Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
p-ISSN : 2460-2582
PENELITIAN PENDIDIKAN IPA
Vol 2, No, 2
http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jppipa
Juli 2016
14,00
12,00 10,18
Analisis Data 8,32
10,00
Untuk mengetahui nilai biokonsentrasi 8,00
6,00
logam organisme dengan sedimen maka 4,00
2,00
digunakan indeks faktor konsentrasi (Connel
0,00
LPS-I LPS-II LPS-III
dan Miller, 1995): Stasiun pengamatan
𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒍𝒐𝒈𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒈𝒊𝒏𝒈
𝐅𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭𝐫𝐚𝐬𝐢 =
𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒍𝒐𝒈𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒎𝒆𝒏
(1) Gambar 2. Kandungan logam berat Pb pada sedimen di
perairan pantai Labuhan Tereng Kabupaten Lombok
Barat.
71
Tabel 1. Hasil pengukuran parameter fisika-
kimia perairan pada tiap stasiun
menyatakan bahwa pada air laut logam Pb
pengamatan.
masih bisa bergerak bebas akibat pengaruh
arus, pasang surut dan gelombang sehingga
terjadinya pengenceran. Selain itu tingginya
logam berat Pb pada sedimen di LPS-I karena
lokasi ini merupakan titik pertemuan antara
empat aliran yaitu yang berasal dari
pelabuhan, perairan pesisir pantai makam
keramat, selat Lombok dan muara Dusun Terdapat tiga jenis kerang darah di
Cemara serta lebih dekat dengan perairan pantai Labuhan Tereng Kabupaten
pemungkiman warga. Lombok Barat, diantaranya yaitu Anadara
Kandungan logam berat pada ketiga granosa, Anadara antiquata, dan Anadara
stasiun masih dalam kisaran di bawah 85 cornea (gambar 3). Kerang darah yang
mg/kg sehingga masih berada pada level memiliki kandungan Pb tertinggi terdapat
target menurut IADC/CEDA, 1997. Jika pada
konsentrasi kontaminan yang ada pada
sedimen memiliki nilai yang lebih kecil dari
nilai level target, maka substansi yang ada
A
pada sedimen tidak terlalu berbahaya bagi B
lingkungan. Namun logam berat yang
mengendap pada sedimen dapat kembali C
waktu paruh 32 x 103 tahun dan sedimen 2,5 x granosa di LPS-III (9.43 mg/kg). Kerang
108 tahun lebih lama dibandingkan dengan yang memiliki kandungan Pb terendah
logam berat yang berada di daratan dan di terdapat pada spesies A. antiquata (0.57
udara. Karena waktu tinggal logam berat pada mg/kg) di LPS-II (Gambar 4). Tingginga
sedimen sangat lama, maka sedimen yang kadar Pb pada A. antiquata dah A. granosa
tercemar dengan logam berat seperti Pb, Cd pada LPS-III disebabkan oleh struktur
dan Cu akan berpotensi berperan sebagai sedimen pada LPS-III yang dominan lumpur
sumber pelepasan kembali ke air laut dan (Tabel 1). Hasil penelitian Rudiyanti (2009),
pelepasan ini tergantung pada pH air laut. menyatakan walaupun kadar logam berat pada
72
sedimen memiliki kadar lebih rendah, namun darah lebih tinggi. Hal ini berkaitan erat
tingkat akumulasi logam berat oleh kerang dengan struktur sedimen.
50
43,1 43,86 42,73
45
PTWI (gr/kg BB/minggu)
40
35 32,89
28,57
30 26,18
Keterangan:
25 22,22 AC : Anadara cornea
20 AA : Anadara antiquata
16,23 AG : Anadara granosa
14,45
15
8,56 8,33 8,2
10 6,7 5,21
5 1,91 2,65
0
AC AA AG
Spesies kerang
Gambar 4. A: Grafik kandungan Pb pada kerang darah di LPS-I, LPS-II, dan LPS-III
Didukung oleh pernyataan Amriani (2011), dibandingkan kerang darah yang memiliki
bahwa sedimen dengan kandungan lumpur ukuran >3.5 cm. Hal ini dapat disebabkan
(debu) yang tinggi akan meningkatkan oleh kemampuan kerang darah ukuran besar
bioakumulasi logam berat. Selain itu tingkat dan kecil dalam mengakumulasi logam berat
akumulasi dapat disebabkan oleh salinitas Pb. Hal ini sesuai dengan pernyataan
pada suatu perairan. Salinitas yang relatif Rudiyanti, (2009) bahwa umur kerang darah
rendah pada LPS-III dapat meningkatkan juga dapat mempengaruhi rendahnya
bioakumulasi logam berat Pb. Hal ini sesuai konsentrasi logam berat yang ada di dalam
dengan pernyataan Siregar (2009), tingkat tubuh kerang darah, dimana semakin besar
akumulasi logam berat akan semakin besar ukuran kerang darah maka kandungan logam
B
jika nilai salinitas rendah tetapi akumulasi berat akan menurun. Kerang Darah yang
logam berat akan semakin kecil apabila berukuran kecil (muda) memiliki kemampuan
salinitas lebih besar. Hal ini disebabkan akumulasi yang lebih besar dibandingkan
perubahan salinitas dapat mempengaruhi dengan kerang yang berukuran lebih besar
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan (tua). Semakin besar ukuran (tua) kerang
metabolisme fisiologi dari organisme laut. maka akan semakin baik kemampuannya
Berdasarkan hasil pengamatan pada dalam mengeliminasi logam berat.
ketiga spesies kerang darah yang memiliki Aunurohim (2008), bahwa pada saat proses
ukuran >2 cm dan <3.5 cm memiliki tingkat metabolisme mencapai puncaknya, maka
akumulasi logam berat lebih tinggi kebutuhan akan logam berat juga semakin
73
meningkat. Hal inilah yang memungkinkan maksimum cemaran logam berat dalam
konsentrasi logam berat pada kerang lebih pangan dan CODEX STAN 193-1995 tahun
tinggi pada saat masa produktif (ukuran 2007 mengenai standar CODEX untuk
sedang) dibandingkan pada kerang yang kontaminan dan toksik pada makanan, bahwa
berukuran kecil dan besar. nilai PTWI (Provisional Tolerable Weekly
Berdasarkan hasil pengukuran kadar Pb Intake/Asupan yang ditoleransi untuk
dari 16 kerang darah yang menjadi sampel seminggu) sebesar 0.025 mg/kg untuk logam
56.25% atau sebanyak 9 kerang sudah Pb. Penentuan batas aman konsumsi bertujuan
melampaui nilai ambang batas maksimum untuk mengetahui batas konsumsi kerang
cemaran logam berat dalam pangan. Menurut darah yang telah tercemar logam berat Pb
Standar Nasional Indonesia/SNI (2009) sehingga tidak membahayakan kesehatan
menyatakan bahwa ambang batas maksimum dengan mengacu pada baku mutu yang telah
cemaran logam berat Pb pada kekerangan ditetapkan. Batas aman konsumsi kerang
(bivalve) yaitu sebesar 1.5 mg/kg. Sehingga darah dapat dilihat pada gambar 5.
dapat disimpulkan bahwa kerang darah yang 8 6,7
PTWI (gr/kg BB/minggu)
7
terdapat pada perairan Pantai labuhan tereng 6
5
4
kabupaten Lombok barat sudah kurang baik 3 1,91
2,65
2
untuk dikonsumsi secara berlebihan. 1
0
Anadara cornea Anadara Anadara granosa
Menurut Standar Nasional Indonesia/SNI antiquata
75
pendamping, Sahati. UI-Press. Terhadap Logam Berat Cadmium
Jakarta. (Cd) Yang Terkandung Dalam Media
Pemeliharaan Yang Berasal Dari
IADC/CEDA. 1997. Convetion, codes, adnd Perairan Kaliwungu. Seminar
conditions: Marine disposal. Nasional. Jurusan Perikanan, Fakultas
Enviromental aspects of dredging 2a. Perikanan dan Ilmu Kelautan,
hal 71. Universitas Diponegoro. Di
seminarkan di semarang 22 Februari
Kadang, L. 2005. Analisis Status Pencemaran tahun 2009 pada seminar Expo.
Logam Berat Pb, Cd Dan Cu Di
Perairan Teluk Kupang Provinsi Nusa Sari, K.A., Putut, H.R., dan Apri, D.A. 2014.
Tenggara Timur. Thesis S2. Institut Pengaruh Lama Perebusan Dan
Pertanian Bogor. Konsentrasi Larutan Jeruk Nipis
(Citrus Aurantifolia) Terhadap Kadar
Lubis, H. dan Challkuddin, A. 2008. Timbal (Pb) Dan Kadmium (Cd) Pada
Pemeriksaan Kandungan Logam Kerang Darah (Anadara Granosa).
Merkuri, dan Kadmium dalam Daging Pengolahan dan Bioteknolgi Hasil
Rajungan Segar yang Berasal dari TPI Perikanan Vol 3, No 2: 1-10.
Gabion Belawan Secara
Spektrofotometri serapan Atom. Siaka, I.M. 2008. Korelasi Antara
Kedokteran Nusantara 41: 39-47. Kedalaman Sedimen Pelabuhan
Benoa Dan Konsentrasi Logam Berat
Manahan, S.E. 2000. Environmental Pb Dan Cu. Kimia 2: 61-70.
Chemestry (Seventh Edition). Boca
Raton: CRC Press LLC. Siregar, Y.I. 2009. Bioakumulasi Kadmium
Pada Kerang Hijau (Perna viridis)
Nisma, F., Almawati, S., dan Halifah, W.A. Dengan Aplikasi Perunut Radioaktif.
2012. Efektifitas Air Perasan Buah Biologi Indonesia 6(1): 39-50.
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Cristm.
& Panzer Swingle) Terhadap
Penurunan Kadar Logam Timbal (Pb), SNI 7387: 2009. Batas Maksimum Cemaran
Cadmium (Cd), dan Tembaga (Cu) Logam Dalam Pangan. Badan
pada Daging Kerang Hijau (Perna Standar Nasional. ICS 67.220.20.
viridis L). FarmaSains Vol 1 No5 :209-
215. Tampubolon, H.s., Darma, B., Indra, L. 2013.
Studi Kandungan Logam Berat
Nurjannah, Hartanti, R.R., Nitibaskara. 1999. Tembaga (Cu) Dan (Pb) Di Perairan
Analisa Kandungan Logam Berat Hg, Danau Toba, Provinsi Sumatera
Cd, Pb, As dan Cu Dalam Tubuh Utara. Universitas Sumatera Utara.
Kerang Konsumsi. Buletin THP 1: 5-
8. Umbara, H. dan Heni, S. Faktor Bioakumulasi
210Pb Oleh Kerang Darah (Anadara
Payung, F.L., Ruslan, Agus, B.B. 2013. Studi Granosa). Hasil Penelitian dan
Kandungan Dan Distribusi Spasial Kegiatan PLTR: 62-70.
Logam Berat e (Pb) Pada Sedimen
Dan Kerang (Anadara sp) Di Wilayah Wahab, A dan Mutmainnah. 2005. Analisis
Pesisir Kota Makasar. Fakultas Kandungan Logam Berat Dan Seng
Kesehatan Masyarakat UNHAS: 1- Di Sekitar Perairan Pelabuhan Pare-
10. Pare Dengan Metode Adisi Standar.
Marina Chimica Acta 6: 21-24.
Rudiyanti, S. 2009. Biokonsentrasi Kerang
Darah (Anadara granosa linn)
76