Sei sulla pagina 1di 15

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No.

1 Januari 2019

ISCHEMIC STROKE: SYMPTOMS, RISK FACTORS, AND PREVENTION

Diah Mutiarasari1,2 diah.mutiarasari@untad.ac.id

1
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat - Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran,
Universitas Tadulako
2
Rumah Sakit Umum Tadulako

ABSTRACT

Stroke is still one of the main health problems, not only in Indonesia but also in the
world. Based on several studies, it was found that 1 in 6 people in the world would experience
stroke throughout his or her life. Stroke contributed 10% of all deaths in the world and it is
the third leading cause of death after coronary heart disease (13%) and cancer (12%) in
developed countries. Meanwhile about 7.9% of all deaths in Indonesia were caused by
strokes. Some among the most important factors are hypertension, smoking, dyslipidemia,
diabetes mellitus, obesity, and heart diseases. One of the efforts to reduce the incidence of
stroke is by early prevention both before and after an attack. Prevention of stroke consists
of primary and secondary preventions. It is hoped that people could avoid strokes and those
who had been diagnosed with stroke could get faster treatment according to medical
standards.

Keywords: stroke, ischemic, risk factor, prevention


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

60 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention

ABSTRAK

Stroke masih menjadi salah satu masalah utama kesehatan, bukan hanya di Indonesia namun
di dunia. Berdasarkan penelitian menyatakan bahwa 1 diantara 6 orang di dunia akan
mengalami stroke di sepanjang hidupnya. Stroke sebesar 10% dari seluruh kematian di dunia
merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit jantung koroner (13%) dan kanker
(12%) di negara – negara maju, sedangkan dari seluruh jumlah kematian di Indonesia
disebabkan oleh stroke (7,9 %). Beberapa faktor risiko yang paling penting adalah hipertensi,
merokok, dislipidemia, diabetes mellitus, obesitas, dan penyakit jantung. Salah satu upaya
untuk menurunkan tingkat kejadian stroke dengan melakukan pencegahan sejak dini pada
pasien stroke sangatlah penting, baik sebelum maupun sesudah terjadi serangan. Pencegahan
penyakit stroke terdiri dari pencegahan primer dan sekunder, sehingga masyarakat dapat
terhindar dari stroke dan yang dalam perawatan stroke mendapatkan penanganan cepat dan
tepat sesuai standar pelayanan stroke. Kata kunci: stroke, iskemik, faktor risiko,
pencegahan.

PENDAHULUAN sepanjang hidupnya, sedangkan data


American Health Association (AHA)
Stroke memiliki angka kematian
menyebutkan bahwa setiap 40 detik
dan kecacatan yang tinggi.
terdapat 1 kasus baru stroke dengan
Stroke merupakan penyebab utama
prevalensi 795.000 pasien stroke baru atau
kecacatan fisik pada usia produktif dan
berulang terjadi setiap tahunnya dan kira-
usia lanjut. Di Negara maju stroke menjadi
kira setiap 4 menit terdapat 1 pasien stroke
penyebab nomor satu 1 admisi pasien ke
meninggal. Angka kematian akibat stroke
rumah sakit, dengan proporsi kematian
ini mencapai 1 per 20 kematian di
sebanyak 20% dalam 28 hari pertama
Amerika
perawatan.[1] Menurut World
Serikat.[2]
Stroke Organization bahwa 1 diantara 6
orang di dunia akan mengalami stroke di
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

DEFINISI bersama dengan Afrika dan Amerika


“Stroke adalah gangguan Utara. Insiden stroke di seluruh dunia
fungsional otak yang terjadi sebesar 15 juta orang setiap tahunnya,
secara mendadak dengan tanda klinis fokal sepertiganya meninggal dan sepertiganya
atau global yang berlangsung lebih dari 24 mengalami kecacatan permanen. Sekitar
jam (kecuali ada tindakan dari pembedahan 795.000 pasien stroke baru atau berulang

atau kematian) tanpa tanda – tanda terjadi setiap tahunnya. Sekitar 610.000

penyebab non vaskuler, termasuk adalah serangan pertama dan 185.000


adalah serangan berulang. Angka
61 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention

didalamnya tanda – tanda perdarahan kematian akibat stroke ini mencapai 1 per
subarakhnoid, perdarahan intraserebral, 18 kematian di Amerika Serikat. Kurun
iskemik atau infark serebri”.[3] waktu 5 tahun, lebi dari setengah pasien
stroke berusia > 45 tahun akan meninggal
EPIDEMIOLOGI [2,4-5]

Stroke sebesar 10% dari seluruh Data World Health Organization (WHO)
kematian di dunia merupakan penyebab menunjukkan bahwa kematian sebesar 7,9
kematian nomor 3 setelah penyakit % dari seluruh jumlah kematian di
jantung koroner (13%) dan kanker (12%) Indonesia disebabkan oleh stroke.[4]
di negara – negara maju. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
Prevalensi stroke bervariasi di berbagai (Rikesda, 2013) bahwa prevalensi stroke di
belahan dunia. Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga
Amerika Serikat adalah sekitar 7 juta kesehatan sebesar 7 per 1000 penduduk dan
(3,0%), sedangkan di Cina prevalensi yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau
stroke berkisar antara 1,8% (pedesaan) gejala sebesar 12,1 per 1000 penduduk.
dan 9,4% (perkotaan). Di seluruh dunia, Prevalensi stroke berdasarkan terdiagnosis
Cina merupakan negara dengan tingkat tenaga kesehatan dan gejala tertinggi
kematian cukup tinggi akibat stroke terdapat di Sulawesi Selatan (17,9 ‰), DI
(19,9% dari seluruh kematian di Cina),

62 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

Yogyakarta (16,9 ‰), Sulawesi Tengah


(16,6‰), diikuti Jawa
Timur sebesar 16 ‰ (Riskesdas, 2013).
Prevalensi stroke di Sulawesi Tengah
sebesar 16,6‰ lebih tinggi dibandingkan
prevalensi stroke di Indonesia 12,1‰.
Prevalensi stroke yang tinggi di Sulawesi
Tengah pada penduduk berusia diatas 75
tahun (84,6‰) dan jenis kelamin laki-laki
(17,3‰).[6]
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

PATOLOGI DAN TIPE diketahui Penyebabnya (22,2%). Stroke


Patologi stroke diklasifikasikan iskemik dengan aterosklerosis
pada sebagai stroke iskemik dan stroke pembuluh darah besar dan stroke
lakunar hemoragik. Stroke iskemik lebih sering adalah jenis patologi yang utama.[7]
ditemukan daripada stroke hemoragik.
TANDA DAN GEJALA
Penelitian yang dilakukan
Serangan untuk tipe stroke apa pun
Hsieh et_al., di Taiwan pada 30.599 akan menimbulkan defisit neurologis yang
pasien stroke, memperlihatkan proporsi bersifat akut. Tanda dan gejala stroke:[12]
stroke iskemik 74,0% dan stroke
1. Hemidefisit motorik
[7]
hemoragik 26,0%. Stroke iskemik atau
2. Hemidefisit sensorik
stroke non hemoragik adalah kematian
3. Penurunan kesadaran
jaringan otak karena gangguan aliran
4. Kelumpuhan nervus VII (fasialis) dan
darah ke daerah otak, yang disebabkan nervus XII (hipoglosus) yang bersifat
oleh tersumbatnya arteri serebral atau sentral
servikal atau yang kurang mungkin
5. Afasia dan demensia
tersumbat, vena serebral.[8] Klasifikasi
6. Hemianopsia
stroke iskemik yang sering digunakan
7. Defisit batang otak
pada penelitian untuk mengklasifikasikan

subtipe stroke iskemik adalah klasifikasi


FAKTOR RISIKO
Trial of ORG 10172 in Acute Stroke
a. Faktor risiko yang tidak dapat
Treatment (TOAST),
yaitu (1)
dimodifikasi
aterosklerosis pembuluh darah besar, (2)
Usia, jenis kelamin dan riwayat
kardioembolik, (3) lakunar, (4) penyebab keluarga adalah faktor risiko yang tidak
lain, dan (5) tidak diketahui dapat
dimodifikasi. Pada penelitian di
penyebabnya.[9-11]
64 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

Taiwan menunjukkan bahwa stroke terjadi


Penelitian yang dilakukan Hsieh et pada usia 69,9 tahun. Prevalensi stroke
al., memperlihatkan bahwa stroke dengan lebih tinggi pada pria sebesar 59,8%
aterosklerosis pembuluh darah besar dibanding wanita.[7] Penelitian yang
(27,7%), lakunar (37,7%), kardioembolik dilakukan Riset Kesehatan Dasar
(10,9%), penyebab lain (1,5%) dan tidak
menunjukkan bahwa prevalensi stroke di diabetes melitus, obesitas, alkohol dan
Indonesia pada laki – laki adalah di atas atrial fibrillation adalah faktor risiko yang
75 tahun (67,0‰). Data Riskesdas dapat dimodifikasi.[14] Pada penelitian
Provinsi Sulawesi Tengah tertinggi pada Hsieh et al di Taiwan menunjukkan bahwa
penduduk berusia diatas 75 tahun (84,6‰) faktor – faktor risiko penyebab stroke
dan jenis kelamin laki-laki (17,3‰) lebih adalah hipertensi (79,2%), merokok
tinggi dibanding pada perempuan (40,4%), dislipidemia (49,4), diabetes
(15,8‰).[6] Riwayat keluarga merupakan mellitus (45,4%), obesitas (23,7%), dan
faktor risiko yang tidak dapat atrial fibrillation (16,5%). Hal ini sesuai
dimodifikasi. Penelitian Jood et al bahwa dengan penelitian dari Riset Kesehatan
riwayat keluarga merupakan faktor risiko Dasar menunjukkan bahwa masyarakat
penyebab stroke iskemik sebesar 41% menderita hipertensi (25,8%), masyarakat
(229 partisipan) dengan oods ratio berusia > 15 tahun memiliki kadar LDL
multivariat (OR: 1,75;95% CI, 1,26-2,43). yang tinggi (15,9%), masyarakat
Penelitian ini riwayat keluarga juga di menderita penyakit jantung koroner
analisis berdasarkan klasifikasi subtipe (1,5%), masyarakat berusia > 15 tahun
stroke iskemik (klasifikasi Trial of ORG yang merokok (36,3%), dan masyarakat
10172 in Acute Stroke Treatment berusia > 10 tahun kurang konsumsi buah
(TOAST)) yakni aterosklerosis pembuluh dan sayur (93,5%).[6-7]
darah besar (OR: 1,88;95% CI, 1,02-3,44),
lakunar (OR 1,79;95% CI, 1,13-2,84), dan DIAGNOSIS
tidak diketahui penyebabnya (OR : Cara membedakan jenis patologi stroke
1,70;95% CI,1,13-2,56), tetapi tidak pada dapat dilakukan pemeriksaan neuroimaging
[13]
kardioembolik. (CT Scan kepala atau MRI). Stroke dengan
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi lesi yang luas, misalnya di daerah kortikal
Hipertensi, merokok, dislipidemia, atau ganglia basalis, gambaran abnormal

65 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

CT scan kepala baru akan muncul setelah 1-


3 jam. Pemeriksaan CT Scan kepala PENATALAKSANAAN
dilakukan dalam 24 jam pertama sejak Tujuan terapi adalah memulihkan
admisi pasien ke rumah sakit.[8,15] Diagnosis perfusi ke jaringan otak yang mengalami
stroke akut dapat ditegakkan dengan lebih infark dan mencegah serangan stroke
cepat dan akurat dengan menggunakan MRI berulang. Terapi dapat menggunakan
terkini (resolusinya lebih tinggi, munculnya Intravenous recombinant tissue
gambaran abnormal lebih cepat, dan dapat plasminogen activator (rtPA) yang
menilai lesi di batang otak). Jika merupakan bukti efektivitas dari
penampakan tidak khas atau tidak trombolisis, obat antiplatelet dan
menunjukkan stroke, maka seorang klinisi antikoagulan untuk mencegah referfusi
harus tetap menganggap itu adalah stroke pada pasien stroke iskemik.
dan dilanjutkan dengan penentuan apakah a. Intravenous recombinant tissue
pasien adalah calon untuk mendapatkan plasminogen activator (rt-PA)
terapi akut. Obat ini juga disebut dengan rrt PA,
Ada 4 komponen untuk merawat t-PA, tPA, alteplase (nama generik), atau
pasien – pasien stroke iskemik akut [8
(1). aktivase atau aktilise (nama dagang).
Terapi akut dan optimalisasi status Pedoman terbaru bahwa rt-PA harus
neurologis diberikan jika pasien memenuhi kriteria
(2). Penentuan etiologi untuk melakukan untuk perawatan. Pemberian rt-PA
pencegahan sekunder intravena antara 3 dan 4,5 jam setelah onset
(3). Pencegahan kerusakan neurologis atau serangan stroke telah terbukti efektif pada
komplikasi-komplikasi medis (4). uji coba klinis secara acak dan dimasukkan
Pemulihan dan rehabilitasi ke dalam pedoman rekomendasi oleh
Penggunaan neuroimaging Amerika Stroke
sebagai alat diagnosis standar untuk stroke Association (rekomendasi kelas I, bukti
sangat tergantung dari ketersediaan alat ilmiah level B) dan European Stroke
tersebut dan ada tidaknya dokter ahli yang Organisation (rekomendasi kelas I, bukti
kompeten untuk ilmiah level A). Penentuan penyebab stroke
menginterprestasikan hasil pemeriksaan. sebaiknya ditunda hingga setelah memulai

66 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

terapi rt-PA. Dasar pemberian terapi rt-PA rumah sakit (OR, 0,96; 95%CI, 0,95-0,98;
menyatakan pentingnya pemastian p=0,001).[14,16]
diagnosis sehingga pasien tersebut benar – b. Terapi antiplatelet
benar memerlukan terapi rt-PA, dengan Pengobatan pasien stroke iskemik
prosedur CT scan kepala dalam 24 jam dengan penggunaan antiplatelet 48 jam
pertama sejak masuk ke rumah sakit sejak onset serangan dapat menurunkan
dan membantu risiko kematian dan memperbaiki luaran
mengeksklusikan stroke hemoragik.[8,14] pasien stroke dengan cara mengurangi

Keberhasilan pemberian terapi rtPA volume kerusakan otak yang diakibatkan

sangat tergantung dengan waktu pemberian iskemik dan mengurangi terjadinya stroke

terapi. Hasil penelitian ini menunjukkan iskemik ulangan sebesar 25%. Antiplatelet

bahwa pemberian terapi rtPA dalam waktu yang biasa digunakan diantaranya aspirin,

0-90 menit dapat mengurangi komplikasi clopidogrel. Kombinasi aspirin dan

sebesar 9,6%, pemberian terapi rt-PA dalam clopidogrel dianggap untuk pemberian awal

waktu 91180 menit sebesar 10,5%, dan dalam waktu 24 jam dan kelanjutan selama

pemberian terapi rt-PA dalam waktu 181- 21 hari. Pemberian aspirin dengan dosis 81

270 menit sebesar 11,7%, sedangkan oods – 325 mg dilakukan pada sebagian besar

ratio perbandingan waktu pemberian 0-90 pasien. Bila pasien mengalami intoleransi

menit dengan 181-270 menit (OR 0,74; terhadap aspirin dapat diganti dengan

95%CI,0,64-0,86; p=0,001). Hasil menggunakan clopidogrel dengan dosis 75


penelitian ini dapat mendukung upaya mg per hari atau dipiridamol 200 mg dua
intensif untuk mempercepat pasien stroke kali
admisi ke rumah sakit dan pemberian terapi sehari.[8,17]
trombolitik dalam 4,5 jam pertama setelah Hasil uji coba pengobatan
onset serangan stroke, sehingga dapat antiplatelet terbukti bahwa data pada pasien
mengurangi besar keparahan stroke (OR stroke lebih banyak penggunaannya
2,8; 95%CI,2,5-3,1), perdarahan daripada pasien kardiovaskular akut,
intrakranial (OR 0,96; 95%CI, 0,95-0,98; mengingat otak memiliki kemungkinan
p=0,001) dan penurunan mortalitas di besar mengalami komplikasi perdarahan.
Uji klinis telah menunjukkan bahwa
67 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

antiplatelet hanya memiliki sedikit manfaat pasien dengan fibrilasi atrium dan stroke
untuk pengobatan.[8] Hal ini sesuai dengan kardioemboli. Terapi antikoagulan untuk
penelitian yang dilakukan Taylor et al yang stroke kardioemboli dengan pemberian
menyatakan tidak ada perbedaan yang heparin yang disesuaikan dengan berat
bermakna pada pemberian aspirin pada badan dan warfarin (Coumadin) mulai
pasien stroke iskemik dalam waktu 48 jam dengan 5-10 mg per hari. Terapi
pertama sejak admisi ke rumah sakit, baik antikoagulan untuk stroke iskemik akut
sebelum dan sesudah penerapan clinical tidak pernah terbukti efektif. Bahkan di
pathway (46% vs 61%; p = 0,117).[18] Hasil antara pasien dengan fibrilasi atrium,
ini berbeda dengan penelitian yang tingkat kekambuhan stroke hanya 5 – 8%
dilakukan Panella et al bahwa setelah pada 14 hari pertama, yang tidak berkurang
penerapan clinical pathway pemberian dengan pemberian awal antikoagulan
aspirin pada pasien stroke iskemik dalam akut.[9] Hal ini sama dengan hasil penelitian
waktu 48 jam pertama sejak admisi ke yang dilakukan Taylor et al yang
rumah sakit mengalami peningkatan pada menyatakan tidak ada perbedaan yang
kelompok setelah penggunaan clinical bermakna pada pemberian warfarin pada
pathway dibandingkan sebelum pasien stroke iskemik dengan hasil
penggunaan clinical pathway (83,5% vs elektrokardiogram (EKG) menunjukkan
74,5%; p=0,03) dengan oods ratio fibrilasi atrium, baik sebelum dan sesudah
multivariat (OR 1,73;95% CI, 1,02-2,75).[1] penerapan clinical pathway (33% vs 40%;
c. Terapi antikoagulan p=0,264).[18]
Terapi antikoagulan sering menjadi
pertimbangan dalam terapi akut stroke REHABILITASI
iskemik, tetapi uji klinis secara acak Terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi
menunjukkan bahwa antikoagulan tidak bicara merupakan bagian dari rehabilitasi
harus secara rutin diberikan untuk stroke pada pasien stroke yang harus dilakukan
iskemik akut. Penggunaan antikoagulan sesegera mungkin. Melibatkan pasien
harus sangat berhati-hati. Antikoagulan dengan keluarga pasien dan profesional
sebagian besar digunakan untuk (dokter) akan mempercepat proses
pencegahan sekunder jangka panjang pada pemulihan dan rehabilitasi, karena interaksi

68 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

tersebut akan memberikan dukungan dan KOMPLIKASI


motivasi bagi pasien stroke. Pemilihan Stroke merupakan penyakit yang
lokasi rehabilitasi yang sesuai misalnya di mempunyai risiko tinggi terjadinya
rumah, tempat rehabilitasi, fasilitas komplikasi medis, adanya kerusakan
keperawatan yang terlatih, panti jompo, jaringan saraf pusat yang terjadi secara
atau fasilitas perawatan penyakit akut dini pada stroke, sering diperlihatkan
jangka panjang dan memiliki tim adanya gangguan kognitif, fungsional, dan
rehabilitasi merupakan kunci keberhasilan defisit sensorik. Pada umumnya pasien
rehabilitasi stroke.[8] pasca stroke memiliki komorbiditas yang
Canadian Stroke Strategy (CSS) dapat meningkatkan risiko komplikasi
menentukan batas waktu untuk dilakukan medis sistemik selama pemulihan stroke.
penilaian rehabilitasi pada pasien stroke Komplikasi medis sering terjadi dalam
iskemik dilakukan dalam 48 jam sejak beberapa minggu pertama serangan stroke.
admisi ke rumah sakit. Hal tersebut Pencegahan, pengenalan dini, dan
didukung oleh penelitian Panella et al., di pengobatan terhadap komplikasi pasca
Italia dengan besar sampel 476 pasien stroke merupakan aspek penting.
stroke (238 pasien di masing-masing Beberapa komplikasi stroke dapat terjadi
kelompok) menunjukkan bahwa setelah akibat langsung stroke itu sendiri,
penerapan clinical pathway pasien yang imobilisasi atau perawatan stroke. Hal ini
menjalani esesmen rehabilitasi dalam memiliki pengaruh besar pada luaran pasien
waktu 48 jam sejak admisi ke rumah sakit stroke sehingga dapat menghambat proses
mengalami peningkatan pada kelompok pemulihan neurologis dan meningkatkan
setelah penggunaan clinical pathway lama hari rawat inap di rumah sakit.
dibandingkan sebelum penggunaan Komplikasi jantung, pneumonia,
clinical pathway (96,4% vs 57,5%; p= tromboemboli vena, demam, nyeri pasca
<0,001) dengan oods ratio multivariat (OR stroke, disfagia, inkontinensia, dan depresi
20,02; 95% CI, 9,04- adalah komplikasi sangat umum pada
46,12).[1, 15] pasien stroke.[19]
Pasien dengan stroke akut berisiko
tinggi untuk terjadi infeksi. Infeksi yang

69 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

sering terjadi pada pasien stroke pada (OR 3,9; 95% CI, 2,07,5), gangguan
umumnya adalah pneumonia dan infeksi bicara, tingkat keparahan kecacatan
saluran kemih. Kajian sistematis yang pasca stroke, gangguan kognitif dan
melibatkan 137.817 pasien stroke pada disfagia. Organisme yang
Academic Medical Center di Netherland menyebabkan pneumonia biasanya
menunjukkan bahwa angka kejadian infeksi resistensi terhadap antibiotik standar
secara keseluruhan pada pasien stroke dan penilaian kesehatan mulut sangat
sebesar 30%, angka kejadian pneumonia penting untuk mencegah pneumonia
10% dan angka kejadian infeksi saluran (OR 3,9; 95%
kemih sebesar 10%. Pneumonia secara CI, 2,3-6,8).[21]
bermakna dapat menyebabkan kematian di
rumah sakit dengan OR 3,62; 95% CI, 2,80- PENCEGAHAN
4,68 sedangkan infeksi saluran kemih tidak
Pencegahan penyakit stroke terdiri dari
menyebabkan kematian di rumah sakit.[20]
pencegahan primer dan sekunder. Pada
Penatalaksanaan stroke yang
pencegahan primer meliputi upaya – upaya
terstruktur dan melibatkan tim
perbaikan pola hidup dan pengendalian
multidisiplin dapat menurunkan angka
faktor – faktor risiko. Pencegahan ini
komplikasi stroke serta pengawasan
ditujukan kepada masyarakat yang sehat
petugas yang lebih ketat terhadap
dan belum pernah terserang stroke, namun
kemungkinan terjadinya komplikasi
termasuk pada kelompok masyarakat risiko
sangat mempengaruhi pencapaian
tinggi. Upaya - upaya yang dapat dilakukan
luaran pasien stroke menjadi lebih baik.
adalah[22]:
Salah satu komplikasi medis yang
1. mengatur pola makan sehat
paling sering terjadi pada pasien stroke
2. penanganan stress dan beristirahat yang
adalah pneumonia. Pneumonia
cukup
merupakan penyebab utama morbiditas
3. pemeriksaan kesehatan secara teratur dan
dan mortalitas setelah stroke. Penelitian
taat anjuran dokter (diet dan obat)
oleh bahwa risiko pneumonia pasca
Pencegahan sekunder, yakni
stroke lebih tinggi terjadi pada pasien
dengan usia lanjut (>65 tahun) dengan dengan mengendalikan faktor risiko yang

70 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

tidak dapat dimodifikasi dan dapat hasil tes koagulasi abnormal pasca stroke
digunakan sebagai penanda iskemik
(marker) stroke pada masyarakat, 8. pemberian antitrombotik pada pasien
sedangkan pengendalian faktor risiko yang stroke iskemik akut non kardioembolik,
dapat dimodifikasi kita dapat yakni pemilihan antiplatelet dapat
melakukan evaluasi kepada pasien stroke mengurangi risiko stroke berulang dan
saat dirawat maupun ketika keluar dari RS. kejadian kardiovaskular lainnya 9.
Pencegahan sekunder yang dapat dilakukan pemberian terapi statin pada pasien selama
pada pasien stroke iskemik akut periode akut
[23]: 10. revaskularisasi karotid dapat
dilakukan untuk pencegahan sekunder pada
1. pemeriksaan MRI pada beberapa pasien
pasien stroke dengan Modified Rankin
dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan
Scale (MRS) 0-2, jika tidak ada
informasi tambahan dalam penegakan
kontraindikasi.
diagnosis dan dalam membuat perencanaan
11. inisiasi intervensi di RS dengan
perawatan selanjutnya 2. pencitraan non
menggabungkan farmakoterapi dan
invasif rutin dilakukan dalam waktu 24 jam
dukungan terapi perilaku pada pasien stroke
sejak pasien masuk RS, dimana hanya
yang memiliki kebiasaan merokok, serta
untuk pasien dengan Modified Rankin Scale
melakukan konseling rutin agar membantu
(MRS) 0-2 3. monitoring jantung harus
pasien berhenti merokok. 12. memberikan
dilakukan setidaknya selama 24 jam
pendidikan tentang stroke. Pasien harus
pertama 4. pemeriksaan diabetes mellitus
diberikan informasi, saran, dan kesempatan
dengan pengujian glukosa plasma darah,
untuk berdiskusi mengenai dampak stroke
hemoglobin A1c atau tes toleransi glukosa
dalam kehidupan sehari-hari mereka.
oral
Dengan demikian,
5. pengukuran kadar kolesterol darah pada
pentingnya pencegahan sejak dini pada
pasien yang telah medapatkan terapi statin
pasien stroke iskemik akut, baik sebelum
6. penilaian troponin awal dapat diberikan,
maupun sesudah terjadi serangan stroke.
tetapi tidak boleh menunda alteplase IV
Berbagai upaya – upaya pencegahan dapat
atau trombektomi 7. pemberian
antikoagulasi pada pasien yang memiliki berhasil dilakukan jika adanya dukungan

71 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

dari pihak keluarga, masyarakat, DAFTAR PUSTAKA


petugas kesehatan di FKTP, termasuk
1. Panella M, Marchisio S, Brambilla R,
profesional pemberi asuhan (PPA) di RS,
et al. A cluster randomized trial to
sehingga masyarakat dapat terhindar dari assess the effect of clinical pathways
for patients with stroke: results of the
stroke dan yang dalam perawatan stroke
clinical pathways for effective and
mendapatkan penanganan sesuai standar appropriate care study. BMC
pelayanan stroke. Medicine 2012;10(71).
2. Roger V, Go A, Lloyd-Jones D, et, al.
Heart disease and stroke statistics
KESIMPULAN 2011 update : A report from the
American Heart Association.
Stroke adalah penyebab kematian Circulation 2011;123:18-209.
3. WHO. Stroke trends in the WHO
dan disabilitas pertama di Indonesia. Stroke MONICA project.
memerlukan penanganan yang cepat, tepat Stroke
1997;28:500-506
dan akurat untuk mencegah dan 4. Kim AS, and Jhonston SC. Global
menghindari terjadinya kecacatan bahkan variation in the relative burden of
stroke and ischemic heart disease.
kematian. Stroke dapat dicegah dengan
Circulation 2011;124:314-323.
mengendalikan faktor – faktor risiko 5. Sousa RM, Ferri CP, Acosta D, et al.
Contribution of chronic diseases to
melalui perilaku hidup sehat. Salah satu
disability in elderly people in
upaya efektif adalah menyelenggarakan countries with low and middle
program promosi kesehatan dan preventif incomes; a 10/66 Dementia research
group population based survey.
dimulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Lancet 2009;374:1821-1830.
Pertama (FKTP) secara berkesinambungan 6. Jastal, Udin Y, Veridiana N, dkk.
Riset kesehatan dasar dalam angka
kepada masyarakat, mengingat masih Provinsi Sulawesi Tengah 2013.
sangat minimnya informasi pengetahuan Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan
masyarakat terkait faktor – faktor risiko,
RI,
gejala dan tanda awal stroke, sehingga Sulawesi Tengah. 2013.
masih banyak masyarakat yang datang ke 7. Hsieh FI, Lien LM, Chen ST, et al.
Get with the guidelines-stroke
RS telah terlambat mendapatkan performance indicators: surveillance
penanganan. of stroke care in the Taiwan stroke
registry: get with the guidelinesstroke

72 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

in Taiwan. Circulation stroke care update 2010. Canada.


2010;122:1116-1123. 2010.
8. Uchino K, Pary J, Grotta J. Acute 16. Saver JL, Fonarow GC, Smith EE, et
Stroke Care, 2nd ed, New York: al. Time to treat with intravenous
Cambridge University Press. 2011. tissue plasminogen activator and
9. Silva GS, Koroshetz WJ, Gonzalez outcome form acute ischemic
RG, et al. Causes of ischemic stroke. stroke. JAMA
Acute Ischemic Stroke, New York: 2013;309(23):2480-2488.
Springer. 2011. 17. Kernan WN, Ovbiagele B, Black HR,
10. Hsieh FI, and Chiou HY. Stroke : et al. Guidelines for the prevention of
morbidity, risk factors, and care in stroke in patients with stroke and
Taiwan. Journal of transient ischemic attack:
Stroke A Guideline for healthcare
2014;16(2):59-64. professionals from the American
11. Chung JW, Park SH, Kim N, et al. Heart Association/ American Stroke
Trial of ORG 10172 in acute stroke Association. Stroke 2014;45:
treatment (TOAST) classification and 21602236.
vular territory of ischemic stroke 18. Taylor WJ, Wong A, Siegert RJ, et al.
lessions diagnosed by diffusion- Effectiveness of a clinical pathway
weighted imaging. Journal of the for acute stroke care in a district
American Heart Association general hospital: an audit. BMC
2014;10:1161. Health Services Research
12. De Freitas GR, Christoph DDH, 2006;6:16.
Bogousslavsky J. Topographic 19. Kumar S, Selim MH, Caplan LR.
classification of ischemic stroke, in Medical complication after stroke.
Fisher M. (ed). Handbook of Clinical Lancet Neurol 2010;9:105-118.
Neurology, Vol. 93 (3rd series). 20. Westendrop WF, Nederkoom PJ,
Elsevier BV. 2009. Vermeij J, et al. Post-stroke infection:
13. Jood K, Ladenvall C, Rosengren A, et A systematic review and meta-
al. Family history in ischemic stroke analysis. BMC Neurology
before 70 years of age the 2011;11:110.
sahlgrenska academy study on 21. Sellars C, Bowie L, Bagg J, et al. Risk
ischemic stroke. Stroke factors for chest infection in acute
2005;36:1383-1387. stroke: A Prospective cohort study.
14. Departement of Health State of Stroke 2007;38:2284-2291.
Western Australia. Model of stroke 22. Misbach J, Lamsudin R, Allah A,
care 2012. Departement of Health Basyiruddin, Suroto, Alfa, AY, dkk.
State of Western Australia, Perth: Guideline Stroke Tahun 2011.
Health Network Branch. 2012. Jakarta:Kelompok Studi Stroke
15. Canadian Stroke Strategy. Canadian Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
best practice recommendations for Indonesia. 2011.

73 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention


MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

23. Powers WJ, Rabinstein AA,


Ackerson T, Adeoye OM,
Bambakidis NC, Becker K, Biller J, et
al. Guidelines for the early
management of patients with acute
ischemic stroke: A Guideline for
Healthcare Professionals From the
American Heart
Association/American Stroke
Association. Journal of the
American Heart Association 2018.

74 Diah Mutiarasari, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention

Potrebbero piacerti anche