Porosity (n) is defined as the volume of the pores of a rock or soil sample (Vp) divided by the

total volume (Vt) of both pores and solid material. That is

Porositas (n) didefinisikan sebagai volume pori-pori batuan atau sampel tanah (Vp) dibagi
dengan total volume (Vt) dari kedua pori dan bahan padat. Itu adalah

When a rock is first formed by precipitation, cooling from an igneous melt, induration from
loose sediments, or when a soil is first formed by weathering of rock materials and possibly
subsequent biological action, the new entity will contain a certain inherent porosity known as
primary porosity. This porosity may later be reduced by cementation from precipitates from
circulating groundwater, or from compaction accompanying burial by later sediments. However,
fractures or solution cavities formed in the rock, or root tubes or animal burrows in soils may
later form and are known as secondary porosity. Thus, the total porosity of a sample will be the
sum of the primary and secondary porosities.

Ketika batuan pertama kali terbentuk oleh presipitasi, pembekuan dari lelehan magma,
pengerasan sediment lepas, atau ketika tanah pertama kali dibentuk oleh pelapukan material
batuan dan memungkinkan factor biologis selanjutnya, entitas baru akan mengandung porositas
inheren tertentu yang dikenal sebagai primer porositas. Porositas ini kemudian tereduksi akibat
sementasi presipitasi dari air tanah yang bersirkulasi, atau akibat pemadatan lapisan sedimen
diatasnya. Namun, fracture atau rongga akibat pelarutan pada batuan atau bekas akar atau lubang
hewan di tanah kemudian dapat terbentuk dan dikenal sebagai porositas sekunder. Dengan
demikian, porositas total sampel akan menjadi jumlah porositas primer dan sekunder.

Porosity of a consolidated sample can be determined quite simply by first cutting the sample to a
known dimension such as a cylinder or cube and measuring the total volume. Next, the sample is
submerged in a known volume of water and allowed to saturate. After saturation, the volume of
water displaced will be the volume of solids in the sample. The volume of voids is simply the
difference between the total volume and the volume of solids, and porosity can be calculated by
the above formula. More accurate and more sophisticated methods for testing earth materials for
various properties are given in various publications of the American Society for Testing and
Materials (ASTM).

Porositas sampel yang terkonsolidasi dapat ditentukan secara sederhana dengan terlebih dahulu
memotong sampel ke dimensi yang diketahui seperti silinder atau kubus dan mengukur volume
total. Selanjutnya, sampel direndam dalam volume air yang diketahui dan dibiarkan jenuh.
Setelah jenuh, volume air yang dipindahkan akan menjadi volume padatan dalam sampel.
Volume rongga hanyalah perbedaan antara volume total dan volume padatan, dan porositas dapat
dihitung dengan rumus di atas. Metode yang lebih akurat dan lebih canggih untuk menguji bahan
bumi untuk berbagai properti diberikan dalam berbagai publikasi dari American Society for
Testing and Materials (ASTM).

If all the pores in a rock are not connected, only a certain fraction of the pores will allow the
passage of water, and this fraction is known as the effective porosity. An example is pumice, a
glassy volcanic ejecta (a solidified froth) which may float in water because the total porosity is
so high and because it contains so much entrained gas that its bulk density is less than water. It
may take some days to sink because the effective porosity is so low that water cannot easily pass
through it. Coarse gravel may have a porosity of only 25%, but that porosity will practically all
be effective. Thus, gravel is an excellent conductor of water.

Jika semua pori-pori pada batuan tidak terhubung (Unconnected), hanya sebagian kecil dari pori-
pori yang akan memungkinkan lewatnya air, dan fraksi ini dikenal sebagai porositas efektif.
Contohnya adalah batuapung (pumice) yang dapat mengapung di air karena porositas totalnya
sangat tinggi dan karena mengandung begitu banyak gas yang terperangkap sehingga bulk
density lebih kecil daripada air. Mungkin perlu beberapa hari untuk tenggelam karena porositas
efektifnya sangat rendah sehingga air tidak mudah melewatinya. Kerikil kasar mungkin hanya
memiliki porositas 25%, tetapi porositas itu secara praktis semuanya efektif. Jadi, kerikil adalah
konduktor air yang sangat baik.

The amount of interconnected pore space available for fluid transmission. It is expressed as a
percentage of the total rock volume that is occupied by the interconnecting interstices. Although
effective porosity has been used synonymously with specific yield, such use is discouraged
(Lohman et al., 1972). This definition of effective porosity differs from that of Meinzer (1923, p.
28).

Jumlah ruang pori yang saling terhubung untuk transmisi fluida. Ini dinyatakan sebagai
persentase dari total volume batuan yang ditempati oleh celah interkoneksi. Meskipun porositas
efektif telah digunakan secara sinonim dengan hasil spesifik, penggunaan tersebut tidak
dianjurkan (Lohman et al., 1972). Definisi porositas efektif ini berbeda dengan Meinzer (1923,
hlm. 28).

Porosity of a rock or soil is determined largely by the packing arrangement of its grains and the
uniformity of the grain-size distribution. The greatest ideal porosity that could be attained in a
material with uniform spherical grains is 47.65%; this is known as cubic packing (Figure 1.2A)
because the centers of eight such grains form the vertices of a cube. The least porosity that can
be attained with the same grains is found in rhombohedral packing with a value of 25.95%
(Figure 1.2B). The centers of the eight adjacent spheres form the vertices of a rhombus.

Porositas batuan atau tanah sangat ditentukan oleh pengaturan susunan butirannya dan
keseragaman distribusi ukuran butir. Porositas ideal terbesar yang dapat dicapai dalam material
dengan butiran bola seragam adalah 47,65%; ini dikenal sebagai cubic packing karena pusat
delapan butir tersebut membentuk simpul kubus. Porositas terkecil yang dapat dicapai dengan
butiran yang sama ditemukan pada rhombohedral packing dengan nilai 25,95% (Gambar 1.2B).
Pusat-pusat dari delapan bola yang berdekatan membentuk simpul dari sebuah belah ketupat.

These are ideal extremes because no natural sediment or rock contains spherical grains nor are
the grains of uniform size. If small grains are situated in the spaces between large grains, the
porosity will be reduced below that for the large grains only. This is demonstrated by the
uniformity coefficient (Cu) which is a measure of how well or how poorly the sample grains are
sorted,
Ini adalah betul-betul ideal karena tidak ada sedimen atau batuan secara alami yang mengandung
bentuk butir membola (spherical grains) dan juga tidak ada butiran dengan ukuran seragam. Jika
butiran kecil terletak di ruang antara butiran besar, porositas akan berkurang di bawah itu hanya
untuk butiran besar. Ini ditunjukkan oleh koefisien keseragaman (Cu) yang merupakan ukuran
seberapa baik atau seberapa buruk butiran sampel terurutkan,

where D60 is the grain diameter below which 60% of the grains are finer, and D10 (the effective
grain size) is the diameter below which 10% of the grains are finer. If the Cu is less than 4, the
sample is well sorted; if it is greater than 6, it is poorly sorted and will have a lower porosity than
the first sample.

di mana D60 adalah diameter butir di bawah 60% butir lebih halus, dan D10 (ukuran butir
efektif) adalah diameter di bawahnya 10% butir lebih halus. Jika Cu kurang dari 4, sampel
tersebut tergolong well sorted dan jika lebih besar dari 6 poorly sorted dan memiliki porositas
yang lebih rendah dari sampel pertama.

(A) Cubic packing; (B) Rhombohedral packing.