Sei sulla pagina 1di 13

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT

KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN


HIDUP (PROPER) DI KOTA SEMARANG

Rizqi Fahmawati1), Hartuti Purnaweni1, 2)


1)
Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
Universitas Diponegoro
2)
Magister dan Doktor Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Universitas
Diponegoro
email: rizqifahmawati@gmail.com

ABSTRACT

Indonesia’s program on pollution control, evaluation, and rating (PROPER—


Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup) is one of the government’s policy to monitor and protect environmental
management practiced by companies and industries. Semarang city, as one of
Central Java’s most strategic region, is potential for industrial and business site.
This study aims to analyze the implementation of PROPER and all of the
contributing factors that impact the process itself. Method used for this study is
qualitative descriptive method. Process from PROPER’s implementation in this
region consists of preparation, direct monitoring, and the company’s adherence
evaluation on the policy. Based on the result found from this study, it is shown that
company’s comprehension on the policy, adequate facilities, clear standard of
procedure, organized bureaucratic structure (that has eased the monitoring process),
and political elite’s support are the supporting factors of PROPER’s process.
However, limitation on financial resource and lack of society’s knowledge on this
policy are also impeding PROPER’s full implementation in Semarang city. The
author suggests the Department of Environmental and Forestry of Central Java to
recruit more human resources, establish partnerships with correlating stakeholders,
prioritize on fostering companies with red ranks and below, and educate the society
about PROPER’s result on assessed companies. In the end, strong commitment is
necessary to have for both parties; either for the companies and industries, society,
and government itself to better PROPER’s implementation into becoming more
effective and efficient.

Keywords : Environmental Policy Implementation, Environmental Management,


Company Assessment Policy.
PENDAHULUAN Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal
A. Latar Belakang 67 bahwa “Setiap orang
Kondisi lingkungan di Indonesia dari berkewajiban memelihara kelestarian
tahun ke tahun kian memprihatinkan. fungsi lingkungan hidup serta
Tren kasus lingkungan terus mengendalikan pencemaran dan/atau
meningkat seiring dengan kebijakan kerusakan lingkungan hidup.”
daerah dalam mengelola daerahnya Salah satu upaya pemerintah
masing-masing. Hal ini karena dalam melakukan pengawasan dan
terdapat kecenderungan eksploitasi perlindungan terhadap lingkungan
sumber daya alam di era otonomi hidup yakni melalui Program
daerah. Akibatnya, terdapat Penilaian Peringkat Kinerja
kemudahan dalam mengeluarkan Perusahaan dalam Pengelolaan
izin-izin pengelolaan SDA dalam Lingkungan Hidup (PROPER).
bentuk izin penambangan dan PROPER merupakan program
pembangunan industri tanpa unggulan Kementerian Lingkungan
mempertimbangkan dampak Hidup dan Kehutanan untuk
lingkungan yang akan terjadi. mendorong ketaatan industri terhadap
Di sisi lain, sektor industri peraturan lingkungan hidup.
dinilai mampu mendorong Pelaksanaan PROPER telah diatur di
pertumbuhan ekonomi nasional dalam Peraturan Menteri No. 3 Tahun
(Wikaningrum, 2015). Hal ini 2014 tentang PROPER.
didorong oleh tingginya tingkat Keberhasilan pelaksanaan
konsumsi masyarakat dan PROPER di Indonesia selama
meningkatnya investasi di sektor sepuluh tahun dari tahun 2004-2014,
industri secara signifikan. Total yaitu (1) mendorong ketaatan
investasi yang masuk dalam rangka perusahaan terhadap peraturan
pembangunan industri mencapai 400 lingkungan dari 49% menjadi 72%;
miliar rupiah dan mayoritas berada di (2) PROPER digunakan sebagai key
Pulau Jawa sebesar 57,76% performance indicator bagi karyawan
(Kementerian Perindustrian, 2014). Pertamina dan perusahaan Migas; (3)
Tidak dapat dipungkiri bahwa hasil penilaian PROPER digunakan
pertumbuhan industri mampu oleh Bank Indonesia untuk analisa
menjadi penopang ekonomi bangsa, resiko pinjaman terhadap perusahaan;
memenuhi kebutuhan masyarakat dan (4) PROPER digunakan sebagai dasar
mengurangi pengangguran dengan sertifikasi ISPO untuk industri sawit;
hadirnya lapangan pekerjaan (5) Dalam Forum Buyer ILO
sehingga dapat meningkatkan (International Labour Organization)
kesejahteraan masyarakat. Namun, PROPER disarankan digunakan
pertumbuhan industri tanpa disadari sebagai indikator kinerja pengelolaan
juga menimbulkan dampak terhadap lingkungan bagi para pembeli.
pencemaran lingkungan. Isu terkai
pencemaran lingkungan sebenarnya
sudah diatur oleh pemerintah dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan
Gambar 1.1 industri perhotelan adalah yang
Grafik Hasil Penilaian PROPER paling banyak menyumbang predikat
Nasional Menurut Peringkat merah secara berturut-turut. Apabila
diamati pada tahun berikutnya yaitu
periode 2015 – 2016, industri seperti
hotel dan rumah sakit tidak
diumumkan hasil penilaian peringkat
kinerjanya terhadap pengelolaan
lingkungan hidup. Padahal hotel
merupakan salah satu aspek
pendukung industri pariwisata
Sumber : PROPER Kementerian sehingga pertumbuhannya sangat
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pesat jika dibandingkan dengan
2013 – 2018 (diolah). rumah sakit.
Gambar 1.1 di atas Berdasarkan fenomena
menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian PROPER terhadap 34
PROPER Nasional diikuti oleh 1.908 perusahaan peserta PROPER di Kota
perusahaan (2013-2014). Jumlah ini Semarang yang belum menunjukkan
mengalami peningkatan pada tahun hasil yang signifikan, maka penelitian
tahun 2014-2015 sebanyak 2.137 ini mengamati upaya yang dilakukan
perusahaan. Kemudian, hasil evaluasi oleh pemerintah terkait implementasi
PROPER periode 2015-2016 yakni Program Penilaian Peringkat Kinerja
berjumlah 1.930 perusahaan. Jumlah Perusahaan dalam Pengelolaan
ini mengalami penurunan dari jumlah Lingkungan Hidup (PROPER)
industri atau perusahaan tahun dengan menggunakan teori
sebelumnya. Pada periode 2017-2018 implementasi Merilee S. Grindle,
terjadi penurunan kembali terhadap Edwards III, dan Van Horn dan Van
jumlah perusahaan yang dievaluasi Meter.
yakni 1.819 perusahaan.
Sementara itu, pelaksanaan B. Tinjauan Pustaka
PROPER di Kota Semarang selama Administrasi Publik
enam periode (2011-2016) belum Siagian dalam Syafiie (2006:14)
menunjukkan hasil yang signifikan berpendapat bahwa administrasi
dalam meningkatkan kesadaran adalah seluruh proses pelaksanaan
perusahaan-perusahaan peserta atas keputusan yang telah diambil dan
PROPER. Berdasarkan hasil dilakukan oleh dua orang atau lebih
penilaian PROPER terhadap 34 untuk mencapai tujuan yang telah
perusahaan yang merupakan peserta ditetapkan.
PROPER di Kota Semarang, hanya Menurut Mc Curdy dalam
terdapat tiga perusahaan saja yang Keban (2008:3), administrasi publik
mendapatkan predikat warna hijau diartikan sebagai proses politik dan
dan selebihnya masih mendapatkan sebagai cara untuk melakukan
predikat biru, merah bahkan hitam. berbagai fungsi negara. Administrasi
tidak hanya membahas mengenai
Diantara berbagai jenis industri masalah manajerial tetapi juga
peserta PROPER di Kota Semarang, membahas persoalan politik.
Jadi, administrasi publik adalah harus disediakan, rantai komando
kerjasama yang dilakukan oleh harus bisa menyatukan dan
pemerintah baik legislatif, eksekutif mengontrol sumber-sumber daya
maupun yudikatif demi tercapainya tersebut, dan sistem harus efektif
tujuan yang menjadi kepentingan untuk mengontrol individu dan
bersama dalam suatu negara. organisasi yang terlibat dalam
pelaksanaan program.
Kebijakan Publik Jadi, implementasi kebijakan
Lasswell dalam Nugroho (2003:3) merupakan suatu proses yang dinamis
mendefinisikan kebijakan publik di mana pelaksanaan kebijakan
sebagai ilmu yang mempelajari menjadi fokus utama, apakah suatu
tentang proses pembuatan keputusan kebijakan sudah diterapkan dengan
atau proses memilih dan baik melalui kegiatan yang dapat
mengevaluasi informasi yang tersedia mencapai tujuan dan sasaran sesuai
untuk memecahkan suatu masalah. dengan kebijakan yang telah dibuat.
Menurut James Anderson
dalam Kusumanegara (2010:1) Faktor-faktor yang Mempengaruhi
memberi pengertian kebijakan Implementasi Kebijakan
sebagai perilaku individu atau 1) Teori Merilee S. Grindle
organisasi dalam kegiatan Keberhasilan implementasi menurut
administratif, politis, ekonomis, dan Merilee S. Grindle dalam Subarsono
lain-lain dalam rangka pencapain (2013:93) dipengaruhi oleh dua
tujuan, perencanaan, program, dan variabel besar, yaitu isi kebijakan
sebagainya. (content of policy) dan lingkungan
Jadi, kebijakan publik adalah implementasi (context of
peraturan atau program yang dibuat implementation).
oleh pemerintah untuk memberikan A. Isi Kebijakan
dampak terhadap masyarakat dengan (1) kepentingan kelompok sasaran
tujuan untuk mengatasi permasalahan (2) jenis manfaat yang diterima
publik. (3) derajat perubahan
(4) letak pengambilan keputusan
Implementasi Kebijakan (5) pelaksana program
Van Meter dan Van Horn dalam (6) sumber daya
Winarno, (2008:146-147) B. Konteks Implementasi
mendefinisikan implementasi (1) kekuasaan, kepentingan, dan
kebijakan publik sebagai upaya yang strategi aktor yang terlibat
dilakukan oleh organisasi publik (2) karakteristik lembaga
dalam melaksanakan (3) kepatuhan dan daya tanggap
keputusan/peraturan yang telah dibuat
atau disepakati bersama dalam kurun 2) Teori George C. Edwards III
waktu tertentu. Edwards III dalam Tahir (2015:61)
Wayne Parsons dalam Parsons mengemukakan bahwa terdapat
(2008:466) menyatakan bahwa dalam empat faktor yang mempengaruhi
implementasi kebijakan, tujuan harus keberhasilan atau kegagalan
didefinisikan secara jelas agar dapat implementasi kebijakan, yaitu
dipahami dengan baik, sumber daya sebagai berikut :
(a) Komunikasi penetapan status sementara serta
(b) Sumber daya sanggahan dan klarifikasi oleh
(c) Disposisi peserta PROPER
(d) Struktur Birokrasi
Dalam mengamati faktor pendukung
3) Teori Van Meter dan Van Horn dan faktor penghambat implementasi
Van Meter dan Van Horn dalam kebijakan PROPER digunakan teori
Subarsono (2013:99) menyebutkan implementasi Grindle, Edwards III,
bahwa implementasi kebijakan dapat dan Van Meter dan Van Horn sebagai
dipengaruhi oleh enam variabel, berikut :
antara lain : 1. Komunikasi, yaitu transmisi,
(a) Standar dan sasaran kebijakan kejelasan dan konsistensi Tim
(b) Sumber daya PROPER Provinsi Jawa Tengah
(c) Komunikasi antar organisasi dan dalam menyampaikan kebijakan
penguatan aktivitas PROPER kepada perusahaan
(d) Karakteristik agen pelaksana peserta PROPER di Kota
(e) Kondisi sosial, ekonomi dan Semarang.
politik 2. Sumber daya merupakan salah satu
(f) Disposisi pelaksana aspek penting dalam implementasi
kebijakan yang meliputi
C. Operasionalisasi Konsep ketersediaan sumber daya
Fenomena-fenomena yang diteliti manusia, finansial, dan sarana
berdasarkan Permen Nomor 3 Tahun prasarana yang dapar menunjang
2014 tentang Program Penilaian proses pelaksanaan kebijakan.
Peringkat Kinerja Perusahan dalam 3. Disposisi atau sikap aparat
Pengelolaan Lingkungan Hidup pelaksana kebijakan, yaitu
(PROPER) bahwa pelaksanaan bagaimana respon atau tanggapan,
PROPER melalui mekanisme sikap,
komitmen, kejujuran dan
pembinaan dan pengawasan sikap demokratis yang dimiliki
lingkungan hidup yang dijabarkan oleh Tim PROPER Provinsi Jawa
pada pasal 15 mengenai tahapan Tengah dalam melaksanakan
implementasi PROPER yang meliputi kebijakan PROPER.
fenomena sebagai berikut : 4. Struktur birokrasi yang terdiri dari
1. Persiapan, yang meliputi pembagian kewenangan antar staf
pemilihan industri dan perusahaan pelaksana dalam melaksanakan
sebagai peserta PROPER
, kebijakan PROPER, adanya
penguatan kapasitas bagi tim standard operating procedure
inspeksi PROPER
, dan (SOP) sebagai pedoman pelaksana
osialisasi kegiatan PROPER dalam menjalankan kebijakan
kepada penanggung jawab PROPER, dan kedudukan
usaha/kegiatan yang akan dinilai
 implementor dalam struktur
2. Pengawasan langsung, yang teridri organisasi DLHK Provinsi Jawa
dari inspeksi lapangan dan Tengah. 

penggunaan panduan inspeksi 5. Kondisi sosial, ekonomi, dan
lapangan. politik merupakan faktor eksternal
3. Penilaian ketaatan, yang meliputi yang dapat mempengaruhi faktor
internal pelaksana kebijakan. warga Ring 1 penerima program
Kondisi sosial mengamati tingkat Community Development Indonesia
partisipasi peserta PROPER dalam Power Unit Pembangkitan
menjalankan kebijakan dan Semarang).
kondisi masyarakat di sekitar Pengumpulan data dilakukan
perusahaan peserta PROPER. dengan meggunakan teknik
Kondisi ekonomi melihat wawancara, observasi, dan
komitmen perusahaan dalam dokumentasi. Sedangkan, teknik yang
menyediakan biaya khusus untuk digunakan untuk mengolah data yaitu
menjalankan PROPER dengan melalui proses reduksi data, penyajian
baik. Sedangkan, kondisi politik dan penarikan kesimpulan. Teknik uji
berbicara tentang peran dan validitas data yang digunakan dalam
dukungan kepala daerah dalam penelitian ini berdasarkan teknik
implementasi kebijakan PROPER pemeriksaan triangulasi sumber.

D. Metode Penelitian PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan metode Implementasi Kebijakan PROPER
deskriptif kualitatif yang menekankan berdasarkan Peraturan Menteri
pada analisis dan penggambaran No. 3 Tahun 2014
suatu kondisi realita dengan 1. Persiapan
menggunakan teknik purposive Tahap persiapan PROPER meliputi 3
sampling untuk melakukan pemilihan kegiatan, yaitu pemilihan usaha dan
informan. kegiatan, penguatan kapasitas bagi
Adapun informan dalam Tim Inspeksi PROPER, dan
penelitian ini yaitu : (1) Kepala sosialisasi kepada penanggungjawab
Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah usaha dan kegiatan. Dalam pemilihan
B3, Pengendalian Pencemaran dan peserta, Tim PROPER Provinsi Jawa
Kerusakan Lingkungan Hidup di Tengah tidak dapat menetapkan,
Dinas Lingkungan Hidup dan namun dapat memilih dan
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah; (2) mengusulkan perusahaan-perusahaan
Kepala Seksi Pengendalian yang ada di wilayah Jawa Tengah
Pencemaran Lingkungan Hidup; 
(3) sebagai calon peserta PROPER
Tim pelaksana PROPER di Kota kepada KLHK dengan mengacu pada
Semarang; (4) Human Resources kriteria-kriteria yang sudah
Manager Star Hotel; (5) Chief ditetapkan. Apabila perusahaan telah
Engineering Star Hotel; (6) Ketua RT memenuhi salah satu kriteria akan
Lamper Sari (sebagai warga yang tetapi sedang terjerat kasus hukum
tinggal dalam radius ± 2 km dari area maka perusahaan tersebut tidak dapat
perusahaan Star Hotel); (7) SPS K3L dipilih menjadi peserta PROPER.
Indonesia Power Unit Pembangkitan
Semarang; (8) Supervisor Senior
Keamanan dan Hubungan
Masyarakat Indonesia Power Unit
Pembangkitan Semarang; dan (9)
Ketua Kelompok Karang Taruna
Kelurahan Tanjung Emas (sebagai
Gambar 1.2 diperhatikan saat berada di lapangan.
Daftar Perusahaan Peserta Penguatan kapasitas yang
PROPER Tahun 2011-2016 di diselenggarakan oleh KLHK
Kota Semarang dilaksanakan satu kali setiap tahun
dan diikuti oleh Tim PROPER
Provinsi Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Provinsi Jawa
Tengah. Kemudian materi yang
didapat dari kegiatan tersebut
disampaikan kepada Tim PROPER di
tingkat kabupaten/kota, karena
nantinya saat melakukan inspeksi
lapangan Tim PROPER Provinsi
Jawa Tengah didampingi oleh Tim
PROPER Kota Semarang.
Sosialisasi merupakan hal
penting dalam persiapan karena
menjadi sarana untuk
menginformasikan keikutsertaan
perusahaan-perusahaan sebagai
peserta dan menjelaskan kriteria-
kriteria yang dinilai dalam PROPER.
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup
Kegiatan ini dilaksanakan melalui
dan Kehutanan Prov. Jateng, 2016.
seminar dan lokakarya yang
Perusahaan peserta PROPER di dilakukan satu kali dalam satu tahun
Kota Semarang tahun 2011-2016 dan bertempat di aula kantor Dinas
menunjukkan bahwa pemilihan dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
penetapan perusahaan sebagai peserta Provinsi Jateng.
PROPER sudah tepat sasaran sesuai Mekanisme pelaksanaan dan
dengan Permen No. 3 Tahun 2014 serangkain peraturan yang ditetapkan
tentang PROPER dalam Pengelolaan harus disampaikan kepada peserta
Lingkungan Hidup yaitu (1) PROPER sebelum perintah untuk
perusahaan yang hasil produknya melakukan pengelolaan lingkungan
untuk tujuan ekspor, (2) terdapat yang baik dapat diikuti. Kejelasan
dalam pasar bursa, (3) menjadi dalam penyampaian aturan
perhatian masyarakat (lingkup diperlukan untuk menghindari
regional maupun nasional), dan (4) kesalahpahaman antara Tim
menimbulkan dampak yang PROPER Provinsi Jateng dengan para
signifikan terhadap lingkungan hidup. peserta PROPER.
Kemudian, penguatan kapasitas Sosialisasi yang disampaikan
bagi tim inspeksi PROPER menjadi secara konsisten akan menjadikan
salah satu aspek penting dalam tahap perusahaan memahami informasi
persiapan karena mempunyai maksud yang diperoleh dari Tim PROPER
agar setiap pihak yang terlibat dalam terkait kriteria kinerja pengelolaan
pengawasan memahami kriteria lingkungan yang perlu ditaati agar
penilaian PROPER yang harus sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
 yaitu Peraturan Menteri No. 3 Tahun
2014 tentang PROPER yang
2. Pengawasan Langsung merupakan dasar dalam pelaksanaan
Pengawasan langsung kebijakan PROPER. Hal tersebut
merupakan tahap verifikasi didukung dengan pelatihan melalui
pelaksanaan PROPER sudah penguatan kapasitas, sehingga dapat
diterapkan dengan baik atau belum dikatakan bahwa pemahaman aparat
oleh perusahaan. Sebelum terhadap kebijakan merupakan
melaksanakan inspeksi langsung, Tim cerminan dari penguatan kapasitas.
PROPER Provinsi Jawa Tengah Dalam kegiatan ini,
mengumpulkan data terkait Kementerian LHK menyampaikan
perusahaan yang akan didatangi materi yang memuat aturan-aturan
untuk menyusun strategi inspeksi baik yang lama maupun yang baru
lapangan. Hal ini berguna untuk serta cara/metode yang digunakan
memudahkan Tim Inspeksi PROPER terkait implementasi PROPER.
saat berada di lapangan. Pemantauan
Materi yang disampaikan oleh KLHK
yang dilakukan akan menghasilkan sesuai dengan Petunjuk Teknis
temuan-temuan yang selanjutnya PROPER dalam Pengelolaan
akan dimasukkan dalam berita acara Lingkungan Hidup Tahun 2014 yang
hasil inspeksi lapangan. Pada mencakup :
akhirnya hasil pemantauan tersebut 1) kriteria dan mekanisme
akan menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan PROPER,
penentuan peringkat perusahaan 2) tata cara penataan pengawasan
peserta PROPER. lingkungan hidup (pengendalian
3. Penilaian Ketaatan pencemaran air, pencemaran
Penilaian ketaatan di tingkat udara, pengelolaan limbah B3, dan
provinsi meliputi kegiatan penetapan pengendalian kerusakan
status sementara serta sanggahan dan lingkungan bagi industri
klarifikasi. Kegiatan ini berawal dari pertambangan),
penetapan rapor sementara, kemudian 3) cara menyusun Berita Acara Hasil
diberikan penangguhan waktu kepada Pengawasan,
perusahaan untuk memperbaiki 4) cara mengolah data hasil
kesalahan data atau melengkapi data pengawasan,
yang belum ada. Selanjutnya, 5) cara menyusun rapor sementara,
perusahaan diberikan kesempatan dan
untuk mengklarifikasi dengan 6) cara menyusun rapor final.
membawa bukti dan dokumen yang Dengan begitu, melalui
valid. penguatan kapasitas Tim PROPER
Provinsi Jawa Tengah mendapatkan
Faktor Penentu Keberhasilan pemahaman yang lebih kuat dari
Implementasi Kebijakan sebelumnya, karena penguatan
1. Komunikasi kapasitas ini dilakukan secara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa continue. Semakin sering Tim
Tim PROPER Provinsi telah PROPER Provinsi Jawa Tengah
memahami dengan baik maksud dan mengikuti penguatan kapasitas,
isi kebijakan mengenai PROPER semakin kuat pemahaman dan
penguasaan mereka terhadap menunjuk pegawai dari bidang lain
kebijakan Peraturan Menteri No. 3 untuk masuk ke dalam Tim PROPER
Tahun 2014 tentang PROPER dalam Provinsi Jawa Tengah, sehingga saat
Pengelolaan Lingkungan Hidup. ini jumlahnya menjadi 13 pegawai.
Pelaksanaan kegiatan Meskipun terdapat penambahan
sosialisasi di lapangan realitanya jumlah staf, pelaksana mengaku
tidak sejalan dengan pendapat yang hanya dapat memantau 10%
disampaikan oleh informan dari perusahaan dari total peserta yang ada
Dinas Lingkungan Hidup dan di Jawa Tengah. Jumlah SDM yang
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. sedikit menyebabkan pengawasan
Indonesia Power UP Semarang selalu tidak dapat berjalan optimal karena
mengikuti kegiatan sosialisasi yang hanya beberapa perusahaan saja yang
diselenggarakan setahun sekali oleh dapat dipantau secara langsung oleh
DLHK Provinsi Jateng. Di sisi lain, Tim Inspeksi PROPER.
Star Hotel mengaku bahwa Dari segi kompetensi, kualitas
perusahannya tidak mengetahui masing-masing staf terbilang sudah
perihal keikutsertaannya sebagai memenuhi kompetensi karena seluruh
peserta PROPER. Hal ini lantaran Staf Tim PROPER Provinsi Jateng
mereka belum pernah mengikuti diwajibkan untuk mengikuti kegiatan
sosialisasi sama sekali karena tidak penguatan kapasitas yang
mendapat undangan dari Dinas diselenggarakan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan LHK. Melalui penguatan kapasitas,
Provinsi Jawa Tengah. seluruh staf berkesempatan
Dalam hal kegiatan pembinaan, mendapatkan pendidikan dan
Star Hotel Semarang mengaku tidak pelatihan untuk meningkatkan
mendapatkan pendampingan atau kemampuan dan keterampilan teknis,
pembinaan sama sekali yang teoritis, konseptual, dan moral dalam
dikhususkan untuk PROPER dari rangka pelaksanaan PROPER di
Dinas Lingkungan Hidup dan wilayah Jawa Tengah agar
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah menghasilkan persamaan komitmen
sejak tahun 2014 dari dan kerjasama yang baik yang tidak
keikutsertaannya di tahun 2012 menyimpang dari kebijakan.
hingga 2015. Berbeda dengan yang Sumber daya finansial dalam
dialami oleh Indonesia Power. implementasi PROPER di Kota
2. Sumber Daya Semarang berasal dari Anggaran
Hasil penelitian mengenai sumber Pendapatan dan Belanja Negara
daya manusia, bahwa pelaksana (APBN). Dana yang diterima oleh
PROPER di-reshuffle setiap tahunnya Dinas Lingkungan Hidup dan
menyesuaikan jumlah peserta Kehutanan Prov. Jawa Tengah
PROPER di Jawa Tengah sehingga digunakan untuk mengadakan
jumlahnya tidak selalu sama. kegiatan sosialisasi, biaya
Sehingga pelaksana mengalami transportasi ke berbagai
kesulitan dalam melakukan pantauan kabupaten/kota di Jawa Tengah tidak
terhadap perusahaan peserta hanya Kota Semarang saja, biaya uji
PROPER. Karena keterbatasan sampel air limbah ke laboratorium,
jumlah tersebut, Kepala Dinas biaya cetak laporan, dan lain-lain.
Dan juga jumlah peserta PROPER di Jawa Tengah belum memperlihatkan
Kota Semarang selalu meningkat komitmen yang kuat dalam
setiap tahunnya sehingga dana yang membantu perusahaan memberikan
dikeluarkan juga semakin bertambah. pendampingan bagaimana cara
Hal ini dikarenakan inspeksi lapangan mengelola lingkungan yang baik dan
tidak hanya di Kota Semarang saja benar. Hal ini terbukti dari pernyataan
tetapi juga di kabupaten/kota di informan di atas yang mengaku tidak
seluruh Jawa Tengah. mendapatkan pembinaan terkait
Sarana prasarana penunjang PROPER dari Dinas Lingkungan
sudah memadai baik fasilitas dari Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa
kantor atau milik pribadi pelaksana Tengah.
PROPER. Meskipun transportasi 4. Struktur Birokrasi
menggunakan jasa rental kendaraan Aspek Standard Operating
karena Tim PROPER sudah Procedures (SOP) dalam struktur
mempertimbangkan bahwa birokrasi dapat menjadi salah satu
penggunaan jasa rental kendaraan faktor yang dapat menghambat
lebih efisien daripada menggunakan pelaksanaan PROPER di Kota
fasilitas kendaraan dari kantor. Semarang. Walaupun Tim PROPER
3. Disposisi Pelaksana Provinsi Jateng telah tertib
Mengenai responsivitas, Tim Proper menjalankan tahapan-tahapan dalam
Provinsi Jawa Tengah belum pelaksanaan PROPER sesuai dengan
memiliki tekad atau kesungguhan SOP, akan tetapi tidak adanya
dalam melaksanakan kebijakan penerapan sistem reward dan
PROPER seperti yang diharapkan punishment dapat menghambat
pembuat kebijakan, hal ini terbukti pencapaian tujuan kebijakan
dari sikapnya yang kurang responsif PROPER karena permasalahan
terhadap keluhan dari peserta mengenai profesionalisme para staf.

PROPER walaupun responsivitas
terhadap masyarakat sudah baik. 5. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan
Namun hal tersebut tetap menjadi Politik
penghalang tercapainya tujuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kebijakan PROPER. Indonesia Power Unit Pembangkit
Sejauh ini Tim PROPER Dinas Semarang maupun Star Hotel
Lingkungan Hidup dan Kehutanan berpartisipasi dengan baik dan
Provinsi Jateng telah bertindak tegas mengikuti kebijakan PROPER secara
terhadap peserta PROPER yang tidak aktif. Meskipun menyandang predikat
melakukan perbaikan terhadap tidak taat, Hotel Star Semarang tetap
pengelolaan lingkungan hidup dan rutin mengirimkan laporan mengenai
konsisten dalam memberikan sanksi air limbah ke Dinas LHK dan
dengan memprosesnya ke Bidang berusaha memperbaiki kinerja
Penyuluhan Penegakan Hukum pengelolaan lingkungannya secara
Lingkungan Hidup dan Perlindungan bertahap. Berbeda dengan Indonesia
Hutan untuk selanjutnya dilakukan Power UP Semarang yang sudah
penegakan hukum. mendapatkan peringkat hijau dalam
Tim PROPER Dinas PROPER karena menerapkan eco
Lingkungan Hidup dan Kehutanan efficiency seperti pengurangan gas
emisi, penghematan penggunaan pengelolaan lingkungan sesuai
energi listrik di lingkungan kantor, dengan Permen No. 3 Tahun 2014
juga melaksanakan program tentang PROPER dalam Pengelolaan
community development. Lingkungan Hidup.
Warga Desa Lamper Sari
(wilayah I dari Star Hotel) PENUTUP
menggambarkan kondisi masyarakat Setelah dilakukan pembahasan
modern (tergolong maju) karena mengenai implementasi kebijakan
letaknya berada di tengah kota. Hal PROPER di Kota Semarang, dapat
tersebut mempengaruhi sikap kritis disimpulkan bahwa pelaksanaan oleh
mereka terhadap sesuatu yang muncul Dinas Lingkungan Hidup dan
di sekitar lingkungan mereka. Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
Sedangkan, kondisi sosial belum berjalan dengan optimal
warga Tambak Mulyo sebagai karena ditemukan beberapa aspek
penerima program CSR Indonesia yang menghambat dalam pelaksanaan
Power mayoritas bermata PROPER, meskipun terdapat
pencaharian sebagai nelayan sudah beberapa aspek yang sudah berjalan
menerima dengan baik program CSR dengan baik.
yang dijalankan Indonesia Power. Aspek-aspek dianggap dapat
Namun, akibat permasalahan internal menghambat proses pelaksanaan
kelompok menyebabkan program kebijakan PROPER, yaitu mengenai
budidaya ikan bandeng dan rumput komunikasi dalam hal sosialisasi dan
laut yang diberikan tidak berjalan pembinaan, sumber daya (SDM dan
maksimal sesuai harapan perusahaan. finansial), disposisi pelaksana, dan
Pelaksanaan community development kondisi sosial masyarakat. Sementara
yang tidak optimal dapat itu, aspek yang dianggap sudah
mempengaruhi penilaian perusahaan berjalan dengan baik antara lain
dalam pemeringkatan PROPER. komunikasi (pemahaman aparat),
Kondisi politik dalam sumber daya sarana prasarana,
implementasi Program Penilaian struktur birokrasi, kondisi sosial dan
Peringkat Kinerja Perusahaan ekonomi perusahaan, serta kondisi
(PROPER) di Kota Semarang politik.
didukung penuh oleh Gubernur Jawa Rekomendasi yang dapat
Tengah. Hal ini dibuktikan dengan diberikan terkait dengan
penetapan Perda No. 5 Tahun 2012 permasalahan - permasalahan
tentang Baku Mutu Air Limbah yang mengenai implementasi kebijakan
menjadi acuan Tim PROPER PROPER di Kota Semarang, yaitu :
Provinsi Jawa Tengah untuk 1. Mempertahankan dan
pemeriksaan sampel air imbah dalam meningkatkan seluruh aspek yang
pelaksanaan PROPER. sudah berjalan dengan baik agar
Gubernur Jawa Tengah sebagai tujuan dari kebijakan dapat
Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah tercapai secara optimal. 

berperan untuk memberikan 2. Meningkatkan kerjasama dengan
penghargaan pada malam Dinas Lingkungan Hidup Kota
penganugerahan kepada peserta Semarang, minimal ada dua
PROPER yang taat menjalankan pegawai yang mengikuti
penguatan kapasitas di tingkat http://www.kemenperin.go.id/a
kementerian sehingga rtikel/2806/Pemerintah-
implementasi PROPER bisa lebih Andalkan%09Pertumbuhan-
efektif dan efisien. 
 Industri-Pulau-Jawa, diakses
3. Kegiatan pembinaan pada 6 April 2018.
diprioritaskan kepada perusahaan Kusumanegara, Solahuddin. 2010.
dengan peringkat merah dan hitam Model dan Aktor dalam Proses
untuk mengurangi intensitas Kebijakan Publik. Yogyakarta:
perusahaan berpredikat tidak taat Gava Media.
lingkungan. 
 Nugroho, Riant. 2003. Public Policy
4. Menambah jumlah sumber daya (Dinamika Kebijakan, Analisis
manusia dengan membuka Kebijakan, Manajemen
program internship bagi Kebijakan). Jakarta: PT Elex
mahasiswa atau lulusan diploma Media Komputindo.
maupun sarjana dari keilmuan Parsons, Wayne. 2008. Publik Policy:
yang dibutuhkan dalam Pengantar Teori dan Analisis
implementasi PROPER. 
 Kebijakan Publik. Jakarta :
5. Merespon baik keluhan yang Prenada Media Group.
disampaikan oleh peserta Permen No. 3 Tahun 2014 tentang
PROPER dan menganggap hal Program Penilaian Peringkat
tersebut adalah feedback untuk Kinerja Perusahaan dalam
memperbaiki kinerja pemerintah Pengelolaan Lingkungan Hidup
sehingga tujuan dalam kebijakan (PROPER).
Subarsono, AG. 2013. Analisis
PROPER dapat tercapai. 

Kebijakan Publik: Konsep,
6. Mengadakan kerjasama dengan
Teori, dan Aplikasi.
pegiat lingkungan setempat untuk
Yogyakarta: Penerbit Pustaka
memberikan edukasi kepada
Pelajar.
masyarakat mengenai kebijakan
Syafiie, Inu kencana. 2006. Ilmu
PROPER agar masyarakat lebih
Administrasi Publik. Jakarta:
bijak dan selektif dalam
Rineka Cipta.
menggunakan produk dan jasa
Tahir, Arifin. 2015. Kebijakan Publik
yang ramah lingkungan.
dan Transparansi
Penyelenggaraan Pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia
Wikaningrum, Temmy, Pramudya,
Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Bambang, dan Noor, Erliza.
Pengelolaan dan Perlindungan
2015. Kebijakan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Lingkungan Kawasan Industri
Keban, Yeremias T. 2008. Enam
Sesuai PROPER KLHK
Dimensi Strategis Administrasi
Peringkat Hijau (Studi Kasus di
Publik. Yogyakarta: Gava
Kawasan Industri Jababeka
Media.
Bekasi). Jurnal Pengelolaan
Kementerian Perindustrian. 2014.
Sumberdaya Alam dan
Pemerintah Andalkan
Lingkungan, Vol. 5, No. 2.
Pertumbuhan Industri Pulau
Jawa. Dalam
Winarno, Budi. 2008. Kebijakan
Publik: Teori, Proses, dan Studi
Kasus. Yogyakarta: C A P S.

Potrebbero piacerti anche