Sei sulla pagina 1di 5

HUBUNGAN PENGGUNAAN KELAMBU DENGAN KEJADIAN

MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HANURA KABUPATEN


PESAWARAN TAHUN 2018
Suami Indarwati1, Helina Helmy2
Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang, Indonesia
suamiindarwati@poltekkes-tjk.ac.id

Abstract: Relationship between Use of Mosquito Nets with Malaria Events in the Hanura
Health Center Working Area in Pesawaran Regency in 2018. The area of Pesawaran Regency
has a topography of the area which is mostly located on the beach. In general, people living on the
coast complained about the many occurrences of malaria. Due to the area which is mostly located
on the coastline, it is very possible for the occurrence of malaria to occur, especially in the
working area of the hanura health center in the pesawaran district. This study aims to determine
the relationship between the use of mosquito nets and the incidence of malaria in the work area of
the Hanura Public Health Center in the Pesawaran District. While the specific objectives of this
study were to find out the incidence of malaria in the Lampung Province Pesawaran District.
Know the description of the use of mosquito nets. Knowing the description of confounding
variables: age, gender, education. The research methodology has this type of research is analytical,
namely a study conducted with the aim to see the relationship between bed nets and the incidence
of malaria in the work area of the Hanura health center in Pesawaran district. The results of the
study for the relationship between the use of mosquito nets and the incidence of malaria resulted in
a p value of 0.18 which means that it is greater than 0.05 so it can be concluded that it does not
have a significant relationship between the dependent variable and the independent variable.

Keywords : Occurrence of Malaria

Abstrak: Hubungan Penggunaan Kelambu Dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja


Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran Tahun 2018. Wilayah Kabupaten Pesawaran
memiliki topografi wilayah yang sebagian besar berada di tepi pantai. Umum nya warga
masyarakat yang tinggal di tepi pantai mengeluhkan banyaknya kejadian malaria. Dikarenakan
wilayah yang sebagian besar berada di tepi pantai maka akan sangat memungkinkan untuk terjadi
nya kejadian malaria terutama di wilayah kerja puskesmas hanura kabupaten pesawaran. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara penggunaan kelambu dengan kejadian
penyakit malaria di wilayah kerja puskesmas hanura kabupaten pesawaran. Sedangkan tujuan
khusus dari penelitian ini adalah Mengetahui kejadian malaria di Kabupaten Pesawaran Provinsi
Lampung. Mengetahui gambaran penggunaan kelambu. Mengetahui gambaran variabel
confounding : umur, jenis kelamin, pendidikan. Metodologi penelitian ini memiliki jenis penelitian
ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan
antara kelambu dengan kejadian penyakit malaria yang ada wilayah kerja puskesmas hanura di
kabupaten pesawaran. Hasil penelitian untuk hubungan penggunaan kelambu dengan kejadian
penyakit malaria menghasilkan p value 0,18 yang berarti lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan tidak memiliki hubungan yang signifikan antara variable dependen dan variable
independen.

Kata kunci : Kejadian Penyakit Malaria.

Penyebaran penyakit malaria di dunia sangat juta kasus malaria yang tersebar di 424 kabupaten dari
luas, yakni antara 600 Bujur Utara dan 400 di Selatan 576 kabupaten yang ada dan diperkirakan 45%
yang meliputi lebih dari 100 negara yang beriklim penduduk Indonesia berisiko tertular malaria (Depkes,
tropis dan sub tropis. Penduduk dunia yang berisiko 2008). Angka kejadian kasus malaria di Indonesia di
terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 milyar atau 41% ukur dalam setiap seribu penduduk (‰) setiap
dari penduduk dunia (Gunawan, 2000). Diperkirakan tahunnya. Di Jawa - Bali, angka kasus malaria per
sekitar 1,5 – 2,7 juta jiwa penduduk dunia meninggal seribu penduduk atau Annual Parasite Incidence (API)
arena malaria setiap tahunnya, terutama balita dan ibu turun dari 0,81 ‰ tahun 2004 menjadi 0,15 ‰ pada
hamil (WHO, 2004). tahun 2007. Di luar Jawa – Bali angka klinis malaria
Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan per seribu penduduk atau Annual Malaria Insidence
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 kasus kematian akibat (AMI) juga menunjukan penurunan yaitu dari 21,74
malaria menduduki peringkat keenam. Terdapat 1,75
‰ tahun 2004 menjadi 15,05 ‰ pada tahun 2007 malaria adalah Kabupaten Pesawaran tepatnya
(Depkes, 2008). Kecamatan Padang Cermin Kelurahan Hanura.
Malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. Berdasarkan angka AMI, Kabupaten/Kota endemis
Jenis Anopheles sp di Indonesia jumlahnya mencapai tinggi dengan AMI diatas 50 ‰ atau disebut High
80 jenis. Dari sekian jenis hanya 16 jenis yang Incidens Area (HIA) sebanyak 9 wilayah kecamatan
mempunyai potensi untuk menularkan malaria (vector yaitu Padang cermin, Marga punduh, Punduh Pidada,
atau tersangka vector). Secara umum proses terjadinya Way lima, Way Khilau, Kedondong, Gedong tataan,
penularan malaria alamiah adalah sebagai berikut Tegineneng, yang tertinggi di padang cermin (304,19
(Depkes, 2007) ‰).
Proses skizogoni pada ke empat plasmodium Menurut Suharmanto (2000), Responden
memerlukan waktu yang bebeda-beda, P. falciparum yang tidak menggunkan kelambu berisiko 7,54 kali
memerlukan waktu 36-48 jam, P. vivax/ovale 48 jam, untuk terkena malaria dibandingkan mereka yang
dan P. malariae 72 jam. Demam pada P. falciparum tidak menggunakan kelambu. Hasil penelitian di
dapat terjadi setiap hari, P vivax/ovale selang satu Kabupaten Pesawarawan Kelurahan Hanura, bahwa
hari, dan P malariae demam timbul selang 2 hari pemakaian kelambu dapat menurunkan angka
(Harijanto, 2000). kesakitan malaria dari 58,1 % menjadi 12,95 %
Program pengendalian malaria dengan (p<0.0005). Penelitian Winardi (2004) bahwa
menggunakan kelambu ITN merupakan program responden yang tidak menggunakan kelambu berisiko
utama yang di laksanakan untuk daerah endemis. Di 7,54 kali untuk terkena malaria dibandingkan yang
Indonesia Bagian Baratyaitu terutama Provinsi menggunakan kelambu. Berdasarkan uraian di atas
Lampung sebagai tempat masuk dan keluar nya menunjukan bahwa kepatuhan masyarakat untuk tidur
penduduk masyarakat antara pulau sumatera dan pulau dengan menggunakan kelambu merupakan salah satu
jawa program pengendalian malaria dengan bantuan hal penting dalam program pencegahan malaria.
Proyek Intensifikasi Pengendalian Malaria (IPM) 5 Sejalan dengan program tersebut, Proyek IPM 5 GF
provinsi The Global Fund to fight AIDS, Tuberculosis, ATM Komponen malaria Round 1 pada Februari 2009
Malaria (GF ATM) Komponen Malaria Round 1 telah telah melakukan survei yang bertujuan untuk
dilaksanakan sejak tahun 2003, dan distribusi kelambu mengukur keberhasilan program kelambunisasi di 5
berinsektisida jangka lama, Long Lasting Insecticide Kabupaten yang menjadi wilayah proyek dan telah
Net’s (LLIN’s), yang menggantikan ITN telah mendapatkan bantuan kelambu sejak tahun 2003 dan
dilakukan sejak tahun 2007. Secara umum 2007.
berdasarkan harga satuan, kelambu jenis LLINs Tujuan Penelitian : Mengetahui kejadian
memang lebih mahal jika dibandingkan dengan model malaria di wilayah kerja Puskesmas Hanura
ITNs yang umumnya (dengan pencelupan ulang), Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung, Mengetahui
tetapi dalam operasionalnya LLINs tidak gambaran penggunaan kelambu, Mengetahui
membutuhkan biaya perawatan pencelupan ulang dan gambaran variabel confounding (umur, jenis kelamin,
juga perawatannya.relatif lebih mudah. Efektifitas pendidikan).
insektisida yang ditempelkan pada kelambu jenis
LLINs mampu hingga 4 – 5 tahun (Unicef, 2005). METODE
Hasil penelitian Pirayat et al, dalam Subki
Desain yang digunakan dalam penelitian ini
(2000) membuktikan bahwa ada perbedaan bermakna
merupakan analisis kuantitatif dengan desain cross
antara orang yang bekerja/melakukan kegiatan di
sectional (potong lintang). Penggunaan pendekatan
hutan (di hutan, dekat hutan, dan bukan di hutan)
tersebut dilandasi beberapa pertimbangan antara lain
dengan kejadian malaria (p<0,05). Selain itu orang
kemudahan dalam pelaksanaan, sederhana, dan
yang sering masuki/bekerja di hutan risiko untuk
ekonomis dari segi biaya maupun waktu yang
menderoita malaria 14 kali dibanding orang yang
dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei
kadang-kadang ke hutan (Pirayat et al, 1986).
s/d Agustus tahun 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas
Kelambu yang telah di distribusikan ke 5
Hanura Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
provinsi tersebut sejak tahun 2005 hingga 2008
sebanyak 553.200 buah. Namun demikian, kasus Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
malaria di Provinsi Lampung ini masih tergolong Kepala Keluarga (KK) di Wilayah Kerja Puskesmas
tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Hanura Kabupaten Pesawaran terutama desa yang
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, tiga provinsi sudah dibagikan kelambu berinsektisida yaitu Desa
dengan prevalensi malaria tertinggi adalah Papua Sukajaya lempasing, Desa Sukajadi, Desa Sukajawa,
Barat (26,1%), Papua (18,4%) dan Nusa Tenggara Desa Gebang. Sampel yang sudah diperoleh dari hasil
Timur (12,0%), sedangkan provinsi di Jawa – Bali survey dan sudah dilakukan pengecekan data missing
merupakan daerah dengan prevalensi malaria terendah (cleansing data), maka semua akan diambil sebagai
yaitu ≤ 0,5%. Menurut angka kejadian kasus malaria sampel dalam analisis ini. Berdasarkan metode cluster
berdasarkan API dan AMI, Kabupaten Pesawaran dua tahap tersebut, didapatkan 4 desa endemis yang
menempati urutan API dan AMI tertinggi sudah dibagikan kelambu oleh Puskesmas Hanura.
dibandingkan Kabupaten lain di Provinsi Lampung Selanjutnya dari tiap desa dipilih sebanyak 15 kepala
dengan API 29,31 ‰ dan AMI 118,88 ‰ (Dinkes, keluarga (KK) secara acak. Jika jumlah KK di
2017). Provinsi Lampung terdiri dari 16 desa/kelurahan terpilih kurang dari 15, maka semua
Kabupaten/Kota, dan yang tertinggi dengan kasus KK diambil sebagai sampel (Depkes, Survei Dasar
Cakupan Penggunaan Kelambu Berinsektisida Serta sehat menjadi perilaku sehat, artinya perilaku yang
Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Dalam mendasarkan pada prinsip-prinsip sehat atau
Upaya Pengendalian Malaria, 2009) kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan
Alat ukur yang dipergunakan dalam penelitian sangat berpengaruh dalam menerima informasi dan
ini adalah kuesioner terstruktur. Kemudian diolah perubahan sikap, dari hasil observasi diketahui
sesuai dengan kerangka konsep sampai subset data pendidikan SD yaitu sebesar 54% menunjukkan paling
siap untuk di analisis. analisis data yang dilakukan tinggi sedangkan SMP 29 %, pendidikan SMA/SLTA
meliputi: analisis univariat, bivariat dan multivariat. 14 % dan tidak bersekolah sebanyak 3 %. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan
HASIL Pendidikan

1. Karakteristik Responden No Pendidikan Jumlah Persentase


a. Umur Responden
Pada usia yang masih tergolong produktif (Orang)
kebiasaan untuk berada di luar rumah sampai larut 1 Tidak 2 3%
malam dimana vektornya lebih bersifat eksofilik dan Bersekolah
eksofagik akan memperbesar jumlah gigitan nyamuk. 2 SD 33 54 %
Dari hasil penelitian didapatkan data karakteristik 3 SMP 17 29 %
menurut umur responden yaitu dari segi umur 4 SMA 8 14 %
responden kurang dari 30 tahun yaitu sebesar 32 % , Jumlah 60 100%
40-50 tahun yaitu 23 % sedangkan jumlah persentase Sumber : Hasil Penelitian 2018
paling tinggi yaitu responden dengan umur < 50 tahun
sebanyak 45 % yaitu 27 orang. Hal ini dapat dilihat 2. Analisis Univariat
pada Tabel 1 di bawah ini : a. Kasus Kejadian Malaria
Wilayah Kecamatan Teluk Pandan yaitu Desa
Hanura merupakan wilayah endemis malaria yang
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan notabene disebabkan oleh species nyamuk anopheles
Umur sundaicus yang mana nyamuk dengan spesies tersebut
No Kelompok Jumlah Persentase gemar untuk berkembang biak pada air yang payau dan
Umur Responden hidup (beristirahat dan mencari makanan) di rumah
(Orang) warga pada penelusuran sampel penelitian kejadian
1 >30 tahun 19 32 % malaria yaitu 60 sampel.
2 40-50 tahun 14 23 %
3 <50 tahun 27 45 % b. Penggunaan Kelambu
Jumlah 60 Penggunaan kelambu pada daerah endemis
Sumber : Hasil Penelitian 2018 malaria sangat memiliki peran bagi penyebaran
penyakit malaria, dikarenakan morfologi nyamuk
b. Jenis Kelamin malaria yang gemar beraktifitas pada malam hari hal
Hasil observasi untuk jenis kelamin pada kasus ini dapat menyebabkan masyarakat lebih mudah
dan kontrol di Desa Hanura Kecamatan Teluk Pandan mendapat gigitan nyamuk yang telah memiliki ataupun
Kabupaten Pesawaran yaitu jenis kelamin laki-laki menyimpan plasmodium pada tubuh nyamuk tersebeut.
yaitu sebesar 11 % lebih sedikit jika dibandingkan Data penggunaan kelambu seperti pada table 4
dengan responden dengan jenis kelamin perempuan dibawah ini
yaitu sebesae 81%. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2
pada halaman selanjutnya. Tabel 4 Penggunaan Kelambu pada Masyarakat

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan No Penggunaan Jumlah Persentase


Jenis Kelamin Kelambu Responden
No Jenis Jumlah Persentase (Orang)
Kelamin Responden 1 Menggunakan 36 60 %
(Orang) 2 Tidak 24 40 %
1 Perempuan 49 81 % Menggunakan
2 Laki-Laki 11 19 % Jumlah 60 100%
Jumlah 60 100% Sumber : Hasil Penelitian 2018
Sumber : Hasil Penelitian 2018
3. Analisis Bivariat
c. Pendidikan Pada analisis hubungan/bivariat pada masing-
Tujuan akhir dari pendidikan kesehatan masing variabel bebas (penggunaan kelambu pada
masyarakat adalah perubahan perilaku yang belum responden/sampel penelitian) dan diuji silang dengan
variable terikat (kejadian malaria pada Untuk menghindari kelompok usia yang tidak
responden/sampel penelitian). Sedangkan penelitian ini
produktif yang banyak berada di rumah sejatinya harus
dilakukan untuk mengetahui besar hubungan yang ada perlindungan khusus misalnya menggunakan
terjadi diantara variable bebas dan terikat tersebutpenolak nyamuk yang dioleskan ataupun
diatas, dengan cara melakukan uji chi square. menggunakan kelambu pada saat tidur. Sehingga dapat
mengurangi angka kejadian malaria terutama pada
Tabel 5 kelompok umur diatas 50 tahun.
Tabel Silang Penggunaan Kelambu dan Kejadian Selain itu pada kelompok umur diatas 50
Penyakit Malaria tahun umumnya sudah mengalami penurunan kondisi
kesehatan sehingga diperlukan pula pergerakan tubuh
Tidak Malaria Total guna menunjang aktivitas pergerakan tubuh misalnya
Malaria (Orang) Keseluruhan olahraga dipagi hari.
(Orang)
1 Tidak 10 14 24
a. Jenis Kelamin
Menggunakan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
Kelambu
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
2 Menggunakan 17 19 36
jumlahnya lebih banyak terdapat pada jenis kelamin
Kelambu perempuan yaitu sebanyak 49 sampel (89 %).
Total 27 33 60 Sedangkan responden dengan jenis kelamin laki laki
Sumber : Hasil Penelitian 2018 adalah 11 orang atau sebanyak 19 % dari total
keseluruhan sampel. Tidak jauh berbeda dengan
Dari hasil pengamatan pada kejadian malaria karakteristik pada kelompok umur pada poin
dan penggunaan kelambu di Desa Hanura Kecamatan sebelumnya, pada jenis kelamin perempuan lebih
Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran didapatkan hasil banyak berada di rumah dikarenakan yang bekerja
bahwa sampel penelitian yang tidak menggunakan sebagian besar adalah kaum lelaki atau suami.
kelambu dan tidak mengalami kejadian malaria adalah Sehingga kelompok umur wanita lebih banyak dan
10 sampel, dan yang tidak menggunakan kelambu lebih mungkin untuk mengalami kejadian malaria.
terkena malaria adalah 14 sampel. Sedangkan untuk
sampel penelitian yang menggunakan kelambu dan b. Hubungan Penggunaan Kelambu Dengan
tidak mengalami kejadian malaria adalah 17 orang dan Kejadian Malaria
yang menggunakan kelambu dan terkena malaria Hasil perhitungan secara analitik yang terdapat
sebanyak 19 orang. pada table 4.11 didapatkan bahwa angka p value
adalah 0.18 yang berarti melebihi batas 0.05 sehingga
Tabel 6 Penggunaan Kelambu pada Masyarakat dapat diartikan bahwa penggunaan kelambu dengan
Value Df kejadian malaria pada wilayah penelitian yaitu Desa
Pearson Chi-Square .180a 1 Hanura Kecamatan Teluk Pandan tidak memiliki
Continuity Correctionb .025 1 hubungan yang signifikan. Hal ini dapat disebabkan
Likelihood Ratio .180 1 oleh beberapa hal sebagai contoh adalah karakteristik
Fisher's Exact Test responden berdasarkan kelompok umur.
Sumber : Hasil Penelitian 2018 Tentunya kelompok umur yang lebih muda
yaitu dibawah 20 tahun akan sedikit lebih kuat daya
Dari hasil pengamatan pada metode analitik tahan tubuhnya dari serangan parasit malaria jika
diatas didapatkan bahwa p value hasil perhitungan dibandingkan dengan kelompok umur yang lebih tua.
adalah 0,18 dengan excat fischer nya adalah 0,672. Hal Selain itu pula kelompok umur yang lebih muda lebih
ini menandakan bahwa pada responden/sampel aktif bergerak ketika berada dirumah misalnya
penelitian yang melibatkan warga Desa Hanura melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran yaitu dengan rumah tangga, sedangkan kelompok umur
untuk penggunaan kelambu tidak berpengaruh ditandai diatas 50 tahun lebih rentan terkena penyakit malaria
dengan angka p value 0,18. dikarenakan aktifitas nya cenderung pasif sehingga
nyamuk anopheles lebih mudah untuk menyerang.
PEMBAHASAN Yang juga dapat mempengaruhi hasil penelitian
1. Karakteristik Responden yaitu warga desa yang kehidupan sehari-hari sering
bepergian ke tempat-tempat lain yang wilayah nya
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
tidak terdapat ataupun sebaliknya wilayah yang
karakteristik kelompok umur responden yang memiliki
ditetapkan sebagai endemis malaria, sehingga faktor
jumlah paling banyak adalah 45 % atau 27 sampel hal
penggunaan kelambu tidak berpengaruh. Selanjutnya
ini dapat dikatakan merupakan hal yang sangat wajar
adalah warga yang juga sebelumnya memang sudah
bahwasanya pada kelompok umur diatas 50 tahun
memiliki riwayat penyakit malaria, sebelum dibagikan
umumnya yang bekerja sudah memasuki masa pension
kelambu oleh puskesmas hanura sehingga pada saat-
ataupun sudah mengurangi volume pekerjaannya.
saat tertentu penyakit tersebut melalui plasmodium
yang sudah tertanam didalam tubuh indivudu warga responden atau sebanyal 55 % dari persentase
dapat kambuh dan menderita penyakit malaria. keseluruhan.
Faktor selanjutnya adalah pemilihan dan Pada variable penggunaan kelambu di Desa
penggunaan metodologi penelitian. Yang digunakan Hanura pada saat penelitian adalah 24 responden atau
pada penelitian ini adalah metode cross sectional yang 40 % dari persentase keseluruhan sampel sedangkan
mana pengambilan sampel dan variable penelitian baik yang tidak menggunakan kelambu adalah 36
variable bebas maupun terikat pada waktu saat itu responden atau sebanyal 60 % dari persentase
yang artinya kemungkingan keterkaitan ataupun keseluruhan.
hubungan antara penggunaan kelambu dan kejadian Analisis terhadap hubungan antara penggunaan
penyakit malaria pada waktu lampau tidak kelambu dengan kejadian malaria menghasilkan p
teridentifikasi dengan seksama. Akan lebih baik value 0.18 yang berarti tidak ada hubungan yang
hasilnya jika yang digunakan adalah metodologi signifikan antara kedua variable.
penelitian dengan cara case control guna menjaring
Kelompok umur dengan persentase paling
kasus yang lebih luas lagi dari segi waktu lampau
banyak pada sampel penelitian adalah <50 tahun
apakah benar-benar penggunaan kelambu pada
sebanyak 45 % sampel penelitian atau 27 orang.
wilayah desa hanura benar benar memiliki hubungan
Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan merupakan
atau tidak memiliki hubungan.
persentase paling banyak pada sample penelitian yaitu
81 % atau sebanyak 49 orang.
SIMPULAN
Kejadian Malaria di Desa Hanura pada saat
penelitian adalah 27 responden atau 45 % dari
persentase keseluruhan sampel sedangkan yang tidak
mengalami kejadian penyakit malaria adalah 33

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pirayat B et al, Sosial Behavior Housing Factors and
pemberantasan vektor. Dirjen PPM-PL, Yheir Interactive Effect Assocciated with
Departemen Kesehatan RI, Jakarta Malaria Occurance in East Thailand, South
East Asia Journal Medicine Publik Health.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan Hasil
Riset Kesehatan Dasar Provinsi Kepulauan Subki S. 2000. Faktor-Faktor Yang
Riau tahun 2007. Jakarta: Badan Penelitian Berhubungan Dengan Kejadian di
Dan Pengembangan Kesehatan. Puskesmas Membalong, Puskesmas
Gantung, dan Puskesmas Manggar
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Kabupaten Belitung, PS_IKM, FKM UI
Surveilans Malaria. Jakarta: Direktorat
Jendral PP & PL. Jakarta Suharmanto. 2000. Faktor Lingkungan dan
Prilaku Yang Berhubungan Dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, 2017. Profil Kejadian Malaria DI Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran. Puskesmas Simpang, Tanjung Lengkayap,
Talang Karet, Kabupaten OKU Tahun 2000
Gunawan, S. 2000. Epidemiologi Malaria. In: [Tesis]. Depok: Universitasi Indonesia.
Harijanto, P. N., Eds. Malaria:
Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Unicef, 2005. “World Malaria Report”.
Klinis, & Penangan. 1st. Jakarta: EGC
WHO. 2004. Global Plan For Insecticide Resistance
Harijanto PN. 2000. Malaria. Dalam: Management, In Malaria Vectors. World
Epidemiologi, Patogenesi, Manifestasi Health Organization. Geneva
Klinis/dan Penanganan. Jakarta: Penerbit
EGC

Potrebbero piacerti anche