Sei sulla pagina 1di 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA


PADA PERAWAT KAMAR BEDAH DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG

Nadia Fuada,Ida Wahyuni,Bina Kurniawan


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: nadiafuadafkm@gmail.com

ABSTRACT

Every job always has risks and potential dangers that could affect the workers,
One of them is psychic disorder. Psychological disorders that are not addressed
can lead to work stress. The survey results of the Indonesian National Nurses
Association (PPNI) in 2006 stated that 50.9% of Indonesian nurses experience
job stress due to workload, working conditions and unfair salary. The aim of this
study was to find the related factors of work stress on surgical nurse. The
dependent variable is work stress while the independent variables are age,
gender, year of service, work shifts, physical workload, mental workload, work
routine, individual role in organization, career development, and work
relationship. This type of this research is explanatory research with cross
sectional approach.The population of this research is surgical nurse with a total
of 37 people. The sample in this study were drawn from the total population. The
process of data collection was using questionnaires and physical work load
measurement with Pulsemeter. The data were analyzed with Chi-Squre
correlation test. The correlating variables are physical workload, mental workload,
individual role in organization, and career development. While the non-correlating
variables are age, gender, years of service, work shifts, work routine, and work
relationship.

Keyword :Work Stress, Surgical Nurse


Bibliography :69 lliterature (1959-2016)

PENDAHULUAN tuntutan dari dalam ataupun dari luar


Setiap pekerjaan pasti organisasi.1Stres kerja adalah
memiliki risiko dan potensi bahaya perasaan yang menekan atau
yang nantinya dapat berpengaruh merasa tertekan yang dialami
terhadap tenaga kerja. Risiko dan karyawan dalam menghadapi
potensi bahaya tersebut dapat pekerjaan.2Faktor-faktor didalam
berupa gangguan baik fisik maupun pekerjaan yang dapat menimbulkan
psikis. Gangguan psikis yang tidak stres dapat dikelompokkan kedalam
segera diatasi dapat menimbulkan tujuh kategori yaitu faktor intrinsik
terjadinya stres kerja. Stres kerja dalam pekerjaan, peran individu
biasanya muncul sebagai bentuk dalam organisasi, pengembangan
reaksi emosional dan fisik terhadap karir, hubungan dalam pekerjaan,

255
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

struktur dan iklim organisasi, suatu Rumah Sakit. Salah satunya


tuntutan dari luar organisasi dan ciri- yaitu perawat kamar bedah. Perawat
ciri individu.3Dampak yang kamar bedah bertanggung jawab
ditimbulkan dari stres pada pekerja secara klinis dan berfungsi sebagai
yaitu dapat scrub nurse (instrumentator) atau
mengalamicidera,kesakitan, perawat sirkulasi.Tugas dan
ketidakmampuan baik secara fisik, tanggung jawab perawat kamar
sosial maupun emosional, dampak bedah bukan hal yang ringan untuk
psikologis, absenteeism, dan dipikul. Perawat kamar bedah
tingginya pekerja yang keluar dari bertanggung jawab menyediakan
perusahaan (turn over).4 fasilitas sebelum pembedahan dan
Berdasarkan data CDC, jumlah mengelola paket alat pembedahan
kasus stres kerja yang terjadi di selama tindakan pembedahan
dunia terus mengalami peningkatan berlangsung, administrasi dan
setiap tahunnya dari 4409 kasus dokumentasi semua
pada tahun 1998 menjadi 5659 aktivitas/tindakan keperawatan
kasus pada tahun 2001. selama pembedahan dan
Menurut penelitian dari kelengkapan dokumen medik antara
National Institute for Occupational lain kelengkapan status lengkap,
Safety and Health (NIOSH) yang laporan pembedahan, laporan
merupakan Lembaga Nasional untuk anastesi, pengisian formulir patologi,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja check-list pasient safety di kamar
menetapkan bahwa perawat bedah, mengatasi kecemasan dari
merupakan salah satu profesi yang pasien yang akan di operasi,
memiliki risiko tinggi terhadap stres. persiapan alat, mengatur dan
Berdasarkan hasil survey Persatuan menyediakan keperluan selama
Perawat Nasional Indonesia (PPNI) jalannya pembedahan baik menjadi
tahun 2006 bahwa 50,9% perawat scrub nurse atau pun sirkuler nurse,
Indonesia mengalami stres kerja dan asuhan keperawatan setelah
dengan gejala sering merasa pusing, pembedahan di ruang pulih sadar
lelah, kurang ramah, kurang istirahat (recovery room).Berbagai situasi dan
akibat beban kerja yang tuntutan kerja yang di alami perawat
tinggi.5Sedangkan menurut dapat menjadi sumber potensial
American National Association for stres kerja.Stres kerja perawat
Occupational Health (ANAOH) kamar bedah disebabkan mendapat
kejadian stres kerja pada perawat tekanan waktu dan harus
berada di urutan paling atas pada berpengalaman tinggi dalam
empat puluh pertama kasus stres melaksanakan prosedur yang
pada pekerja. penelitian Selye kompleks serta memiliki kompetensi
(dalam Basuki) menunjukkan alasan dan menguasai teknologi baru.
profesi perawat mempunyai risiko Perawat harus memiliki memori,
tinggi terpapar oleh stres adalah kognitif, dan skill yang tinggi.Perawat
karena perawat memiliki tugas dan dituntut agar meningkatkan
tanggung jawab yang sangat tinggi kemampuannya dan jika
terhadap keselamatan nyawa kemampuan tersebut terus-menerus
6
manusia. Beban kerja yang dipergunakan maka dapat
berlebihan pada perawat dapat menyebabkan stres.7
memicu timbulnya stres dan burnout. Berdasarkan survey
Perawat memang berperan sebagai pendahuluan yang dilakukan
penghubung penting dalam terhadap perawat kamar bedah di

256
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

RSUD K.R.M.T Wongsonegoro stres kerja, angket Nasa TLX untuk


Semarang, didapatkan hasil mengetahui beban kerja mental
sebanyak 40 % perawat pernah serta menggunakan alat berupa
merasakan adanya konflik dengan Pulsemeter untuk mengukur beban
teman sejawat atau dengan atasan kerja fisik. Analisis data yang
khususnya dokter. Selain itu, 60% digunakan yaitu univariat dan
perawat mengalami kebosanan bivariat dengan uji Chi-Square
karena pekerjaannya serta menggunakan tingkat kepercayaan
mengeluhkan tentang gaji yang 95 % atau derajat kemaknaan 5 %.
diperoleh yang bisa dibilang
seadanya, serta kurangnya HASIL PENELITIAN
pengembangan karir dengan profesi Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Stres
sebagai perawat. Berdasarkan latar Kerja Perawat Kamar
belakang tersebut, perlu dilakukan Bedah RSUD K.R.M.T
penelitian mengenai Faktor-faktor Wongsonegoro Semarang
yang berhubungan dengan stres Tahun 2017
kerja pada perawat kamar bedah di Stres Kerja Frekuensi Persenta
Instalasi Bedah Sentral RSUD se (%)
K.R.M.T Wongsonegoro Kota Ringan 22 59,5
Semarang. Sedang - 15 40,5
Berat
METODE PENELITIAN Total 37 100
Jenis penelitian ini adalah
explanatory research yang bertujuan Tabel 1 menunjukkan bahwa
untuk menjelaskan hubungan antar sebagian besar responden
variabel bebas dan variabel terikat mengalami stres kerja kategori
yang akan diteliti.8Rancangan ringan yaitu sebanyak 22 orang
penelitian ini menggunakan cross (59,5%) dari total jumlah responden.
sectional dimana dilakukan Hasil distribusi frekuensi
pengamatan pada periode tertentu variabel bebas dalam penelitian ini
dan setiap subjek studi hanya menunjukkan bahwa sebagian besar
dilakukan satu kali pengamatan responden tergolong dalam umur
selama penelitian.9Populasi dalam muda (≤ 35 tahun) yaitu sebanyak
penelitian ini adalah seluruh perawat 27 orang (73%), responden berjenis
kamar bedah di RSUD K.R.M.T kelaminperempuan yaitu sebanyak
Wongsonegoro Kota Semarang 19 orang (51,4%), responden
yang berjumlah 37 orang.Besar dengan masa kerja lama yaitu
sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 20 orang (54,1%),
dari jumlah populasi (total sampling) responden dalam shift kerja pagi
yaitu sebanyak 37 orang perawat. yaitu sebanyak 18 orang (48,6%),
Variabel bebas dalam responden dengan beban kerja fisik
penelitian ini yaitu umur, jenis sedang yaitu sebanyak 23 orang
kelamin, masa kerja, shiftkerja, (62,2%), responden dengan beban
beban kerja fisik dan mental, kerja mental tinggi yaitu sebanyak14
rutinitas kerja, pengembangan karir, orang (37,8%), responden dengan
dan hubungan dalam pekerjaan. rutinitas kerja yang monoton yaitu
Untuk variabel terikatnya yaitu stres sebanyak 23 orang (62,2%),
kerja. Instrumen yang digunakan responden dengan peran individu
dalam penelitian ini yaitu angket yang buruk dalam organisasi yaitu
HRS-A untuk mengetahui tingkat sebanyak 19 orang (51,4%),
responden dengan pengembangan

257
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

karir yang baik yaitu sebanyak 24 Baik perawat dengan usia muda
orang (64,9%), responden yang maupun tua memiliki beban
memiliki hubunganbaik dalam kerja yang tidak berbeda
pekerjaannya yaitu sebanyak 20 sehingga variabel umur tidak
orang (54,1%). berhubungan dengan variabel
Berdasarkan hasil uji statistik stres kerja.
menggunakan Chi-Square, diperoleh
hasil bahwa variabel yang B. Jenis Kelamin
berhubungan dengan stres kerja Hasil penelitian yang telah
pada perawat kamar bedah di RSUD dilakukan diketahui bahwa
K.R.M.T Wongsonegoro Semarang perawat yang mengalami stres
yaitu beban kerja fisik (p=0,012), kerja berat paling banyak
beban kerja mental (p=0,019), peran dialami oleh perawat dengan
individu dalam organisasi (p=0,000), jenis kelamin perempuan yaitu
dan pengembangan karir (0,003). sebanyak 42,2%. Berdasarkan
Sedangkan variabel yang tidak hasil uji statistik menunjukkan
berhubungan dengan stres kerja bahwa tidak ada hubungan yang
yaitu umur (p=0,737), jenis kelamin signifikan antara jenis kelamin
(p=1,00), masa kerja (p=0,683), shift responden dengan stres kerja.
kerja (p=0,150), rutinitas kerja Penelitian ini sejalan dengan
(p=0,208), dan hubungan dalam penelitian yang dilakukan oleh
pekerjaan (p=0,108). Dita Cahya Mareta tentang
hubungan karakteristik perawat
PEMBAHASAN dengan stres kerja diruang
A. Umur perawatan di RSUD dr. Soehadi
Hasil penelitian yang telah Prijonegoro Sragen.11Jenis
dilakukan diketahui bahwa kelamin bukanlah hambatan
perawat yang mengalami stres yang berarti pada pekerjaan
kerja berat paling banyak perawat bedah. Pekerjaan
berada pada kategori umur tua perawat kamar bedah bukan
(>35 tahun) yaitu sebanyak 50 pekerjaan yang memerlukan
%. Berdasarkan hasil uji statistik tenaga besar dimana akan lebih
menunjukkan bahwa tidak ada efektif jika dikerjakan oleh laki-
hubungan yang signifikan antara laki. Baik perawat laki-laki
umur dengan stres kerja. maupun perempuan memiliki
Penelitian ini sejalan dengan beban kerja dan tanggung
penelitian yang dilakukan oleh jawab yang sama sehingga jenis
Prabowo tentang Faktor-faktor kelamin tidak menjadi hal yang
yang berhubungan dengan dapat memicu terjadinya stres
kejadian stres kerja pada kerja.
perawat di RSUD Jepara tahun
2009. 10Hal ini dapat terjadi C. Masa Kerja
karena faktor umur tidak Hasil penelitian yang telah
mempengaruhi tingkat stres dilakukan diketahui bahwa
kerja yang dialami para perawat perawat yang mengalami stres
secara signifikan. Pada kerja berat paling banyak
penelitian ini faktor tanggung dialami oleh perawat dengan
jawab dan beban kerja yang masa kerja baru yaitu sebanyak
harus diemban oleh perawat 47,1%. Berdasarkan hasil uji
tidak dipengaruhi oleh umur. statistik menunjukkan bahwa

258
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

tidak ada hubungan yang perawat tidak dipengaruhi oleh


signifikan antara masa kerja shift kerja.
dengan stres kerja. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang E. Beban Kerja Fisik
dilakukan oleh Nadialis tentang Hasil penelitian yang telah
hubungan antara usia, masa dilakukan diketahui bahwa
kerja dan beban kerja dengan perawat yang mengalami stres
stres kerja karyawan.12Adanya kerja berat paling banyak
pengalaman yang dimiliki oleh dialami oleh perawat dengan
perawat dengan masa kerja dengan beban kerja fisik berat
yang lebih lama dapat yaitu sebanyak 100%.
membantu menyelesaikan Berdasarkan hasil uji statistik
masalah pekerjaan yang menunjukkan bahwa ada
dihadapi oleh perawat lain hubungan yang signifikan antara
dengan masa kerja yang masih beban kerja fisik dengan stres
baru. Sehingga masa kerja kerja. Penelitian ini sejalan
bukan menjadi faktor pemicu dengan penelitian yang
terhadap terjadinya stres kerja dilakukan oleh Iip Prima Abdillah
pada perawat kamar bedah. tentang hubungan antara beban
kerja fisik dengan stres kerja
D. Shift Kerja pada perawat di ruang rawat
Hasil penelitian yang telah inap RSUD Dr.Soebandi
dilakukan diketahui bahwa Jember.14Stressor beban kerja
perawat yang mengalami stres fisik perawat meliputi
kerja berat paling banyak mengangkat dan memindahkan
dialami oleh perawat dengan pasien, mendorong peralatan
shift kerja pagi dan siang yaitu dan bed pasien, menjemput
sebanyak 44,4%. Berdasarkan pasien, mengganti baju pasien,
hasil uji statistik menunjukkan menyiapkan kelengkapan
bahwa tidak ada hubungan yang dokumen medik, menyiapkan
signifikan antara shift kerja ruang operasi dan segala
dengan stres kerja. Penelitian ini instrumen yang dibutuhkan
sejalan dengan penelitian yang serta terlibat langsung selama
dilakukan oleh Muhammad kegiatan pembedahan
Yunus tentang Faktor-faktor berlangsung yang rata-rata
yang berhubungan dengan memakan waktu tiga sampai
kejadian stres kerja pada empat jam untuk sekali operasi
pegawai Laundry di RSUD dengan kategori operasi ringan
Pasar Rebo. 13Pada penelitian atau sedang. Semakin banyak
ini perawat kamar bedah di tuntutan pekerjaan yang harus
RSUD K.R.M.T Wongsonegoro dilakukan, semakin meningkat
sudah bisa berdaptasi dengan pula tingkat stres yang dialami
adanya jadwal kerja yang harus oleh perawat kamar bedah.
bergilir. Para perawat sudah
terbiasa bekerja baik mendapat F. Beban Kerja Mental
shift pagi, siang ataupun malam. Hasil penelitian yang telah
Selain itu, pengaruh pekerjaan dilakukan diketahui bahwa
terhadap perawat yang berbeda perawat yang mengalami stres
shift bisa saja tidak berbeda kerja berat paling banyak
sehingga stres yang dialami dialami oleh perawat dengan

259
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

beban kerja mental tinggiyaitu yang sebenarnya bersifat


sebanyak 64,3%. Berdasarkan monoton, beberapa perawat
hasil uji statistik menunjukkan menyiasati keadaan yang ada
bahwa ada hubungan yang dengan saling bercanda satu
signifikan antara beban kerja sama lain, mengobrol, sebagai
mental dengan stres upaya untuk menghilangkan
kerja.Penelitian ini sejalan kejenuhan yang nantinya dapat
dengan penelitian yang berakibat pada timbulnya stres
dilakukan oleh Rika Prabawati kerja.
tentang hubungan antara beban
kerja mental dengan stres kerja H. Peran Individu dalam
pada perawat bagian rawat inap Organisasi
RSJD Dr. R.M. Soedjarwadi Hasil penelitian yang telah
Klaten.15 Beban kerja mental dilakukan diketahui bahwa
perawat kamar bedah berupa perawat yang mengalami stres
tekanan waktu dalam membuat kerja berat paling banyak
keputusan yang cepat dan tepat dialami oleh perawat yang
untuk melakukan tindakan merasa memiliki peran buruk
terhadap pasien, harus dalam organisasi yaitu
menghadapi keluarga pasien sebanyak 78,9%. Berdasarkan
yang panik, takut kurang bisa hasil uji statistik menunjukkan
bekerja sama dengan dokter bahwa ada hubungan yang
saat berada diruang operasi, signifikan antara peran individu
adanya tuntutan tugas yang dalam organisasi dengan stres
harus diselesaikan dengan kerja. Hasil penelitian ini sejalan
cepat dan tepat. dengan penelitian yang
dilakukan oleh Asri Karima
G. Rutinitas Kerja tentang Faktor-faktor yang
Hasil penelitian yang telah berhubungan dengan stres
dilakukan diketahui bahwa kerja. 17 Banyaknya tuntutan
perawat yang mengalami stres tugas perawat kadang
kerja berat paling banyak menimbulkan ketidakpahaman
dialami oleh perawat yang perawat terhadap tugas-tugas
merasa memiliki rutinitas kerja yang harus dikerjakan, sehingga
yang tidak monoton yaitu semakin banyak peran yang
sebanyak 57,1%. Berdasarkan dimiliki perawat dalam suatu
hasil penelitian menunjukkan organisasi, maka akan semakin
bahwa tidak ada hubungan yang memicu timbulnya stres kerja
signifikan antara rutinitas kerja pada perawat.
dengan stres kerja. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang I. Pengembangan Karir
dilakukan oleh Ahmad Rivai Hasil penelitian yang telah
tentang Faktor-faktor yang dilakukan diketahui bahwa
berhubungan dengan stres perawat yang mengalami stres
kerja. 16 Tidak adanya hubungan kerja berat paling banyak
dapat dikarenakan perawat dialami oleh perawat yang
sudah terbiasa dan mampu memiliki pengembangan karir
beradaptasi dengan rutinitas yang buruk yaitu sebanyak
yang ada. Walaupun 76,9%. Berdasarkan hasil
dihadapkan pada pekerjaan penelitian menunjukkan bahwa

260
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ada hubungan yang signifikan satu sama lain. Hubungan


antara pengembangan karir dalam pekerjaan tidak
dengan stres kerja.. Penelitian memberikan kontribusi yang
ini sejalan dengan penelitian besar terhadap terjadinya stres
yang dilakukan oleh Annisa pada perawat kamar bedah.
Rachmania Putri tentang faktor-
faktor yang berhubungan KESIMPULAN
dengan stres kerja pada 1. Gambaran faktor karakteristik
karyawan kantor bank X. individu perawat kamar bedah
18
Adanya stres yang dirasakan RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
oleh perawat yang merasa Semarang adalah sebagai
memiliki pengembangan karir berikut: perawat yang berumur
yang buruk dapat dikarenakan muda (≤ 35 tahun)sebesar 73%,
kurangnya promosi dan gaji perawat yang berjenis kelamin
yang diterima oleh sebagian perempuan sebanyak 51,4%,
perawat. Gaji yang kurang masa kerja perawat lama (> 5
memuaskan dikarenakan tahun) sebanyak 54,1%
beberapa perawat masih 2. Gambaran faktor intrinsik
tergolong kedalam tenaga pekerjaan perawat kamar bedah
kontrak sehingga gaji yang RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
diterima lebih sedikit Semarang adalah sebagai
dibandingkan dengan yang berikut : perawat yang bekerja
sudah PNS meskipun dengan pada shift pagi sebesar 48,6%,
beban kerja yang sama. perawat dengan beban kerja
fisik sedang sebesar 62,2%,
J. Hubungan dalam Pekerjaan perawat dengan beban kerja
Hasil penelitian yang telah mental tinggi sebesar 37,8%,
dilakukan diketahui bahwa perawat yang merasa rutinitas
perawat yang mengalami stres kerja monoton sebesar 62,2%.
kerja berat paling banyak 3. Gambaran peran individu dalam
dialami oleh perawat yang organisasi pada perawat kamar
memiliki hubungan baik dalam bedah RSUD K.R.M.T
pekerjaan yaitu sebanyak 55%. Wongsonegoro Semarang
Berdasarkan hasil penelitian adalah sebesar 54,1% perawat
menunjukkan bahwa tidak ada merasa memiliki peran individu
hubungan yang signifikan antara yang buruk dalam organisasi.
hubungan dalam pekerjaan 4. Gambaran pengembangan karir
dengan stres kerja.Penelitian ini perawat kamar bedah RSUD
sejalan dengan penelitian yang K.R.M.T Wongsonegoro
dilakukan oleh Bayu Perdana Semarang adalah sebesar
Herlambang tentang faktor- 64,9% perawat memiliki
faktor yang berhubungan pengembangan karir yang baik.
dengan stres kerja. 19 Dalam 5. Gambaran hubungan dalam
penelitian ini, baik dengan pekerjaan pada perawat kamar
sesama rekan perawat maupun bedah RSUD K.R.M.T
dengan atasan saling memiliki Wongsonegoro Semarang
kebiasaan bercanda dan saling adalah sebesar 54,1% perawat
sharing terkait masalah memiliki hubungan dalam
pekerjaan. Sehingga para pekerjaan yang baik.
perawat menjadi saling akrab

261
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

6. Gambaran stres kerja pada DAFTAR PUSTAKA


perawat kamar bedah RSUD
1. Greenberg J dan RAB.
K.R.M.T Wongsonegoro
Behavior in Organizations.
Semarang adalah sebesar
third. (Bacon A, ed.). New
59,5% perawat mengalami stres
York: A Division Of Schuster.
kerja ringan.
Massachuscets; 2003.
7. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan stres kerja pada 2. Mangkunegara A. Manajemen
perawat kamar bedah RSUD Sumber Daya Manusia. In:
K.R.M.T Wongsonegoro Bandung: PT. Remaja
Semarang yaitu beban kerja Rosdakarya; 2008.
fisik, beban kerja mental, peran
individu dalam organisasi, dan 3. Munandar AS. Psikologi
pengembangan karir. Industri Organisasi. Jakarta:
Universitas Indonesia Press;
2006.
SARAN
1. Bagi Rumah Sakit 4. Ladou Joseph M.
a. Mengadakan kegiatan seperti Occupational Health and
outbond management training Safety. Itasca: National Safety
untuk mengurangi tingkat stres Council; 1994.
akibat beban kerja yang tinggi.
b. Memberikan kompensasi atau 5. Mareta DC. Hubungan
imbalan berupa insentif yaitu karakteristik perawat dengan
tambahan penghasilan diluar stres kerja di ruang perawatan
gaji bagi perawat berprestasi rsud dr soehadi prijonegoro
sebagai bentuk penghargaan sragen. 2016.
atas prestasi kerja yang telah
6. Basuki. Hubungan Antara
dicapai.
Stres Kerja dengan Gangguan
2. Bagi Perawat
Kesehatan Perawat di IRD
Mengadakan kegiatan breafing
RSVP Dr. Soeradji
singkat setiap hari yaitu 15 menit
Tirtonegoro Klaten. 2009.
sebelum bekerja dengan tujuan
https://skripsistikes.wordpress
untuk melatih komunikasi perawat
.com/2009/04/27/hubungan-
dengan atasan, serta mencari
antara-stres-kerja-dengan-
solusi atas permasalahan yang
gangguan-kesehatan-
terjadi didalam pekerjaan.
perawat-di-ird-rsup-drsoeradji-
3. Bagi Peneliti lain
tirtonegoro-klaten/
Peneliti selanjutnya diharapkan
dapat menganalisis faktor-faktor 7. Suddart B dan. Keperawatan
lain yang mungkin mempengaruhi Medikal Bedah. Edisi 12 V.
stres kerja pada perawat kamar Jakarta: Penerbit Buku
bedah seperti faktor lingkungan Kedokteran EGC; 2010
fisik maupun faktor organisasi
kerja. 8. Notoatmojo. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta;
2012.

262
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

9. Dharma. Pendekatan, Jenis Kerja Pada Pekerja


Dan Metode Penelitian Pertolongan Kecelakaan
Pendidikan. Jakarta; 2008. Penerbangan Dan Pemadam
Kebakaran Di Bandar Udara
10. Prabowo. Faktor-Faktor Yang Soekarno-Hatta Jakarta
Berhubungan Dengan Tahun 2014. Jakarta: Fakultas
Kejadian Stres Kerja Pada Kedokteran dan Ilmu
Perawat Di RSUD Jepara kesehatan UIN Syarif
Tahun 2009. Jepara; 2009. Hidayatullah; 2014.
11. Mareta DC. Hubungan 17. Karima A. Faktor-Faktor Yang
Karakteristik Perawat Dengan Berhubungan Dengan Stres
Stres Kerja Diruang Kerja Pada Pekerja Di PT X
Perawatan Di RSUD Dr. Tahun 2014. Jakarta:
Soehadi Prijonegoro Sragen. Universitas UIN Syaritullah;
Surakarta: Program Studi 2014.
Keperawatan STIKES
Kusuma Husada Surakarta; 18. Putri AR. Faktor-Faktor Yang
2015. Berhubungan Dengan Stres
Kerja Pada Karyawan Kantor
12. Nadialis. Hubungan Antara Bank X Di Wilayah
Usia, Masa Kerja Dan Beban Kecamatan Pati. Pati:
Kerja Dengan Stres Kerja Fakultas Kesehatan
Karyawan. Jurnal Ilmu Masyarakat Universitas
Manajemen Vol 2, No.2; 2014. Diponegoro; 2014.
13. Yunus M. Faktor-Faktor Yang 19. Herlambang BP. Faktor -
Berhubungan Dengan Stres Faktor Yang Berhubungan
Kerja Pada Pegawai Unit Dengan Stres Kerja Pada
Kerja Laundry RSUD Pasar Wanita Bekerja Di Wilayah
Rebo. Jakarta: UIN Syarif Kecamatan Pamulang Kota
Hidayatullah; 2011. Tangerang Selatan.
Tangerang Selatan: UIN
14. Prima I. Hubungan Beban Syarif Hidayatullah; 2013
Kerja Fisik Dengan Stres
Kerja Pada Perawat Ruang
Inap Di RSUD Dr. Soebandi
Jember. Jember: Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember; 2011.

15. Prabawati R. Hubungan


Beban Kerja Mental Dengan
Stres Kerja Pada Perawat
Ranap Inap RSJD Dr. R.M
Soedjarwadi Klaten. Klaten:
Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret;
2012.

16. Rivai A. Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Stres

263

Potrebbero piacerti anche