Sei sulla pagina 1di 8

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM

MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)


Cahaya Warman
FKIP Universitas Mulawarman
Jl. Muara Pahu Gn. Kelua Samarinda.
e-mail: cahaya.warman@gmail.com

Abstract : This paper explain: (1) Background of civic education in Indonesia (2) Problems
in implementing civic education in Indonesia (3) How the character of civic education in
Economic Asean Society (MEA) is. Civic education in Indonesia as the background by along
history of Indonesian since colonialism era until filling independence era that can make
different ruled based on each era. Many problems in implementing civic educatioan in
Indonesia is : (a) study more give high knowledge but less application, (b) some teacher not
able to manage classroom efectivety, (c) between material of civic educatioan and time
allocation is not balance, (d) civic education in Indonesia can make negative effect for
students perceptions, (e) some teacher teach still use the conventional model, (f) activities
teachers more dominant than students. The role of civic education in the face of Economic
Asean Society (EAS) : (a) increasing awareness and sense of nationalism to local products,
(b) propose an appropriate legal products to create a fovorable regulatory Indonesia for
example, every citizen of a foregin working in Indonesia should be able to speak Indonesian,
invested capital should be in rupiah. (c) mainting an attitude independent and active foreign
policy and not fixated on intra-Asean trade, (d) promote and introduce the Pancasila
economic system is Indonesian economic condition in order to stay awake.

Keywords: Civic education, Economic Asean Society

Abstrak. Makalah ini menjelaskan: (1) Latar belakang pendidikan kewarganegaraan di


Indonesia, (2) Permasalahan dalam menerapkan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia
(3) Bagaimana karakter pendidikan kewarganegaraan dalam Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA). Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia berlatar belakang sejarah Indonesia yang
panjang sejak era penjajahan hingga era kemerdekaan yang mana tiap-tiap era memliki
peraturan yang berbeda. Berbagai masalah dalam menerapkan pendidikan kewarganegaraan
di Indonesia diantaranya adalah: (a) pelajaran lebih banyak memberi pengetahuan namun
kurang aplikasinya, (b) beberapa guru tidak dapat mengelola kelas secara efektif, (c) tidak
seimbang antara banyaknya materi ajar pendidikan kewarganegaraan dan alokasi waktu, d)
Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia dapat menimbulkan dampak negatif bagi persepsi
siswa, (e) beberapa guru masih mengajar menggunakan model konvensional, (f) kegiatan
guru lebih dominan daripada siswa. Peran pendidikan kewarganegaraan dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA): (a) meningkatkan kesadaran dan rasa nasionalisme
terhadap produk lokal, (b) mengajukan produk hukum yang sesuai untuk menciptakan
peraturan yang mengatur Indonesia misalnya, sebagai contoh, setiap warga negara asing yang
bekerja di Indonesia harus bisa berbahasa Indonesia, modal yang diinvestasikan harus dalam
rupiah. (c) mempertahankan kebijakan politik luar negeri yang independen dan aktif dan tidak
terpaku pada perdagangan intra-ASEAN, (d) mempromosikan dan mengenalkan bahwa
sistem ekonomi Pancasila adalah kondisi ekonomi Indonesia agar tetap mawas diri.

Kata kunci: Pendidikan kewarganegaraan, Masyarakat Ekonomi Asean.

PENDAHULUAN dan mendorong pertumbuhan ekonomi untuk


Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) meningkatkan kemakmuran, serta untuk
dapat membuka akses pasar yang lebih luas memperkuat daya saing kawasan dalam

69
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 1, APRIL 2017

menghadapi kompetisi global dan regional. bangsa, baik pada tataran intelektual
Disisi lain, berlakunya MEA juga membuka teoritis maupun praktis. Selain itu, keberadaan
peluang sekaligus tantangan yang berat dalam PKn diharapkan bukan saja sebagai proses
ketenagakerjaan dan kehidupan ekonomi, penanaman nilai moral untuk membentengi
sehingga salah satu faktor penting dalam diri dari ekses negatif globalisasi, tetapi yang
menghadapi MEA adalah mempersiapkan paling penting adalah bagaimana nilai-nilai
tenaga kerja terampil yang memiliki moral yang telah ditanamkan PKn tersebut
kemampuan yang dapat disetarakan dengan mampu berperan sebagai kekuatan pembebas
kemampuan tenaga kerja dari negara lain. dari himpitan kemiskinan, kebodohan dan
MEA adalah tujuan akhir integrasi ekonomi keterbelakangan sosial budaya dan ekonomi.
seperti yang dicanangkan dalam ASEAN Dari uraian tersebut di atas, maka tulisan ini
Vision 2020 adalah:"To create a stable, akan membahas tentang bagaimana peran PKn
prosperous and highly competitive ASEAN dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi
economic goods, services, investment, skill Asean.
labor economic development and
reducedpoverty and socio-economic PEMBAHASAN
disparities in year 2020" (Rofiq, 2015:252). Dunia pendidikan saat ini masih
Pendidikan sebagai wahana dihadapkan pada berbagai persoalan, mulai
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari soal rumusan tujuan pendidikan yang
yang berdaya saing dalam pembangunan kurang sejalan dengan tuntutan masyarakat,
bangsa. Dalam pembukaan Uudang-Undang Dasar sampai kepada persoalan guru, metode,
1945 alenia ke empat menyatakan “mencerdaskan kurikulum dan lain sebagainya. Selain itu juga
kehidupan bangsa”, pernyataan tersebut berbagai isu, antara lain pendidikan
menunjukkan pendidikan merupakan salah satu diharapkan membawa masyarakat pada civil
aspek penting dalam pembangunan, dimana society (Nursalim, 2016). Makalah ini akan
pernyataan tersebut didukung presiden Republik membahas secara konseptual tentang apa yang
Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam melatar belakangi pendidikan
pidatonya pada hari pendidikan nasional 2 kewarganegaraan (PKn) di Indonesia,
Mei 2013 menyatakan “pendidikan adalah permasalahan apa saja dalam implementasi
bekal kemajuan bangsa. PKn di Indonesia, dan bagaimana peran PKn
Isu MEA jika dikaitkan dengan PKn, dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean
menggambarkan bahwa tantangan persaingan (MEA).
ekonomi berpengaruh terhadap sistem
Latar Belakang Pendidikan
pendidikan khususnya PKn. Oleh karena itu,
Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia
sistem PKn harus mengantisipasi perubahan Perjalanan panjang sejarah bangsa
zaman, dan siap menghadapi MEA dengan
Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan
langkah-langkah strategis untuk selama penjajahan, kemudian dilanjutkan
mengaktualisasikan identitas bangsa yang dengan era perebutan dan mempertahankan
relevan di segala zaman. kemerdekaan sampai dengan era pengisian
Sebagai agen perubahan sosial, PKn di kemerdekaan, menimbulkan kondisi dan
era globalisasi dewasa ini dituntut untuk tuntutan yang berbeda sesuai dengan
mampu memainkan perannya secara dinamis zamannya.
dan proaktif. Keberadaan PKn diharapkan Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti
mampu membawa perubahan dan kontribusi No.267/Dikti/2000, (Takwin, 2011:1) tujuan
yang berarti bagi

70
WARMAN │ PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)...

Pendidikan Kewarganegaraan adalah: (1) gilirannya akan mengancam persatuan dan


tujuan umum memberikan pengetahuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang telah lama
kemampuan dasar kepada mahasiswa dibina, dipelihara serta didambakan bangsa
mengenai hubungan antara warga negara Indonesia sejak dahulu. Oleh karena itu, agar
dengan negara serta Pendidikan Pendahuluan kalangan intelektual terutama mahasiswa
Bela Negara agar dapat menjadi warga negara memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. dan kewajibannya untuk menjadi warga
(2) Tujuan khusus: (a) agar mahasiswa dapat Negara Indonesia yang cerdas, terampil dan
memahami dan melaksanakan hak dan berkarakter sesuai dengan yang diamanatkan
kewajiban secara santun, jujur dan demokratis oleh Pancasila dan UUD 1945, maka
serta ikhlas sebagai warga negara Republik diperlukan pendidikan kewarganegaraan di
Indonesia yang terdidik dan berbagai tingkatan pendidikan.
bertanggungjawab, (b) agar mahasiswa
Permasalahan Implementasi Pendidikan
menguasai dan memahami berbagai masalah
Kewarganegaraan
dasar dalam kehidupan bermasyarakat, Dalam pasal 37 ayat (1) dan (2), UU No.
berbangsa dan bernegara serta dapat 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
mengatasinya dengan pemikiran kritis dan
Nasional ditegaskan bahwa Pendidikan
bertanggungjawab yang berlandaskan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu
Pancasila, wawasan nusantara dan ketahanan mata pelajaran yang wajib diajarkan di
nasional, (3) agar mahasiswa memiliki sikap Indonesia di semua jenjang pendidikan dari
dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Namun,
kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban faktanya tidak semua sekolah mampu
bagi nusa dan bangsa. memberikan kesan tentang makna pendidikan
Perkembangan kehidupan kenegaraan termasuk pendidikan kewarganegaraan. Saat
Indonesia mengalami perubahan yang sangat ini sekolah belum menjadi sarana pendidikan
besar terutama berkaitan dengan gerakan yang menyenangkan dan memberikan
reformasi, serta perubahan Undang-undang pengetahuan yang bermakna bagi peserta
termasuk amandemen UUD 1945 serta Tap didik, tetapi sekolah lebih banyak
MPR NO.XVIII/MPR/1998, yang menetapkan membebani siswa dengan pengetahuan yang
mengembalikan kedudukan Pancasila pada banyak, tetapi kurang bermakna (Takwin,
kedudukan semula, sebagai dasar filsafat 2011:1). Pernyataan ini terkait dengan
Negara. Hal ini menimbulkan penafsiran yang pemahaman siswa terhadap materi ajar,
bermacam-macam, akibatnya akhir-akhir ini termasuk PKn, dimana siswa mampu
bangsa Indonesia menghadapi krisis ideologi. menyajikan tingkat hapalan yang baik
Dewasa ini banyak kalangan elit politik serta terhadap materi yang diterima, tetapi sulit
sebagian masyarakat beranggapan bahwa
untuk mengaplikasikan dalam kehidupan
Pancasila merupakan label politik Orde Baru sehari-hari. Suryadi dan Somardi (2000)
sehingga mengembangkan serta mengkaji dalam Takwin, M. (2011) berpandangan
Pancasila dianggap akan mengembalikan bahwa sistem kehidupan bernegara (sebagai
kewibawaan Orde Baru. Pandangan yang sinis bidang kajian PKn) merupakan struktur dasar
serta upaya melemahkan peranan ideologi bagi pengembangan pendidikan
Pancasila pada era Reformasi dewasa ini akan kewarganegaraan. Moh. Mujib Zunun
berakibat fatal bagi bangsa Indonesia yaitu (Takwin, M. 2011) mengatakan seorang siswa
melemahnya kepercayaan rakyat terhadap sebelum menerima pembelajaran telah
ideologi negara yang kemudian pada

71
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 1, APRIL 2017

mempunyai konsep awal tentang berbagai UU No.20 Tahun 2003 pada penjelasan pasal
fenomena di sekitarnya dan jika konsep baru 37 ayat (1) dimaksudkan untuk membentuk
yang diterima disekolah tersebut ada kaitannya peserta didik menjadi manusia yang memiliki
dengan konsep awal siswa, maka pembelajaran rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
tersebut akan mudah untuk diterima, Guru Pkn adalah orang yang berfungsi
sebaliknya jika bertentangan antara konsep melaksanakan dan memberikan ilmu
awal dan konsep baru, maka siswa akan pengetahuan kepada peserta didik mengenai
kesulitan untuk menerimanya bahkan hubungan antara warga Negara dan Negara
cenderung untuk menolak seperti pura-pura serta pendidikan pendahuluan bela negera agar
tidak mendengar, cuek atau keluar kelas. anak didik tersebut nantinya menjadi manusia
Persoalanya adalah bagaimana yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
menemukan pendekatan yang terbaik untuk air.
menyampaikan berbagai konsep PKn agar Beberapa problematika yang dihadapi
siswa dapat menggunakan dan mengingat Guru dalam implementasi PKn, antara lain:
lebih lama konsep tersebut. Apakah guru PKn Problem Dalam Pengelolaan Kelas
telah dapat berkomunikasi secara efektif Pengelolaan kelas merupakan masalah
dengan siswa yang selalu bertanya tentang yang kompleks, dimana guru PKn dituntut
alasan dari sesuatu. Bagaimana membuka untuk menciptakan dan mempertahankan
wawasan berfikir dan beragam dari seluruh kondisi kelas untuk mencapai tujuan
siswa agar konsep yang dipelajarinya dapat pengajaran secara efisien dan efektif, yang
dikaitkan dengan kehidupan nyata. Inilah memungkinkan anak didik dapat belajar
tantangan kita bagi guru, khususnya guru PKn, dengan baik. Pengelolaan kelas adalah
yang pada ulasan berikut akan penulis coba keterampilan seorang guru menciptakan dan
paparkan Problematika dan Tantangan Guru memelihara kondisi belajar yang optimal.
PKn di Sekolah. Namun faktanya, masih ada beberapa guru
PKn yang masih belum mampu mengelola
Problematika Guru Dalam Implementasi kelas secara efektif. Hal ini disebabkan antara
PKn lain oleh factor guru itu sendiri, dan factor
Guru Pkn adalah dua kata yang jika kebijakan rekruitmant. Oleh karena itu perlu
diterjemahkan secara bebas adalah guru dan ada prioritas program pembinaan guru melalui
PKn. Guru, dalam pengertian sederhana adalah pendidikan dan pelatihan, dan perlu evaluasi
orang yang memberikan ilmu pengetahuan kebijakan terkait dengan proses rekruitman
kepada anak didik. Guru dalam pandangan pegawai dengan menerapkan prinsip the right
masyarakat adalah orang yang melaksanakan man on the right place (penerimaan pegawai
pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak sesuai keahlian).
mesti di lembaga pendidan formal, tetapi bisa Perbandingan Materi dengan Alokasi Waktu
juga di masjid, di suarau/mushalla, di rumah Pembelajaran
dan sebagainya. Syaful Bahri Djamarah Keluasan materi PKn yang tidak
(Takwin, 2011:2). Sedang kata PKn adalah seimbang dengan alokasi waktu yang tersedia
merujuk pada mata pelajaran pendidikan pada jam pelajaran efektif di sekolah-sekolah,
kewarganegaraan yang wajib diajarkan di yakni sekitar 2 JP minggu (Catatan 1 JP = 35
sekolah-sekolah (kurikulum 2006/KTSP), menit: SD/MI. 40 menit:SMP/MTs, 45 menit
dengan materi pokok menyangkut hubungan :SMA/MA) akan berdampak pada mutu hasil
antara warganegara dan Negara serta belajar. Materi PKn sangat luas dan mencakup
pendidikan pendahuluan bela Negara. Oleh hubungan warga Negara dengan Negara dan

72
WARMAN │ PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)...

pendidikan pendahuluan bela Negara yang dari perkembangan pengetahuan regional dan
masa ke masa ruang lingkup materinya global yang bisa diperoleh melalui beragam
mengalami perubahan sejalan dengan bahan bacaan dan penguasaan teknologi
dinamika dan kepentingan politik. Dalam informasi seperti mengakse di internet.
kurikulum 1957, isi pelajaran Keberadaan PKn dalam Penentuan
Kewarganegaraan membahas cara-cara Kelulusan
memperoleh kewarganegaraan dan cara-cara Tidak dimasukannya PKn pada mata
kehilangan kewarganegaraan Indonesia; pelajaran yang di UN (ujian nasional) kan
sedangkan isi materi mata pelajaran Civics dalam penentuan kelulusan siswa dalam satuan
pada tahun 1961 adalah sejarah kebangkitan pendidikan dasar dan menengah berdampak
nasional, UUD, pidato politik kenegaraan, pada persepsi negatip bagi siswa, orang tua
yang terutama diarahkan untuk "nations and siswa, dan sebagian guru. Mereka menilai
character building" bangsa Indonesia. Dalam bahwa mata pelajaran PKn kurang penting
kurikulum 1968, muatan bahan PKN (Civic jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang
Education) sangat luas, karena bukan hanya di UN kan. Hal ini dapat dilihat dari adanya
membahas Civics dan UUD 1945, tetapi kecenderungan untuk mengabaikan mata
meliputi pula muatan sejarah kebangsaan pelajaran PKn, baik oleh siswa, orang tua
Indonesia dan bahkan di Sekolah Dasar siswa, maupun pihak sekolah. Para siswa
mencakup ilmu bumi. cenderung lebih banyak mengalokasikan
Selanjutnya, dalam standar kompetensi waktu untuk belajar mata pelajaran yang di
kurikulum PKn 2004 dan KTSP 2006 UN kan. Begitu juga orang tua siswa, sulit
diuraikan bahwa ruang lingkup mata pelajaran ditemui orang tua siswa yang memberikan
Pendidikan Kewarganegaraan ditekankan pada biaya untuk belajar tambahan pada mata
bidang kajian Sistem Berbangsa dan pelajaran PKn, tetapi yang pasti untuk belajar
Bernegara dengan aspek-aspeknya sebagai tambahan pada mata pelajaran yang di UN
berikut: (1) Persatuan bangsa; (2) Nilai dan kan. Begitu juga pihak sekolah, ketika
norma (agama, kesusilaan, kesopanan dan menjelang UN, mata pelajaran PKn kadang-
hukum); Hak asasi manusia; (3) Kebutuhan kadang diabaikan demi kegiatan pemadatan
hidup warga negara; (4) Kekuasaan dan untuk materi pelajaran yang akan di UN kan.
politik; (5) Masyarakat demokratis; (6) Demikian juga halnya pada saat pelaksanaan
Pancasila dan konstitusi negara; dan (8) Ujian Nasional, proses untuk mencapai standar
Globalisasi. kompetensi lulusan kadang-kadang dilakukan
Dilihat dari struktur keilmuannya, dengan cara yang bertentangan dengan tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan paradigma baru PKn dan bahkan bertentangan dengan tujuan
mencakup tiga dimensi keilmuan, yaitu pendidikan nasional. Jika kondisi terebut tidak
dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic segera dievaluasi dan ditindak lanjuti, maka
knowledge), keterampilan kewarganegaraan akan terjadi pembentukan karakter anak
(civic skills), dan karakter atau watak bangsa yang tidak sesuai dengan tujuan PKn
kewarganegaraan (civic dispositions). dan tidak sesuai dengan tujuan pendidikan
Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi nasional, yaitu membentuk manusia yang
terhadap kurikulum yang sedang berjalan guna berbudi pekerti luhur, berahklak mulia, cerdas,
mengatasi ketimpangan-ketimpangan yang terampil dan bertanggung jawab.
terjadi. Selain itu, guru PKn juga harus Minimnya Kreativitas Guru Dalam
berperilaku kreatif dan inovatif memiliki Pembelajaran
wawasan luas dan mampu mengikuti

73
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 1, APRIL 2017

Problem keempat dari guru adalah (ditjenkpi.kemendag.go.id). Pada tahun 2015


kurang kreatifnya guru PKn dalam membuat negara-negara yang tergabung dalam ASEAN
alat peraga, media dan penggunaan metode (Association of South East Asian Nation)
pembelajaran. Selama ini masih ada guru PKn mengimplementasikan kerjasama masyarakat
yang menggunakan metode ceramah saja ekonomi ASEAN (ASEAN Economic
dalam pembelajarannya. Akibatnya, proses Community). Salah satu poin deklarasi tersebut
belajar mengajar (PBM) terkesan sangat kaku, adalah penyediaan tenaga terdidik. Persaingan
kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru tenaga kerja di dalam MEA akan sangat ketat.
cenderung lebih dominan dalam proses belajar Bagaimanapun di dalam dunia pasar bebas
mengajar. Guru PKn mengajar lebih banyak MEA, Indonesia akan di banjiri oleh tenaga
mengejar target yang berorientasi pada nilai kerja dan pelaku usaha dari Negara asing di
ujian akhir, masih menggunakan model kawasan ASEAN. Apa lagi ukuran SDM
konvensional yang monoton, aktivitas guru masyarakat Indonesia berada rata-rata di
lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru bawah SDM masyarakat warga negara asing
seringkali mengabaikan proses pembinaan kawasan ASEAN. Tanpa SDM yang trampil,
tatanan nilai, sikap, dan tindakan; sehingga mumpuni dan professional yang di miliki oleh
mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai masyarakat Indonesia, maka dapat di pastikan
mata pelajaran pembinaan warga negara yang Negara Indonesia hanya akan menciptakan
menekankan pada kesadaran akan hak dan para tenaga kerja kasar, seperti buruh, dan
kewajiban tetapi lebih cenderung menjadi pembantu rumah tangga. Hal serupa juga akan
mata pelajaran yang jenuh dan membosankan, di alami para pelaku usaha anak bangsa yang
Takwin, 2011:4). Oleh karena itu, guru dapat akan menjadi penonton dalam MEA. Untuk
memanfaatkan sumber belajar lainnya yang menciptakan tenaga kerja yang trampil,
tidak hanya berada di dalam kelas. Guru Pkn memiliki kopetensi yang tinggi, mumpuni dan
harus selalu meningkatkan kompetensi profesional, maka dunia pendidikan juga
pedagogik; (b) tidak enggan memanfaatkan mempunyai tanggungjawab dalam membenahi
TIK; (c) guru PKn harus menyukai dan tingkat SDM bangsa Indonesia agar dapat
melakukan penelitian tindakan kelas (PTK); bersaing dengan para tenaga kerja dari negara-
(d) fasilitas pendukung, seperti alat peraga, negara ASEAN.
peralatan praktikum PKn perlu dilengkapi. Pendidikan kewarganegaraaan adalah
pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
Peran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
mempersiapkan warga masyarakat yang
dalam Menghadapi MEA
berpikir kritis dan bertindak demokratis,
Pertemuan negara-negara ASEAN di
melalui aktivitas menanamkan kesadaran
Kuala Lumpur Malaysia pada Agustus 2006
kepada generasi baru, bahwa demokrasi itu
sepakat mengembangkan masyarakat ekonomi
merupakan bentuk kehidupan dalam
ASEAN. Pertemuan tersebut menghasilkan
masyarakat yang paling menjamin hak-hak
deklarasi masyarakat ekonomi ASEAN
dari warga masyarakat”. Pendidikan
( ASEAN Economic Community) yang di tanda
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
tangani pada 20 November 2007 memuat isi
yang memfokuskan pembentukan warga
deklarasi tersebut salah satunya adalah
negara yang dapat memahami dan bisa
ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis
melaksanakan hak-hak serta kewajiban untuk
produksi internasional dengan elemen aliran
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja
terampil, dan berkarakter yang di amanatkan
terdidik dan aliran modal yang lebih bebas
oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas,

74
WARMAN │ PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)...

2006:49). Pendidikan kewarganegaraan saja. Keempat menggalakkan dan


diharapkan dapat mempersiapkan pesertadidik mengenalkan system ekonomi pancasila agar
menjadi warga negara yang mempunyai kondisi ekonomi Indonesia tetap terjaga, yaitu
komitmen yang kuat dan konsisten untuk prinsip ekonomi yang bedasarkan pada UUD
mempertahankan Negara Kesatuan Republik 1945 pasal 33, yaitu:
Indonesia (NKRI). Negara kebangsaan 1. Perekonomian disusun sebagai usaha
merupakan negara yang pembentukannya bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
didasarkan pada pembentukan semangat 2. Cabang-cabang produksi yang penting
kebangsaan dan nasionalisme yakni tekad bagi negara dan yang menguasai hajat
suatu masyarakt untuk membangun masa hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
depan bersama di bawah satu negara yang 3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang
sama, walaupun warga masyarakaat itu terkandung di dalamnya dikuasai oleh
berbeda-beda dalam agama, ras, etnik, atau negara dan dipergunakan untuk sebesar-
golongannya. Pendidkan kewarganegaraan besar kemakmuran rakyat.
sebagai benteng moral warganegara berfungsi 4. Perekonomian nasional diselenggarakan
mencegah persebaran dampak buruk MEA. berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
Dalam dunia internasional Masyarakat warga prinsip kebersamaan, efisiensi
memiliki peran kelompok yang memimpin berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
membangun kepentingan dan nilai umum dan lingkungan, kemandirian, serta dengan
luas untuk menarik dukungan kelompok lain. menjaga keseimbangan kemajuan dan
Artinya apabila kelompok ini berhasil kesatuan ekonomi nasional.
mempengaruhi masyarkat untuk 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai
mempertahankan kedaulatan dalam pelaksanaan pasal ini diatur dalam
menggunakan produk lokal maka MEA tidak undang-undang.
akan terlalu berbahaya bagi masyarakat kecil
dan menengah. Kesimpulan
Peran pendidikan kewarganegaraan Peran PKn dalam menghadapi
dalam menghadapi MEA: pertama Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
meningkatkan kesadaran dan rasa daiantaranya adalah meningkatkan kesadaran
nasionalisme terhadap produk lokal. dan rasa nasionalisme terhadap produk local,
Kesadaran ini dapat dilakukan melalui institusi mengusulkan produk hukum yang tepat untuk
pendidkan formal seperti sekolah dan membuat sebuah regulasi yang
perkantoran, atau melalui sosialisai tidak menguntungkan Indonesia, mempertahankan
langsung seperti iklan dan jargon sehari-hari. sikap politik luar negeri bebas aktif yang telah
Kedua mengusulkan produk hukum yang tepat dianut bangsa Indonesia sejak merdeka,
untuk membuat sebuah regulasi yang menggalakkan dan mengenalkan system
menguntungkan Indonesia misalnya setiap ekonomi pancasila agar kondisi ekonomi
warganegara asing yang akan bekerja di Indonesia tetap terjaga.
Indonesia harus bisa berbahasa Indoenesia,
modal yang di tanam harus menggunakan mata DAFTAR PUSTAKA
uang rupiah. Ketiga mempertahankan sikap Depdiknas. (2006). Undang-Undang Sistem
politik luar negeri bebas aktif, sikap politik Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
yang telah dianut bangsa Indonesia sejak 2003. Jakarta: Depdiknas.
merdeka hendaknya tetap di pertahankan dan Kemendikbud. (2013). Peraturan Menteri
tidak terpaku pada perdagangan intra-Asean Pendidikan dan Kebudayaan No. 65

75
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 1, APRIL 2017

Tahun 2013 Standar Proses


Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Kemendikbud.
Siamanjuntak, Desmon. (2013). Peranan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Kurikulum 2013. Jurnal
Pendidikan Penabur, 21: 78-81.
Takwin, M. (2011). Problem dan Tantangan
Pembelajaran PKn di Sekolah.
http://tanjungpelayar.blogspot.co.id/2
011/04/problem-dan-tantangan-
pembelajaran-pkn.html. diakses 20
September 2016.
Rofiq, A. A. (2014). Menakar Pengaruh
Masyarakat Ekonomi Asean 2015
Terhadap Pembangunan Indonesia.
Salam; Jurnal Filsafat dan Budaya
Syar’I, 1(2): 249-256.
Nursalim, E. (2016). Pendidikan Islam
Menuju Masyarakat Madani di Era
Globalisasi (Suatu Ikhtiar
Menghadapi Tantangan Masyarakat
Ekonomi Asean/MEA). At-turats;
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam,
10(1): 43-51.

76

Potrebbero piacerti anche