling
tetapi pada prakteknya tauke tolong menolong.
membeli panen kelapa sawit Prosedur pinjaman dengan
petani dengan harga Rp. 1.150,- sistem ijon memang mudah, luwes
/kilogram. Berdasarkan selisih dan informal, tidak terikat waktu
harga ersebut dapat terlihat tauke dan tempat. Corak dan sifatnya
mendapat keuntungan lebih dari yang sederhana, tidak banyak
hasil kelapa sawit petani.3 administrasi, bahkan tidak tertulis
Menurut Faried Wijaya, dan mudah dimengerti
ijon merupakan bentuk menimbulkan daya tarik bagi
perkreditan informal yang petani untuk memperoleh
berkembang di pedesaan. pinjaman dengan cepat dan
Transaksi ijon tidak seragam dan praktis, dari pada petani
bervariasi, tetapi secara umum meminjam uang ke koperasi.
ijon adalah bentuk kredit uang petani menganggap tauke sebagai
yang dibayar kembali dengan penolong keadaannya yang
mendesak dan menjalin perjanjian
ijon tersebut atas asas
2
Hardijah rusli, Hukum Perjanjian kekeluargaan. Untuk pembayaran
Indonesia dan Common Law, Pustaka Sinar pinjam dengan sistem ijon cara
Harapan, Jakarta, 1996, hal. 28.
3 4
Hasil wawancara dengan Ibu Faried Wijaya, Perkreditan, Bank dan
Yusmawai pada Tanggal 18 Lembaga-Lembaga Keuangan, Universitas
Agustus 2016. Gadjah Mada, Yogyakarta, 1991, hal. 67.

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 3


petani membayar utang dengan menyebabkan banyak petani yang
hasil perkebunannya kepada terjebak kemiskinan karena harga
tauke. jual ijon tidak dapat mencukupi
Jual panen dengan sistem biaya hidup petani.5 Berdasarkan
ijon ini memang pada awalnya data bulan Januari hingga
terlihat bahwa kedua belah pihak Desember Tahun 2014, terdapat
beritikad baik dan mau bersama- 40 petani yang meminjam uang
sama melakukan transaksi kepada tauke, dalam pemberian
walaupun tidak diatur dalam peminjaman uang ini terdapat 9
Kitab Undang-Undang Hukum petani yang merasa kerugian oleh
Perdata. Serentang itu praktek jual tauke tersebut.6
beli dengan sistem ijon ini juga Berdasarkan permasalahan
bertentangan dengan syariat di atas, penulis tertarik untuk
islam, karena transaksinya melakukan penelitian dan
mengandung unsur riba. pada mengkaji lebih lanjut dalam suatu
prakteknya transaksi yang berawal karya ilmiah yang berjudul:
dengan itikad baik ini berjalan “Perjanjian Jual Beli Kelapa
dengan baik pada kedua belah Sawit Antara Petani Kelapa Sawit
pihak, namun, lama-kelamaan Dengan Tauke (Pedagang Kelapa
transaksi ini akan menimbulkan Sawit) Di Kelurahan Padang Koto
kerugian bagi petani karena Gadang Kecamatan Palembayan
biasanya petani menjual panen di Kabupaten Agam Pada Tahun
bawah harga jual dan di bawah 2014”.
produksi yang dihasilkan.
Hasil penelitian yang A. Rumusan Masalah
penulis teliti membuktikan bahwa
petani menjadi lebih kesulitan 1. Bagaimanakah pelaksanaan
dalam melunasi hutangnya seperti perjanjian jual beli kelapa
halnya yang dikemukakan oleh sawit antara petani dengan
Ibu Yusmawati. Dalam perjanjian tauke (pedagang kelapa sawit)
jual beli kelapa sawit oleh Bapak di Kelurahan Padang Koto
Rusdi di Kelurahan Padang Koto Gadang Kecamatan
Gadang Kecamatan Palembayan Palembayan Kabupaten Agam
Kabupaten Agam, Bapak Rusdi pada tahun 2014?
mengatakan bahwa pada tanggal 2. Bagaimanakah perlindungan
13 Februari 2014 Ibu Yusmawati hukum terhadap petani kelapa
memiliki hutang sebesar Rp sawit dari sistem ijon yang
42.411.000,- namun karena dilakukan oleh tauke
kesulitan membayar hutang dan (pedagang kelapa sawit) di
didesak kebutuhan pada tanggal Kelurahan Padang Koto
26 November 2014 total Gadang Kecamatan
hutangnya bertambah lagi menjadi
Rp 49.411.000. Biaya panen yang
5
rendah menimbulkan kesulitan Hasil wawancara dengan petani dan
terhadap petani untuk melunasi data dari tauke.
6
Hasil wawancara dengan bapak Rusdi,
hutangnya. Keadaan inilah yang
pada tanggal 15 Agustus 2016.

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 4


Palembayan Kabupaten Agam dan ada kebutuhan mendesak
pada tahun 2014? yang harus dipenuhi, sehingga
3. Bagaimana upaya hukum yang mereka memanfaatkan jasa tauke
ditempuh oleh para pihak untuk mendapatkan pinjaman.
dalam perjanjian jual beli di Hubungan petani dengan
Kelurahan Padang Koto tauke di Kelurahan Padang Koto
Gadang Kecamatan Gadang tersebut memang sangat
Palembayan Kabupaten Agam pribadi. Antara petani dan tauke
tahun 2014? merasa sebagai satu keluarga yang
saling tolong menolong dan saling
B. Pembahasan menjaga kepercayaan dengan
memberi bantuan kepada petani
1. Pelaksanaan Perjanjian Jual yang mau menjual hasil
Beli Kelapa Sawit antara perkebunannya kepada tauke.
Petani dengan Tauke Kemudian dengan adanya
(Pedagang Kelapa Sawit) di prosedur pinjaman yang mudah,
Kelurahan Padang Koto luas, dan informal, tidak terikat
Gadang Kecamatan waktu dan tempat, disamping itu
Palembayan Kabupaten petani juga tidak perlu
Agam pada Tahun 2014 memberikan jaminan kepada
tauke, menjadikan daya tarik bagi
Pelaksanaan perjanjian para petani untuk memperoleh
jual beli kelapa sawit yang pinjaman dengan praktis dan
dilakukan oleh petani kelapa sawit cepat. Dengan demikian hal
di Kelurahan Padang Koto tersebut mengakibatkan petani
Gadang pada umumnya kelapa sawit bergantung kepada
berlangsung dengan sistem ijon. tauke sebagai pedagang kelapa
Berawal dari kebiasaan sawit. Pelaksanaan perjanjian jual
masyarakat setempat yang beli dengan sistem ijon yang
memiliki tingkat ekonomi yang terjadi di Kelurahan Padang Koto
berbeda-beda, sehingga dalam Gadang Kecamatan Palembayan
memenuhi kebutuhan hidup Kabupaten Agam dapat dilakukan
mereka tidak lepas dari campur dengan cara berikut:
tangan pihak lain. 1. Petani Menghubungi Tauke
Para petani di Kelurahan Dapat dijelaskan bahwa
Padang Koto Gadang ini, prosedur perjanjian jual beli
memiliki kesulitan dalam kelapa sawit diawali dengan
memasarkan hasil perkebunan, petani mendatangi tauke dengan
sehingga kebanyakan petani menawarkan kelapa sawit
setempat menggunakan jasa miliknya kepada tauke. Hal ini
pedagang (tauke) untuk dapat dilihat dari tabel hasil
membelinya secara ijon. wawancara penulis pada 15
Disamping itu, petani meminjam Agustus 2016 sebagai berikut:
dengan membayar dalam waktu
jangka panjang karena tidak
mampu membayar secara kontan

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 5


Tabel lV.1 untuk diwawancarai, yaitu Ibu
Prosedur awal dalam Perjanjian Jual Beli Yusmawati, Ibu Nur Maiyan, dan
Kelapa Sawit yang dilakukan oleh Petani
dan Tauke di Kelurahan Padang Koto
Bapak Sianik. Hasil wawancara
Gadang Kecamatan dengan beberapa petani tersebut
Palembayan Kabupaten Agam pada menyatakan bahwa cara yang
Tahun 2014 sering para petani lakukan untuk
No Mekanisme Jumlah Persentase memenuhi kebutuhan mendesak
jual beli adalah dengan menghubungi
1 Petani 40 100% tauke yang memang memiliki
mendatangi
biaya besar agar memberikan
tauke
2 Tauke 0 0% pinjaman sesuai dengan nilai yang
mendatangi di kehendaki. Setelah pihak tauke
petani menyatakan ingin meminjamkan
Jumlah 40 100% uang kepada petani, maka setelah
Sumber: Hasil penelitian lapangan itu pihak tauke melakukan survei
tanggal 15 Agustus 2016 ke kebun petani untuk
memastikan bahwa objek
Adapun jumlah petani pembayaran hutang benar-benar
yang rugi dalam perjanjian sistem ada. Selain itu pihak tauke juga
ijon di Kelurahan Padang Koto ingin memastikan bagaimana
Gadang ada 9 orang. Untuk lebih kualitas mutu kelapa sawit yang
jelasnya mengenai data petani dimiliki oleh petani.
dapat dilihat pada tabel berikut:
2. Petani Melakukan Perjanjian
Tabel lV.2 Dalam praktek
Jumlah Petani yang Rugi dalam pembayaran hutang dengan sistem
Perjanjian Jual Beli di Kelurahan Padang ijon yang terjadi di Kelurahan
Koto Gadang Kecamatan Palembayan
Padang Koto Gadang Kecamatan
Kabupaten Agam
pada Tahun 2014 Palembayan Kabupaten Agam ini
No Nama Petani Jumlah Hutang tidak ada perjanjian secara
1 Ibu Yusmawati Rp. 49.411.000,- tertulis, melainkan hanya
2 Ibu Nur Rp. 16.241.000,- menggunakan akad saling percaya
Maiyan antara tauke dan petani. Dari sini
3 Bapak Sianik Rp. 13.907.000,- petani dan tauke menyatakan
4 Bapak Rp. 12.700.000,-
sebuah kesepakatan yang sudah
Sukarman
5 Bapak Rp. 12.300.000,- biasa dilakukan oleh masyarakat
Alihudin S pada umumnya. Misalnya petani
6 Bapak Awen Rp. 12.150.000,- menyatakan, saya pinjam uang
7 Ibu Neti Rp. 9.535.000,- kapada anda sebesar Rp
8 Bapak Jasman Rp. 8.000.000,- 9.000.000,- (sembilan juta rupiah)
9 Bapak H. Rp. 7.860.000,-
akan saya bayar dengan hasil
Rasap
Sumber: Hasil penelitian dengan Bapak pa ne n perkebunan kelapa sawit
Rusdi tanggal 15 Agustus 2016 sampai saya dapat melunasi
hutang tersebut. Kemudian tauke
Berdasarkan data di atas menjawab, saya pinjami Bapak
peneliti mengambil 3 sampel uang sebesar Rp 9.000.000,-

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 6


(sembilan juta rupiah), dengan pertama kemudian dikalikan
catatan harus menjual hasil panen sampai beberapa kali masa panen
kelapa sawitnya kepada saya hingga hutang tersebut dapat
sampai Bapak melunasi hutang dilunasi. Untuk masa tempo
tersebut.7 pembayaran dilakukan dalam
Kesepakatan perjanjian jangka waktu panjang hingga
jual beli kelapa sawit tersebut petani tersebut dapat melunasi
bersifat terbuka dan hanya besar hutang yang dimilikinya.
dilakukan secara lisan (tidak Antara petani dan tauke terjadi
tertulis). Hal ini dapat dilihat dari tawar menawar mengenai objek
tabel hasil wawancara penulis pembayaran hutang. Untuk
pada 15 Agustus 2016 sebagai mengetahui standar harga tersebut
berikut: biasanya tauke memakai standar
harga yang telah ditentukan oleh
Tabel lV.3 pabrik. Namun pada saat tauke
Bentuk Perjanjian Jual Beli Kelapa Sawit membeli hasil panen petani,
Di Kelurahan Padang Koto Gadang
Kecamatan Palembayan Kabupaten
tauke menetapkan harga di
Agam Pada Tahun 2014 bawah standar pabrik. Sebagai
No Mekanisme Jumlah Persentase contohnya, seperti perjanjian
perjanjian yang terjadi antara Ibu
1 Tertulis 0 0% Yusmawati dan Bapak Rusdi.
Pada saat panen pada tanggal 14
2 Tidak 40 100% Maret 2014 harga panen dari
tertulis pabrik sebesar Rp. 1.400,- /
Jumlah 40 100% kilogram. Jika dikalikan dengan
hasil panennya sebesar 4.000 kg
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tanggal maka jumlah yang didapatkan
15 Agustus 2016
oleh Ibu Siyus adalah sebesar
Maka dalam hal ini sudah Rp. 5.600.000,- (lima juta enam
terjadilah kesepakatan atau ratus ribu rupiah). Tetapi pada
perjanjian yang bisa diterima oleh praktiknya tauke membeli hasil
kedua belah pihak. Setelah panen Ibu Yusmawati dengan
terjadinya kesepakatan kemudian harga panen sebesar Rp. 1.150,-
tauke memberikan uang kepada / kilogram. Sehingga, jika
petani untuk tanda jadi.8 dikalikan dengan hasil panennya
3. Menetapkan Harga Objek sebesar yang telah dijelaskan
Pembayaran diatas, maka jumlah yang
Penetapan harga hasil didapatkan oleh Ibu Yusmawati
perkebunan sebagai objek turun menjadi Rp. 4.600.000,-
pembayaran hutang, yaitu (empat juta enam ratus ribu
dengan melihat hasil panen rupiah). Dapat terlihat bahwa
tauke mendapatkan keuntungan
sebesar Rp. 1.000.000,- (satu
7
Hasil wawan cara dengan Bapak Rusdi
selaku tauke pada tanggal 15 Agustus 2016.
8
Hasil wawancara dengan Ibu Siyus
pada tanggal 18 Agustus 2016.

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 7


juta rupiah).9 Tidak sesuai petani diuntungkan dengan
dengan asas kebebasan langsung mendapatkan uang dari
berkontrak menarik kata sepakat tauke tanpa harus memetik dan
menentukan harga yang menjualnya. Sedangkan pihak
ditetapkan, namun dalam tauke diuntungkan dari hasil
prakteknya tauke menetapkan pembayaran dengan hasil
harga dengan sepihak. perkebunan dalam jangka
4. Melakukan Pembayaran panjang.11
Hutang Praktek sistem ijon, selain
Seperti yang dijelaskan menguntungkan, praktek seperti
oleh Ibu Yusmawati, bahwa ini juga merugikan kedua belah
sistem pembayaran hutang dengan pihak yang mana pihak petani
sistem ijon adalah dengan sistem akan rugi jika hasil panennya jauh
kepercayaan, yaitu pembayaran lebih banyak dari yang
dengan hasil perkebunan yang diperkirakan. Begitu juga dari
dilakukan dengan cara penyicilan. pihak tauke akan rugi jika hasil
Pelunasan akan dilakukan sesuai panennya tidak sesuai dengan
kesepakatan beberapa kali masa yang diperkirakan dan
panen dalam waktu jangka menyebabkan tidak kembalinya
panjang hingga besar hutang uang yang dipinjamkan.
tersebut dapat dilunasi. Dengan
demikian masing-masing pihak Data yang penulis teliti,
sudah tidak ada ikatan lagi salah satu praktek sistem ijon
dengan penyerahan barang yang terjadi di Kelurahan Padang
tersebut maka berakhir pula Koto Gadang ini adalah praktek
semuanya.10 pembayaran hutang yang terjadi
Mayoritas penduduk di antara Ibu Yusmawati selaku
Kelurahan Padang Koto Gadang petani dengan Bapak Rusdi
menggantungkan hidupnya atas selaku tauke. Pada tanggal 13
hasil dari perkebunan kelapa sawit. Februari 2014, Ibu Yusmawati
Hal ini dapat dilihat dengan meminjam uang kepada Bapak
maraknya praktek ijon yang terjadi Rusdi sebesar Rp. 42.411.000,-
di kelurahan tersebut. Bapak (empat puluh dua juta empat
Sianik selaku salah satu petani di ratus sebelas ribu rupiah) yang
Kelurahan Padang Koto Gadang akan digunakan untuk keperluan
menjelaskan bahwa, praktek jual pembangunan rumah. Dalam
beli semacam ini sering dilakukan waktu kurang lebih setahun yaitu
oleh masyarakat di Kelurahan hingga tanggal 26 November
Padang Koto Gadang tersebut 2014 kebun kelapa sawit Ibu
karena mereka merasa transaksi Yusmawati tersebut mengalami
ini menguntungkan bagi kedua panen sebanyak 19 kali. Rata-rata
belah pihak, yang mana pihak dalam sekali panen, jika dihitung
berdasarkan harga pasar yang
9 telah ditentukan oleh pabrik, hasil
Hasil wawancara dengan Bapak Rusdi
selaku tauke pada tanggal 15 Agustus 2016.
10 11
Hasil wawancara dengan Ibu Hasil wawancara dengan Bapak
Yusmawati pada tanggal 18 Agustus 2016. Sianik pada tanggal 18 Agustus 2016.

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 8


panen Ibu Yusmawati sebesar ± semakin bertambah menjadi Rp.
4.000.000,- (empat juta rupiah) / 13.907.000,- (tiga belas juta
panenyan. Namun, kenyataannya sembilan ratus tujuh ribu rupiah)
tauke telah menetapkan bahwa dikarenakan dalam waktu setahun
hasil panen dari kelapa sawit Ibu tersebut Bapak Sianik kembali
Yusmawati adalah sebesar ± meminjam uang untuk memenuhi
3.000.000,- (tiga juta rupiah) / kebutuhan lain yang medesak.13
panenya. Dikarenakan banyaknya Begitu juga dengan praktek
keperluan untuk memenuhi pembayaran hutang antara Bapak
kebutuhan sehari-hari, dalam Rusdi dan Ibu Nur Maiyan pada
setiap panen Ibu Yusmawati tanggal 20 Januari 2014. Ibu Nur
hanya mampu menyicil hutangnya Maiyan meminjam uang sebesar
sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus Rp. 13.900.000,- (tiga belas juta
ribu rupiah) / panenya. Oleh sebab sembilan ratus ribu rupiah) untuk
itu, dalam waktu setahun tersebut menambah keperluan membeli
Ibu Yusmawati tidak dapat kendaraan bermotor. namun, pada
melunasi hutangnya, bahkan pada tanggal 12 oktober 2014
tanggal 26 November 2014 hutangnya menjadi semakin
hutangnya justru semakin bertambah menjadi Rp. 16.
bertambah menjadi Rp. 241.000,- (enam belas juta dua
49.411.000,- (empat puluh ratus empar puluh satu ribu
sembilan juta empat ratus sebelas rupiah).14
ribu rupiah). Pertambahan hutang Berdasarkan penelitian
tersebut terjadi karena selama tersebut dapat disimpulkan
tahun 2014 itu, Ibu Yusmawati bahwa pelaksanaan perjanjian
kembali meminjam uang kepada jual beli kelapa sawit antara petani
tauke dikarenakan oleh keperluan dengan tauke di Kelurahan
yang mendesak. Sehingga hal ini Padang Koto Gadang Kecamatan
menyebabkan Ibu Yusmawati Palembayan Kabupaten Agam
terlilit hutang dalam jangka yang dilakukan dengan sistem
panjang.12 ijon, menimbulkan kerugian bagi
Hal yang sama juga terjadi kedua belah pihak. Dari pihak
pada praktek pembayaran hutang petani mengalami kerugian karena
antara Bapak Rusdi dan Bapak harga jual yang ditetapkan oleh
Sianik. Pada tanggal 18 Januari tauke lebih rendah dari pada
2014 Bapak Sianik meminjam ketetapan harga pabrik sehinga
uang sebesar Rp. 12.776.000,- hal tersebut membut petani
(dua belas juta tujuh ratus tujuh kesulitan uantuk melunasi
puluh enam ribu rupiah) untuk hutangnya, sedangkan dari pihak
keperluan anaknya memasuki tauke kerugian yang terjadi adalah
perguruan tinggi. Pada akhir dalam
setahun yaitu pada 31 Desember 13
Hasil wawancara dengan Bapak
2014 hutang Bapak Sianik juga Sianik sebagai petani pada tanggal 18
Agustus 2016.
12 14
Hasil wawancara dengan Ibu Hasil wawancara dengan Ibu Nur
Yusmawati sebagai petani pada tanggal 18 Maiyan sebagai petani pada tanggal 19
Agustus 2016. Agustus 2016.

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 9


tidak adanya kejelasan pelunasan kasus perjanjian jual beli kelapa
uang yang dia pinjamkan. sawit di Kelurahan Padang Koto
Jika disinggung mengenai Gadang Kecamatan Palembayan
alasannya menggunakan utang Kabupaten Agam. Dalam perjanjian
piutang sistem ijon mereka ini, pihak petani mengalami
mengutarakan bahwa semua itu kerugian dikarenakan terjerat
dikarenakan masyarakat sistem ijon oleh pihak pembeli
kelurahan tersebut sudah terbiasa (tauke).
melihat atau melakukan transaksi Pada prinsipnya perjanjian
ijon, sehingga menjadikan dengan sistem ijon merupakan
masyarakat daerah tersebut tidak perjanjian yang didasarkan oleh
merasakan keberatan dengan hukum kebiasaan turun temurun
pinjaman yang diberikan oleh yang dipraktekan dalam
para tauke. Selain itu petani juga masyarakat dan yang didasarkan
merasa dibantu dengan adanya pada hukum perjanjian. Prinsip
transaksi ini. Begitu pula ketika dasar perjanjian ijon ini adalah
ditanyakan mulai kapan transaksi kepercayaan satu sama lain yang
ini berlangsung, para pihak menimbulkan akibat hukum baik
menuturkan bahwa tidak bagi pembeli ijon maupun penjual
mengetahui persis sejak kapan ijon.
transaksi ini berjalan, yang para Pembeli berhak melakukan
pihak ketahui, transaksi ini sudah panen pada waktu masa panen
ada sejak dahulu dan dijalankan sedangkan penjual sudah tidak
sebagian besar masyarakat punya hak lagi mengambil
Kelurahan Padang Koto Gadang keuntungan dari hasil panen
tersebut. tersebut. Dalam perjanjian ijon ini
kedua pihak sepakat untuk
2. Perlindungan Hukum menentukan tatacara atau kaidah
terhadap Petani Kelapa atau hak dan kewajiban yang
Sawit dari Sistem Ijon yang mengikat mereka untuk ditaati
dilakukan oleh Tauke sesuai dengan masa yang telah
(Pedagang Kelapa Sawit) di ditentukan. Kesepakatan tersebut
Kelurahan Padang Koto akan menimbulkan akibat hukum,
Gadang Kecamatan yaitu menimbulkan hak dan
Palembayan Kabupaten kewajiban sehingga apabila
Agam pada Tahun 2014 kesepakatan itu dilanggar maka
Suatu perjanjian dapat akanada akibat hukumnya atau
terlaksana dengan baik apabila para sanksi bagi si pelanggar.
pihak telah memenuhi hak dan Menurut Pasal 1320
kewajiban masing-masing seperti KUHPerdata untuk sahnya suatu
yang telah diperjanjikan tanpa ada perjanjian diperlukan 4 syarat,
pihak yang dirugikan. tetapi diantaranya yaitu:
adakalanya perjanjian tersebut tidak 1. Adanya kesepakatan
terlaksana dengan baik karena ada kehendak;
salah satu pihak yang mengalami 2. Kecakapan menurut hukum;
kerugian. Seperti halnya dalam 3. Adanya perihal tertentu;

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 10


4. Adanya suatu sebab yang tersebut dan harganya, meskipun
halal. kebendaan itu belum diserahkan
Mengamati kasus diatas maupun harganya belum dibayar”.
unsur kesepakatan dalam jual beli Pasal 1458 Kitab Undang-Undang
ijon kelapa sawit di Kelurahan Hukum Perdata tersebut
Padang Koto Gadang Kecamatan menyatakan bahwa jual beli yang
Palembayan Kabupaten Agam demikian dimaksud dalam Pasal
dapat dikatakan telah memenuhi 1458 KUHPerdata adalah sah dan
syarat. untuk syarat kesepakatan, tidak melanggar hukum.
para pihak yang melakukan Hal ini juga sesuai dengan
perjanjian jual beli ijon ini sudah asas kebebasan berkontrak yang
memiliki kesepakatan diantara menyatakan bahwa setiap orang
kedua belah pihak. Secara pada dasarnya boleh membuat
kecakapan menurut hukum, kontrak (perjanjian) yang berisi
pelaku dari perjanjian ini sudah dan macam apapun asal tidak
dewasa dan tidak berada di bawah bertentangan dengan undang-
pengampuan. Syarat suatu hal undang, kesusilaan, dan ketertiban
tertentu pun sudah terpenuhi umum. Namun kebebasan
karena dalam kasus tersebut jelas berkontrak bukan berarti boleh
bahwa objek perjanjiannya adalah membuat kontrak (perjanjian)
kelapa sawit, sedangkan syarat secara bebas, tetapi kontrak
terakhir yaitu suatu sebab yang (perjanjian) harus tetap dibuat
halal dalam perjanjian jual beli dengan mengindahkan syarat-
ijon jika ditinjau dari perspektif syarat sahnya perjanjian, baik
hukum nasional maka sebab syarat umum sebagaimana disebut
perjanjian dalam kasus ini adalah Pasal 1320 BW maupun syarat
halal karena perjanjian ini tidak khusus untuk perjanjian-
diperuntukkan untuk hal yang perjanjian tertentu. Berdasarkan
tidak halal, tidak melanggar penjelasan di atas sehingga dapat
kesusilaan, dan aturan perundang- dikatakan bahwa perjanjian jual
undangan yang berlaku. beli ijon adalah sah dan tidak
Secara yuridis aturan melanggar hukum Indonesia.
mengenai perjanjian jual beli Perjanjian ijon kelapa
dengan sistem ijon memang tidak sawit adalah suatu perjanjian yang
ditemukan dalam peraturan dilakukan oleh masyarakat petani
perundang-undangan Nasional padang koto gadang yang
Indonesia. Namun ditinjau dari membutuhkan dana untuk
unsur-unsur jual belinya terdapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,
aturan yang memiliki kesesuaian sedangkan pihak pedagang (tauke)
dengan sistem ijon ini yaitu aturan adalah orang yang mau menolong
dalam Pasal 1458 KUHPerdata dan memberikan modal kepada
yang berbunyi “Jual-beli itu petani tersebut. Perjanjian ijon
dianggap telah terjadi antara Kelapa Sawit ini bersifat
kedua belah pihak, seketika sederhana dimana penjual
setelah orang-orang ini mencapai membutuhkan uang cepat karena
sepakat tentang kebendaan didesak oleh kebutuhan-

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 11


kebutuhan sehari-hari. Pada khusus yang mengatur tentang
prinsipnya perjanjian ijon ini perlindungan terhadap petani yang
selama kedua belah pihak mengalami kerugian atas sistem
beritikad baik tidak ada masalah perjanjian jual beli ijon ini.
hukum yang rumit di dalamnya. Sehingga saat terjadi suatu
Sifat saling percaya sengketa antara kedua belah pihak
sebagai dasar berlakunya yang menyebabkan kerugian
perjanjian ijon karena kedua belah kepada salah satu pihak di
pihak dianggap beritikad baik Kelurahan Padang Koto Gadang
dalam melakukan perjanjian. Kecanatan Palembayan
Pembeli diharapkan beritikad baik Kabupaten Agam usaha yang
menolong pihak petani untuk dilakukan untuk melindungi hak
menanggulangi beban yang salah satu pihak yang mengalami
dihadapi dan pihak petani kerugian adalah dengan asas
diharapkan dapat menyerahkan kekeluargaan. Penyelesaian secara
sisa pinjaman uang dalam bentuk kekeluargaan ini diselesaikan
panen sesuai dengan waktu yang dengan musyawarah mufakat,
telah ditentukan. Dengan dasar ini menghadirkan ketua-ketua adat,
perjanjian ijon kelapa sawit pada tua-tua dalam keluarga serta
prinsipnya tidak dimaksud untuk masyarakat. Salah satu contoh
dibawa ke pengadilan, kerena sengketa yang terjadi adalah pada
perjanjian tersebut merupakan perjanjian jual beli antara Bapak
cara masyarakat di Kelurahan Rusdi dan Bapak Jasman. Bapak
Padang Koto Gadang Kecamatan jasman selaku petani tidak mau
Palembayan Kabupaten Agam membayar hutangnya karena
melakukan tolong-menolong. merasa dirugikan oleh Bapak
Transaksi dan kesepakatan yang Rusdi (tauke) yang membeli
dilakukan tanpa proses surat- kelapa sawitnya dengan harga
menyurat melainkan cukup yang terlalu rendah dari harga
adanya kesepakatan dua pihak panen ketentuan pabrik, sehingga
secara lisan. hal ini menimbulkan perselisihan
Sistem Ijon kelapa sawit diantara keduanya. Dalam
terus berkembang walaupun penyelesaian permasalahan ini,
masyarakat sudah modern. karena Bapak Rusdi menghadirkan Dt.
perjanjian tersebut tidak rumit dan Rajo Malelo selaku ketua adat dan
bisa mengikuti masyarakat 3 pemuka masyarakat lainnya
modern. namun, saat ini yaitu Bapak Khairul, Bapak
dikarenakan meningkatnya Marahudin, dan Bapak Munir
kebutuhan ekonomi menyebabkan untuk bermusyawarah dan
banyaknya terjadi tindakan- menyelesaikan masalah secara
tindakan yang merugikan salah kekeluargaan.15
satu pihak dan mencari Penyelesaian secara
keuntungan. dalam hal ini musyawarah diserahkan kepada
tentunya petani menjadi pihak
yang dirugikan. namun, secara
15
hukum belum adanya suatu aturan Wawancara dengan Bapak Rusdi selaku
tauke pada tanggal 15 Agustus 2016.

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 12


orang yang dipercayakan sebagai pendidikan dan pelatiha,
penengah sengketa agar penyuluhan dan pendampingan,
memungkinkan tidak adanya pengembangan sistem dan sarana
upaya untuk saling melukai antara pemasaran hasil pertanian,
satu dengan yang lain. Dalam konsolidasi dan jaminan luasan
penyelesaian dengan jalan damai lahan pertanian, kemudahan akses
tersebut dibutuhkan adanya itikad ilmu pengetahuan, teknologi dan
baik dari para pihak untuk informasi, serta penguatan
berbesar hati mencapai mufakat kelembagaan Petani.
dan saling memaafkan serta tidak Petani sebagai pelaku
begitu saja langsung utama dalam pembangunan
menyampaikan ke pengadilan pertanian harus diberi keleluasaan
negara. dan difasilitasi untuk
meningkatkan kemampuan
3. Upaya Hukum yang mengelola usahataninya secara
ditempuh oleh Petani Kelapa efektif, produktif dan
Sawit di Kelurahan Padang menguntungkan. Pemberdayaan
Koto Gadang Kecamatan petani dilakukan dengan
Palembayan Kabupaten memajukan perkembangan pola
Agam agar terbebas dari pikir dan pola kerja petani,
Sistem Ijon. meningkatkan usaha tani, serta
menumbuhkan dan menguatkan
Secara garis besar upaya kelembagaan petani agar mampu
hukum yang dilakukan untuk mandiri dan berdaya saing tinggi.
melindungi Petani agar terbebas Upaya yang dilakukan
dari sistem Ijon telah diatur untuk membebaskan petani dari
pemerintah melalui Undang- jeratan ijon juga sudah banyak
Undang Nomor 19 Tahun 2013 dilakukan oleh pemerintah. setiap
Tentang Perlindungan dan desa telah dibentuk Badan Kredit
Pemberdayaan Petani. Di Desa dan inisiasi untuk
sebutkan dalamPasal 1 ayat (1) membentuk koperasi pertanian.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun Selain itu untuk mengurangi
2013 bahwa Perlindungan Petani penderitaan petani dari sistem
adalah segala upaya untuk ijon, juga dapat dilakukan dengan
membantu Petani dalam menumbuhkan kesadaran bagi
menghadapi permasalahan petani agar dapat meningkatkan
kesulitan memperoleh prasarana usahanya secara mandiri,
dan sarana produksi, kepastian menabung, memanfatkan fasilitas
usaha, risiko harga, kegagalan kredit yang diberikan pemerintah
panen, praktik ekonomi biaya atau lembaga keuangan mikro
tinggi, dan perubahan iklim. lain, dan membentuk wadah
Pemberdayaan Petani bersama petani lain untuk
adalah segala upaya untuk menyelesaikan persoalan-
meningkatkan kemampuan Petani
untuk melaksanakan Usaha Tani
yang lebih baik melalui

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 13


persoalan ekonomi produksi dan adalah dengan asas
konsumsi.16 kekeluargaan. Penyelesaian
diselesaikan dengan
C. Kesimpulan musyawarah mufakat,
menghadirkan ketua-ketua
Berdasarkan hasil analisis adat, dan orang-orang yang
bab sebelumnya, maka penulis dipercayakan sebagai
dapat menarik kesimpulan sebagai penengah sengketa agar
berikut : memungkinkan tidak
1. Pelaksanaan perjanjian jual adanya upaya untuk saling
beli kelapa sawit antara melukai antara satu dengan
petani dengan tauke yang lain.
di Kelurahan Padang Koto 3. Upaya hukum yang ditempuh
Gadang Kecamatan oleh petani agar terbebas
Palembayan Kabupaten dari sistem ijon yang
Agam dilakukan dengan dilakukan oleh tauke secara
sistem ijon. Sistem ini garis besar telah diatur
membuat pihak petani pemerintah melalui Undang-
mengalami kerugian karena Undang Nomor 19 Tahun
terlilit hutang yang semakin 2013 tentang Perlindungan
bertambah dalam jangka dan Pemberdayaan Petani.
panjang. Selain itu juga Perlindungan dan
tidak adanya kejelasan bagi pemberdayaan terhadap
pihak tauke dalam petani dalam mengadapi
pengembalian uang yang permasalahan dilakukan
dipinjamkan. dengan menyediakan sarana
2. Perlindungan hukum tehadap dan prasarana, memberikan
petani kelapa sawit dari asuransi lahan, memberikan
sistem ijon yang dilakukan pendidikan dan penyuluhan
oleh tauke (pedang kelapa mengenai pertanian serta
sawit) di Kelurahan Padang penguatan kelembagaan
Koto Gadang Kecamatan petani dan mendirikan
Palembayan Kabupaten koperasi desa.
Agam pada Tahun 2014
belum diatur dalam suatu D. Saran
aturan hukum secara
khusus. Namun sejauh ini 1. Perlu adanya suatu perikatan
usaha yang dilakukan oleh yang sah menurut ketentuan
masyarakat di Kelurahan hukum dan peraturan
Padang Koto Gadang
perundang-undangan yang
Kecamatan Palembayan
Kabupaten Agam untuk berlaku untuk melakukan
melindungi hak petani suatu perjanjian jual beli
yang membahas mengenai
16
M Antoni, selaku lurah di Padang Koto sistem ijon.
Gadang Kecematan Palembayan Kabupaten
Agam pada tanggal 22 Agustus tahun 2016.

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 14


2. Masyarakat harus lebih teliti
lagi dalam melakukan suatu
perjanjian, sehingga apabila
dikemudian hari memiliki
kendala-kendala atau
hambatan dalam proses
perjanjian tersebut dapat
mengajukan perkaranya ke
pengadilan untuk
mendapatkan keadilan.
3. Perlu adanya kebijakan
khusus dari pemerintah
dalam melindungi dan
mencapai kesejahteraan
petani sehingga petani akan
terhindar dari jeratan sistem
ijon yang ada di masyarakat
Padang Koto Gadang.

E. Daftar Pustaka

1. Buku

Rusli Hardijah, 1996, Hukum


Perjanjian Indonesia dan
Common Law, pustaka sinar
harapan, jakarta.
Wijaya Faried, 1991, Perkredita,
Bank dan Lembaga-Lembaga
Keuangan, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

2. Peraturan Perundang-
Undangan

Pasal 1313 Kitab Undang - Undang


Hukum Perdata.
Pasal 1321 KUHPerdata.

JOM Fakultas Hukum, Volume IV No 1, Februari 2017 15

Potrebbero piacerti anche