Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT- Stagnant water on surface road can cause the damage of road, traffic jam, noise and
traffic accident. Porous asphalt has a high air void content, because use of sand percentage is relatively low so,
can allow the water to pass through pores by horizontal and vertical drain in the pavement. Large cavity
causing low stability, susceptible to damage and the amount of asphalt flow down. One way to improve the
quality of porous asphalt mixture by using additive is roadcel-50.
Variation roadcel-50 levels used were 0%, 0.5%, 1.0%, 1.5% and 2.0% in hot mix asphalt condition
optimum bitumen content (OBC). This research uses Marshall test, Permeability, Cantabro Loss and Asphalt
Flow Down to investigate the characteristics of porous asphalt refers to SNI, AAPA 1997and Bina Marga
Standard.
Values increased density at a level of roadcel-50 0% to 1,0% and decreased to levels of 2,0%. VIM and
VMA value decreased at levels of roadcel-50 0% to 1,0% and increases to levels of 2,0% roadcel-50. VFB value
tends to increase with the addition of roadcel-50 levels. Stability value tends to decrease 482,365 to 305,586 Kg
along with addition roadcel-50 levels. Flow, Marshall Quatient (MQ), Cantabro Loss, Permeability and Asphalt
Flow Down (AFD) value tends to decrease with increasing levels of roadcel-50.
Keywords: Porous Asphalt, Roadcel-50, Australian Asphalt Pavement Association (AAPA)1997, Bina Marga
Standard
ABSTRAK- Genangan air pada permukaan jalan dapat menimbulkan kerusakan perkerasan jalan,
kemacetan, kebisingan, dan kecelakaan lalu lintas. Aspal porus memiliki kadar rongga udara yang tinggi, karena
penggunaan persentasi aggregat halus yang relatif rendah sehingga, dapat mengalirkan air baik secara horizontal
maupun vertikal. Rongga udara yang besar menyebabkan nilai stabilitas rendah, rentan terhadap kerusakan, dan
besarnya asphalt flow down. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dari perkerasan jalan adalah dengan
penggunaan bahan tambah yaitu roadcel-50.
Variasi kadar roadcel-50 yang digunakan adalah 0%, 0.5%, 1.0%, 1.5% dan 2.0% pada campuran panas
kondisi Kadar Aspal Optimum (KAO). Penelitian ini menggunakan metode pengujian Marshall, Permeabilitas,
Cantabro Loss dan Asphalt Flow Down untuk mengetahui karakteristik campuran mengacu pada SNI, AAPA
1997 dan Standar Bina Marga.
Kadar aspal optimum yang didapatkan dengan metode AAPA sebesar 5,065%. Nilai kepadatan
meningkat pada kadar roadcel-50 0% sampai 1,0% dan mengalami penurunan sampai kadar 2,0%. Nilai VIM
dan VMA menurun pada kadar 0% sampai 1,0% dan meningkat sampai kadar 2,0%. Nilai VFB cenderung
meningkat seiring dengan penambahan kadar roadcel-50. Stabilitas cenderung menurun dari 482,365 sampai
305,586 Kg seiring dengan penambahan kadar roadcel-50. Kelehan (flow), Marshall Quatient (MQ), Cantabro
Loss, Permeabilitas dan Asphalt Flow Down (AFD) cenderung menurun seiring penambahan kadar roadcel-50.
Kata Kunci : Aspal Porus, Roadcel-50, Austalian Asphalt Pavement Association (AAPA)1997, Bina Marga
1
Namun di sisi lain, rongga yang besar dapat sehingga air tidak menggenang diatas permukaan
menyebabkan turunnya nilai karakteristik pada jalan. Perkerasan aspal porus dapat meningkatkan
campuran aspal porus. Kemampuan memikul beban kontak roda kendaraan dengan permukaan jalan
(stability) pada perkerasan aspal porus menjadi lebih karena memiliki permukaan perkerasan yang kasar
rendah secara drastis dibandingkan dengan serta mengurangi kesilauan dari permukaan jalan
campuran aspal konvensional. Kondisi lingkungan pada siang hari.
yang ekstrim seperti suhu, radiasi sinar matahari,
Kelebihan Perkerasan Aspal Porus
dan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan
Kelebihan dari penggunaan perkerasan aspal
lapis perkerasan jalan akan rentan terhadap
porus, antara lain :
kerusakan. Berbagai upaya peningkatan kualitas dari
1. Mengurangi refleksi pantulan lampu pada
perkerasan jalan raya telah banyak dilakukan dengan
permukaan jalan yang basah.
penggunaan berbagai jenis bahan tambah (aditif)
2. Memiliki permukaan yang kasar sehingga dapat
yang diindikasikan mampu memberi kontribusi
meningkatkan tahanan gelincir pada saat
kekuatan perkerasan jalan, salah satunya pada
kecepatan tinggi, khususnya pada saat hujan.
penelitian ini digunakan Roadcel-50 sebagai bahan
3. Mengurangi efek aqua-planing
tambah dalam campuran aspal porus. Roadcel-50
4. Mengurangi tingkat kebisingan roda kendaraan
merupakan serat selulosa produksi dalam negeri
5. Air dapat dengan cepat meresap melalui pori-
yaitu dibuat dari bubur kayu (pulp) yang diproduksi
pori perkerasan sehingga dapat meminimalisir
oleh PT. Olah Bumi Mandiri Jakarta. Roadcel-50
gangguan lalu lintas akibat tergenangnya air
digunakan sebagai bahan tambah (aditif) karena
hujan.
diharapkan mampu memperbaiki karakteristik aspal
6. Dapat meningkatkan resapan air tanah.
porus yaitu dapat mengendalikan rongga yang ada di
dalam perkerasan agar memenuhi spesifikasi yang Kekurangan Perkerasan Aspal Porus
telah ditentukan. Selain memberikan kelebihan, penggunaan
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perkerasan aspal porus juga memiliki kekurangan
pengaruh variasi penambahan Roadcel-50 sebagai antara lain :
bahan tambah terhadap karakteristik aspal porus. 1. Sifat Drain down/flow down aspal pada
perkerasan aspal porus dapat mengakibatkan
TINJAUAN PUSTAKA rongga ditempati oleh aspal.
Perkerasan Aspal Porus 2. Rongga udara yang besar menyebabkan
Campuran aspal porus merupakan generasi kemungkinan tersumbat oleh tanah, debu, atau
baru dalam perkerasan lentur, yang membolehkan sampah
air meresap ke dalam lapisan atas (wearing course) 3. Stabilitas aspal porus cenderung lebih rendah
baik secara vertikal maupun horizontal. Kondisi ini dari jenis perkerasan lainnya karena sifat saling
dimungkinkan, karena gradasi yang digunakan mengunci antar aggregat sangat kurang yang
memiliki fraksi agregat kasar tidak kurang dari 85% disebabkan banyaknya penggunaan aggregat
dari volume campuran. Lapisan ini menggunakan kasar dalam campuran sehingga terbentuk
gradasi terbuka (open graded) yang dihamparkan di rongga-rongga yang besar pada campuran.
atas lapisan aspal yang kedap air agar tidak terjadi 4. Biaya perawatan aspal porus cukup besar.
rembesan ke pondasi jalan. Lapisan aspal porus ini
secara efektif dapat memberikan tingkat keselamatan Spesifikasi Perkerasan Aspal Porus
yang lebih, terutama di waktu hujan agar tidak Spesifikasi perkerasan aspal porus dapat
terjadi aqua-planing sehingga menghasilkan dilihat pada tabel 2.1.
kekesatan permukaan yang lebih kasar dan dapat Tabel 1. Ketentuan perkerasan aspal porus
mengurangi kebisingan /noise reduction (Media No Kriteria Perencanaan Nilai
Teknik Sipil, Ary Setyawan dkk, 2005). 1 Uji Contabro Loss (%) Maks 20
Perkerasan aspal porus memiliki rongga/pori yang
cukup besar dibandingkan dengan jenis perkerasan 2 Uji Permeabilitas (cm/dtk) 0,1 - 0,3
lainnya karena menggunakan tidak kurang dari 85% 3 Uji Asphalt Flow Down (%) Maks 0,3
dari volume campuran aggregat kasar dan sedikit Kadar rongga udara dalam
aggregat halus, hal ini mengakibatkan ikatan 4 10 - 25
campuran (VIM %)
(interloking) antar aggregat menjadi kurang dan
5 Stabilitas Marshall (Kg) min 500
membuat perkerasan aspal porus memiliki stabilitas
marshall yang lebih rendah dibandingkan perkerasan 6 Kelelehan Marshall (mm) 2-6
aspal yang menggunakan gradasi rapat. Perkerasan Kekakuan Marshall Maks
7
aspal porus direncanakan sebagai lapis permukaan (Kg/mm) 400
jalan (wearing course) dan ditempatkan diatas 8 Jumlah tumbukan perbidang 50
lapisan kedap air. Karena memiliki porositas yang (Sumber : Australian Asphalt Pavement Association
besar memungkinkan perkerasan aspal porus dapat (AAPA) 1997)
mengalirkan air baik vertikal maupun horizontal Gradasi Perkerasan Aspal Porus.
2
Gradasi yang dipakai dalam penelitian ini yang bekerja secara fisik dan mekanik. Stabilitas
diambil dari spesifikasi Bina Marga yaitu gradasi secara fisik berarti dapat menaikkan titik lembek
terbuka dengan diameter aggregat maksimum 13 aspal serta menurunkan penetrasi dan viskositas.
mm dapat dilihat pada tabel 2.7 sebagai berikut : Stabilitas secara mekanik yaitu meningkatkan daya
rekat antara aspal dengan aggregat sebagai efek
Tabel 2. Persyaratan Gradasi Aggregat Perkerasan
penulangan tiga dimensi oleh serat selulosa. Selain
Aspal Porus
itu serat selulosa juga berfungsi untuk menstabilkan
Ukuran Ayakan % Berat yang binder, menjamin binder lapis tipis yang permanen,
lolos mencegah difusi air, melindungi aspal dari proses
ASTM (mm)
penuaan (ageing), dan mencegah deformasi dan
3/4" 19,00 100 retak permukaan jalan pada suhu tinggi.
1/2" 12,70 50 - 70 Sifat-sifat dari Roadcel-50
3/8" 9,50 30 - 50 sifat Fisik
Roadcel-50 berbentuk serat memanjang,
No. 4 4,76 10 - 25
seperti kapas, berwarna abu-abu dan memiliki
No. 200 0,0074 3-5 permukaan yang halus dan lembut.
(sumber : Manual Pekerjaan Campuran Beraspal
Panas, 2001)
Serat Selulosa Roadcel-50
Roadcel-50 adalah nama yang digunakan
untuk serat selulosa oleophilick micronized yang
digunakan sebagai bahan stabilisasi bagi aspal pada
campuran beraspal. Roadcel-50 diproduksi oleh PT.
Olah Bumi Mandiri Jakarta dan telah digunakan
pada beberapa ruas jalan di Indonesia untuk
meningkatkan kinerja jalan.
Pustlitbang Jalan (1993) pernah melakukan
penelitian mengenai Roadcel-50 sebagai bahan Gambar 1. Roadcell-50
tambah campuran aspal dan hasilnya dapat dilihat (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
pada tabel 2.8 berikut ini :
Tabel 4. Sifat fisik khas dari Roadcel-50
Tabel 3. Pengujian Sifat-sifat Roadcel-50
No Jenis Pengujian Satuan Hasil Uji Sifat-sifat roadcel-50 Dry
1 Kadar selulosa % 90
Bentuk Serat seperti kapas
Berat isi
2 gr/l 30
gembur Warna Abu-abu
3 Kadar air % -
Serat memanjang dan
4 PH - 7 Tampilan
permukaan halus
5 Ukuran partikel
< 800 -
2. Sifat kimia
< 40 - Roadcel-50 terdiri dari selulosa (wood)
< 32 - fiber (C6H10O5)n, dan naturally occurring clay
Panjang serat (Koalin-H2Al2Si2O8H2O).
6 µm 6000
maksimum
Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)
Panjang serat
7
rata-rata
µm 1500 Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)
Diameter serat pada penelitian inni menggunakan metode
8 µm 40 Australian Asphalt Pavement Association (AAPA)
rata-rata
9 Berat isi bulk gr/lt - yang hanya mensyaratkan tiga parameter yaitu Void
in Mixture (VIM), Cantabro Loss (CL) dan Asphalt
Residu pada
10 % 5 Drain Down/Flow Down (AFD).
panas 250 oC
Ketahanan
11 terhadap asam - baik
dan alkali
(sumber : Puslitbang Jalan, 1993)
Lismianto (1993), pernah menyatakan bahwa
serat selulosa merupakan bahan stabilisasi aspal
3
(flow) dari campuran aspal dan aggregat. Kelehan
plastis adalah keadaan perubahan bentuk suatu
campuran yang terjadi akibat suatu beban sampai
batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0,01".
Pengujian stabilitas bertujuan untuk mengukur
ketahanan campuran terhadap beban lalu lintas dan
uji kelelehan plastis untuk memperhitungkan
perubahan bentuk yang terjadi akibat beban lalu
lintas.
4
menggunakan benda uji perkerasan aspal porus di
dalam mould yang telah direndam sampai jenuh.
Mould kosong diletakkan diatas mould yang berisi
benda uji. Bagian luar sambungan kedua mould
diberi plastisin, agar air tidak menembus keluar.
Ke dalam mould kosong diisi oleh air setinggi 5
cm. Besarnya nilai permeabilitas perkerasan aspal
porus dapat dihitung berdasarkan persamaan :
5
Rongga diantara Agregat (Void in Mineral Rongga Terisi Aspal (Void Filled Bitumen, VFB)
Aggregate, VMA) Rongga terisi aspal (VFB) adalah persentase
pori antar butir agregat yang terisi aspal. sehingga
. VMA meliputi volume rongga udara dalam
VFB merupakan bagian dari VMA yang VFB
campuran beraspal dan volume aspal efektif (tidak
terhadap campuran beraspal dapat dihitung dengan
termasuk volume aspal yang diserap aggregat).
menggunakan persamaan :
Rongga yang terdapat diantara aggregat ini dapat
dihitung dengan persamaan : VMA - VIM
VFB = x 100
Gmb 1 - Pbt VMA
VMA = 100 1 - Keterangan :
Gsb VFB = Rongga terisi aspal, persen VMA
Keterangan : VMA =Rongga diantara mineral
VMA = Rongga di antara aggregat aggregat, persen volume
Gmb = Berat jenis bulk campuran padat VIM = Rongga di dalam campuran, persen
Gsb = Berat jenis bulk aggregat total campuran
Rongga Dalam Campuran Beraspal (Void in METODE PENELITIAN
Mixture, VIM) Penelitian ini merupakan penelitian
VIM (Voids In Mixture) merupakan volume eksperimental yaitu penelitian yang hampir seluruh
pori dalam campuran yang telah dipadatkan atau kegiatannya dilakukan di laboratorium dengan
banyaknya rongga udara yang berada dalam menguji suatu bahan material menggunakan
campuran aspal porus, (VIM) dapat dihitung dengan peralatan laboratorium untuk mendapatkan sifat dan
menggunakan persamaan : karakteristik bahan tersebut, kemudian menganalisa
data eksperimen yang didapatkan melalui percobaan
Gmb tersebut dan mampu menginterprestasikan hasilnya
VIM = 100 1 -
Gmm secara benar dan bertanggung jawab.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Keterangan : Transportasi dan Jalan Raya Fakultas Teknik
VIM = Rongga udara campuran, persen Universitas Tadulako.
total campuran Prosedur penelitian ini tergambar dalam
Gmb = Berat jenis bulk campuran padat bagan alir metode penelitian. Adapun langkah-
Gmm = Berat jenis maksimum campuran, langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
rongga udara nol disajikan pada Gambar 8.
6
Gambar 8 Bagan Alir Penelitian
Bahan penelitian
Material Agregat, agregat kasar, agregat HASIL DAN PEMBAHASAN
halus diambil dari lokasi stone crusher Taipa. Pemeriksaan Karakteristik Agregat
Sedangkan aspal pen 60/70 diambil dari PT Agro Pemeriksaan Aggregat Kasar yang dilakukan
Yasa Lestari dan Roadcel-50 produksi PT. Olah pada penelitian ini adalah Abrasi Aggregat, Berat
Bumi Mandiri. Jenis dan Analisa Saringan. Pemeriksaan Aggregat
Penentuan Jumlah Benda Uji Kasar terdiri atas Aggregat ¾” dan Aggregat 3 8”.
Jumlah benda uji yang dibuat pada penelitian Aggregat ¾”
ini dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan hasil pemeriksaan aggregat ¾ ”
Tabel 5 Jumlah Benda Uji diperoleh gradasi sebagai berikut :
100
90
80
70
% Lolos
60
50
40
30
20
10
0
0,000 5,000 10,000 15,000 20,000
Ukuran Butiran (mm)
7
Tabel 8 Hasil Pemeriksaan Aspal Pen 60/70 +
100
Roadcel-50
90
80 Hasil Pemeriksaan
70 No Pengujian Kadar Roadcell-50 (%) Spek
60
% Lolos
8
Kadar Aspal Terhadap Cantabro
30
25 Untuk Nilai VIM 20% didapatkan nilai Kadar Aspal
maksimum
Cantabro (%)
15 y = -2,227x + 31,38
R² = 0,925 Kadar Aspal (%)
10
5 Untuk KAO sementara = 5,036% diperoleh nilai
0 AFD sebesar 0,029%
4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 Maka, Kadar Aspal Optimum (KAO)
Kadar Aspal (%) = KAO sementara + AFD untuk KAO 5,036%
= 5,036 + 0,029
= 5,065%
9
penambahan variasi kadar roadcel-50 0% sampai variasi kadar roadcel-50 terhadap kadar aspal
2.0% dapat dilihat pada gambar 7 dibawah ini : optimum, Menurunnya nilai VIM menunjukan
bahwa penggunaan roadcel-50 dapat mengisi rongga
Hubungan Antara Kepadatan dengan – rongga didalam campuran. Nilai VIM yang terlalu
Variasi Kadar Roadcel-50 pada kondisi rendah berarti rongga pada campuran relatif kecil,
KAO 5,065% sehingga menyebabkan perkerasan kurang dapat
2,022 2,020 2,018
Kepadatan (gr/cm3)
10
dinyatakan dalam perbandingan persen antara Berdasarkan gambar 11 diatas dapat dilihat
(VMA-VIM) terhadap VMA. bahwa nilai stabilitas mengalami penurunanan
seiring dengan penambahan kadar roadcel-50. Hal
Hubungan Antara VFB dengan Variasi
ini dikarenakan semakin banyaknya penambahan
Kadar Roadcel-50
kadar roadcel-50 pada kadar aspal yang sama akan
23,600 menyebabkan aspal semakin kaku karena roadcel-50
23,328 23,37723,443
23,400 yang dapat menyerap aspal sehingga daya rekat
aspal semakin berkurang. Daya rekat aspal yang
VFB (%)
23,200
22,913
rendah mengakibatkan aspal tidak dapat
23,000 menyelimuti dan mengikat aggregat dengan baik.
y = -0,168x2 + 0,711x + 22,7
22,800 R² = 0,952 Dari nilai stabilitas yang didapatkan berdasarkan
22,736 pengujian Marshall diatas tidak memenuhi nilai
22,600
stabilitas minimum yang ditetapkan oleh Australian
0 0,5 1 1,5 2
Variasi Kadar Roadcel-50 (%) Asphalt Pavement Association (AAPA) 1997 yaitu
500 Kg.
Gambar 10 Hubungan antara Void Filled with Kelelehan (Flow)
Bitumen (VFB) terhadap Variasi Kadar Roadcel-50 Flow atau kelelehan adalah besarnya
deformasi vertikal dari campuran beton aspal yang
Dari gambar 10 dapat dilihat bahwa terjadi mulai dari awal pembebanan sampai kondisi
penambahan kadar roadcel-50 akan menaikkan nilai kestabilan menurun akibat menerima beban yang
VFB. Persentase kenaikan nilai VFB pada bekerja pada perkerasan.
penambahan kadar roadcel-50 0.5% sampai 0.2%
terhadap kadar roadcel-50 0% untuk roadcel-50
Hubungan Antara Flow dengan Variasi
0.5% sebesar 0.7791%, roadcel-50 1.0% sebesar
Kadar Roadcel-50
2.6035%, roadcel-50 sebesar 2.8183% dan roadcel-
50 2.0% sebesar 3.1089 dengan rata – rata 10,000 y = -0,869x2 + 1,667x + 4,497
kenaikan 2.3275%. Kenaikan nilai VFB ini R² = 0,911
8,000
menandakan bahwa rongga yang ada semakin kecil 5,303 Batas maksimum
Flow (mm)
11
Marshall Quotient (MQ) Dari gambar 14 diatas menunjukan bahwa
Hasil bagi Marshall atau Marshall Quotient nilai cantabro semakin menurun seiring dengan
adalah perbandingan antara stabilitas dan kelelehan penambahan kadar Roadcel-50, untuk penambahan
yang juga merupakan indikator terhadap kekakuan kadar Roadcel-50 dari 0.5% sampai 2.0%
campuran secara empiris. meningkatkan nilai cantabro melewati batas
maksimum nilai cantabro yang telah ditetapkan yaitu
20%, hal ini mengindikasikan daya ikat antar
Hubungan Antara MQ dengan Variasi
aggregat dalam campuran menurun karena
Kadar Roadcel-50
penambahan Roadcel-50 pada campuran akan
400,00 menyerap aspal dan menyebabkan aspal kurang
Batas maksimum
dapat mengikat aggregat dengan baik, sehingga
MQ (Kg)/mm)
300,00
y = -13,31x + 99,94 penambahan kadar Roadcel-50 0.5% sampai 2.0%
200,00 R² = 0,613 tidak memenuhi batas maksimum nilai cantabro
85,265 77,154 85,743
100,00 75,705 Hasil Pemeriksaan Pengujian Permeabilitas
109,241 Pengujian Permeabilitas merupakan
0,00
perbandingan antara banyaknya air yang dapat
0 0,5 1 1,5 2 dialirkan dalam setiap detiknya.
Variasi Kadar Roadcel-50 (%)
Gambar 13 Hubungan antara Marshall Quotient Kadar Roadcel-50 Terhadap Nilai Koefisien
(MQ) terhadap Variasi Kadar Roadcel-50 Permeabilitas
Nilai Koefisien Permeabilitas
0,350
Batas Maksimum
0,300
Gambar 13 diatas menunjukan bahwa nilai
0,250 0,262 0,230
Marshall Quotient (MQ) cenderung mengalami 0,275
0,194
penurunanan seiring dengan penambahan kadar 0,200
(%)
12
Kadar Roadcell Terhadap Nilai Drain Down
Aspal Porus b. Void in Mixture (VIM)
Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa
Nilai Drain Down Aspal Porus
13
plastis karena penambahan roadcel-50 3. Dari keseluruhan hasil pengujian yang
akan mengakibatkan aspal semakin kaku. diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa
g. Marshall Quotient (MQ) penggunaan roadcel-50 sebagai bahan tambah
Fleksibilitas campuran dinyatakan (aditif) pada perkerasan aspal porus cenderung
dengan nilai Marshall Quotient. Nilai menurunkan nilai spesifikasi aspal porus
MQ dipengaruhi oleh stabilitas dan flow. seperti stabilitas, flow, MQ, asphalt flow down
Penambahan kadar roadcel-50 cenderung dan permeabilitas serta menaikkan nilai
meningkatkan fleksibilitas campuran cantabro loss sehingga, penggunaan roadcel-50
aspal porus yang berarti perkerasan lebih pada kadar 0.5%, 1.0%, 1.5% dan 2.0%
mudah mengalami perubahan bentuk terhadap berat aspal kurang dapat digunakan
(deformasi) ketika terjadi pembebanan sebagai bahan tambah pada perkerasan aspal
lalu lintas. porus.
h. Cantabro Loss (CL) 4. Stabilitas perkerasan aspal porus cenderung
Dari hasil pengujian Cantabro diperoleh rendah karena sifat saling mengunci aggregat
penambahan kadar roadcel-50 cenderung yang kurang akibat penggunaan aggregat kasar
meningkatkan nilai cantabro loss dari yang lebih besar agar terbentuk campuran yang
kadar roadcel-50 0% sampai 2,0%. Nilai memiliki rongga yang besar. Sehingga
Cantabro pada penambahan roadcel-50 Perkerasan aspal porus cocok digunakan pada
0,5% sampai 2,0% melewati batas area parkir, jalan lingkungan, jalan pada area
maksimum nilai cantabro loss. Hal ini taman dan jalan dengan lalu lintas rendah.
mengindikasikan daya ikat antar
aggregat dalam campuran menurun
5. Rongga yang besar menyebabkan
kemungkinan untuk tersumbat oleh tanah, debu
karena penambahan roadcel-50
atau sampah yang akan mempengaruhi fungsi
menyebabkan aspal kurang dapat
permeabilitas perkerasan aspal porus.
mengikat aggregat dengan baik.
i. Permeabilitas
Saran
Berdasarkan pengujian permeabilitas,
Berdasarkan hasil dari penelitian dan
penambahan kadar roadcel-50 cenderung
pengalaman yang diperoleh selama melakukan
menurunkan nilai koefisien
penelitian, maka untuk penelitian yang selanjutnya
permeabilitas. Hal ini dikarenakan
dapat diberikan saran-saran sebagai berikut :
penambahan roadcel-50 pada aspal akan
1. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan,
mengisi rongga pada campuran, ini
sebaiknya digunakan spec gradasi, metode
sesuai dengan nilai VIM yang semakin
penentuan kadar aspal optimum (KAO) dan
kecil. Nilai koefisien permeabilitas yang
spesifikasi aspal porus yang sama misalnya
semakin kecil aka mengakibatkan
AAPA 1997, Iowa Stormwater Management
pengaliran air diatas permukaan jalan
2009, Japanese Method dan lain sebagainya,
akan melambat tetapi masih memenuhi
sehingga didapatkan karakteristik aspal porus
spesifikasi.
yang baik.
j. Asphalt Flow Down/Drain Down
2. Apabila diwaktu yang mendatang hendak
Dari hasil pengujian drain down
dilakukan penelitian serupa mengenai
menunjukkan bahwa penambahan kadar
perkerasan aspal porus, maka perlu dilakukan
roadcel-50 dapat menurunkan nilai drain
penelitian mengenai gradasi perkerasan aspal
down aspal, hal ini dikarenakan roadcel-
porus mengingat banyaknya gradasi aspal
50 dapat menyerap aspal sehingga
porus yang ada sehingga dapat dibandingkan
menurunnya berat aspal yang mengalir
hasilnya dan diperoleh gradasi yang tepat untuk
melalui rongga dalam campuran aspal
menciptakan perkerasan aspal porus yang
porus.
memiliki karakteristik yang maksimal.
2. Dari keseluruhan hasil pengujian dapat 3. Pada penelitian ini, penentuan kadar aspal
disimpulkan penggunaan gradasi terbuka optimum menggunakan metode AAPA 1997
Manual Pekerjaan Campuran Beraspal Panas kurang memberikan hasil yang maksimal
kurang cocok digunakan dengan penentuan sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai
Kadar Aspal Optimum (KAO) metode penentuan kadar aspal optimum untuk metode
Australian Asphalt Pavement Association lainya, agar dapat dibandingkan metode
(AAPA), hal ini dikarenakan nilai stabilitas penentuan KAO yang tepat.
yang rendah dan tidak memenuhi spesifikasi
nilai stabilitas minimum untuk aspal porus. DAFTAR PUSTAKA
Nilai stabilitas yang rendah diakibatkan AAPA, Australian Asphalt Pavement Association
gradasi aspal porus yang digunakan sangat (1997), “Open Graded Asphalt Design
berongga dan KAO yang rendah tidak dapat Guide”, Australia.
mengikat aggregat dengan maksimal.
14
Ali, Nur. (2013). “Studi Pengguaan Serat Ijuk Tambah Kapur”. Skripsi (tidak diterbitkan)
Sebagai Bahan Tambah Pada Aspal Porus Universitas Tadulako, Palu.
Liquid Asbuton”. Konfrensi Nasional Laboratorium Jalan Raya, Fakultas Teknik
Teknik Sipil 7 (KonTekS 7). Universitas Universitas Tadulako (2013), “Modul
Sebelas Maret, Surakarta. Praktikum Perencanaan Perkerasan
Anonim.(2015). Porous Asphalt. http: Measures for Jalan”, Palu.
traffic safety/expresway Lisminto, A.M, (1993).“Mekanisme Serat Aspal
management/business activity/Nexco Oleh Serat Selulosa di dalam
East. Diakses 17 mei 2015 CampuranSplit Mastik Asphalt”. Dirjen
Anonim.(2015). Permeable Paving for SuDS. http: Bina Marga.
CPD 2015 Permeable paving for SuDS M. Saleh, Sofyan. Anggraini, Renni. Aquina, Hesty.
Magazine Features Building. Diakses 24 (2014). “Karakteristik Campuran Aspal
April 2016 Porus dengan Subtitusi Styrofoam pada
Astuti, Fira (2012). “Penuaan Dini dan Durabilitas Aspal Penetrasi 60/70”. Jurnal Teknik
Campuran Lapis Tipis Beton Aspal Lapis Sipil, Universitas Syah Kuala, Banda Aceh.
Aus (HRS-WC) yang Menggunakan Olah Bumi Mandiri. 1997. PT. Roadcel-50 Brochure
Bahan Tambah Roadcel-50”. Tugas Puslitbang Jalan. 1993.”Penggunaan Roadcel-50
Akhir, (tidak diterbitkan) Universitas dalam Campuran SMA”, Bandung
Tadulako, Palu. Rachman Gani, Dedi. Tronge, M. Winardi.
Atkins H.N (1997).”Highway Materials, Soil and “Pengaruh Penggunaan Bahan Tambah
Concretes, 3th Edition Prentice Hall”, Berbasis Hydrocarbon Terhadap
New Jersey. Karakteristik Aspal Porus”. Jurusan Sipil,
Basri, Hamdani (2010). “Studi Karakteristik Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin,
Campuran HRS-WC yang Mnggunakan Makassar
Bahan Tambah Roadcell-50”. Tugas akhir. Setyawan A & Sanusi (2005). Observasi Propertis
Universitas Tadulako, Palu. Aspal Porus Berbagai Gradasi dengan
Cabrera, J.G. & Hamzah.,M.O.(1991). Aggregat Material Lokal. Jurnal Penelitian Media
Grading Design for Porous Asphalt, In Teknik Sipil.
Cabrera, J.G. & Dixon, JR. (eds). SNI 03-2417-1991, Kehilangan Berat Setelah
Performance and Durability of Bitumenious dilakukan Pengetesan Mesin Los Angeles
Materials, Proceeding of Symposium, (Cantabro Loss).
University of Leads., March 1994, London. Sukirman, Silvia (1999). Perkerasan Lentur Jalan
Departemen Pekerjaan Umum. (Edisi April 2005). Raya. Bandung
Spesifikasi Umum Badan Litbang. Penerbit Suparma, Latif B.(2001).”The Use Of Recycled
Bina Marga, Jakarta. Waste Plastics In Bituminous Composites”.
Departemen Pekerjaan Umum (2010) “Spesifikasi Doctor Of Philosophy. The University Of
Umum Bidang Jalan dan Jembatan Divisi Leeds School Of Civil Engineering.
VI Perkerasan Aspal”. Buku XII Spesifikasi S Subagio, Bambang dan H Karsaman, Rudy.
Teknis Tahun Anggaran 2011. (2003). “Laboratory Performance of
Djumari, D. Sarwono. (2009). “Perencanaan Porous Asphalt Mixture Tafpack Super”.
Gradasi Aspal Porus Menggunakan Journal of the Eastern Asia Society for
Material Lokal dengan Metode Transportation Studies Vol. 5.Institut
Pemampatan Kering”. Jurnal Penelitian Teknologi Bandung, Bandung.
Media Teknk Sipil Volume IX. Universitas Wulan, Andi Tenri (2014). ”Pengaruh Variasi
Sebelas Maret, Surakarta. Bottom Ash dan Abu Batu Terhadap
Dwiharjo, Danang Pasckaryono (2010). Karakteristik Campuran Beton Aspal Lapis
“Karakteristik Marshall, Kuat tarik tidak Aus (AC-WC)”. Skripsi Fakultas Teknik
Langsung, Kuat Tekan Bebas dan Universitas Tadulako, Palu.
Permeabilitas Campuran Dingin Aspal
Porus Menggunakan Rapid Curing
Cutback Crumb Rubber Asphalt RC-800
Sebagai Bahan Pengikat” .Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Ilham. Tugas Akhir (2014). “Studi Karakteristik
Perkerasan Aspal Porus dengan Bahan
15