IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT
KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP (PROPER) DI KOTA SEMARANG
Rizqi Fahmawati1), Hartuti Purnaweni1, 2)
1) Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro 2) Magister dan Doktor Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro email: rizqifahmawati@gmail.com
ABSTRACT
Indonesia’s program on pollution control, evaluation, and rating (PROPER—
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) is one of the government’s policy to monitor and protect environmental management practiced by companies and industries. Semarang city, as one of Central Java’s most strategic region, is potential for industrial and business site. This study aims to analyze the implementation of PROPER and all of the contributing factors that impact the process itself. Method used for this study is qualitative descriptive method. Process from PROPER’s implementation in this region consists of preparation, direct monitoring, and the company’s adherence evaluation on the policy. Based on the result found from this study, it is shown that company’s comprehension on the policy, adequate facilities, clear standard of procedure, organized bureaucratic structure (that has eased the monitoring process), and political elite’s support are the supporting factors of PROPER’s process. However, limitation on financial resource and lack of society’s knowledge on this policy are also impeding PROPER’s full implementation in Semarang city. The author suggests the Department of Environmental and Forestry of Central Java to recruit more human resources, establish partnerships with correlating stakeholders, prioritize on fostering companies with red ranks and below, and educate the society about PROPER’s result on assessed companies. In the end, strong commitment is necessary to have for both parties; either for the companies and industries, society, and government itself to better PROPER’s implementation into becoming more effective and efficient.
Company Assessment Policy. PENDAHULUAN Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal A. Latar Belakang 67 bahwa “Setiap orang Kondisi lingkungan di Indonesia dari berkewajiban memelihara kelestarian tahun ke tahun kian memprihatinkan. fungsi lingkungan hidup serta Tren kasus lingkungan terus mengendalikan pencemaran dan/atau meningkat seiring dengan kebijakan kerusakan lingkungan hidup.” daerah dalam mengelola daerahnya Salah satu upaya pemerintah masing-masing. Hal ini karena dalam melakukan pengawasan dan terdapat kecenderungan eksploitasi perlindungan terhadap lingkungan sumber daya alam di era otonomi hidup yakni melalui Program daerah. Akibatnya, terdapat Penilaian Peringkat Kinerja kemudahan dalam mengeluarkan Perusahaan dalam Pengelolaan izin-izin pengelolaan SDA dalam Lingkungan Hidup (PROPER). bentuk izin penambangan dan PROPER merupakan program pembangunan industri tanpa unggulan Kementerian Lingkungan mempertimbangkan dampak Hidup dan Kehutanan untuk lingkungan yang akan terjadi. mendorong ketaatan industri terhadap Di sisi lain, sektor industri peraturan lingkungan hidup. dinilai mampu mendorong Pelaksanaan PROPER telah diatur di pertumbuhan ekonomi nasional dalam Peraturan Menteri No. 3 Tahun (Wikaningrum, 2015). Hal ini 2014 tentang PROPER. didorong oleh tingginya tingkat Keberhasilan pelaksanaan konsumsi masyarakat dan PROPER di Indonesia selama meningkatnya investasi di sektor sepuluh tahun dari tahun 2004-2014, industri secara signifikan. Total yaitu (1) mendorong ketaatan investasi yang masuk dalam rangka perusahaan terhadap peraturan pembangunan industri mencapai 400 lingkungan dari 49% menjadi 72%; miliar rupiah dan mayoritas berada di (2) PROPER digunakan sebagai key Pulau Jawa sebesar 57,76% performance indicator bagi karyawan (Kementerian Perindustrian, 2014). Pertamina dan perusahaan Migas; (3) Tidak dapat dipungkiri bahwa hasil penilaian PROPER digunakan pertumbuhan industri mampu oleh Bank Indonesia untuk analisa menjadi penopang ekonomi bangsa, resiko pinjaman terhadap perusahaan; memenuhi kebutuhan masyarakat dan (4) PROPER digunakan sebagai dasar mengurangi pengangguran dengan sertifikasi ISPO untuk industri sawit; hadirnya lapangan pekerjaan (5) Dalam Forum Buyer ILO sehingga dapat meningkatkan (International Labour Organization) kesejahteraan masyarakat. Namun, PROPER disarankan digunakan pertumbuhan industri tanpa disadari sebagai indikator kinerja pengelolaan juga menimbulkan dampak terhadap lingkungan bagi para pembeli. pencemaran lingkungan. Isu terkai pencemaran lingkungan sebenarnya sudah diatur oleh pemerintah dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Gambar 1.1 industri perhotelan adalah yang Grafik Hasil Penilaian PROPER paling banyak menyumbang predikat Nasional Menurut Peringkat merah secara berturut-turut. Apabila diamati pada tahun berikutnya yaitu periode 2015 – 2016, industri seperti hotel dan rumah sakit tidak diumumkan hasil penilaian peringkat kinerjanya terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Padahal hotel merupakan salah satu aspek pendukung industri pariwisata Sumber : PROPER Kementerian sehingga pertumbuhannya sangat Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pesat jika dibandingkan dengan 2013 – 2018 (diolah). rumah sakit. Gambar 1.1 di atas Berdasarkan fenomena menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian PROPER terhadap 34 PROPER Nasional diikuti oleh 1.908 perusahaan peserta PROPER di Kota perusahaan (2013-2014). Jumlah ini Semarang yang belum menunjukkan mengalami peningkatan pada tahun hasil yang signifikan, maka penelitian tahun 2014-2015 sebanyak 2.137 ini mengamati upaya yang dilakukan perusahaan. Kemudian, hasil evaluasi oleh pemerintah terkait implementasi PROPER periode 2015-2016 yakni Program Penilaian Peringkat Kinerja berjumlah 1.930 perusahaan. Jumlah Perusahaan dalam Pengelolaan ini mengalami penurunan dari jumlah Lingkungan Hidup (PROPER) industri atau perusahaan tahun dengan menggunakan teori sebelumnya. Pada periode 2017-2018 implementasi Merilee S. Grindle, terjadi penurunan kembali terhadap Edwards III, dan Van Horn dan Van jumlah perusahaan yang dievaluasi Meter. yakni 1.819 perusahaan. Sementara itu, pelaksanaan B. Tinjauan Pustaka PROPER di Kota Semarang selama Administrasi Publik enam periode (2011-2016) belum Siagian dalam Syafiie (2006:14) menunjukkan hasil yang signifikan berpendapat bahwa administrasi dalam meningkatkan kesadaran adalah seluruh proses pelaksanaan perusahaan-perusahaan peserta atas keputusan yang telah diambil dan PROPER. Berdasarkan hasil dilakukan oleh dua orang atau lebih penilaian PROPER terhadap 34 untuk mencapai tujuan yang telah perusahaan yang merupakan peserta ditetapkan. PROPER di Kota Semarang, hanya Menurut Mc Curdy dalam terdapat tiga perusahaan saja yang Keban (2008:3), administrasi publik mendapatkan predikat warna hijau diartikan sebagai proses politik dan dan selebihnya masih mendapatkan sebagai cara untuk melakukan predikat biru, merah bahkan hitam. berbagai fungsi negara. Administrasi tidak hanya membahas mengenai Diantara berbagai jenis industri masalah manajerial tetapi juga peserta PROPER di Kota Semarang, membahas persoalan politik. Jadi, administrasi publik adalah harus disediakan, rantai komando kerjasama yang dilakukan oleh harus bisa menyatukan dan pemerintah baik legislatif, eksekutif mengontrol sumber-sumber daya maupun yudikatif demi tercapainya tersebut, dan sistem harus efektif tujuan yang menjadi kepentingan untuk mengontrol individu dan bersama dalam suatu negara. organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan program. Kebijakan Publik Jadi, implementasi kebijakan Lasswell dalam Nugroho (2003:3) merupakan suatu proses yang dinamis mendefinisikan kebijakan publik di mana pelaksanaan kebijakan sebagai ilmu yang mempelajari menjadi fokus utama, apakah suatu tentang proses pembuatan keputusan kebijakan sudah diterapkan dengan atau proses memilih dan baik melalui kegiatan yang dapat mengevaluasi informasi yang tersedia mencapai tujuan dan sasaran sesuai untuk memecahkan suatu masalah. dengan kebijakan yang telah dibuat. Menurut James Anderson dalam Kusumanegara (2010:1) Faktor-faktor yang Mempengaruhi memberi pengertian kebijakan Implementasi Kebijakan sebagai perilaku individu atau 1) Teori Merilee S. Grindle organisasi dalam kegiatan Keberhasilan implementasi menurut administratif, politis, ekonomis, dan Merilee S. Grindle dalam Subarsono lain-lain dalam rangka pencapain (2013:93) dipengaruhi oleh dua tujuan, perencanaan, program, dan variabel besar, yaitu isi kebijakan sebagainya. (content of policy) dan lingkungan Jadi, kebijakan publik adalah implementasi (context of peraturan atau program yang dibuat implementation). oleh pemerintah untuk memberikan A. Isi Kebijakan dampak terhadap masyarakat dengan (1) kepentingan kelompok sasaran tujuan untuk mengatasi permasalahan (2) jenis manfaat yang diterima publik. (3) derajat perubahan (4) letak pengambilan keputusan Implementasi Kebijakan (5) pelaksana program Van Meter dan Van Horn dalam (6) sumber daya Winarno, (2008:146-147) B. Konteks Implementasi mendefinisikan implementasi (1) kekuasaan, kepentingan, dan kebijakan publik sebagai upaya yang strategi aktor yang terlibat dilakukan oleh organisasi publik (2) karakteristik lembaga dalam melaksanakan (3) kepatuhan dan daya tanggap keputusan/peraturan yang telah dibuat atau disepakati bersama dalam kurun 2) Teori George C. Edwards III waktu tertentu. Edwards III dalam Tahir (2015:61) Wayne Parsons dalam Parsons mengemukakan bahwa terdapat (2008:466) menyatakan bahwa dalam empat faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan, tujuan harus keberhasilan atau kegagalan didefinisikan secara jelas agar dapat implementasi kebijakan, yaitu dipahami dengan baik, sumber daya sebagai berikut : (a) Komunikasi penetapan status sementara serta (b) Sumber daya sanggahan dan klarifikasi oleh (c) Disposisi peserta PROPER (d) Struktur Birokrasi Dalam mengamati faktor pendukung 3) Teori Van Meter dan Van Horn dan faktor penghambat implementasi Van Meter dan Van Horn dalam kebijakan PROPER digunakan teori Subarsono (2013:99) menyebutkan implementasi Grindle, Edwards III, bahwa implementasi kebijakan dapat dan Van Meter dan Van Horn sebagai dipengaruhi oleh enam variabel, berikut : antara lain : 1. Komunikasi, yaitu transmisi, (a) Standar dan sasaran kebijakan kejelasan dan konsistensi Tim (b) Sumber daya PROPER Provinsi Jawa Tengah (c) Komunikasi antar organisasi dan dalam menyampaikan kebijakan penguatan aktivitas PROPER kepada perusahaan (d) Karakteristik agen pelaksana peserta PROPER di Kota (e) Kondisi sosial, ekonomi dan Semarang. politik 2. Sumber daya merupakan salah satu (f) Disposisi pelaksana aspek penting dalam implementasi kebijakan yang meliputi C. Operasionalisasi Konsep ketersediaan sumber daya Fenomena-fenomena yang diteliti manusia, finansial, dan sarana berdasarkan Permen Nomor 3 Tahun prasarana yang dapar menunjang 2014 tentang Program Penilaian proses pelaksanaan kebijakan. Peringkat Kinerja Perusahan dalam 3. Disposisi atau sikap aparat Pengelolaan Lingkungan Hidup pelaksana kebijakan, yaitu (PROPER) bahwa pelaksanaan bagaimana respon atau tanggapan, PROPER melalui mekanisme sikap, komitmen, kejujuran dan pembinaan dan pengawasan sikap demokratis yang dimiliki lingkungan hidup yang dijabarkan oleh Tim PROPER Provinsi Jawa pada pasal 15 mengenai tahapan Tengah dalam melaksanakan implementasi PROPER yang meliputi kebijakan PROPER. fenomena sebagai berikut : 4. Struktur birokrasi yang terdiri dari 1. Persiapan, yang meliputi pembagian kewenangan antar staf pemilihan industri dan perusahaan pelaksana dalam melaksanakan sebagai peserta PROPER , kebijakan PROPER, adanya penguatan kapasitas bagi tim standard operating procedure inspeksi PROPER , dan (SOP) sebagai pedoman pelaksana osialisasi kegiatan PROPER dalam menjalankan kebijakan kepada penanggung jawab PROPER, dan kedudukan usaha/kegiatan yang akan dinilai implementor dalam struktur 2. Pengawasan langsung, yang teridri organisasi DLHK Provinsi Jawa dari inspeksi lapangan dan Tengah. penggunaan panduan inspeksi 5. Kondisi sosial, ekonomi, dan lapangan. politik merupakan faktor eksternal 3. Penilaian ketaatan, yang meliputi yang dapat mempengaruhi faktor internal pelaksana kebijakan. warga Ring 1 penerima program Kondisi sosial mengamati tingkat Community Development Indonesia partisipasi peserta PROPER dalam Power Unit Pembangkitan menjalankan kebijakan dan Semarang). kondisi masyarakat di sekitar Pengumpulan data dilakukan perusahaan peserta PROPER. dengan meggunakan teknik Kondisi ekonomi melihat wawancara, observasi, dan komitmen perusahaan dalam dokumentasi. Sedangkan, teknik yang menyediakan biaya khusus untuk digunakan untuk mengolah data yaitu menjalankan PROPER dengan melalui proses reduksi data, penyajian baik. Sedangkan, kondisi politik dan penarikan kesimpulan. Teknik uji berbicara tentang peran dan validitas data yang digunakan dalam dukungan kepala daerah dalam penelitian ini berdasarkan teknik implementasi kebijakan PROPER pemeriksaan triangulasi sumber.
D. Metode Penelitian PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan metode Implementasi Kebijakan PROPER deskriptif kualitatif yang menekankan berdasarkan Peraturan Menteri pada analisis dan penggambaran No. 3 Tahun 2014 suatu kondisi realita dengan 1. Persiapan menggunakan teknik purposive Tahap persiapan PROPER meliputi 3 sampling untuk melakukan pemilihan kegiatan, yaitu pemilihan usaha dan informan. kegiatan, penguatan kapasitas bagi Adapun informan dalam Tim Inspeksi PROPER, dan penelitian ini yaitu : (1) Kepala sosialisasi kepada penanggungjawab Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah usaha dan kegiatan. Dalam pemilihan B3, Pengendalian Pencemaran dan peserta, Tim PROPER Provinsi Jawa Kerusakan Lingkungan Hidup di Tengah tidak dapat menetapkan, Dinas Lingkungan Hidup dan namun dapat memilih dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah; (2) mengusulkan perusahaan-perusahaan Kepala Seksi Pengendalian yang ada di wilayah Jawa Tengah Pencemaran Lingkungan Hidup; (3) sebagai calon peserta PROPER Tim pelaksana PROPER di Kota kepada KLHK dengan mengacu pada Semarang; (4) Human Resources kriteria-kriteria yang sudah Manager Star Hotel; (5) Chief ditetapkan. Apabila perusahaan telah Engineering Star Hotel; (6) Ketua RT memenuhi salah satu kriteria akan Lamper Sari (sebagai warga yang tetapi sedang terjerat kasus hukum tinggal dalam radius ± 2 km dari area maka perusahaan tersebut tidak dapat perusahaan Star Hotel); (7) SPS K3L dipilih menjadi peserta PROPER. Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang; (8) Supervisor Senior Keamanan dan Hubungan Masyarakat Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang; dan (9) Ketua Kelompok Karang Taruna Kelurahan Tanjung Emas (sebagai Gambar 1.2 diperhatikan saat berada di lapangan. Daftar Perusahaan Peserta Penguatan kapasitas yang PROPER Tahun 2011-2016 di diselenggarakan oleh KLHK Kota Semarang dilaksanakan satu kali setiap tahun dan diikuti oleh Tim PROPER Provinsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. Kemudian materi yang didapat dari kegiatan tersebut disampaikan kepada Tim PROPER di tingkat kabupaten/kota, karena nantinya saat melakukan inspeksi lapangan Tim PROPER Provinsi Jawa Tengah didampingi oleh Tim PROPER Kota Semarang. Sosialisasi merupakan hal penting dalam persiapan karena menjadi sarana untuk menginformasikan keikutsertaan perusahaan-perusahaan sebagai peserta dan menjelaskan kriteria- kriteria yang dinilai dalam PROPER. Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kegiatan ini dilaksanakan melalui dan Kehutanan Prov. Jateng, 2016. seminar dan lokakarya yang Perusahaan peserta PROPER di dilakukan satu kali dalam satu tahun Kota Semarang tahun 2011-2016 dan bertempat di aula kantor Dinas menunjukkan bahwa pemilihan dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan penetapan perusahaan sebagai peserta Provinsi Jateng. PROPER sudah tepat sasaran sesuai Mekanisme pelaksanaan dan dengan Permen No. 3 Tahun 2014 serangkain peraturan yang ditetapkan tentang PROPER dalam Pengelolaan harus disampaikan kepada peserta Lingkungan Hidup yaitu (1) PROPER sebelum perintah untuk perusahaan yang hasil produknya melakukan pengelolaan lingkungan untuk tujuan ekspor, (2) terdapat yang baik dapat diikuti. Kejelasan dalam pasar bursa, (3) menjadi dalam penyampaian aturan perhatian masyarakat (lingkup diperlukan untuk menghindari regional maupun nasional), dan (4) kesalahpahaman antara Tim menimbulkan dampak yang PROPER Provinsi Jateng dengan para signifikan terhadap lingkungan hidup. peserta PROPER. Kemudian, penguatan kapasitas Sosialisasi yang disampaikan bagi tim inspeksi PROPER menjadi secara konsisten akan menjadikan salah satu aspek penting dalam tahap perusahaan memahami informasi persiapan karena mempunyai maksud yang diperoleh dari Tim PROPER agar setiap pihak yang terlibat dalam terkait kriteria kinerja pengelolaan pengawasan memahami kriteria lingkungan yang perlu ditaati agar penilaian PROPER yang harus sesuai dengan peraturan perundang- undangan. yaitu Peraturan Menteri No. 3 Tahun 2014 tentang PROPER yang 2. Pengawasan Langsung merupakan dasar dalam pelaksanaan Pengawasan langsung kebijakan PROPER. Hal tersebut merupakan tahap verifikasi didukung dengan pelatihan melalui pelaksanaan PROPER sudah penguatan kapasitas, sehingga dapat diterapkan dengan baik atau belum dikatakan bahwa pemahaman aparat oleh perusahaan. Sebelum terhadap kebijakan merupakan melaksanakan inspeksi langsung, Tim cerminan dari penguatan kapasitas. PROPER Provinsi Jawa Tengah Dalam kegiatan ini, mengumpulkan data terkait Kementerian LHK menyampaikan perusahaan yang akan didatangi materi yang memuat aturan-aturan untuk menyusun strategi inspeksi baik yang lama maupun yang baru lapangan. Hal ini berguna untuk serta cara/metode yang digunakan memudahkan Tim Inspeksi PROPER terkait implementasi PROPER. saat berada di lapangan. Pemantauan Materi yang disampaikan oleh KLHK yang dilakukan akan menghasilkan sesuai dengan Petunjuk Teknis temuan-temuan yang selanjutnya PROPER dalam Pengelolaan akan dimasukkan dalam berita acara Lingkungan Hidup Tahun 2014 yang hasil inspeksi lapangan. Pada mencakup : akhirnya hasil pemantauan tersebut 1) kriteria dan mekanisme akan menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan PROPER, penentuan peringkat perusahaan 2) tata cara penataan pengawasan peserta PROPER. lingkungan hidup (pengendalian 3. Penilaian Ketaatan pencemaran air, pencemaran Penilaian ketaatan di tingkat udara, pengelolaan limbah B3, dan provinsi meliputi kegiatan penetapan pengendalian kerusakan status sementara serta sanggahan dan lingkungan bagi industri klarifikasi. Kegiatan ini berawal dari pertambangan), penetapan rapor sementara, kemudian 3) cara menyusun Berita Acara Hasil diberikan penangguhan waktu kepada Pengawasan, perusahaan untuk memperbaiki 4) cara mengolah data hasil kesalahan data atau melengkapi data pengawasan, yang belum ada. Selanjutnya, 5) cara menyusun rapor sementara, perusahaan diberikan kesempatan dan untuk mengklarifikasi dengan 6) cara menyusun rapor final. membawa bukti dan dokumen yang Dengan begitu, melalui valid. penguatan kapasitas Tim PROPER Provinsi Jawa Tengah mendapatkan Faktor Penentu Keberhasilan pemahaman yang lebih kuat dari Implementasi Kebijakan sebelumnya, karena penguatan 1. Komunikasi kapasitas ini dilakukan secara Hasil penelitian menunjukkan bahwa continue. Semakin sering Tim Tim PROPER Provinsi telah PROPER Provinsi Jawa Tengah memahami dengan baik maksud dan mengikuti penguatan kapasitas, isi kebijakan mengenai PROPER semakin kuat pemahaman dan penguasaan mereka terhadap menunjuk pegawai dari bidang lain kebijakan Peraturan Menteri No. 3 untuk masuk ke dalam Tim PROPER Tahun 2014 tentang PROPER dalam Provinsi Jawa Tengah, sehingga saat Pengelolaan Lingkungan Hidup. ini jumlahnya menjadi 13 pegawai. Pelaksanaan kegiatan Meskipun terdapat penambahan sosialisasi di lapangan realitanya jumlah staf, pelaksana mengaku tidak sejalan dengan pendapat yang hanya dapat memantau 10% disampaikan oleh informan dari perusahaan dari total peserta yang ada Dinas Lingkungan Hidup dan di Jawa Tengah. Jumlah SDM yang Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. sedikit menyebabkan pengawasan Indonesia Power UP Semarang selalu tidak dapat berjalan optimal karena mengikuti kegiatan sosialisasi yang hanya beberapa perusahaan saja yang diselenggarakan setahun sekali oleh dapat dipantau secara langsung oleh DLHK Provinsi Jateng. Di sisi lain, Tim Inspeksi PROPER. Star Hotel mengaku bahwa Dari segi kompetensi, kualitas perusahannya tidak mengetahui masing-masing staf terbilang sudah perihal keikutsertaannya sebagai memenuhi kompetensi karena seluruh peserta PROPER. Hal ini lantaran Staf Tim PROPER Provinsi Jateng mereka belum pernah mengikuti diwajibkan untuk mengikuti kegiatan sosialisasi sama sekali karena tidak penguatan kapasitas yang mendapat undangan dari Dinas diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan LHK. Melalui penguatan kapasitas, Provinsi Jawa Tengah. seluruh staf berkesempatan Dalam hal kegiatan pembinaan, mendapatkan pendidikan dan Star Hotel Semarang mengaku tidak pelatihan untuk meningkatkan mendapatkan pendampingan atau kemampuan dan keterampilan teknis, pembinaan sama sekali yang teoritis, konseptual, dan moral dalam dikhususkan untuk PROPER dari rangka pelaksanaan PROPER di Dinas Lingkungan Hidup dan wilayah Jawa Tengah agar Kehutanan Provinsi Jawa Tengah menghasilkan persamaan komitmen sejak tahun 2014 dari dan kerjasama yang baik yang tidak keikutsertaannya di tahun 2012 menyimpang dari kebijakan. hingga 2015. Berbeda dengan yang Sumber daya finansial dalam dialami oleh Indonesia Power. implementasi PROPER di Kota 2. Sumber Daya Semarang berasal dari Anggaran Hasil penelitian mengenai sumber Pendapatan dan Belanja Negara daya manusia, bahwa pelaksana (APBN). Dana yang diterima oleh PROPER di-reshuffle setiap tahunnya Dinas Lingkungan Hidup dan menyesuaikan jumlah peserta Kehutanan Prov. Jawa Tengah PROPER di Jawa Tengah sehingga digunakan untuk mengadakan jumlahnya tidak selalu sama. kegiatan sosialisasi, biaya Sehingga pelaksana mengalami transportasi ke berbagai kesulitan dalam melakukan pantauan kabupaten/kota di Jawa Tengah tidak terhadap perusahaan peserta hanya Kota Semarang saja, biaya uji PROPER. Karena keterbatasan sampel air limbah ke laboratorium, jumlah tersebut, Kepala Dinas biaya cetak laporan, dan lain-lain. Dan juga jumlah peserta PROPER di Jawa Tengah belum memperlihatkan Kota Semarang selalu meningkat komitmen yang kuat dalam setiap tahunnya sehingga dana yang membantu perusahaan memberikan dikeluarkan juga semakin bertambah. pendampingan bagaimana cara Hal ini dikarenakan inspeksi lapangan mengelola lingkungan yang baik dan tidak hanya di Kota Semarang saja benar. Hal ini terbukti dari pernyataan tetapi juga di kabupaten/kota di informan di atas yang mengaku tidak seluruh Jawa Tengah. mendapatkan pembinaan terkait Sarana prasarana penunjang PROPER dari Dinas Lingkungan sudah memadai baik fasilitas dari Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa kantor atau milik pribadi pelaksana Tengah. PROPER. Meskipun transportasi 4. Struktur Birokrasi menggunakan jasa rental kendaraan Aspek Standard Operating karena Tim PROPER sudah Procedures (SOP) dalam struktur mempertimbangkan bahwa birokrasi dapat menjadi salah satu penggunaan jasa rental kendaraan faktor yang dapat menghambat lebih efisien daripada menggunakan pelaksanaan PROPER di Kota fasilitas kendaraan dari kantor. Semarang. Walaupun Tim PROPER 3. Disposisi Pelaksana Provinsi Jateng telah tertib Mengenai responsivitas, Tim Proper menjalankan tahapan-tahapan dalam Provinsi Jawa Tengah belum pelaksanaan PROPER sesuai dengan memiliki tekad atau kesungguhan SOP, akan tetapi tidak adanya dalam melaksanakan kebijakan penerapan sistem reward dan PROPER seperti yang diharapkan punishment dapat menghambat pembuat kebijakan, hal ini terbukti pencapaian tujuan kebijakan dari sikapnya yang kurang responsif PROPER karena permasalahan terhadap keluhan dari peserta mengenai profesionalisme para staf. PROPER walaupun responsivitas terhadap masyarakat sudah baik. 5. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Namun hal tersebut tetap menjadi Politik penghalang tercapainya tujuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan PROPER. Indonesia Power Unit Pembangkit Sejauh ini Tim PROPER Dinas Semarang maupun Star Hotel Lingkungan Hidup dan Kehutanan berpartisipasi dengan baik dan Provinsi Jateng telah bertindak tegas mengikuti kebijakan PROPER secara terhadap peserta PROPER yang tidak aktif. Meskipun menyandang predikat melakukan perbaikan terhadap tidak taat, Hotel Star Semarang tetap pengelolaan lingkungan hidup dan rutin mengirimkan laporan mengenai konsisten dalam memberikan sanksi air limbah ke Dinas LHK dan dengan memprosesnya ke Bidang berusaha memperbaiki kinerja Penyuluhan Penegakan Hukum pengelolaan lingkungannya secara Lingkungan Hidup dan Perlindungan bertahap. Berbeda dengan Indonesia Hutan untuk selanjutnya dilakukan Power UP Semarang yang sudah penegakan hukum. mendapatkan peringkat hijau dalam Tim PROPER Dinas PROPER karena menerapkan eco Lingkungan Hidup dan Kehutanan efficiency seperti pengurangan gas emisi, penghematan penggunaan pengelolaan lingkungan sesuai energi listrik di lingkungan kantor, dengan Permen No. 3 Tahun 2014 juga melaksanakan program tentang PROPER dalam Pengelolaan community development. Lingkungan Hidup. Warga Desa Lamper Sari (wilayah I dari Star Hotel) PENUTUP menggambarkan kondisi masyarakat Setelah dilakukan pembahasan modern (tergolong maju) karena mengenai implementasi kebijakan letaknya berada di tengah kota. Hal PROPER di Kota Semarang, dapat tersebut mempengaruhi sikap kritis disimpulkan bahwa pelaksanaan oleh mereka terhadap sesuatu yang muncul Dinas Lingkungan Hidup dan di sekitar lingkungan mereka. Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Sedangkan, kondisi sosial belum berjalan dengan optimal warga Tambak Mulyo sebagai karena ditemukan beberapa aspek penerima program CSR Indonesia yang menghambat dalam pelaksanaan Power mayoritas bermata PROPER, meskipun terdapat pencaharian sebagai nelayan sudah beberapa aspek yang sudah berjalan menerima dengan baik program CSR dengan baik. yang dijalankan Indonesia Power. Aspek-aspek dianggap dapat Namun, akibat permasalahan internal menghambat proses pelaksanaan kelompok menyebabkan program kebijakan PROPER, yaitu mengenai budidaya ikan bandeng dan rumput komunikasi dalam hal sosialisasi dan laut yang diberikan tidak berjalan pembinaan, sumber daya (SDM dan maksimal sesuai harapan perusahaan. finansial), disposisi pelaksana, dan Pelaksanaan community development kondisi sosial masyarakat. Sementara yang tidak optimal dapat itu, aspek yang dianggap sudah mempengaruhi penilaian perusahaan berjalan dengan baik antara lain dalam pemeringkatan PROPER. komunikasi (pemahaman aparat), Kondisi politik dalam sumber daya sarana prasarana, implementasi Program Penilaian struktur birokrasi, kondisi sosial dan Peringkat Kinerja Perusahaan ekonomi perusahaan, serta kondisi (PROPER) di Kota Semarang politik. didukung penuh oleh Gubernur Jawa Rekomendasi yang dapat Tengah. Hal ini dibuktikan dengan diberikan terkait dengan penetapan Perda No. 5 Tahun 2012 permasalahan - permasalahan tentang Baku Mutu Air Limbah yang mengenai implementasi kebijakan menjadi acuan Tim PROPER PROPER di Kota Semarang, yaitu : Provinsi Jawa Tengah untuk 1. Mempertahankan dan pemeriksaan sampel air imbah dalam meningkatkan seluruh aspek yang pelaksanaan PROPER. sudah berjalan dengan baik agar Gubernur Jawa Tengah sebagai tujuan dari kebijakan dapat Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah tercapai secara optimal. berperan untuk memberikan 2. Meningkatkan kerjasama dengan penghargaan pada malam Dinas Lingkungan Hidup Kota penganugerahan kepada peserta Semarang, minimal ada dua PROPER yang taat menjalankan pegawai yang mengikuti penguatan kapasitas di tingkat http://www.kemenperin.go.id/a kementerian sehingga rtikel/2806/Pemerintah- implementasi PROPER bisa lebih Andalkan%09Pertumbuhan- efektif dan efisien. Industri-Pulau-Jawa, diakses 3. Kegiatan pembinaan pada 6 April 2018. diprioritaskan kepada perusahaan Kusumanegara, Solahuddin. 2010. dengan peringkat merah dan hitam Model dan Aktor dalam Proses untuk mengurangi intensitas Kebijakan Publik. Yogyakarta: perusahaan berpredikat tidak taat Gava Media. lingkungan. Nugroho, Riant. 2003. Public Policy 4. Menambah jumlah sumber daya (Dinamika Kebijakan, Analisis manusia dengan membuka Kebijakan, Manajemen program internship bagi Kebijakan). Jakarta: PT Elex mahasiswa atau lulusan diploma Media Komputindo. maupun sarjana dari keilmuan Parsons, Wayne. 2008. Publik Policy: yang dibutuhkan dalam Pengantar Teori dan Analisis implementasi PROPER. Kebijakan Publik. Jakarta : 5. Merespon baik keluhan yang Prenada Media Group. disampaikan oleh peserta Permen No. 3 Tahun 2014 tentang PROPER dan menganggap hal Program Penilaian Peringkat tersebut adalah feedback untuk Kinerja Perusahaan dalam memperbaiki kinerja pemerintah Pengelolaan Lingkungan Hidup sehingga tujuan dalam kebijakan (PROPER). Subarsono, AG. 2013. Analisis PROPER dapat tercapai. Kebijakan Publik: Konsep, 6. Mengadakan kerjasama dengan Teori, dan Aplikasi. pegiat lingkungan setempat untuk Yogyakarta: Penerbit Pustaka memberikan edukasi kepada Pelajar. masyarakat mengenai kebijakan Syafiie, Inu kencana. 2006. Ilmu PROPER agar masyarakat lebih Administrasi Publik. Jakarta: bijak dan selektif dalam Rineka Cipta. menggunakan produk dan jasa Tahir, Arifin. 2015. Kebijakan Publik yang ramah lingkungan. dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintah. DAFTAR PUSTAKA Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia Wikaningrum, Temmy, Pramudya, Nomor 23 Tahun 2006 tentang Bambang, dan Noor, Erliza. Pengelolaan dan Perlindungan 2015. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lingkungan Kawasan Industri Keban, Yeremias T. 2008. Enam Sesuai PROPER KLHK Dimensi Strategis Administrasi Peringkat Hijau (Studi Kasus di Publik. Yogyakarta: Gava Kawasan Industri Jababeka Media. Bekasi). Jurnal Pengelolaan Kementerian Perindustrian. 2014. Sumberdaya Alam dan Pemerintah Andalkan Lingkungan, Vol. 5, No. 2. Pertumbuhan Industri Pulau Jawa. Dalam Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik: Teori, Proses, dan Studi Kasus. Yogyakarta: C A P S.
A Gaming Simulation Approach To Understanding Blue Ocean Strategy Development As A Transition From Traditional Competitive strategy-ChristodoulouandLangley-Agamingsimulationapproach-JSM-14Apr19