Sei sulla pagina 1di 12

ADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT TERHADAP

SISTEM INTEGRASI SAPI – KELAPA SAWIT (SISKA)


DI KABUPATEN PELALAWAN

THE INNOVATION-ADOPTED BY THE PALM FARMER


TO PALM – COW INTEGRATED SYSTEM (SISKA)
IN PELALAWAN REGENCY
Bungaran Situmorang1, Susy Edwina2, Evi Maharani2
Jurusan Agribisnis Fakultas Partanian Universitas Riau
Jln. HR. Subrantas KM 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28294
E-mail: bungaran_agb10@yahoo.com

ABSTRACT

This study proposed to analyze process of innovation-adopted by the palm


farmer and to analyze the level of innovation-adopted by the palm farmer to
Palm – Cow Integrated System (SISKA) in Pelalawan Regency. This research
took place in Mulya Subur Village, Kerumutan Village, and Meranti Village in
Pelalawan Regency. This place is taken by purposive, considered by some areas
applied SISKA in Pelalawan Regency. The respondens are taken by sensus
method and total samples are 33 farmers. The data analyzed by descriptive
methode. The purpose were analyzed by Likert-Scale. The level of innovation-
adopted refers to Rogers Theory that saw the average sum of each score stages
innovation adoption. The result showed that process of innovation-adopted by
the palm farmer to SISKA in Pelalawan Regency consist of five number stages
are knowledge, persuation, decision making, implementation, and confirmation.
The stage of knowledge was categorized as high. The stage of persuation was
categorized as high. The stages of decision making consist of two parts namely,
decision to adopted SISKA was categorized as high and decision not to adopted
SISKA was categorized as low. The stage of implementation was categorized as
medium. The last stage is confirmation and it was categorized as medium. The
level of innovation-adopted by the palm farmers to SISKA is totality grouped as
medium category.

Keywords: Adoption, Innovation, Palm – Cow Integrated System (SISKA)

1
. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015
PENDAHULUAN perkebunan rakyat diarahkan pada
Perkebunan kelapa sawit di suatu gerakan bisnis melalui
Indonesia berkembang cepat dan penyediaan bibit sapi unggul dan
mempunyai peranan penting dalam pengenalan teknologi kepada petani.
pengembangan pertanian. Provinsi Inovasi dapat diartikan sebagai
Riau secara nasional menempati posisi ide-ide baru, praktek-praktek baru, atau
teratas di Indonesia dalam hal luas obyek-obyek yang dapat dirasakan
perkebunan kelapa sawit. Kabupaten sebagai sesuatu yang baru oleh
Pelalawan merupakan salah satu individu atau masyarakat sasaran
wilayah di Provinsi Riau yang penyuluhan. Sistem Integrasi Sapi –
memiliki areal perkebunan kelapa Kelapa Sawit sebagai suatu inovasi
sawit. Perkebunan kelapa sawit di diharapkan dapat menjadi bagian
Kabupaten Pelalawan melaju cepat dan penting dalam pengembangan usaha
membuat komoditi ini semakin perkebunan dan peternakan di
diminati. Tercatat luas perkebunan Kabupaten Pelalawan. Teknologi yang
kelapa sawit di Kabupaten Pelalawan digunakan adalah mesin pencacah
seluas 378.161 hektar pada tahun 2012 (cooper) pelepah kelapa sawit untuk
(BPS Kabupaten Pelalawan, 2013). dijadikan pakan ternak. Melalui
Pembukaan lahan perkebunan penerapan sistem integrasi antara sapi
kelapa sawit secara besar-besaran dan kelapa sawit, petani dapat
menimbulkan kekhawatiran terjadinya menciptakan peluang keuntungan yang
pencemaran lingkungan akibat hasil layak dan bermuara pada peningkatan
samping dan limbah kelapa sawit yang kesejahteraan.
tidak termanfaatkan. Produk samping Sistem Integrasi Sapi – Kelapa
industri kelapa sawit yang belum Sawit mulai diperkenalkan di
dimanfaatkan secara optimal adalah Kabupaten Pelalawan pada tahun 2007.
pelepah, daun, tandan kosong, lumpur Memasuki awal tahun 2009, integrasi
sawit dan bungkil kelapa sawit. Salah ternak sapi dan kelapa sawit menjadi
satu solusi yang dapat dilakukan adalah salah satu program unggulan
dengan memanfaatkan produk samping Kabupaten Pelalawan karena banyak
tersebut untuk pakan ternak. Sejalan kelompok tani yang berhasil
dengan hal tersebut, pemerintah mengadopsi inovasi SISKA tersebut.
Kabupaten Pelalawan melakukan Pelaksanaan SISKA memberikan
pemberdayaan bagi petani kelapa dampak positif bagi petani kelapa sawit
sawit, salah satu inovasinya dengan untuk meningkatkan pendapatan. Dinas
melaksanakan Sistem Integrasi Sapi – peternakan Kabupaten Pelalawan
Kelapa Sawit. mencatat, sampai pertengahan tahun
Sistem Integrasi Sapi – Kelapa 2014 terdapat 22 lokasi yang mendapat
Sawit lebih dikenal dengan istilah bantuan mesin pencacah (cooper)
SISKA adalah suatu kegiatan yang pelepah kelapa sawit untuk mendukung
memadukan usaha perkebunan kelapa pelaksanaan SISKA.
sawit dan peternakan sapi pada satu Faktanya di Kabupaten
areal yang sama. Menurut Handaka et Pelalawan belum semua lokasi dapat
al (2009), sistem integrasi adalah suatu memaksimalkan bantuan mesin
kegiatan memadukan 2 (dua) atau lebih pencacah pelepah kelapa sawit.
usaha dengan tujuan untuk Sebanyak 15 lokasi melaksanakan
meningkatkan keuntungan ekonomis. SISKA dari 22 lokasi yang menerima
Pengembangan program integrasi pada bantuan mesin pencacah di Kabupaten

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Pelalawan. Lokasi yang belum sudah tidak menerapkan program
maksimal menjalankan sistem integrasi SISKA (Kelompok Tani Sri Rezeki di
ini yang mayoritas dikarenakan Desa Meranti). Total petani responden
sulitnya memperoleh bahan campuran, pada penelitian ini sebanyak 33 orang.
sehingga penulis tertarik untuk
melakukan penelitian, dengan tujuan: Analisis Data
1) menganalisis proses adopsi inovasi Analisis data dengan metode
yang dilalui petani kelapa sawit deskriptif, yaitu suatu metode atau cara
terhadap Sistem Integrasi Sapi – menganalisa dan menguraikan data-
Kelapa Sawit (SISKA) di Kabupaten data penelitian yang ada, dan dikaitkan
Pelalawan; dan 2) menganalisis tingkat dengan teori-teori yang ada
adopsi inovasi petani kelapa sawit hubungannya dengan permasalahan
terhadap Sistem Integrasi Sapi – guna menarik suatu kesimpulan yang
Kelapa Sawit (SISKA) di Kabupaten disajikan. Metode ini digunakan untuk
Pelalawan. mengetahui gambaran mekanisme
pelaksanaan integrasi tersebut
METODE PENELITIAN dilapangan dan permasalahan-
Tempat dan Waktu Penelitian permasalahan yang dihadapi oleh
Penelitian dilaksanakan di Desa petani dalam melaksanakan sistem
Mulya Subur, Kelurahan Kerumutan integrasi tersebut. Dimana data yang
dan Desa Meranti yang semuanya telah dikumpulkan akan dianalisis
berlokasi di Kabupaten Pelalawan, sesuai dengan kondisi yang ada dan
Provinsi Riau. Penelitian ini ditabulasikan kedalam bentuk tabel
dilaksanakan dari bulan Juni 2014 sesuai dengan tujuan penulis.
sampai dengan November 2014, Tujuan pertama dan kedua
dengan tahapan mulai dari survei, dianalisis dengan skala likert. Riduan,
pengamatan, penelitian langsung ke (2010) menyatakan bahwa skala likert
lapangan dan pengolahan data, yang adalah skala yang digunakan untuk
terdiri dari tahap pembuatan proposal, mendapatkan data ordinal. Untuk
pengumpulan data serta penulisan menjawab opsi pertanyaan dalam
laporan akhir. kuisioner yaitu menggunakan opsi
jawaban model skala likert. Pilihan
Metode Pengambilan Sampel dan jawaban terdiri atas lima opsi sebagai
Data berikut : (1) Sangat Rendah (SR); (2)
Penelitian ini dilaksanakan Rendah (R);
dengan menggunakan metode survei. (3) Sedang (S); (4) Tinggi (T); (5)
Populasi dalam penelitian ini yaitu Sangat Tinggi (ST).
petani yang menerapkan program Sugiyono (2004) menyatakan
sistem integrasi sapi kelapa sawit dan bahwa rentang skala untuk menentukan
petani yang sudah tidak lagi kategori jawaban menggunakan skala
menerapkan program sistem integrasi likert dilakukan dengan menggunakan
sapi kelapa sawit. Teknik pengambilan rumus:
responden secara sensus dengan 2
kelompok tani yang masih menerapkan
SISKA (Kelompok Tani Sabar Nerimo
di Desa Mulya Subur dan Kelompok
Tani Karya Lestari di Kelurahan
Kerumutan) serta 1 kelompok tani yang

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Tabel 1. Perhitungan Kategori Jawaban Skor Tujuan Penelitian
Kategori Skor
Sangat Rendah (SR) 1,00 – 1,79
Rendah (R) 1,80 – 2,59
Sedang (S) 2,60 – 3,39
Tinggi (T) 3,40 – 4,19
Sangat Tinggi (ST) 4,20 – 5,00
Sumber : Sugiyono, 2004

HASIL DAN PEMBAHASAN proses yang dikemukakan dalam teori


Proses Adopsi Inovasi Petani Kelapa proses keputusan inovasi atau yang
Sawit terhadap SISKA di Kabupaten lebih dikenal dengan Teori Rogers.
Pelalawan Teori ini menjelaskan bahwa ada lima
Berbagai teknologi dan inovasi tahapan yang harus dilalui dalam
di bidang pertanian telah banyak proses adopsi inovasi, diantaranya
dihasilkan secara teknis maupun adalah 1) Pengetahuan; 2) Persuasi; 3)
ekonomis, namun semua itu tidak serta Keputusan; 4) Implementasi; 5)
merta diterima dan diterapkan oleh Konfirmasi.
petani. Hal ini perlu adanya kajian dan
pendalaman tentang proses adopsi Pengetahuan
inovasi pertanian untuk merancang Rogers (2003) membahas
strategi yang efektif agar target sasaran tentang teori proses keputusan inovasi
atau petani dapat menerapkan inovasi dan membagi tahap pengetahuan
baru yang memiliki prospek yang lebih menjadi 4 kriteria, diantaranya adalah;
baik. 1) Praktek-praktek sebelumnya; 2)
Hasil penelitian menunjukkan Kebutuhan yang dirasakan;
bahwa proses adopsi inovasi petani 3) Keinovatifan; 4) Norma-norma dari
kelapa sawit terhadap SISKA di sistem sosial.
Kabupaten Pelalawan sama dengan

Tabel 2. Pengetahuan Petani Kelapa Sawit terhadap Inovasi SISKA


No Uraian Skor Kategori
1 Praktek sebelumnya 3,33 Sedang
2 Kebutuhan yang dirasakan 3,51 Tinggi
3 Keinovatifan 4,05 Tinggi
4 Norma-norma dan sistem sosial 3,49 Tinggi
Jumlah skor 14,38
Rata-rata skor 3,60 Tinggi
Sumber: Data Olahan, 2014

Tabel 2 menunjukkan bahwa yang tinggi tentang SISKA dapat


pengetahuan petani terhadap inovasi memudahkan proses adopsi inovasi.
SISKA di Kabupaten Pelalawan Suatu inovasi akan lebih mudah
memiliki rata-rata skor 3,60 yang diterima petani apabila inovasi tersebut
termasuk kategori tinggi. Kondisi ini telah memiliki bukti keberhasilan
menunjukan petani memiliki pelaksanaan. Peran penyuluh sebagai
pengetahuan yang baik terhadap agen pembaharu untuk memberikan
inovasi SISKA. Pengetahuan petani informasi dan bukti-bukti pelaksanaan

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


terdahulu tentang SISKA akan sangat tepat dan sangat inovatif untuk
membantu petani. Pengetahuan petani mengatasi permasalahan pakan ternak
tentang praktek SISKA sebelumnya di sapi di Kabupaten Pelalawan.
Kabupaten Pelalawan memiliki skor Keinovatifan inovasi SISKA pada
3,33 yang termasuk dalam kategori penelitian ini termasuk dalam kategori
sedang. Praktek-praktek terdahulu tinggi dengan skor rata-rata 4,05.
tentang pelaksanaan SISKA masih Kehadiran mesin pencacah (cooper)
dirasakan kurang oleh petani, sehingga pelepah kelapa sawit menjadi inovasi
ketersediaan informasi tentang SISKA baru untuk memenuhi kebutuhan pakan
diharapkan lebih banyak lagi agar ternak sapi. SISKA dapat dilaksanakan
dapat membantu petani dalam di sekitar kebun sawit petani dan
menyelesaikan persoalan yang ketersediaan pelepah kelapa sawit
dihadapi. sebagai bahan baku utama masih
Petani responden sangat tertarik banyak di Kabupaten Pelalawan.
dengan inovasi SISKA dan Petani responden di Kabupaten
membutuhkan program SISKA untuk Pelalawan menganggap SISKA sudah
dapat meningkatkan pendapatan dan sesuai dengan adat istiadat dan norma
kesejahteraan. Program SISKA juga yang berlaku. Norma-norma dan sistem
dibutuhkan petani responden untuk sosial menunjukkan angka 3,49 yang
dapat memenuhi pakan ternak sapi termasuk dalam kategori tinggi.
yang selama ini sering menjadi Teknologi pengolahan SISKA sesuai
persoalan petani. Kebutuhan yang dengan norma-norma sosial dan adat-
dirasakan petani terhadap SISKA istiadat pada kelompok tani yang
memiliki skor 3,51 yang termasuk melaksanakan SISKA tersebut.
dalam kategori tinggi. Masyarakat desa cukup mendukung
Secara umum petani responden pelaksanaan SISKA di tempat mereka
mengetahui bahwa program SISKA ini tinggal. Pelaksanaan SISKA secara
dapat memberi manfaat yang besar umum di Kabupaten Pelalawan tidak
bagi mereka. Dengan melaksanakan melanggar norma-norma dan adat-
SISKA juga dapat memenuhi istiadat kelompok tani yang
kebutuhan pakan ternak sapi. Petani melaksanakannya.
responden selama ini sering kesulitan
mencari pakan rumput, dengan Persuasi
kehadiran SISKA ini merupakan suatu Persuasi adalah tahap ajakan
inovasi yang sangat bermanfaat bagi atau pendekatan kepada petani kelapa
petani. Kondisi ini juga sejalan dengan sawit terhadap inovasi sistem integrasi
hasil penelitian yang menunjukkan antara ternak sapi dan kelapa sawit.
kebutuhan petani responden terhadap Persuasi dari karakteristik inovasi yang
inovasi SISKA yang masuk dalam dipersepsikan dapat dibagi menjadi 5
kategori tinggi. kriteria, diantaranya adalah; 1)
Hal baru yang dianggap inovatif Keuntungan Relatif; 2) Kompabilitas
dan dapat memecahkan permasalahan atau Keserasian; 3) Kerumitan; 4)
petani akan lebih cepat diadopsi oleh Dapat Dicoba; 5) Dapat Dilihat
petani. Inovasi SISKA menjadi solusi Hasilnya.

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Tabel 3. Persuasi Petani Kelapa Sawit terhadap Adopsi Inovasi SISKA di
Kabupaten Pelalawan
No Uraian Skor Kategori
1 Keuntungan Relatif 3,43 Tinggi
2 Tingkat Kompabilitas 3,61 Tinggi
3 Kompleksitas 3,61 Tinggi
4 Dapat Dicoba 3,10 Sedang
5 Dapat Diamati 3,29 Sedang
Jumlah skor 17,04
Rata-rata skor 3,42 Tinggi
Sumber: Data Olahan, 2014

Analisis karakteristik inovasi dalam program SISKA mampu


yang dipersepsikan oleh petani dapat memberikan keuntungan relatif
dilihat pada Tabel 3. Karakteristik dibanding dengan mencari rumput
inovasi yang dipersepsikan menurut untuk pakan ternak sapi.
petani kelapa sawit terhadap adopsi Tingkat keselarasan merupakan
inovasi teknologi pengolahan pelepah tingkat ukur dimana suatu program
kelapa sawit dapat dinyatakan dengan dianggap sesuai dengan latar belakang
rata-rata skor 3,16 dan termasuk kehidupan petani, baik dari tingkat
kategori sedang. Persepsi petani cukup pendidikan maupun pengalaman
baik terhadap inovasi SISKA di berusaha tani. Semakin tinggi tingkat
Kabupaten Pelalawan. keselarasan maka akan semakin baik
Keuntungan relatif merupakan dalam menerima informasi yang
tingkat ukur dimana suatu program diberikan baik dari penyuluh maupun
dapat memberikan suatu keuntungan sesama petani. Tingkat kompabilitas
kepada pelaksananya. Suatu inovasi atau tingkat keselarasan program
akan mudah diadopsi apabila SISKA dengan yang dibutuhkan petani
menguntungkan bagi calon adopternya. memiliki kecocokan. Hal ini
Begitu juga dengan SISKA yang ditunjukkan oleh skor 3,61 untuk
merupakan sebuah inovasi tentunya tingkat keselarasan dan tergolong
akan lebih mudah diadopsi apabila kategori tinggi. Dalam pelaksanaan
dapat memberikan keuntungan bagi SISKA petani menganggap kegiatan ini
calon adopternya. Keuntungan relatif sangat selaras dengan kebutuhan dan
program SISKA memiliki skor 3,43 nilai-nilai yang ada. Kecocokan
yang termasuk kategori tinggi. Hal ini menggunakan pakan dari pelepah
memperlihatkan bahwa secara umum di sawit, kecocokan inovasi dengan
Kabupaten Pelalawan, petani tempat tinggal petani, serta kesesuaian
menganggap program SISKA penggunaan pakan dengan kebutuhan
memberikan keuntungan bagi mereka. petani kelapa sawit memiliki angka
Program SISKA berdampak positif yang tinggi. Secara umum program
bagi kehidupan sosial petani yang SISKA sangat selaras dengan
melaksanakannya. Program SISKA kebutuhan petani di Kabupaten
juga memiliki tujuan untuk Pelalawan. Desa Mulya Subur dan
meningkatkan pendapatan petani dari Kelurahan Kerumutan yang kelompok
sisi ekonomi. Petani merasa teknologi taninya sampai saat ini masih
pengolahan pakan pelepah kelapa sawit melaksanakan SISKA merasakan

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


kecocokan program ini dengan Tingkat kemudahan inovasi
kebutuhan mereka. Desa Meranti yang untuk dapat dilihat hasilnya adalah
saat ini tidak melaksanakan SISKA lagi derajat dimana hasil pelaksanaan
disebabkan petani takut menghadapi inovasi SISKA dapat dilihat atau
resiko kegagalan program ini. dirasakan oleh petani. Inovasi SISKA
Kompleksitas merupakan yang dijalankan oleh petani responden
tingkat ukur dimana inovasi dianggap di Kabupaten Pelalawan hendaknya
sebagai sesuatu yang sulit untuk dapat memberikan dampak positif yang
dipahami dan digunakan. Semakin meningkatkan kesejahteraan petani.
mudah dipahami dan dimengerti oleh Hasil pelaksanaan inovasi SISKA ini
petani maka akan semakin baik dalam juga dapat dilihat dan dirasakan petani
meningkatkan produktifitas hasil responden di Kabupaten Pelalawan.
pertaniannya. Kerumitan suatu inovasi Pada tahap dapat dilihat hasil inovasi
dapat mempengaruhi seseorang dalam SISKA memiliki skor 3,29 yang
adopsi inovasinya. Apabila suatu termasuk kategori sedang. Manfaat
inovasi baru dianggap sulit untuk yang paling cepat terlihat atau dapat
diterapkan, maka petani cenderung diamati adalah kebun kelapa sawit
untuk tidak mengadopsi inovasi petani mengalami peningkatan
tersebut. Tingkat kompleksitas program kesuburan dari kondisi sebelumnya.
SISKA memiliki skor 3,61 yang Kebun kelapa sawit yang diberikan
termasuk kategori tinggi. Petani tidak pupuk dari kotoran ternak sapi menjadi
sulit dalam memahami teknologi lebih subur. Peningkatan kesuburan
pengolahan pelepah kelapa sawit kebun kelapa sawit juga meningkatkan
dengan menggunakan mesin pencacah produksi kelapa sawit. Peningkatan
(cooper) dan cukup mudah menjadi produksi akan meningkatkan
terampil dalam memahami teknologi pendapatan petani dan bermuara pada
pengolahan tersebut. Inovasi SISKA peningkatan kesejahteraan petani.
tidak terlalu rumit dilaksanakan dan
mayoritas setiap anggota kelompok tani Tahap Keputusan
mengerti/mampu mengoperasikan Keputusan Mengadopsi
mesin pencacah pelepah kelapa sawit. Keputusan adalah suatu proses
Inovasi yang mempunyai menentukan dengan penuh keyakinan
ketercobaan yang tinggi akan berdasarkan penilaian dan uji coba
cenderung lebih cepat diadopsi. Petani yang telah dilakukan. Keputusan
akan lebih percaya pada suatu inovasi (decision) akan berpengaruh terhadap
ketika suatu inovasi dapat dicoba atau bagaimana suatu usaha akan dijalankan
mungkin telah dicoba oleh petani lain kedepannya. Oleh sebab itu, sebelum
sehingga memiliki tingkat keberhasilan pengambilan sebuah keputusan
yang baik. Ketercobaan inovasi SISKA biasanya akan diawali dengan
memiliki skor 3,10 yang termasuk pengetahuan, suka/tidak suka dan tahap
kategori sedang. Program SISKA dapat persuasi. Tahap keputusan mengadopsi
dicoba dengan baik apabila inovasi SISKA berdasarkan jawaban
dilaksanakan berkelompok, namun petani responden dapat dilihat pada
tidak dapat diuji coba dalam skala kecil Tabel 4.
karena membutuhkan biaya yang cukup
besar untuk pengadaan mesin pencacah
(cooper).

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Tabel 4. Keputusan Mengadopsi Menurut Petani Kelapa Sawit terhadap
Adopsi Inovasi SISKA di Kabupaten Pelalawan
Desa
Kelurahan Desa Kab.
Mulya
Kerumutan Meranti Pelalawan
No Uraian Subur
Skor
Skor Skor Skor
(Kategori)
1 Keinginan mengadopsi dan 4,73 4,20 1,17 3,37
menerapkan program SISKA (Sedang)
2 Keberlanjutan mengadopsi dan 4,45 4,30 1,08 3,28
menerapkan program SISKA (Sedang)
Jumlah Skor 9,18 8,50 2,25 6,65
3,32
Rata-rata Skor 4,59 4,25 1,13
(Sedang)
Sumber: Data Olahan, 2014

Kelompok tani yang ekonomi, pemanfaatan limbah pelepah


memutuskan untuk mengadopsi inovasi kebun sawit untuk pemenuhan pakan
SISKA berjumlah dua kelompok dalam ternak, serta pemanfaatan kotoran
penelitian ini. Kelompok tani tersebut ternak untuk kebun kelapa sawit petani.
adalah Kelompok Tani Sabar Nerimo Berbagai dampak positif tersebut
di Desa Mulya Subur dan Kelompok bermuara pada peningkatan
Tani Karya Lestari di Kelurahan kesejahteraan petani.
Kerumutan. Penelitian menunjukkan
bahwa pada tahap pengambilan Keputusan Tidak Mengadopsi
keputusan untuk mengadopsi inovasi Kelompok tani yang tidak
SISKA memiliki rata-rata skor 3,32 mengadopsi inovasi SISKA
yang termasuk kategori sedang. menganggap inovasi ini sulit
Semua anggota Kelompok Tani dilaksanakan dan tidak ekonomis bagi
Sabar Nerimo di Desa Mulya Subur petani. Kelompok tani yang
dan Kelompok Tani Karya Lestari di memutuskan untuk tidak mengadopsi
Kelurahan Kerumutan memutuskan SISKA dalam penelitian ini ada satu
mengadopsi inovasi SISKA. Program kelompok. Kelompok Tani Sri Rezeki
SISKA terbukti banyak memberikan di Desa Meranti adalah kelompok tani
dampak positif bagi petani seperti yang memutuskan untuk tidak
peningkatan pendapatan dari sisi mengadopsi SISKA tersebut.

Tabel 5. Keputusan Untuk Tidak Mengadopsi Menurut Petani Kelapa Sawit


terhadap Adopsi Inovasi SISKA di Kabupaten Pelalawan
Desa
Kelurahan Desa Kab.
Mulya
Kerumutan Meranti Pelalawan
No Uraian Subur
Skor
Skor Skor Skor
(Kategori)
1 Keinginan tidak mengadopsi dan tidak 1,18 1,30 3,83 2,10
menerapkan program SISKA (Rendah)
2 Keberlanjutan tidak mengadopsi dan 1,27 1,10 3,42 1,93
tidak menerapkan program SISKA (Rendah)
seterusnya
Jumlah Skor 2,45 2,40 7,25 4,03
2,02
Rata-rata Skor 1,23 1,20 3,63
(Rendah)
Sumber: Data Olahan, 2014

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Kelompok tani Sri Rezeki tahap implementasi inovasi SISKA
menganggap inovasi ini sulit memiliki rata-rata skor 2,88 yang
dilaksanakan dan tidak ekonomis bagi termasuk kategori sedang.
petani. Tabel 5 menunjukkan bahwa Secara keseluruhan petani
pada tahap pengambilan keputusan responden di Kabupaten Pelalawan
untuk tidak mengadopsi inovasi SISKA memahami manfaat penting dari
di Kabupaten Pelalawan memiliki rata- penerapan SISKA. Tahap implementasi
rata skor 2,02 yang termasuk kategori pada dua desa yang mengadopsi
rendah. Kelompok Tani Sri Rezeki di SISKA menunjukkan angka yang
Desa Meranti memiliki skor tinggi tinggi. Pada desa yang memutuskan
untuk tidak mengadopsi SISKA, tidak mengadopsi SISKA, angka pada
namun pada kedua kelompok tani yang tahap implementasi tidak ada atau nol.
lain skor untuk tidak mengadopsi Hal ini karena kelompok tersebut
SISKA sangat rendah. Kelompok Tani berhenti mengadopsi dan tidak
Sri Rezeki di Desa Meranti sebelumnya melaksanakan tahap implementasi dan
juga menerapkan SISKA, namun konfirmasi.
memutuskan berhenti untuk Penelitian menunjukkan bahwa
menerapkan SISKA karena sulit petani masih mengalami beberapa
memperoleh bahan campuran untuk kendala dalam pelaksanaan SISKA di
membuat pakan ternak sapi. lapangan. Kurang tersedianya bahan
campuran merupakan kendala utama
Implementasi dalam pelaksanaan SISKA oleh petani
Implementasi adalah tahap ternak. Hal ini yang menjadi perhatian
dimana petani kelapa sawit telah untuk segera dibenahi oleh pemerintah
melaksanakan SISKA dengan baik dan dan pihak terkait agar pelaksanaan
sesuai dengan anjuran. Pemahaman SISKA sebagai program unggulan
yang baik akan mengarah kepada Kabupaten Pelalawan dapat berjalan
pelaksanaan yang baik. Hasil penelitian dengan baik.
pada Tabel 6 menunjukkan bahwa pada

Tabel 6. Implementasi Yang Dilakukan Petani Kelapa Sawit terhadap


Adopsi Inovasi SISKA di Kabupaten Pelalawan
Desa
Kelurahan Desa
Mulya Kab. Pelalawan
Kerumutan Meranti
No Uraian Subur
Skor
Skor Skor Skor
(Kategori)
1 Pelaksanaan SISKA di lapangan 4,64 4,20 0,00 2,95
berjalan lancar (Sedang)
2 Pemahaman cara menerapkan SISKA 4,18 3,80 0,00 2,66
semakin baik (Sedang)
3 Penerapan program SISKA berjalan 4,73 4,40 0,00 3,04
baik sesuai dengan anjuran (Sedang)
Jumlah Skor 13,55 12,40 0,00 8,65
2,88
Rata-rata Skor 4,52 4,13 0,00
(Sedang)
Sumber: Data Olahan, 2014

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Konfirmasi yang melaksanakan SISKA tahap
Konfirmasi merupakan tahap konfirmasi menunjukkan angka tinggi.
dimana petani kelapa sawit masih Pada desa yang memutuskan tidak
memiliki interaksi dengan penyuluh, mengadopsi SISKA, angka pada tahap
keluarga, teman/kerabat, aparat desa, konfirmasi tidak ada atau nol. Hal ini
dan media massa terkait inovasi SISKA karena kelompok tersebut berhenti
yang mereka jalankan. Petani dapat mengadopsi dan tidak melaksanakan
menanyakan kembali dan memberi tahap implementasi dan konfirmasi.
umpan balik kepada penyuluh terhadap Petani responden pada dua desa
kendala yang mereka hadapi dalam yang sampai saat ini melaksanakan
pelaksanaan SISKA. Tujuannya adalah SISKA masih cukup sering
untuk mengevaluasi program kerja berkomunikasi dengan penyuluh.
yang sudah dilaksanakan, apakah Petani berkomunikasi dengan penyuluh
berhasil atau tidak kegiatan SISKA seputar kendala bahan campuran yang
yang sudah dilaksanakan. sulit didapat dalam pelaksanaan
Penelitian menunjukkan bahwa SISKA. Harapan petani adalah adanya
tahap konfirmasi yang dilakukan petani bantuan bahan campuran dari
kelapa sawit rakyat tentang adopsi pemerintah untuk bisa membantu
inovasi SISKA di Kabupaten menyelesaikan permasalahan yang
Pelalawan rata-rata skor sebesar 2,68 dihadapi oleh petani, sehingga
termasuk kategori sedang yang dapat perekonomian petani menjadi lebih
dilihat pada Tabel 7. Pada dua desa baik.

Tabel 7. Konfirmasi yang Dilakukan Petani Kelapa Sawit terhadap Adopsi


Inovasi SISKA di Kabupaten Pelalawan
Desa
Kelurahan Desa
Mulya Kab. Pelalawan
Kerumutan Meranti
No Uraian Subur
Skor
Skor Skor Skor
(Kategori)
1 Petani menanyakan kembali kendala 4,27 3,90 0,00 2,72
pelaksanaan SISKA kepada (Sedang)
penyuluh
2 Evaluasi terhadap program SISKA 4,00 3,90 0,00 2,63
yang dijalankan kepada penyuluh (Sedang)
Jumlah Skor 8,27 7,80 0,00 5,35
2,68
Rata-rata Skor 4,14 3,90 0,00
(Sedang)
Sumber: Data Olahan, 2014

Tingkat Adopsi Inovasi Petani Kelapa Sawit terhadap SISKA di Kabupaten


Pelalawan

Tingkat adopsi dapat dilihat mengadopsi, implementasi dan


dari pengetahuan petani, persuasi, konfirmasi.
keputusan mengadopsi, keputusan tidak

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


Tabel 8. Tingkat Adopsi Inovasi Petani Kelapa Sawit terhadap Inovasi
SISKA
No Variabel Skor Kategori
1 Pengetahuan petani 3,60 Tinggi
2 Persuasi (ciri-ciri inovasi) 3,42 Tinggi
3 Keputusan:
a. Mengadopsi 3,32 Sedang
b. Tidak Mengadopsi 2,02 Rendah
4 Implementasi 2,88 Sedang
5 Konfirmasi 2,68 Sedang
Jumlah Skor 17,92
Rata-rata Skor 2,98 Sedang
Sumber: Data Olahan, 2014

Tingkat adopsi inovasi petani konfirmasi berada pada kategori


terhadap SISKA berada pada sedang.
kategori sedang dengan rata-rata skor 2. Tingkat adopsi inovasi petani
2,98 yang berada pada kategori kelapa sawit rakyat terhadap
sedang. Petani sudah dapat menerima SISKA di Kabupaten Pelalawan
teknologi dan inovasi yang terdapat berada pada kategori sedang
dalam pelaksanaan SISKA, namun dilihat dari variabel
masih menghadapi beberapa kendala pengetahuan, persuasi,
di lapangan. Oleh sebab itu, hal ini keputusan mengadopsi, keputus-
menjadi bahan masukan bagi an tidak mengadopsi, implemen-
Pemerintah Kabupaten Pelalawan tasi dan konfirmasi.
melalui dinas terkait untuk
mengevaluasi dan memperbaiki Saran
berbagai kekurangan dalam 1. Tingkat adopsi inovasi dapat
pelaksanaan SISKA di Kabupaten ditingkatkan melalui adanya
Pelalawan. pelatihan dan pengembangan
yang diberikan oleh penyuluh
KESIMPULAN DAN SARAN atau pihak yang berkompeten
Kesimpulan untuk membantu petani dalam
1. Proses adopsi inovasi petani pelaksanaan SISKA. Pihak
kelapa sawit terhadap SISKA di berkompeten yang dapat
Kabupaten Pelalawan pada tahap membantu petani yaitu dari
pengetahuan termasuk kategori perguruan tinggi, pemerintah
tinggi. Tahap persuasi dari ciri- atau dari dinas perkebunan
ciri inovasi yang dipersepsikan maupun peternakan untuk dapat
termasuk kategori sedang. Tahap memfasilitasi petani dalam
keputusan dapat dibagi menjadi pengembangan SISKA di
dua bagian, yaitu keputusan Kabupaten Pelalawan.
mengadopsi termasuk dalam 2. Adanya penelitian lebih lanjut
kategori sedang, keputusan tidak tentang adopsi inovasi petani
mengadopsi termasuk dalam kelapa sawit terhadap SISKA
kategori rendah. Tahap baik di Kabupaten Pelalawan
implementasi tergolong kategori ataupun daerah lain di Provinsi
sedang serta pada tahap Riau. Evaluasi terhadap
pelaksanaan SISKA di lapangan

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


sangat diperlukan untuk Integrasi Ternak –
mengatasi berbagai kendala Tanaman Berbasis Sawit,
yang dihadapi oleh petani. Padi, dan Kakao. Prosiding
Selain itu, pengambil kebijakan Workshop Nasional
di Kabupaten Pelalawan harus Dinamika dan Keragaan
segera memperbaiki berbagai Sistem Integrasi Ternak –
kekurangan dalam pelaksanaan Tanaman: Padi, Sawit,
dan menyusun strategi Kakao. (In Press). Pusat
pemberdayaan petani kelapa Penelitian dan
sawit yang tepat dalam Pengembangan Peternakan.
pengembangan SISKA di Bogor.
Kabupaten Pelalawan.
Riduan dan Akdon. 2010. Rumus
DAFTAR PUSTAKA dan Data dalam Analisis
BPS Kabupaten Pelalawan. 2013. Statistika. Alfabeta.
Kabupaten Pelalawan Bandung.
dalam Angka. BPS
Kabupaten Pelalawan. Rogers, Everett, M. 2003. Diffusions
Pangkalan Kerinci. of Innovations; Fifth
Edition. Simon & Schuster
Handaka, A. Hendriadi, dan T. Publisher.
Alamsyah. 2009. Perspektif
Pengembangan Mekanisasi Sugiyono. 2004. Metode Penelitian
Pertanian dalam Sistem Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Jom Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015

Potrebbero piacerti anche