Sei sulla pagina 1di 6

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PABRIK KELAPA SAWIT (PKS)

PTPN IV UNIT USAHA PABATU TAHUN 2015


(THE APPLICATION OF RISK MANAGEMENT AT PKS PTPN IV UNIT USAHA
PABATU 2015)

Jumirsa Hijriani.Y1, Halinda Sari Lubis2, Eka Lestari Mahyuni2


1
Mahasiswa Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU
2
Dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU
Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia.
e-mail: jumirsa@yahoo.co.id

ABSTRACT

The workers at PTPN IV Unit Usaha Pabatu directly confronted with the production
process during operational activities, so that the Occupational Health and Safety (OHS) is
important, therefore, it needed the good of OHS risk management to get zero accident. The
company has implemented OHS risk management but there are still found work accidents
and occupational problems. This study described the results of hazard identification, risk
assessment and occupational accidents control by using HIRAC method 2015.
This research was descriptive research that describes the application of risk
management in the palm oil mill. Technique of collecting data used in this study was
assessment documents.
The implementation of risk management at PTPN IV Unit Usaha Pabatu 2015
implemented by the independent risk management team at seven stations is sortation/ loading
ramp station, sterilizier station, thresher station, pressan station, klarification station, kernel
station, and boiler station. The implementation of risk management based on the results of
HIRAC 2015 showed that there are in each station, yet according with government
regulations No.50 tahun 2012, because risk assessment not rated objectively.
The company has implemented the risk control like the compliance of work
instructions, installation of OHS signs, fire extinguisher provision and the usage of personal
protective equipment (PPE). It is regulated in accordance with government regulations
No.50 tahun 2012.
Based on the results of the study, OHS management is expected to conduct OHS
training and to improve the socialization of OHS to the workers.

Keywords: Risk Management, PP No.50 tahun 2012, risk control.


Pendahuluan Unit Usaha Pabatu dimulai sejak tahun
Menurut data International Labour 1999, bersamaan dibentuknya Panitia
Organization (ILO) tahun 2003, 1 pekerja Pembina Keselamatan dan Kesehatan
di dunia meninggal setiap 15 detik karena Kerja (P2K3). Penerapan manajemen
kecelakaan kerja dan 160 pekerja risiko pada PTPN IV Unit Usaha Pabatu
mengalami sakit akibat kerja. Sedangkan dilaksanakan berdasarkan PP No.50 tahun
menurut data BPJS Ketenagakerjaan 2012, dilaksanakan setahun sekali pada
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bulan April-Mei yang dilaksanakan oleh
Ketenagakerjaan) mecatat sepanjang tahun Tim Manajemen Risiko. Pelaksanaan
2013 jumlah peserta yang mengalami manajemen risiko dilakukan dengan
kecelakaan kerja sebanyak 129.911 orang. menggunakan metode HIRAC (Hazard
Dari jumlah kecelakaan tersebut sebagian Identification, Risk Assessment & Control)
besar atau sekitar 69,59 persen terjadi di pada proses kerja di setiap stasiun yang
dalam perusahaan ketika mereka bekerja. ada di PKS PTPN IV Unit Usaha Pabatu.
Sebanyak 34,43% penyebab kecelakaan Hasil HIRAC di setiap stasiun kerja yang
kerja dikarenakan posisi tidak aman atai dilakukan pada tahun 2013-2014 yang
ergonomis dan 32,12% pekerja tidak terdiri dari identifikasi bahaya, penilaian
memakai peralatan yang safety. dan pengendalian risiko didapatkan bahwa
Dalam hasil penelitian Arif tahun bahaya yang teridentifikasi yaitu luka
2011 menunjukkan bahwa kesesuaian bakar, gangguan pernafasan, patah tulang,
penerapan manajemen risiko pada PT gangguan penglihatan, kulit melepuh. Pada
Cipta Kridatama Jobsite Mahakam Sumber hasil penilaian dan pengendalian risiko,
Jaya degan prosedur PR-00-SHE-025 risiko bersifat high, moderate dan low
tentang identifikasi bahaya, penilaian dan serta pengendaliannya berupa mematuhi
pengendalian risiko K3 sangatlah penting instruksi kerja dan pemberian APD, rambu
dalam pertimbangan pelaksanaan K3 serta APAR. Pabrik kelapa sawit PTPN
manajemen risiko. Terutama dalam hal IV ini, sudah melaksanakan manajemen
pengendalian risiko perusahaan. risiko, namun masih terdapat insiden
Pada jurnal inetrnasional tahun 2012 kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
“The Effects of Risk Assessment (Hirarc) berupa gangguan pernafasan, iritasi mata,
on Organisational Performance in gangguan pendengaran, luka dan iritasi
Selected Contruction Companies in kulit.
Nigeria” menyebutkan ada keterkaitan Berdasarkan uraian tersebut, penulis
antara penilaian risiko (HIRARC) dengan ingin mengetahui apakah penerapan
menurunnya insidensi kecelakaan. Hasil manajemen rsiko pada pabrik kelapa sawit
menunjukkan dari keenam perusahaan (PKS) PTPN IV Unit Usaha Pabatu
konstruksi yang diteliti, kinerja organisasi Tebing Tinggi Tahun 2015 sudah
menjadi lebih baik (menurangi kecelakaan terpenuhi atau tidak beradsarkan Peraturan
atau tingkat insiden, peningkatan Pememrintah No.50 Tahun 2012.
produktivitas) tergantung pada penilaian
risiko (HIRARC)(Agwu,2012). Metode Penelitian
Berdasarkan survei pendahulan yang Metode penelitian yang digunakan
dilakukan, implementasi manajemen risiko dalam penelitian ini adalah deskriptif.
di Pabrik Kelapa Swait (PKS) PTPN IV Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data yaitu pengkajian tertusuk duri, terjepit pintu dan tertimpa
dokumen. Penggunaan metode penelitian lori, terlibas tali, kebisingan, debu,
bertujuan untuk memperoleh gambaran terantuk polishing drum. Bahaya dengan
mendalam tentang pelaksanaan tingkat risiko high adalah bahaya minyak
manajemen risiko dari identifikasi bahaya, dan uap panas, peledakan kompresor,
penilaian dan pengendalian risiko serta ketinggian.
mengetahui pelaksanaan manajemen risiko Penilaian risiko yang dilakukan
berdasarkan PP No.50 tahun 2012. perusahaan belum sepenuhnya sesuai
Penelitian ini dilaksankan di Pabrik Kelapa dengan PP No.50 tahun 2012, dikarenakan
penilaian tidak dilakukan secara objektif
Sawit (PKS) PTPN IV Unit Usaha Pabatu,
dan rutin, hal ini terlihat dari hasil HIRAC
Tebing Tinggi. Penelitian dilaksanakan tidak ada perbedaan antara hasil penilaian
selama 6 bulan, dimulai dari Februari tahun 2012-2015.
sampai dengan Juli 2015.
Pengendalian Risiko (Risk Control)
Hasil dan Pembahasan Risk control bertujuan untuk Identifikasi
Perusahaan sudah melaksanakan bahaya yang dilaksanakan oleh perusahaan
manajemen risiko sejak tahun 1999, sudah sesuai dengan PP No.50 tahun 2012
bersamaan dibentuknya Panitia Pembina tentang SMK3 pasal 7 dan pasal 9 yang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). menjelaskan bahwa pengusaha dalam
Manajemen risiko yang dilaksanakan menetapkan kebiajkan K3 dan
setahu sekali oleh Tim Manajemen Risiko merencanakan K3 harus melakukan
independen yang terdiri dari anggota P2K3 peninjauan awal dan mempertimbangkan
ini menggunakan HIRAC (Hazard identifikasi bahaya, penilaian dan
Identification, Risk Assessment and pengendalian risiko.
Control).
Penialain Risiko (Risk Assessment)
Identifikasi Bahaya (Hazard Penilaian risiko adalah metode untuk
Identification) mengetahui tingkat risiko suatu kegiatan.
Proses identifikasi bahaya adalah Parameter yang digunakan untuk
proses lanjutan dari identifikasi kegiatan, melakukan penilaian risiko adalah peluang
pada proses identifikasi bahaya akan dan akibat. Metode yang digunakan untuk
dilakukan penjabaran risiko di tiap stasiun penilaian risiko adalah ranking system
yang sudah diidentifikasi. Pada identifikasi metode HIRAC.
bahaya, penilaian dan pengendalian risiko meminimalkan tingkat risiko dari
terhadap proses pengolahan kelapa sawit potensi bahaya yang ada. Setiap risk
control yang dilakukan akan dianalisa
ditemukan bahwa bahaya dengan tingkat
secara lengkap.
risiko low adalah bahaya tertusuk gancu
pada stasiun sortasi. Bahaya dengan
tingkat risiko moderate adalah bahaya
Tabel 1. Idenitifkasi Bahaya pada Bagian Pengolahan
Hazard Identification
No. Kegiatan/Fasilitas Bahaya Risiko
1 Stasiun Sortasi/Loading Ramp
a) Mensortir TBS
- Tertusuk duri TBS - Luka
- Tertimpa TBS - Luka
b) Memasukkan TBS ke lori - Tertusuk gancu - Luka
c) Menarik lori - Tertimpa TBS - Luka
- Terjepit pintu - Luka
- Jari tangan terjepit tali - Luka

2 Stasiun Rebusan - Terlibas tali - Luka


a) Menarik tali - Tersembur uap panas - Luka
b) Merebus TBS - Peledakan - Luka/ kematian

3 Stasiun Bantingan
a) Memisahkan buah sawit dari - Tertimpa lori - Luka
janjangan - Kematian

Tabel 2. Risk Assessment

Risk Assessment
Risk Matrik Tingkat
No. Kegiatan/Fasilitas Bahaya Risiko
A P Risiko
1 Stasiun
Sortasi/Loading Ramp - Tertusuk duri - Luka 2 C Moderate
a) Mensortir TBS TBS
- Tertimpa TBS - Luka 3 D Moderate
- Tertusuk gancu
- Tertimpa TBS - Luka 2 D Low
b) Memasukkan TBS - Terjepit pintu
ke lori - Jari tangan - Luka 3 D Moderate
terjepit tali
c) Menarik lori - Luka 3 E Moderate

- Luka 3 D Moderate

2 Stasiun Rebusan
a) Menarik tali - Terlibas tali - Luka 3 D Moderate
b) Merebus TBS - Tersembur uap - Luka 3 D Moderate
panas
- Peledakan - Luka/ kematian 5 E High
Tabel 3. Risk Control
Hazard Identification Risk Assessment Risk Control
Kegiatan/Fasilita Risk Matrik Tingkat Tindakan atau Prosedur Kerja yang
No Bahaya Risiko
s A P Risiko direkomendasikan
1 Stasiun
Sortasi/Loading
Ramp
a) Mensortir - Tertusuk duri - Luka 2 C Moderate - Petugas mematuhi instruksi kerja
TBS TBS - Luka 3 D Moderate - Petugas diberi APD (sarung tangan,
- Tertimpa TBS - Luka 2 D Low masker, sepatu, kaca mata) &
- Tertusuk dipasang rambu K3, APAR
b) Memasukkan gancu - Luka 3 D Moderate
TBS ke lori - Luka 3 E Moderate
- Tertimpa TBS
c) Menarik lori - Terjepit pintu - Luka 3 D Moderate

- Jari tangan
terjepit tali

2 Stasiun Rebusan
a) Menarik tali - Terlibas tali - Luka 3 D Moderate - Petugas mematuhi instruksi kerja
- Petugas diberi APD (sarung tangan,
b) Merebus TBS - Tersembur - Luka 3 D Moderate sepatu) & dipasang rambu K3
uap panas bakar
- Peledakan 5 E High
- Luka/
kematian

Pengendalian risiko yang dilakukan pembangunan dan pemeliharaan


oleh perusahaan yaitu pengendalian komitmen, elemen standar pemantauan,
adminitrasi berupa pematuhan instruksi elemen pembuatan dan pendokumentasian
kerja, pemasangan rambu K3, penyediaan rencana K3, elemen keamanan bekerja
Alat Pemadan Api Ringan (APAR) dan berdasarkan SMK3. Namun PP No.50
penyediaan Alat Pelindung Diri (APD). tahun 2012, elemen pengembangan
Pengendalian risiko yang dilakukan PTPN keterampilan dan kemampuan masih
IV Unit Usaha Pabatu tahun 2015 tertuang belum sesuai dengan yang dilakukan oleh
dalam peraturan diantaranya yang terkait perusahaan, hal ini dikarenakan jenis
adalah PP No.50 tahun 2012 tentang pelatihan K3 yang dilakukan tidak sesuai
SMK3, UU No.1 tahun 1970 tentang dengan kebutuhan untuk pengendalian
Keselamatan Kerja, Permenaker RI potensi bahaya.
No.Per-04/MEN/1980 tentang syarat-
syarat pemasangan dan pemeliharaan Kesimpulan
APAR, Peraturan menteri tenaga kerja dan 1. Penerapan manajemen risiko di PTPN
transmigrasi RI No.Per-08/MEN/VII/2010 IV Unit Usaha Pabatu secara umum
tantang APD. telah dilakukan sesuai PP No.50 tahun
2012 tentang identifikasi bahaya,
Penerapan HIRAC berdasarkan PP penilaian dan pengendalian risiko,
No.50 tahun 2012 namun pada penilaian risiko masih
Penerapan manajemen risiko di PTPN belum dilakukan penilaian secara
IV Unit Usaha Pabatu secara umum objektif dan rutin.
memenuhi beberapa elemen dalam PP
No.50 tahun 2012, yaitu elemen
2. Pada identifikasi bahaya, penilaian Kedokteran Universitas Sebelas
dan pengendalian risiko terhadap Maret: Surakarta.
proses pengolahan kelapa sawit Agwu 2012. The Effect of Risk
ditemukan bahwa bahaya dengan Assessment (Hirarc) on
tingkat risiko low adalah bahaya Organisational Performance in
tertusuk gancu pada satsiun sortasi. Selected Construction Companies
Bahaya dengan tingkat risiko in Nigeria. British Journal of
moderate adalah bahaya tertusuk duri, Economics, Management & Trade,
terjepit pintu dan tertimpa lori, terlibas Vol 2 No. 3 Agustus 2012: 212-
tali, kebisingan, debu, terantuk 224. www.sciencedomain.org
polishing drum. Bahaya dengan Baihaqi, 2014. 192.911Peserta Jamsostek
tingkat risiko high adalah bahaya Alami Kecelakaan Kerja
minyak dan uap panas, peledakan http://ekbis.sindonews.com/.
kompresor, ketinggian. Diakses tanggal 20 Januari 2015.
3. Pengendalian risiko yang dilakukan Kementerian Kesehatan Republik
oleh PTPN IV Unit Usaha Pabatu Indonesia. 1 Orang Pekerja Di
tahun 2015 telah sesuai dengan PP dunia Meninggal Setiap 15 Detik
No.50 tahun 2012 yaitu pematuhan Karena Kecelakaan Kerja.
instruksi kerja, pemasangan rambu www.depkes.go.id. Diakses
K3, penyediaan APAR dan Tanggal 20 Januari 2015.
penyediaan APD. Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan, Jakarta:
Saran Rineka Cipta.
1. Diharapkan manajemen Keselamatan Peraturan Pemerintah (PP) No.50 Tahun
dan Kesehatan Kerja (K3) melakukan 2012 tentang Sistem Manajemen
pelatihan K3 dan meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
sosialisasi K3 pada pekerja. Ramli, S.,2010. Sistem Manajemen
2. Perlunya peningkatan ketertiban dan Keselamatan & Kesehatan Kerja
kedisiplinan pemakaian APD serta OHSAS 18001, Cetakan Kedua,
penanganan bahan agar efektifitas Jakarta: Dian Rakyat.
pengendalian bahaya meningkat. Rinanti, E., 2013. Penerapan Hazard
3. Sebaiknya HIRAC dipelihara agar Identification And Risk
selalu mutakhir dengan melakukan Assessment (HIRA) Sebagai
riview rutin secara objektif maksimal Upaya Pencegahan Kecelakaan
setahun sekali. Kerja Di Bagian Produksi PT.Hanil
4. Sebaiknya perusahaan menjadikan Indonesia Boyolali. Skripsi
Hasil HIRAC sebagai acuan Fakultas Kesehatan Masyarakat
pembuatan program keselamatan dan Universitas Muhammadiyah
kesehatan kerja pada bagian Surakarta : Surakarta.
pengolahan pabrik kelapa sawit. Undang- Undang No.1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja.
Daftar Pustaka Willian, A., Togar 2014. Perancangan
Aminuddin, A., 2011. Kajian Penerapan Sistem Kesehatan dan Keselamatan
Manajemen Risiko Keselamatan Kerja (SMK3) di PT.SPINDO 1.
dan Kesehatan Kerja Lingkunga Jurnal Titra, Vol 2 No.2 Juni 2014:
pada Proses Blasting di Area 179-
Pertambangan Batubara PT Cipta 182.http://studentjournal.petra.ac.id
Kridatama Jobsite Mahakam /index.php/teknik-
Sumber Jaya Kalimantan Timur. industri/article/view/2359.pdf
Laporan Khusus Fakultas

Potrebbero piacerti anche