Sei sulla pagina 1di 16

HUBUNGAN KERJA ANTARA KEPALA DESA DENGAN

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)


MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014
TENTANG DESA
WORKING RELATION BETWEEN HEAD OF THE VILLAGE AND
CONSULTATIVE BODY OF THE VILLAGE (BPD) ACCORDING TO LAW
NUMBER 6 OF 2014 CONCERNING VILLAGE

Khaeril Anwar
Ketua Yayasan Arrahmah Pringgarata
email : khaerilanwarwen@gmail.com
Naskah diterima : 11/05/2015; direvisi : 07/08/2015; disetujui : 20/08/2015

Abstract
The existence of Law Number 6 of 2014 concerning Village is expected to be able to accommodate
the interest and needs of the Villagers. Governance of the Village is organized by Head of the Village
and the consultative body of the Village (BPD). The head of the Village is in charge to organize the
governance of the Village, implement the development of the Village, maintenance the Village’s societal
matter and empowering the Villagers. Whereas BPD is functioned to discuss and agrees on draft of
Village regulation together with the Head of the Village, accommodate and distribute aspiration of
the Villagers and supervising performance of the Head of the Village. According to research result,
the establishment of Law Number 6 of 2014, there are amendments on position, duties, function and
authority of the Head of the Village and BPD, where the Head no longer responsible to BPD. Working
relation between Head of the Village and BPD in partnership, consultation and coordination which
regulated in Article 1 section 7, stated that Head of the Village and BPD shall discuss and agrees
regulation of the Village, Article 11 section 1 regulates that Head of the Village and BPD may initiate
status amendment of Village to be urban Village (Kelurahan) through Village deliberation. Article
27 letter c contained obligation of the Head of the Village to provide written report on governance
organization to BPD, Article 32 section 1 obliged BPD to writtenly inform Head of the Village
concerning expiration his service period at least 6 month in advance of the due date. Article 73 section
2, stated that Head of the Village may proposed draft of income and expenses budget of the Village and
having consultation with BPD, Article 77 section 3 regulated that Head of the Village and BPD shall
jointly consulting the management of assets of the Village.
Keywords: Village governance, working relation between Head of the Village and BPD

Abstrak
Kelahiran Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa diharapkan mampu untuk
mengakomodir kepentingan dan kebutuhan masyarakat Desa. Pemerintahan Desa dijalankan
oleh Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan
Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan
pemberdayaan masyarakat Desa sedangkan Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi
membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung
dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa dan melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.
Berdasarkan hasil penelitian dengan berlakunya Undang-undang Nomor 6 tahun 2014, terjadi
Perubahan Kedudukan, tugas, fungsi dan wewenang Kepala Desa dan BPD, Kepala Desa tidak lagi
bertanggung jawab kepada BPD. Hubungan kerja antara Kepala Desa dengan BPD adalah hubungan
kemitraan, konsultasi dan koordinasi yang diatur dalam pasal 1 angka 7 yakni Kepala Desa dan

IUS 207 Kajian Hukum dan Keadilan


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 207- 222

BPD membahas dan menyepakati bersama peraturan desa, Pasal 11 ayat 1 yakni Kepala Desa
dan BPD memprakarsai perubahan status desa menjadi kelurahan melalui musyawarah desa,
pasal 27 huruf c yakni Kepala Desa memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan secara
tertulis kepada BPD, pasal 32 ayat 1 yakni BPD memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai
akan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa secara tertulis enam bulan sebelum masa jabatannya
berakhir, pasal 73 ayat 2 yakni Kepala Desa mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa dan memusyawarahkannya bersama BPD, pasal 77 ayat 3 yakni Kepala Desa dan
BPD membahas bersama pengelolaan kekayaan milik desa
Kata Kunci : Pemerintahan Desa, Hubungan Kerja Kepala Desa dengan BPD
PENDAHULUAN hukum dan kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak tradisionalnya. Melalui Pe-
Keberadaan Desa di Indonesia sudah rubahan Undang-Undang Dasar Negara Re-
ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun ta- publik Indonesia Tahun 1945, pengakuan
hun yang lalu sebelum Indonesia merdeka terhadap kesatuan masyarakat hukum adat
hal ini dapat dilihat dalam Undang-Undang dipertegas melalui ketentuan dalam Pasal
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 18 B ayat (2) yang berbunyi.3 “Negara men-
1945 yang menyebutkan bahwa.1 “Dalam gakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
territori Negara Indonesia terdapat lebih masyarakat hukum adat beserta hak-hak
kurang 250 Zelfbesturende landscappen tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
dan Volksgemeenschappen, seperti desa di sesuai dengan perkembangan masyara-
Jawa dan Bali, Nagari di Minangkabau, Du- kat dan prinsip Negara Kesatuan Repub-
sun dan Marga di Palembang dan sebagain- lik Indonesia, yang diatur dalam Undang-­
ya”. Keberagaman karakteristik dan jenis Undang”
Desa atau yang disebut dengan nama lain,
tidak menjadi penghalang bagi para pendiri Dengan amandemen tersebut maka ber-
bangsa (founding fathers) untuk menjatuh- dasarkan Pasal 18 B ayat 2 kedudukan desa
kan pilihannya pada bentuk Negara kesat- masuk sebagai kesatuan masyarakat hukum
uan. adat. Menurut Pasal tersebut keberadaan
desa yang masih eksis sebagai kesatuan
Visi founding father tentang Desa masyarakat hukum adat dengan hak-hak
adalah, “terwujudnya Desa yang makmur,
2
tradisionalnya diakui oleh Konstitusi dan
aman, tertib, sentosa, guyub, modern dan diatur dengan Undang-undang. Penyeleng-
demokratis, sedangkan misinya adalah me- garaan Pemerintahan Desa merupakan,4
narik Desa dalam sistem pemerintahan for- “subsistem dari sistem penyelenggaraan
mal, tidak membiarkan Desa tetap berada Pemerintahan, sehingga Desa memiliki ke-
di luar sistem sebagaiamana pemerintahan wenangan untuk mengatur dan mengurus
kolonial memperlakukan Desa, strateginya kepentingan masyarakatnya”. Kepala Desa
adalah menjadikan Desa sebagai daerah adalah Pemerintah Desa yang dibantu per-
otonom melalui penyelidikan, penataan angkat desa sebagai unsur penyelenggara
ulang dan pembinaan yang sungguh-sung- Pemerintahan Desa, yang menyelengga-
guh”. Negara Kesatuan Republik Indonesia rakan Pemerintahan Desa, melaksanakan
tetap memberikan pengakuan dan jaminan Pembangunan Desa, Pembinaan Kema-
terhadap keberadaan kesatuan masyarakat
1
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
3
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, Penjelasan Pasal 18 angka II sebelum aman- tahun 1945, pasal 18 B ayat (2)
demen
4
HAW.Wijaya. Otonomi Desa merupakan Subsistem
2
Hanif Nurcholis, Pertumbuhan & Penyelenggaraan Yang Asli Bulat dan Utuh, Raja Grafindo Persada, Ja-
Pemerintahan Desa, Erlangga, Jakarta, 2011, Hal 231 karta, 2013, Hal, 3

208 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Khaeril Anwar|Hubungan Kerja Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa ......

syarakatan Desa, dan Pemberdayaan Ma- Desa yang diatur berdasarkan kaidah nor-
syarakat Desa. Dalam melaksanakan peny- matif.
elenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksa-
Kedudukan Kepala Desa dan Badan Per-
naan Pembangunan Desa, pembinaan Ke-
musyawaratan Desa dapat dikatakan seb-
masyarakatan Desa dan Pemberdayaan ma-
agai pihak yang bermitra kerja dalam pros-
syarakat Desa harus berdasarkan Pancasila,
es penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
Undang-Undang Dasar Negara Republik
karena BPD bersama Kepala Desa mene-
Indonesia Tahun 1945, dan Bhinneka Ting-
tapkan Peraturan Desa. Di samping itu,
gal Ika. Pemerintahan Desa sebagai Pemer-
Kepala Desa memimpin penyelenggaraan
intahan yang paling rendah dan merupakan
Pemerintahan Desa, BPD secara institu-
ujung tombak memiliki peran yang sangat
sional mewakili penduduk Desa bertindak
signifikan dalam pengelolaan proses sosial
sebagai pengawas terhadap penyelenggara-
di masyarakat, karena berdekatan langsung
an Pemerintahan Desa. Di sisi lain adanya
dengan masyarakat, maka sangat diharapak-
fungsi BPD untuk menampung dan meny-
an untuk menjalankan roda Pemerintahan
alurkan aspirasi masyarakat Desa. Kepala
dengan sungguh-sungguh agar dapat men-
Desa dan BPD harus memiliki pemahaman
ciptakan kehidupan yang demokratis, mem-
dan pemikiran yang sejalan dalam melak-
berikan pelayanan yang maksimal demi ke-
sanakan Pemerintahan Desa agar dapat
sejahteraan masyarakat Desa. Pemerintah
terlaksana pemerintahan Desa yang sesuai
Desa memiliki peran yang sangat penting
dengan harapan dan tuntutan masyara-
dalam menjalankan hubungan sosial di ma-
kat. Mengenai kemampuan melaksanakan
syarakat.
tugas dan fungsi dapat dikatakan sebagai
Sebelum lahirnya Undang-Undang No- pelengkap dalam harmonisasi atau dishar-
mor 6 tahun 2014 tentang Desa, Pemer- monisasi hubungan kerja. Hubungan kerja
intahan Desa saat itu sangat tergantung dalam mekanisme kemitraan mengenai
pada Pemerintah Daerah, Desa sering dija- penetapan Peraturan Desa, pada kelaziman
dikan Obyek pembangunan, namun setelah umum tedapat kondisi penyusunan ren-
lahirnya Undang-Undang Desa maka cana perundang-undangan dapat dilakukan
kedudukan Desa menjadi subyek pemban- oleh salah satu pihak, namun yang prinsip-
gunan. Negara memperkuat Desa dengan prinsip rancangan Peraturan Perundang-
Alokasi Dana Desa sehingga Pemerintahan undangan wajib mendapat persetujuan dari
Desa dapat lebih banyak berbuat untuk pihak lain sebagai mitra yang dtentukan.
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan Hal yang sama berlaku dalam mekanisme
masyarakat Desa. Kehadiran Badan Per- peyusunan dan pengesahan Rancangan
wakilan Desa (BPD) dalam Pemerintahan Peraturan Desa. Rancangan Peraturan Desa
Desa dengan berbagai fungsi dan kewenan- dapat dibuat oleh Kepala Desa atau BPD
gannya diharapkan mampu mewujudkan dan mendapat pengesahan dan persetujuan
sistem check and balances dalam peny- dari keduanya.
elenggaraan Pemerintahan Desa. Namun
Pertanggungjawaban Kepala Desa se-
demikian di sisi lain, kehadiran BPD juga
cara normatif, tertuang dalam pasal 27
telah menimbulkan berbagai permasalahan Undang-Undang Nomor 6 tahun 20145
di tingkat desa terutama yang menyangkut yakni Kepala Desa wajib :
hubungan kerja antara BPD dengan Kepala
5
Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
pasal 27

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 209


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 207- 222

menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Desa
Pemerintahan Desa setiap akhir tahun mengalami perubahan yang mendasar. Se-
anggaran kepada Bupati/Walikota; belum lahirnya Undang-undang Nomor
6 tahun 2014 tentang Desa Kepala Desa
menyampaikan laporan penyelenggaraan
Bertangung jawab Kepada Rakyat atau Ma-
Pemerintahan Desa pada akhir masa ja-
syarakat melalui BPD sedangkan berdasar-
batan kepada Bupati/Walikota;
kan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014
memberikan laporan keterangan peny- tentang Desa Pertanggung jawaban Kepala
elenggaraan pemerintahan secara tertulis Desa disampaikan kepada Bupati melalui
kepada Badan Permusyawaratan Desa se- Camat, sedangkan ke BPD hanya sebatas
tiap akhir tahun anggaran; dan memberikan keterangan atau laporan atas
pelaksanaan tugas Pemerintahan Desa. Hal
memberikan dan/atau menyebarkan in- ini berarti posisi Badan Permusyawaratan
formasi penyelenggaraan pemerintahan Desa dikurangi dan tidak sekuat dulu.
secara tertulis kepada masyarakat Desa
setiap akhir tahun anggaran. Dalam praktiknya sering terjadi hubun-
gan yang tidak harmonis antara Kepala
Pertanggungjawaban Kepala Desa adalah Desa dengn BPD hal ini terlihat dalam
hal pokok terutama dalam membangun proses penyusunan dan penetapan Ang-
“TRUST’ dan peningkatan pemberdayaan. garan Pendapatan dan belanja Desa (APB-
Semenjak adanya otoritas formal ditingkat Des), pelaksanaan Peraturan Desa, pelak-
desa dalam bentuk institusi pemerintahan sanaan Pembangunan Desa dan pelaksa-
Desa, Kepala Desa selalu lahir sebagai ha- naan pertanggungjawaban Kepala Desa.
sil pemilihan langsung oleh penduduk desa. Hubungan kerja antara Kepala Desa dan
Oleh karena itu wajar apabila Kepala Desa BPD dalam proses tersebut, menunjukkan
melaporkan kinerja yang telah dicapainya adanya ketergantungan yang begitu besar
kepada penduduk yang memilihnya. Sebagai dari Kepala Desa atas kebijakan penyal-
pemimpin yang terpilih, tampilan Kepala uran anggaran APBDes. Sehingga sering-
Desa adalah sosok kebapakan yang terbuka kali kondisi demikian menimbulkan ketida-
apalagi dalam lingkungan masyarakat ge- kharmonisan antara Kepala Desa dengan
meinschaft, rasa tanggung jawab merupak- BPD. Berdasarkan Undang-Undang Nomor
an hal yang di junjung tinggi, pemimpinlah 6 tahun 2014 tentang Desa, kedudukan
yang pertama-tama harus bertanggung jaw- BPD sudah mengambarkan fungsi repre-
ab terhadap kelompok yang dipimpinnya Ke- sentatifnya dengan menekankan makna
pala Desa pada dasarnya bertanggungjawab Badan Permusyawaratan Desa atau yang
kepada rakyat yang prosedur pertanggung disebut dengan nama lain adalah lembaga
jawabannya disampaikan kepada Bupati/ yang melaksanakan fungsi Pemerintahan
Walikota melalui Camat. Sedangkan kepa- yang anggotanya merupakan Wakil dari
da Badan Permusyawaratan Desa Kepala Penduduk Desa berdasarkan keterwakilan
Desa wajib memberikan keterangan lapo- wakil dari Penduduk Desa berdasarkan ket-
ran pertanggung jawaban secara tertulis, erwakilan Wilayah yang ditetapkan secara
dan kepada rakyat Kepala Desa menyam- Demokratis . Kedudukan BPD mengalami
paikan informasi pokok-pokok pertanggung perubahan, jika sebelumnya BPD meru-
jawabannya lewat acara-acara yang dilaku- pakan unsur Penyelenggara Pemerintahan
kan baik oleh Kepala Desa maupun oleh Desa, maka sekarang menjadi lembaga yang
masyarakat Desa. Pertanggungjawaban

210 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Khaeril Anwar|Hubungan Kerja Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa ......

melaksanakan fungsi Pemerintahan Desa, fungsi sebagaimana yang telah diatur dalam
dari fungsi hukum berubah menjadi fungsi peraturan perundang-undangan. Fungsi
politik. Dilihat dari kedudukannya, me- pengawasan dari BPD dinilai sebagai fungsi
mang Kepala Desa selaku pemerintah Desa yang paling gencar dilaksanakan dibanding-
dan BPD memiliki kedudukan yang sama, kan pelaksanaan fungsi‑fungsi yang lain.
yakni sama-sama merupakan kelembagaan Dalam melaksanakan fungsi pengawasan
desa yang sejajar, tidak membagi atau me- BPD membutuhkan anggaran khusus yang
misah kedudukan keduanya pada suatu diposkan untuk dapat melaksanakan fungsi
hierarki. Ini artinya, keduanya memang tersebut. Sedangkan fungsi legislasi meru-
memiliki kedudukan yang sama, namun pakan fungsi yang paling minim dalam hal
dengan fungsi yang berbeda. Fungsi BPD penerapan dan pelaksanaannya.
berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 ta-
Pelaksanaan fungsi dari Badan Permusy-
hun 2014 dijelaskan dalam pasal 55 adalah,6
awaratan Desa yang dinilai masih minim,
Badan Permusyawaratan Desa mempunyai
tentu saja tidak dapat dilepaskan dari se-
fungsi :
jumlah faktor yang mempengaruhinya
Membahas dan menyepakati Rancangan antara lain anggaran operasional untuk
Peraturan Desa bersama Kepala Desa; melakukan tugas dan fungsi sangat sedikit
Menampung dan menyalurkan aspirasi dibandingkan dengan operasional Kepala
masyarakat Desa; Desa, hal ini berdasarkan wawancara yang
Melakukan pengawasan Kinerja Kepala dilakukan penulis dengan beberapa anggota
Desa. BPD di Kecamatan Pringgarata Kabupaten
Lombok Tengah. Sedangkan Penyebab ti-
Sedangkan tugas BPD adalah menyeleng-
dak efektifnya pelaksanaan fungsi legislasi
garakan musyawarah Desa (musdes) yang
atau pembuatan peraturan Desa karena
difasilitasi oleh Pemerintah Desa yang dii-
minimnya pemahaman, keterampilan dan
kuti oleh Pemerintah Desa, BPD dan Unsur
SDM yang dimiliki serta kurang tanggap-
Masyarakat dalam rangka membahas dan
nya Pemerintah dan Pemerintah Daerah
memutuskan hal-hal yang bersipat strat-
khususnya yang menangani Pemerintahan
egis dalam penyelenggaraan pemerintahan
Desa terhadap pembinanaan dan pem-
Desa yang meliputi penataan Desa, peren-
berdayaan kelembagaan Desa khususnya
canaan Desa, kerja sama Desa, rencana in-
Badan Permusyawaratan Desa.
vestasi yang masuk ke Desa, pembentukan
Badan Usaha Milik Desa, penambahan dan Dari uraian diatas maka yang dapat di-
pelepasan Aset Desa dan Kejadian luar bi- kaji dalam tulisan ini yakni tentang pen-
asa. Hasil musyawarah Desa dalam bentuk gaturan hubungan kerja antara Kepala
kesepakatan yang dituangkan dalam kepu- Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
tusan hasil musyawarah Desa dijadikan menurut Undang-undang Nomor 6 tahun
pegangan bagi Pemerintah Desa BPD dan 2014 tentang Desa, kedudukan dan pola
lembaga Desa lain dalam pelaksanaan tu- hubungan kerja antara Kepala Desa dan
gasnya. Badan Permusyawaratan Desa, dan ham-
batan atau kendala dalam hubungan kerja
Pelaksanaan tugas dan fungsi dari BPD
antara Kepala Desa dengan Badan Permusy-
pada dasarnya mengacu pada tugas dan
awaratan Desa.
6
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa, pasal 55

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 211


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 207- 222

Penelitian ini adalah penelitian Hukum kuat dalam melaksanakan pemerintahan


Normatif dengan menggunakan pendeka- dan pembangunan menuju masyarakat
tan Perundang-undangan, pendekatan yang adil, makmur, dan sejahtera.
konseptual, dan pendekatan perbandin-
Konstruksi hukum terhadap struktur
gan. Pendekatan Peraturan PerUndang-
Pemerintahan Desa, sebenarnya masih
undangan (Statute approach) yakni den-
menggunakan konstruksi hukum yang
gan mengkaji dan menganalisis peraturan
diterapkan selama ini. Hal ini dapat dite-
perUndang-undangan yang yang berkaitan
lusuri dari bunyi pasal 1 angka 3 Un-
dengan Pemerintahan Desa yang menjadi
dang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 yang
obyek penelitian, Pendekatan Konseptual
menyatakan, bahwa Pemerintahan Desa
(conceptual approach) yakni dengan mengk-
adalah penyelenggaraan urusan pemerin-
aji konsep hukum, pandangan para ahli hu-
tahan dan kepentingan masyarakat setem-
kum yang berkaitan dengan pola hubungan
pat dalam sistem pemerintahan Negara
kerja antara Kepala Desa dengan Badan Per-
Kesatuan Republik Indonesia. Pertanyaan-
musyawaratan Desa (BPD), dan Pendeka-
nya adalah apa yang dimaksudkan dengan
tan Perbandingan (Comparative approach)
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
yakni dengan melakukan perbandingan
kepentingan masyarakat setempat, karena
hukum yang terkait tentang Pemerintahan
disini terdapat dua konsep, yakni pertama,
Desa dengan maksud untuk menjelaskan
Penyelenggaraan urusan pemerintahan,
perkembangan bidang hukum yang diteliti
dan yang kedua, Kepentingan masyara-
dari zaman dahulu sampai dengan zaman
kat setempat. Untuk memahami ini, harus
sekarang.
dipahami lebih dahulu apa yang dimaksud
PEMBAHASAN dengan Desa, apabila memperhatikan se-
cara cermat pasal 1 angka 1 memberikan ba-
A.
Pengaturan Hubungan Kerja Kepala tasan tentang Desa berikut ini. Desa adalah
Desa Dengan BPD Menurut Undang- Desa dan Desa adat atau yang disebut den-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang gan nama lain, selanjutnya disebut Desa
Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang
Pemerintah pada tanggal 15 Januari 2014 memiliki batas wilayah yang berwenang
telah menetapkan Undang-Undang Nomor untuk mengatur dan mengurus urusan
6 Tahun 2014 tentang Desa. Dalam konsid- pemerintahan, kepentingan masyarakat
eran Undang-Undang tersebut dijelaskan setempat berdasarkan prakarsa masyara-
bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak kat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional
tradisional dalam mengatur dan mengurus yang diakui dan dihormati dalam sistem
kepentingan masyarakat setempat dan ber- pemerintahan Negara Kesatuan Republik
peran mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan rumusan pasal 1
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara angka 1, terjawablah bahwa Desa memiliki
Republik Indonesia Tahun 1945, kemudian kewenangan untuk mengatur dan men-
bahwa dalam perjalanan ketatanegaraan gurus urusan pemerintahan, kepentingan
Republik Indonesia, Desa telah berkem- masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
bang dalam berbagai bentuk sehingga perlu masyarakat, hak asal usul, dan atau hak
dilindungi dan diberdayakan agar menjadi tradisional yang diakui dan dihormati oleh
kuat, maju, mandiri, dan demokratis se- Negara. Yang dimaksud penyelenggaraan
hingga dapat menciptakan landasan yang urusan pemerintahan adalah untuk men-

212 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Khaeril Anwar|Hubungan Kerja Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa ......

gatur, untuk mengurus urusan pemerin- rubahan dibidang politik dan pemerintah-
tahan, kepentingan masyarakat setempat. an, dengan terjadinya pergeseran paradig-
Dasar yang digunakan adalah berdasarkan ma dari sistem pemerintahan yang bercorak
prakarsa masyarakat, berdasarkan hak asal sentralistik ke arah sistem yang desenta-
usul atau hak tradisional. Pertanyaan siapa ralistik. Salah satu instrumen pokok yang
yang berwenang untuk mengatur dan men- menandai pergeseran paradigma tersebut
gurus urusan pemerintahan, kepentingan yang merupkan buah dari perjuangan selu-
masyarakat setempat. Pertanyaan ini di- ruh komponen masyarakat dan perangkat
jawab dalam rumusan pada Pasal 1 angka 3 Desa di seluruh Indonesia adalah dengan
yang menyatakan, bahwa Pemerintah Desa telah ditetapkan dan diundangkannya Un-
adalah Kepala Desa atau yang disebut den- dang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
gan nama lain dibantu perangkat Desa seb- Desa.
agai unsur sekretariat
Keberadaan Udang-undang Nomor 6
Pergeseran pola penyelenggaraan Pemer- tahun 2014 tentang Desa ini diharapakan
intahan Desa berdasarkan otonomi asli dapat mewadahi dan menampung segala
Desa, berimplikasi terjadinya perubahan kepentingan, kebutuhan dan harapan ma-
pola hubungan antara Pemerintahan Ka- syarakat Desa, selain itu pelaksanaan pen-
bupaten dengan Pemerintahan Desa. Pola gaturan Desa agar disesuaikan dengan asal
hubungan yang terjadi bukanlah pola usul dan adat istiadat yang selama ini ber-
hubungan atasan dengan bawahan, akan laku dan sesuai dengan perkembangan za-
tetapi lebih pada pola hubungan yang bersi- man, terutama yang menyangkut kedudu-
fat koordinatif. Peran Pemerintah Daerah kan masyarakat hukum adat, demokrati-
hanya sebatas pada fasilitasi, sehingga re- sasi, keberagaman, partisipasi masyarakat,
lasi antara pemerintah dengan masyarakat kemajuan dan pemerataan pembangunan
Desa lebih ditekankan pada pola kemitraan di Desa yang menggabungkan fungsi self
(partnership). governing community dengan local self gov-
ernment.
Penyelenggaraan dan pengaturan pemer-
intahan Desa seharusnya  dikembangkan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014
dengan pola pembinaan dan pengaturan tentang Desa dalam ketentuan umumnya
yang tetap  memperhatikan otonomi asli, memberikan penjelasan tentang Desa seb-
sehingga asal-usul dan adat-istiadat yang agai berikut, Desa adalah kesatuan masyara-
dipandang asli diberikan kesempatan un- kat hukum yang memiliki batas wilayah
tuk tumbuh dan berkembang sesuai den- yang berwenang untuk mengatur dan men-
gan kebutuhan dan daya kreasi masyara- gurus urusan Pemerintahan, kepentingan
katnya sendiri. Pelaksanaan otonomi asli masyarakat setempat berdasarkan pra-
Desa menghendaki tumbuhnya kehidupan karsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi hak tradisional yang diakui dan dihormati
untuk berpartisipasi dalam proses peny- dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatu-
elenggaraan pemerintahan dan pembangu- an Republik Indonesia.
nan serta pelayanan kepada masyarakat.
Kata mengatur memiliki arti kewenan-
Derasnya tuntutan dari masyarakat gan dalam membuat kebijakan yang bersi-
Desa dan Pemerintahan Desa terhadap ke- pat mengatur (policy regulatioan) sedangka
beradaan Desa, telah membawa banyak pe- kata mengurus memiliki arti kewenangan

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 213


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 207- 222

membuat aturan pelaksanaan (policy im- wenangan berdasarkan hak asal usul Desa
plementation). Kesatuan masyarakat hu- meliputi :
kum yang memiliki kewenangan mengatur
1. Sistem organisasi perangkat Desa;
dan mengurus kepentingannya sendiri be-
rarti kesatuan masyarakat hukum tersebut 2. Sistim organisasi masyarakat adat;
mempunyai otonomi karena ia berwenang 3. Pembinaan kelembagaan masyarakat;
membuat kebijakan yang bersipat men- 4. Pembinaan lembaga dan hukum adat;
gatur sekaligus membuat aturan pelaksa- 5. Pengelolaan tanah kas Desa;
naannya. Dengan demikian Desa memiliki
6. Pengelolaan tanah Desa atau tanah mi-
otonomi untuk mengatur dan mengurus
lik Desa yang menggunakan sebutan
kewenangan berdasarkan hak asal usul dan
setempat;
kewenangan lokal berskala Desa.
7. Pengelolaan tanah bengkok;
Penyelenggaraan pemerintahan Desa 8. Pengelolaan tanah pecatu;
memasuki babak baru dengan kewenangan
9. Pengelolaan tanah titisara; dan
pengaturan ada pada Pemerintahan Desa itu
sendiri yang berasal dari asal usul dan adat 10. Pengembangan peran masyarakat
istiadat yang dikembangkan, dipelihara dan Desa
dipertahankan masyarakat setempat dari Sedangkan kewenangan berdasarkan
dulu sampai sekarang. Hal ini berarti uru- hak asal usul Desa adat meliputi :
san yang secara adat telah diatur dan diurus 1. Penataan sistem organisasi dan kelem-
diakui oleh undang-undang dalam sistem bagaan masyarakat adat;
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik 2. Pranata hukum adat;
Indonesia. Dalam melaksanakan pemban-
3. Pemilikan hak tradisional;
gunan Desa Peran serta masyarakat mut-
4. Pengelolaan tanah kas Desa adat;
lak diperlukan dalam rangka kebersamaan,
kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna 5. Pengelolaan tanah ulayat;
mewujudkan perdamaian dan keadilan sos- 6. Kesepakatan dalam kehidupan ma-
ial bagi masyarakat Desa. syarakat Desa adat;
7. Pengisian jabatan Kepala Desa adat dan
Kewenangan Desa Meliputi, kewenan-
perangkat Desa adat;
gan berdasarkan hak asal usul, kewenan-
gan lokal berskala Desa, kewenangan yang 8. Masa jabatan Kepala Desa adat.
ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Sedangkan kriteria kewenangan lokal
daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah berskala Desa meliputi:
Kabupaten/Kota, kewenangan lain yang
1. Kewenangan yang mengutamakan keg-
ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah
iatan pelayanan dan pemberdayaan ma-
daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah
syarakat;
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. 2. kewenangan yang mempunyai lingkup
pengaturan dan kegiatan hanya di dalam
Kewenangan berdasarkan hak asal usul wilayah dan masyarakat Desa yang mem-
dibagi dalam ruang lingkup kewenangan punyai dampak internal Desa;
hak asal usul Desa dan ruang lingkup ke- 3. kewenangan yang berkaitan dengan ke-
wenangan Desa adat. Ruang lingkup ke- butuhan dan kepentingan sehari-hari ma-
syarakat Desa;

214 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Khaeril Anwar|Hubungan Kerja Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa ......

4. kegiatan yang telah dijalankan oleh Desa ini diatur dalam Pasal 32 ayat 1 Undang-
atas dasar prakarsa Desa; undang Nomor 6 tahun 2014.
5. programkegiatanPemerintah,Pemerintah 5. Kepala Desa mengajukan Rancangan
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota AnggaranPendapatandanBelanjaDesa
dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan memusyawarahkannya bersama
dan dikelola oleh Desa; dan Badan Permusyawaratan Desa, dijelas-
6. kewenangan lokal berskala Desa yang kanpadaPasal73ayat2Undang-undang
telah diatur dalam peraturan PerUndang- Nomor 6 tahun 2014.
undangan tentang pembagian kewenan-
gan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan 6. Kepala Desa dan Badan Permusy-
Pemerintah Kabupaten/Kota. awaratan Desa membahas bersama
pengelolaan kekayaan milik Desa,
Berdasarkan kriteria kewenangan se-
dijelaskandalamPasal77ayat3Undang-
bagaimana yang dijelaskan diatas, maka
undang Nomor 6 tahun 2014.
kewenangan lokal berskala Desa meliputi
bidang Pemerintahan Desa, bidang Pem- B. Pola Hubungan Kerja Antara Kepala
bangunan Desa, bidang Kemasyarakatan Desa Dan Badan Permusyawaratan
Desa dan bidang Pemberdayaan masyarakat Desa (BPD)
Desa. Untuk mempermudah memahami
Pola hubungan kerja antara Kepala Desa
bagaimana pengaturan hubungan kerja an-
dengan Badan Permusyawaratan Desa
tara Kepala Desa dengan Badan Permusy-
adalah bersipat kemitraan, konsultatif dan
awaratan Desa menurut Undang-undang
koordinatif. Kemitraan dalam arti antara
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa dapat
Kepala Desa dan BPD melakukan kerjasa-
dijelaskan pengaturannya sebagai berikut:
ma dalam melaksanakan pemerintahan
1. Kepala Desa dan BPD membahas dan Desa hal dapat terlihat dari Pelaksanaan
menyepakati bersama Peraturan Desa, tugas Pemerintahan Desa yakni, Kepala
diatur pada Pasal 1 angka 7 Undang- Desa memimpin penyelenggaraan pemer-
undang Nomor 6 tahun 2014. intahan Desa berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama oleh Badan Permusy-
2. Kepala Desa dan BPD memprakarsai pe- awaratan Desa, Kepala Desa menetapkan
rubahanstatusDesamenjadiKelurahan Peraturan Desa yang telah mendapat per-
melalui musyawarah Desa, yang diatur setujuan bersama Badan Permusyawaratan
pada Pasal 11 ayat 1 Undang-undang Desa, Kepala Desa menyusun dan men-
Nomor 6 tahun 2014 gajukan rancangan Peraturan Desa men-
3. Kepala Desa memberikan laporan peny- genai Anggran Pendapatan Belanja Desa
elenggaraan Pemerintahan secara ter- (RAPBDes) untuk di bahas dan ditetapkan
tulis kepada Badan Permusyawaratan bersama dengan Badan Permusyawaratan
Desa, hal ini diatur dalam Pasal 27 huruf Desa dan Kepala Desa memberikan lapo-
CUndang-undangNomor6tahun2014. ran Keterangan Pelaksanaan Pemerintahan
Desa setiap akhir tahun anggaran kepada
4. Badan Permusyawaratan Desa mem- Badan Permusyawaratan Desa. Sedangkan
beritahukan kepada Kepala Desa men- hubungan kerja Kepala Desa dengan Badan
genai akan berakhirnya masa jabatan Permusyawaratan Desa dalam bentuk kon-
Kepala Desa secara tertulis enam bulan sulatsi dilakukan dalam hal-hal tertentu,
sebelum masa jabatannya berakhir, hal seperti Kepala Desa dalam pembentukan

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 215


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 207- 222

lembaga kemasyarakatan Desa, pengangka- Dalam penyelenggaraan pemerintahan


tan perangkat atau staf Desa, kegiatan atau Desa partisipasi masyarakat dalam keg-
peringatan hari-hari besar nasional atau iatan pembangunan sangat diharapkan.
keagamaan serta hal-halnya yang menyang- Kepala Desa dalam melaksanakan tugas
kut pemerintahan Desa. Adapun hubungan pembangunan dan penyelenggaraan pelay-
kerja dalam bentuk Koordinasi antara Ke- anan kepada masyarakat harus benar-benar
pala Desa dengan BPD dapat terlihat dari memperhatikan saran dan masukan yang
pelaksanaan program atau kegiatan yang berasal dari Badan Permusyawaran Desa
berasal dari Pemerintah, Pemerintah Dae- ataupun masyarakat Desa. Untuk memban-
rah kepada Pemerintah Desa, seperti pro- gun pemerintahan yang demokratis antara
gram Raskin, KPS, KIS, KIP dan KKS atau Kepala Desa dan Badan Permusywaratan
program lainnya sebelum dilaksanakan ter- Desa, harus bersinergi dengan baik, mem-
lebih dahulu dikoordinasikan dengan BPD punyai pikiran yang sejalan. Untuk men-
untuk memudahkan dalam pelaksanaan ciptakan suasana yang nyaman dan aman
dan pengawasannya. dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa
kuncinya adalah pada kemitraan, konsulta-
Hubungan kerja antara Kepala Desa
si, koordinasi, keharmonisan dan sinergi-
dan Badan Permusyawaratan Desa dalam
tas antara Kepala Desa dan BPD sehingga
melaksanakan Pemerintahan Desa yang
nantinya kebijakan, kegiatan maupun pro-
demokratis harus sejalan dan kompak kare-
gram pemerintahan Desa yang di hasilkan
na demi untuk mewujudkan kesejahter-
dapat di pertanggung jawabkan secara ber-
aan masyarakat Desa. Dalam mencapai
sama untuk mewujudkan kemajuan, keadi-
pemerintahan yang demokratis antara Ke-
lan dan kesejahteraan masyarakat Desa.
pala Desa dan Badan Permusyawaratan
Desa serta kelembagaan Desa lainnya pola Hubungan kerja antara Kepala Desa dan
hubungannya harus seimbang dan berjalan BPD dalam bentuk kemitraan, konsultasi
professional sesuai denga kedudukan, tugas dan koordinasi ini harus jelas diatur dalam
dan fungsinya masing-masing serta dilaku- Peraturan Desa agar dapat dipahami dan di-
kan dengan iktikad baik. Kepala Desa dan jalankan oleh kedua belah pihak, supaya ti-
Badan Permusyawaratan Desa harus tetap dak terjadi salah kaprah dalam pelaksanaan
duduk bersama melakukan konsutasi dan tugas dan fungsi masing-masing, disamping
koordinasi dan saling bekerja sama dengan itu juga untuk dapat meminimalisir konflik
cara mengadakan rapat atau musyawarah yang terjadi antara Kepala Desa dengan
dalam hal penyelenggaraan Pemerintahan Badan Permusyawaratan Desa. Kemitraan,
Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa, konsultasi dan koordinasi diperlukan dalam
pembinaan kemasyarakatan Desa dan Pem- penyelenggaraan Pemerintahan dalam bi-
berdayaan masyarakat Desa. Musyawarah dang pemerintahan, bidang pembangunan
Desa merupakan perwujudan demokrasi maupun dalam rangka memberikan pelay-
permusyawaratan, yakni model pengam- anan kepada masyarakat, semua penyeleng-
bilan keputusan dengan menggunakan gara Pemerintahan Desa, Kepala Desa, Sek-
musyawarah untuk mencapai mufakat retariat Desa dan aparatur Desa lainnya,
dalam berbagai permasalahan yang diha- bersama Badan Permusyawaratan   Desa
dapi. Musyawarah Desa merupakan forum harus benar-benar memahami kapasitas
tertinggi dalam mengambil keputusan atas yang menjadi kewenangan maupun tugas-
masalah-masalah strategis desa. nya masing-masing sehingga dalam melak-

216 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Khaeril Anwar|Hubungan Kerja Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa ......

sanakan pelayanan dan penyelenggaraan Bagan II :


Pemerintahan Desa dapat berjalan dan
Keterangan :
bersinergi dengan baik untuk mewujudkan
Pemerintahan Desa yang profesional, aspi- Berdasarkan skema diatas aspirasi
ratif, partisifatif dan akuntabel.
KEPALA DESA MUSYAWARAH DESA BPD
Berikut ini di uraikan pola kemitraan
Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan
Desa dalam hal pembuatan Peraturan Desa
KEPALA DUSUN ANGGOTA BPD
yang digambarkan dalam bentuk Skema se-
bagai berikut :

Bagan I : ASPIRASI MASYARAKAT

KEPALA RANCANGA
DESA N PERDES BPD

masyarakat dapat diajukan melalui Kepala


PERSETUJUA Dusun atau Anggota BPD, jika aspirasi dis-
N BERSAMA
ampaikan melalui Kepala Dusun, maka akan
disampaikan ke Kepala Desa kemudian dis-
PENETAPAN
PERDES ampaikan kepada BPD untuk dibahas dan
diputuskan bersama untuk dilaksanakan,
selanjutnya jika aspirasi tersebut disampai-
Keterangan : kan lewat anggota BPD, diteruskan kepada
Ketua BPD kemudian dirapatkan dalam
Berdasarkan skema diatas menunjukkan
musyawarah BPD hasil musyawarah terse-
pola kemitraan hubungan kerja antara Ke-
but selanjutnya disampaikan kepada Kepala
pala Desa dan BPD dalam hal pembutan ran-
Desa untuk ditindaklanjuti.
cangan peraturan desa, bahwa sebuah Ran-
canagan Peraturan Desa baik yang berasal Lebih lanjut dikatakan pula dalam
dari Kepala Desa maupun yang diusulkan penjelasan umum Undang-undang Nomor 6
oleh Badan Permusyawaratan Desa harus tahun 2014 bahwa Kepala Desa merupakan
dibahas secara bersama, kemudian ditetap- Kepala Pemerintahan Desa yang memimpin
kan oleh Kepala Desa atas persetujuan ber- penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Ke-
sama Badan Permusyawaratan Desa untuk pala Desa mempunyai peran penting dalam
menjadi Peraturan Desa. Namun sebelum kedudukannya sebagai kepanjangan tangan
mendapat pengesahan bersama terlebih da- Negara yang dekat dengan masyarakat dan
hulu di mintakan persetujuan dari masyara- sebagai pemimpin masyarakat. Sedangkan
kat desa lewat musyawarah Desa yang khu- Badan Permusyawaratan Desa merupakan
sus diadakan untuk membicarakan hal ini lembaga yang melaksanakan fungsi pemer-
intahan yakni yang melaksanakan musy-
Sedangkan pola hubungan kerja Kepala
awarah Desa untuk memusyawarahkan
Desa dengan Badan Permusyawaratan Desa
dan menyepakati hal yang bersifat strategis
dalam hal menampung dan menyalurkan
dalam peneyelenggaraan Pemerintahan dan
aspirasi masyarakat Desa tergambar dalam
menyiapkan kebijakan Pemerintahan Desa
skema di bawah ini :
bersama Kepala Desa.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 217


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 207- 222

Untuk memudahkan dalam melihat per- lahirnya Undang-undang Nomor 6 tahun


bandingan bentuk dan pola hubungan kerja 2014 tentang Desa. Dapat dijeaakan sebagai
antara Kepala Desa dengan Badan Per- berikut :
musyawaratan Desa sebelum dan sesudah

Uraian Sebelum UU No. 6 tahun 2014 Sesudah UU No. 6 tahun 2014

BPD sebagai Lembaga pembuat


Peraturan Desa BPD Ikut membahas Perdes, yang
Perdes, Kepala Desa ikut mem-
berasal dari prakarsa Kepala Desa
bahas Perdes
Adat istiadat Desa BPD Sebagai lembaga Pengayom lembaga adat desa di urus oleh
Adat Istiadat Pemerintah Desa
Pengangkatan staf Kepala Desa berkonsultasi den- Kepala Desa berkonsultasi den-
atau perangkat Desa gan BPD gan Camat
Pertanggungjawa- Kepala Desa Beratanggung jaw- Kepala Desa Bertanggungawab
ban Kepala Desa ab Kepada BPD kepada Bupati melalui camat
Jabatan Kepala Desa
6 tahun kali 2 6 tahun kali 3
dan BPD
Dipilih secara musyawarah mu-
Pemilihan BPD Dipilih secara Demokratis
fakat

C. Kendala Dan Hambatan Dalam Hubun- representasi otoritas kepentingan masyara-


gan Kerja Antara Kepala Desa Dan BPD kat Desa terletak di tangan Kepala Desa dan
bukan pada Badan Permusyawaratan Desa.
Hubungan kerja antara Kepala Desa den-
Badan Permusyawaratan Desa hanya di-
gan Badan Permusyawaratan Desa bersifat
beri mandat sebagai lembaga kontrol untuk
horizontal dalam arti kebersamaan, keseja-
mengawasi kinerja Kepala Desa dan aparat
jaran, dan kemitraan. Masyarakat desa me-
desa, ikut membahas peraturan Desa dan
nyalurkan aspirasi kepada Badan Permusy-
menyusun anggaran pendapatan dan belan-
awaratan Desa, dan di lain pihak masyarakat
ja desa bersama Kepala Desa.
juga memberikan kewenangan dan partisi-
pasinya kepada Kepala Desa. Dalam hal ini Kepala Desa dibantu oleh perangkat
ada persamaan dan perbedaan fungsi antara Desa melaksanakan pembangunan Desa
Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan dan melayani kepentingan masyarakat
Desa. Persamaan tugas dan fungsi Kepala Desa. Pembangunan Desa dilaksanakan
Desa dengan Badan Permusyawaratan Desa sesuai dengan Rencana Kerja Pemerin-
terlihat dari pembahasan dan penetapan tah Desa dengan melibatkan masyarakat
Anggaran Pendapatan Belanjan Desa (APB- Desa dengan semangat gotong royong dan
Des). Setelah APBDes ditetapkan maka memanfaatkan kearifan lokal dan sumber
Kepala Desa yang melaksanakan dan yang daya alam Desa. Masyarakat Desa berhak
menjadi pemimipin Pemerintahan di Desa melakukan pemantauan terhadap pelaksa-
sedangkan Badan Permusyawaratan Desa naan Pembangunan Desa dan melaporkan
yang mengawasi atas kinerja Kepala Desa hasil pemantauan dan berbagai keluhan
terhadap APBdes yang sudah disepakati terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa
bersama dengan Badan Permusyawaratan Kepada Pemerintah Desa dalam hal ini
Desa. Dengan demikian secara struktural Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan

218 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Khaeril Anwar|Hubungan Kerja Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa ......

Desa. Pemerintahan Desa dalam hal ini pandangan dalam mengambil keputusan
Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan atau kebijakan dalam penyelenggaraan
Desa sebagai lembaga yang ada di Desa me- pemerintahan Desa
miliki fungsi dan peran yang dapat mendo-
Kurangnya pemahaman dan SDM dari
rong kelancaran pelaksanaan Pemerintahan
Anggota BPD
Desa. Oleh karena itu kehadiran Kepala
Desa Desa dan Badan Permusyawaratan Kurangnya sosialisasi tentang tugas dan
Desa diharapkan berfungsi sebagai suatu fungsi Kepala Desa dan Badan Permusy-
lembaga yang memiliki tanggung jawab awaratan Desa berdasarkan Undang-un-
yang cukup besar dalam membangun Desa dang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
serta mejalankan roda Pemerintahan Desa.
Walaupun Kepala Desa dan Badan Permusy- Masih adanya ketergantungan dan tradi-
awaratan Desa memiliki tugas dan fungsi si yang selama ini dijalankan dalam me-
yang berbeda, namun keduanya berkewa- nyelenggarakan Pemerintahan Desa
jiban untuk menjalankan amanah rakyat Kurangnya tanggung jawab, keahlian dan
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan ketrampilan dari aparatur Desa, dan
masyarakat Desa oleh karena itu antara
Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Keterbatasan Sarana dan Prasarana
Desa harus mempunyai visi dan misi yang dalam menjalankan Pemerintahan Desa
sama dalam membangun Desa. Pada prak- Disamping hambatan dan kendala terse-
tiknya antara harapan dengan kenyataan but diatas Kepala Desa dalam membuat
sering tidak sejalan begitu pula antara Ke- dan memutuskan kebijakan yang bersifat
pala Desa dan Badan Permusyawaratan strategis harus berkonsultasi dengan Badan
Desa kedua lembaga ini memiliki kendala Permusyawaratan Desa akibatnya tanpa
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya persetujuan Badan Permusyawaratan Desa
masing-masing. kebijakan tersebut tidak dapat dikeluar-
Sebagai contoh kasus, berdasarkan Pen- kan dan dijalankan, disamping itu ketida-
gamatan yang dilakukan di beberapa Desa kpercayaan juga salah satu kendala dalam
di Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lom- melaksanakan roda pemerintahan Desa.
bok Tengah, dapat di uaraiakan beberapa Badan Permusyawaratan Desa yang me-
kendala dan hambatan yang mempengaruhi miliki kewenangan menggali, menghim-
kemitraan dalam hubungan kerja antara Ke- pun dan menyalurkan aspirasi masyarakat
pala Desa dengan Badan Permusyawaratan Desa dapat menyatakan tidak percaya ter-
Desa antara lain: hadap Kepala Desa atau Pemerintah Desa
sepanjang masyarakat Desa menghendaki
Kepala Desa masih mendominasi Pemer- demikian. Akan tetapi di sisi lain seba-
intahan Desa, dimana Badan Permusy- liknya Pemerintah Desa dapat juga tidak
awaratan Desa yang seharusnya ber- percaya apakah hal tersebut murni datang
wenang mengadakan musyawarah Desa dari aspirasi masyarakat Desa atau hanya
(Musdes) berdasarakan ketentuan perun- sekedar pendapat BPD semata.
dang-undangan diambil alih oleh Pemer-
intah Desa SIMPULAN

Kepala Desa dan Badan Permusy- Adapun kesimpulan yang dapat ditarik
awaratan Desa sering terjadi perbedaan dari hasil penelitian tentang hubungan ker-

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 219


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 207- 222

ja antara Kepala Desa dan Badan Permusy- Kendala dan hambatan yang sering ter-
awaratan Desa (BPD) menurut Undang- jadi dalam penerapan pola hubungan kerja
undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa antara Kepala Desa dan BPD adalah adanya
adalah sebagai beriku : perbedaan pandangan dalam setiap pengam-
bilan keputusan atau kebijakan yang me-
Pengaturan hubungan kerja antara Ke-
nyangkut pelaksanaan pemerintahan Desa
pala Desa dan BPD menurut Undang-Un-
yakni Kepala Desa harus berkonsultasi
dang Nomor 6 tahun 2014 adalah dalam
dengan BPD, Kendala yang lain adalah ad-
hal, Kepala Desa dan BPD membahas dan
anya tarik ulur kewenangan antara Kepala
menyepakati bersama Peraturan Desa, Ke-
Desa dan BPD dalam melaksanakan Pemer-
pala Desa dan BPD memprakarsai peruba-
intahan Desa karena Kepala Desa dan BPD
han status Desa menjadi Kelurahan, Ke-
sama-sama melaksanakan fungsi pemerin-
pala Desa memberikan laporan penyeleng-
tahan. Kepala Desa dan Badan Permusy-
garaan Pemerintahan kepada BPD, Badan
awaratan Desa dalam menjalankan tugas,
Permusyawaratan Desa memberitahukan
fungsi dan wewenangnya harus berdasara-
kepada Kepala Desa tentang akan berakh-
kan pada peraturan Perundang-undangan
irnya masa jabatan Kepala Desa, Kepala
yang berlaku dengan tetap memperhatikan
Desa mengajukan dan memusyawarahkan
dan melibatkan peran serta masyarakat
dengan BPD tentang Rancangan Anggaran
Desa.
Pendapatan Belanja (RAPBDes), Kepala
Desa dan BPD membahas tentang kekayaan Struktur Pemerintahan Desa agar se-
milik Desa. cepatnya di sesuaikan dengan peraturan
Perundang-undangan yakni Undang-Un-
Pola hubungan kerja antara Kepala Desa
dang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
dengan Badan Permusyawaratan Desa
dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun
adalah dalam bentuk hubungan kemitraan,
2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-
konsultasi dan koordinasi bukan dalam
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa,
bentuk dominasi. Untuk mengetahui pola
agar Pemerintahan Desa dapat berjalan se-
hubungan tersebut dapat dilihat dalam hal
cara Demokratis, Transparan dan Akunta-
pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintah-
bel. Untuk menghindari adanya hambatan
an Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa,
dalam hubungan kerja antara Kepala Desa
pembinaan kemasyarakatan Desa dan Pem-
dengan BPD maka diperlukan persmaan
berdayaan masyarakat Desa. Oleh karena
Visi, Misi dan program dalam menjalankan
itu antara Kepala Desa dan BPD harus me-
Pemerintahan Desa serta Penghasilan, tun-
miliki visi, misi dan tujuan yang sama dan
jangan dan operasional Kepala Desa dan
sejalan agar Pemerintahan Desa dapat ber-
BPD agar disetarakan jangan terjadi perbe-
jalan secara efektif dan demokratis untuk
daan.
terwujudnya kesejahteraan, kemakmuran
dan keadialan masyarakat Desa.

Daftar Pustaka
Afan Gaffar, Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2000
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT
Rajagrapindo Persada, Jakarta, 2013

220 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Khaeril Anwar|Hubungan Kerja Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa ......

Arbi Sanit,  Perwakilan Politik di Indonesia, CV Rajawali, Jakarta, 1985.


CST, Kansil, Pemerintahan Daerah di Indonesia, Hukum Administrasi
Daerah, Sinar Grafika, Jakarta, 2008
Dahlan Thaib dkk, Teori dan Hukum Konstitusi,
Hanif Nurcholis, Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
Airlangga, Jakarta, 2011
H.A.W. Widjaja, Otonomi Desa merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan
Utuh, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003
Jimly Asshiddiqie, Sengketa Kewenangan Konstutusi Lembaga Negara,
Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan MK RI, Jakarta, 2006
Lalu Husni, Hukum Hak Asasi Manusia, PT Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta, 2009
Muhammad AS Hikam,  Fungsi Perwakilan, Pembuatan Keputusan dan
Pembentukan Legitimasi, Badan Pendidikan dan Pelatihan,
Departemen Dalam Negeri, Jakarta. 1997
Moch. Solekhan, Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, setara Press,
Malang, 2012
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Risalah sidang BPUPKI dan PPKI
28 Mei-22 Agustus 1945, Setneg, Jakarta, 1995
Saragih Bintara, Fungsi Perwakilan, Pembuatan Keputusan dan
Pembentukkan Legitimasi, Badan Pendidikan dan pelatihan,
Departemen Dalam Negeri, Jakarta, 1997
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan Singkat, PT Rajagrapindo Persada, Jakarta, 2011
Mariam Budiharjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta,1998
Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah
Mada Universitas Press, Yogyakarta, 2011
Zainal Asikin, Pengantar Ilmu Hukum, PT Rajagrapindo Persada, Jakarta,
2013
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Sebelum
Amandemen
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Sesudah
Amandemen
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3839)
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 221


Jurnal IUS | Vol III | Nomor 8 | Agustus; 2015 | hlm, 207- 222

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara


Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5495)
Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587)
Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana
Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 20014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 30 tahun
2006 tentang tata cara penyerahan urusan pemerintahan
Kabupaten/Kota kepada Desa
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2015 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158)
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah, Nomor 8 tahun 2006
tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Tengah tahun 2006 Nomor 8 seri D Nomor 1,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengan No.45)
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah, Nomor 10 tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan tata kerja
Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok
Tengah tahun 2006 Nomor 10 seri E Nomor 5, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengan No.47)

222 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Potrebbero piacerti anche