Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
Premature rupture of membranerevolves 5-10% from all birth. Impact a birth premature that
espoused broken fetal membrane early causess 12-15% asphyxia neonatorum. The purpose of the
study to determine the correlation between premature rupture of membrane with the incidence of
asphyxia neonatorum. The research method used is analytic with retrospective cohort approach with
independent variable of premature rupture of membrane, dependent variable asphyxia neonatorum.
The study was conducted on 7 June to 12 July 2017. The population of 1519 mothers inregional
public hospital of Kediri regency 2016. Sample 139 respondents, taken by simple random sampling,
was analyzed by Chi Square test with a significant of 0.05. Result of research most of respondent
with rupture of membrane counted 46 respondents, almost all respondents that is 82.6% gave birth
baby with asphyxia. From result of Chi Square test obtained by result of p-value equal to 0.000
(<0.05), result of coefficient of contingency (C) equal to 0.639 with closeness strong relation, so H1
received H0 rejected which means there is significant relation with closeness strong between
premature rupture of membrane with asphyxia neonatorum inregional public hospital of Kediri
regency 2016. Relative Risk (RR) 1.65 which means the possibility of a baby experiencing asphyxia
neonatorum of 1.65 times in maternal who experience premature rupture of membranes compared to
mothers who did not experience premature rupture of membranes.
ABSTRAK
Ketuban pecah dini terjadi pada semua kelahiran sekitar 5-10%. Dampak dari ketuban pecah dini
menyebabkan 12-15% asfiksia neonatorum. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara
ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum. Metode penelitian yang digunakan yaitu
analilitik dengan pendekatan kohort retrospektif dengan variabel independent ketuban pecah dini,
variabel dependent asfiksia neonatorum. Penelitian dilakukan pada tanggal 7 Juni sampai dengan 12
Juli 2017. Populasi 1519 ibu bersalin di RSUD Kabupaten Kediri tahun 2016. Jumlah sampel 139
responden, diambil secara simple random sampling, dianalisis dengan uji Chi Kuadrat dengan taraf
signifikan 0.05. Hasil penelitian sebagian besar responden dengan ketuban pecah dini sebanyak 46
responden, hampir seluruh responden yaitu 82.6% melahirkan bayi dengan asfiksia sedang. Dari hasil
uji Chi Kuadratdiperoleh hasil p-value sebesar 0.000 (< 0.05), hasil Koefisien Kontingensi (C) sebesar
0.639 dengan keeratan hubungan kuat, sehingga H1 diterima H0 ditolak yang artinya ada hubungan
signifikan dengan keeratan kuat antara ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum di
RSUD Kabupaten Kediri Tahun 2016. Hasil Relative Risk (RR) 1.65 yang artinya kemungkinan ibu
bersalin yang mengalami ketuban pecah dini maka bayinya akan mengalami asfiksia neonatorum
sebesar 1.65 kali dibandingkan ibu bersalin yang tidak mengalami mengalami ketuban pecah dini.
1
2
3
4
METODE PENELITIAN
Berdasarkan diagram diatas didapatkan
Dalam penelitian ini menggunakan
bahwa hampir seluruh dari responden
desain observasi dengan pendekatan
berada berumur 20-35 tahun yaitu
kohort retrospektif.
dengan prosentase 89,9%.
5
(
(33.8%) (5.0%)
61.2%) (95.5%)
Primipara Multipara
< 37 minggu > 37 minggu
Grande Multi
Tidak ketuban
1. 93 66.9
pecah dini
(66.9%)
Pembukaan < 4 cm (fase laten) Ketuban pecah
2. 46 33.1
dini
Pembukaan > 4 cm (fase aktif)
Jumlah 139 100.0
N % N % N % N %
PEMBAHASAN
Ketuban 5 10. 38 82. 3 6.5 46 33.
9 6 1
pecah Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu
dini
Hamil di RSUD Kabupaten Kediri
Tidak 0 0 8 8.6 8 91. 93 10
ketuban 5 4 0.0 Tahun 2016
pecah
dini Berdasarkan tabel 1 didapatkan
tetapi hampir setengah dari responden dan sisanya melahirkan bayi dengan
yaitu 33.1% mengalami asfiksia sedang asfiksia ringan yaitu 6.5%.
dan sebagian kecil dari responden yaitu Ketuban pecah dini mempengaruhi
3.6% mengalami asfiksia berat. asfiksia karena terjadinya
Beberapa faktor penyebab oligohidramnion yang menekan tali
terjadinya asfiksia yaitu faktor ibu, pusat sehingga tali pusat mengalami
faktor janin, faktor tali pusat. Faktor penyempitan dan aliran darah yang
janin yaitu prematur, kelainan membawa oksigen ibu ke bayi
kongenital dan air ketuban bercampur terhambat sehingga menimbulkan
dengan mekoneum. Faktor ibu asfiksia neonatorum atau hipoksia
diantaranya adalah preeklamsia, (Saifuddin dkk, 2014). Rendahnya nilai
eklamsia, perdarahan antepartum, apgar skor merupakan salah satu cara
partus lama, infeksi, kehamilan post untuk menilai kesejahteraan bayi yang
matur, gangguan pertukaran nutrisi/O2, baru lahir, penyebab rendahnya apgar
gangguan his dan ketuban pecah dini. skor tersebut yaitu bisa disebabkan
Sedangkan faktor tali pusat yang oleh ketuban pecah dini yang terlalu
menyebabkan asfiksia diantaranya lama sehingga dapat menyebabkan
yaitu terdapat lilitan tali pusat, simpul janin mengalami masalah dalam
tali pusat, prolapsus tali pusat dan transport O2 yang bisa terjadi hipoksia
tekanan pada tali pusat yang pada janin. Apabila nilai apgar skor
menyebabkan pertukaran gas ibu ke tersebut semakin buruk yaitu dibawah
janin terganggu sehingga terjadi 3 pada menit ke 10, 15, dan 30, akan
asfiksia neonatorum (Arief, 2009). menyebabkan anak tersebut mengalami
Berdasarkan hasil penelitian kerusakan syaraf dalam waktu yang
didapatkan bahwa sebagian besar panjang serta yang paling parah bisa
responden dengan ketuban pecah dini menyebabkan kerusakan pada otaknya.
sebanyak 46 responden, hampir seluruh Oleh karena itu diharapkan bisa
responden yaitu 82.6% melahirkan bayi mencegah terjadinya ketuban pecah
dengan asfiksia sedang, tetapi sebagian dini agar tidak terjadi masalah pada
kecil dari responden yaitu 10.9% bayi dikemuadian hari (Judarwanto,
melahirkan bayi dengan asfiksia berat, 2012).
9
Hasil penelitian ini sesuai dengan ketuban pecah dini yang terlalu lama
penelitian yang pernah dilakukan sehingga dapat menyebabkan janin
sebelumnya oleh Komsiyati (2014) di mengalami masalah dalam transport O2
RSUD Ambarawa bahwa terdapat yang bisa terjadi hipoksia pada janin.
hubungan antara ketuban pecah dini Pada ibu yang bersalin dengan ketuban
dengan asfiksia neonatorum, dimana pecah dini bayinya akan mengalami
bayi dengan ketuban pecah dini asfiksia neonatorum sebesar 1.65 kali
berisiko 2.809 kali lebih besar terkena dibandingkan pada ibu bersalin yang tidak
nilai Chi kuadrat sebesar 96.066 Arief. 2009. Neonatus dan Asuhan
dengan p-value (nilai signifikansi) Keperawatan Anak. Yogyakarta:
Nuha Medika.
sebesar 0.000 (< 0.05) sehingga H1
diterima dan H0 ditolak yang berarti Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri.
2015. Profil Kesehatan Kota
terdapat hubungan yang signifikan Kediri Tahun 2015. Kediri.
antara ketuban pecah dini dengan
Judarwanto, W. 2012. Asuhan
kejadian asfiksia neonatorum. Neonatus dan Balita. Jakarta:
SIMPULAN Salemba Medika.