Sei sulla pagina 1di 15

PERAN AIESEC LOCAL COMMITTEE (LC) BANDUNG DALAM

MENDUKUNG PENCAPAIAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS


(SDGS) (2016 – 2017)
The Role Of AIESEC Local Committee (LC) in Bandung in Supporting the
Achievement of Sustainable Development Goals (SDGS) (2016 - 2017)

Claudia Karina Putri

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Komputer Indonesia
Jalan Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 Indonesia

Email: claudiakarinaputri@gmail.com

ABSTRACT

As an International Non-Governmental Organization, AIESEC Bandung is


supporting the achievement of SDGs. There are various activities of AIESEC
Bandung, both internship programs and social projects that have an impact on
achieving SDGs. In addition, AIESEC Bandung has carried out internships and
social projects long before the SDGs were issued. After the SDGs were issued,
AIESEC Bandung then included SDGs goals and targets relevant to the AIESEC
Bandung social project. Based on the results of interviews and literature studies, it
can be seen that there are various social projects in AIESEC Bandung that help
achieve SDGs, such as the Sampurasun, I Green, Social Entrepreneur, Impacting,
Malala and I Care for Disabled projects. Both project participants and project
partners feel the positive results of these social projects. The activities of AIESEC
Bandung which continue to take place every year also make this activity
sustainable. Even so, there are still many improvements that must be improved by
AIESEC Bandung to support the achievement of SDGs, such as social project
sustainability issues, difficulties in finding partners and the absence of cooperation
with the government.

Keywords: AIESEC, Sustainable Development Goals, Social Projects,


International Non-Governmental Organizations

ABSTRAK

Sebagai sebuah Organisasi Internasional Non-Pemerintah, AIESEC Bandung


memberikan dukungan terhadap pencapaian SDGs. Terdapat berbagai kegiatan AIESEC
Bandung baik itu program magang maupun proyek sosial memiliki dampak dalam
pencapaian SDGs. Selain itu, AIESEC Bandung sudah menjalankan kegiatan magang dan
proyek sosial jauh sebelum SDGs dikeluarkan. Setelah SDGs dikeluarkan, AIESEC
Bandung kemudian memasukan tujuan dan target SDGs yang relevan dengan proyek sosial
AIESEC Bandung. Berdasarkan hasil wawancara dan studi pustaka dapat dilihat bahwa
terdapat berbagai proyek sosial di AIESEC Bandung yang membantu pencapaian SDGs,
seperti proyek Sampurasun, I Green, Social Enterpreneur, Impacting, Malala dan I Care
for Disabled. Baik peserta proyek maupun partner proyek merasakan hasil positif dari
proyek-proyek sosial tersebut. Kegiatan-kegiatan AIESEC Bandung yang terus
berlangsung setiap tahunnya juga menjadikan kegiartan ini sustainable. Meski begitu
masih banyak perbaikan yang harus ditingkatkan oleh AIESEC Bandung untuk mendukung
pencapaian SDGs, seperti permasalahan kesinambungan proyek sosial, kesulitan mencari
partner maupun tidak adanya kerjasama dengan pemerintah.

Kata Kunci : AIESEC, Sustainable Development Goals, Proyek Sosial, Organisasi


Internasional Non Pemerintah

1. Pendahuluan tanggal 2 Agustus 2015, PBB dalam rapat


1.1 Latar Belakang umumnya mengumumkan resolusi A/RES/70/1
Sejak berakhirnya perang dunia kedua, dengan tema ‘Transforming Our World: the
hubungan internasional secara perlahan berubah. 2030 Agenda for Suistainable Development’.
Banyak isu-isu baru yang awalnya bukan Resolusi ini berisi 17 Tujuan Pembangunan
merupakan bagian dalam hubungan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals
internasional, menjadi isu hubungan atau SDGs) dengan 169 capaian yang disahkan
internasional. Isu-isu tersebut seringkali disebut pada tanggal 25 September 2015. SDGs dibuat
sebagai isu non tradisional. Salah satu dari isu dengan upaya meneruskan dan memantapkan
non tradisional yang hingga saat ini sering capaian-capaian MDGs
menjadi perbincangan merupakan isu (https://www.theguardian.com/globaldevelopm
lingkungan hidup. Pasca perang dunia kedua, ent/2015/jan/19/sustainabledevelopment-goals-
banyak negara yang mengalami kerugian baik united-nations diakses pada 4 Januari 2018).
finansial, sumber daya manusia dan sumber daya SDGs menjadi penting karena untuk
alam. Perang yang berlangsung selama menciptakan pembangunan yang stabil dan
bertahun-tahun menyebabkan banyak kerusakan berkelanjutan diperlukan perbangunan dan
terutama pada lingkungan hidup. Warga dunia perbaikan di berbagai sektor mulai dari
pun sadar bahwa lingkungan hidup merupakan kesehatan hingga ekonomi dan SDGs
isu yang penting karena mengangkut hajat hidup mengandung setiap poin pembangunan yang
setiap orang. dibutuhkan setiap negara. Dalam hal ini, dapat
Untuk menangani berbagai disimpulkan bahwa SDGs merupakan upaya
permasalahan di dunia, PBB menciptakan perbaikan yang holistik dan mampu menyentuh
Millenium Development Goals (MDGs) yang setiap bidang.
berisikan 8 capaian pembangunan nasional yang Setiap negara yang menjadi anggota
harus di capai oleh setiap negara terutama negara PBB, terutama negara-negara yang ikut
berkembang. MDGs disahkan pada bulan merumuskan capaian-capaian dalam SDGs
September tahun 2000 dan disepakati untuk wajib untuk berusaha mencapai setiap capaian
tercapai pada tahun 2015. Kemudian, pada SDGs. Meski begitu, SDGs difokuskan untuk
membantu pengembangan di negara memberikan kesempatan bagi anggota AIESEC
berkembang karena negara-negara maju Bandung untuk melakukan program pertukaran
berpendapat bahwa ketimpangan sosial, pemuda melalui program volunteering di luar
kemiskinan dan kurangnya pendidikan di negara negri (berita.upi.edu/muda-potensial-dan-
berkembanglah dapat mempengaruhi ekosistem berpengaruh/ diakses pada 14 April 2018).
dunia.
Selain aktor-aktor pemerintahan, 1.2 Rumusan Masalah
terdapat pula aktor non pemerintah yang 1.2.1 Rumusan Masalah Mayor
mendukung tercapainya SDGs, seperti Berdasarkan masalah yang telah
Organisasi Internasional non-pemerintah dijabarkan diatas, maka peneliti ingin
(INGO), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), mengutarakan Bagaimana Bagaimana peran
hingga aktor individual. Salah satu aktor non- AIESEC LC Bandung dalam mendukung
pemerintah yang ikut mendukung tercapainya pencapaian SDGs?
SDGs adalah organisasi internasional non-
pemerintah bernama AIESEC. 1.2.2 Rumusan Masalah Minor
Asal mula nama AIESEC berasal dari 1. Apa saja program-program yang
Association Internationale des Etudiants en dilakukan oleh AIESEC Bandung
Sciences Economiques et Commerciales yang untuk mendukung pencapaian SDGs?
artinya Asosiasi Mahasiswa dibidang ekonomi 2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh
dan bisnis. Seiring berkembangnya jaman, AIESEC Bandung dalam mendukung
anggota AIESEC tidak hanya berasal dari bidang pencapaian SDGs?
ekonomi dan bisnis. Tujuan AIESEC juga 3. Bagaimana Pencapaian AIESEC
berubah seiring waktu. Oleh karena itu AIESEC Bandung dalam mendukung
tidak lagi menggunakan kepanjangan dari kata pencapaian SDGs?
AIESEC (Dokumen AIESEC Blue Book Brand
Toolkit, 2016:9). 1.3 Maksud dan Tujuan
AIESEC adalah organisasi pemuda Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah
global, independen, non pemerintah dan nirlaba untuk melihat peran AIESEC Bandung dalam
yang didirikan pada tahun 1948 oleh mengupayakan Sustainable Development Goals
sekelompok orang muda Eropa yang berasal dari melalui berbagai kegiatan AIESEC Bandung.
negara-negara yang berbeda. Dasar-dasar Dan tujuan penelitian ini adalah untuk
AIESEC dibentuk oleh iklim sosial, politik dan mengetahui program-program AIESEC
ekonomi pada waktu itu. Pada awalnya AIESEC Bandung dalam membantu pencapaian SDGs,
bertujuan untuk menciptakan jaringan di seluruh untuk mengetahui kendala apa saja yang
dunia, yang bercita-cita untuk Perdamaian dan dihadapi dalam membantu pencapaian SDGs
Pemenuhan Potensi Manusia, sehingga orang- dan untuk mengetahui pencapaian AIESEC
orang muda di seluruh dunia dapat memiliki Bandung dalam membantu pencapaian SDGs.
kesempatan untuk mengembangkan kepribadian
mereka dalam iklim yang damai, memberikan 2. Kajian Pustaka dan Kerangka
versi terbaik dari diri mereka sendiri Pemikiran
(http://aiesec.at/tag/aiesec-history/ diakses pada 2.1 Hubungan Internasional
22 Mei 2018). Hubungan internasional adalah disiplin
AIESEC memiliki kantor cabang di ilmu yang melibatkan sejumlah besar fakta
Bandung, Indonesia. AIESEC di Bandung tentang dunia. Tetapi seperti telah disebutkan
berusaha membantu kota Bandung dengan sebelumnya, fakta-fakta ini hanya akan menjadi
berkontribusi mengadakan projek sosial yang lebih bermakna dan relevan ketika tersedia suatu
fokus di bidang tertentu untuk mengembangkan kerangka berpikir dalam bentuk teori sebagai
potensi sumber daya yang lebih baik seperti tempat bagi fakta-fakta tersebut untuk
lingkungan, budaya, dan kewirausahaan dan dideskripsikan, dianalisis dan bahkan
memperhitungkan sesuatu yang akan terjadi ke secara terpisah dari garis diktatorianisme
depan. Pada tingkat negara fungsi aktor yang atau kepemerintahan. Selain itu, tidak
umumnya hanya dijalankan oleh lembaga atau banyak pemerintahan yang akan
badan- badan yang dibentuk khusus contohnya menerima terjadinya komunikasi secara
lembaga diplomatik resmi, mulai bergeser langsung antara organisasi internasional
peranannya akibat arus globalisasi. Batas-batas dengan warga negaranya.
kedaulatan negara menjadi semakin relatif 2. Konsentrasi negara harus mengacu
maknanya sehingga gejala ini pun seringkali pada upaya mengembangkan struktur
digambarkan sebagai dunia tanpa batas (Dugis, pemerintahan. Sehingga organisasi
2016:10). supranasional dapat berfungsi bagi
Hubungan Internasional dapat negara.
dilaksanakan melalui banyak jalur di samping 3. Nasionalisme tidak boleh menjadi ciri
jalur pemerintah. Sebagai aktor dalam politik utama dari setiap negara partisipan.
global, negara tidak selalu bertindak sebagai 4. Negara-negara anggota harus
aktor yang unitary dan kelompok-kelompok memiliki kepentingan bersama. Hal ini
yang ada di dalamnya tidak selalu bertindak juga menjadi faktor yang menentukan
secara koheren. Selain negara, ada banyak aktor besarnya respek negara apabila dilihat
lain seperti perusahaan multinasional, organisasi dari keuntungan yang akan didapatkan
internasional dan sebagainya (Jemadu, 2008:46). dalam organisasi. (Triwahyuni, 2010)

2.2 Organisasi Internasional 2.2.1 Organisasi Non-Pemerintah


Organisasi Internasional dapat di Internasional
definisikan sebagai sebuah struktur formal yang Non-Government Organization (NGO)
berkesinambungan, yang pembentukannya yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa
didasarkan pada perjanjian antar anggotanya Indonesia berarti Organisasi Non Pemerintah
yang berasal dari dua atau lebih negara atau lebih dikenal dengan sebutan Lembaga
berdaulat untuk mencapai tujuan bersama dari Swadaya Masyarakat (LSM). Ririen (2009)
para anggotannya (Archer, 2001:35). NGO adalah suatu kelompok atau asosiasi
Berdasarkan Konvensi Wina unsur-unsur nirlaba yang beraktifitas di luar struktur politik
pendirian organisasi internasional antara lain: yang terinstitusionalisasi. Pencapaian hal-hal
1. Dibuat oleh negara sebagai para pihak yang menjadi minat atau tujuan anggotanya
(contracting state). diupayakan melalui lobi, persuasi, atau aksi
2. Berdasarkan perjanjian tertulis dalam langsung.
satu, dua atau lebih instrumen. Ririen (2009), NGO biasanya memperoleh
3. Memiliki tujuan tertentu. sebagian pendanaannya dari sumber-sumber
4. Dilengkapi dengan struktur organisasi swasta. Semakin baik kinerja dan produktifitas
internasional yang jelas berdasarkan yang dihasilkan oleh sebuah NGO sehingga
hukum internasional manfaat yang dirasakan oleh masyarakat
(legal.un.org/avl/ha/vcltsio/vcltsio.html semakin besar, maka dana yang akan mengalir
diakses pada 3 April 2018). ke NGO tersebut tentunya akan semakin besar
Menurut Menurut Thomas L. Karnes pula. Hal itu menunjukkan bahwa kepercayaan
(1961) dalam “Pendirian dan Pembubaran dari pihak-pihak donatur untuk mendanai sebuah
Organisasi Internasional” oleh Dewi Triwahyuni NGO tentu saja semakin besar. Berdasarkan
(2010), terdapat beberapa syarat dalam teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa
mendirikan organisasi internasional, seperti: AIESEC merupakan NGO Operasional karena
1. Harus ada perwakilan resmi pemerintah. kelompok ini menggerakkan sumber daya dalam
Karena negara yang menerapkan sistem bentuk keuangan, material atau tenaga relawan,
pemilihan umum secara demokratis tidak untuk menjalankan proyek dan program sosial
mungkin mentransfer kekuasaannya mereka. AIESEC juga berusaha melakukan
perancangan dan implementasi proyek negara berkembang karena banyak negara yang
pengembangan. sepakat bahwa negara berkembang merupakan
penyumbang kerusakan alam terbesar dan
2.2.2 Peran Organisasi Internasional dibutuhkan pembangunan berkelanjutan
Dalam membahas mengenai organisasi terutama di negara berkembang. Selain itu,
internasional, diperlukan pemahaman mengenai konsep pembangunan berkelanjutan juga erat
peran organisasi tersebut. Oleh karena itu hubungannya dengan Environtmental Issues
peneliti mencantumkan beberapa teori mengenai karena pembangunan berkelanjutan merupakan
peran organisasi internasional menurut para ahli. salah satu cara untuk mengurangi tingkat
Alvin LeRoy Bennet dalam bukunya kerusakan lingkungan dimasa ini dan dimasa
yang berjudul International Organizations: mendatang.
Principles and Issues berpendapat bahwa Keberlanjutan adalah konsep yang
organisasi internasional memiliki berbagai peran menggabungkan pesimisme pasca-modern
penting seperti: tentang dominasi alam dengan optimisme
1. Menyediakan sarana kerjasama antar hampir Pencerahan tentang kemungkinan untuk
negara dalam berbagai bidang, dan mereformasi institusi manusia (Dresner, 2002:
kerjasama tersebut memberikan 164).
keuntungan bagi sebagian besar ataupun Istilah pembangunan berkelanjutan
keseluruhan anggotannya. Organisasi pertama kali dipublikasikan secara luas oleh
Internasional juga menjadi tempat International Union For The Conservation Of
dimana keputusan tentang kerjasama Nature In The World Conservation Strategy
dibuat, dan juga menyediakan perangkat (1980). Pembangunan Berkelanjutan mencapai
administratif untuk menerjemahkan kedudukan yang lebih besar setelah laporan
keputusan tersebut menjadi tindakan. seminal yang disiapkan oleh komisi Brundtland.
2. Organisasi Internasional menyediakan Definisi pembangunan berkelanjutan menurut
berbagai jalur komunikasi antar komisi Brundland adalah pembangunan yang
pemerintah negara, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
dieksplorasi dan akan mempermudah mengorbankan kemampuan generasi mendatang
akses negara apabila timbul masalah untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
(Bennet & Oliver, 2002). konsep keberlanjutan telah lama berakar pada
Bennett juga menyatakan bahwa peranan ilmu fisik, biologi, dan teknik
organisasi internasional dapat dibagi ke dalam (https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.100
tiga kategori, yaitu: 2/sd.3460010306 diakses pada 4 Juni 2018).
1. Sebagai legitimasi kolektif bagi
aktivitas-aktivitas organisasi dan atau 2.7 Kerangka Pemikiran
anggota secara individual. Hubungan Internasional merupakan
2. Sebagai penentu agenda internasional. hubungan yang terjalin antar negara-negara
3. Sebagai wadah atau instrument bagi diseluruh belahan dunia. Setelah berakhirnya
koalisi antar anggota atau koordinasi Perang Dingin, isu-isu hubungan internasional
kebijakan antar pemerintah sebagai yang sebelumnya lebih terfokus pada isu-isu
mekanisme untuk menentukan karakter high politics (isu politik dan keamanan) meluas
dan struktur kekuasaan global (Bennet & ke isu-isu low politics (isu-isu HAM, ekonomi,
Oliver, 2002) lingkungan hidup, terorisme). Hubungan
internasional kontemporer tidak hanya
2.5 Sustainable Development memperhatikan politik antar negara saja, tetapi
Sustainable Development atau juga subjek lain meliputi terorisme, ekonomi,
pembangunan keberlanjutan merupakan salah lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Selain
satu kajian hubungan internsional. Konsep ini itu, interaksi tidak hanya dilakukan negara saja,
berkaitan erat dengan maslaah pembangunan di melainkan juga aktor-aktor lain, yaitu, aktor
non-negara juga memiliki peranan yang penting Sekretaris Jenderal Sekretaris Jenderal
dalam hubungan internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membawa
Salah satu aktor yang secara signifikan suara pemuda ke dalam percakapan disetiap
membantu terjalinnya hubungan antar negara pertemuan PBB. Oleh karena itu AIESEC
adalah organisasi internasional. Peran dan membuat proyek-proyek sosial yang berkaitan
keberadaan organisasi internasional yang dengan pencapaian SDGs.
seringkali melibatkan state actors sebagai faktor
yang dominan dalam pelaksanaannya. PBB 3. Hasil dan Pembahasan
merupakan salah satu organisasi internasional 3.1 Program-program AIESEC Bandung
yang memegang peranan penting dalam dalam Mendukung Pencapaian SDGs
perjalanan hubungan internasional. PBB Sejak awal AIESEC didirikan, kegiatan
seringkali mengeluarkan konvensi-konvensi dan AIESEC ditingkat lokal terfokus pada kegiatan
resolusi yang bertujuan untuk menciptakan pertukaran pemuda. Kegiatan ini terbagi atas dua
perdamaian dunia. sistem yaitu Incoming dan Outgoing. Incoming
Pada bulan September 2015, PBB merupakan kegiatan dimana para pemuda dari
mengeluarkan resolusi yang berisi capaian- negara lain datang ke sebuah negara untuk
capaian tujuan pembanguann berkelanjutan melakukan berbagai kegiatan. Dan Outgoing
(SDGs). Terdapat 17 pencapaian didalam SDGs. merupakan kegiatan dimana para pemuda dari
Setiap negara yang tergabung didalam PBB suatu negara pergi ke negara lain untuk
diwajibkan untuk berusaha mencapai SDGs. melakukan berbagai kegiatan.
Selain aktor negara, berbagai aktor non negara Baik Incoming maupun Outgoing
seperti Organisasi Internasional Non Pemerintah terbagai atas tiga kegiatan, yaitu Global
hingga aktor individual juga ikut berpartisipasi Volunteer (GV), Global Talent (GT) dan Global
dalam mencapai SDGs. Enterpreuner (GE). GV merupakan kegiatan
AIESEC merupakan organisasi proyek-proyek sosial dengan yang bertujuan
internasional non pemerintah yang ikut untuk memberikan pengalaman bekerja di
berpartisipasi dalam mencapai SDGs. AIESEC challenging environtment kepada pesertanya dan
merupakan organisasi yang memiliki kantor memberikan dampak positif kepada lingkungan
pusat di Amsterdam, Belanda dan kantor cabang tempat proyek tersebut berada. GT dan GV
di berbagai negara di dunia, salah satunya merupakan kegiatan dimana para peserta datang
Indonesia. Di Indonesia sendiri AIESEC telah ke suatu negara untuk melakukan kegiatan
bekerja sama dengan 36 universitas di 21 magang, perbedaannya, pada GT umumnya
wilayah atau kota. peserta melakukan kegiatan magang di
Berbeda dengan kantor cabang AIESEC perusahaan besar dan digaji, sementara pada
di Indonesia, AIESEC di Bandung berkerja sama pada GE peserta melakukan kegiatan magang di
dengan lebih dari satu universitas. Sebagai kota start-up atau perusahaan kecil dan tidak digaji.
terbesar ke empat di Indonesia, Bandung Setelah AIESEC membuat gerakan
memiliki berbagai masalah yang perlu Y4GG, perubahan yang paling terasa adalah
diperbaiki. AIESEC Bandung berusaha pada program-program Incoming Global
membantu kota Bandung dengan berkontribusi Volunteer (IGV). Setiap kegiatan proyek sosial
mengadakan projek sosial yang fokus di bidang IGV diharuskan menjadi sejalan setidaknya
tertentu untuk mengembangkan potensi sumber dengan salah satu tujuan SDGs. Menurut
daya yang lebih baik seperti lingkungan, budaya, Presiden AIESEC pada tahun 2016-2017,
dan kewirausahaan dengan mendatangkan lebih kegiatan proyek sosial AIESEC di Bandung
dari 120 mahasiswa asing yang datang ke pada tahun 2016 mayoritas sudah ada sejak
Indonesia. tahun 2013, namun pada tahun 2016, AIESEC
Sejak bulan Mei 2015 PBB menggandeng Bandung mengikuti pertintah dari AIESEC
AIESEC untuk turut serta mendukung The Global dengan membuat perubahan pada
Global Goals. AIESEC bermitra dengan Kantor proyek-proyek tersebut. Tujuan-tujuan SDGS
dimasukan kedalam tujuan setiap proyek sosial. berbeda dengan proyek-proyek lainnya.
Proyek-proyek sosial AIESEC Bandung pada Kegiatan utama proyek ini adalah mengajar
saat itu adalah: bahasa Inggris. Namun berbeda dengan Malala
1. Malala Education Project Project, IGV ad-hoc melakukan kegiatannya di
Nama proyek ini diambil dari nama Malala sekolah-sekolah. Selain itu waktu
Yousafzai, seorang aktivis pendidikan yang berlangsungnya proyek ini berbeda dengan
berasal dari kota Mingora, Pakistan. Kegiatan proyek IGV pada umumnya, melainkan
utama proyek ini adalah mengajar bahasa Inggris tergantung waktu yang disepakati oleh AIESEC
di beberapa tempat di kota Bandung. Umumnya Bandung dan Sekolah partner AIESEC.
tempat kegiatan proyek ini adalah pesantren, Kegiatan ini mendukung SDGs ke 4 Quality
atau rumah singgah. Proyek ini mendukung Education.
SDGs Tujuan ke 4 mengenai Quality Education. Selain IGV, program Global Talent dan
2. Sampurasun Culture Project Global Enterpreneur yang merupakan program
Sampurasun merupakan sebuah kata sapaan magang juga mendukung SDGs tujuan ke
di Bahasa Sunda. Sesuai namanya, proyek ini delapan, Decent Work and Economic Growth.
bertujuan untuk menarik minat pesertanya untuk Selain itu, sejak tahun 2015 AIESEC Bandung
mempelajari budaya sunda. Proyek ini rutin melakukan kegiatan Walk For SDGs
mendukung SDGs tujuan ke 10 Reduce (W4SDG). Kegiatan ini merupakan program
Inequalities. tahunan AIESEC dimana para anggota AIESEC
3. Social Enterpreneur Project Bandung beserta anggota beberapa komunitas
Proyek Social Enterpreneur merupakan yang bekerja sama dengan AIESEC melakukan
proyek yang berfokus untuk membantu kampanye di tempat publik dalam rangka
pengembangan sebuah desa dengan membantu meningkatkan awareness masyarakat Bandung
desa tersebut menambah nilai jual produk desa mengenai SDGs. Kegiatan ini dilakukan
mereka. Proyek ini mendukung SDGs tujuan ke serentak di beberapa kota di Indonesia.
8 Decent Work and Economic Growth dan Kemudian pada tahun 2017 selain proyek-
tujuan ke 12 Responsible Consumption and proyek sosial yang sebelumnya dijalankan pada
Production tahun 2016, terdapat perubahan pada
4. I Green Project Sampurasun Project. Proyek Sampurasun yang
Proyek I Green merupakan proyek yang awalnya hanya terfokus pada peningkatan minat
berkaitan dengan perbaikan masalah masyarakat dan pemuda dalam budaya sunda,
lingkungan. Kegiatan utama proyek ini adalah menjadi upaya Sampurasun dalam menjadikan
membersihkan desa atau suatu lingkungan dan budaya sunda sebagai tourist attractive dan
memberi penyadartahuan kepada masyarakat berganti nama menjadi Sampurasun Culture
sekitar mengenai waste management, Enterpreneur Project dan mendukung SDGs
pembuatan kompos, dan sebagainya. Proyek ini tujuan ke 8 mengenai Decent Work and
berhubungan dengan SDGs tujuan ke 11 Economic Growth.
Sustainability Cities and Communities. AIESEC Bandung juga membuat kerjasama
5. Impacting Love For Cancer Kids Project dengan AIESEC di Jerman dan PWC
Proyek ini merupakan proyek yang (PricewaterhouseCoopers) sebuah perusahaan
berhubungan dengan SDGs tujuan ke 3, Good yang bergerak dibidang company analyst yang
Health and Well Being. Kegiatan utama proyek memiliki kantor cabang di Jerman. Kerjasama
ini adalah memotivsi dan mengajar anak kanker ini merupakan bagian dari program CSR
di tempat partner AIESEC, dan melakukan (Coorporate Social Responsibility) yang
penyuluhan kepada orang tua anak kanker dilakukan oleh PWC di tiga negara, yaitu
mengenai pola makan yang baik untuk anak- Indonesia, Ghana dan Brazil. Di Indonesia,
anak mereka. Selain proyek-proyek diatas, IGV kegiatan dilaksanakan di Bandung pada tanggal
memiliki satu proyek bernama IGV Ad-hoc. 13 Agustus 2017 hingga 20 September 2017
Proyek ini merupakan proyek yang sedikit dengan fokus peningkatan kesadaraan
masyarakat di Bandung, khususnya di desa berlangsung cepat membuat seringnya terjadi
Maleer mengenai pentingnya waste miss-communication antar anggota. Proyek-
management, waste separation dan zero waste. proyek sosial AIESEC Bandung sejak tahun
Untuk mendukung kegiatan ini, dibuat sebuah 2017 hanya terfokus pada tujuan SDGs yang
proyek sosial I Green x PWC. Menurut salah align dengan project tersebut tanpa melihat
satu OC dari proyek ini, proyek ini mendapat target SDGs mana yang harus mereka capai.
suntikan dana dari PWC di Jerman, dan peserta Permasalahan lain datang dari peserta
kegiatan terdiri atas LV dari Bandung dan EP proyek sosial AIESEC. Setiap proyek sosial IGV
dari Jerman. Proses perekruitan EP juga tidak dijalankan oleh Organizing Comittee (OC),
dilakukan oleh AIESEC Bandung, namun Exchange Participants (EP) dan Local Volunteer
dilakukan oleh staff PWC karena setiap EP (LV). Sesuai dengan masa berjalan proyek yang
dibiayai oleh PWC. PWC juga mengirimkan hanya 6 minggu, EP dan LV juga bekerja selama
satu staff perusahaan untuk memantau jalannya 6 minggu. Namun OC selaku penyelenggara
kegiatan. project bekerja selama kurang lebih 2 bulan
Selain itu, pada tahun yang sama AIESEC sebelum proyek dimulai untuk mempersiapkan
membuat proyek sosial baru yang bernama I proyek dan satu bulan setelah proyek
Care for Disabled Project. Kegiatan utama ini berlangsung untuk mengevaluasi hasil kegiatan.
proyek ini adalah mengajar bahasa inggris di Umumnya OC setiap proyek berbeda dengan
sekolah disabilitas dan memotivasi anak-anak proyek sebelumnya dan proyek di gelombang
disekolah tersebut. Peserta proyek juga selanjutnya. Sehingga para EB harus mengulang
melakukan kegiatan fundraising yang kemudian kembali penjelasan mengenai proyek-proyek
uangnya dipakai untuk membeli barang-barang dan SDGs kepada para OC yang baru menjabat.
yang kemudian diberikan untuk anak-anak yang Pergantian OC yang terjadi setiap sebuah
menjadi murid mereka. proyek selesai menyebabkan kurang paham nya
Presiden AIESEC periode 2016-2017 juga para OC baru mengenai isu-isu SDGs dan
berpendapat bahwa AIESEC Global maupun keuntungan proyek tersebut untuk mereka dan
AIESEC Bandung secara keseluruhan juga kota Bandung. Selain itu tidak ada jaminan
mendukung SDGs tujuan ke 17 Partnership for bahwa setelah proyek selesai para peserta proyek
the Goal karena AIESEC yang selalu berkerja akan terus melakukan hal-hal positif yang
sama dengan NGO, sekolah dan berbagai partner dilakukan selama proyek berlangsung.
lain. Selain itu visi AIESEC untuk Strive to Contohnya partisipan proyek I Green meskipun
Achieve Peace and Fulfilment of Humankind selama proyek para pesertanya baik OC, EP
juga sejalan dengan SDGs tujuan ke 16, Peace, maupun LV tidak membuang sampah
Justice and Strong Institutions. sembarangan, melakukan kegiatan memungut
sampah dan melakukan reduce, reuse, recycle,
3.2 Kendala yang dihadapi AIESEC Bandung tidak ada jaminan bahwa mereka akan terus
dalam mendukung pencapaian SDGs melakukan hal-hal tersebut setelah proyek
3.2.1 Kesinambungan Proyek Sosial AIESEC berakhir.
Bandung Pergantian OC yang begitu cepat juga
Dalam menjalankan setiap kegiatannya seringkali menyebabkan perbedaan kualitas
AIESEC juga menghadapi berbagai kendala. suatu proyek. Pemilik Rumah Cinta Anak
Pada awal mula AIESEC Bandung membuat Kanker (RCAK) salah satu partner proyek
proyek-proyek sosial AIESEC relevan dengan Impacting Love for Cancer Kids Bandung,
tujuan-tujuan SDGs mereka juga memasukan menyatakan bahwa AIESEC Bandung telah
target-target tujuan SDGs yang relevan dengan berkerja sama dengan RCAK lebih dari satu kali.
proyek tersebut untuk menajdi tujuan proyek Terakhir kali AIESEC Bandung melakukan
tersebut. kegiatan di RCAK adalah bulan Juli hingga
Namun, seiring berjalannya waktu dan Agustus 2017. Pemilik RCAK beranggapan
pergantian pengurus di AIESEC yang proyek tersebut kurang baik dan tidak seperti
kegiatan AIESEC sebelumnya. Peserta proyek pemerintah negara tersebut lah yang nantinya
cenderung cuek dan tidak menunjukan akan mengirim laporan perkembangan SDGs
kedekatan dengan anak-anak kanker di RCAK. dinegara tersebut. Bisa saja suatu organisasi
membuat perkembangan yang signifikan dalam
3.2.2 Kesulitan Mencari Partner mencapai SDGs dinegara disuatu negara namun
Masalah lain dalam menjalankan proyek karena kurangnya komunikasi antar organisasi
sosial di IGV AIESEC Bandung adalah sulitnya dan pemerintah, pemerintah tidak mengakui
mencari partner baru. Dalam rangka memperluas adanya peran organisasi tersebut.
jangkauan AIESEC, biasanya proyek-proyek Sayangnya, kegiatan proyek sosial
sosial AIESEC mencari partner baru untuk AIESEC umumnya dibuat berdasarkan hasil
digandeng di proyek yang akan dilaksanakan. survey Youth Speak Forum yang merupakan
Menurut OC Partnership proyek Social forum internal AIESEC. Bukan berdasarkan
Enterpreneurship periode winter 2016, Rencana Pembangunan Jawa Barat. Sehingga
seringkali calon partner yang didatangi oleh belum tentu hasil survey tersebut segaris dengan
proyek-proyek AIESEC menolak berkerja sama program pemerintah. Presiden AIESEC periode
karena posisi AIESEC sebagai INGO yang tidak 2017-2018 menyatakan bahwa AIESEC sempat
bisa memberikan keuntungan berupa materi beberapa kali berusaha bekerja sama dengan
kepada partner. Seringkali meskipun partner pemerintah. Namun hingga saat ini baru satu
sudah sepakat berkerja sama dan proyek yang terealisasikan, yaitu proyek IGV Si
menandatangani Memo of Understanding Windu Malala dan Si Windu Social
(MoU) namun ditengah-tengah kegiatan proyek Enterpreneur dan kegiatan magang GE Si
partner tersebut memutuskan kerjasama secara Windu.
sepihak. Pada saat hal tersebut terjadi, setiap OC Kedua proyek ini sudah dirancang sejak
Partnership harus mencari partner baru dan tahun 2017 namun pelaksanannya terjadi pada
tidak bisa menuntut partner sebelumnya karena bulan Juli hingga Agustus 2018. Untuk proyek
tidak adanya pasal yang memberatkan partner IGV Si Windu, SDGs yang didukung oleh
apabila mereka memutuskan hubungan secara proyek ini adalah SDGs tujuan ke 4 Quality
sepihak di MoU yang ada. Education karena kegiatan utama proyek ini
Selain dalam pelaksanaan proyek sosial adalah mengajar bahasa inggris. Sementara
di IGV, kegiatan W4SDG juga memiliki untuk program GE Si Windu, AIESEC bekerja
beberapa kendala. Kegiatan ini bertujuan untuk sama dengan pemerintah kota Kuningan dalam
meningkatkan awareness masyarakat Bandung menjadikan Kuningan sebagai obyek wisata di
mengenai SDGs. Selama dua tahun, tahun 2016 Jawa Barat. Terdapat beberapa pekerjaan untuk
dan 2017, kegiatan W4SDG diadakan di wilayah peserta kegiatan magang ini, yaitu, Tourist
Car Free Day Dago, Bandung. AIESEC Development, Trip Organizer Officer, Content
mengundang beberapa komunitas di Bandung, Marketing, Graphic Designer, Public Relation
seperti Warung Imajinasi dan StudentxCEO. dan Videographer
Kekurangan dari kegiatan ini adalah kurangya
peserta kampanye sehingga masyarakat tidak 3.3 Pencapaian AIESEC Bandung dalam
tertarik untuk mendengarkan materi kampanye. mendukung tercapainya SDGs
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi
3.2.3 Kerjasama Dengan Pemerintah peneliti, kegiatan AIESEC baik IGV, GT dan
Menurut kepala di Office of the United GE memiliki dampak yang bagus dalam
Nations Resident Coordinator di Indonesia, mendukung SDGs. Karena dampak dari
sebagus apapun kegiatan sebuah komunitas kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya dirasakan
maupun organisasi, akan lebih baik apabila oleh peserta kegiatan namun juga oleh
kegiatan-kegiatan tersebut juga bersinergi masyarakat sekitar proyek tersebut diadakan.
dengan upaya pemerintah dalam mencapai Untuk melihat objektifitas kegiatan
tujuan-tujuan SDGs diwilayah tersebut. Karena AIESEC Bandung, peneliti mewawancarai
beberapa peserta kegiatan AIESEC Bandung. lebih tertarik untuk belajar, terutama belajar
Yang pertama, salah satu peserta proyek yang bahasa Inggris. Lebih dari itu, anak-anak disana
berasal dari Pakistan yang mengikuti kegiatan menjadi lebih berani untuk mengungkapkan
proyek Sampurasun Culture Project pada bulan pendapatnya dan menjadi lebih percaya diri.
Juni hingga Juli 2017. Ia mengatakan bahwa Para staff pengajar baik EP dan LV bisa
proyek yang ia ikuti memberikan banyak melakukan pendekatan dengan anak-anak dalam
pengetahuan mengenai budaya Sunda. Semua waktu yang relatif cepat.
partisipan proyek tersebut berusaha untuk Salah satu proyek AIESEC Bandung, Impacting
mengajak lebih banyak masyarakat Bandung Project sempat dipublikasikan di salah satu
untuk mengenal dan menyukai budaya Sunda. media online, Tribun Jabar. Impacting
Namun akan lebih baik bila peserta proyek bisa merupakan proyek sosial dimana para EP dan
berinteraksi lebih dengan para pemuda di Kota LV melakukan observasi terhadap anak-anak
Bandung, karena sepanjang proyek berlangsung kanker di rumah kanker yang menjadi partner
para peserta lebih sering dipertemukan dengan mereka. Mereka mencari tahu hal-hal yang dapat
orang-orang yang sudah ahli dibidang budaya meningkatkan motivasi hidup anak-anak.
Sunda. Selain itu selama proyek berlangsung Setelah itu para peserta proyek mengajar bahasa
beberapa kali terjadi miscommunication dengan inggris dan melakukan sharing budaya negara
partner proyek sehingga selama beberapa hari asal para EP. Mereka juga membantu para
peserta kegiatan tidak melakukan apapun. Meski pengurus rumah kanker dalam merawat anak-
begitu ia beranggapan bahwa kegiatan ini anak kanker di rumah tersebut. Para peserta
membantunya dalam mengenal global unity proyek juga memberikan presentasi di beberapa
dengan lebih baik. sekolah di Kota Bandung mengenai pola hidup
Peserta kedua yang peneliti wawancara sehat dan pencegahan kanker. Proyek ini selama
adalah perserta proyek Social Enterpreneurship beberapa periode berkerja sama dengan Yayasan
periode bulan Desember 2016 hingga Januari Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) dan
2017 yang berasal dari India. Ia merasa bahwa Rumah Cinta Anak Kanker (RCAK). Anak-anak
proyek Social Enterpreneur memberikan yang tinggal di kedua tempat tersebut umumnya
dampak besar baginya. Ia juga mendapatkan adalah anak-anak yang menderita kanker dan
pengetahuan mengenai SDGs secara lebih berasal dari luar kota Bandung, dan tidak mampu
kompleks setelah bergabung dengan proyek menyewa tempat tinggal selama masa
tersebut membantu pengusaha-pengusaha yang pengobatan di kota Bandung (Hasil wawancara
didatangi selama proyek berlangsung dalam dengan Organizing Committee Impacting
mengembangkan bisnis menggunakan teknologi Project summer tahun 2017).
dan inovasi. Ia juga merasa bahwa kegiatan Kegiatan AIESEC yang terus berlangsung
tersebut merasa termotivasi dan terinspirasi setiap tahun membuat proyek-proyek AIESEC
untuk kembali ke India dan membantu menjadi sustainable. Kegiatan ini juga selalu
masyarakat sekitar. Setelah kembali dari meninggalkan suatu hasil, contohnya pada
Bandung, peserta proyek ini menawarkan proyek Social Enterpreneur, setiap desa atau
konsultasi secara gratis bagi wirausahawan di wilayah yang menjadi lokasi proyek sosial
daerah tempat tinggalnya untuk membantu AIESEC selalu memiliki produk untuk
mereka mengembangkan usaha mereka, dan kemudian dikembangkan, atau produk mereka
menjadi sukarelawan disebuah panti asuhan yang awalnya kurang menarik menjadi lebih
untuk perempuan. menarik baik itu produknya maupun packaging-
Selain mewawancarai peserta proyek nya.
sosial AIESEC Bandung, peneliti jug Contoh lain datang dari proyek I Green,
mewawancarai salah satu partner proyek Malala, dimana para sukarelawan melakukan kegiatan
Rumah Baca Lentera. Pemilik Rumah Baca bersih-bersih di desa atau daerah yang berkerja
Lentera menyatakan bahwa proyek Malala sama dengan proyek tersebut. Selain itu para
membuat anak-anak di Rumah Baca Lentera sukarelawan juga dilatih untuk melakukan waste
management untuk kemudian rupiah. Sementara peserta asing yang ingin
diimplementasikan di daerah kegiatan proyek. mengikuti kegiatan AIESEC di Bandung harus
Para peserta proyek juga melakukan presentasi membayar sekitar $45 per orang. Dalam satu
mengenai pentingnya waste management dan tahun, AIESEC Bandung bisa mendapatkan
perilaku perduli lingkungan kepada masyarakat dana sekitar 450 juta. Dana tersebut digunakan
sekitar dan sekolah-sekolah setempat. (Hasil untuk menjalankan setiap kegiatan AIESEC di
wawancara dengan Organizing Committee I Bandung, membayar uang sewa rumah yang
green Project Summer tahun 2017) dijadikan Kantor oleh AIESEC di Bandung, dan
Diakhir kegiatan proyek, umumnya akan untuk membayar National Fee. Di tingkat
diadakan kegiatan fundraising dan uang dari Nasional, selain mendapatkan dana dari setiap
kegiatan tersebut akan digunakan untuk entitas AIESEC di Indonesia, AIESEC di
membeli barang-barang yang dibutuhkan oleh Indonesia juga mendapatkan dana dari peserta
lokasi kegiatan proyek, contohnya untuk proyek kegiatan National Conference yang diadakan
Malala, uang hasil fundraising digunakan untuk empat kali dalam setahun. Dana yang terkumpul
membeli buku dan barang edukasi lain untuk digunakan untuk membiayai kegiatan AIESEC
disumbangkan ke partner proyek. di tingkat nasional, dikirimkan ke AIESEC
Global dan untuk membayar keperluan legalitas
3.4 Analisis Peran AIESEC Bandung dalam AIESEC di Indonesia (Hasil wawancara dengan
Mendukung Pencapaian SDGs VP Finance AIESEC di Bandung periode 2018-
Berdasarkan hasil penelitian diatas, apabila 2019).
melihat teori Mostashari (2005), AIESEC Melihat dari kegiatan AIESEC di
Bandung dapat dikategorikan sebagai NGO Bandung yang berusaha untuk membangun
Operasional, karena AIESEC berkerja dengan wilayah sekitar lokasi kegiatan, baik
cara menggerakan sumber daya dalam bentuk membangun minat masyarakat terhadap suatu
relawan, dan memiliki kantor pusat dinegara isu, maupun meningkatkan kesadaran
maju yaitu Belanda, namun beroperasi di lebih masyarakat terhadap suatu isu, maka AIESEC
dari satu negara berkembang. Tidak hanya itu, Bandung dapat dikategorikan sebagai NGO
berdasarkan hasil wawancara dengan Vice dengan orientasi High Level Partnership:
President (VP) Finance AIESEC di Bandung Grassroots Development berdasarkan teori
periode 2018-2019, AIESEC Bandung Elderidge yang dikutip dalam buku Tadjoedin
memperoleh dana untuk menjalankan setiap Zulfan yang berjudul Explaining Collective
kegiatannya dari para anggota dan sponsor Violence in Comtemporary Indonesia: From
AIESEC di Bandung. Conflict to Cooperation (2008). Orientasi ini
Hal ini dilakukan berdasarkan hasil rapat ditandai dengan hubungan anggota yang sangat
tingkat nasional di berbagai negara yang dihadiri partisipatif, mengutamakan kegiatan yang
oleh setiap Local Committee President (LCP) berkaitan dengan pembangunan dibanding
AIESEC di berbagai wilayah dan kota. Setiap dengan kegiatan yang bersifat advokasi, kurang
LC AIESEC melegislasi hal ini. Dengan ini memiliki minat pada hal yang bersifat politis,
setiap kantor AIESEC harus mengirimkan namun mempunyai perhatian yang besar untuk
National Fee ke kantor AIESEC di tingkat mempengaruhi kebijakan pemerintah dengan
Nasional di negara tersebut. Kantor AIESEC di selalu memelihara dukungan pada tingkat dasar.
tingkat nasional juga harus mengirimkan uang Selanjutnya, Clive Archer dalam buku
kepada kantor AIESEC di tingkat Global. Pada International Organization – 3rd Edition
AIESEC LC di Bandung, umumnya partisipan menyatakan beberapa peranan organisasi
yang ingin mengikuti kegiatan AIESEC di luar internasional, yang pertama organisasi
negeri harus membayar uang pendaftaran internasional berperan sebagai instrumen,
sebesar 2 juta hingga tiga juta rupiah, dan untuk maksudnya organisasi internasional dipakai oleh
peserta yang ingin menjadi sukarelawan di kota anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu,
Bandung membayar seratus lima puluh ribu biasanya terjadi pada IGO dimana negara
berdaulat merupakan anggotanya yang dapat AIESEC sebagai organisasi internasional
membatasi tindakan organisasi internasional. dapat melakukan kegiatannya dengan leluasa.
Organisasi penting bagi pencapaian kebijakan Pada tahun 2016 pemerintah Indonesia belum
nasional yang mana koordinasi multilateral tetap melakukan upaya yang berarti untuk mendukung
menjadi sasaran dan tujuan jangka panjang SDGs dan bahkan pemerintah Indonesia baru
pemerintah nasional. membuat peraturan pemerintah mengenai SDGs
Melihat pada teori tersebut, AIESEC pada tahun 2017, namun AIESEC Bandung
merupakan wadah bagi para anggotanya untuk sudah terlebih dulu membuat proyek-proyek
mencapai tujuan mereka, dan meskipun AIESEC sosial yang relevan dengan pencapaian SDGs
merupakan organisasi independen yang tidak dan sudah mengimplementasikannya.
bergantung pada pemerintah, AIESEC tetap Dapat disimpulkan bahwa peranan AIESEC di
membutuhkan bantuan pemerintah untuk bisa Bandung sebagai INGO dalam mendukung
berada di Indonesia. AIESEC juga berperan SDGs meskipun kontribusinya tidak terlalu
dalam membantu pemerintah mencapai tujuan besar, namun AIESEC Bandung sudah memulai
jangka panjang panjang pemerintah dibidang upayanya dalam mendukung SDGs sejak awal
peningkatan tujuan-tujuan yang tercapai di SDGs dicetuskan. Kegiatan AIESEC yang selalu
SDGs. Meskipun kontribusi yang diberikan melibatkan berbagai pihak juga membantu
AIESEC tidak begitu besar, namun kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat terutama
yang dilakukan setiap bulan di setiap tahun partner-partner dan anggota AIESEC mengenai
sudah pasti akan memberikan dampak yang pentingnya SDGs.
berarti.
Archer juga menyatakan bahwa 4. Kesimpulan dan Saran
organisasi internasional juga berperan sebagai 4.1 Kesimpulan
arena atau forum, dalam organisasi internasional AIESEC adalah organisasi pemuda global,
terjadi aksi-aksi yang dilakukan oleh anggotanya independen, non pemerintah dan nirlaba yang
yakni sebagai tempat pertemuan untuk didirikan pada tahun 1948 oleh sekelompok
berkumpul bersama-sama baik itu berupa orang muda Eropa yang berasal dari negara-
berdiskusi, berdebat, ataupun bekerjasama. negara yang berbeda.
Organisasi internasional juga menyediakan Jawaban atas pertanyaan langkah-langkah
kesempatan bagi anggotanya untuk lebih yang dilakukan AIESEC Bandung dalama
meningkatkan pandangan atau opininya dalam mendukung pencapaian SDGs dimulai setelah
suatu forum publik. diluncurkannya SDGs, pada bulan Desember
Dalam hal ini, AIESEC merupakan 2015, para ketua AIESEC dan perwakilan-
tempat berdiskusi, berdebat, ataupun perwakilan AIESEC yang berasal dari 126
bekerjasama para anggotanya. Karena dalam negara berkumpul di United Nations
menjalankan sebuah proyek sosial, tidak Headquarters utnuk mempromosikan dan
mungkin setiap anggotanya tidak mendiskusikan mendorong para orang muda untuk berpartisiasi
kegiatan mereka. Terlebih lagi, peserta proyek dalam proses implementasi SDGs. AIESEC
yang berasal dari berbagai negara yang berbeda Global yang pada masa itu diketuai oleh Ana
dengan latar belakang yang berbeda pasti Saldariaga kemudian berinisiatif membuat
memiliki pemikiran yang berbeda-beda pula. gerakan Youth 4 Global Goals (Y4GG) yang
Sebagai aktor yang independen, dalam bertujuan menggerakkan para pemuda dalam
melaksanakan fungsi dan perannya, organisasi mengimplementasikan SDGs.
internasional dapat bertindak sesuai dengan Setelah AIESEC membuat gerakan
kewenangan yang ada tanpa dipengaruhi oleh Y4GG, setiap kegiatan AIESEC terutama
pihak-pihak atau kekuatan dari luar yang dapat proyek-proyek sosial AIESEC harus menjadi
dipergunakan oleh mereka sebagai alat untuk relevan dengan setidaknya salah satu tujuan
memenuhi kepentingan mereka. SDGs. Kegiatan proyek sosial AIESEC di
Bandung pada tahun 2016 mayoritas sudah ada
sejak tahun 2013, namun dengan adanya Kendala lain adalah sulitnya mencari
program Y4GG AIESEC Bandung membuat partner. Sebagai INGO yang dijalankan oleh
perubahan pada proyek-proyek tersebut. pemuda, AIESEC seringkali harus bergantung
Program GE dan GT sudah secara jelas pada partner. Dan untuk memperluas jangkauan
mendukung SDGs tujuan ke 8 Decent Work and proyek sosial AIESEC Bandung, setiap periode
Economic Growth. Kemudian Executive Board AIESEC Bandung seringkali mencari partner
(EB) dan staff di AIESEC Bandung menambah baru untuk proyek sosial mereka. Namun tidak
tujuan proyek-proyek sosial di AIESEC sedikit calon partner yang menolak bekerja sama
Bandung untuk menjadi relevan dengan dengan AIESEC Bandung, dan umumnya hal
setidaknya salah satu tujuan SDGs. Hasil tersebut dikarenakan AIESEC tidak dapat
penambahan tujuan SDGs pada proyek-proyek memberikan keuntungan berupa materi kepada
sosial AIESEC Bandung adalah proyek edukasi partner.
Malala yang mendukung SDGs tujuan ke 4 Kendala lain adalah tidak adanya
Quality Education, proyek budaya Sampurasun kerjasama antara AIESEC Bandung dan
yang mendukung SDGs tujuan ke 10 Reduce Pemerintah. Meskipun AIESEC merupakan
Inequalities, proyek Social Enterpreneur yang organisasi independen dan non-politik, namun
mendukung SDGs tujuan ke 8 Decent Work and untuk memaksimalkan pencapaian SDGs
Economic Growth, proyek I Green yang dibutuhkan peran pemerintah. Selain itu proyek-
mendukung SDGs tujuan ke 11 Sustainable proyek sosial AIESEC Bandung yang dibuat
Cities and Communities, proyek I Care for berdasarkan keluhan-keluhan pemuda pada
Disabilities yang mendung SDGs tujuan ke 4 survey YouthSpeak Forum belum tentu sejalan
Quality Education, proyek Impacting Love for dengan rencana pembangunan pemerintah.
Cancer Kids yang mendukung SDGs tujuan ke 3 Meskipun proyek sosial AIESEC Bandung
Good Health and Well Being dan proyek-proyek memberikan dampak positif pada pencapaian
GV Ad-hoc yang mendukung SDGs tujuan ke 4 SDGs, namun perubahan yang diberikan oleh
Quality Education. AIESEC akan lebih besar apabila proyek-proyek
Kegiatan proyek sosial AIESEC mendapat AIESEC Bandung bisa tepat sasaran.
respon positif dari banyak sukarelawan dan Dibalik setiap kendala yang dihadapi
partner kegiatan, terbukti dengan proyek sosial oleh AIESEC Bandung, kegiatan AIESEC yang
AIESEC yang terus terjadi selama bertahun- terus berlangsung setiap tahunnya merupakan
tahun. Meski begitu, terdapat beberapa kendala sebuah pencapaian. Setiap proyek yang dibuat
dalam menjalankan proyek, yang pertama adalah oleh AIESEC Bandung meninggalkan hasil
sulitnya mempertahankan kesinambungan positif baik bagi peserta atau sukarelawan
proyek. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa proyek, namun juga untuk partner proyek dan
alasan, yaitu adanya miscommunication antara lingkungan tempat kegiatan proyek berlangsung.
EB AIESEC Bandung pada tahun 2016 dan Adapun pencapaian yang sudah dicapai
penerusnya, sehingga proyek-proyek sejak tahun oleh AIESEC Bandung baik IGV, GT dan GE
2017 hanya terfokus pada pencapaian tujuan memiliki dampak yang bagus dalam mendukung
SDGs tanpa melihat target SDGs yang harus SDGs. Karena dampak dari kegiatan-kegiatan
dicapai. Ditambah dengan pergantian tersebut tidak hanya dirasakan oleh peserta
Organizing Committee (OC) yang berlangsung kegiatan namun juga oleh masyarakat sekitar
setiap dua periode dalam satu tahun, proyek tersebut diadakan. Berdasarkan
menyebabkan kurang terintegrasinya satu wawancara dengan berbagai narasumber, dapat
proyek dan proyek selanjutnya. Banyak OC dilihat bahwa baik peserta proyek maupun
yang tidak paham mengenai isu-isu SDGs, partner proyek merasakan manfaat. Peserta
keuntungan proyek tersebut untuk mereka dan proyek mendapatkan pengalaman membantu
kota Bandung. Akibatnya kualitas proyek setiap memperbaiki permasalahan di lokasi proyek,
periode berbeda-beda. dan partner proyek terbantu dengan adanya
proyek-proyek AIESEC Bandung.
dalam hal pengumpulan data diperlukan
4.2 Saran pengembangan data yang lebih mendalam
Setelah melihat hasil penelitian ini, maka mengenai kegiatan proyek-proyek sosial
saran yang diberikan oleh peneliti terhadap AIESEC dan juga kegiatan GE dan GT AIESEC
organisasi AIESEC LC Bandung dalam Bandung, serta pandangan lebih banyak anggota
mendukung mendukung pencapaian SDGs dan partner AIESEC Bandung mengenai peran
adalah mempertahankan kegiatan-kegiatan AIESEC Bandung. Dengan melengkapi data-
AIESEC Bandung karena sejauh ini kegiatan- data melalui dokumen RPJM pemerintah maka
kegiatan AIESEC Bandung sudah berperan baik penggambaran mengenai kegiatan upaya
dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan AIESEC dalam mendukung pencapaian SDGs
anggota AIESEC Bandung mengenai dapat disajikan dengan lebih baik, hal tersebut
pentingnya SDGs, serta membantu pencapaian tidak dapat dilakukan dalam penelitian ini
SDGs disekitar lokasi kegiatan. karena adanya beberapa hambatan lain yang
Meski begitu, akan lebih baik apabila harus dihadapi peneliti.
AIESEC meninjau ulang sistem pergantian OC
yang terjadi setiap periode. Akan lebih baik 5. Daftar Pustaka
apabila pada proyek selanjutnya, setidaknya ada Acuan dari Buku
satu atau dua OC yang sebelumnya berkerja Archer, Clive. 2001. International Organization
pada proyek yang sama untuk memastikan – 3rd Edition. London: Routledge
keberlanjutan proyek tersebut dan untuk Bennett, Alvin LeRoy dan James K. Oliver.
mengedukasi OC-OC yang baru terlibat dengan 2002. International organizations:
proyek tersebut. Peneliti juga berharap AIESEC principles and issues. Englewood Cliffs,
Bandung memastikan tidak hanya tujuan besar N.J. : Prentice Hall
SDGs yang berkaitan dengan proyek sosial Dresner, Simon. 2002. The Principles of
namun juga target-target capaian didalam tujuan Sustainability. London: Earthscan
SDGs tersebut sebagaimana EB AIESEC Publications Ltd
Bandung pertama kali membuat proyek-proyek Dugis, Vinsensio. 2016. Teori Hubungan
sosial AIESEC Bandung relevan dengan tujuan Internasional Perspekif-Perspektif Klasik.
dan target SDGs. Surabaya: Cakra Studi Global Strategis
Selain itu, kesulitan AIESEC dalam (CSGS)
mencari partner baru bisa jadi disebabkan oleh Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global Dalam
tidak adanya sinergi antara AIESEC Bandung Teori dan Praktek, Yogyakarta, Graha
dan pemerintah setempat oleh karena itu Ilmu
AIESEC sebaiknya menggandeng badan Ririen, Astria. 2009. Kinerja NGO. Jakarta: PT
pemerintah yang relevan dengan proyek sosial Rineka Cipta
AIESEC, misalnya untuk proyek Sampurasun
yang bergerak di bidang budaya, AIESEC Acuan dari Dokumen dan Jurnal
Bandung bisa menggandeng Dinas Kebudayaan AIESEC. 2016. AIESEC Blue Book Brand
dan Pariwisata Kota Bandung, atau Dinas Toolkit.
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. AIESEC. 2015. The AIESEC Way.
Saran peneliti untuk penelitian yang Triwahyuni, Dewi. 2010. Pendirian Dan
selanjutnya adalah akan lebih baik apabila Pembubaran Organisasi Internasional.
peneliti selanjutnya mencari data lebih dalam Universitas Komputer Indonesia:
mengenai Rancangan Pembangunan Jangka Bandung
Menengah (RPJM) pemerintah Jawa Barat dan
melihat program-program pemerintah yang Acuan dari Rujukan Elektronik
relevan dengan proyek-proyek sosial AIESEC Steer, Andrew dan Will Wade-Gery. 1993.
untuk membantu AIESEC dalam bersinergi Sustaibale Development: Theory and
dengan pemerintah. Dan secara metodologis Practice for a Sustainable Future. Melalui
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10
.1002/sd.3460010306 diakses pada 4 Juni
2018
The Guardian. 2015. Sustainable Development
Goals United Nations.
https://www.theguardian.com/globaldevel
opment/2015/jan/19/sustainabledevelopm
ent-goals-united-nations diakses pada 4
Januari 2018
The United Nations.
legal.un.org/avl/ha/vcltsio/vcltsio.html
diakses pada 3 April 2018
UPI. 2015. Muda Potensial dan Berpengaruh.
berita.upi.edu/muda-potensial-dan-
berpengaruh/ diakses pada 14 April 2018

Potrebbero piacerti anche