Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
This type of research is descriptive analytic with the number of respondents consisted of 89
people, spread across two regions, such as, District Galang and Baolan. SWOT analysis and
contribution analysis are used as analytical method. The results show that (1) there was
0,004063% contribution derived from marine and fisheries sector to locally generated revenue in
2014 which equal to USD 188.496.400 out of the target Rp 200.000.000 (2) SWOT analysis
indicates that the internal condition consists of strengths and weaknesses. The capabilities factors
include the strength of fishery processing, higher production of fisheries are supported by the
potential for marine. In addition, Regional Regulation No. 4. 2012 on business license levy in
fisheries and local regulations No. 7. 2012 on auction levy. On the other hand, the weakness
factors include inadequate fishing equipments, conflict fishermen, fishing communities of limited
resources, the fishery and collector levy and guidance to the fishing communities remains low.
Meanwhile, the external conditions consist of opportunities and threats. Factors opportunities
include local taxes and levies, the area of the arrest, the potential of marine and fisheries that will
not run out and support the government in improving the fishery sector and increase the locally
generated revenue. Furthermore, while the threat factors include the threat of climate change to
the catch, the occurrence of damage marine ecosystems and fisheries, marine potential retrieval of
outsiders and marketing system are less supportive. The formulation strategy of increasing locally
generated revenue of marine and fisheries sector Tolitoli located in quadrant I of the expansion
strategy. This means that optimizing the power to take advantage by identifying several
opportunities is important. This strategy aims to increase fish production by government assistance
in accelerating marine and fisheries sector and optimising the local regulation No. 4, 2012 on
fisheries business licence levies in order to increase the number of fish production by utilizing the
fishing area.
Keywords: locally generated revenue, marine and fisheries sector, SWOT and contribution
analysis.
Sektor kelautan dan perikanan terhadap pembangunan ekonomi nasional
merupakan salah satu sektor ekonomi yang serta dapat mengentaskan kemiskinan
memiliki peranan dalam pembangunan masyarakat Indonesia terutama masyarakat
ekonomi nasional, khususnya dalam nelayan dan petani ikan (Subri, 2007:15).
penyediaan bahan pangan protein, perolehan Era otonomi daerah sekarang ini,
devisa dan penyediaan lapangan kerja. Pada daerah diberikan kewenangan yang lebih
saat krisis ekonomi, peranan sektor perikanan besar untuk mengatur dan mengurus rumah
semakin signifikan, terutama dalam hal tangganya sendiri. Tujuannya antara lain
mendatangkan devisa. Akan tetapi ironisnya, adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan
sektor perikanan selama ini belum mendapat pemerintah kepada masyarakat, memudahkan
perhatian yang serius dari pemerintah dan masyarakat untuk lebih mendekatkan
kalangan pengusaha, padahal bila sektor pelayanan pemerintah kepada masyarakat,
perikanan dikelola secara serius akan memudahkan masyarakat untuk memantau
memberikan kontribusi yang lebih besar dan mengontrol penggunaan dana yang
176
177 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 8, Agustus 2015 hlm 176-187 ISSN: 2302-2019
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan memberi ruang gerak bagi masyarakat untuk
Belanja Daerah (APBD). Selain untuk berusaha dalam bidang kelautan dan
menciptakan persaingan yang sehat antar perikanan. Selain sektor pertanian di
daerah dan mendorong timbulnya inovasi Kabupaten Tolitoli, sub sektor perikanan juga
baru. Sejalan dengan kewenangan tersebut memiliki kontribusi yang nyata dalam
pemerintah daerah diharapkan lebih mampu penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
menggali sumber-sumber keuangan, di Kabupaten Tolitoli.
khususnya untuk memenuhi kebutuhan Kabupaten Tolitoli termasuk salah satu
pembiayaan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi
di daerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah Tengah dan memiliki potensi kelautan dan
(PAD). perikanan yang cukup potensial dengan
Sumber-sumber penerimaan daerah panjang garis pantai 453.98 km dan potensi
yang potensial harus digali secara maksimal, perikanan tangkap sebesar kurang lebih
namun tentu saja di dalam koridor peraturan 15.116,93 ton per tahun. Selain itu potensi
perundang-undangan yang berlaku, termasuk untuk pengembangan budidaya air tawar
diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi yang tersedia seluas 119 Ha dan potensi
daerah yang memang telah sejak lama budidaya payau seluas 902,2 Ha yang apabila
menjadi unsur Pendapatan Asli Daerah yang dikelola dapat mendorong terbukanya
utama. Dalam rangka meningkatkan lapangan usaha di sektor ini. Namun
kemampuan keuangan daerah agar dapat kenyataannya, sampai saat ini pemanfaatan
melaksanakan otonomi, pemerintah potensi yang ada belum maksimal
melakukan berbagai kebijakan perpajakan dilaksanakan dan pada akhirnya
daerah, diantaranya dengan menetapkan mempengaruhi penerimaan Pendapatan Asli
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Daerah (PAD) dari sektor kelautan dan
tentang perubahan Undang-Undang Nomor perikanan.
34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan Data statistik perikanan sangat berguna,
retribusi daerah. dalam penilaian keadaan serta perkembangan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di bidang perikanan dan memudahkan
merupakan faktor pendukung proses rencana pembangunan secara lebih luas.
pembangunan daerah. Melalui Pendapatan Kabupaten Tolitoli memiliki jumlah rumah
Asli Daerah (PAD), pemerintah daerah tangga pengusaha perikanan laut menurut
mampu membiayai berbagai pengeluaran kategori usaha perikanan di Kabupaten
yang dilakukan oleh daerah, yang pada Tolitoli yaitu sejumlah 3.001 (tahun 2013).
dasarnya bertujuan untuk kemajuan daerah Produksi perikanan darat dan laut di daerah
tersebut seperti dalam meningkatkan Kabupaten Tolitoli yaitu 43.262,46 ton
pelayanan umum dan kesejahteraan (tahun 2013). Nilai produksi perikanan darat
masyarakat di daerah. Peningkatan dan laut di daerah Kabupaten Tolitoli yaitu
Pendapatan Asli Daerah (PAD) diharapkan sebesar Rp. 439.281.000 (tahun 2013).
semakin besar dengan didayagunakannya Produksi olahan ikan laut dan ikan darat di
kewenangan pemerintah daerah. daerah Kabupaten Tolitoli yaitu 310.83 ton
Peningkatan pembangunan di sektor (tahun 2013) (tolitolikab.bps.go.id).
kelautan dan perikanan salah satu strategi Realisasi Penerimaan Daerah di
adalah memberikan insentif bagi masyarakat Kabupaten Tolitoli yaitu Pendapatan Asli
yang berusaha di bidang kelautan dan Daerah (PAD) setiap tahunnya (selama tahun
perikanan dalam bentuk penyederhanaan 2009-2013) berfluktuasi. Penerimaan
administrasi dan perizinan dengan cara Pendapatan Asli Daerah pada tahun anggaran
memberikan sistem pelayanan terpadu agar 2009 yaitu sebesar Rp. 19.676.781.000 dan
Ade Anita Novrianti, Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sektor Kelautan dan Perikanan ………178
Berdasarkan tabel 2 maka dapat dilihat terealisasi sebesar Rp. 11.645.000,- dari Rp.
penerimaan terbesar berasal dari Retribusi 15.000.000,- yang ditargetkan. Hal ini
Tempat Pelelangan Ikan sebesar Rp. disebabkan karena penerapan Peraturan
164.851.400,- namun masih belum mencapai Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang
nilai yang ditargetkan sebesar Rp. Retribusi Izin Usaha Perikanan belum
180.000.000,-. Hal ini disebabkan karena berjalan maksimal. Penyebabnya antara lain
penerapannya belum berjalan sebagaimana adanya pengurangan beberapa Pendapatan
mestinya sesuai dalam Peraturan Daerah Asli Daerah (PAD) dalam sektor retribusi
Nomor 7 Tahun 2012 tentang Retribusi yang berdasarkan Undang-Undang Nomor 28
Tempat Pelelangan. Sedangkan untuk Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Izin Usaha Perikanan hanya Retribusi Daerah, sarana dan prasarana
181 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 8, Agustus 2015 hlm 176-187 ISSN: 2302-2019
Faktor-faktor Internal
Tabel 3. Identifikasi Faktor Internal PAD Sektor Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tolitoli
FAKTOR INTERNAL
No. Strenghts (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
1. Permintaan komoditi perikanan 1. Peralatan tangkap kurang memadai
Tingginya produksi perikanan yang
2. 2. Konflik antar nelayan
didukung potensi kelautan
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012
3. Terbatasnya sumber daya masyarakat nelayan,
3. tentang Retribusi Izin Usaha Perikanan pengusaha perikanan dan pemungut retribusi
4. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012
4. Sistem pemasaran kurang mendukung
tentang Retribusi Tempat Pelelangan
perikanan yang dikelola oleh Dinas penduduk 220.622 jiwa (tahun 2013)
Kelautan dan Perikanan Kabupaten merupakan potensi modal dasar
Tolitoli; keenam, Pelayanan pendukung pengembangan sumberdaya
Pemeriksaan standar mutu ikan di PPI sektor perikanan baik sebagai pelaku
sebelum dipasarkan meliputi pengusaha usaha, tenaga kerja maupun sebagai
/ pedagang, pengumpul / pembeli dan pangsa pasar yang potensial berupa
penjual ikan lokal. lembaga pendidikan formal maupun
2. Kelemahan (Weakneasess) non formal dapat menghasilkan SDM
- Peralatan Tangkap Kurang Memadai yang berkualitas baik dari segi
Diperlukan peralatan tangkap yang pengetahuan dan keterampilan. Salah
memadai untuk mendapatkan hasil satu sumber penerimaan retribusi yang
tangkapan yang maksimal. Namun berkontribusi terhadap Pendapatan Asli
demikian, peralatan tangkap yang Daerah adalah sektor kelautan dan
digunakan para nelayan di Kabupaten perikanan. Walaupun sektor kelautan
Tolitoli mayoritas adalah alat tangkap dan perikanan belum memberikan
yang masih sederhana dan secara relatif kontribusi yang cukup berarti seperti
hasil tangkapan yang diperoleh belum sektor-sektor lainnya, namun sektor ini
maksimal. Kelemahannya adalah para cukup membantu dalam meningkatkan
nelayan memiliki waktu melaut yang PAD Kabupaten Tolitoli. Nilai
singkat, dengan daya tampung hasil kontribusi yang relatif kecil dari sektor
tangkapan kecil dan kualitas ikan yang kelautan dan perikanan, disebabkan
masih kurang terjaga yang berakibat oleh belum optimalnya kinerja
pada daya jual yang rendah sementara sumberdaya atau tenaga kerja
biaya produksi yang terus meningkat. pemungut retribusi serta kurangnya
- Konflik antar nelayan pemahaman masyarakat nelayan dan
Konflik antar nelayan yang terjadi di pengusaha perikanan untuk mengurus
satu wilayah Kecamatan yaitu di izin usaha yang dilakukan. Terbatasnya
Kecamatan Baolan. Dalam hal ini sumberdaya pemungut retribusi
biasanya terjadi antara nelayan menyebabkan kurangnya pengawasan
tradisional dan nelayan modern (pukat terhadap sumber - sumber retribusi
cincin) maupun antara nelayan terutama diwilayah yang agak jauh.
tradisional dan nelayan bagang. Sehingga perlu dibangun pos - pos
- Terbatasnya sumberdaya masyarakat retribusi diwilayah yang dianggap
nelayan, pengusaha perikanan dan potensial dan meningkatkan sumber
pemungut retribusi. daya pemungut retribusi termasuk
Terbatasnya sumber daya penyediaan sarana dan prasarana.
(kemampuan) masyarakat nelayan dan Keterbatasan sumberdaya manusia
pengusaha perikanan yang berdomisili pemungut retribusi di Dinas Kelautan
di wilayah pesisir pantai dapat dan Perikanan, mengakibatkan belum
mengakibatkan pengembangan sektor optimalnya penagihan baik retribusi
kelautan dan perikanan menjadi tempat pelelangan ikan maupun
terhambat. Sumberdaya masyarakat retribusi izin usaha perikanan.
merupakan salah satu faktor utama - Sistem pemasaran kurang mendukung
yang dapat menunjang keberhasilan Sistem dan mekanisme pasar yang
pengembangan sektor kelautan dan terlaksana secara kondusif sangat
perikanan tersebut. Potensi sumber membantu penyaluran berbagai produk
daya manusia (SDM) dengan jumlah yang dipasarkan. Sistem dan
Ade Anita Novrianti, Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sektor Kelautan dan Perikanan ………184
mekanisme pasar, sangat ditentukan Selain itu juga ada yang disuplai
oleh jenis dan para pelaku yang terlibat langsung kepada pengelola restoran/
dalam proses pemasaran. Sampai saat rumah makan. Hasil perikanan yang
ini, sistem pemasaran hasil perikanan di dipasarkan ke wilayah terdekat, seperti
Kabupaten Tolitoli belum maksimal. Kota Palu, Buol, dan beberapa wilayah
Hal ini disebabkan oleh belum di Provinsi Sulawesi Selatan. Sistem
tersedianya lembaga pemasaran secara pemasaran yang selama ini dilakukan
lengkap dan berjenjang, terutama di oleh para nelayan dan pengelola usaha
tingkat pedagang besar (wholeseller). perikanan di Kabupaten, belum
Kebanyakan hasil perikanan dipasarkan menunjukkan indikasi yang signifikan
secara lokal melalui pedagang, terhadap pengembangan usaha
pengumpul dan pengecer dengan perikanan.
saluran pemasaran yang tidak jelas.
Faktor-faktor Eksternal
Tabel 4. Identifikasi Faktor Eksternal Pendapatan Asli Daerah Sektor Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Tolitoli
FAKTOR EKSTERNAL
No. Opportunities (Peluang) Threats (Ancaman)
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
1. 1. Perubahan cuaca terhadap hasil tangkapan
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
2. Terjadinya kerusakan ekosistem kelautan
2. Luas areal penangkapan
dan perikanan
3. Potensi kelautan dan perikanan yang tidak
3. Pengambilan potensi laut dari pihak luar
akan habis
4. Dukungan pemerintah dalam peningkatan
4. Jalur penangkapan ikan yang terbatas
PAD
Sumber: Data Primer Diolah
1. Peluang (Opportunities) - Luas Areal Penangkapan
- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Luas areal penangkapan ikan yang
tentang Pajak Daerah dan Retribusi terbatas berakibat pada terbatasnya
Daerah. pemanfaatan sumberdaya perairan serta
Pemberlakuan regulasi di sektor jumlah produksi ikan dan hasil laut
kelautan dan perikanan merupakan lainnya. Luas areal penangkapan
peluang dalam pengembangan sektor dibawah 4 mill dari garis pantai yang
tersebut. Adanya Undang-Undang merupakan tanggung jawab dari
Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak wilayah Kabupaten Tolitoli.
daerah dan retribusi daerah diharapkan - Potensi kelautan dan perikanan yang
mampu meningkatkan dan tidak akan habis.
mengoptimalkan pos-pos penerimaan Potensi kelautan dan perikanan yang
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor tidak akan habis (potensi sumber daya
kelautan dan perikanan Kabupaten alam yang tersedia) di wilayah pesisir
Tolitoli. Kabupaten Tolitoli yang terdiri dari
potensi perikanan tangkap, budidaya,
pengolahan dan pengembangan industri
185 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 8, Agustus 2015 hlm 176-187 ISSN: 2302-2019
EFAS
1. Perubahan cuaca terhadap hasil tangkapan. Meningkatkan produksi perikanan guna menjaga Membantu memberikan peralatan
2. Jalur penangkapan ikan yang terbatas. kualitas ikan yang diakibatkan perubahan cuaca penangkapan ikan bagi para nelayan.
dan guna mengatasi permasalahan jalur Melakukan upaya memperluas jaringan
penangkapan ikan yang terbatas. pemasaran, baik pasar lokal dan pasar antar
pulau dengan memanfaatkan sumberdaya
ikan yang tersedia.
Gambar 1. Formulasi Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sektor Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Tolitoli