Sei sulla pagina 1di 10

Ekologia, Vol. 17 No.

2 , Oktober 2017: 29-38

KUALITAS MINYAK GORENG CURAH YANG BERADA DI PASAR


TRADISIONAL DI DAERAH JABOTABEK PADA BERBAGAI PENYIMPANAN

Eva Yulia1, Ade Heri Mulyati2 dan Farida Nuraeni2


1
PT Bima Mitra Farma, Tangerang
2
Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor.
email: va_yulia49@yahoo.com

ABSTRACT

Handling of bulk cooking oil is not good, cause a decrease in the quality of cooking oil when
in storage in the selling process. Wrapping packaging of bulk cooking oil that is not
appropriate and direct interaction with the sun and microbes can change the quality of
cooking oil. Besides the fabrication of bulk cooking oil, to make people uneasy. For it is
necessary for the analysis of bulk cooking oil quality on a variety of storage (closed and open)
in the traditional markets in in Jabotabek Area through the physical trials and chemical tests.
Analysis physics for odor and color is done organoleptic. Chemical analysis of water content
using gravimetric method. Determined acid number by titration of alkalimetri with NaOH.
Peroxide number determined with Tio 0.02 N. For example pelicans oil test alcohol 5N
KOH.Based on this research, to test the physics of odor obtained normal results for sealed
storage and smelling a bit stale at week 4 and to 5 in the open storage, while the average for
the color of pale yellow oil, yellow, until golden brown. To test the chemical in terms of water
content and acid number in the average closed storage meets the requirements of ISO - 3741 -
2002, while the open storage of the average moisture content does not meet the requirements
for the number of acid still meet the quality standards II. The results of the analysis of
peroxide numbers in a closed storage on average to meet the requirements of ISO - 3741 -
1995, while the open storage do not meet the standards. To test the oil did not reveal any
falsification pelicans.

Keywords : analysis, cooking oil, gravimetry, alkalimetry titration

PENDAHULUAN paling banyak adalah lemak atau


Minyak goreng merupakan salah satu triasilgliserol, yang merupakan bahan
dari sembilan bahan pokok yang bakar utama bagi hampir semua
dikonsumsi oleh seluruh lapisan mikroorganisme (Lehningger, A. L, 1982).
masyarakat yang biasanya digunakan Berdasarkan data yang diperoleh pada
sebagai media menggoreng bahan tahun 2011, konsumsi minyak goreng
pangan.Minyak atau lemak peranannya curah sebanyak 63%, sedangkan konsumsi
bukan hanya sebagai pengangkut vitamin – minyak goreng kemasan hanya sebanyak
vitamin penting yang larut dalam minyak ( 37 % (Titis Jati Permata, 2011).
A, D, E, dan K ) dalam darah, melainkan Penanganan minyak goreng curah yang
juga berperan dalam proses pembentukan tidak langsung dari produsen ke konsumen,
otak dan kecerdasan manusia, serta menyebabkan penurunan kualitas minyak
kesehatan tubuh pada umumnya (Winarno, goreng. Selain adanya pemalsuan, kemasan
1997). pembungkus minyak goreng curah yang
Lipida merupakan senyawa organik tidak tepat dan interaksi langsung dengan
berminyak atau berlemak yang tidak larut matahari dapat mengubah struktur kimiawi
dalam air, yang dapat di ekstrak dari sel minyak goreng.
dan jaringan oleh pelarut non polar seperti Parameter yang dapat digunakan untuk
kloroform atau eter. Jenis lipida yang menentukan kualitas ini semua dapat
Kualitas minyak goreng curah yang beredar di Pasar.….…………................…….(Eva Yulia, dkk)
29
Ekologia, Vol. 17 No.2 , Oktober 2017: 29-38

dilihat dari besar angka asam lemak Pengujian fisika ini dilakukan
bebasnya, angka peroksida, kadar air dan dengan uji organoleptik yaitu mengamati
uji menyak pelikan. warna dan bau atau aroma pada minyak.
Tabel 1. Standar Mutu Minyak Goreng Syarat untuk uji bau adalah normal,
Berdasarkan SNI - 3741- 1995 sedangkan untuk uji warna adalah putih,
Kriteria Persyaratan kuning pucat sampai kuning (SNI-3741-
Bau dan Rasa Normal 2002).
Warna Muda Jernih Pengujian kadar air dilakukan
dengan metode gravimetri. Bilangan asam
Kadar Air max 0,3%
dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH
Berat Jenis 0,900 g/liter yang dibutuhkan untuk menetralkan asam
Asam lemak bebas Max 0,3% lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram
Bilangan Peroksida Max 1.6mg minyak (Girindra, 1986).
Oksigen/100 g
BilanganIod 45 – 46
Bilangan Penyabunan 196 – 206
Index Bias 1,448 - 1,450
CemaranLogam Max 0,1 mg/kg
Sumber : Badan Standardisasi Nasional,
1995

Tabel 2. Standar Mutu Minyak Goreng Gambar 1. Reaksi pada Analisis


Berdasarkan SNI - 3741- 2002 Bilangan asam
Kriteria Uji Satuan Syarat l Syarat ll
Bau dan Rasa Normal Normal Bilangan peroksida adalah nilai
Warna Putih, kuning pucat terpenting untuk menentukan derajat
sampai kuning kerusakan minyak atau lemak.Asam lemak
tidak jenuh dapat mengikat oksigen pada
Kadar Air % b/b Maks 0.1 Maks 0.3 ikatan C rangkapnya sehingga membentuk
Bilangan Asam Mg Maks 0.6 Maks 2 peroksida.
KOH/gr Minyak pelikan adalah minyak mineral
yang tidak dapat disabunkan. Untuk
Asam Linoleat % Maks 2 Maks 2
kontrol positif digunakan sampel parafin
dengan perlakuan yang sama seperti
Minyak Pelikan Negatif Negatif
contoh. Adanya minyak pelikan dapat
digunakan sebagai indikator pemalsuan
Cemaran logam minyak goreng. Kasus pemalsuan itu
diantaranya adalah pencampuran minyak
Timah (Sn) mg/kg Maks 0.1 Maks 0.1
goreng dengan oli.
Timbal (Pb) mg/kg Maks 40 Maks 40
Raksa (Hg) mg/kg Maks 0.05 Maks BAHAN DAN METODE
0.05 Bahan baku yang digunakan adalah
Tembaga (Cu) mg/kg Maks 0.1 Maks 0.1 minyak goreng curah yang diperoleh dari
dua pasar tradisional di Jabotabek.
Arsen (As) mg/kg Maks 0.1 Maks 0.1
Sedangkan untuk bahan penunjang untuk
Sumber : Badan Standardisasi Nasional,
2002
memeriksa kualitas minyak goreng curah
antara lain KOH, indikator PP 1%, kertas
Kualitas minyak goreng curah yang beredar di Pasar.….…………................…….(Eva Yulia, dkk)
30
Ekologia, Vol. 17 No.2 , Oktober 2017: 29-38

saring tak berabu, Alkohol 95% netral, Uji Fisika (SNI 7381-2008)
CH3COOH Glasial, Kloroform, Na2S2O3. Uji fisika dilakukan dengan cara uji
0,02 N, Kalium Iodida, Indikator Kanji. organoleptik terhadap bau dan warna
minyak goreng curah.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Bau
analisis untuk mengetahui kualitas minyak Contoh dikocok lalu dibuka,
goreng curah pada berbagai penyimpanan kemudian contoh uji dicium pada jarak
yaitu penyimpanan tertutup dan kira-kira 5 cm dari hidung dan kemudian
penyimpanan terbuka. Pada penyimpanan dikebaskan ke arah hidung. Analisis ini
tertutup sampel langsung dianalisis dilakukan oleh minimal 3 orang panelis
sedangkan pada penyimpanan terbuka atau 1 orang tenaga ahli.
sampel dianalisis pada penyimpanan
minggu ke 0, minggu ke 1, minggu ke 2,
minggu ke 3 dan minggu ke 4. Sampling Warna
minyak goreng dilakukan di 2 (dua) pasar Sampel minyak dipindahkan ke
tradisional di Jabotabek. Wilayah Jakarta, dalam tabung reaksi lalu diamati dengan
yaitu Pasar A dan Pasar B. Wilayah Bogor, mata, dilakukan minimal oleh tiga orang
yaitu Pasar C dan Pasar D. Wilayah panelis atau satu orang tenaga ahli.
Tangerang, yaitu Pasar E dan Pasar F. Kadar Air (SNI 01-3555-1998)
Wilayah Bekasi, yaitu Pasar G dan Pasar Minyak goreng curah ditimbang
H.Analisis dilakukan secara fisik dan sebanyak 5 gram ke dalam kotak timbang
kimia. Analisis secara fisik yaitu dari (berisi kertas saring berlipat) yang
penampakan bau dan warna sedangkan sebelumnya telah dikeringkan dalam oven
analisis kimia yaitu pengujian kadar air, dan diketahui bobotnya. Setelah itu sampel
bilangan asam, bilangan peroksida dan uji dikeringkan dalam oven 105+1oC selama
minyak pelikan. Analisis ini dilakukan dua satu jam. Sampel didinginkan dalam
kali pengulangan. eksikator (30 menit), kemudian ditimbang.
Sampel minyak goreng curah Penimbangan ini diulang sampai
diambil di pasar tradisional pada kehilangan bobot selama pemanasan 30
penyimpanan tertutup dan terbuka, menit tidak lebih dari 0,05 persen.
sebanyak 2 (dua) kemasan sampel, Kadar air dapat dihitung dengan
kemudian sampel dimasukkan ke dalam menggunakan rumus di bawah ini :
plastik hitam untuk penyimpanan tertutup.
Kemudian dianalisa parameter bau, warna, Kadar air (%) = Bobot yang hilang (gram) x100%
kadar air, uji minyak pelikan, bilangan Bobot contoh (gram)
asam dan bilangan peroksida. Sedangkan
untuk penyimpanan terbuka sampel Bilangan Asam (SNI 01-3555-1998)
dibiarkan terbuka selama satu minggu, Minyak ditimbang sebanyak 10
selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium gram. Ditambahkan 50 mL alkohol netral
untuk dianalisa parameter bau, warna, 95%, kemudian dipanaskan dalam
kadar air, uji minyak pelikan, bilangan penangas air selama + 10 menit sambil
asam, dan bilangan peroksida. Percobaan diaduk.
diulang sampai minggu ke 2, minggu ke 3 Larutan dititar dengan KOH 0,05 N
dan minggu ke 4 untuk penyimpanan dengan indikator PP1% dalam alkohol,
terbuka. sampai tepat terlihat warna merah jambu.
Perhitungan bilangan asam dilakukan
dengan rumus :

Kualitas minyak goreng curah yang beredar di Pasar.….…………................…….(Eva Yulia, dkk)


31
Ekologia, Vol. 17 No.2 , Oktober 2017: 29-38

Bilangan asam = A x N x 56,1


Gram Contoh HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut data hasil penelitian yang
Keterangan : telah dilakukan.
A = Jumlah mL KOH untuk titrasi
Analisis Fisika
N = Normalitas KOH Analisis fisika meliputi uji bau dan
56,1 = Bobot molekul KOH warna secara organoleptik.
Analisis Bau
Bilangan Peroksida (SNI 01-3555-1998)
Contoh ditimbang sebanyak 10 Tabel 3. Hasil Analisis Bau pada
gram ke dalam labu erlenmeyer, Penyimpanan Tertutup
ditambahkan 30 mL campuran pelarut yang
Pasar Sampel
terdiri dari 60 persen Asam asetat glasial
dan 40 persen Kloroform. Selanjutnya 1 II
ditambahkan 1 gram kristal KI dikocok. A Normal Normal
Diamkan di dalam ruang gelap selama 30 B Normal Normal
menit. C Normal Normal
Larutan ditambahkan 30 mL air.
D Normal Normal
Kemudian dititar dengan Tio 0,02 N
sampai warna coklat menjadi kuning, E Normal Normal
ditambahkan indikator kanji 1%, titik akhir F Normal Normal
diketahui dengan perubahan warna dari G Normal Normal
biru menjadi tidak berwarna. Dengan cara H Normal Normal
yang sama juga dibuat titrasi blanko. Pada analisis bau, pada
Bilangan peroksida dapat dihitung penyimpanan tertutup ( lihat Tabel 3)
menggunakan rumus di bawah ini : didapatkan bau normal, pada penyimpanan
terbuka dapat dilihat pada Tabel 4 untuk
Milligram oksigen per 100 gram minggu ke 0, 1, dan 2 didapatkan bau
normal, sedangkan pada minggu ke 3 dan 4
= ( a-b ) x N x BE Oksigen x 100 didapatkan bau agak tengik.
Gram contoh Bau tengik dapat terjadi karena
proses oksidasi. Proses oksidasi ini
Keterangan : berlangsung bila terjadi kontak antara
a = mL larutan Tio untuk titrasi contoh. sejumlah oksigen dengan minyak. Selain
b = mL larutan Tio untuk titrasi blanko. itu penyimpanan yang salah dapat
N= normalitas larutan Tio menyebabkan terjadinya hidrolisis yaitu
8 = bobot ekivalen oksigen. pecahnya trigliserida menjadi gliserol dan
2.4.3.4 Uji Minyak Pelikan (SNI - FFA (free fatty acid) atau asam lemak
3741- 2002) jenuh. Reaksi hidrolisis yang dapat
Diambil sampel 1 mL dan dimasukkan menyebabkan kerusakan minyak terjadi
ke dalam tabung reaksi, kemudian karena adanya sejumlah air dalam minyak
ditambahkan KOH 5 N dalam alkohol 96% atau lemak tersebutyang menghasilkan
dan dipanaskan dalam penangas air. flavor dan bau tengik pada minyak tersebut
Kedalam larutan disemprotkan air, jika (Ketaren, 1986)
larutan keruh menandakan adanya minyak
pelikan. Sebagai kontrol positif digunakan
parafin yang diperlakukan seperti sampel.

Kualitas minyak goreng curah yang beredar di Pasar.….…………................…….(Eva Yulia, dkk)


32
Ekologia, Vol. 17 No.2 , Oktober 2017: 29-38

Tabel 4. Hasil Analisis Bau pada Penyimpanan Terbuka


Pasar Minggu ke
0 1 2 3 4
A Normal Normal Normal Agak tengik Agak tengik
B Normal Normal Normal Agak tengik Agak tengik
C Normal Normal Normal Agak tengik Agak tengik
D Normal Normal Normal Agak tengik Agak tengik
E Normal Normal Normal Agak tengik Agak tengik
F Normal Normal Normal Agak tengik Agak tengik
G Normal Normal Normal Agak tengik Agak tengik
H Normal Normal Normal Agak tengik Agak tengik

Pada analisis bau, pada


penyimpanan tertutup ( lihat Tabel 3) Tabel 6. Hasil Analisis Warna pada
didapatkan bau normal, pada penyimpanan Penyimpanan Terbuka
terbuka dapat dilihat pada Tabel 4 untuk
minggu ke 0, 1, dan 2 didapatkan bau Pasar Minggu ke
normal, sedangkan pada minggu ke 3 dan 4 0 1 2 3 4
A1 ** ** ** *** ***
didapatkan bau agak tengik.
II ** ** ** *** ***
Bau tengik dapat terjadi karena proses BI * * * *** ***
oksidasi. Proses oksidasi ini berlangsung II ** ** ** *** ***
bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen CI * * * *** ***
dengan minyak. Selain itu penyimpanan II ** ** ** *** ***
DI * * * *** ***
yang salah dapat menyebabkan terjadinya
II ** ** ** *** ***
hidrolisis yaitu pecahnya trigliserida EI * * * *** ***
menjadi gliserol dan FFA (free fatty acid) II ** ** ** *** ***
atau asam lemak jenuh. Reaksi hidrolisis FI * * * *** ***
yang dapat menyebabkan kerusakan II * * * *** ***
GI ** ** ** *** ***
minyak terjadi karena adanya sejumlah air
II * * * *** ***
dalam minyak atau lemak tersebutyang HI * * * *** ***
menghasilkan flavor dan bau tengik pada II ** ** ** *** ***
minyak tersebut (Ketaren, 1986). Keterangan : * = warna kuning pucat
Analisis Warna ** = warna kuning
Hasil analisis warna dapat di lihat *** = warna kuning kecoklatan
pada tabel di bawah ini.
Pada penyimpanan tertutup dapat
Tabel 5. Hasil Analisis Warna pada dilihat pada Tabel 5 didapatkan warna
Penyimpanan Tertutup minyak goreng bervariasi dari kuning pucat
Pasar Sampel hingga kuning dan hasil ini memenuhi
I II
A ** *
persyaratan SNI-3741-2002. Pada
B * ** penyimpanan terbuka dapat dilihat pada
C * * Tabel 6, dari mulai minggu ke 0 minggu ke
D * ** 1 sampai minggu ke 2 didapatkan warna
E ** * yang memenuhi persyaratan SNI-3741-
F * *
G ** *
2002. Pada penyimpanan terbuka dari
H ** * mulai minggu ke 3 sampai minggu ke 4

Kualitas minyak goreng curah yang beredar di Pasar.….…………................…….(Eva Yulia, dkk)


33
Ekologia, Vol. 17 No.2 , Oktober 2017: 29-38

diperoleh warna minyak goreng curah


berwarna kuning kecoklatan.

Warna minyak atau lemak Tabel 7. Hasil Analisis Kadar Air pada
ditimbulkan oleh adanya pigmen Penyimpanan Terbuka
komponentertentu, sedangkan warna
kuning ditimbulkan oleh pigmen karoten Pasar
Minggu
yang larut. Warna gelappada minyak atau 0 1 2 3 4
lemak biasanya menandakan kerusakan A 0,311 0,390 0,416 0,420 0,70
6
karena oksidasi,aktifitas enzim atau sebab- B 0,208 0,211 0,380 0,388 0,51
sebab lain. Enzim dapat menguraikan 4
minyak dan akan menyebabkan minyak C 0,153 0,253 0,292 0,433 0,43
tersebut menjaditengik, ketengikan itu 9
disebut "enzymatic rancidity". Lipase yang D 0,269 0,311 0,315 0,322 0,34
4
bekerja memecah lemak menjadigliserol E 0,156 0,289 0,310 0,431 0,46
dan asam lemak serta menyebabkan 8
minyak berwarna gelap. F 0,190 0,193 0,202 0,341 0,35
6
G 0,238 0,301 0,309 0,438 0,44
Analisis Kimia 6
H 0,329 0,393 0,398 0,402 0,50
Kadar Air 2
Hasil analisis kadar air yang
dilakukan terhadap minyak goreng curah Hasil analisis kadar air minyak
dapat di lihat pada grafik di bawah ini. goreng curah pada penyimpanan terbuka
dapat dilihat pada Tabel 7. Pada minggu ke
0,313
0,35 0, kadar air tertinggi berada di Pasar A dan
0,3
0,25 0,223 0,208
Pasar H dan tidak memenuhi persyaratan
0,195 0,185 0,187
0,2 0,15 0,167 SNI - 3741- 2002. Sedangkan untuk Pasar
0,15
0,1
B, Pasar C, Pasar D, Pasar E, Pasar F dan
0,05 Pasar G didapatkan hasil memenuhi
0 persyaratan SNI untuk minyak goreng
Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar
A B C D E F G H kualitas II yaitu di bawah 0,3 %.
Pada minggu ke 1 didapatkan kadar air
minyak goreng curah yang melebihi
Gambar 1. Grafik Hasil Analisis Kadar Air
persyaratan SNI - 3741- 2002 yaitu Pasar
pada Penyimpanan tertutup
A, Pasar D, Pasar G dan Pasar H.
Sedangkan Pasar B, Pasar C, Pasar E dan
Hasil analisis kadar air minyak
Pasar F didapatkan hasil memenuhi
goreng curah pada penyimpanan tertutup,
persyaratan SNI untuk minyak kualitas II.
dapat dilihat pada Gambar 1 didapatkan
Pada minggu ke 2 didapatkan kadar
kadar air tertinggi berada di Pasar A yaitu
air yang melebihi persyaratan SNI - 3741-
sebesar 0,313 % dan nilai ini melebihi
2002 yaitu Pasar A, Pasar B, Pasar D,
persyaratan SNI - 3741- 2002. Sedangkan
Pasar E, Pasar G dan Pasar H. Sedangkan
untuk Pasar B, Pasar C, Pasar D, Pasar E,
Pasar C dan Pasar F didapatkan hasil
Pasar F, Pasar G dan Pasar H didapatkan
memenuhi persyaratan SNI untuk minyak
hasil memenuhi persyaratan SNI.
kualitas II.
Pada minggu ke 3 dan minggu ke 4
didapatkan kadar air untuk semua pasar
Kualitas minyak goreng curah yang beredar di Pasar.….…………................…….(Eva Yulia, dkk)
34
Ekologia, Vol. 17 No.2 , Oktober 2017: 29-38

tradisional di daerah Jabotabek yang curah semua pasar tradisional di daerah


melebihi persyaratan SNI - 3741- 2002. Jabotabek memenuhi persyaratan SNI -
Penyimpanan minyak goreng yang 3741- 2002 yaitu sebesar 0,6 mg KOH/g
dibiarkan terbuka dapat menyerap uap air untuk minyak kualitas I dan 2 mg KOH/g
dari udara. Menurut Ketaren (1986), air untuk minyak kualitas II.
juga merupakan bahan yang mampu Air yang terdapat dalam minyak
memicu pertumbuhan mikroba yang dapat goreng curah dapat menghidrolisis minyak
memproduksi enzim untuk menghidrolisis sehingga menghasilkan asam lemak.
lemak dan dapat menyebabkan ketengikan
pada minyak. Tabel 8. Hasil Analisis Bilangan Asam
Penyebab ketengikan dalam minyak pada Penyimpanan Terbuka
dan lemak dibagi atas tiga golongan, yaitu
oxidative rancidity (ketengikan oleh Minggu
Pasar
oksidasi), enzymaticrancidity(ketengikan 0 1 2 3 4
oleh enzim) dan hydrolitic rancidity A 0,537 0,611 0,649 0,662 0,915
(ketengikan oleh proses hidrolisis)
B 0,338 0,343 0,623 0,628 0,750
(Djatmiko, Bambang, Goutara dan Irawadi.
1985). C 0,203 0,402 0,506 0,671 0,682
Peningkatan kadar air minyak
goreng selama penyimpanan disebabkan D 0,441 0,538 0,551 0,557 0,583
oleh reaksi oksidasi. Selama proses
E 0,206 0,451 0,523 0,666 0,707
oksidasi berlangsung, akan terbentuk gas
CO2, asam-asam volatil, aldehid dan juga F 0,351 0,354 0,365 0,578 0,591
dihasilkan sejumlah molekul air
(Ketaren,1986). G 0,390 0,507 0,513 0,678 0,683

H 0,569 0,627 0,635 0,641 0,746


Bilangan Asam
Hasil analisis bilangan asam pasar
tradisional di daerah Jabotabek dapat Hasil analisis bilangan asam
dilihat pada grafik di bawah ini. minyak goreng curah pada penyimpanan
terbuka dapat dilihat pada Tabel 8. Pada
0,6 0,548 minggu ke 0, didapatkan bilangan asam
0,5
0,357 0,347 0,369 minyak goreng curah untuk semua pasar
0,4 0,303 0,323
0,3 0,253 tradisional di daerah Jabotabek memenuhi
0,194
0,2 persyaratan SNI - 3741- 2002.
0,1 Pada penyimpanan terbuka di
0
Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar
minggu ke 1 didapatkan bilangan asam
A B C D E F G H minyak goreng curah untuk Pasar B, Pasar
C, Pasar D, Pasar E, Pasar F dan Pasar G
Gambar 2. Grafik Hasil Analisis Bilangan memenuhi persyaratan SNI - 3741- 2002
Asam pada Penyimpanan untuk minyak kualitas I, sedangkan pada
Tertutup Pasar A dan Pasar H memenuhi
persyaratan SNI - 3741- 2002 untuk
Hasil analisis bilangan asam minyak kualitas II.
minyak goreng curah pada penyimpanan Pada penyimpanan terbuka di
tertutup dapat dilihat pada Gambar 2, minggu ke 2 didapatkan bilangan asam
didapatkan bilangan asam minyak goreng minyak goreng curah untuk Pasar C, Pasar
D, Pasar E, Pasar F dan Pasar G memenuhi
Kualitas minyak goreng curah yang beredar di Pasar.….…………................…….(Eva Yulia, dkk)
35
Ekologia, Vol. 17 No.2 , Oktober 2017: 29-38

persyaratan SNI - 3741- 2002 untuk


minyak kualitas I, sedangkan pada Pasar A, Hasil analisis bilangan peroksida
Pasar B dan Pasar H memenuhi persyaratan pada penyimpanan tertutup dapat di lihat
SNI - 3741- 2002 untuk minyak kualitas II. pada Gambar 3, didapatkan bilangan
Pada penyimpanan terbuka di peroksida untuk Pasar B, Pasar C, Pasar D,
minggu ke 3 didapatkan bilangan asam Pasar E, Pasar F, Pasar G, Pasar H
minyak goreng curah untuk Pasar D dan memenuhi persyaratan SNI - 3741- 1995,
Pasar F memenuhi persyaratan SNI - 3741- sedangkan untuk Pasar A didapatkan
2002 untuk minyak kualitas I, sedangkan bilangan peroksida sebesar 1,603 mg
pada Pasar A, Pasar B, Pasar C, Pasar D, Oksigen/100g sehingga tidak memenuhi
Pasar G dan Pasar H memenuhi persyaratan SNI - 3741- 1995.
persyaratan SNI - 3741- 2002 untuk
minyak kualitas II. Tabel 9. Hasil Analisis Bilangan Peroksida
Pada penyimpanan terbuka di pada Penyimpanan Terbuka
minggu ke 4 didapatkan bilangan asam Pasar
Minggu
minyak goreng curah untuk Pasar D dan 0 1 2 3 4
Pasar F memenuhi persyaratan SNI - 3741- A 1,780 2,089 3,146 4,318 8,150
B 1,667 1,907 2,636 4,733 9,167
2002 untuk minyak kualitas I, sedangkan C 1,618 2,630 3,870 6,150 10,181
pada Pasar A, Pasar B, Pasar C, Pasar E, D 1,616 2,744 4,015 6,169 10,218
Pasar G dan Pasar H memenuhi E 1,805 3,587 4,929 5,932 8,573
persyaratan SNI - 3741- 2002 untuk F 1,732 3,118 4,331 5,758 8,446
minyak kualitas II. G 1,649 2,055 3,249 4,415 7,806
H 2,086 2,850 4,405 5,662 9,628
Peningkatan bilangan asam dapat
disebabkan oleh reaksi hidrolisis, yaitu
minyak atau lemak akan diubah menjadi Hasil analisis bilangan peroksida
gliserol dan asam lemak. Reaksi ini akan minyak goreng curah pada penyimpanan
mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang terbuka dapat dilihat pada Tabel 9. Pada
menghasilkan flavor dan bau tengik pada minggu ke 0 sampai minggu ke 4,
minyak tersebut (Ketaren, 1986). didapatkan bilangan peroksida minyak
goreng curah untuk semua pasar tradisional
di daerah Jabotabek tidak memenuhi
Bilangan Peroksida
Hasil analisis bilangan peroksida persyaratan SNI - 3741- 1995 yaitu sebesar
minyak goreng curah dapat dilihat pada 1,6 mg mg Oksigen/100 g.
grafik di bawah ini. Secara umum tingginya bilangan
peroksida karena proses oksidasi. Okidasi
dapat berlangsung bila terjadi kontak
1,8 1,603
antara sejumlah oksigen dengan minyak
1,6 1,388 1,326 1,454 1,416 1,357
1,4 1,295 1,272 atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini
1,2 akan mengakibatkan bau tengik pada
1
0,8
minyak dan lemak. Selain itu juga
0,6 kenaikan bilangan peroksida disebabkan
0,4 oleh suhu dan pengaruh cahaya.
0,2
0 Penyimpanan minyak goreng curah di
Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar pasar tradisional sebagian besar terkena
A B C D E F G H
langsung sinar matahari sehingga
Gambar 3. Grafik Hasil Analisis Bilangan meningkatkan suhu. Selain itu sebelum
Peroksida pada Penyimpanan dikemas, minyak goreng curah dibiarkan
Tertutup terbuka, kecepatan oksidasi lemak yang

Kualitas minyak goreng curah yang beredar di Pasar.….…………................…….(Eva Yulia, dkk)


36
Ekologia, Vol. 17 No.2 , Oktober 2017: 29-38

dibiarkan di udara akan bertambah dengan berbau normal tetapi pada minggu ke 3
kenaikan suhu. Untuk mengurangi dan ke 4 berbau agak tengik. Sedangkan
kerusakan minyak agar dapat bertahan untuk warna pada penyimpanan tertutup
dalam waktu yang lebih lama, dapat dan terbuka dari minggu ke 0 sampai ke
dilakukan dengan cara menyimpan lemak 2 berwarna kuning pucat dan kuning,
pada suhu yang rendah. tetapi pada minggu ke 3 dan 4 berwarna
Faktor-faktor yang dapat mempercepat kuning kecoklatan.
oksidasi pada minyak adalah suhu, cahaya 2. Kadar air pada penyimpanan tertutup
atau penyinaran, tersedianya oksigen dan rata-rata memiliki mutu baik, sedangkan
adanya logam-logam yang bersifat sebagai pada penyimpanan terbuka rata-rata
katalisator proses oksidasi. Oleh karena itu, kadar air tidak memenuhi persyaratan.
minyak harus disimpan pada kondisi 3. Bilangan asam minyak goreng curah
penyimpanan yang sesuai dan bebas dari pada penyimpanan tertutup dan terbuka
pengaruh logam dan harus dilindungi dari rata-rata memenuhi persyaratan SNI -
kemungkinan serangan oksigen, cahaya 3741- 2002 untuk minyak kualitas II.
serta temperatur tinggi.Keadaan 4. Bilangan peroksida pada penyimpanan
lingkungan yang mempengaruhi tertutup untuk semua lokasi pasar
penyimpanan minyak dan lemak, yaitu RH memenuhi persyaratan kecuali Pasar A.
(kelembaban udara) ruang penyimpanan, Untuk penyimpanan terbuka tidak
suhu (temperatur), ventilasi, tekanan dan memenuhi persyaratan.
masalah pengangkutan (Ketaren, 1986). 5. Uji minyak pelikan minyak goreng
curah didapatkan hasil negatif.
Uji Minyak Pelikan
Hasil analisis uji minyak pelikan
didapatkan hasil negatif (Tabel 10). Ini DAFTAR PUSTAKA
menyatakan belum ditemukannya minyak
Badan Standarisasi Nasional. SNI 01-3555-
goreng curah yang dipalsukan dengan
1998 (Cara Uji Minyak dan
minyak mineral atau oli.
Lemak). Badan Standarisasi
Tabel 10. Hasil Analisis Uji Minyak
Nasional. Jakarta
Pelikan Minyak Goreng Curah
Badan Standarisasi Nasional. SNI - 3741-
1995 (Standar Mutu Minyak
Pasar Sampel
Goreng). Badan Standarisasi
1 2 Nasional. Jakarta.
A NNegatif Negatif Badan Standarisasi Nasional. SNI - 3741-
B Negatif Negatif 2002 (Standar Mutu Minyak
C Negatif Negatif Goreng). Badan Standarisasi
D Negatif Negatif Nasional. Jakarta.
E Negatif Negatif Djatmiko, Bambang, Goutara dan Irawadi.
F Negatif Negatif 1985. Pengolahan Kelapa I. Jurusan
G Negatif Negatif Teknologi Industri Pertanian,
H Negatif Negatif FATETA-IPB, Bogor.
Girindra Aisjah. 1986. Biokimia 1. PT
SIMPULAN Gramedia. Jakarta.
Berdasarkan analisis yang telah Titis Permata Jati. 2012. Rendah Konsumsi
dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Minyak Goreng dalam Kemasan.
1. Untuk penampakan fisik dari bau pada http://www.surya.co.id.. Diakses
penyimpanan tertutup dan penyimpanan tanggal 2 Maret
terbuka sampai minggu ke 2 masih
Kualitas minyak goreng curah yang beredar di Pasar.….…………................…….(Eva Yulia, dkk)
37
Ekologia, Vol. 17 No.2 , Oktober 2017: 29-38

Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Winarno, F.G. 1993. Pangan Gizi,


Minyak dan Lemak Pangan. UI- Teknologi dan Konsumen.
Press. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Ritonga,M.Yusuf. 2004. Pengaruh Winarno,F.G. 1997. Kimia Pangan dan
Bilangan Asam Terhadap Hidrolisa Gizi. PT Gramedia. Jakarta.
Minyak Kelapa Sawit. Winarno,F.G. 1999.Minyak Goreng Dalam
Universitas Sumatra Utara. Medan. Menu Masyarakat. Balai Pustaka.
Jakarta

Kualitas minyak goreng curah yang beredar di Pasar.….…………................…….(Eva Yulia, dkk)


38

Potrebbero piacerti anche