Sei sulla pagina 1di 20

DISCHARGE PLANNING UNTUK MENINGKATAN KESIAPAN

KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN STROKE DI RSUD KOTA


MATARAM

NASKAH PUBLIKASI

SITI ZURAIDA MUHSININ


20161050031

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
2

HEALTH EDUCATION VIDEO IN THE DISCHARGE PLANNING


PROCESS INCREASES FAMILY READINESS IN CARING STROKE
PATIENTS

Siti Zuraida Muhsinin1, Titih Huriah1, Erfin Firmawati1


1
Magister Program of Nursing Muhammadiyah Univeristy of Yogyakarta
Email: zuraidamuhsinin@gmail.com

Background: Effective learning media is needed to optimize the


implementation of discharge planning for stroke patients and families.
Effective learning media can be facilitated by methods that combine visual,
audio and animation components. The purpose of this study was to determine
the effect of health education video project in the discharge planning process
to increases family readiness in caring stroke patients at RSUD of Mataram
City.
Method: This study used a quasi experimental pretest and posttest with
control group design. The sampling technique used simple random sampling,
the number of samples was 42 people, divided into 21 respondents for the
control group and 21 respondents for the intervention group. Measurement of
the readiness level using questionnaires and checklists about the care of
stroke patients at home. Data analysis in this study used Mann Whitney U
Test.
Result: Mann Whitney U Test test results show that p value (0.000) <α
(0.05) it’s means that there are differences in readiness results in the
intervention group and the control group.
Conclusion: Health education video project in the discharge planning
process increases family readiness in caring for stroke patients.
Keywords : Discharge Planning, Video, Stroke, Family Readiness
1

PENDAHULUAN karena stroke (Scherbakov and

Data dari Heart Disease Doehner, 2011), Pemulihan

and Stroke Statistics menyebutkan kelemahan anggota gerak akibat

di Amerika Serikat, setiap tahun stroke dapat berlangsung dalam 6

sekitar 795.000 orang mengalami sampai 12 bulan pertama setelah

stroke baru atau berulang baik onset stroke dan bisa terus

stroke iskemik maupun stroke perlahan-lahan sampai satu tahun

hemoragik (Mozaffarian et al, (Kong et al, 2011).

2016). Data dari Riset Kesehatan Pemulihan anggota gerak

Dasar Kementrian Kesehatan tidak bisa dilakukan sepenuhnya

menunjukkan jumlah penderita saat pasien berada di rumah sakit,

stroke di NTB adalah 32.988 mengingat waktu perawatan yang

orang (Kemenkes, 2014). tidak terlalu lama dan biaya rumah

Selain menyebabkan sakit yang mahal, maka diperlukan

kematian, stroke juga merupakan kesiapan keluarga untuk merawat

penyebab utama kecacatan pasien saat berada di rumah.

diseluruh dunia (Feigin et al, Informasi mengenai perawatan

2014). Di negara-negara barat yang dapat dilakukan oleh

lebih dari 60% pasien mengalami keluarga di rumah sangat

kecacatan, hemiparesis dan tidak dibutuhkan, namun pada

dapat berjalan tanpa bantuan kenyataannya informasi tersebut


2

belum didapatkan secara optimal Acuan Pembelajaran (SAP) dalam

ketika pasien dan keluarga berada melaksanakan perancanaan pulang

di rumah sakit. Pasien stroke dan dan 24% perawat mengatakan

keluarga mereka sering melapokan media pembelajaran tidak

belum diberi informasi yang memadai untuk pelaksanaan

cukup tentang stroke dan merasa perencanaan pulang, sehingga

tidak siap untuk hidup setelah menimbulkan kendala dalam

keluar dari rumah sakit karena melaksanakan perencanaan pulang

tidak diberikan informasi yang yang baik (Ramie dkk, 2006).

jelas mengenai stroke (Foster et Media pembelajaran yang

al, 2012). efektif dapat difasilitasi dengan

Informasi yang optimal metode yang mengkombinasikan

dapat diperoleh oleh pasien dan komponen visual, audio dan

keluarga melalui supportive animasi. Melalui media audio dan

educational system dalam proses visual seseorang dapat dengan

discharge planning yang diberikan mudah memahami informasi yang

oleh perawat. Pelaksaanaan didapatkan karena sebagian besar

discharge planning pada pengetahuan diperoleh melalui

kenyataannya belum dilakukan mata dan telinga (Skiba, 2007),

secara maksimal, sekitar 84% selain itu pemberian edukasi

perawat belum mempunyai Satuan kepada pasien melalui video


3

discharge planning dapat sampel secara random sederhana

memberikan deep learning kepada dengan mengambil kelompok

pasien, menghemat waktu dan intervensi dengan nomer ganjil

lebih efektif (Hariyati dkk, 2008). dan kelompok kontrol dengan

nomer genap

BAHAN DAN CARA Kegiatan discharge

PENELITIAN planning dilakukan mulai dari

Jenis penelitian ini menggunakan pasien datang kerumah sakit

quasi experimental pretest and sampai pasien pulang. Proses

posttest with control group design. edukasi dengan video dilakukan

Populasi dalam penelitian adalah selama 2x pertemuan selama

pasien dan keluarga pasien stroke pasien di rawat. Untuk pertemuan

yang sedang di rawat di RSUD pertama diberikan materi tentang

Kota Mataram dengan jumlah pengertian, jenis-jenis stroke,

sampel penelitian 42 orang yang tanda gejala, faktor resiko,

dibagi menjadi 21 orang pencegahan dan pertolongan

kelompok kontrol dan 21 orang pertama pada pasien stroke

kelompok intervensi. dirumah. Sedangkan untuk

Teknik sampling yang pertemuan kedua akan diberikan

digunakan adalah simple random materi tentang perawatan pasien

sampling yaitu pengambilan stroke di rumah dengan


4

kelemahan, gangguan komunikasi, HASIL PENELITIAN


Berdasarkan hasil penelitian
gangguan sensibilitas, gangguan
didapatkan karakteristik responden
menelan, gangguan buang air kecil
dalam penelitian ini sebagai
dan gangguan air besar. Dalam
berikut :
proses edukasinya akan dibantu

oleh leptop 11 inci. Tabel 1. Karakteristik responden


Intervensi Kontrol
Pada penelitian ini Kategori (n=21) (n=21) p value
f % f %
instrumen yang digunakan untuk Jenis
Kelamin 2 9.5 4 19 0.378
Laki-laki 19 90.5 17 81
Perempuan
menilai kesiapan adalah kuesioner
Usia
17-25 tahun 5 4.8 4 19 0.435
yang berisi 17 pertanyaan dan 26-35 tahun 7 42.9 3 14.3
36-45 tahun 6 28.6 7 33.3
46-55 tahun 2 14.3 6 28.6
ceklist yang berisi 21 item tentang 56-65 tahun 1 9.5 1 4.8

perawatan pasien stroke di rumah. Pendidikan


SMA 17 81 19 90.5 0.179
D3 3 14.3 - -
S1 1 4.7 2 9.5
Responden dikatakan Siap jika
Pengalaman
pengetahuan dan keterampilan Merawat
Ada 3 14.3 2 9.5 0.634
Tidak 18 85.7 19 90.5
responden nilainya ≥ mean dan Pekerjaan
Bekerja 6 28.6 8 38.1 0.513
Tidak 15 71.4 13 61.9
sebaliknya dikatakan tidak siap bekerja

jika pengetahuan dan keterampilan


Berdasarkan tabel 1 di atas
responden nialinya < mean.
dapat dilihat karakteristik

responden pada kelompok

intervensi adalah perempuan (19

orang) dengan usia dewasa muda


5

atau 26-35 tahuan (7 orang) yang tidak memiliki pengalaman

tidak bekerja (15 orang) dan dalam merawat pasien stroke (19

pendidikan SMA (17 orang) serta orang).

tidak memiliki pengalaman Tabel 2. Kesiapan keluarga


sebelum dan setelah intervensi
dalam merawat pasien stroke (18 pada kelompok kontrol dan
intervensi
orang). Pre-test Post-test
p
Kesiapan (n=21) (n=21)
value
F (%) F (%)
Sedangkan pada kelompok Intervensi
Siap 9 (42.9) 19 (90.5)
0.002
Tidak Siap 12 (57.1) 2 (9.5)
kontrol karakteristik
Kontrol
Siap 6 (28.6) 7 (33.3)
0.317
respondennya tidak jauh berbeda Tidak Siap 15 (71.4) 14 (66.7)

dari kelompok intervensi, ini Dari tabel 2 diatas


dapat dilihat dari hasil uji beda didapatkan gambaran adanya
dengan Chi-square pada semua selisih rerata hasil pretest dan
item karakteristik responden hasil posttest pada kelompok
p value lebih dari 0.05. intervensi, ini didasarakan pada
Karakteristik responden pada hasil uji Wilcoxon dengan nilai p
kelompok kontrol adalah value (0.002) < α (0.05), artinya
perempuan (17 orang) dengan ada peningkatan kesiapan
usia dewasa akhir atau 36-45 keluarga setelah diberikan
tahuan (7 orang) yang tidak intervensi. Sedangkan pada
bekerja (13 orang) dan kelompok kontrol tidak adanya
pendidikan SMA (18 orang) serta selisih rerata hasil pretest dan
6

posttest, ini didasarakan pada PEMBAHASAN

hasil uji Wilcoxon dengan nilai p Gambaran kesiapan responden

value (0.317) > α (0.05), artinya sebelum dan setelah intervensi

tidak terdapat peningkatan Kesiapan responden pada

kesiapan keluarga setelah penelitian ini dilihat dari dua

diberikan intervensi. aspek yaitu pengetahuan dan

Tabel 3 Hasil Uji Mann Whitney keterampilan, untuk item


untuk Mengetahui Pengaruh Health
Education Video Project terhadap pengetahuan berisi tentang
peningkatan kesiapan keluarga
pasien stroke pengertian, jenis-stroke, tanda
Kesiapan Kelompok N p value

Setelah Kontrol 21 gejala, faktor resiko, pencegahan


0.000
Intervensi Intervensi 21

dan pertolongan pertama pada


Hasil uji statistik dengan
pasien stroke di rumah, perawatan
uji Mann Whitney U Test
pasien stroke dengan gangguan
didapatkan nilai p value adalah
sensibilitas, gangguan
0.000, hasil tersebut kurang dari
komunikasi, gangguan buang air
nilai α yaitu 0.05, artinya Health
besar dan kecil. Untuk item
Education Video Project dalam
keterampilan berisi tentang
proses Discharge Planning
keterampilan mengajarkan latihan
meningkatkan kesiapan keluarga
rentang gerak sendi,
dalam merawat pasien stroke.
memposisikan pasien dan
7

memberikan makan pada pasien dan 24% perawat mengatakan

dengan gangguan menelan. media pembelajaran tidak

Dilihat dari proses discharge memadai untuk pelaksanaan

planning yang dilakukan di rumah perencanaan pulang, sehingga

sakit, kurangnya kesiapan menimbulkan kendala dalam

keluarga pada kelompok kontrol melaksanakan perencanaan pulang

karena kurangnya media yang yang baik.

digunakan oleh perawat saat Pada pasien stroke yang

melakukan edukasi pada pasien mengalami gangguan menelan dan

dan keluarga, perawat hanya hemiplegic atau hemiparesis yang

menjelaskan secara lisan tentang akan dipulangkan, penting bagi

hal-hal yang harus dilakukan oleh perawat memberikan edukasi pada

keluarga untuk merawat pasien di keluarga agar keluarga siap

rumah dan edukasinyapun merawat pasien dengan gangguan

kebanyakan dilakukan pada hari- perawatan diri tersebut saat berada

hari terakhir saat pasien akan di rumah. Kewajiban perawat

dipulangkan. Menurut Ramie et al untuk memberikan edukasi ini

(2006) menyatakan bahwa 84% diatur oleh Undang-Undang

perawat belum mempunyai Satuan keperawatan pasal 29 ayat 1b yang

Acuan Pembelajaran (SAP) dalam berbunyi dalam

melaksanakan perancanaan pulang menyelenggarakan praktek


8

keperawatan, perawat bertugas Pengaruh Health Education

sebagai penyuluh dan konselor Video Project terhadap

bagi klien. Tidak hanya itu dalam peningkatan kesiapan keluarga

teori Self Care Orem di sebutkan pasien stroke.

perawat adalah bagian dari sistem Hasil uji statistik dengan uji

keperawatan dimana sistem ini Mann Whitney U Test didapatkan nilai

dirancang oleh perawat melalui p value adalah 0.000, hasil

pelaksanaan agen keperawatan tersebut kurang dari nilai α yaitu

mereka untuk orang dengan 0.05, artinya Health Education

keterbatasan kesehatan yang Video Project dalam proses

terkait dengan perawatan diri atau Discharge Planning

ketergantungan perawatan, dan meningkatkan kesiapan keluarga

keluarga menjadi salah satu dalam merawat pasien stroke.

sasaran dalam sistem ini(Alligood Hasil uji Wilcoxon Signed Rank

& Tomey, 2014). Test juga mendukung di terimanya

hipotesa ini yaitu pada kelompok

intervensi nilai p value (0.002) < α

(0.05) artinya terdapat perdedaan

antara nilai pre-test dan post-test,

hal terebut berbanding terbalik

dengan hasil uji wilcoxon pada


9

kelompok kontrol yaitu p value difasilitasi dengan metode yang

(0.317) > α (0.05) yang artinya mengkombinasikan komponen

tidak ada perbedaan yang visual, audio dan animasi. Melalui

signifikan antara nilai pre-test dan media audio dan visual seseorang

post-test pada kelompok kontrol. dapat dengan mudah memahami

Hasil dua uji statistik di atas informasi yang didapatkan karena

dapat menjawab hipotesa sebagian besar pengetahuan

penelitian ini, bahwa Health diperoleh melalui mata dan

Education Video Project dalam telinga.

proses Discharge Planning dapat Video dapat

meningkatkan kesiapan keluarga mengilustrasikan sesuatu yang

dalam merawat pasien stroke di terjadi dalam kehidupan nyata

rumah, hasil penelitian ini yang mempengaruhi motivasi

membuktikan media audio dan seseorang memahami suatu

visual atau video dapat materi, selain itu kemampuan

memudahkan pasien dan keluarga modifikasi tambahan seperti

menerima informasi yang di animasi, suara dan elemen lain

berikan dalam proses Discharge yang tersedia di media video

Planning. Menurut Skiba (dalam membuatnya jauh lebih menarik

Sahmad, 2015) media dari pada pendidikan melalui

pembelajaran yang efektif dapat


10

media lainnya (Rakhmilla, menunjukkan penggunaan video

Larasati, & Sahiratmadja, 2017). untuk memberikan edukasi

Menurut Hariyati et al terbukti dapat meningkatkan

(2008) pemberian edukasi kepada pengetahuan, self-efficacy dalam

pasien melalui video discharge mengenali gejala stroke,dan

planning dapat memberikan deep meningkatkan kepuasan pasien

learning kepada pasien, stroke mengenai edukasi yang

menghemat waktu dan lebih diberikan rumah sakit sebelum

efektif. Hal ini sejalan dengan apa mereka pulang.

yang di sebutkan oleh Tuong Hasil penelitian ini juga

(2014) Intervensi pendidikan membuktikan peran perawat

berbasis video telah digunakan penting untuk dapat melakukan

untuk penyakit kronis lainnya intervensi keperawatan dalam

untuk meningkatkan pengetahuan bentuk edukasi dalam proses

dan meningkatkan perilaku discharge planning. Dalam

kesehatan. Video pendidikan krangka teori keperawatan self

terbukti lebih efektif daripada care Orem, pasien stroke di

bahan tertulis untuk meningkatkan posisikan sebagai pihak yang

pengetahuan dan modifikasi mengalami peningkatan kebutuhan

perilaku kesehatan. Hasil perawatan diri dan agen

penelitian Denny et al (2017) juga keperawatan mempunyai peran


11

dalam membantu pasien stroke intervensi keperawatan dalam

untuk memenuhi hat tersebut, bentuk suportif-edukatif dapat

bentuk bantuan perawat terdiri meningkatkan kemampuan

dari bantuan perawatan diri secara perawatan diri pada keluarga dan

total, parsial dan supportive pasien stroke.

educative system. Pada saat pasien Selain penggunaan media

berada di rumah sakit perawat yang baik, keberhasilan

dapat berperan sebagai agen pelaksanaan Discharge Planning

perawatan diri bagi pasien untuk yang pada saat edukasinya

membantu memenuhi kebutuhan menggunakan video ini juga

parsial atau total, namun saat terletak pada pelaksanaan edukasi

pasien direncanakan pulang maka yang dilakukan tidak hanya sekali

perawat harus memberikan peretemuan saja, menurut

support edukasi kepada keluarga Kornburger (2013) frekuensi

yang nantinya akan menjadi agen edukasi yang dilakukan lebih dari

perawatan bagi pasien saat berada sekali tindakan dalam proses

di rumah (Alligood & Tomey, perencanaan pemulangan lebih

2014). Support edukasi ini efektif efektif, sehingga memastikan

dilakukan oleh perawat, transisi dari rumah sakit ke rumah

didasarkan hasil penelitian folden lebih aman. Dalam penelitian ini

(1993) yang menyatakan peneliti melakukan dua kali


12

pertemuan untuk proses edukasi, dan keluarga mengingat kembali

untuk pertemuan pertama materi yang telah diberikan,

diberikan materi tentang menurut Edelman and Mandle

pengertian, jenis-jenis stroke, (2010) Informasi yang diberikan

tanda gejala, faktor resiko, kepada seseorang pada awalnya

pencegahan dan pertolongan akan tersimpan dalam memori

pertama pada pasien stroke jangka pendek. Informasi akan

dirumah. Sedangkan untuk bertahan selama 20 detik sebelum

pertemuan kedua diberikan materi akhirnya dilupakan atau diproses

tentang perawatan pasien stroke di untuk masuk ke dalam memori

rumah dengan kelemahan, jangka panjang.

gangguan komunikasi, gangguan Tindakan mengulangi

sensibilitas, gangguan menelan, kembali materi yang diberikan

gangguan buang air kecil dan saat follow up meningkatkan hasil

gangguan air besar. pembelajaran, melibatkan pasien

Setelah diberikan edukasi dan keluarga dalam penetapan

selama dua kali pertemuan, tujuan yang realistis, dan

peneliti melakukan follow up pada mengoptimalkan pemanfaatan

pasien dan keluarga sebelum di layanan kesehatan (Clinical

pulangkan. Follow up dilakukan Advisory Board, 2010). Pasien

dengan tujuan membantu pasien yang memahami dengan jelas


13

rencana post discharge mereka responden memahami informasi

termasuk caranya untuk dan mempunyai kompetensi dalam

mengambil obat-obatan mereka melakukan perawatan adalah

dan kapan harus melakukan tindak faktor usia dan tingkat pendidikan.

lanjut, 30% lebih kecil Menurut (Practice, West, &

kemungkinannya untuk kembali Service, 2010) seseorang dengan

atau mengunjungi departemen tingkat pendidikan rendah dan

darurat daripada pasien yang usia yang lebih tua memiliki

kekurangan informasi (Jack BW et kemampuan yang rendah untuk

al, 2009). Menurut Fens et al menerima suatu informasi, hal

(2015) pelaksanaan follow up pada tersebut dikaitkan dengan

keluarga dan pasien stroke juga ketidakmampuannya menyebutkan

dapat meningkatkan fungsi kembali informasi terkait faktor

kehidupan sehari-hari mereka. resiko terjadinya stroke.

Media yang baik dan

frekuensi pelaksanaan edukasi KESIMPULAN

yang tidak hanya sekali tidak akan Health Education Video

efektif jika kemampuan responden Project dalam proses Discharge

memahami informasi yang Planning dapat meningkatan

diberikan tidak baik, hal yang kesiapan keluarga dalam merawat

dapat mempengaruhi kemampuan pasien stroke di rumah, hal


14

tersebut didasarkan pada hasil uji a. Penelitian ini diharapkan

Mann Whitney dengan nilai p dapat menjadi masukan

value (0.000) < α (0.05). pada pihak rumah sakit

untuk melakukan

SARAN discharge planning yang

1. Pendidikan dan Perkembangan dalam prosesnya

Ilmu Pengetahuan menggunakan media video

a. Penelitian ini dapat untuk mempermudah

dijadikan sebagai perawat dan membantu

tambahan pengetahuan pasien dan keluarga dapat

dalam pengembangan teori dengan mudah memahami

discharge planning yang informasi yang diberikan

dalam proses edukasinya mengenai perawatan

menggunakan video pasien stroke yang bisa

b. Penelitian ini dapat dilakukan secara mandiri

dijadikan dasar dalam dirumah.

melakukan inovasi b. Pihak rumah sakit

dibidang keperawatan. sebaiknya menyedikan

2. Bagi instansi rumah ruangan khusus untuk

sakit/pelayanan keperawatan proses edukasi pada

keluarga dengan media


15

video dan diberikan tidak dibutuhkan keluarga untuk

hanya satu kali pertemuan. merawat pasien stroke

3. Bagi peneliti selanjutnya secara mandiri di rumah.

a. Peneliti selanjutnya dapat c. Untuk menghindari bias,

melakukan penelitian peneliti selanjutnya dapat

dengan desain mix-metode mengambil responden

untuk dapat pada kelompok intervensi

menggambarkan kesiapan dan kelompok kontrol

responden yang telah yang berada di ruangan

diberikan health education perawatan yang berbeda

video project secara jelas. atau memilih teknik

b. Peneliti selanjutnya dapat sampling yang dapat

melakukan penelitian meminimalkan terjadinya

tentang proses pelaksanaan bias.

discharge planning yang

melibatkan

interprofesional

collaboration dengan

conten video edukasi yang

lebih lengkap berdasarkan

kebutuhan informasi yang


16

DAFTAR PUSTAKA Feigin VL, Forouzanfar MH,


Krishnamurthi R, Mensah
Afrida, Maryudella. (2017).
GA, Connor M, Bennett
Pengaruh pemberian self
DA, et al. (2010). Global
care education program
and regional burden of
terhadap tingkat
stroke during 1990–2010:
pengetahuan perawatan diri
findings from the Global
pada pasien hemodialisa di
Burden of Disease Study
rumah.Tesis Keperawatan
2010. The Lancet. 2014;
Universitas Muhammadiyah
383(9913):245–55.
Yogyakarta.
Fens et al. (2015). A process
Alligood, M. R. , & Tomey, A. M.
evaluation of a stroke-
(Eds.). (2014). Nursing
specific follow-up care
theory: Utilization and
model for stroke patients
application (8rd ed.). St.
and caregivers; a
Louis, MO:
longitudinal study. BMC
Mosby/Elsevier.
Nursing (2015) 14:3 DOI
Clinical Advisory Board, The
10.1186/s12912-014-0052-
Advisory Board Company.
8
Preventing unnecessary
Folden, S. L (1993). Effect of a
readmissions: transcending
Supportive-Educative
the hospital’s four walls to
Nursing Intervention on
achieve collaborative care
Older Adults â€TM
coordination. 2010
Perceptions of Self-Care
Denny MC, Vahidy F, Vu KYT,
After a Stroke, 18(3), 162–
Sharrief AZ, Savitz SI
167
.(2017). Video-based
Forster A, Brown L, Smith J,
educational intervention
House A, Knapp P, Wright
associated with improved
JJ, et al. (2012).
stroke literacy, self-
Information provision for
efficacy, and patient
stroke patients and their
satisfaction. PLoS ONE
caregivers. Cochrane
12(3): e0171952.
Database Syst Rev
https://doi.org/10.1371/
[Internet][cited 2017 June
journal.pone.0171952
16].
Edition, ST. Louis: Mosby
http://dx.doi.org/10.1002/14
Elsevier, Inc
651858.CD001919.pub3
Edelman, C.L. & Mandle, C.L.
Hariyati RTS, Afifah E,
(2010). Health promotion
Handiyani H. (2008).
througt out the lifepan. 7th
Evaluasi Model
edition. St.Louis Missouri :
Perencanaan Pulang yang
Elsenier Saunders
Berbasis Teknologi
17

Informasi. Makara 0000000000000350 PMID:


Kesehatan.2008;12:53-8. 26673558
Jack BW, Chetty VK, Anthony D, Nuraenah dkk, (2014). Hubungan
et al. A reengineered hospital dukungan keluarga dan
discharge program to beban keluarga dalam
decrease rehospitalization: a merawat anggota keluarga
randomized trial. Ann Intern dengan riwayat prilaku
Med. 2009;150(3):178-187. kekerasan di RS jiwa islam
Kementrian kesehatan RI. (2014). klender Jakarta Timur.
Pusat data dan informasi Jurnal Keperawatan Jiwa.
kesehatan Republik Vol 2 No 1. Mei 2014
Indonesia
Kong K-H, Chua KS, Lee J. Practice, C., West, N., & Service,
(2011). Recovery of upper A. (2010). Stroke knowledge
limb dexterity in patients and awareness : an
more than 1 year after integrative review of the
stroke: frequency, clinical evidence, (November 2009),
correlates and predictors. 11–22.
NeuroRehabilitation. 2011; https://doi.org/10.1093/agein
28:105–11. doi: g/afp196
10.3233/NRE-2011-0639
PMID: 21447911 Ramie, dkk. (2006). Laporan
Kornburger C, Gibson C, Hasil Praktek Manajemen
Sadowski S, Maletta K, Fokus di Discharge
Klingbeil C. Using ‘‘teach- Planning di Ruang Teratai
back’’ to promote a safe RS. Fatmawati. Jakarta.
transition from hospital to Riauwi, Mubaroq Hudrizal dkk,
home: an evidence-based (2014). Efektivitas
approach to improving the pendidikan kesehatan
discharge process. dengan penerapan the
JPediatrNurs. health belief model
2013;28(3):282-291. terhadap pengetahuan
Mozaffarian D, Benjamin EJ, Go keluarga tentang diare.
AS, Arnett DK, Blaha MJ, JOM PSIK Vol 1 No 2
Cushman M, et al. Heart Oktober 2014
disease and stroke statistics- Sahmad. (2015). Potensi peran
2016 update: a report from keluarga dalam perawatan
the American Heart penyakit stroke melalui
Association. Circulation. pengembangan model
2016; 133(4):e38± e360. discharge planning berbasis
https://doi.org/10.1161/CIR. teknologi informasi. Jurnal
MKMI September 2015
18

Scherbakov N, Doehner W.
(2011). Sarcopenia in stroke
facts and numbers on
muscleloss accounting for
disability after stroke.
Journal of Cachexia,
Sarcopenia and muscle.
2011 : 2 (1) : 5-8. Doi :
10.1007/513539-011-0024-
8
Skiba DJ. (2007). Nursing
Education 2.0: Second life.
Nursing Education
Perspectives.2007;28(3):15
6-7
Tuong W, Elizabeth R. Larsen,
April W. Armstrong.
(2012). Videos to influence:
a systematic review of
effectiveness of video-
based education in
modifying health behaviors.
Springer Science+Business
Media New York 2012.
DOI: 10.1007/s10865-012-
9480-7

Potrebbero piacerti anche