Sei sulla pagina 1di 9

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI ISSN : 2528-2735

VOLUME 1, NO 1, JULI 2016: 1-9

IDENTIFIKASI FAKTOR PROTEKTIF DAN RESIKO


PADA SISWA DI KOTA JAMBI

IDENTIFICATION PROTECTIVE AND RISK FACTOR ON STUDENTS


JAMBI

Fadzlul, S. Psi, M. Psi, Psikolog1


Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA2
Yun Nina Ekawati, S. Psi, M. Psi, Psikolog3
Jelpa Periantalo, S. Psi, M. Psi, Psikolog4
1
Departement of Psychology, Jambi University/aloels_psy@yahoo.com
2
Departement of Psychology, Jambi University/nofransekasaputra@unja.ac.id
3
Departement of Psychology, Jambi University/yunninaekawati@yahoo.com
4
Departement of Psychology, Jambi University/jelp.8487@yahoo.com

ABSTRACT

INTRODUCTION Risk behaviors are behaviors associated with health problems. The health
problems including infectious diseases, HIV problem even AIDS, chronic diseases,
psychosomatic disorder, substance addiction, use of illegal drugs, drinking, and psychological
disorders. Protective and risk factors is an ability that is expected to be owned by everyone.
METHOD This study aims to difference of protective and risk factors based school. The study
population was taken with purposive random sampling technique, the characteristics of which
students (including smokers, active sexual behavior, drug users) aged 12-21 years. The sample
of this research were 518 responden. Analysis of the data will be used using varians analysis.
RESULTS Results showed a difference between protective and risk factors based home school
students with a p-value of 0.012. Junior high school students do not have a difference of
protective and risk factors than high school students with a p-value 0.0947 , and junior high
school students have a difference of protective and risk factors with vocational students with p
value 0.022 . Junior high school students have a protective and risk factors a higher risk than
vocational students . High school students have a difference of protective and risk factors with
vocational students with p value 0.039 . High school students have the protective and risk
factors a higher risk than vocational students . Vocational students have protective and risk
factors is lower than high school students.
CONCLUSIONS AND RECOMMENDATIONS Risk behavior has become a part of
student life. Institutions in order to cooperate with relevant parties in structuring the activities
in a sustainable manner in reducing risk behaviors in students. By conducting the preparation
of the intervention module for dealing with problems in the risk behavior of students is expected
to be a solution to reduce the number of occurrence of risk behavior.

Keywords: Protective and Risk Factors, Risk Behavior, Students

Pendahuluan
Pengendalian penyakit menular Kasus HIV/AIDS yang relatif semakin
HIV/AIDS sebagai salah satu sasaran meningkat, seharusnya mendorong
Millenium Development Goals 2015 belum kesadaran keterlibatan setiap pihak untuk
menunjukkan pencapaian yang memuaskan melakukan universal health care, khusus
atau masih berada dalam raport merah. untuk menekan penyebaran HIV/AIDS.

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 1


Fadzlul, Saputra, Ekawati, Periantalo

Pengendalian penularan HIV/AIDS kecanduan alkohol, merokok, perilaku


tanpa disertai pengendalian perilaku bullying bahkan perilaku seks bebas,
berisiko seperti perilaku penggunaan dapat dijelaskan melalui faktor resiko
narkoba, seks bebas, perilaku merokok dan kepribadian, konflik dengan orangtua atau
perilaku kekerasan dinilai menjadi kehilangan minat disekolah atau
indikator kegagalan dalam pencapaian kepribadian yang tertutup dan pencemas.
sasaran MDG’S 2015. Hal ini perlu Salah satu pendekatan dalam
disadari bahwa perilaku berisiko bukan pengkajian perilaku berisiko yaitu
hanya menjadi penyebab utama, namun dengan mengidentifikasi faktor resiko dan
menjadi stimulus bagi serangkaian perilaku faktor protektif perilaku berisiko tersebut.
pendorong dalam penularan HIV/AIDS. Faktor resiko dikenal sebagai sifat-sifat
Trend perilaku berisiko terlihat sebagai dari seseorang, lingkungan, situasi, dan
fenomena gunung es. Apabila dicermati kejadian yang mengurangi kemungkinan
hampir setiap wilayah di Indonesia, baik munculnya psikopatologi didasarkan atas
Kota maupun Desa menunjukkan berbagai status resiko individu. Lain hal dengan
kejadian-kejadian dari perilaku berisiko, faktor protektif dijelaskan sebagai faktor
misalnya kematian pelajar karena tawuran, yang meringankan, menyangga, menyekat,
hamil yang tidak dinginkan, terjaringnya bahkan mengurangi pengaruh dari resiko
mahasiswa dalam melakukan seks pra nikah pada perkembangan dan perilaku.
di kost-kostan bahkan hotel, tertangkapnya Faktor protektif mampu menjelaskan
siswa sebagai pengguna narkoba dan bahwa setiap individu yang beresiko tinggi
merokok di sekolah, siswa sebagai pelaku ternyata mampu melawan dampak dari
pornografi, gang motor, bahkan sebagai perilaku beresiko, sehingga mereka dapat
pelaku pelecehan seksual dan pemerkosa. berkembang secara lebih baik. Faktor
Studi Saputra (2014) menunjukkan trend protektif yang ada bukan merupakan lawan
perilaku berisiko seperti perilaku bullying, atau merujuk pada rendahnya faktor resiko,
perilaku merokok, perilaku seksual aktif, namun merupakan faktor yang berbeda
serta penggunaan napza merupakan serta berfungsi secara aktif dalam
perilaku yang telah hadir dalam membantu perkembangan dan secara
keseharian siswa di Kota Jambi. Fakta– langsung juga mampu menekan pengaruh
fakta ini menunjukkan bahwa perilaku dari faktor resiko (Jessor, 1991).
berisiko tentu menjadi ancaman nyata bagi Faktor resiko dan faktor protektif lebih
setiap siswa di berbagai tingkat dikenal sebagai pelindung perilaku
pendidikan. seseorang. Seseorang yang mengetahui
Fenomena perilaku berisiko faktor resiko dan faktor protektif yang
sebenarnya bisa dilihat melalui setiap dimilikinya maka akan cenderung
perilaku yang dapat membahayakan menunjukkan perilaku positif. Seseorang
perkembangan dan penyesuaian sosial yang diartikan memiliki perkembangan
dalam keseharian dari setiap individu. yang baik, kompeten dan bertanggung
Secara teoritis, sesorang yang berperilaku jawab adalah seseorang yang mampu
beresiko biasanya tidak hanya melakukan mengendalikan faktor resiko dan mampu
satu perilaku berisiko, melainkan beberapa mengembangkan faktor protektif.
bentuk perilaku berisiko. Sedangkan Sebaliknya, faktor protektif yang lemah
penyebab seseorang dalam melakukan dan rentanya seseorang terhadap faktor
perilaku berisiko tidak hanya didorong dari resiko, maka dirinya akan mudah
satu namun dapat dua penyebab dari terjerumus dalam melakukan perilaku
kondisi faktor resiko yang dimiliki oleh berisiko seperti penggunaan napza,
seseorang. Misalnya perilaku beresiko perilaku merokok, seks pranikah, dan
yang terjadi pada siswa seperti perilaku bullying/ kekerasan, bahkan akan
kecenderungan penyalahgunaan napza, lebih mudah menerima dampak dari

2 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI


Identifikasi Faktor Protektif dan Resiko Pada Siswa di Kota Jambi

perilaku berisiko tersebut seperti penyakit. STS (Sangat Tidak Sesuai) mendapat skor
The Search Institute (2007) menjabarkan 40 1. Pada aitem unfavourable, pilihan SS
faktor protektif dan resiko yang disebut (Sangat Sesuai) mendapat skor 1, S (Sesuai)
sebagai aset perkembangan yang dapat mendapat skor 2, TS (Tidak Sesuai)
diurai pada tabel 1. mendapat skor 3, dan STS (Sangat Tidak
Faktor resiko dan protektif relatif Sesuai) mendapat skor 4.
berbeda pada setiap individu. Hal ini
berhubungan juga dengan usia, jenis Reliabilitas dan Validitas Skala
kelamin, letak geografis, ras/ suku bangsa. Penelitian
Artinya setiap individu yang berperilaku Pada pengujian kualitas aitem yang
berisiko memiliki profil faktor resiko dan dipakai dalam penelitian ini dilakukan uji
protektif yang berbeda. Identifikasi faktor analisis aitem dengan melihat daya beda
resiko dan protektif bagi individu aitem dengan aitem total korelasi. Aitem
berisiko, akan memudahkan dalam yang memenuhi syarat jika r = 0,30.
menentukan prevensi dan intervensi yang Adapun hasil uji reliabilitas masing-masing
tepat sebagai upaya penanggulangan skala dapat dilihat pada tabel 2 :
terjadinya perilaku berisiko dalam
menekan/ pengendalian terjadinya Tabel 2. Realibilitas dan Validitas Skala
penyakit HIV/AIDS. Berdasarkan uraian Penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa perlu Jmh
diketahuinya profil faktor resiko dan Variabel Aitem Sig Ket
faktor protektif siswa berperilaku berisiko. Valid
Faktor
Metode resiko dan 54 0,849 Reliabel
Penelitian ini menggunakan protektif
pendekatan kuantitatif dengan dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Deskripsi Responden
Populasi dalam penelitian ini memiliki Berdasarkan asal sekolah jumlah
karakteristik : siswa SMA sebanyak 195 orang (37,6%),
1) Usia 12-21 tahun siswa SMK sebanyak 168 orang (32,4%),
2) Siswa/i Sekolah Menengah Pertama siswa SMP sebanyak 155 orang (29,9 %).
3) Siswa/i Sekolah Menengah Atas Tabel 3 akan mengurai responden
4) Siswa/i Sekolah Menengah Kejuruan berdasarkan asal sekolah.
5) Termasuk dalam salah satu kelompok
remaja beresiko (perokok, pengguna Tabel 3. Deskripsi reponden berdasarkan
napza, aktif melakukan perilaku Asal Sekolah
seksual) Asal Sekolah F %
Teknik pengambilan sampel yang SMA 195 37.6
digunakan adalah Purposive Random SMK 168 32.4
Sampling. Pengumpulan data menggunakan SMP 155 29.9
skala faktor protektif dan resiko. Jumlah 518 100
Skala Protektif dan Resiko Hasil
Skala protektif dan resiko yang Hasil Uji Asumsi
disusun sendiri oleh peneliti dengan Uji normalitas dilakukan
menggunakan aset perkembangan dari The menggunakan teknik Kolmogorov-
Search Institute (2007). Pada aitem Smirnov dengan bantuan program SPSS 16
favourable, pilihan S (Sangat Sesuai) for Windows. Kaidah uji normalitas
mendapat skor 4, S (Sesuai) mendapat skor dinyatakan normal jika probabilitas lebih
3, TS (Tidak Sesuai) mendapat skor 2, dan besar atau sama dengan 0,05 (p > 0,05).

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 3


Fadzlul, Saputra, Ekawati, Periantalo

Hasil Uji normalitas dapat dilihat pada tabel dari resiko pada perkembangan remaja,
4 dan hasil uji homogenitas dilihat pada maka aset internal bisa merujuk pada setiap
tabel 5. hal yang merugikan perkembangan remaja
berisiko. Begitupula sebaliknya, aset
Tabel 4. Uji Normalitas internal yang baik akan mengurangi
kemungkinan terjadinya psikopatologi
Variabel K-SZ Sig Ket
yang akan diterima oleh remaja berisiko,
Faktor Resiko dan
0.586 0.882 Normal sehingga lebih mudah mengendalikan dan
Protektif mengarahkan perilaku menjadi lebih positif.
Tabel 5. Uji Homogenitas Aset eksternal yang lebih dominan
daripada aset internal akan memiliki
Variabel Sig Ket
dampak psikologis bagi remaja berisiko.
Faktor Resiko dan
Protektif
0.000 Homogen Peran orangtua/ orang dewasa/ guru/
tetangga/ teman sebaya yang baik, adanya
Hasil Uji Hipotesis kepatuhan terhadap peraturan sekolah, aktif
Berdasarkan hasil penelitian dalam kegiatan keagamaan disekolah,
menunjukkan faktor resiko dan protektif memiliki kenyamanan di rumah merupakan
siswa memiliki perbedaan yang signifikan bagian aset ekternal yang dapat menyangga
berdasarkan asal sekolah dengan nilai p aset internal yang dimiliki oleh remaja
sebesar 0.012. Siswa SMP tidak memiliki berisiko yang memiliki harga diri rendah,
perbedaan faktor protektif dan resiko minat berprestasi rendah, pengabaian tugas
daripada siswa SMA dengan nilai p 0.0947, sekolah.
dan siswa SMP memiliki perbedaan faktor Aset internal yang dominan membuat
protektif dan resiko dengan siswa SMK remaja lebih memiliki kesiapan dalam
dengan nilai p 0.022. Siswa SMP memiliki menghadapi tantangan aset ekternal atau
faktor protektif dan resiko lebih tinggi aset internal bisa menjadi pelindung dari
daripada siswa SMK. Siswa SMA memiliki resiko dampak aset ekternal yang buruk,
perbedaan faktor protektif dan resiko seperti lemahnya peran orangtua yang dan
dengan siswa SMK dengan nilai p 0.039. peran orang dewasa/ guru/ tetangga/ teman
Siswa SMA memiliki faktor protektif dan sebaya, rendahnya penegakan aturan
resiko lebih tinggi daripada siswa SMK. sekolah, kurangnya aktivitas keagamaan
Siswa SMK memiliki faktor protektif dan atau ekstrakulikuler, dan kurangnya lama
resiko lebih rendah daripada siswa SMP waktu di rumah.
dan SMA. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa aset perkembangan yang dimiliki
Pembahasan oleh remaja yaitu sebanyak 27 aset dari 40
Faktor resiko dan protektif merupakan aset perkembangan yang dijelaskan oleh
aset perkembangan yang dimiliki oleh The Search Institute (2007). Adapun dari 27
setiap remaja. Pola perkembangan remaja aset perkembangan tersebut yaitu 13 aset
sangat dipengaruhi oleh aset-aset ekternal (tabel 6) dan 14 aset internal (tabel
perkembangan ini. 7). Aset ekternal yang memiliki persentase
Aset perkembangan memiliki dua tinggi yang dimiliki remaja yaitu dukungan,
bentuk yaitu aset perkembangan ekternal aset batas dan harapan, aset waktu. Aset
dan aset perkembangan internal. Setiap dukungan terdiri atas dukungan keluarga,
aset perkembangan saling berinteraksi/ komunikasi positif keluarga, situasi
mempengaruhi. Aset ekternal dan internal lingkungan/tetangga yang peduli, hubungan
bisa berperan menjadi faktor protektif dan dengan orang dewasa lainnya, situasi
resiko. Ketika aset ekternal menjadi sekolah yang peduli, keterlibatan orangtua
pelindung yang meringankan, menyangga, dalam proses pendidikan. Dalam aset batas
menyekat, bahkan mengurangi pengaruh dan harapan yang memiliki persentase

4 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI


Identifikasi Faktor Protektif dan Resiko Pada Siswa di Kota Jambi

tinggi berupa batasan sekolah yang baik, bahwa siswa SMK memiliki aset internal
model peran dewasa, pengaruh teman dan ekternal yang lebih rendah daripada
sebaya. Sedangkan dalam aset waktu yang siswa SMP dan SMA. Artinya siswa SMK
memiliki persentase tinggi yaitu waktu di memiliki resiko perkembangan yang lebih
rumah. tinggi daripada siswa SMP dan SMA.
Aset internal yang memiliki persentase Secara empiris, siswa SMK masih
tinggi, yang termasuk dalam komitmen berharap bahwa aset ekternal yang
pendidikan yaitu motivasi berprestasi, dimilikinya dapat berperan untuk
performa di sekolah, tugas sekolah. Dalam membantu bahkan mengurangi pengaruh
aset kompetensi sosial yang memiliki dari resiko (aset internal) yang dimiliki oleh
persentase tinggi yaitu kompetensi setiap siswa. Misalnya rendahnya keinginan
interpersonal. Sedangkan dalam aset untuk sekolah, rendahnya kegemaran untuk
identitas positif yang memiliki persentase membaca, rendahnya kepedulian terhadap
tinggi yaitu pandangan positif mengenai orang lain, daya tahan yang rendah,
masa depan. perencanaan dan pengambilan keputusan
Hasil penelitian ini menunjukkan yang kurang baik, kurangnya keterampilan
bahwa remaja berisiko memiliki resistensi, lemahnya kemampuan resolusi
perkembangan aset internal yang lemah, konflik dengan orang lain, rendahnya
dan sangat mengharapkan aset eksternal kontrol diri dan harga diri.
untuk menyangga, membantu, Hasil penelitian ini juga
meringankan, bahkan mengurangi pengaruh merekomendasikan bahwa dengan
dari resiko pada perilaku tersebut. Hal ini mengidentifikasi faktor resiko dan protektif
menjelaskan juga bahwa faktor protektif yang dimiliki oleh remaja berisiko melalui
yang dimiliki oleh remaja pada penelitian aset perkembangan yang dilakukan ini
ini berupa aset ekternal sedangkan faktor memudahkan dalam pemetaan masalah
resiko yang mengancam lebih cenderung perilaku berisiko pada remaja di Kota
mengarah pada aset internal. Jambi. Pemerintah Kota Jambi, khususnya
Berdasarkan hasil penelitian bagi Dinas pendidikan dan sekolah-sekolah
menunjukkan bahwa faktor resiko dan yang termasuk dalam jenjang SMP, SMA,
protektif siswa memiliki perbedaan yang dan SMK setidaknya mendapatkan
signifikan berdasarkan asal sekolah dengan gambaran mengenai aspek psikologis yang
nilai p sebesar 0.012. Artinya antara siswa berhubungan dengan perilaku berisiko. Hal
SMP, SMA dan SMK memiliki aset ini diharapkan setiap sekolah untuk dapat
perkembangan ekternal dan internal yang bekerja sama dengan pihak terkait,
berbeda. khususnya dengan program studi psikologi
Siswa SMP tidak memiliki perbedaan dalam menentukan prevensi dan intervensi
faktor protektif dan resiko daripada siswa yang tepat sebagai upaya penanggulangan
SMA dengan nilai p 0.0947, dan siswa terjadinya perilaku berisiko sebagai upaya
SMP memiliki perbedaan faktor protektif dalam menekan/ pengendalian terjadinya
dan resiko dengan siswa SMK dengan nilai penyakit HIV/AIDS.
p 0.022. Artinya Siswa SMP memiliki aset Salah satu upaya yang dapat dilakukan
internal dan ekternal lebih tinggi daripada yaitu dengan melakukan intervensi terapi
siswa SMK. Siswa SMA memiliki perilaku kognitif dalam mengembangkan
perbedaan faktor protektif dan resiko kemampuan resiliensi remaja berisiko
dengan siswa SMK dengan nilai p 0.039. (Saputra dan Shafira, 2015). Dengan
Siswa SMA memiliki aset ekternal dan mengurai aset perkembangan yang dimiliki
internal lebih tinggi daripada siswa SMK. oleh setiap remaja berisiko melalui teknik
Lebih lanjut, siswa SMK memiliki faktor restrukturisasi kognitif diharapkan bisa
protektif dan resiko lebih rendah daripada membantu dalam merubah pola kognitif/
siswa SMP dan SMA. Hal ini menegaskan pikiran setiap remaja berisiko untuk dapat

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 5


Fadzlul, Saputra, Ekawati, Periantalo

mengendalikan dan mengarahkan identitas positif berupa kontrol diri,


perilakunya secara mandiri dengan harga diri.
berperilaku adaptif dalam kesehariannya, 7. Siswa SMK memiliki aset internal
sehingga terbebas dari perilaku berisiko. yang lemah, seperti rendahnya
keinginan untuk sekolah, rendahnya
Kesimpulan kegemaran untuk membaca, rendahnya
Berdasarkan teori, dan hasil penelitian kepedulian terhadap orang lain, daya
dapat disimpulkan bahwa : tahan yang rendah, perencanaan dan
1. Ada perbedaan faktor protektif dan pengambilan keputusan yang kurang
resiko yang dimiliki siswa antara siswa baik, kurangnya keterampilan
SMP, SMA dan SMK. resistensi, lemahnya kemampuan
2. Siswa SMK memiliki faktor protektif resolusi konflik dengan orang lain.
dan resiko terendah dibandingkan
siswa SMP dan SMA. Saran
3. Aset ekternal yang termasuk sebagai 1. Bagi pemerintah dan pihak sekolah
faktor protektif berupa aset dukungan, agar dapat bekerjasama dengan pihak
aset batas dan harapan, dan aset waktu. terkait dalam menyusun kegiatan
Aset dukungan terdiri atas dukungan secara berkelanjutan dalam menekan
keluarga, komunikasi positif keluarga, perilaku berisiko yang terjadi pada
situasi lingkungan/tetangga yang remaja, khususnya dalam
peduli, hubungan dengan orang mengembangkan faktor protektif dan
dewasa lainnya, situasi sekolah yang menekan faktor resiko dengan
peduli, keterlibatan orangtua dalam memanfaatkan aset ekternal dan
proses pendidikan. Aset batas dan internal yang dimiliki setiap remaja.
harapan berupa batasan sekolah yang 2. Bagi subjek penelitian agar dapat
baik, model peran dewasa, pengaruh meningkatkan aset internal yang
teman sebaya. Sedangkan aset waktu dimiliki dengan memanfaatkan
berupa waktu di rumah. dorongan dari aset ekternal yang
4. Aset internal yang termasuk dalam dimiliki.
faktor protektif yaitu komitmen 3. Bagi peneliti lain, agar dapat
pendidikan, kompetensi sosial, aset menemukan dan mengembangkan
identitas positif. Aset komitmen konsep prevensi dan intervensi dengan
pendidikan terdiri atas motivasi memperhatikan aset ekternal dan
berprestasi, performa di sekolah, tugas internal yang dimiliki oleh remaja.
sekolah. Aset kompetensi sosial berupa
kompetensi interpersonal. Sedangkan Daftar Pustaka
aset identitas positif berupa pandangan Jessor, R. (1991). Risk behavior in
terhadap masa depan. adolescence: A psychosocial
5. Aset ekternal yang menjadi faktor framework for understanding and
resiko yaitu aset waktu terdiri atas action. Journal of Adolescent Health,
kegiatan kreatif dan komunitas rohani. 12, 597-605.
6. Aset internal yang menjadi faktor
resiko yaitu aset komitmen pendidikan Saputra, N. E. (2014). Identifikasi Perilaku
seperti keinginan untuk sekolah dan Berisiko Remaja Kota Jambi tahun
kegemaran membaca. Aset nilai terdiri 2012. Presentasi Ilmiah. Temu Ilmiah
atas peduli dan daya tahan. Aset Nasional HIMPSI. Arya Duta Manado.
kompetensi sosial terdiri atas 11–14 September 2014.
perencanaan dan pengambilan
keputusan, keterampilan resistensi, dan
resolusi konflik dengan damai. Aset

6 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI


Identifikasi Faktor Protektif dan Resiko Pada Siswa di Kota Jambi

Saputra, N. E., Shafira, N. N. A. (2015).


Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif
terhadap Resiliensi Remaja Berisiko.
Presentasi Ilmiah. Temu Ilmiah dan
Konferensi Ikatan Psikologi Sosial
Himpsi. Grand Inna Bali. 21–23
Januari 2015.

Tabel 1. Faktor Protektif dan Resiko

Eksternal
Dukungan 1. Dukungan Keluarga
2. Komunikasi positif keluarga
3. Hubungan dengan orang dewasa lainya
4. Situasi lingkungan/tetangga yang peduli
5. Situasi Sekolah yang peduli
6. Keterlibatan orangtua dalam proses pendidikan
Pemberdayaan 7. Nilai-nilai dalam masyarakat
8. Peran dalam masyarakat
9. Pelayanan masyarakat
10. Kenyamanan
Batas dan 11. batas keluarga
Harapan 12. batas sekolah
13. batas lingkungan/ tetangga
14. Model Peran dewasa lainnya
15. Pengaruh positif teman sebaya
16. Harapan yang tinggi
Waktu 17. Kegiatan kreatif
18. Program remaja
19. Komunitas rohani
20. Waktu di rumah
Internal
Komitmen 21. Motivasi berprestasi
pendidikan 22. Performa di sekolah
23. Tugas Sekolah
24. Keinginan untuk sekolah
25. Kegemaran membaca
Nilai 26. Peduli
27. Kesetaraan dan keadilan sosial
28. Integritas
29. Kejujuran
30. Tanggung Jawab
31. Daya tahan
Kompetensi 32. Perencanaan dan pengambilan Keputusan
Sosial 33. Kompetensi interpersonal
34. Kompetensi Budaya
35. Keterampilan Resistensi
36. Resolusi konflik dengan damai
Identitas Positif 37. Kontrol Diri
38. Harga Diri
39. Minat terhadap masa depan
40. Pandangan positif mengenai masa depan

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 7


Fadzlul, Saputra, Ekawati, Periantalo

Tabel 6. Aset Perkembangan Ekternal

Aset Indikator %
Dukungan 1. Dukungan Keluarga
Keluarga memberikan kasih sayang setiap saya membutuhkan 78
Keluarga memberikan semangat kepada saya dalam mencapai cita- 68
cita
2. Komunikasi positif keluarga
Keluarga memberikan informasi mengenai pentingnya pendidikan 82
untuk masa depan saya
Keluarga memberikan bimbingan untuk saya dalam menghadapi 74,5
setiap masalah yang hadir
3. Hubungan dengan orang dewasa lainya
Saya merasakan kehangatan dari setiap anggota (kakak/ abang) 66,2
keluarga saya
Saya mendapatkan perlakuan yang baik dari setiap anggota 54
keluarga saya
4. Situasi lingkungan/tetangga yang peduli
Saya bisa mendapatkan bantuan dari keluarga/ lingkungan jika 76,5
membutuhkan
5. Situasi Sekolah yang peduli
Saya diberikan bimbingan oleh guru dalam menghadapi setiap 50,4
masalah yang hadir
6. Keterlibatan orangtua dalam proses pendidikan
Orangtua memberikan dukungan materi kepada saya dalam 60,4
mengikuti pendidikan ini
Batas dan 7. Batas sekolah
Sekolah memberikan sangsi yang tegas disaat saya tidak mematuhi 75
harapan
aturan sekolah
Saya diberikan hukuman oleh guru ketika tidak mengikuti aturan 64
sekolah
8. Batas lingkungan/ tetangga
Masyarakat/ lingkungan memberikan teguran ketika saya 43
melakukan tindakan yang salah
Tetangga menegur saya ketika saya berbuat diluar norma yang 25
berlaku
9. Model Peran dewasa lainnya
Saya beruntung hidup diantara saudara/abang/kakak yang bisa 70
memberikan contoh
10. Pengaruh positif teman sebaya
Teman-teman sepergaulan mendorong saya untuk aktif dalam 55
kegiatan sosial
Lingkungan sebaya saya memberikan contoh untuk terbebas dari 57,3
perilaku diluar norma
Waktu 11. Kegiatan kreatif
Saya mengikuti beberapa bentuk kegiatan ekstrakulikuler disekolah 36
12. Komunitas rohani
Di sekolah saya mengikuti kegiatan rohani seperti Rohis dll 40
13. Waktu di rumah
Waktu dirumah saya habiskan dengan berkumpul bersama keluarga 72,4
Saya berusaha meluangkan lebih banyak waktu untuk berada di 64,5
rumah

8 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI


Identifikasi Faktor Protektif dan Resiko Pada Siswa di Kota Jambi

Tabel 7. Aset Internal

Aset Internal %
Komitmen 1. Motivasi berprestasi
pendidikan Saya belajar bersama teman-teman saya setelah mendapatkan 62
tugas sebagai upaya mendapatkan nilai yang tinggi
Saya berusaha bertanya kepada guru tentang materi yang 28,7
belum saya pahami
2. Performa di sekolah
Saya berusaha menunjukkan kemampuan terbaik saya dalam 58,7
belajar
3. Tugas Sekolah
Saya mengumpulkan setiap tugas sekolah yang dibebankan 66,4
oleh guru
4. Keinginan untuk sekolah
Saya tetap bersemangat bersekolah meski banyak tugas 22,3
5. Kegemaran membaca
Saya meluangkan waktu setiap hari untuk membaca 25
Jika ada waktu kosong, saya berusaha untuk membaca buku 26,4
di perpustakaan sekolah
Nilai 6. Peduli
Menolong teman yang sedang kesusahan adalah tugas saya 26,6
7. Daya tahan
Saya termasuk orang yang tangguh dalam menghadapi 31,7
tantangan
Kompetensi 8. Perencanaan dan pengambilan Keputusan
Sosial Saya merencanakan sesuatu terlebih dahulu sebelum 32,7
melakukan aktivitas kegiatan tersebut
9. Kompetensi interpersonal
Saya menerima setiap masukan dari oranglain, untuk 68,9
meningkatkan kualitas saya
Mencoba mendengarkan nasehat dari oranglain membuat 74,5
saya semakin lebih baik dari sebelumnya
10. Keterampilan Resistensi
Saya terus berusaha bila mencoba sesuatu sampai bisa 36,4
11. Resolusi konflik dengan damai
Saya menghindari konflik dengan orang lain 36,7
Identitas 12. Kontrol Diri
Positif Saya berupaya untuk berperilaku sopan kepada setiap orang 43,4
13. Harga Diri
Saya bangga dengan hasil belajar saya disekolah 47,2
14. Pandangan positif mengenai masa depan
Saya merasa bisa menentukan sukses atau tidaknya cita-cita 46
saya sendiri
Masa depan saya terlihat semakin jelas ketika saya berusaha 58,4
lebih optimal

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 9

Potrebbero piacerti anche