Sei sulla pagina 1di 5

Sumatra is spectacular and so is the coffee grown there.

The rugged and vibrant land is


enriched by ash from one of the biggest volcanic explosions in earth’s history. Because of this
naturally fertile soil, virtually anything can be grown. Cocoa, coffee, rice, every tropical fruit
imaginable, tea, cinnamon, spices — it’s all produced in a tapestry of land that covers bountiful
valleys and lush mountains.
Tidak seperti banyak daerah penanaman kopi, di mana ceri kopi yang dipanen langsung
diolah, di Sumatera, kopi diproses di halaman belakang dan teras. Buah ceri yang baru dipetik
dibuang dan diletakkan di atas terpal di teras depan untuk dijemur sebelum diangkut ke pabrik
setempat. Dalam prosesi harian, ribuan petani datang dengan berjalan kaki, bersepeda atau
mobil dan membawa tas-tas kecil biji kopi mereka ke pabrik sentral untuk dikeringkan dan
dikuliti.
The remote Indonesian island of Sumatra produces some of the most unique coffees in
the world. With intense flavors and full body, Sumatran coffees are found in some of our most
treasured blends. They’re also bold enough to stand on their own.
We wouldn’t be able to bring you incredible coffee from Sumatra without the incredible women
who make it all possible. They handle the majority of the planting, growing, harvesting and
transportation of coffee.

[They not only] raise the coffee, but they maintain the coffee trees. They control the
quality and harvesting and then selling the coffee. The husbands have a specific role: preparing
the land, grow the seed, cutting the grass…that’s it. So the most important things [are] usually
done by [a] woman. women are responsible for around 70 to 75 percent of the work on the
farm. Without the [women], the coffee would not be produced probably, and the economic well-
being of all the people that sell coffee to Starbucks would not be nearly as beneficial to
everybody.

Ini adalah sesuatu yang tidak akan dilihat oleh pelanggan, tetapi bahkan ketika tidak ada
yang melihat, kami berusaha untuk melakukan hal yang benar.

Fun Facts:

 Gerai kopi Starbucks punya ragam pilihan biji kopi, mulai dari asal Colombia, Ethiopia,
Kenya hingga Sumatra. Dari banyak biji kopi, Sumatra adalah paling digemari. "Kami
menjual lebih dari 10 jenis biji kopi, tapi kopi Sumatera selalu menjadi nomor satu. Tak
hanya di Indonesia, juga di seluruh dunia," kata Direktur Starbucks Indonesia Anthony
Cottan dalam temu media di Starbucks Oakwood, Jakarta, Selasa (6/3/2018).
 Kopi Sumatra diklaim paling seimbang karakternya, selain juga rasa kopinya sangat kuat.
Berbeda dengan kopi asal Amerika Latin yang ringan, dan Afrika yang terlalu floral atau
fruity. Karakteristik berbeda dari biji kopi Sumatra itu dianggap pas untuk campuran
bahan lain seperti gula dan susu, tanpa menghilangkan rasa dan aroma kopi. "Sumatera
sangat kuat dan bisa dinikmati dengan ragam cara," ungkap Cottan.
 Data yang didapat Agrofarm menjelaskan, era 1970-an, Indonesia sebenarnya telah
memasok biji-biji kopi ke Starbucks, Seattle, Amerika Serikat. Sejak saat itulah Starbucks
begitu lekat dengan Indonesia. Apalagi, Starbucks juga menjual biji dan bubuk kopi jenis
arabika asal kawasan tertentu (single-origin), di samping kopi racikan (blend).
 Karakteristik unik dari kopi Sumatera ini dipengaruhi oleh proses pengolahannya yang
dilakukan secara semi-washed atau proses penggilingan yang dilakukan saat biji kopi
masih menyisakan kadar air sebesar 30 hingga 35 persen.
 Genetik dari jenis kopi Sumatera sendiri merupakan varietas Timor, di mana daerah
tanamnya lebih basah sehingga mempengaruhi cita rasa dari kopi Sumatera yang lebih
kompleks dan rich dengan aroma yang harum.
 Sumatra dan Harimau

Kopi Sumatra sudah menjadi bagian daripada sejarah Starbucks di tahun 1970.
Kopi ini menjadi salah satu dari tiga kopi pertama yang dihadirkan oleh Starbucks. Kita
sudah tahu pasti, kopi ini menjadi sangat spesial karena ada proses aging di dalamnya.
Proses dimana green bean disimpan selama 3 – 5 tahun untuk menampakkan rasanya.

Hubungan harimau dengan kopi ini sangatlah erat, sebagai orang Indonesia asli,
saya paham betul mengapa Starbucks memakai hewan ini sebagai logonya. Ini
dikarenakan harimau yang ada pada kemasan kopi Sumatra adalah Harimau Sumatra.
Hewan yang hanya bisa ditemui di kepulauan Sumatra, dan keberadaannya sudah mulai
langka. Jadi tanpa melihat nama dari pada kopi ini pun, kita akan langsung
menghubungkan hewan tersebut dengan daerah penghasil kopi-kopi istimewa di
Indonesia yaitu Sumatra.

Colombia

Why does Colombian coffee taste so good?


#1: Because the country of Colombia has the perfect geography for growing coffee.
Colombian coffee (which is never known as Columbian coffee..) is known for its rich, mild
flavor because of the perfect climate and beans that are grown.

Coffee grows best in volcanic soil between the elevations of 4,000 and 6,000 feet (1,200
to 1,800 meters). (Consequently the higher the elevation, generally the better the taste
of the bean.) Coffee must also grow between 30ºN and 30ºS (known as the coffee zone
or “bean belt”) and in places that are frost-free with at least 80 inches of rain a year.

Six thousand feet – straight up. Sounds extreme, we know. But high atop the majestic
Andes, in a rugged landscape of simmering volcanoes, is where the finest coffee beans in
Colombia like to grow. And just as there are no shortcuts through the dirt paths that
crisscross the sheer slopes, we take none when it comes to nurturing these treasured
cherries to gourmet perfection.

This Colombian marvel erupts on the palate with a juicy feel and robust flavors, a
testament to the hearty riches of volcanic soils. Its remarkable finish, dry with hints of
walnut, lifts this superior coffee into a class of its own. One sip and you’ll agree it’s worth
every step of the climb.

Colombia Coffee

Medium Roast, Acid= Medium, note= juicy and nutty, Pairingan= almond
croissant, softbaked cookie, peanut butter panini, Chocolate croissants (masih banyak yg
lainnya), negara penghasil kopi terbesar ke-3 di dunia (2016).

Tantangan kopi Colombia, Colombia ini terkenal dengan penghasil kokain terbesar
di dunia, banyak sekali konsumen kopi yang takut akan adanya campuran jenis narkotika
tersebut ke dalam pakcaging kopi Colombia, tapi Starbucks memberikan jaminan bahwa
setiap kopi yang dibeli oleh Startbuck adalah sesuai dengan standar C.A.F.E Practices dan
diakui dunia dengan bukti sertifikasi C.I

Pakcaging = nama burungnya 'Condor Andes'


Merupakan burung asli (spesies elang laut) penghuni pengunungan Andes yg terbang
melintasi Andes dan samudera Pasifik.

Gambar burungnya abstrak? Yes, suku asli dari pedalaman dari Colombia adalah
suka Aztec, dimana salah satu budaya yang terkenal di sana adalah lukisan2 abstrak, maka
salah satu cara menghormati khas suku tersebut ialah dengan memberikan gambar
burungnya berupa lukisan atau gambar burung abstrak.

Colombia Coffee, dulu nama kopi ini adalah Narino Supremo, yaitu Coffee ini
benar2 didapat atau hasil panen dari kebun/pegunungan Narino saja yang memiliki
kualitas 'Supremo' dan benar2 single origin (kopi dari hasil 1 wilayah perkebunan), namun
permintaan begitu banyak dan kini kopi Colombia di produksi dari hasil blendingan
seluruh perkebunan di daerah pegunungan Andez, nah walau kopi Colombia ini dikenal
single origin, tapi sebenarnya kopi ini adalah Region blend artinya kopi yang di hasilkan
dari beberapa perkenunan tetapi masih dalam 1 wilayah atau negara tersebut.

Sejarah Coffee Press

Pada jaman dahulu kala, ada seorang lelaki tua yang hidup di Provence. Lelaki tua
ini selalu berjalan mendaki bukit setiap hari, untuk menghindari istrinya yang cerewet,
dengan membawa sejumlah makanan, kayu, dan pot kopi. Pada suatu hari, ketika sedang
membuat kopi, lelaki tua ini lupa memasukkan bubuk kopi ke dalam pot kopinya, dan dia
baru sadar ketika airnya mulai mendidih. Seketika itu juga, dia langsung mengangkat pot
itu dari api dan menambahkan bubuk kopi. Dia tidak tahu, bahwa cara ini akan membuat
bubuk kopinya mengambang di atas pot. Tentu saja, akhirnya kopi itu tidak jadi ia minum.
Tiba-tiba muncul seorang pedagang, dan salah satu barang yang dibawanya adalah
lempengan logam. Lelaki tua itu lalu membelinya dari si pedagang dan memasukkan ke
dalam pot kopinya. Dengan bantuan sebuah tongkat kecil, dia mendorong lempengan
logam itu ke dasar pot. Dan ternyata, rasa kopinya jadi sangat enak. Keduanya lalu
membuka pabrik pot kopi. Itulah legenda cafetiere atau French press, salah satu
alatmembuat kopi yang kita kenal hingga sekarang.

Tapi sejarah punya cerita yang lain. Cafetiere ini dipatenkan oleh dua orang
Prancis, Mayer dan Delforge, pada tahun 1852. Desain mereka sangat sederhana, tapi
bentuknya belum sempurna. Kemudian pada tahun 1929, ada seorang Italia yang
bernama Attilio Calimani yang menyempurnakan French press ini, sebelum kemudian
lebih disempurnakan lagi oleh orang Italia lainnya, Bruno Cassol, pada tahun 1935. Pada
tahun 1958, muncul seorang Italia lainnya, Faliero Bondanini yang mematenkan cafetiere
ini menjadi lebih sempurna, dan dikenal dengan nama “Chambord”. Alat ini menjadi
terkenal di Paris, dan di awal tahun 60-an hampir semua rumah di Paris memiliki alat ini.
Lalu, bagaimana cara memakai French press ini? 1. Yang pertama, dibutuhkan 7 gram biji
kopi untuk setiap cangkir. Timbang dulu bubuk kopimu 2. Didihkan air 3. Giling kopimu
sebelum dididihkan 4. Letakkan kopi bubukmu ke dalam French press dan tambahkan air
yang baru mendidih tadi 5. Tambahkan sisa air 15-30 detik setelah kopi kamu “berbunga”
6. Tutup pot, tapi jangan ditekan. Diamkan selama 4-6 menit 7. Matikan alatnya, lalu
tuang kopimu ke dalam sebuah cangkir, dan minum Yang harus kamu perhatikan: Kalau
kamu nggak bisa menghabiskan kopi dalam pot, jangan biarkan kopi itu tetap berada di
sana. Pindahkan ke dalam termos, untuk menghindari kopi yang rasanya terlalu pahit.
Selamat mencoba!

Potrebbero piacerti anche