Sei sulla pagina 1di 5

Jurnal Peternakan Vol 13 No 2 September 2016 (54 - 58) ISSN 1829 – 8729

EVALUASI PRODUKSI DAN KUALITAS SEMEN


SAPI SIMMENTAL TERHADAP
TINGKAT BOBOT BADAN BERBEDA
F. KHAIRI
Program Studi Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Email: khairi.fitrah@gmail.com

ABSTRACT

This study was conducted to find the rate of body weight ideal study Simental cows to produce production and the best
quality fresh semen. The material used in this study were 9 males Simental cows were divided into 3 ranges of body weight as
a treatment that is P1 = low body weight (822-878 kg), P2 = moderate weight (910-958 kg) and P3 = body weight high
(983-1041 kg). The number of cows in each group of body weight is considered as replicates. The method used was a survey
method. The research is designed to completely randomized design (CRD) with 3 treatments and weight range 3 replications.
Each stud cows housed cement 2 times per week for 12 weeks so that each cow cement accommodated as many as 24 times.
Parameters observed in this study is that the volume of fresh cement production of cement per shelter and semen quality bulls
include sperm motility and concentration of spermatozoa. Data were analyzed using analysis of variance, followed by
Duncan test if there are significant levels of different body weights. The results showed that differences in body weight bulls
simental not significant (P>0.05) for fresh semen volume, sperm motility and concentration of spermatozoa. Mean semen
volume is best found in the high body weight group, whereas sperm motility and concentration of spermatozoa present in
body weight groups were.

Keywords : body weight, semen volume, motility, concentration


___________________________________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN digunakan dari pejantan yang memiliki


produksi dan kualitas semen yang baik.
Kualitas semen sapi pejantan
Pejantan unggul yang baik mempunyai
mempunyai peranan yang sangat penting
produksi dan kualitas semen yang bagus
dalam pelaksanaan perkawinan, baik secara
dengan bobot badan yang tinggi. Salah satu
alami maupun Inseminasi Buatan (IB).
faktor yang mempengaruhi produksi dan
Inseminasi buatan merupakan teknik
kualitas semen adalah bobot badan.
perkawinan dengan memasukkan semen
Menurut Susilawati, et al (1993) produksi
segar atau semen beku ke dalam saluran
dan kualitas semen yang dihasilkan dari
kelamin sapi betina menggunakan alat yang
seekor pejantan dapat dipengaruhi oleh
dibuat oleh manusia. Hal ini bertujuan
beberapa faktor, yaitu bobot badan, umur,
untuk memperbaiki mutu genetik ternak,
sifat genetik, frekuensi ejakulasi, pakan,
menghindari penyebaran penyakit kelamin
suhu dan musim. Sato (1992) menyatakan
dan meningkatkan jumlah keturunan dari
bobot badan sapi jantan berhubungan erat
pejantan unggul (Hafez, 2000).
dengan ukuran testis, pejantan dengan
Sapi simental merupakan ternak sapi volume testis dan lingkaran skrotum lebih
yang memiliki keunggulan dengan tingkat besar menghasilkan spermatozoa yang juga
pertumbuhan dan harga jual yang tinggi. lebih banyak.
Produksi dan kualitas semen yang
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu
dihasilkan dari pejantan unggul
dilakukan penelitian tentang pengaruh
mempunyai peranan yang penting dalam
tingkat bobot badan yang berbeda terhadap
Inseminasi Buatan, karena faktor yang
produksi dan kualitas semen sapi Simental.
mempengaruhi keberhasilan IB sangat
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan
dipengaruhi oleh kualitas semen yang
bobot badan ideal guna menghasilkan

54
Vol 13 No 2 EVALUASI PRODUKSI DAN KUALITAS

produksi dan kualitas semen sapi Simental 2 kali per minggu selama 12 minggu
yang terbaik di BIB Ungaran. sehingga masing-masing sapi ditampung
sebanyak 24 kali. Penampungan semen
segar sapi Simental di BIB Ungaran
MATERI DAN METODE
dilakukan setiap hari Senin dan Kamis pada
pukul 07.00. Parameter yang diamati pada
Penelitian telah dilaksanakan pada Balai
penelitian ini adalah produksi semen segar
Inseminasi Buatan Ungaran. Materi yang
yaitu volume semen per penampungan dan
digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitas semen sapi pejantan meliputi
9 ekor sapi pejantan Simental yang dibagi
motilitas spermatozoa dan konsentrasi
menjadi 3 kisaran bobot badan sebagai
spermatozoa. Data dianalisis menggunakan
perlakuan yaitu : P1 = bobot badan rendah
(822-878 kg), P2 = bobot badan sedang analisis ragam, dilanjutkan uji Duncan jika
terdapat pengaruh perlakuan. Data diolah
(910-958 kg), P3 = bobot badan tinggi
(983-1041 kg). menggunakan bantuan sofware SPSS versi
16.
Jumlah sapi pada masing-masing
kelompok bobot badan sejumlah 3 ekor HASIL DAN PEMBAHASAN
dianggap sebagai ulangan. Metode yang
digunakan adalah metode survei. Volume Semen
Penelitian dirancang dengan Rancangan
Volume semen segar sapi Simental pada
Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan
ketiga kelompok bobot badan sapi Simental
kisaran bobot badan dan 3 ulangan. Masing-
dapat dilihat pada Tabel 1.
masing sapi pejantan ditampung semennya

Tabel 1. Volume semen segar sapi Simental


Bobot badan Volume rata-rata
............... Kg............... ............... ml ...............
Rendah (822 dan 878 ) 6,17
Sedang (910 dan 958 ) 6,11
Tinggi (983 dan 1041 ) 6,36

Hasil analisis ragam menunjukkan (2010) volume semen tergantung pada


tingkat bobot badan yang berbeda dari spesies ternak, sapi dan domba umumnya
pejantan sapi simental tidak berpengaruh mempunyai volume ejakulat rendah,
terhadap volume semen segar (P>0,05). sedangkan semen babi dan kuda
Rata-rata volume semen segar yang mempunyai volume ejakulat yang tinggi.
dihasilkan oleh setiap tingkat bobot badan Dari jenis ternak tersebut, volume semen
rendah, sedang, dan tinggi secara berturut- juga dipengaruhi oleh bangsa, bobot badan,
turut adalah 6,17 ml, 6,11 ml, dan 6,36 ml. umur, pakan dan frekuensi penampungan.
Feradis (2010) menyatakan volume semen
Data penelitian ini menunjukkan sapi
sapi berkisar 5-8 ml. Volume semen segar
Simental pada kelompok bobot badan tinggi
Sapi Simmental yang diperoleh selama
(983 dan 1041 kg) memiliki volume lebih
penelitian termasuk normal sesuai
banyak dibanding kedua kelompok lainnya,
pendapat Luthan (2010) yang menyatakan
meskipun secara statistik tidak berbeda
hasil yang layak pada semen sapi adalah
nyata. Bobot badan sapi pejantan ber
berwarna putih susu sampai krem dan
banding lurus dengan besarnya testis,
untuk volumenya berkisar 5-10 ml.
ukuran testis yang besar mempunyai tubuli
Pemeriksaan volume merupakan salah seminiferi yang lebih banyak sehingga akan
satu syarat yang diperlukan untuk meningkatkan jumlah spermatozoa yang
mengetahui kuantitas semen segar setelah didukung seminal plasma yang juga lebih
penampungan. Menurut Kartasudjana banyak. Ukuran testis tersebut berkorelasi

55
KHAIRI Jurnal Peternakan

positif dengan pertambahan bobot badan volume semen segar bisa disebabkan
(Mathevon, et al. 1998). Pendapat ini ukuran testis antar bangsa yang berbeda.
didukung oleh Sato (1992) yang
menyebutkan bobot badan sapi jantan Motilitas Spermatozoa Semen Sapi
berhubungan erat dengan ukuran testis, Simental
pejantan dengan volume testis dan Hasil pemeriksaan motilitas spermatozoa
lingkaran skrotum lebih besar pada ketiga kelompok bobot badan Sapi
menghasilkan spermatozoa yang juga lebih Simental dapat dilihat pada Tabel 2.
banyak. Pendapat senada juga dikemuka-
kan Feradis (2010) bahwa perbedaan

Tabel 2. Motilitas spermatozoa Sapi Simental


Bobot badan Motilitas rata-rata
............... Kg............... ............... % ...............
Rendah (822 dan 878 ) 19,58
Sedang (910 dan 958 ) 48,06
Tinggi (983 dan 1041 ) 38,75

Hasil analisis ragam menunjukkan menyatakan perubahan musim dan


tingkat bobot badan yang berbeda tidak lamanya penyinaran dapat menghambat
berpengaruh nyata terhadap motilitas produksi FSH yang dapat menghambat
spermatozoa sapi Simental (P>0,05). Rata- proses spermatogenesis oleh testis.
rata motilitas individu spermatozoa yang
Persentase motilitas individu pada
diperoleh dengan tingkat bobot badan
kelompok sapi dengan bobot badan sedang
rendah, sedang dan tinggi berturut-turut
(910 dan 958 kg) mempunyai nilai motilitas
adalah 19,58%; 48,06% dan 38,75%. Rata-
tertinggi dibanding kelompok sapi lainya
rata motilitas spermatozoa pada Tabel 2
yaitu 48,06%. Perbedaan motilitas individu
menunjukkan nilai yang lebih rendah jika
spermatozoa semen segar sangat terkait
dibandingkan hasil penelitian Arifiantini
dengan keberadaan seminal plasma yang
et al. (2005) yang menyatakan persentase
berfungsi sebagai sumber energi. Energi
motilitas individu semen sapi Simmental
yang digunakan untuk motilitas
yaitu 71,36±16,446%. Motilitas spermatozoa
spermatozoa berasal dari perombakan
untuk sapi dengan bobot badan sedang
Adenosin Tri Pospat (ATP) di dalam
masih dalam kisaran normal yaitu 48,08%.
selubung mitochondria melalui reaksi-
Hal ini sesuai pendapat Toelihere (1993)
reaksi penguraiannya menjadi Adenosin Di
besaran persentase motilitas individu sapi
Pospat (ADP) dan Adenosin Mono Pospat
yang normal (fertile) mempunyai motilitas
(AMP). Energi yang dihasilkan tersebut
individu 40-75% spermatozoa yang aktif
akan digunakan sebagai pergerakan (energi
progresif. Motilitas spermatozoa di bawah
mekanik) atau sebagai biosintesis (energi
40% menunjukkan nilai semen yang kurang
kimiawi). Dalam semen terdapat empat
baik dan berhubungan dengan infertilitas.
bahan organik yang dapat dipakai secara
Rendahnya motilitas spermatozoa pada
langsung maupun tidak langsung oleh
penelitian disebabkan oleh pengaruh
spermatozoa sebagai sumber energi untuk
musim yang erat kaitannya dengan suhu
kelangsungan hidup dan motilitas
dan curah hujan. Pelaksanaan penelitian
spermatozoa, bahan-bahan tersebut berupa
pada bulan Oktober–Desember jatuh pada
fruktosa, sorbitol, glyceryl phosporil choline
musim hujan dimana kondisi lingkungan
(GPC) dan plasmalogen (Toelihere, 1993).
berada pada suhu rendah dan curah hujan
tinggi. Hal ini yang menyebabkan Konsentrasi Spermatozoa Semen Sapi
menurunnya motilitas spermatozoa. Hal ini Simental
sesuai pendapat Hafez (2000) yang

56
Vol 13 No 2 EVALUASI PRODUKSI DAN KUALITAS

Hasil pemeriksaan konsentrasi badan Sapi Simental dapat dilihat pada


spermatozoa pada ketiga kelompok bobot Tabel 3.
Tabel 3. Konsentrasi spermatozoa Sapi Simental
Bobot badan Motilitas rata-rata
............... Kg............... ............... 106/ml ...............
Rendah (822 dan 878 ) 1371,55
Sedang (910 dan 958 ) 1484,68
Tinggi (983 dan 1041 ) 1278,63

Pemeriksaan konsentrasi merupakan KESIMPULAN


salah satu syarat yang diperlukan untuk
mengetahui kuantitas semen segar setelah Berdasarkan data yang diperoleh dapat
penampungan. Hasil analisis ragam disimpulkan bahwa tingkat bobot badan
menunjukkan tingkat bobot badan yang yang berbeda pada sapi Simental tidak
berbeda tidak berpengaruh terhadap mempengaruhi volume semen yang
konsentrasi spermatozoa semen segar dihasilkan dan konsentrasi spermatozoa,
(P>0,05). Meskipun secara statistik tidak namun berpengaruh pada motilitas
berbeda nyata, namun sapi Simmental pada spermatozoa (tetapi tidak menunjukkan
kelompok bobot badan tinggi menunjukkan perbedaan yang nyata). Motilitas
konsentrasi semen yang paling rendah spermatozoa dan tingkat konsentrasi
dibandingkan kelompok bobot badan yang tertinggi diperoleh pada kisaran bobot
lain dengan rata-rata 1278,63 (106/ml). badan sedang yaitu 910–958 kg. Semakin
Hasil ini sesuai pendapat Komar et al. (2012) tinggi bobot badan ternak maka volume
bahwa hubungan antara bobot badan semen yang dihasilkan semakin tinggi
dengan motilitas dan konsentrasi semen tetapi motilitas dan konsentrasi
mempunyai hubungan negatif sehingga spermatozoa semakin rendah.
semakin tinggi bobot badan, maka semakin
rendah motilitas dan konsentrasi semennya. DAFTAR PUSTAKA
Semakin tingginya bobot badan pejantan
Arifiantini, I., T. L. Yusuf dan Yanti. 2005. Kaji
tidak diikuti dengan peningkatan jumlah
Bidang Semen Beku Sapi Frisien Holstein
konsentrasi spermatozoa dalam semen Menggunakan Bahan Pengencer dari
segar. Menurut Toelihere (1981) sapi Berbagai Balai Inseminasi Buatan di
cenderung mempunyai volume yang Indonesia. http://fkh.ipb.ac.id. Diakses
rendah dengan konsentrasi yang tinggi. pada tanggal 29 Oktober 2016.
Salisbury dan Van Demark (1985)
Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada
menyatakan konsentrasi spermatozoa akan Ternak. Alfabeta. Bandung
mengikuti perkembangan seksual dan
kedewasaan, kualitas pakan yang diberikan, Hafez, E. S. E. 2000. Semen Evaluation in
kesehatan alat reproduksi, besar testis, umur Reproduction in Farm Animal. 7th edition.
dan frekuensi ejakulasi pejantan. Lippincott Williams and Wilkins. Maryland.
Konsentrasi spermatozoa semen segar sapi USA.
Simental yang diperoleh selama penelitian
termasuk normal. Sesuai pendapat Soedjana http://www.ditjennak.go.id/regulasi%5CPerdit
(2007) bahwa pemeriksaan dan jen12207_2007.pdf. Diakses tanggal
29 Oktober 2016.
penghitungan konsentrasi menggunakan
spectrophotometer dengan konsentrasi Kartasudjana, R. 2001. Teknik Inseminasi Buatan
spermatozoa semen sapi Simental minimal pada Ternak.
adalah 1.000 x 106 spermatozoa per ml. http://mirror.com/...ternak./tehnik_
inseminasi_pada_ternak.pdf. Diakses
pada tanggal 29 Oktober 2016.

57
KHAIRI Jurnal Peternakan

Komar, B. S., Lestari, D. T. Dan Prasakti, R. 2012. Sato, L, 1992. Anatomy of Reproductive System.
Hubungan Antara Bobot Badan dengan In : S. Kudo (Ed.). Artificial Insemination
Performan Reproduksi Kambing Kosta. Manual for Cattle.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
Bandung. Soejana, T. 2007. Petunjuk Teknis Produksi dan
Distribusi Semen Beku. Peraturan Dirjen
Luthan, F. 2010. Pedoman Teknis Alat Mesin Peternakan.
dan Ulib Budidaya Ternak Ruminansia. http://www.ditjennak.go.id/regulasi%5CPe
Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia. rditjen12207_2007.pdf. Diakses pada tanggal
Jakarta. 29 Oktober 2016.
http://www.ditjennak.go.id/regulasiPednis
AlsinUlib.pdf. Diakses tanggal 29 Oktober Susilawati, T., Suryadi, Nuryadi, Isnaini, N., dan
2016. Wahyuningsih, S. 1993. Kualitas Semen Sapi
FH dan Sapi Bali pada berbagai Umur dan
Mathevon, M., Buhr, M., and Dekkers, J.C.M. Berat Badan. Laporan Penelitian. Fakultas
1998. Environmental, Management and Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Genetic Factors Affecting Semen Production
in Holstein. Toelihere, R.M. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada
Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Salisbury, G. W. and Vandemark, N. L. 1985.
Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Toelihere, R.M. 1993. Inseminasi Buatan Pada
Pada Sapi. Gajah Mada University Press. Ternak. Penerbit Angkasa Bandung.
Yogyakarta (Diterjemahkan oleh R. Djanuar).

58

Potrebbero piacerti anche