Sei sulla pagina 1di 8

Jurnal Biota Vol. 4 No.

1 Edisi Januari 2018 | 41

PENGARUH WARNA CAHAYA LIGHT-EMITTING DIODES (LED)


INTENSITAS RENDAH DAN CEKAMAN DINGIN TERHADAP
PERTUMBUHAN VEGETATIF ANGGREK Phalaenopsis HIBRIDA

Dzikrina Nurunisa1*, Aries Bagus Sasongko2, Ari Indrianto3


1,2,3
Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara, Yogyakarta
*
E-mail: dzikrinana9696@yahoo.com

ABSTRACT
Red and blue light are the main lights absorbed by plants and play important roles in photosynthesis, growth
and development of hybrid Phalaenopsis orchid plants. Cold stress can trigger the formation of generative
organs and slow down the growth of vegetative organs. However, the effect of low light intensity and cold
stress on vegetative and generative growth of Phalaenopsis orchids was not yet known. This study was aimed
to determine the effect of low-intensity light colors and cold temperature stress on the vegetative growth of
hybrid Phalaenopsis orchids. The ± 2-year-old orchids were grown in a growth chamber with irradiation of
white LED lights as controls (100 lx), red, blue, and red + blue (30 lx each) for treatment. The water
temperature treatments were divided into cold stress (4.5 oC), room temperature (28oC) and negative control
(without watering). The length of leaves, number of leaves, and stomatal density were measured for 60 days.
The results showed that low intensity LED light can increase the length of the leaves, but red light gives the
highest leaf length increase. Blue LED light treatment provided the highest stomata density against other light
colors. On the other hand, cold stress inhibited leaf growth. Based on ANOVA and Duncan Test, it was found
that between each treatment, both in light colors and water temperatures, the results were not signifficantly
different. The light colors and water temperatures had no effect on the number of leaves or the opening of
stomata.

Keywords: LED; Light; Orchid; Stress; Temperature.

PENDAHULUAN beserta peranannya terhadap pertumbuhan vegetatif


Anggrek (famili Orchidaceae) adalah dan generatif anggrek Phalaenopsis Hibrida,
kelompok tumbuhan dengan jumlah anggota sehingga dapat dilakukan modifikasi budidaya yang
terbesar diseluruh dunia, dengan setidaknya mampu memicu pertumbuhan anggrek ini.
setengah dari anggotanya merupakan tanaman Cahaya merah dan biru merupakan cahaya
Crassulean Acid Metabolism (CAM) (Winter & utama yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan
Smith, 1996),yaitu tanaman yang melakukan fiksasi perkembangan tanaman, hal tersebut dikarenakan
CO2 di malam hari dan asimilasi untuk kedua cahaya tersebut merupakan sumber energi
pembentukan senyawa organik di siang hari. utama untuk asimilasi CO2 dalam fotosintesis.
Sebagai tanaman CAM, anggrek memiliki Cahaya merah memiliki gelombang cahaya yang
karakteristik pertumbuhan yang lama, disebabkan paling efisien untuk fotosintesis (Runkle, 2015),
oleh produktivitas fotosintesisnya yang rendah sedangkan cahaya biru sangat diperlukan untuk
dibandingkan tanaman C3 (Lüttge, 2001). Anggrek memicu pertumbuhan tanaman yang sehat
Phalaenopsis adalah anggrek yang paling banyak (Okamoto et al., 1996) dan memicu pembungaan
diperdagangkan yakni lebih dari 75% dari semua (Runkle, 2015).
jenis anggrek (Griesbach, 2002), Anggrek ini Cekaman dingin (cold stress) adalah istilah
digemari terutama karena memiliki bentuk, ukuran untuk menyebut suatu pemberian perlakuan stres
dan warna yang beragam serta memiliki harga jual pada tanaman berupa suhu yang jauh lebih dingin
yang relatif tinggi dan stabil (Kencana, 2007). dari suhu metabolisme normalnya agar tanaman
Selain itu, genus anggrek ini sudah banyak merasa tercekam, yang tujuan akhirnya adalah
dikembangkan hibridanya sehingga variasi memicu pembungaan pada tanaman tersebut. Laju
bunganya semakin beragam. Diperlukannya perkembangan organ vegetatif pada tanaman akan
pengetahuan mengenai faktor yang berpengaruh meningkat seiring dengan peningkatan suhu kearah
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 42

suhu optimumnya (Hatfield & Prueger, 2015), yang penutup untuk dihitung jumlah stomata dan
artinya semakin rendah suhu diberikan maka perilaku stomata sebelum dan sesudah setiap
tanaman akan makin merasa tercekam, sehingga perlakuan.
terjadi pensinyalan pembungaan untuk meneruskan Analisis data dilakukan dengan perangkat
kehidupannya pada keturunannya. Cekaman berupa statistik SPSS (versi 17). Data diolah menggunakan
temperatur, misalnya pemberian suhu yang dingin analisis variansi (ANOVA) dan Uji Duncan untuk
(cold stress) dapat dilakukan untuk memicu membandingkan pengaruh warna cahaya LED dan
pembungaan, misalnya pada anggrek Dendrobium pemberian cekaman dingin terhadap pertambahan
nobile (Ichihasi, 1997), dan Phalaenopsis panjang daun dan densitas stomata anggrek
(Blanchard & Runkle, 2006). Phalaenopsis Hibrida.
Pada penelitian ini akan diamati pengaruh
perlakuan warna cahaya LED dan cekaman dingin HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek A. Hasil
Phalaenopsis hibrida. Pertumbuhan vegetatif dapat Pertambahan panjang daun dengan pengaruh
dilihat dari aktivitas stomata karena berhubungan warna cahaya dan suhu air
dengan transpirasi dan fotosintesis, maupun dari Pertambahan panjang daun dengan pengaruh
pertambahan panjang dan jumlah daun. warna cahaya ditampilkan pada Gambar 1.
Pertambahan panjang daun terjadi pada setiap jenis
METODOLOGI PENELITIAN perlakuan warna cahaya LED di setiap 10 hari
Alat Dan Bahan pengamatan. Pada grafik terlihat bahwa
Tanaman yang digunakan adalah pertambahan panjang daun terbesar terjadi pada
Phalaenopsis Hibrida berusia ± 2 tahun sejak daun paling muda (daun A). Pada daun A,
aklimatisasi dari kondisi in vitro. Untuk perlakuan pemberian cahaya merah menghasilkan
cekaman dingin, diperlukan air dingin bersuhu ± pertambahan panjang daun yang lebih besar
4,5°C dan air biasa bersuhu ±28,5°C dengan dibandingkan perlakuan lainnya, yakni sebesar 0,74
volume 12 mL disetiap penyiraman. Untuk ± 0,27 cm. Sementara, pemberian cahaya biru
pengamatan stomata, bahan yang digunakan adalah menghasilkan pertambahan panjang daun yang
lem super rekat Alteco dan selotip. paling rendah yaitu sebesar 0,2 ± 0,11 cm.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini Pertambahan panjang daun B dan daun C sangat
yakni 4 buah growth chamber sederhana yang kecil dan tidak terlihat pengaruh yang konsisten
terbuat dari kerangka kawat besi dan penutup dari tiap perlakuan warna cahaya.
berupa kain hitam, rangkaian lampu LED (merah, Pertambahan panjang daun dengan pengaruh
biru, merah + biru dan putih sebagai kontrol) cekaman dingin melalui suhu air ditampilkan pada
dengan spesifikasi 12 Watt dengan intensitas Gambar 2. Seperti pada perlakuan warna cahaya,
rendah yang dipasangkan pada tiap-tiap growth pada tiap perlakuan terjadi pertambahan panjang
chamber, timer, penggaris, gelas benda, mikroskop, daun di setiap 10 hari pengamatan, dan lebih
dan aplikasi OptiLab. terlihat pada daun A. Pada hari ke-10 hingga hari
ke-40, perlakuan dengan suhu dingin mengalami
Teknik Pengumpulan Data pertumbuhan daun A yang sedikit lebih besar
Anggrek Phalaenopsis Hibrida daripada perlakuan suhu biasa. Namun pada hari
dikelompokkan dalam 4 growth chamber yang ke-50 hingga hari ke-60, pertambahan panjang
disinari LED putih (kontrol), merah, biru, dan daun terbesar terjadi pada perlakuan suhu biasa
merah + biru (perlakuan) dengan periode 8 jam (suhu ruang), yaitu sebesar 0,59 ± 0,18 cm. Kontrol
siang: 16 jam malam selama 60 hari. Tiap growth negatif (tanpa pemberian air) memberikan
chamber dikelompokkan lagi menjadi 3 untuk pertambahan panjang daun yang paling kecil
perlakuan suhu dingin, suhu ruang, dan kontrol dibandingkan kedua perlakuan. Pertambahan
negatif (tanpa penyiraman). Setiap 10 hari panjang daun B dan daun C sangat kecil dan tidak
dilakukan pengamatan pertambahan panjang daun terlihat pengaruh yang konsisten dari tiap perlakuan
dan jumlah daun pada daun termuda pertama, warna cahaya. Berdasarkan analisis ANOVA dan
kedua dan ketiga (daun A, daun B dan daun C). Di DMRT, pertambahan panjang daun pada perlakuan
awal dan akhir penelitian dibuat preparat stomata warna cahaya maupun suhu air tidak berbeda nyata.
sederhana dengan lem Alteco, selotip dan gelas
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 43

Gambar 1. Pengaruh warna cahaya lampu LED terhadap rerata pertambahan panjang daun. A, B, dan
C berturut-turut menunjukkan rerata pertambahan panjang daun A, daun B, dan daun C

Gambar 2. Pengaruh cekaman dingin melalui suhu air terhadap rerata pertambahan panjang daun. A,
B, dan C berturut-turut menunjukkan rerata pertambahan panjang daun A, daun B, dan daun C
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 44

Jumlah daun dengan pengaruh warna cahaya dan suhu air

(a) (b)
Gambar 3. Rerata jumlah daun sebelum dan sesudah perlakuan dengan
(a) Pengaruh warna cahaya LED dan (b) Pengaruh suhu air. JD-0: Jumlah daun sebelum perlakuan;
JD-60: Jumlah daun setelah 60 hari perlakuan.

Perubahan rerata jumlah daun dengan dibandingkan perlakuan warna lainnya, yaitu dari
pengaruh warna cahaya LED ditunjukkan pada 4,22 ± 0,13 daun menjadi 3,89 ± 0,3 daun.
Gambar 3a. Terlihat bahwa rerata jumlah daun Perubahan rerata jumlah daun dengan
untuk setiap perlakuan setelah hari ke-60 pengaruh cekaman dingin melalui suhu air
mengalami penurunan dibandingkan rerata jumlah ditunjukkan pada Gambar 3b.Terkecuali perlakuan
daun awal, yang disebabkan oleh kematian dan suhu dingin, rerata jumlah daun untuk setiap
kerontokan daun. Rerata jumlah daun yang rontok perlakuan setelah hari ke-60 mengalami penurunan
pada perlakuan cahaya merah paling sedikit dibandingkan rerata jumlah daun awal yang
disebabkan oleh kerontokan daun.

Densitas stomata dengan perlakuan warna cahaya dan suhu air

(a) (b)
Gambar 4. Rerata densitas stomata dengan a) Pengaruh warna cahaya LED dan b) Pengaruh suhu air.

Data mengenai densitas stomata setelah 60 terbesar ditunjukkan oleh perlakuan cahaya biru,
hari perlakuan dengan warna cahaya berbeda yaitu sebesar 20,5 ± 0,26 stomata/mm2 yang hampir
ditunjukkan pada Gambar 4a. Densitas stomata mendekati densitas stomata pada kontrol (20,7 ±
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 45

1,00 stomata/mm2) . Sedangkan densitas stomata Pembukaan stomata dengan perlakuan warna
terkecil ditunjukkan oleh perlakuan cahaya merah cahaya dan suhu air
dan biru, yaitu sebesar 18,9 ± 0,68 stomata/mm 2. Pembukaan stomata diukur pada pukul 09.30,
Antar perlakuan tidak berbeda nyata berdasarkan 12.30, 15.30 dan 17.45. Kategori pembukaan
analisis ANOVA dan DMRT. stomata ditunjukkan pada gambar Gambar 5.
Pengaruh cekaman dingin melalui suhu air Pembukaan stomata untuk tiap perlakuan
terhadap densitas stomata ditunjkkan pada Gambar dirangkum dalam Tabel 1. Kategori pembukaan
4b. Densitas stomata terbesar terdapat pada yang ditemukan pada setiap sampel adalah menutup
perlakuan suhu air biasa (20,6 ± 0,38 (-), membuka sedikit (+) , dan membuka lebar (++).
stomata/mm2), sementara densitas stomata terkecil Sebagian besar stomata yang diamati mengalami
terdapat pada perlakuan suhu dingin (19,1 ± 0,8 pembukaan sedikit (++). Tidak terdapat perbedaan
stomata/mm2). Antar perlakuan tidak berbeda nyata yang mencolok antara tiap perlakuan dan kontrol.
berdasarkan analisis ANOVA dan DMRT.

Gambar 5 Kategori pembukaan stomata pada daun anggrek Phalaenopsis hibrida.


A: stomata menutup (-); B: stomata sedikit membuka (+); C: stomata terbuka lebar (++)

Tabel 1. Pembukaan stomata pada setiap kelompok perlakuan


Warna Suhu 09.30 12.30 15.30 17.45
Merah Dingin + + + +
Biasa + + + +
Kontrol + + + +
Biru Dingin - + + +
Biasa + + - +
Kontrol + + + +
Merah + Biru Dingin - + + +
Biasa + ++ ++ +
Kontrol + + + +
Kontrol (Putih) Dingin + + + +
Biasa + + + +
Kontrol + + ++ +
Keterangan:
- : sebagian besar stomata menutup
+ : sebagian besar stomata sedikit membuka
++ : sebagian besar stomata membuka lebar

B. Pembahasan cahaya berbeda serta disiram dengan air dingin


Penelitian ini bertujuan untuk melihat untuk mengindikasikan cekaman temperatur dingin.
perbedaan pertambahan panjang daun, jumlah daun, Pemberian warna cahaya berbeda dilakukan untuk
densitas stomata serta pembukaan stomata anggrek mengetahui peranan gelombang cahaya tertentu
Phalaenopsis hibrida yang telah dipaparkan warna terhadap pertumbuhan vegetatif Phalaenopsis
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 46

hibrida. Lampu yang digunakan berjenis Light- diperkirakan cahaya dengan panjang gelombang
Emitting Diodes (LED) karena memiliki sejumlah merah lebih baik dalam menginduksi pemanjangan
keuntungan, yakni memiliki spektrum yang sempit daun daripada warna cahaya lain. Hal ini sesuai
sehingga bisa menghasilkan panjang gelombang dengan pernyataan Runkle (2016) bahwa
tertentu serta tidak menghasilkan radiasi panas penyinaran dalam ruangan dengan cahaya merah
sehingga memungkinkan penyerapan cahaya yang saja dapat menyebabkan pemanjangan daun, yang
maksimum tanpa membahayakan tanaman (Landis apabila tidak diseimbangkan dengan warna cahaya
et al., 2013). Penggunaan lampu LED dengan lain maka dapat menghasilkan daun yang panjang
intensitas rendah ditujukan untuk mensimulasikan namun kurang sehat. Sementara itu, cahaya LED
keadaan dibawah kanopi maupun kondisi indoor, warna biru menghasilkan pertambahan panjang
karena anggrek Phalaenopsis merupakan anggrek daun yang paling kecil bahkan di daun termudanya.
dengan toleransi intensitas cahaya rendah yang di Hal tersebut mungkin disebabkan oleh peranan
alam tumbuh dibawah kanopi serta sering cahaya biru terhadap tanaman yang memang
digunakan sebagai tanaman hias dalam ruangan. sebagai penghambat pemanjangan organ tanaman.
Pemberian cekaman dingin berfungsi untuk Cahaya biru bertindak sebagai penyeimbang cahaya
membuktikan terjadinya respon cekaman oleh merah sehingga pemanjangan daun tidak
tanaman yang ditandai dengan terhambatnya laju berlebihan, sehingga disarankan setiap lampu LED
fotosintesis dan pertumbuhan vegetatif yang yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman
dilanjutkan dengan terstimulasinya perkembangan mengandung paling tidak 10-20% cahaya biru
generatif. Usia anggrek yang dipilih adalah ± 2 (Runkle, 2015). Pernyataan ini juga ditunjukkan
tahun atau memasuki usia siap untuk berbunga, pada hasil penelitian ini, yakni pertambahan
karena dianggap pada usia tersebut anggrek lebih panjang daun A dengan perlakuan cahaya merah
responsif terhadap cekaman dingin. dan biru lebih besar dibandingkan cahaya biru saja
Dalam pengamatan pertambahan panjang dan lebih kecil dibandingkan cahaya merah saja.
daun, digunakan tiga daun teratas yang dinamakan Hal pertama yang ditunjukkan pada perlakuan
daun A, daun B dan daun C. Hal tersebut dilakukan suhu air yaitu bahwa pemberian air yang sering,
untuk menyeragamkan jumlah daun yang diukur baik bersuhu dingin maupun bersuhu biasa
panjangnya, serta karena tiga daun teratas adalah berdampak pada pertumbuhan organ daun yang
daun termuda yang lebih aktif membelah lebih cepat dibandingkan kontrol negatif yang
dibandingkan daun tua, sehingga pertambahan ‘tidak disiram’ (disiram hanya sekali seminggu
panjang daun tampak lebih terlihat. untuk tetap hidup). Artinya, anggrek yang
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan mendapat banyak air, selama masih dalam kisaran
bahwa pertumbuhan daun paling jelas terlihat pada toleransinya, akan lebih cepat tumbuh daripada
daun termuda (daun A), sedangkan daun B dan yang sangat jarang diberi air. Kemudian, hal lain
daun C yang lebih tua menunjukkan pertambahan yang bisa diamati adalah adanya perbedaan
panjang daun yang sangat sedikit. Hal ini pertambahan panjang daun antara perlakuan dengan
menandakan bahwa selama kurun penelitian, daun suhu air dingin dan dengan suhu air biasa, meski
A masih dalam tahap pertumbuhan dan belum perbedaannya sangat kecil. Perlakuan suhu air biasa
mencapai panjang daun maksimum, oleh karena itu menghasilkan pemanjangan daun sedikit lebih besar
pertumbuhannya lebih jelas terlihat. Sementara dibandingkan perlakuan suhu dingin. Menurut
daun B dan daun C kemungkinan sudah mendekati Hatfield & Prueger (2015), laju perkembangan
panjang daun maksimum sehingga pertambahan organ vegetatif pada tanaman meningkat seiring
panjang daun yang teramati sangat kecil. Selain itu, dengan peningkatan suhu kearah suhu optimumnya,
daun A adalah daun termuda yang posisinya paling yang artinya semakin rendah suhu diberikan maka
atas dan paling dekat dengan sumber cahaya lampu pertumbuhan dan perkembangan vegetatif juga
LED, dengan begitu lebih banyak cahaya yang akan berkurang sebagai respons cekaman. Apabila
terserap untuk pertumbuhan daun termuda. tanaman mengalami cekaman, tanaman akan
Sementara daun-daun yang lebih tua lebih tertutup meresponsnya sebagai persinyalan pembungaan
oleh daun diatasnya sehingga hanya sedikit cahaya untuk meneruskan kehidupannya pada
yang terserap oleh daun. keturunannya. Diduga respon cekaman yang terjadi
Pada daun A, didapatkan bahwa cahaya lampu pada tanaman anggrek berupa pertambahan panjang
LED warna merah menghasilkan pertambahan daun yang lebih cepat namun terhenti di angka yang
panjang daun yang lebih besar dibandingkan lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan suhu
kontrol dan perlakuan warna lain. Dengan ini bisa biasa.
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 47

Rerata jumlah daun anggrek, baik dengan jaringan daun yang mampu menghambat
perlakuan warna cahaya maupun cekaman dingin pembentukan stomata-stomata baru dibandingkan
berkurang dibandingkan rerata jumlah daun di hari dengan air bersuhu normal.
pertama. Hal ini berlawanan dengan dugaan awal Bila dilihat dari peranannya, seharusnya
bahwa selama penelitian jumlah daun akan penyinaran dengan cahaya merah dan cahaya biru
bertambah. Berkurangnya jumlah daun disebabkan secara bersamaan mampu memberikan dampak
oleh daun yang menguning, kemudian lama positif yang didapat dari masing-masing warna
kelamaan layu dan rontok. Dedaunan yang rontok cahaya. Namun, pada penelitian ini, perlakuan
semuanya merupakan daun tua yang terletak dengan cahaya merah dan biru justru menghasilkan
dibagian bawah tanaman. Berkurangnya rerata pertambahan panjang daun yang kecil dan densitas
jumlah daun untuk setiap perlakuan mungkin stomata yang kecil pula. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh deprivasi atau kekurangan berkaitan erat dengan kombinasi porsi cahaya yang
intensitas cahaya, karena pada penelitian ini tidak optimum. Menurut Runkle (2015), sebuah
intensitas cahaya yang diberikan jauh lebih kecil lampu LED yang bagus bagi tanaman harus
dibandingkan dengan intensitas cahaya di tempat setidaknya mengandung 75-90% cahaya merah dan
asal sampel tanaman. Selain itu, batang 10-20% cahaya biru. Dengan begitu, dalam
Phalaenopsis yang monopodial membuat daun merangkai lampu gabungan merah dan biru
yang lebih muda berada diatas daun yang lebih tua, seharusnya cahaya merah lebih banyak sedangkan
menyebabkan daun yang lebih tua tertutup dan cahaya biru hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
kurang terpapar cahaya, sehingga tidak terjadi Sementara pada penelitian ini, perbandingan cahaya
fotosintesis dan lama kelamaan daun mati. Hal ini merah dan biru sebesar 1:1 atau masing-masing
juga menunjukkan bahwa paparan cahaya pada 50%.
daun memang penting agar daun dapat tetap Pembukaan stomata diamati pada pukul 09.30
menjalankan metabolismenya dan tumbuh. (pagi hari), 12.30 (siang hari), 15.30 (sore hari) dan
Selanjutnya adalah pengamatan stomata. 17.45 (malam hari). Pemilihan jam-jam tersebut
Stomata yang diamati adalah stomata yang terdapat dilakukan agar dapat diketahui jadwal pembukaan
pada sisi bagian bawah (sisi abaksial) daun stomata pada anggrek Phalaenopsis dan pengaruh
anggrek, karena stomata anggrek paling banyak perlakuan terhadap jadwal pembukaan tersebut.
ditemukan di sisi abaksial daun. Berdasarkan hasil Pukul 09.30 merepresentasikan pagi hari saat lampu
pengamatan, didapatkan bahwa densitas stomata LED pertama menyala, sementara pukul 17.45
anggrek yang diberi perlakuan cahaya biru paling merepresentasikan malam hari setelah lampu LED
besar dibandingkan perlakuan lain, dan hampir padam. Pada penelitian ini, tidak terlihat pola
mendekati kontrol. Hal ini menandakan bahwa pembukaan dan penutupan yang teratur, melainkan
dengan cahaya dengan panjang gelombang biru kebanyakan stomata yang teramati berada pada
saja, densitas stomata mampu menyamai densitas kondisi ‘sedikit membuka’. Baik perlakuan warna
stomata kontrol. Penelitian oleh Muneer et al. cahaya maupun suhu air tidak berpengaruh terhadap
(2014) juga menunjukkan bahwa densitas stomata perubahan jadwal pembukaan stomata. Hal ini
tanaman kobis yang disinari cahaya biru lebih besar mungkin disebabkan oleh tidak terdeteksinya siang
dibandingkan dengan perlakuan cahaya lain yaitu dan malam bagi tanaman didalam keadaan indoor
cahaya merah dan hijau, diikuti dengan laju serta suhu dan kelembaban ruangan yang relatif
fotosintesis tanaman juga lebih tinggi dengan konstan sepanjang hari, sehingga pembukaan
paparan cahaya biru. Bila dikaitkan dengan stomata tidak membentuk pola yang tetap. Kondisi
fungsinya, cahaya biru memang warna yang stomata yang kebanyakan membuka dapat
penting untuk fotosintesis dan menghasilkan diakibatkan oleh kelembaban relatif dalam growth
tanaman yang sehat (Okamoto et al., 1996). Dari chamber yang rendah yakni hanya 46,75%
penelitian ini, bisa diduga bahwa cahaya biru dapat sedangkan kelembaban optimum yang dibutuhkan
menyebabkan penambahan jumlah stomata untuk adalah 60-75% (Rittershausen and Wilman, 2003
memaksimalkan laju fotosintesisnya dan menjaga dalam Aditya, 2009). Sel-sel penjaga disekeliling
kondisi tanaman tetap sehat. stomata mampu mendeteksi perbedaan potensial air
Sementara itu, cekaman dingin ternyata didalam dan diluar jaringan daun. Ketika kondisi
menyebabkan densitas stomata lebih sedikit udara kering (kelembaban rendah), stomata akan
dibandingkan anggrek yang disiram dengan air membuka untuk menjalankan transpirasi,
bersuhu normal (suhu ruang). Penyebab yang sedangkan ketika kondisi udara lembab (udara
memungkinkan adalah terjadi cukup stress pada
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 48

mengandung uap air) maka transpirasi akan terhenti And A.M. Pridgeon (eds.). Orchid biology:
dan stomata menutup (Lange et al., 1971). Reviews and perspectives, VII. Kluwer
Berdasarkan analisis ANOVA dan DMRT Academic Publishers, Dordrecht, The
untuk semua pengukuran kuantitatif, tidak ada Netherlands.
perlakuan yang memberikan hasil berbeda nyata [6] Kencana, I.P. 2007. Cara Cepat
dengan perlakuan lainnya. Penyebab tidak adanya Membungakan Anggrek. Gramedia. Jakarta.
perlakuan yang berbeda nyata ini kemungkinan hal. 64
adalah intensitas cahaya yang diberikan terlalu [7] Landis, T.D., J.R. Pinto, R.K. Dumroese.
rendah sehingga pertumbuhan vegetatif tidak 2013. Light Emitting Diodes (LED) –
optimal, atau cekaman dingin terlalu ringan Applications in Forest and Native Plant
sehingga masih bisa ditolerir oleh tanaman. Selain Nurseries. Forest Nursery Notes. Available at:
itu waktu pengamatan, serta ketelitian dalam https://www.fs.fed.us/rm/pubs_other/rmrs_20
pengukuran dan penghitungan juga mempengaruhi 13_landis_t001.pdf (Diakses tanggal 6
hasil penelitian ini. Feburari 2017)
[8] Lange, O.L., R. Losch, E.-D. Schulze, and
KESIMPULAN L.Kappen. 1971. Responses of stomata to
Dari penelitian ini bisa disimpulkan bahwa changes in humidity. Planta. 100(1): 76-86.
warna cahaya lampu LED yang berbeda [9] Lüttge, U. 2001. Crassulacean Acid
berpengaruh terhadap pertambahan panjang daun Metabolism. Encyclopedia of Life Sciences.
dan densitas stomata. Pertambahan panjang daun Nature Publishing Group. Available at:
terbesar dihasilkan oleh penyinaran cahaya merah, http://rubisco.ugr.es/fisiofar/pagwebinmalcb/c
sementara densitas stomata terbesar dihasilkan oleh ontenidos/Tema09/CAM.pdf (Diakses tanggal
penyinaran cahaya biru. Warna cahaya lampu LED 1 Maret 2017).
tidak berpengaruh terhadap jumlah daun dan [10] Muneer, S., E.J Kim, J.S. Park, J.H. Lee.
pembukaan stomata. Di sisi lain, cekaman dingin 2014. Influence of green, red and blue light
melalui suhu air berpengaruh terhadap pertambahan emitting diodes on multiprotein complex
panjang daun dan densitas stomata. Pertambahan proteins and photosynthetic activity under
panjang daun dan densitas stomata terbesar different light intensities in lettuce leaves
dihasilkan oleh suhu air biasa (suhu ruang). (Lactuca sativa L.). Int. J. Mol. Sci. 15: 4657–
Cekaman dingin tidak berpengaruh terhadap jumlah 4670.
daun dan pembukaan stomata. [11] Okamoto, K., T. Yangi., S. 1996.
Development of plant growth apparatus using
DAFTAR PUSTAKA blue and red led as artificial light source. Acta
[1] Aditya, E.N.R. 2009. Budidaya Tanaman Horticulturae. 440: 111-116
Anggrek: Pengelolaan Pembibitan Anggrek [12] Runkle, E. 2016. Red Light and Plant Growth.
Phalaenopsis di PT Ekakarya Graha Flora, Michigan State University Extension
Cikampek, Jawa Barat. Skrispi pada Fakultas Floriculture Team. Available at:
Pertanian IPB: tidak diterbitkan http://flor.hrt.msu.edu/assets/Uploads/Red-
[2] Blanchard, M.G. and E.S. Runkle. 2006. light3.pdf (Diakses tanggal 4 Mei 2017).
Temperature during the day, but not during [13] Runkle, E. 2015. Light Wavebands & Their
the night, controls flowering of Phalaenopsis Effects on Plants. Michigan State University
orchids. Journal of Experimental Botany. Extension Floriculture Team. Available at:
57(15) : 4043-4049 http://flor.hrt.msu.edu/assets/Uploads/Light-
[3] Griesbach, R.J. 2002. Development of wavebands.pdf (Diakses tanggal 6 Februari
Phalaenopsis orchids for the mass-market. p. 2017).
458-465. In: J. Janick and A. Whipkey (eds.), [14] Winter, K. and J.A.C. Smith. 1996.
Trends in new crops and new uses. ASHS Crassulacean Acid Metabolism:
Press, Alexandria, VA. Biochemistry, Ecophysiology and Evolution.
[4] Hatfield, J.L. and J.H. Prueger. 2015. Springer-Verlag: Berlin. pp. 166-170
Temperature extremes: effect on plant growth
and development. Weather and Climate
Extremes. 10(A): 4-10.
[5] Ichihasi, S. 1997. Orchid production and
research in Japan. p. 171-212. In: Arditti, J.

Potrebbero piacerti anche