Sei sulla pagina 1di 8

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA

TUNA SUSILA TERHADAP INFEKSI HIV/AIDS DI LOKALISASI


KOPENG KABUPATEN SEMARANG

Ribut Siti Mukarom


Dr. Bagoes Widjanarko, MPH, MA
Hanna Yuanita Dana Santoso, MMID

Abstract

Background:
At the end of 20th century, the medical field was startled by the emergence of a
new disease that is very dangerous and vicious which attack humans, the disease
of HIV / AIDS. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) is a contagious
disease caused by HIV (Human Immuno Deficiency Virus). It spread rapidly
throughout the world, in 1999 it was reported 191,000 AIDS cases in 145
countries by WHO. Until mid-2000 an estimated 30 million people worldwide were
infected of HIV, which consists of 24.5 million adults and 5.5 million children. At
the end of the 20th century it was estimated 40 million people infected. Discovery
efforts through screening of patients with HIV / AIDS to blood donors, monitoring
at-risk patients with sexually transmitted diseases (STDs) such as Sex Workers,,
injection drug abusers (IDUs), residents of prisons or occasionally research the
low-risk group such as housewives and so on.
Aim (s): to know about description of knowledge level and attitude of sex
worker women towards HIV/AIDS infection.
Method: This was a descriptional research and was aimed to describe about
knowledge level and attitude of sex worker women. This research used
observational method with cross sectional approach which all variables were
measured and collected together (simultanly).
Result: Most respondents were under 30 years old that means 63 respondents
(85,1). Most of the educational background that was passed by respondents were
basic level that means 43 respondents (58,11%). Most of respondents had a good
knowledge level that were 59 respondents (79,73%). Most of respondents had a
positive attitude (94,6%). Most of the respondents admitted that they got support
for HIV/AIDS prevention from important peoples (89,2%).
Conclusion: Most of sex worker women had a good knowledge. The attitude of
sex worker women towards HIV/AIDS infection could be categorized in positive
attitude.

Keywords : knowledge level, attitude, HIV/AIDS

Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________


Kerangka Pemikiran
Wanita Tuna Susila adalah wanita laki/perempuan yang melakukan
yang mempunyai kebiasaan seksual dengan kedua jenis kelamin);
melakukan hubungan kelamin diluar 4) Wanita tuna susila dan
perkawinan, baik dengan imbalan jasa pelanggannya; 5) Penerima transfusi
ataupun tidak, hal ini sama artinya darah yang tidak diperiksa/skrining
dengan pelacur. Pekerjaan sebagai virus HIV; 6) Bayi yang lahir dari ibu
pelacur ini dilakukan sebagai pengidap HIV; 7) Penggunaan jarum
pekerjaan sambilan atau pekerjaan suntik yang sama secara bergantian
penuh. Sebagian besar wanita tuna oleh pengguna Narkoba
susila ini adalah gadisgadis yang Tantangan dalam penanggulangan
masih muda, sekitar 75% dari jumlah HIV/AIDS adalah 1) Sulit merubah
wanita tuna susila ini berusia dibawah perilaku seksual Perilaku seksual
umur 30 tahun, mereka umumnya sangat pribadi serta dipengaruhi oleh
memasuki dunia pelacuran pada usia faktor budaya dan agama. Perilaku
yang muda yaitu 13-24 tahun dan seksual sangat mendasari kehidupan
yang paling banyak ialah usia 17-21 sehari-hari seseorang dan tidak
tahun. Pekerjaan sebagai pelacur ini mudah untuk membicarakannya
banyak macam dan sebutannya, yaitu secara terbuka karena malu atau
Gundik , Tante girang atau loose menimbulkan aib; 2) Pembicaraan
married woman, Gadis-gadis dan pembahasan masalah seksual
panggilan, Gadis-gadis bar, Gadis- sering dianggap tabu dalam
gadis binal (free girl), Gadis-gadis masyarakat sehingga menyulitkan
taxi/becak. dalam memberikan informasi tentang
AIDS (Acquired Immuno pengenalan, pencegahan dan
Defisiensi Sindrom) adalah suatu pengobatannya; 3) Pengidap HIV
kumpulan gejala penyakit yang banyak yang tanpa gejala atau gejala
didapat akibat menurunnya fungsi ringan, sehingga tidak datang untuk
sistem kekebalan tubuh. Sedangkan periksa; 4) HIV/AIDS belum
HIV (Human Immuno Deficiency ditemukan obatnya
Virus) adalah virus yang menyerang Pengendalian HIV/AIDS adalah
sistem kekebalan tubuh yang lama- dengan cara 1) Pendidikan dan
kelamaan akan mengakibatkan AIDS. komunikasi untuk mendorong
HIV hanya dapat hidup di dalam sel masyarakat agar berperilaku seksual
tubuh manusia yang didapat atau yang aman dan sehat, membantu
tertular HIV. Terdapat 2 tipe HIV yang mereka yang berisiko tertular,
dapat menyebabkan AIDS yaitu HIV 1 mendorong penderita untuk
dan HIV 2. HIV 1 bermutasi lebih mendapatkan penanganan yang
cepat karena replikasi lebih cepat. efektif; 2) Promosi pengunaan kondom
Orang yang berisiko terinfeksi waktu melakukan hubungan seksual
HIV/AIDS adalah 1)Kelompok yang yang pada mereka yang berisiko; 3)
aktif melakukan hubungan seksual Memberi perhatian khusus pada
dengan banyak pasangan seksual; 2) perilaku yang berisiko tinggi terhadap
Homoseksual atau lesbian (laki- penularan yaitu: perempuan atau laki-
laki/perempuan yang melakukan laki yang sering berganti-ganti
hubungan seksual dengan sesama pasangan, bekerja meninggalkan
jenis); 3) Kelompok biseksual (laki- rumah dalam waktu cukup lama,

Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________


pengguna obat terlarang melalui tindakan negatif.
suntikan. 3) Pengaruh kebudayaan/
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan. Tanpa disadari
sikap antara lain : kebudayaan telah menanamkan
1) Pengalaman pribadi Untuk dapat garis pengaruh sikap kita terhadap
menjadi pengetahuan dasar berbagai masalah. Kebudayaan
pembentuk sikap, pengalaman telah mewarnai sikap anggota
pribadi haruslah meninggalkan masyarakat, karena
kesan yang kuat. Karena itu, sikap kebudayaanlah yang memberi
akan lebih mudah terbentuk corak pengalaman individu-
apabila pengalaman pribadi individu masyarakat asuhannya.
tersebut menjadi dalam situasi 4) Media massa/informasi. Media
yang melibatkan faktor emosional. massa sangat efektif untuk
2) Pengaruh orang lain yang menyampaikan infomasi, terutama
dianggap penting. Pada masa juga mempromosikan hal-hal yang
anak-anak dan remaja, orang tua bersifat spesifik seperti
biasanya menjadi figur yang paling pencegahan HIV/AIDS,
berarti bagi individu. Namun bagaimana mestinya para WTS
biasanya apabila dibandingkan berprilaku seksual yang sehat.
dengan pengaruh teman sebaya Orang tua sebagai sumber
maka pengaruh sikap orang tua informasi Seorang anak
jarang menang. Apabila terjadi bertumbuh dan berkembang
pertentangan antara sikap orang ditengah keluarga, maka wajar
tua dan sikap teman-teman apabila anak mendapatkan
sebaya maka individu akan informasi dari orangtua, contohnya
cenderung untuk mengambil sikap seperti seorang wanita tuna susila
yang sesuai dengan sikap yang mendapatkan informasi
kelompok. Bagi seorang individu, tentang dampak bekerja sebagai
persetujuan atau kesesuaian sikap wanita tuna susila. Teman dekat
sendiri dengan sikap kelompok kelompok bermain sering menjadi
sebaya adalah sangat penting dewa penolong untuk mengakses
untuk menjaga status afiliasinya informasi dengan sarana yang
dengan temanteman untuk bisa dipakai, bahkan untuk
menjaga agar tidak dianggap mempraktekkan pengetahuan
asing dan dikucilkan. Individu yang didapat. Contohnya seperti
cenderung memiliki sikap yang teman sesama WTS yang
searah dengan sikap orang yang memberikan informasi tentang
dianggap penting. Kecenderungan pencegahan HIV dengan kondom
ini antara lain dimotivasi oleh dan mengajak yang lain untuk
keinginan untuk berafiliasi dan memakai kondom. Guru atau
keinginan untuk menghindari tenaga kesehatan Guru dan
konflik dengan orang yang tenaga kesehatan juga memiliki
dianggap penting tersebut. peran untuk memberikan informasi
Masukan dari orang lain atau yang dapat dipercaya dan
teman akan sangat menolong , informasi yang benar.
apa yang dikatakan orang lain 5) Lembaga pendidikan dan lembaga
sangat mempengaruhi kita dan agama Lembaga pendidikan serta
pemikiran kita. Sangat penting lembaga agama sebagai suatu
menyaring berbagai komentar atau sistem mempunyai pengaruh
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
dalam pembentukan sikap
dikarenakan keduanya meletakkan Hasil Penelitian
dasar pengertian dan konsep Dari hasil penelitian yang
moral dalam diri individu. dilaksanakan pada bulan Maret 2012,
Pemahaman akan baik dan buruk didapatkan data tentang tingkat
garis pemisah karena antara pengetahuan responden terhadap
sesuatu yang boleh dan yang tidak infeksi HIV/AIDS. Sebanyak 79,7%
boleh dilakukan, diperoleh dari responden sudah memiliki
pendidikan dan dari pusat pengetahuan yang baik terhadap
keagamaan dan ajaran-ajarannya. infeksi HIV/AIDS. Sebanyak 59
6) Pengaruh faktor emosional responden berpengetahuan baik, 10
Tidak semua jenis sikap responden berpengetahuan cukup
ditentukan oleh situasi lingkungan dan 5 responden berpengetahuan
dan pengalaman seseorang. kurang. Sebanyak 70 responden
Kadang-kadang sesuatu bentuk bersikap positif atau sebanyak 94,6%
sikap merupakan pernyataan yang reponden, dan sebanyak 4 responden
didasari oleh emosi yang berfungsi atau 5,4 % responden bersikap
sebagai semacam penyaluran negatif.
frustasi atau pengendalian bentuk Data tentang sumber informasi
mekanisme pertahanan ego. yang digunakan responden dalam
mencari tahu tentang Infeksi
Metode Penelitian HIV/AIDS menunjukkan sebanyak 53
Jenis / Desain Penelitian Dalam responden mendapatkan informasi
penelitian ini penulis menggunakan HIV/AIDS melalui petugas kesehatan,
jenis penelitian deskriptif yang 1 orang melalui koran, 5 orang melalui
bertujuan untuk melihat gambaran majalah, 8 orang melalui internet, dan
sikap Wanita Tuna Susila tentang 7 orang melalui televisi.
HIV/AIDS, dengan desain studi cross sebanyak 66 responden atau 89,2%
sectional. Populasi dalam penelitian mengatakan ada dukungan dari
ini adalah WTS yang ada di Lokalisasi orang-orang yang dianggap penting,
Kopeng, kabupaten Semarang yang dan sebanyak 8 responden
berjumlah 74 WTS. penelitian ini mengatakan tidak ada dukungan dari
menggunakan aksidental sampling orang-orang yang dianggap penting.
yaitu teknik penentuan sampel yang
dilakukan dengan kebetulan bertemu Pembahasan
responden. Pada pertanyaan no. 12
Data primer yaitu data yang mengenai salah satu cara penularan
diperoleh langsung dari responden HIV/AIDS adalah melalui hubungan
yang menjadi obyek dalam penelitian seksual, sebanyak 74 responden
ini. Data-data tersebut mencakup data (100%) menjawab dengan benar. Hal
dari hasil angket yang diperoleh dari ini sesuai dengan Ninuk Nursalam,
responden. Data sekunder adalah yang menyebutkan cara penularan
data yang diperoleh dari data jumlah HIV/AIDS diantaranya adalah melalui
wanita tuna susila yang ada di hubungan seksual. Meskipun 100%
kelurahan Kopeng. Peneliti responden menjawab benar namun
menggunakan analisis univariate praktik prostitusi tetap dilaksanakan.
(analisis deskriptif) yang Dalam buku Patologi Sosial terdapat
menghasilkan distribusi frekuensi dan alasan yang mendasari praktik
presentase dari tiap variabel. prostitusi ini tetap dilaksanakan antara
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
lain yaitu: menghindarkan diri dari infeksi HIV/AIDS di antaranya adalah
kesulitan hidup dan mendapatkan kegiatan penyuluhan yang diadakan
kesenangan melalui jalan oleh puskesmas Getasan setiap satu
pendek,kurang pendidikan, kurang bulan sekali, kegiatan yang diadakan
pengertian, tekanan ekonomi, faktor oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
kemiskinan, pekerjaan sebagai Semarang.
pelacur tidak memerlukan Pada pertanyaan unfavourable
ketrampilan, mudah dikerjakan. no. 29 mengenai mencegah HIV tidak
Pada pertanyaan tentang gejala perlu memakai kondom cukup dengan
HIV/AIDS dapat dilihat pada 5-10 mencuci vagina dengan sabun
tahun setelah terinfeksi HIV, setelah berhubungan, sebanyak 38
sebanyak 25 responden (33,78%) responden (51,35%) menjawab
menjawab salah. Hal ini menunjukkan sangat tidak setuju. Hal ini
bahwa tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa sebagian
responden kurang dalam hal responden telah bersikap positif
pengetahuan tentang gejala terhadap pencegahan HIV/AIDS dan
HIV/AIDS. Tingkat pengetahuan telah mengerti cara tepat mencegah
responden yang kurang disebabkan HIV adalah dengan menggunakan
karena rendahnya pemahaman kondom saat berhubungan seksual.
responden tentang penyakit menular Pada pertanyaan no 30 mengenai
seksual dan kurangnya faktor memakai kondom sangat tidak praktis
penunjang untuk meningkatkan saat berhubungan, 33 responden
pengetahuan responden tentang menjawab sangat tidak setuju dan 36
penyakit menular seksual seperti responden menjawab tidak setuju.
poster, leaflet. Menurut Notoatmodjo Pada pertanyaan nomor 28 dan 30
sebagian besar pengetahuan manusia walaupun sebagian responden
diperoleh dari mata dan telinga. bersikap positif terhadap pertanyaan
Menurut penelitian yang dilakukan tersebut namun masih ada responden
Fitriana Yuliati Lokollo pengetahuan yang bersikap negatif terhadap
yang rendah ini bisa dikarenakan pemakaian kondom guna pencegahan
pekerja seks komersial masih HIV/AIDS. Kondom merupakan
memegang mitos-mitos seputar gejala selubung karet yang dapat terbuat
penyakit menular seksual seperti dari berbagai bahan, diantaranya
keringat bau, nafas bau, kencing bau, lateks, plastik atau bahan alami yang
dan penis belang-belang. dipasang saat hendak berhubungan
Dari hasil penelitian didapatkan seksual. Bahannya yang terbuat dari
data bahwa sebagian responden lateks tersebut dapat mengurangi
sudah berpengetahuan baik yaitu 59 kenikmatan pasangan suami istri saat
responden (79,7%), berpengetahuan berhubungan, karena kondom ini
cukup sebanyak 10 responden mengurangi sentuhan secara
(13,3%), dan yang berpengetahuan langsung saat berhubungan. Namun
kurang sebanyak 5 responden (6,8%). pemakaian kondom ini efektif untuk
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian mencegah penularan mikroorganisme
besar responden sudah mendapatkan yaitu penyakit menular seksual
informasi dan pengetahuan tentang termasuk HIV/AIDS. Kondom efektif
penyakit HIV/AIDS dan untuk mencegah kehamilan bagi
pencegahannya. Kegiatan yang pasangan suami istri yang ingin
membantu meningkatkan menunda kehamilan dan juga efektif
pengetahuan responden tentang untuk mencegah infeksi menular
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
seksual terutama bagi orang yang Kesimpulan
sering berganti-ganti pasangan. 1. Sebagian besar wanita tuna susila
Dari hasil penelitian dapat berumur kurang dari 30 tahun
diketahui bahwa sebagian besar (85,1%).
responden mendapatkan informasi 2. Sebagian besar wanita tuna susila
dari tenaga kesehatan, hal ini hanya menyelesaikan pendidikan
membuktikan bahwa peran serta dasar (58,11%).
tenaga kesehatan sangat dibutuhkan 3. Sebagian besar wanita tuna susila
responden dalam meningkatkan mempunyai pengetahuan baik
pengetahuan tentang kesehatan, tentang HIV/AIDS (79,73%).
khususnya penyakit menular seksual. 4. Sebagian besar wanita tuna susila
Dari hasil penelitian didapatkan mempunyai sikap positif dalam
bahwa sebesar 66 responden atau pencegahan HIV/AIDS (94,6%).
89,2% mengatakan ada dukungan 5. Sebagian besar wanita tuna susila
dari orang yang dianggap penting dan mengakui mendapat dukungan
8 responden atau 10,8% mengatakan tentang pencegahan HIV/AIDS
tidak ada dukungan dari orang yang dari orang-orang yang dianggap
dianggap penting. Pada soal nomor penting (89,2%).
36 berisi pertanyaan, apakahteman 6. Sebagian besar wanita tuna susila
sesama mau membantu bagaimana mendapat informasi dari tenaga
agar pelanggan mau menggunakan kesehatan (71,62%)
kondom?. Sebanyak 59 responden
menjawab “ya” dan sebanyak 8 Saran
responden mengatakan “tidak”.Hal ini 1. Perlunya penegasan kepada
sesuai dengan Saifudin Anwar pelanggan dalam hal pemakaian
dalam bukunya yang berjudul Sikap kondom dapat meminimalisir
Manusia yang menuliskan bahwa bukan hanya HIV/AIDS namun
orang lain disekitar kita merupakan juga penyakit menular seksual.
salah satu diantara komponen sosial 2. Perlunya peningkatan fasilitas
yang ikut mempengaruhi sikap kita. kesehatan (klinik VCT) yang dapat
Seseorang yang kita anggap penting, digunakan setiap saat oleh wanita
yang kita harapkan persetujuannya Tuna Susila dan terjamin
bagi setiap gerak tingkah dan kerahasiaannya.
pendapat kita, seseorang yang tak 3. Perlunya peran serta dari
ingin kita kecewakan atau orang yang koordinator atau pengasuh untuk
berarti khusus bagi kita akan banyak menggerakkan WTS agar rutin
mempengaruhi pembentukan sikap mengikuti penyuluhan dan
kita terhadap sesuatu. Namun masih skrining.
terdapat 8 responden dari 74 4. Disarankan bagi penelitian
responden yang mengatakan tidak selanjutnya untuk menggunakan
ada dukungan dari teman sekerja. variabel lain seperti lama bekerja,
Dalam penelitian Roselly Evienty alasan menjadi WTS, perilaku
Silalahi ditemukan bahwa keadaan ini pemakain kondom dan perilaku
terjadi karena sesama PSK seksual. Disarankan juga untuk
cenderung tidak peduli terhadap menghubungkan antar variabel
teman seprofesi. Mereka cenderung seperti hubungan tingkat
bersaing untuk mendapatkan pengetahuan dan sikap WTS,
pelanggan sebanyak-banyaknya dan hubungan umur dengan tingkat
tidak mau memberikan informasi. pengetahuan WTS
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
Daftar Pustaka 9. Anonymous. BAB II Tinjauan
1. Notoatmodjo S. Ilmu kesehatan Pustaka Tingkatan Pendidikan.
masyarakat (prinsip-prinsip Diakses tanggal 26 November
dasar). Edisi Revisi. Jakarta: 2011. Didapat dari
Rineka Cipta; 2003. h. 310,148-50 repository.usu.ac.id/bitstream/123
2. Kementerian Kesehatan RI. Profil 456789/29079/.../Chapter%20II.
kesehatan Indonesia tahun 2009. pdf
Jakarta: ISBN; 2010. h. 38-9,94-5 10. Mansur H. Psikologi ibu dan anak
3. Sidang kabinet sesi khusus untuk kebidanan. Jakarta;
HIV/AIDS. Penanggulangan Salemba Medika: 2011. h. 29-30
HIV/AIDS di Indonesia. 2002. h. 1, 11. Azwar S. Sikap manusia.
6 Jogjakarta: Pustaka Pelajar; 2003.
4. Departemen kesehatan Republik h. 32
Indonesia. Laporan Pencapaian 12. Anonymous. BAB II Tinjauan
Millennium Development Goals Pustaka Remaja dan
Indonesia 2007. Jakarta: BPPN; Perkembangannya. Diakses
2008. h. 61-2 tanggal 26 November
5. Silalahi RE. Pengaruh faktor 2011[Didapat dari:
predisposisi, pendukung, dan http://repository.ipb.ac.id]
penguat terhadap tindakan wanita 13. Kartono K. Patologi sosial jilid 1.
pekerja seksual dalam Jakarta: rajawali pers; 2009. h.
penggunaan kondom untuk 214,21725
pencegahan HIV/AIDS di 14. 14. Dinas kesehatan Provinsi
Lokalisasi kota Teleju. Jawa Tengah. Pencapaian
2008(diakses tanggal 3 November Standar Pelayanan Minimal
2011). Didapat dari: Provinsi Jawa Tengah. Semarang:
http//repository.usu.ac.id Dinkes Jateng; 2007. h. 53
6. Sari SF. Gambaran karakteristik 15. Nursalam, Ninuk. Asuhan
wanita pekerja seksual dan keperawatan pada pasien
gambaran faktor-faktor yang terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta:
terkait dengan tingkat Salemba medika; 2007. h. 44-
pengetahuan wanita pekerja 8,56,76-7
seksual di Lokalisasi Gambilangu 16. Dianawati A. Pendidikan seks
tentang PMS (Karya Tulis Ilmiah). untuk remaja. Tangerang: Kawan
Semarang: Akademi Kebidanan Pustaka; 2009. h. 170-1
Panti Wilasa; 2007 17. Kusmiran E. kesehatan reproduksi
7. Lokollo FY. Perilaku wanita remaja dan wanita. Jakarta:
pekerja seksual tidak langsung salemba medika; 2011. h. 130-3
dalam pencegahan IMS, 18. Badan koordinator keluarga
HIV/AIDS di pub, karaoke, cafe, Berencana Nasional. Modul
diskotek di kota Semarang. 2009 kesehatan reproduksi remaja.
[Diakses tanggal 3 November Jogja: BKKBN; 2006. h. 48-50
2011]. Didapat dari: 19. Mansjoer A. Kapita selekta
eprints.undip.ac.id/25004/1/Fitrian kedokteran.jakarta: media
a_Yuliawati_Lokollo.pdf Aesculapius; 2001. h. 573-6
8. Wawan A, Dewi M. Teori dan 20. Pinem S. Kesehatan reproduksi
pengukuran pengetahuan, sikap dan kontrasepsi. Jakarta: CV.
dan perilaku manusia. Jogjakarta: Trans Info Media; 2009. h. 344-5
Nuha medika; 2010. h. 27-40 21. Notoatmodjo S. Kesehatan
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
masyarakat ilmu dan seni. 27. Hidayat A. Metode Penelitian
Jakarta: Rineka cipta; 2007.h.143- kebidanan dan teknika
9 data.Jakarta: Salemba Medika;
22. Sugiyono. Metode penelitian 2011. h. 83, 92-94
kuantitatif kualitatif dan R&D. 28. Amelia R. Hubungan Tingkat
Bandung: Alfabeta; 2008.h. 94-5 Pengetahuan dan Sikap Pekerja
23. Anonymous. Pengertian umur. Seks Komersial (PSK) dengan
[Diakses tanggal 26 November Tindakan Pencegahan Penyakit
2011]. Didapat dari http://kamus Menular Seksual di Panti Sosial
bahasaindonesia.org/umur Karya Wanita Andam Dewi
24. Anonymous. Pengertian Sukarami Solok.2009.(diakses
pengaruh. [Diakses tanggal 26 tanggal 6 juni 2012). Didapat dari:
November 2011]. Didapat dari repository.unand.ac.id
http://kamus 29. 29. Saifuddin AB. Buku panduan
bahasaindonesia.org/pengaruh Praktis Pelayanan Kontrasepsi
25. Anonymous. Pengertian informasi. Ed.2,cetakan
[Diakses tanggal 26 November 30. 2. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
2011]. Didapat dari http://kamus Sarwono Prawirohardjo;2006. h.
bahasaindonesia.org/informasi MK 17-21
26. Setiawan A, Saryono. Metodologi 31. Undang-Undang RI nomor 23
penelitian kebidanan DIII, DIV, SI, tahun 1992 pasal 50
S2. Yogyakarta : Nuha Medika;
2010. h. 127

Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________

Potrebbero piacerti anche