Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
Consumption Salt is a commodity which is continuously required by entire community to salty the food. Since its
function can not be replaced, the consumption salt is considered as a strategic product, and government
regulates its trade system to maintain the stability of salt supply for community. Wright regulation needs to be
supported by sufficient information on potential crisis that could significantly affected every institution in the
supply chain of consumption salt. The objective of this research is to define the potential crisis elements in
consumption salt trade system by using the Analytic Network Process (ANP). Analytic Network Process (ANP) is
a method of decision-making with many inter-related criterias. The problem is represented in a system with
dependency and feedback . Linkages found on ANP method is linkaged in a set of elements (nodes comparison)
as well as between different elements (cluster comparison). The result of the method will be a weight values of all
elements in the decision-making system. This research identified 5 main clusters, those are actors along the
supply chain, economics, technology and innovation, socio-politic, and environment. There are 24 factors within
these clusters which have a potention of being cause of crisis . ANP identified 6 dominant factors with a high
weight value, those are: price of salt (0,3159) , weather (0,4221), salt company (0,2303), regulation of the trade
system (0,3781), and new innovation (0,5382).
Keywords: Decision Making, Key Factor of Crisis, Salt Trade System, ANP
ABSTRAK
Garam konsumsi adalah komoditi yang secara terus menerus dibutuhkan oleh seluruh masyarakat. untuk
memberi cita rasa asin pada makanan. Karena fungsinya tidak bisa digantikan, maka garam konsumsi masuk
kedalam kelompok komoditi strategis yang diatur tata niaganya untuk menjaga kestabilan pasokan di
masyarakat. Dalam mengatur tata niaga garam konsumsi ini diperlukan informasi potensi krisis yang secara
signifikan dapat mempengaruhi setiap kelembagaan sepanjang rantai pasokan dalam menjalankan fungsinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan faktor kunci penyebab krisis pada tataniaga garam nasional
menggunakan metode Proses Jejaring Analitik (Analytic Network Process / ANP). ANP adalah metode
pengambilan keputusan dengan banyak kriteria yang saling terkait. Permasalahan direpresentasikan dalam
sebuah sistem dengan ketergantungan (dependence) dan umpan balik (feedback). Keterkaitan yang terdapat
pada metode ANP adalah keterkaitan dalam satu set elemen (node comparison) dan keterkaitan terhadap
elemen yang berbeda (cluster comparison). Penggunaan metode ANP akan menghasilkan bobot nilai prioritas
pada seluruh elemen yang terdapat dalam sistem pengambilan keputusan. Melalui penelitian ini teridentifikasi 5
klaster utama yaitu pelaku pada tataniaga garam, ekonomi, teknologi dan inovasi, social - politik dan lingkungan.
Dalam seluruh klaster tersebut terdapat 24 faktor yang memiliki kecenderungan menjadi pemicu krisis. Dengan
menggunakan ANP teridentifikasi 6 faktor dengan bobot paling dominan yaitu: harga garam (0,3159), cuaca
(0,4221), perusahaan garam (0,2303), regulasi tata niaga (0,3781) dan inovasi baru (0,5382).
Kata kunci: Pengambilan Keputusan, Faktor Kunci Krisis, Tataniaga Garam, ANP
memiliki sifat strategis. Dengan sifat yang panjang. Rantai pasokan melibatkan
tersebut, garam konsumsi menjadi sensitif banyak pihak dengan otonomi dan
secara politis karena dapat mempengaruhi kemampuan, struktur, strategi dan tujuan
ketahanan nasional, sehingga hampir yang berbeda-beda, sehingga diperlukan
seluruh negara berusaha mencukupi sendiri analisis komprehensif terhadap faktor kunci
kebutuhan garam konsumsi walaupun tidak yang menjadi potensi krisis. Penelitian
layak secara ekonomi. diharapkan dapat mengidentifikasi secara
Kebutuhan garam di Indonesia tepat dan akurat faktor-faktor yang rentan
meningkat seiring dengan peningkatan terhadap ketidak pastian dan berpotensi
jumlah penduduk dan berkembangnya menjadi krisis. Hasil penelitian diharapkan
jumlah industri pemakai garam. Hal tersebut dapat menjadi alternatif pemecahan
menghadapkan industri garam nasional masalah secara cepat dan akurat dalam
kedalam tuntutan untuk dapat memenuhi menghadapi krisis baik yang bersifat
kebutuhan nasional, persyaratan kualitas horisontal maupun vertikal.
produk, pengiriman dalam waktu dan harga
yang sesuai. Tantangan bertambah berat Proses Jejaring Analitik (Analytic
manakala produksi garam lokal harus Network Process / ANP)
bersaing dengan garam impor yang
mempunyai harga dan kualitas kompetitif. ANP merupakan pengembangan
Hal tersebut menyebabkan meningkatnya metode Proses Hirarki Aanalisis (Analytical
kompleksitas pada pengelolaan tata niaga Hierarchy Process / AHP). Metode ANP
garam nasional. Dengan keterbatasan lahan mampu memperbaiki kelemahan AHP
produksi garam, terlibatnya petani kecil, berupa kemampuan mengakomodasi
rantai pasok yang panjang, penetapan keterkaitan antar kriteria atau alternatifnya
harga dan pengaturan impor garam dapat (Saaty, 1999). Keterkaitan pada metode
terjadi turbulensi yaitu keadaan yang ANP ada 2 jenis, yaitu keterkaitan dalam
berubah sangat cepat, sulit diprediksi dan satu set elemen (inner dependence) dan
ketidak pastian pada tata niaga garam keterkaitan antar elemen yang berbeda
nasional. (outer dependence). Adanya keterkaitan
Untuk dapat menjaga kestabilan tersebut menyebabkan metode ANP lebih
dalam tata niaga garam, pemerintah harus kompleks dibanding metode AHP.
dapat melihat turbulensi yang merupakan ANP digunakan untuk menentukan
kejadian mendadak yang secara signifikan skala prioritas relatif yang didapatkan dari
dapat mempengaruhi setiap lembaga pada angka mutlak berdasarkan penilaian
rantai pasokan dalam menjalankan individual (Saaty, 2005). Banyak keputusan
fungsinya atau didefinisikan sebagai krisis di dunia nyata yang tidak dapat dibangun
(Eriyatno et al., 2010). Semakin menjadi sebuah hirarki, karena interaksi dan
meningkatnya kebutuhan garam, meningkat ketergantungan pada tingkatan yang
pula potensi terjadinya turbulensi yang berbeda pada sebuah hirarki (Ustun, 2011).
disebabkan oleh ketidak pastian dan Proses dari ANP dimulai dengan membuat
menjadi penyebab terjadinya krisis. Melihat model dari struktur permasalahan yang
hal tersebut pemerintah dituntut untuk dapat akan dikaji. Masalah yang dikaji harus
secepat mungkin menentukan kebijakan dinyatakan dengan jelas dan didekomposisi
sebagai cara pengelolaan yang proaktif dari menjadi sistem rasional seperti jaringan.
berbagai kegiatan kelembagaan yang Struktur dapat diperoleh dengan pendapat
mengarah pada keberlanjutan fungsinya para pengambil keputusan melalui diskusi
sesegera mungkin setelah adanya mendalam (brainstorming) atau metode lain
gangguan tersebut atau didefinisikan yang sesuai. Model struktur tersebut
sebagai manajemen krisis (Eriyatno et al., dikembangkan kedalam perbandingan
2010). berpasangan. Setiap elemen keputusan
Penelitian ini difokuskan pada tata pada masing-masing komponen
niaga garam dengan pertimbangan dibandingkan secara berpasangan sesuai
kompleksitas masalah di dalam rantai dengan kepentingan atau tujuan terhadap
pasokannya yang terdiri dari kelembagaan kriteria yang mempengaruhi. Para
206
Identifikasi Faktor Kunci Krisis... (Sidik Herman, dkk)
pengambil keputusan diminta untuk menilai Coefficient of Concordance (W;0 < W≤ 1).
serangkaian perbandingan berpasangan di W=1 menunjukan kesesuaian yang
mana dua elemen atau dua komponen sempurna (Ascarya, 2010).
dibandingkan kontribusinya dalam sebuah Untuk menghitung Kendall’s (W), yang
kriteria. pertama adalah dengan memberikan
Konstruksi model ANP disusun ranking pada setiap jawaban kemudian
berdasarkan literature review secara teori menjumlahkannya.
maupun empiris dan memberikan
pertanyaan pada pakar dan praktisi sukuk ........(2)
serta melalui indepth interview untuk
mengkaji informasi secara lebih dalam Nilai rata-rata dari total ranking adalah:
untuk memperoleh permasalahan yang
sebenarnya. ........(3)
Tahap kuantifikasi model
menggunakan pertanyaan dalam kuesioner Jumlah kuadrat deviasi (S), dihitung dengan
ANP berupa pairwise comparison formula:
(pembandingan pasangan) antar elemen
........(4)
dalam cluster untuk mengetahui mana
diantara keduanya yang lebih besar Sehingga diperoleh Kendall’s W, yaitu:
pengaruhnya (lebih dominan) dan seberapa
besar perbedaannya melalui skala numerik ........(5)
1-9. Data hasil penilaian kemudian
dikumpulkan dan diinput melalui software
super decision untuk diproses sehingga Jika nilai pengujian W sebesar 1 (W=1),
menghasilkan output berbentuk prioritas dapat disimpulkan bahwa penilaian atau
dan supermatriks. Hasil dari setiap pendapat dari para responden memiliki
responden akan diinput pada jaringan ANP kesesuaian yang sempurna. Sedangkan
tersendiri. ketika nilai W sebesar 0 atau semakin
mendekati 0, maka menunjukan adanya
Geometric Mean ketidaksesuaian antar jawaban responden
atau jawaban bervariatif.
Untuk mengetahui hasil penilaian
individu dari para responden dan METODE
menentukan hasil pendapat pada satu
kelompok dilakukan penilaian dengan Penelitian ini merupakan penelitian
menghitung geometric mean (Saaty, 2006). analisis kualitatif-kuantitatif dimana
Pertanyaan berupa perbandingan (Pairwise bertujuan untuk menangkap suatu nilai atau
comparison) dari responden akan pandangan yang diwakili para pakar dan
dikombinasikan sehingga membentuk suatu praktisi industri garam di Indonesia. Alat
konsensus. Geometric mean merupakan analisis yang digunakan adalah metode
jenis penghitungan rata-rata yang ANP dan diolah dengan menggunakan
menunjukan tendensi atau nilai tertentu software Super Decision. Tahapan
dimana memiliki formula sebagai berikut: pebelitian dilakukan seperti pada Gambar 1,
sebagai berikut.
........(1) 1. Melakukan wawancara yang mendalam
tentang permasalahan yang dikaji
Rater Agreement kepada pakar dan praktisi yang
memahami dan menguasai masalah
Rater agreement adalah ukuran yang secara komprehensif. Penelitian ini
menunjukan tingkat kesesuaian melibatkan 5 orang pakar yang mewakili
(persetujuan) para responden (R1-Rn) industri, akademisi dan pemerintahan.
terhadap suatu masalah dalam satu cluster. Dilakukan dekomposisi untuk
Adapun alat yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan
mengukur rater agreement adalah Kendall’s
207
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 8 No. 3, Desember 2014, Hal. 205 – 214
208
Identifikasi Faktor Kunci Krisis... (Sidik Herman, dkk)
Gambar 2. Jejaring Keterkaitan Antar Elemen pada Tata Niaga Garam Nasional
Tabel 1. Indeks Keakuratan Koefisien Kendall’s digunakan nilai Limiting karena pada
dasarnya urutan prioritas pada pilihan
Koefisien
Atribut/ Klaster
Kendall’s
Keterangan alternatif pada satu klaster akan
menghasilkan urutan yang sama baik
Semua Klaster 0.4633 Signifikan
menggunakan nilai Normalized by Cluster
Klaster Ekonomi 0.1873 Signifikan maupun menggunakan nilai Limiting.
Klaster Analisis hasil ANP secara keseluruhan
0.7777 Signifikan
Lingkungan
Sangat
dapat disajikan dalam bentuk tabel yang
Klaster Pelaku 0.9259 mencakup masing-masing cluster, sub-
Signifikan
Klaster
0.2888 Signifikan
cluster (atribut), bobot dan prioritas.
SosialPolitik Pada Gambar 3 yaitu klaster pelaku,
perusahaan garam memiliki nilai yang
Hasil yang diperoleh memperlihatkan paling dominan. Hal ini berarti bahwa
secara statistik konsensus dari para pakar perusahaan garam memiliki peranan
dan praktisi terkait identifikasi sumber krisis. penting dalam tataniaga garam nasional.
Pada tabel menunjukkan bahwa klaster Perusahaan garam yang dalam hal ini
pelaku dan klaster lingkungan yang paling adalah perusahaan formal yang
krusial yang menjadi perhatian bagi para memproduksi garam bahan baku dari air
pakar dan praktisi, dengan nilai rater laut, pada saat ini hanya ada satu di
agreement yang cukup besar (W=0.9259 Indonesia, yaitu P.T. Garam (Persero) yang
dan 0.7777). memiliki kapasitas produksi relatif besar.
Pada klaster Klaster Ekonomi Pada tahun 2012 perusahaan ini
(W=0.1873) dan Klaster Sosial Politik berkontribusi sebesar 24% terhadap
(0.2888) memiliki nilai rater agreement yang produksi garam nasional (PT. Garam,
rendah menunjukkan bahwa jawaban para 2013). Selain skala produksinya besar,
pakar dan praktisi terkait prioritisas pada rantai pasokan yang dimiliki perusahaan
identifikasi sumber krisis lebih bervariatif. tersebut bersifat formal dan luas.
Penyerapan tenaga kerja untuk menunjang
Faktor Dominan Penyebab Krisis operasionalnya juga relatif besar. Teknologi
yang diterapkan yaitu penguapan bertingkat
Algoritma perhitungan pembobotan dan penggunaan plastik geomembran di
yang dilakukan dimulai dari data dengan meja kristalisasi, mampu menghasilkan
bentuk pairwaise comparison sampai garam dengan kualitas yang lebih baik dari
dihasilkan bobot tiap indikator kinerjanya garam rakyat, yaitu garam dengan kadar
jejaring yang terbentuk.Penilaian dilakukan NaCL 94,7- 97% dan kadar air 3 – 5%
per-klaster sampai didapatkan bobot yang (Trisnamurti et al., 2008). Gangguan
dominan. Hasil pembobotan yang produksi garam pada perusahaan seperti
didapatkan, diklarifikasi oleh pakar. yang dijelaskan di atas dapat menjadi salah
Analisis hasil ANP secara keseluruhan satu potensi krisis.
dapat disajikan dalam bentuk tabel yang
mencakup masing-masing cluster, sub-
cluster (atribut), bobot dan prioritas. Hasil
prioritas masing-masing atribut per kluster
berdasarkan keluaran ANP secara
keseluruhan dilihat pada Tabel 2.
Hasil output secara keseluruhan
memiliki dua nilai yaitu nilai Normalized by
cluster dan nilai Limiting. Nilai Normalized
by cluster adalah nilai prioritas pada setiap
satu klaster yang bernilai total satu atau
seratus persen jika dijumlah dalam satu
klaster. Nilai Limiting adalah nilai prioritas Gambar 3. Hasil analisa ANP pada klaster
pada seluruh prioritas node (atribut) antar pelaku tataniaga garam nasional.
klaster. Dalam analisa per-klaster
210
Identifikasi Faktor Kunci Krisis... (Sidik Herman, dkk)
Harga garam menjadi elemen yang menyebabkan biaya distribusi lebih tinggi
paling dominan dalam klaster harga. Seperti dan menurunkan lagi daya kompetitifnya.
terlihat pada gambar 4, harga garam Banyaknya petani yang tidak dapat
memiliki bobot yang dominan dan menyimpan garam sendiri karena
teridentifikasi menjadi salah satu potensi keterbatasan lahan, gudang dan modal,
penyebab krisis Dengan permintaan garam juga memperlemah posisi petani dalam
konsumsi yang relatif stabil (3,5 menetapkan harga karena petani terpaksa
kg/orang/tahun), harga garam sangat menjual murah garamnya.
dipengaruhi oleh jumlah pasokan. Semua hal diatas menjadi alasan
Sementara pasokan garam lokal sangat diperlukannya penentuan harga dasar
dipengaruhi oleh musim, adanya garam garam oleh Pemerintah untuk menjamin
impor yang mutunya lebih baik dengan petani memperoleh keuntungan yang
harga bersaing, akan menekan harga berkeadilan namun dengan tetap menjaga
garam rakyat. kestabilan tataniaga garam. Ketidak-tepatan
Daya saing garam rakyat diperparah penetapan harga dasar garam dapat
oleh kekurang mampuan petani untuk menyebabkan tingginya harga di tingkat
memproduksi garam yang berkualitas petani yang berakibat harga terlalu tinggi
karena keterbatasan lahan yang dimiliki. dan lebih tidak kompetitif menghadapi
Lokasi pegaraman yang terpencar-pencar garam impor.
Tabel 2. Hasil prioritas masing-masing atribut per kluster berdasarkan output Superdecision 2.0.
Ranking
Normalized Rank
Limiting keseluruhan
By Cluster Normalized
Klaster Name (limiting)
J. Biaya Produksi 0.236 0.073 2 5
211
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 8 No. 3, Desember 2014, Hal. 205 – 214
Inovasi baru menjadi elemen dominan kemarau kering kontinyu minimum selama 4
pada klaster teknologi dan inovasi seperti bulan. Pada tahun 2012, ketika bulan kering
yang terlihat pada Gambar 5. Indonesia terjadi selama 4 bulan, produksi garam di
tidak mempunyai daya saing komparatif dan areal seluas 19,983 hektar mencapai
kompetitif untuk memproduksi garam 400.557 ton. Tetapi pada tahun 2010
karena iklim yang tidak mendukung dan dimana hari kering hanya terjadi 16 hari,
terbatasnya ketersediaan lahan yang cocok produksi hanya mencapai 30,600 ton (PT.
untuk pegaraman. Kondisi ini menyebabkan Garam, 2013). Hal tersebut menunjukan
produktifitas lahan pegaraman di Indonesia ketergantungan industri garam terhadap
rendah, yang seharusnya diimbangi dengan cuaca yang menyebabkan produksi garam
teknologi untuk meningkatkannya. berfluktuatif mengikuti kondisi iklim pada
Rendahnya pengembangan inovasi pada musim kemarau.
industri garam, teridentifikasi sebagai salah Pada klaster sosial dan politik
satu penyebab krisis pada penyediaan (Gambar 7), didapatkan bahwa regulasi
garam nasional. tataniaga garam menjadi elemen yang
teridentifikasi sebagai faktor kunci penyebab
krisis. Keuntungan tataniaga garam
diperoleh apabila terjadi kontinuitas
pasokan dan peningkatan mutu produk.
Kelangsungan tataniaga garam sangat
bergantung kepada cuaca, rantai distribusi,
kesesuaian harga dan pengembangan
teknologi yang mendukung peningkatan
kemampuan produksi garam dan
penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu,
diperlukan ketepatan regulasi tataniaga
garam nasional.
212
Identifikasi Faktor Kunci Krisis... (Sidik Herman, dkk)
213
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 8 No. 3, Desember 2014, Hal. 205 – 214
214