Sei sulla pagina 1di 9

JURNAL e-ISSN : 2407-795X

p-ISSN : 2460-2582
PENELITIAN PENDIDIKAN IPA
Vol 2, No, 2
http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jppipa
Juli 2016

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb PADA SEDIMEN dan KERANG DARAH


(Genus: Anadara) di PERAIRAN PANTAI LABUHAN TERENG KABUPATEN LOMBOK
BARAT

Meyla Fitri handayani1, Muhlis, Erin Ryantin Gunawan3


Magister Pendidikan IPA Program Pasca Sarjana Universitas Mataram123
Email: meylafitrihandayani@gmail.com

Key Words Abstract


Blood The aims of this research are to analyze the content of Lead in blood cockle (Genus:
cockle, Anadara) at West Lombok Labuhan Tereng coastal waters. The content of lead in
sediment, sediment and clams was analysis at Mataram University Analytical Laboratory by
acumulation, using wet digestion method and measured using atomic absorption spectrophotometer
lead (AAS) in 283.3 nm wavelength. The results then compared with the sediments and
clams standards applicable. Results of Pb in the sediment measurements show that the
highest lead levels is 30.66 mg/kg found in around Dusun Cemara coast. The results
obtained are still at the level targets under Dutch Quality Standards for Metals in
sediments (IADC / CEDA), 1997. The highest Pb levels in blood clams is 13,075 mg/kg
contained by a medium-sized (3.08 cm) of species A. antiquata around Kebon Talo
estuary. These results are indicate that the levels of Pb in blood cockle is already
distant exceeded the threshold of consumption under Indonesian National Standar,
2009 which is equals to 1.5 mg/kg, so the clams blood in coastal waters Labuhan
Tereng should not be consumed greatly overheated because the accumulative
character of Pb can be harmful for health.

Kata Kunci Abstrak


Blood Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Pb pada kerang
cockle, darah (Genus: Anadara) di perairan pantai Labuhan Tereng Kabupaten Lombok Barat.
sediment, Analisis kandungan Pb pada sedimen dan kerang darah dilakukan di Laboratorium
acumulation, Analitik Universitas Mataram dengan menggunakan metode destruksi basah dan diukur
lead dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA) dengan panjang
gelombang 283,3 nm. Hasil yang didapat kemudian dibandingkan dengan baku mutu
yang berlaku untuk sedimen dan kerang. Hasil pengukuran kadar Pb pada sedimen
menunjukkan bahwa kadar Pb tertinggi terdapat pada pesisir sekitar dusun Cemara
yaitu sebesar 30.66 mg/kg. Hasil yang diperoleh masih berada pada level target
menurut Dutch Quality Standars for Metals in Sediments (IADC/CEDA), 1997. Kadar
Pb tertinggi pada kerang darah terdapat pada spesies A. antiquata berukuran sedang
(3.08 cm) dilokasi sekitar muara Kebon Talo yaitu 13.075 mg/kg. Hasil ini
menunjukkan bahwa kadar Pb pada kerang sudah jauh melebihi ambang batas
konsumsi menurut Standar Nasional Indonesia, 2009 yaitu sebesar 1.5 gr/kg, sehingga
kerang darah di perairan pantai Labuhan Tereng tidak boleh dikonsumsi secara
berlebih karena sifat Timbal yang akumulatif dan dapat membahayakan kesehatan.

PENDAHULUAN bobot atom dan bobot jenis yang tinggi, yang


Logam berat merupakan elemen dapat bersifat racun bagi mahluk hidup (SNI,
kimiawi metalik dan metaloida, memiliki 2009). Logam berat masuk ke lingkungan laut
68
kebanyakan terjadi akibat adanya buangan Pelabuhan Lembar merupakan salah
limbah industri yang masuk melalui tiga cara satu pelabuhan terbesar yang berlokasi di
yaitu: pembuangan limbah industri yang tidak perairan pantai Labuhan Tereng Kabupaten
dikontrol, lumpur minyak yang juga Lombok Barat. Logam berat Pb yang berasal
mengandung logam berat dengan konsentrasi dari segala aktivitas manusia (terutama
tinggi, serta adanya pembakaran minyak aktifitas pelabuhan) akan masuk ke dalam
hidrokarbon dan batubara di daratan (Payung perairan turun dan mengendap pada dasar
dkk, 2013). Salah satu logam berat yang perairan kemudian akan terakumulasi ke
bersifat toksik dan dapat mencemari dalam sedimen, dan hal ini akan
lingkungan perairan yaitu (Pb). menyebabkan organisme yang mencari makan
Bahan pencemar berupa logam berat Pb di dasar perairan seperti udang, rajungan, dan
mencemari perairan yang masuk dari darat kerang akan memiliki peluang yang besar
biasanya berasal dari limbah industri hasil untuk terpapar logam berat yang telah terikat
pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, di dasar perairan dan membentuk sedimen.
tumpukan sampah, dan wisata bahari. Namun, Perairan pantai Labuhan Tereng
banyak penelitian yang menyatakan bahwa dimanfaatkan oleh para nelayan sekitar untuk
salah satu sumber pencemaran Pb yang paling mencari kerang ketika air sedang surut. Para
tinggi bersumber dari aktifitas perkapalan dan nelayan menangkap kerang dengan alat-alat
kegiatan pelabuhan. Diperkuat oleh penelitian sederhana berupa sabit, serokan, dan
Amin, dkk (2011), Siaka (2008), dan Lubis & menggunakan tangan. Hasil tangkapan yang
Challkuddin (2008) yang menyatakan bahwa mereka peroleh kemudian dijual untuk
sumber pencemar Pb masuk keperairan memenuhi kehidupan sehari-hari. Lokasi
diperkirakan kebanyakan berasal dari penangkapan kerang yang tidak terlalu jauh
aktivitas kapal-kapal nelayan, kapal-kapal dari pelabuhan memungkinkan kerang
penyebrangan dan bahan pencemar yang terpapar oleh logam berat hasil dari aktifitas
terbawa oleh arus. Hasil penelitian perkapalan. Sifat kerang yang sesil dan
Tampubolon dkk (2013) juga menyatakan dengan mobilitas yang rendah membuat
bahwa Tingginya konsentrasi logam Pb di kerang akan sulit menghindar dari paparan
danau salah satunya dapat berasal dari logam berat Pb pada perairan. Menurut
kegiatan buangan sisa bahan bakar kapal Nurjannah dkk (1999), Logam berat dapat
motor, cat kapal, dan kegiatan wisata. Hasil terkonsentrasi melalui rantai makanan dan
Penelitian Wahab dan Mutmainnah (2005), terakumulasi dalam organisme yang bersifat
juga menyatakan bahwa sumber bahan benthic seperti pada jenis bivalvia. Kelompok
pencemar Pb dapat berasal dari limbah bivalva diketahui dapat mengakumulasikan
minyak dari kapal. jenis-jenis polutan sampai pada jumlah yang
69
membahayakan bagi konsumen. Hal ini dari pajanan lingkungan dapat menyebabkan
berhubungan erat dengan sifat filter feeder keterbelakangan mental pada anak. keracunan
yang dimilikinya dan cara hidupnya yang timbal ringan dapat menyebabkan anemia
relatif menetap, sehingga kecil yang menyebabkan korban menderita sakit
kemungkinannya untuk menghindar dari kepala dan sakit otot, dan kadang merasa
perubahan lingkungan perairan yang lelah dan umumnya mudah tersinggung
membahayakan. (Manahan, 2000). Karna dampak logam berat
Berdasarkan hasil observasi, terdapat 16 Pb yang berbahaya bagi kesehatan manusia
jenis kerang di perairan pantai Labuhan yang mengkonsumsinya, maka sangat penting
Tereng, salah satunya berasal dari genus untuk mengetahui tingkat pencemaran logam
Anadara (kerang darah). Kerang darah berat di perairan pantai Labuhan Tereng
merupakan salah satu sumber daya ekonomis Kabupaten Lombok Barat.
penting, karena merupakan sumber makanan
METODE
yang berprotein tinggi dan sangat digemari
Penelitian ini dilakukan selama bulan
oleh masyarakat. Namun berdasarkan
Juli-September 2015 dengan tiga kali
beberapa penelitian yang telah dilakukan
pengambilan sampel di Perairan Labuhan
menyatakan bahwa kerang darah dapat
Tereng Kabupaten Lombok Barat.
mengakumulasi logam berat jauh lebih tinggi
Pengambilan sampel bivalvia
dibandingkan kandungan logam berat didalam
Penelitian ini dilakukan di tiga stasiun
air. Hasil penelitian Umbara & Heny (2006)
pengambilan sampel pada Pesisir Labuhan
yang menyatakan bahwa kerang Anadara
Tereng (Gambar 1) yang meliputi LPS-I
granosa dapat dijadikan bioindikator karena
(8°44'3.01"S-116° 3'28.73"E), LPS-II
kemampuan mengakumulasi yang
(8°44'0.24"S- 116° 3'54.98"E), dan LPS-III
direpresentasikan oleh nilai faktor
(8°43'51.58"S- 116° 4'50.91"E). Masing-
bioakumulasi konsentrasi maksimal sebesar
masing stasiun pengamatan diukur parameter
835,75 kali dibandingkan kosentrasinya
fisika (Kedalaman air ketika surut, kedalaman
dalam air laut dan kejadian polusi dapat
air ketika pasang, suhu, dan fraksi sedimen)
terdeteksi menggunakan bioindikator
dan kimianya (pH dan salinitas).
Anadara granosa walaupun hanya
Penentuan stasiun pengamatan pada lokasi
berlangsung 1 hari.
penelitian didasarkan pada pendekatan
Keracunan timbal akut pada manusia
konseptual dengan melakukan survey
menyebabkan disfungsi yang parah pada
terhadap kegiatan yang diperkirakan sebagai
ginjal, sistem reproduksi, hati, otak dan
sumber pencemaran di lingkungan perairan
sistem syaraf pusat yang dapat menimbulkan
dan lokasi para nelayan mengambil kerang.
penyakit maupun kematian. Keracunan timbal
70
PTWI (Provisional Tolerable Weekly
Intake) adalah jumlah asupan kontaminan
logam berat pada makanan yang dapat
ditoleransi untuk seminggu sehingga tidak
membahayakan kesehatan. Nilai PTWI untuk
Pb yaitu sebesar 0.025 mg/kg (SNI 2009).
Penentuan batas aman konsumsi dilakukan
dengan mengacu pada nilai PTWI sehingga
Gambar 1. Peta Lokasi penelitian Kelimpahan kerang darah
(Genus: Anadara) di perairan Pantai Labuhan diperoleh batas aman kerang yang boleh
Tereng Kabupaten Lombok Barat.
dikonsumsi. Batas aman konsumsi kerang
Sampel sedimen diambil pada bagian
dapat dihitung sebagai berikut:
permukaan (0-5 cm) ± 200 gr dengan
menggunakan sekop dan dimasukan ke dalam 𝒃𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒖𝒕𝒖
PTWI =
𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒍𝒐𝒈𝒂𝒎 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒅𝒂𝒈𝒊𝒏𝒈
(2)
plastik dan diberi kertas label dengan
menggunakan spidol permanen pada sampel,
selanjutnya disimpan dalam coolbox. Kerang HASIL DAN PEMBAHASAN
darah diambil ketika air laut surut dengan
Hasil analisis logam berat Pb
menggunakan alat tangkap sederhana atau menggunakan AAS pada sedimen diketiga
tangan, kemudian dimasukan ke dalam plastik
stasiun penelitian dapat diihat pada gambar 2.
dan dimasukkan kedalam coolbox. Sampel
Rata-rata±SD kadar Pb pada sedimen
sedimen dan kerang darah dibawa ke
tertinggi terdapat pada LPS-I yaitu 13.481
laboratorium untuk dianalisis. Analisis logam
mg/kg±12.18, dan yang terendah terdapat
berat baik pada sedimen, maupun kerang
pada LPS-II yaitu 8.32 mg/kg±11.86. LPS-I
darah (Anadara) ukuran besar (>3 cm) dan
merupakan daerah yang paling jauh dari
kecil (<3 cm), dilakukan melalui tiga tahap,
pelabuhan namun memiliki kadar Pb lebih
yaitu preparasi, destruksi basah dan
tinggi. Amriani dkk (2011),
pengukuran menggunakan Atomic Absorption
16,00 13,42
Spectrofotometri (AAS).
Kadar Pb pada sampel (mg/kg)

14,00
12,00 10,18
Analisis Data 8,32
10,00
Untuk mengetahui nilai biokonsentrasi 8,00
6,00
logam organisme dengan sedimen maka 4,00
2,00
digunakan indeks faktor konsentrasi (Connel
0,00
LPS-I LPS-II LPS-III
dan Miller, 1995): Stasiun pengamatan
𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒍𝒐𝒈𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒈𝒊𝒏𝒈
𝐅𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭𝐫𝐚𝐬𝐢 =
𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒍𝒐𝒈𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒎𝒆𝒏
(1) Gambar 2. Kandungan logam berat Pb pada sedimen di
perairan pantai Labuhan Tereng Kabupaten Lombok
Barat.

71
Tabel 1. Hasil pengukuran parameter fisika-
kimia perairan pada tiap stasiun
menyatakan bahwa pada air laut logam Pb
pengamatan.
masih bisa bergerak bebas akibat pengaruh
arus, pasang surut dan gelombang sehingga
terjadinya pengenceran. Selain itu tingginya
logam berat Pb pada sedimen di LPS-I karena
lokasi ini merupakan titik pertemuan antara
empat aliran yaitu yang berasal dari
pelabuhan, perairan pesisir pantai makam
keramat, selat Lombok dan muara Dusun Terdapat tiga jenis kerang darah di
Cemara serta lebih dekat dengan perairan pantai Labuhan Tereng Kabupaten
pemungkiman warga. Lombok Barat, diantaranya yaitu Anadara
Kandungan logam berat pada ketiga granosa, Anadara antiquata, dan Anadara
stasiun masih dalam kisaran di bawah 85 cornea (gambar 3). Kerang darah yang
mg/kg sehingga masih berada pada level memiliki kandungan Pb tertinggi terdapat
target menurut IADC/CEDA, 1997. Jika pada
konsentrasi kontaminan yang ada pada
sedimen memiliki nilai yang lebih kecil dari
nilai level target, maka substansi yang ada
A
pada sedimen tidak terlalu berbahaya bagi B
lingkungan. Namun logam berat yang
mengendap pada sedimen dapat kembali C

masuk ke badan perairan karna proses kimia-


fisika sehingga dapat membahayakan hidup Gambar 3. A: Anadara granosa, B: Anadara
cornea, C: Anadara antiquata
biota laut (Tabel 1). Menurut Kadang (2005),
logam berat dalam perairan mempunyai spesies A. antiquata (13.075 mg/kg) dan A.

waktu paruh 32 x 103 tahun dan sedimen 2,5 x granosa di LPS-III (9.43 mg/kg). Kerang

108 tahun lebih lama dibandingkan dengan yang memiliki kandungan Pb terendah

logam berat yang berada di daratan dan di terdapat pada spesies A. antiquata (0.57

udara. Karena waktu tinggal logam berat pada mg/kg) di LPS-II (Gambar 4). Tingginga

sedimen sangat lama, maka sedimen yang kadar Pb pada A. antiquata dah A. granosa

tercemar dengan logam berat seperti Pb, Cd pada LPS-III disebabkan oleh struktur

dan Cu akan berpotensi berperan sebagai sedimen pada LPS-III yang dominan lumpur

sumber pelepasan kembali ke air laut dan (Tabel 1). Hasil penelitian Rudiyanti (2009),

pelepasan ini tergantung pada pH air laut. menyatakan walaupun kadar logam berat pada
72
sedimen memiliki kadar lebih rendah, namun darah lebih tinggi. Hal ini berkaitan erat
tingkat akumulasi logam berat oleh kerang dengan struktur sedimen.

50
43,1 43,86 42,73
45
PTWI (gr/kg BB/minggu)

40
35 32,89
28,57
30 26,18
Keterangan:
25 22,22 AC : Anadara cornea
20 AA : Anadara antiquata
16,23 AG : Anadara granosa
14,45
15
8,56 8,33 8,2
10 6,7 5,21
5 1,91 2,65
0
AC AA AG
Spesies kerang

Gambar 4. A: Grafik kandungan Pb pada kerang darah di LPS-I, LPS-II, dan LPS-III

Didukung oleh pernyataan Amriani (2011), dibandingkan kerang darah yang memiliki
bahwa sedimen dengan kandungan lumpur ukuran >3.5 cm. Hal ini dapat disebabkan
(debu) yang tinggi akan meningkatkan oleh kemampuan kerang darah ukuran besar
bioakumulasi logam berat. Selain itu tingkat dan kecil dalam mengakumulasi logam berat
akumulasi dapat disebabkan oleh salinitas Pb. Hal ini sesuai dengan pernyataan
pada suatu perairan. Salinitas yang relatif Rudiyanti, (2009) bahwa umur kerang darah
rendah pada LPS-III dapat meningkatkan juga dapat mempengaruhi rendahnya
bioakumulasi logam berat Pb. Hal ini sesuai konsentrasi logam berat yang ada di dalam
dengan pernyataan Siregar (2009), tingkat tubuh kerang darah, dimana semakin besar
akumulasi logam berat akan semakin besar ukuran kerang darah maka kandungan logam
B
jika nilai salinitas rendah tetapi akumulasi berat akan menurun. Kerang Darah yang
logam berat akan semakin kecil apabila berukuran kecil (muda) memiliki kemampuan
salinitas lebih besar. Hal ini disebabkan akumulasi yang lebih besar dibandingkan
perubahan salinitas dapat mempengaruhi dengan kerang yang berukuran lebih besar
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan (tua). Semakin besar ukuran (tua) kerang
metabolisme fisiologi dari organisme laut. maka akan semakin baik kemampuannya
Berdasarkan hasil pengamatan pada dalam mengeliminasi logam berat.
ketiga spesies kerang darah yang memiliki Aunurohim (2008), bahwa pada saat proses
ukuran >2 cm dan <3.5 cm memiliki tingkat metabolisme mencapai puncaknya, maka
akumulasi logam berat lebih tinggi kebutuhan akan logam berat juga semakin

73
meningkat. Hal inilah yang memungkinkan maksimum cemaran logam berat dalam
konsentrasi logam berat pada kerang lebih pangan dan CODEX STAN 193-1995 tahun
tinggi pada saat masa produktif (ukuran 2007 mengenai standar CODEX untuk
sedang) dibandingkan pada kerang yang kontaminan dan toksik pada makanan, bahwa
berukuran kecil dan besar. nilai PTWI (Provisional Tolerable Weekly
Berdasarkan hasil pengukuran kadar Pb Intake/Asupan yang ditoleransi untuk
dari 16 kerang darah yang menjadi sampel seminggu) sebesar 0.025 mg/kg untuk logam
56.25% atau sebanyak 9 kerang sudah Pb. Penentuan batas aman konsumsi bertujuan
melampaui nilai ambang batas maksimum untuk mengetahui batas konsumsi kerang
cemaran logam berat dalam pangan. Menurut darah yang telah tercemar logam berat Pb
Standar Nasional Indonesia/SNI (2009) sehingga tidak membahayakan kesehatan
menyatakan bahwa ambang batas maksimum dengan mengacu pada baku mutu yang telah
cemaran logam berat Pb pada kekerangan ditetapkan. Batas aman konsumsi kerang
(bivalve) yaitu sebesar 1.5 mg/kg. Sehingga darah dapat dilihat pada gambar 5.
dapat disimpulkan bahwa kerang darah yang 8 6,7
PTWI (gr/kg BB/minggu)

7
terdapat pada perairan Pantai labuhan tereng 6
5
4
kabupaten Lombok barat sudah kurang baik 3 1,91
2,65
2
untuk dikonsumsi secara berlebihan. 1
0
Anadara cornea Anadara Anadara granosa
Menurut Standar Nasional Indonesia/SNI antiquata

(2009), jika terkena paparan timbal secara Spesies kerang

berlebih dapat menyebabkan: Gambar 5. Batas aman konsumsi kerang darah


per minggu di Perairan Pantai
1. Pada bayi dan anak-anak akan Labuhan Tereng Kabupaten Lombok
Barat
menyebabkan kerusakan otak,
menghambat pertumbuhan, kerusakan Penentuan batas aman konsumsi
ginjal, gangguan pendengaran, mual, bertujuan untuk mengetahui batas konsumsi
kehilangan nafsu makan, gangguan pada kerang darah yang telah tercemar logam berat
kecerdasan dan tingkah laku. Pb sehingga tidak membahayakan kesehatan
2. Pada orang dewasa dapat menyebabkan dengan mengacu pada baku mutu yang telah
peningkatan tekanan darah dan gangguan ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian, batas
pencernaan, kerusakan ginjal, keruskan aman pada masing-masing jenis kerang darah
syaraf, sulit tidur, sakit otak dan sendi, berbeda-beda. Batas aman konsumsi A.
perubahan mood dan gangguan cornea dalam waktu satu minggu yaitu
reproduksi berkisar antara 6.7-43.1 gr/kg BB/minggu, A.
Berdasarkan Badan Standardisasi antiquata berkisar antara 1.91-43.86 gr/kg
Nasional (SNI 7387:2009) tentang batas
74
BB/minggu, sedangkan A. granosa berkisar KESIMPULAN
antara 2.65-22.22 gr/kg BB/minggu (Gambar Logam berat Pb pada sedimen tertinggi
5). terdapat pada LPS-I (30.66 mg/kg), namun
Nilai batas aman konsumsi untuk setiap kisaran kadar Pb pada sedimen di LPS-III
orang berbeda tergantung berat badan dan masih berada pada level target menurut
kondisi tubuh setiap orang. Jika diasumsikan IADC/CEDA, 1997. Kandungan logam berat
berat badan seseorang adalah 50 kg maka Pb tertinggi terdapat pada spesies A.
kelayakan konsumsi kerang darah untuk antiquata (13.075 mg/kg) di LPS-III dan dari
spesies A. cornea tidak boleh lebih dari 335- 16 sampel kerang darah 56.25% sudah
2155 gr/minggu, A. antiquata tidak boleh melampaui nilai ambang batas maksimum
lebih dari 95.5-2193 gr/minggu, dan A. cemaran logam berat dalam pangan menurut
granosa tidak boleh lebih dari 132.5-1111 SNI (2009). Batas aman konsumsi kerang
gr/minggu. darah spesies A. cornea yaitu 335-2155
Penetapan tingkat kelayakan konsumsi gr/minggu, A. antiquata yaitu 95.5-2193
pada kerang darah ini bertujuan untuk gr/minggu, dan A. granosa yaitu 132.5-1111
meminimalkan dampak negatif yang gr/minggu.
diperoleh dari kerang darah yang sudah
tercemar logam berat Pb pada manusia yang DAFTAR PUSTAKA
ingin mengkonsumsinya. Selain dengan
mengatur pola konsumsi kerang darah, cara Amin, B., Evy, A., Mikel, A.S. 2011.
Distribusi Spasial Logam Pb Dan Cu
mengolah kerang darah sebelum dikonsumsi
Pada Sedimen Dan Air Laut
juga sangat penting. Berdasarkan hasil Permukaan Di Perairan Tanjung
Buton Kabupaten Siak Provinsi Riau.
penelitian Nisma dkk (2012) Perendaman
Teknobiologi, II: 1-8.
daging kerang hijau dalam perasan air jeruk
Amriani, Boedi, H., Agus H. Bioakumulasi
nipis sangat efektif menurunkan kadar logam
Logam Berat (Pb) dan Seng (Zn)
berat Pb dalam daging kerang. Sedangkan Pada Kerang Darah (Anadara granosa
L.) dan Kerang Bakau (Polymesoda
berdasarkan penelitian Sari dkk (2014)
begalensis L.) Di Perairan teluk
perebusan kerang darah dengan menggunakan Kendari. Ilmu Lingkungan 9: 45-50.
larutan jeruk nipis dapat menurunkan kadar
Aunurohim, G. Radenac, D. Fichet., 2006.
logam berat Pb sebesar 59.33%, sedangkan Konsentrasi Logam Berat pada
Makrofauna Bentik di Kepulauan
pada perebusan selama 30 menit dapat
Kangean Madura. Berkala Penelitian
menurunkan kadar Pb hingga 60.67%, dan Hayati. 12 (1): 79-85.
pada perebusan hingga 45 menit dapat
Connell DW & GJ Miller. 1995. Kimia dan
menurunkan kadar Pb hingga 63.33%. Ekotoksikologi Pencemaran.
Penerjemah; Yanti Koestoer;

75
pendamping, Sahati. UI-Press. Terhadap Logam Berat Cadmium
Jakarta. (Cd) Yang Terkandung Dalam Media
Pemeliharaan Yang Berasal Dari
IADC/CEDA. 1997. Convetion, codes, adnd Perairan Kaliwungu. Seminar
conditions: Marine disposal. Nasional. Jurusan Perikanan, Fakultas
Enviromental aspects of dredging 2a. Perikanan dan Ilmu Kelautan,
hal 71. Universitas Diponegoro. Di
seminarkan di semarang 22 Februari
Kadang, L. 2005. Analisis Status Pencemaran tahun 2009 pada seminar Expo.
Logam Berat Pb, Cd Dan Cu Di
Perairan Teluk Kupang Provinsi Nusa Sari, K.A., Putut, H.R., dan Apri, D.A. 2014.
Tenggara Timur. Thesis S2. Institut Pengaruh Lama Perebusan Dan
Pertanian Bogor. Konsentrasi Larutan Jeruk Nipis
(Citrus Aurantifolia) Terhadap Kadar
Lubis, H. dan Challkuddin, A. 2008. Timbal (Pb) Dan Kadmium (Cd) Pada
Pemeriksaan Kandungan Logam Kerang Darah (Anadara Granosa).
Merkuri, dan Kadmium dalam Daging Pengolahan dan Bioteknolgi Hasil
Rajungan Segar yang Berasal dari TPI Perikanan Vol 3, No 2: 1-10.
Gabion Belawan Secara
Spektrofotometri serapan Atom. Siaka, I.M. 2008. Korelasi Antara
Kedokteran Nusantara 41: 39-47. Kedalaman Sedimen Pelabuhan
Benoa Dan Konsentrasi Logam Berat
Manahan, S.E. 2000. Environmental Pb Dan Cu. Kimia 2: 61-70.
Chemestry (Seventh Edition). Boca
Raton: CRC Press LLC. Siregar, Y.I. 2009. Bioakumulasi Kadmium
Pada Kerang Hijau (Perna viridis)
Nisma, F., Almawati, S., dan Halifah, W.A. Dengan Aplikasi Perunut Radioaktif.
2012. Efektifitas Air Perasan Buah Biologi Indonesia 6(1): 39-50.
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Cristm.
& Panzer Swingle) Terhadap
Penurunan Kadar Logam Timbal (Pb), SNI 7387: 2009. Batas Maksimum Cemaran
Cadmium (Cd), dan Tembaga (Cu) Logam Dalam Pangan. Badan
pada Daging Kerang Hijau (Perna Standar Nasional. ICS 67.220.20.
viridis L). FarmaSains Vol 1 No5 :209-
215. Tampubolon, H.s., Darma, B., Indra, L. 2013.
Studi Kandungan Logam Berat
Nurjannah, Hartanti, R.R., Nitibaskara. 1999. Tembaga (Cu) Dan (Pb) Di Perairan
Analisa Kandungan Logam Berat Hg, Danau Toba, Provinsi Sumatera
Cd, Pb, As dan Cu Dalam Tubuh Utara. Universitas Sumatera Utara.
Kerang Konsumsi. Buletin THP 1: 5-
8. Umbara, H. dan Heni, S. Faktor Bioakumulasi
210Pb Oleh Kerang Darah (Anadara
Payung, F.L., Ruslan, Agus, B.B. 2013. Studi Granosa). Hasil Penelitian dan
Kandungan Dan Distribusi Spasial Kegiatan PLTR: 62-70.
Logam Berat e (Pb) Pada Sedimen
Dan Kerang (Anadara sp) Di Wilayah Wahab, A dan Mutmainnah. 2005. Analisis
Pesisir Kota Makasar. Fakultas Kandungan Logam Berat Dan Seng
Kesehatan Masyarakat UNHAS: 1- Di Sekitar Perairan Pelabuhan Pare-
10. Pare Dengan Metode Adisi Standar.
Marina Chimica Acta 6: 21-24.
Rudiyanti, S. 2009. Biokonsentrasi Kerang
Darah (Anadara granosa linn)

76

Potrebbero piacerti anche