Sei sulla pagina 1di 15

ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN SEBAGAI PERENCANAAN

STRATEGI BISNIS PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT(BPR)


DI KABUPATEN BADUNG

Ni Putu Yeni Astiti, SE, MM1, Putu Wenny Saitri, SE.,M.SI.,Ak2


Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar

ABSTRACT

Performance is achievement of coorporate goals. Achievement of a company's


performance can not be separated from the influence of environmental factors, both
internal and external environment. This means that every company should try to
observe and analyze the environment to determine opportunities, threats, strengths
and weaknesses in order to select and implement the right company strategy. The
implementation of the strategy will lead company to increase their performance. The
achievement of the increasing performance causes a company to exist and develop.
The purpose of this study is to determine what variables are the strengths
and weaknesses as well as the opportunities and threats that the BPR has and know
the strategies that apply to existing BPR in Badung regency. The research location is
in Badung regency. The selection of Badung regency as a research location because
Badung has more BPR number than other area. The object of this research is to
formulate the business development strategy of BPR based on external and internal
environment.
Research data is collected by interviewing several source whom has a
knowledge abaout BPR condition in this case is Perbarindo Bali. Based on the analysis
result, the IFAS BPR value is at 3.03, while the EFAS value shows the value of 2.73.
This value is in the range 2.51-3.25 which means that BPR is in the Good category.
This value is then implemented in IE diagram showing that BPR is in quadrant IV
which means BPR is in growing condition.

Keywords: Company Environment, Swot Analysis, Business Strategy

I. PENDAHULUAN
Pencapaian kinerja suatu strategi perusahaan yang tepat akan
perusahaan tidak terlepas dari mengantarkan perusahaan dapat
pengaruh faktor lingkungan , baik mencapai kinerja yang semakin
lingkungan internal maupun meningkat.
lingkungan eksternal. Hal ini berarti Terdapat banyak faktor yang
setiap perusahaan hendaknya selalu mempengaruhi kinerja perusahaan
berusaha untuk mengamati dan diantaranya faktor lingkungan bisnis
menganalisis lingkunganya, sehingga eksternal seperti kebijakan pemerintah,
mampu menentukan peluang, kekuatan hukum dan politik, teknologi,
ancaman, kekuatan dan kelemahan sumber daya, pesaing, selera
dalam rangka memilih dan pelanggan, dan pengelolaan
mengimplementasikan strategi perusahaan. Lingkungan bisnis
perusahaan yang tepat. Implementasi eksternal merupakan lingkungan yang
berada di luar organisasi, namun perlu perekonomian. Oleh karena itu, kinerja
dipertimbangkan dalam pengambilan dan kesehatan BPR menjadi sangat
keputusan bisnis penting untuk menjaga kesehatan
Lingkungan industri juga berperan sektor perbankan, yang
dalam mempercepat perubaan berpengaruhpada pertumbuhan sektor
lingkungan bisnis eksternal. UKM.
Lingkungan industri yang dimaksud Persaingan yang sedemikian ketat
adalah bargaining power pembeli, dengan bank-bank yang ada membuat
bargaining power penjual, masuknya BPR harus meninjau kembali strategi
pendatang baru yang potensial, adanya untuk dapat menarik minat nasabah.
barang substitusi, dan intensitas BPR bersaing tidak hanya dengan
persaingan perusahaan dalam industri. sesama BPR tetapi juga dengan bank-
Lingkungan internal yang dapat bank nasional, tetapi juga bersaing
dianalisis meliputi beberapa hal, yaitu dengan bank-bank asing yang semakin
pemasaran dan distribusi, faktor ekspansif dalam mengembangkan
penelitian dan pengembangan serta jaringan bisnisnya bahkan sampai ke
rekayasa, faktor manajemen produksi beberapa daerah
dan operasi, sumber daya karyawan Dari uraian tersebut makan untuk
perusahaan, keuangan dan akuntansi, meningkatkan kinerja perusahaan
sedangkan lingkungan eksternal yang dengan menganalisa peranan
cukup berpengaruh terhadap lingkungan internal dan lingkungan
kelangsungan hidup industri kecil eksternal. Dalam lingkungan internal
antara lain tingkat inflasi, tingkat diharapkan suatu bank dapat menggali
pertumbuhan ekonomi, kondisi politik, dan mengidentifikasi sesuatu kekuatan
peraturan pemerintah, perkembangan dan kelemahan, sedangkan lingkungan
teknologi, jumlah pemasok, kondisi eksternal lebih memfokuskan pada
persaingan dan selera pasar. identifikasi suatu peluang dan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ancaman. Diharapkan dengan
merupakan salah satu tulang menganalisa lingkungan internal dan
punggung penting dalam eksternal dapat menjadi tolak ukur
pembangunan nasional. Dalam bagi BPR dalam proses peningkatan
kerangka perbankan nasional, seperti kinerjanya sehingga di masa
tertuang di dalam arsitektur perbankan mendatang BPR dapat menjadi suatu
Indonesia (API) dan pengembangan bank yang sehat, berkinerja baik dan
BPR, BPR diharapkan untuk berperan menjadi kepercayaan banyak
serta dalam mendorong pembangunan masyarakat
sektor Usaha Kecil dan Menengah Berdasarkan latar belakang yang
(UKM) dengan akses finansial kepada telah diuraikan maka yang menjadi
mereka. Peran BPR juga menjadi pokok masalah adalah: Variabel-
semakin penting sejalan dengan variabel apa yang menjadi peluang dan
program pemerintah untuk ancaman bagi BPR di kabupaten
mendukung dan mengembangkan UKM Badung ?. Variabel-variabel apa yang
sebagai salah satu tulang punggung menjadi kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki BPR di kabupaten Badung 1. Faktor Ekonomi
?.Strategi apa yang cocok diterapkan Keadaan perekonomian pada
pada BPR di kabupaten Badung ? waktu sekarang dan di masa yang
akan datang dapat mempengaruhi
II. TINJAUAN PUSTAKA operasional dan strategi
2.1 Pengertian strategi perusahaan. Setiap segi ekonomi
Menurut Glueck and Lawrence dapat membantu atau menghambat
(1999 : 12) strategi adalah suatu uapaya mencapai tujuan
rencana yang disatukan, menyeluruh perusahaan dan menyebabkan
dan terpadu yang mengkaitkan keberhasilan atau kegagalan
keunggulan strategi perusahaan strategi. Setiap variabel dari faktor
dengan tantangan lingkungan yang ekonomi dapat merupakan peluang
dirancang untuk memastikan bahwa ataupun ancaman.
tujuan utama perusahaan dapat 2. Faktor Sosial
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat Berbagai faktor seperti
oleh perusahaan. Strategi adalah keyakinan, sistem nilai yang dianut,
sarana yang digunakan untuk sikap, opini bahkan gaya hidup
mencapai sasaran perusahaan yang masyarakat harus mampu dikenali
meliputi semua aspek penting oleh perusahaan. Faktor tersebut
perusahaan. sangat mempengaruhi perusahaan,
sedangkan perilaku masyarakat
2.2 Lingkungan Eksternal senantiasa berubah. Perubahan
Perusahaan faktor sosial masyarakat akan
Analisis Iingkungan eksternal berpengaruh terhadap permintaan
mengidentifikasi peluang dan ancaman produk atau jasa yang ditawarkan
bagi perusahaan dalam menjalankan perusahaan. Dengan demikian
usahanya. Lingkungan eksternal perencana strategi harus mampu
perusahaan dapat dikelompokkan mengikuti perubahan nilai-nilai
menjadi dua bagian yaitu lingkungan sosial untuk melihat dampaknya
umum (lingkungan jauh) dan bagi perusahaan apakah
lingkungan industri (lingkungan dekat). merupakan peluang ataupun
Lingkungan umum merupakan ancaman.
lingkungan eksternal yang tidak 3. Faktor Teknologi
berpengaruh langsung terhadap Perubahan teknologi dapat
perusahaan. Sedangkan lingkungan memberi peluang besar untuk
industri adalah faktor lingkungan meningkatkan produksi
eksternal yang berpengaruh secara perusahaan, efisiensi, serta
langsung terhadap perusahaan. kelancaran operasi perusahaan.
Lingkungan umum perusahaan Namun perubahan teknologi
meliputi hendaknya juga mampu diantisipasi
sebagai ancaman bagi perusahaan.
Oleh karena itu setiap pengambil
keputusan strategis mutlak perlu
memahami perkembangan teknologi Pesaing merupakan
yang sudah, sedang dan akan perusahaan-perusahaan yang
terjadi. Karena dengan demikian menghasilkan produk atau jasa
meraka akan mengetahui untuk sejenis dengan perusahaan. Para
segi dan proses bisnis yang mana perencana strategi harus
teknologi tertentu akan diterapkan. mempertimbangkan ancaman faktor
4. Faktor Politik dan Pemerintah pesaing dalam perumusan strategi.
Stabilitas politik serta Dengan demikian strategi yang
kebijakan pemerintah merupakan dirumuskan dapat memungkinkan
aspek penting yang perlu ditelaah perusahaan meraih tujuan yang
oleh perencana strategi dalam ingin dicapai serta mampu
mempertimbangkan formulasi mempertahankan eksistensi
strategi. perusahaan.
Lingkungan industri perusahaan
meliputi : 2.3 Lingkungan Internal Perusahaan
1. Faktor Pelanggan Analisis lingkungan internal
Perencana strategi yang mengidentifikasi kekuatan dan
efektif harus menaruh perhatian kelemahan yang menjadi landasan bagi
pada jenis konsumen serta strategi perusahaan. Suatu variabel
kebutuhan dan keinginan internal dikatakan memberikan
konsumen. Karena konsistensi kekuatan jika variabel internal yang
perusahaan sesungguhnya dievaluasi mampu menjadikan
merupakan manifestasi adanya perusahaan memiliki keunggulan
kepercayaan dari para pengguna utama tertentu. Disebut dengan
produknya. Kecendrungan di masa kelemahan jika perusahaan tidak
depan yang dapat mengakibatkan mampu mengerjakan sesuatu yang
perubahan pola daya beli konsumen ternyata dapat dikerjakan dengan baik
juga harus diperhatikan sehingga dan atau lebih murah oleh pesaingnya.
perilaku konsumen dalam Paling tidak variabel tersebut dievaluasi
membuat keputusan pembelian sebagai penyebab pokok kinerja.
harus mampu dipahami dan Lingkungan internal perusahaan
dikenali oleh manajemen meliputi :
perusahaan. 1. Pemasaran dan Distribusi
2. Faktor Pemasok Pemasaran distribusi berarti
Peranan pemasok terhadap memindahkan barang atau jasa dari
perusahaan sangatlah penting produsen ke konsumen. Dimana
sebagai mitra kerja. Karena terdapat dalam hal ini diperlukan riset pasar,
ketergantungan antara satu pengidentifikasian pasar,
perusahaan yang menghasilkan pengembangan produk, pengujian
suatu produk tertentu terhadap reaksi kosumen, serat penentuan
pemasoknya. keperluan distribusi dan cara
3. Faktor Pesaing pelayanannya.
2. Penelitian dan Pengembangan 2.4 Analisis SWOT
(research and development) Menurut Freddy Rangkuti
Penelitian dan (2004 : 30) yang dimaksud dengan
pengembangan dapat merupakan analisis SWOT adalah sebagai berikut:
keunggulan atau kekuatan a. Strenght (kekuatan) adalah
bersaing. Melalui faktor ini merupakan sumber daya
perusahaan senantiasa menyelami ketrampilan atau keunggulan relatif
keinginan atau selera pasar dengan terhadap pesaing dan kebutuhan
melakukan inovasi terhadap dari pasar suatu perusahaan yang
produknya ataupun menciptakan dapat dilayani atau hendak
produk baru. dilayani. Kekuatan berkaitan
3. Operasional dengan sumber daya keuangan,
Kelancaran operasi citra, kepemimpinan pasar,
merupakan keunggulan bersaing hubungan pembeli dan faktor-faktor
bagi perusahaan. Fungsi lain.
operasional perusahaan memegang b. Weaknesses (Kelemahan)
peranan serta pengaruh yang merupakan keterbatasan atau
sangat penting bagi efisiensi dan kekurangan dalam sumber daya,
efektivitas perusahaan. ketrampilan dan kemampuan yang
4. Sumber daya dan Karyawan secara serius menghalangi kinerja
Perusahaan efektif suatu perusahaan.
Peranan sumber daya c. Opportunies (Peluang) yaitu suatu
manusia dalam perusahaan sangat situasi utama yang menguntungkan
besar. Sumber daya manusia yang dalam lingkungan perusahaan.
berkualitas akan sangat Perubahan-perubahan dalam
mendukung kinerja dan keunggulan keadaan bersaing, atau peraturan,
bersaing perusahaan. perubahan teknologi, serta
5. Keuangan hubungan pembeli dan pemasok
Fungsi keuangan merupakan yang diperbaiki dapat menjadi
salah satu faktor penting untuk peluang bagi perusahaan.
melilai kekuatan suatu organisasi, d. Threats (ancaman) adalah situasi
serta bermanfaat dalam utama yang tidak menguntungkan
pengambilan keputusan. Fungsi dalam lingkungan suatu
keuangan dalam organisasi pada perusahaan, ancaman adalah
dasarnya merupakan fungsi rintangan-rintangan utama bagi
penggunaan atau pengalokasian posisi perusahaan. Masuknya
dana dalam keputusan pemilihan pesaing baru, pertumbuhan pasar
alternatif investasi. Fungsi yang lambat, daya tawar pembeli,
perolehan dana serta tingkat perubahan teknologi dan peraturan
ketersediaan modal perusahaan. baru dapat menjadi ancaman bagi
perusahaan.
Berdasarkan pengertian- Matrik IE didasarkan pada
pengertian SWOT tersebut maka dapat 2 dimensi kunci : total nilai EFAS
ditarik suatu kesimpulan bahwa yang diberi bobot dan total pada
analisis SWOT merupakan suatu nilai IFAS yang diberi bobot. Total
analisis yang dapat dipergunakan nilal EFAS yang diberi bobot 1,0
untuk merumuskan strategi, yang sampai 1,99 dianggap rendah, nilai
terdiri atas analisis keunggulan, 2,0 sampai 2,99 rata-rata/sedang
kelemahan, peluang, dan ancaman dan 3,0 sampai 4,0 tinggi. Demikian
yang dihadapi oleh suatu perusahaan pula pada nilai IFAS yang diberi
untuk mencapat tujuan. bobot dan 1,0 sampai dengan 1,99
1. Matrik General Electric (GE) menunjukkan posisi internal yang
Model ini memerlukan parameter lemah, nilai dari 2,0 sampai 2,99
faktor daya tarik industri dan dianggap rata-rata/sedang dan nilai
faktor kekuatan bisnis, dimana 3,0 sampai dengan 4,0 kuat. Matrik
yang diidentifikasi dalam daya tarik IE dapat dibagi menjadi tiga bagian
industri diantaranya adalah utama yang mempunyai dampak
ukuran pasar dan pertumbuhan, strategi berbeda. Pertama divisi
margin laba industri, intensitas yang masuk dalam sel I, II atau IV
persaingan, skala konomi, dapat disebut tumbuh dan bina.
teknologi, sosial, lingkungan, Strategi intensif (penetrasi pasar,
hukum dan pengaruh konsumen. pengembangan pasar dan
Faktor-faktor kekuatan bisnis pengembangan produk) atau
diantaranya adalah pangsa pasar integratif (intergrasi kebelakang,
relatif, margin laba, kemampuan integrasi kedepan dan integrasi
bersaing terhadap harga dan horisontal) mungkin paling tepat
kualitas, kekuatan dan kelemahan untuk semua divisi. Kedua, divisi
perusahaan dan pengalaman yang masuk kedalam sel III, V dan
manajemen. VII terbaik dapat dikelola dengan
2. Matrik Internal Eksternal (IE) strategi pertahankan dan pelihara,
Matrik Internal Ekstemal ini penetrasi pasar dan pengembangan
dikembangkan dari model General produk merupakan dua strategi
Electric (GE-Model). Parameter yang yang terbanyak dilakukan untuk
digunakan meliputi parameter tipe-tipe divisi ini. Ketiga divisi yang
kekuatan internal perusahaan dan umum yang masuk ke sel VI, VIII
pengaruh eksternal yang dihadapi. dan IX adalah divestasi. Organisasi
Tujuan penggunaan model ini yang sukses dapat mencapai
adalah untuk memperoleh strategi portofolio bisnis yang dipastikan
bisnis ditingkat korporat yang lebih dalam/sekitar sel I dalam matrik IE.
detail.
Gambar 2.2 Matrik Internal Eksternal (IE)
Total Nilai IFAS yang diberi Bobot
Kuat Rata-rata Lemah
3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99
3,0 2,0 1,0
4,0
Total Nilai EFAS yang diberi Bobot

Tinggi
3,0 – 4,0 I II III

3,0

Rata-rata IV
2,0 – 2,99 V VI

2,0

VII
Lemah VIII IX
1,0 – 1,99

Sumber : Hitt, Michael A (2001 :137)


1,0

Untuk memperoleh menambah kualitas produk atau


penjelasan secara Iebih detail jasa, atau meningkatkan akses
mengenai kesembilan strategi yang ke pasar yang lebih luas. Usaha
terdapat pada sembilan sel matrik yang dapat dilakukan adalah
IE tersebut di atas, berikut ini akan dengan cara meminimalkan
dijelaskan tindakan dan masing- biaya sehingga dapat
masing strategi tesebut. meningkatkan profit. Cara ini
1. Strategi pertumbuhan (Growth merupakan strategi terpenting
Strategy) apabila kondisi perusahaan
Didesain untuk mencapai tersebut berada dalam
pertumbuhan, baik dalam hal pertumbuhan yang cepat dan
penjualan, asset, profit, atau terdapat kecendrungan pesaing
kombinasi dari ketiganya. Hal ini untuk melakukan perang harga
dapat dicapai dengan cara dalam usaha untuk
menurunkan harga, meningkatkan pangsa pasar.
mengembangkan produk baru, Dengan demikian, perusahaan
yang belun mencapai critical cenderung mengadakan
mass (mendapat profit dan large- diversifikasi agar dapat
scale production) akan meningkatkan kinerianya. Jika
mengalami kekalahan, kecuali perusahaan tersebut memilih
jika perusahaan ini dapat strategi konsentrasi, dia dapat
memfokuskan diri pada pasar tumbuh melalui integrasi
tertentu yang menguntungkan. horisontal mupun vertikal, baik
2. Strategi pertumbuhan melalui secara internal melalui sumber
konsentrasi dan diversifikasi dayanya sendiri atau secara
Ada dua strategi dasar dan eksternal dengan menggunakan
pertumbuhan pada tingkat sumber daya luar. Jika
korporat, yaitu konsentrasi pada perusahaan tersebut memilih
satu industri atau diversifikasi strategi diversifikasi, dia dapat
ke industni lain. Berdasarkan tumbuh melalui konsentrasi
hasil penelitian, perusahaan atau diversifikasi konglomerat,
yang memiliki kinerja yang baik baik secara internal melalui
cenderung mengadakan pengembangan produk baru,
konsentrasi, sedangkan maupun eksternal melalui
perusahaan yang relatif kurang akuisisi.
memiliki kinerja yang baik
Bank umum, hal ini menjadikan
III.TEKNIK ANALISA DATA BPR sebagai pilihan yang
Dalam analisis SWOT terhadap menguntungkan bagi nasabah
BPR terdapat beberapa tahapan yang untuk menyimpan dananya.
dilalui penulis meliputi : Bunga yang tinggi juga berperan
1. Mengidentifikasi faktor-faktor dalam mempertahankan
strategis loyalitas nasabahnya.
2. Memberikan pembobotan 2) Biaya Administrasi yang rendah
terhadap faktor-faktor strategis Biaya administrasi yang
3. Penilaian terhadap faktor-faktor ditawarkan oleh BPR lebih
strategis rendah dibandingkan bank
4. Menetutkan rentang nilai umum. Hal ini menarik minat
5. Memposisikan nilai yang diperoleh nasabah untuk melakukan
dalam diagram matrik internal transaksi di BPR.
dan eksternal 3) Lokasi yang Strategis
BPR memiliki lokasi yang
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN strategis yaitu terletak di jalan
Analisis Lingkungan Internal besar dan mayoritas berada di
Kekuatan (Strength) lingkup wilayah desa
1) Bunga Tabungan yang lebih tertentu,sehingga masyarakat
tinggi dibandingkan bank umum akan lebih mudah menjangkau
Bunga tabungan pada BPR lebih lokasi BPR daripada menjangkau
tinggi dibandingkan dengan lokasi Bank Nasional
4) Produk BPR akan terus menurun dan
Produk yang masih terbatas mungkin akan mengalami
ternyata menjadi keunggulan kerugian.
bagi BPR. BPR meyediakan 2) Manajemen BPR
produk yang sesuai dengan Jumlah manajemen BPR yang
kebutuhan masyarakat umum, masih belum memadai
yaitu simpanan dan pinjaman, menyebabkan kesulitan dalam
sehingga masyarakat tidak mengembangkan BPR karena
dirumitkan dengan banyaknya kurangnya ide-ide yang muncul
pilihan seperti pada bank dari manajemen. Hal ini juga
umum. menyebabkan lemahnya tata
5) Hubungan Kerja kelola (governance) serta
Suasana kerja dibangun pengawasan terhadap BPR
berdasarkan kekeluargaan, sehingga meningkatkan
sehingga karyawan merasa terjadinya fraud pada laporan
nyaman saat bekerja dan keuangan BPR.
tercipta hubungan yang baik 3) Kualitas SDM
antara karyawan dan pimpinan Kualitas SDM yang dimiliki BPR
BPR. saat ini masih relatif rendah.
6) Loyalitas Nasabah Mayoritas permasalahan SDM
Pemberian kredit dengan proses terletak pada kurangnya
dan bunga yang relative rendah kompetensi dan pengalaman
membuat nasabah kredit yang para karyawan. Hal ini terkait
berasal dari UMKM menjadikan dengan ketidakmampuan
BPR sebagai pilihan sumber perusahaan untuk menggaji
dana. Dengan pelayanan yang karyawan dengan kompetensi
baik serta proses yang cepat, yang sesuai, sehingga mayoritas
maka BPR dapat memenuhi karyawan masih berpendidikan
kepuasan nasabah serta SMA dengan kompetensi yang
menjaga loyalitas nasabah. terbatas. Kondisi ini tidak
menguntungkan bagi BPR
Kelemahan (Weakness) karena akan menggangu
1) Kurangnya Modal kelancaran kegiatan,
Terbatasnya modal menjadi menurunkan kepuasan
kendala utama bagi BPR untuk pelanggan akibat pelayanan
mengembangkan perusahaan yang kurang baik, hingga
dan untuk melakukan ekspansi akhirnya dapat menurunkan
kredit. Kurangnya modal akan kinerja BPR.
menyebabkan ketidakmampuan 4) Teknologi Informasi
BPR untuk merekrut SDM, Mayoritas BPR telah
menambah fasilitas, dan menggunakan sistem
mengembangkan produk. Jika terkomputerisasi, hanya saja
hal ini berlanjut, maka kinerja masih bersifat sederhana
dibandingkan dengan bank membuka 1 cabang baru dalam
umum. Sistem yang sederhana satu tahun. Pembukaan cabang
menyebabkan masih terdapat baru akan meningkatkan brand
kemungkinan kesalahan saat positioning BPR serta menambah
pengerjaan. Selain itu, minimnya jumlah nasabah.
otorisasi transaksi menyebabkan 4) Teknologi Informasi
sistem yang dimiliki masih Perkembangan sistem teknologi
memungkingan dimanipulasi informasi yang pesat saat ini
oleh pihak-pihak tertentu. sebaiknya dimanfaatkan BPR
5) Fasilitas yang terbatas agar dapat memanfaatkan
Keterbatasan dana teknologi secara maksimal untuk
menyebabkan kurangnya menghasilkan informasi
fasilitas dan produk yang dapat keuangan yang memadai dan
diberikan kepada nasabah. mencegah terjadinya manipulasi.
Minimnya produk menyebabkan 5) Penambahan Produk
tingginya cost of capital BPR, Potensi BPR untuk menambah
karena dana yang dihasilkan jasa perbankan masih sangat
melalui sumber dana mahal, besar, dilihat dari meningkatnya
yaitu deposito. aktivitas perbankan masyarakat.
Dengan menanfaatkan
4.1.1.2 Analisis Lingkungan kerjasama dengan lembaga lain
Eksternal seperti BPN, bank umum dan
Peluang (Opportunity) perusahaan teknologi, BPR
1) Penambahan Modal dapat menambah jasa
Penambahan modal sangat perbankan seperti e-banking,
mungkin dilakukan dengan linkage program, serta jasa
memanfaatkan pendanaan dari pembuatan sertifikat agunan
investor maupun melalui dana debitur.
pinjaman dari bank umum atau 6) Regulasi Pemerintah
bank sentral. Bertambahnya Pemerintah telah mengeluarkan
modal akan meningkatkan regulasi mengenai tata kelola
kemampuan perusahaan dalam BPR dan manajemen resiko,
menyalurkan kredit serta yang akan memperkuat sistem
merekrut SDM yang memadai. pengendalian internal BPR
2) Bekerja sama dengan bank dalam melindungi aset-asetnya
umum serta mencegah terjadinya
BPR dapat membuka kerjasama manipulasi dalam data-data
dengan bank umum dalam hal keuangan, sehingga kinerja BPR
pembangunan infrastruktur, dan dapat meningkat.
kerjasama jasa perbankan.
3) Cabang Baru
Regulasi pemerintah
memungkinkan BPR untuk
Ancaman (Threat) seharusnya BPR meningkatkan
1) Persaingan pengawasan terhadap
Semakin banyaknya pesaing di kemampuan nasabah dalam
sektor lembaga keuangan akan menyelesaikan kredit.
membuat posisi BPR terancam, 4) Kondisi Perekonomian
untuk itu BPR perlu Kondisi perekonomian secara
menerapkan strategi yang tepat global sangat berpengaruh pada
agar mampu bertahan. Hal yang posisi BPR dalam persaingan,
dapat dilakukan untuk contohnya dengan adanya MEA
mengantisipasi hal tersebut BPR maka bank umum memiliki
harus menjaga kepuasan kemungkinan untuk
nasabah melalui pemberian menguatkan modalnya melalui
layanan yang maksimal. pemodal asing, namun hal ini
2) Penurunan tingkat suku bunga tidak memungkinkan bagi BPR
oleh pemerintah yang tidak boleh dimiliki oleh
Adanya kebijakan penurunan pihak asing.
suku bunga menjadi single digit
atau KURbagi UMKM Pembobotan Faktor-Faktor
memperlemah posisi BPR dalam Strategis
transaksi kredit. Regulasi Kegiatan analisis lingkungan
tersebut memungkinkan UMKM internal ditujukan untuk
memilih bank umum sebagai mendapatkan faktor-faktor
sumber dana, hal ini harus kekuatan dan kelemahan
disiasati oleh BPR dengan perusahaan yang berpengaruh
bekerja sama dengan bank, terhadap efektivitas pencapaian
memberikan pelayanan yang tujuan perusahaan. Pendekatan
cepat dalam hal pengajuan yang digunakan dalam melakukan
kredit, serta menerapkan analisis lingkungan internal
strategi jemput bola bagi adalah melalui pendekatan
nasabah potensial. fungsional dimana kapabilitas
3) Kredit Bermasalah internal yang paling penting
Banyaknya kredit bermasalah untuk keberhasilan perusahaan
menjadi kendala bagi BPR, dianalisis untuk menghasilkan
karena mempengaruhi data kekuatan dan kelemahan
perputaran jumlah modal. Jika sebagai dasar strategi perusahaan
hal ini dibiarkan, maka akan (Rahmanto, 2013). Berikut adalah
mempengaruhi kesehatan penjabaran Matriks Evaluasi
keuangan BPR. Untuk itu, Faktor Internal (IFAS).
MATRIKS EVALUASI FAKTOR INTERNAL (IFAS)
Faktor Internal Kunci Bobot Peringkat Skor Bobot

Kekuatan (Strength)
1. Bunga Tabungan yang 0,11 4 0,44
lebih tinggi dibandingkan
bank umum 0,06 2 0,11
2. Biaya Administrasi yang 0,06 3 0,17
rendah 0,11 3 0,33
3. Lokasi yang Strategis 0,08 3 0,25
4. Produk 0,11 4 0,44
5. Hubungan Kerja
6. Loyalitas Nasabah
Kelemahan (Weakness)
1. Kurangnya Modal 0,11 3 0,33
2. Manajemen BPR kurang 0,11 3 0,33
memadai 0,11 3 0,33
3. Rendahnya Kualitas SDM 0,06 2 0,11
4. Teknologi Informasi 0,08 2 0,17
5. Fasilitas
TOTAL 1,00 3,03

Matriks evaluasi faktor eksternal pemerintahan , hukum, teknologi dan


memungkinkan para penyusun strategi kompetitif. Berikut Matriks Evaluasi
untuk meringkas dan mengevaluasi Faktor Eksternal
informasi ekonomi, sosial budaya,
demografis, lingkungan, politik,

MATRIKS EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL (EFAS)


Faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Skor Bobot

Peluang (Opportunity)
1. Penambahan Modal 0,13 4 0,53
2. Kerjasama dengan Bank 0,10 3 0,30
Umum 0,10 4 0,40
3. Membuka Cabang Baru 0,07 2 0,13
4. Teknologi Informasi 0,13 4 0,53
5. Penambahan Produk 0,07 3 0,20
6. Regulasi Pemerintah

Ancaman (Threat)
1. Persaingan 0,13 1 0,13
2. Penurunan tingkat suku 0,10 1 0,10
bunga oleh Pemerintah
3. Kredit Bermasalah 0,10 2 0,20
4. Kondisi Perekonomian 0,07 3 0,20
Global
TOTAL 1,00 2,73
Berdasarkan matriks diatas, diketahui disimpulkan bahwa kondisi BPR
bahwa nilai IFAS 3,03 dan nilai EFAS berada pada criteria baik. Berikut
2,73, nilai ini lebih besar dari cut off adalah posisi BPR pada diagram
yaitu 2,50. Sehingga dapat Internal Eksternal

Matrik Internal Eksternal (IE)


Total Nilai IFAS yang diberi Bobot
Kuat Rata-rata Lemah
3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99
3,0 2,0 1,0
4,0
Total Nilai EFAS yang diberi Bobot

Tinggi
3,0 – 4,0 I II III

3,0

Rata-rata IV
2,0 – 2,99 V VI

2,0

VII
Lemah VIII IX
1,0 – 1,99

1,0

Sumber : Hitt, Michael A (2001 :137)

Berdasarkan tabel IE dapat dilihat


bahwa BPR yang ada di Badung berada kuadran IV, dimana perusahaan
pada termasuk dalam kategori tumbuh bina
4.2 Pembahasan

Matrik SWOT merupakan alat yang dan kelemahan yang dimiliki. Nantinya
dipakai untuk menyusun faktor-faktor matrik ini digunakan untuk
strategis perusahaan. Matrik ini akan membangun pengembangan empat
menggambarkan secara jelas jenis strategi yaitu Strategi SO
bagaimana peluang dan ancaman (Kekuatan-Peluang)‚ Strategi WO
eksternal yang dihadapi perusahaan (Kelemahan-Peluang)‚ Strategi ST
dapat disesuaikan dengan kekuatan (Kekuatan-Ancaman)‚ Strategi WT
(Kelemahan-Ancaman). Perumusan nilai matrik IE serta kondisi SWOT
strategi SWOT akan didasarkan pada perusahaan.

Tabel 4.1
Matrik SWOT

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)


1. Penambahan Modal 1. Persaingan
2. Kerjasama dengan Bank 2. Penurunan tingkat suku bunga
Umum oleh Pemerintah
3. Membuka Cabang Baru 3. Kredit Bermasalah
4. Teknologi Informasi 4. Kondisi Perekonomian Global
5. Penambahan Produk
6. Regulasi Pemerintah

Kekuatan (Strength) Strategi SO Strategi ST


1. Bunga Tabungan yang lebih 1. Meningkatkan kerjasama 1. Penambahan produk baru agar
tinggi dibandingkan bank dengan berbagai pihak. dapat menarik calon nasabah baru.
umum 2. Lebih menciptakan produk 2. Memaksimalkan bunga tabungan
2. Biaya Administrasi yang baru dan meingkatkan yang tinggi dan lokasi yang
rendah kualitas layanan yang strategis untuk loyalitas pada
3. Lokasi yang Strategis unggul nasabah serta lebih memperhatikan
4. Produk 3. Meningkatkan komunikasi kondisi perekonomian secara
5. Hubungan Kerja dalam bekerja sehingga global.
6. Loyalitas Nasabah dapat lebih memajukan 3. Meningkatakn kerjasama dengan
BPR. berbagai pihak anatar lain untuk
4. Membuka cabang baru meminimalkan kredit yang
agar bisa mendapatkan bermasalah
nasabah baru
5. Meningkatkan tata kelola
BPR dan manajemen resiko,
yang akan memperkuat
sistem pengendalian
internal BPR dalam
melindungi aset-asetnya
serta mencegah terjadinya
manipulasi dalam data-data
keuangan, sehingga kinerja
BPR dapat meningkat.
Kelemahan (Weakness) Strategi WO Strategi WT
1. Kurangnya Modal 5) Melaksanakan kegiatan 1. Memaksimalkan teknologi untuk
2. Manajemen BPR kurang yang dapat meningkatkan kelancaran kegiatan karyawan agar
memadai kualitas SDM seperti lebih mudah dan efisien
3. Rendahnya Kualitas SDM seminar ataupun pelatihan 2. Meningkatkan kualitas SDM agar
4. Teknologi Informasi bagi karyawan maupun dapat mengembangakan kualitas
5. Fasilitas manajemen SDM‚ sehingga perusahaan.
dapat mengembangkan 3. Menambah perlengkapan dan
SDM yang kompetitif agar peralatan yang kurang agar dapat
dapat meningkatkan labar meningkatkan fasilitas di
BPR. perusahaan.
6) Pembaharuan sarana dan
prasarana sehingga
berdampak positif terhadap
pengembangan usaha.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis SWOT,
Berdasarkan hasil analisis, nilai modal merupakan masalah utama bagi
IFAS BPR berada pada nilai 3,03, BPR untuk mengembangkan usahanya.
sedangkan nilai EFAS menunjukkan Kurangnya jumlah modal menghambat
nilai 2,73. Nilai ini berada pada rentang kegiatan BPR untuk menambah aset,
2,51-3,25 yang berarti BPR berada menambah cabang baru, melakukan
dalam kategori Baik. Nilai ini kemudian perekrutan karyawan serta melatih
diimplementasikan pada diagram IE karyawan agar memiliki kompetensi
yang menunjukkan bahwa BPR berada yang memadai untuk menjamin
dalam kuadran IV yang berarti BPR berjalanya operasional BPR. Untuk itu
dalam kondisi tumbuh bina. diharapkan BPR dapat menambah
modal melalui investor-investor lokal.

DAFTAR PUSTAKA Competitiveness and Globalization,


4th Edition, Singapore, Thomson
Agustinus Sri Wahyudi. 1999. Learning Asia.
Manajemen Strategik,
Pengantar Proses Berpikir Henny Winartha. 2002. Perumusan
Strategik. Jakarta Barat : Bina Strategi Bisnis pada PT. Taman
Rupa Aksara. Burung Citra Bali Singapadu
Gianyar, Skripsi Fakultas
Ari jaya Santini, I Gusti Putu. 2004. Ekonomi Universitas Udayana.
Perumusan Strategi pemasaran Denpasar.
pada PT. Galva corporation kantor
perwakilan Bali. Skripsi Fakultas Kotler, Philip (Hendra Teguh,
Ekonomi Universitas Udayana. Penerjemah). 2001. Manajemen
Denpasar. Pemasaran : Analisis perencanaan,
Implementasi, dan Kontrol. Edisi
Basu Swastha, DH. 1997. Azas-azas Revisi Jilid 2 Jakarta : PT.
Marketing. Edisi ke-3. Prenhalindo
Yogyakarta : Liberty
Pearce & Robinson (Agus Maulana,
Fandy Tjiptono. 2000. Strategi Penerjemah). 1997. Manajemen
Pemasaran. Yogyakarta : Andi Strategik : Formulasi,
Offset. Implementasi, dan Pengendalian.
Jilid 1. Jakarta : Binapura Aksara
Glueck, William F. dan Jauch,
Lawrence R. (alih bahasa Murad Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis
dan AR Hendry Sitanggang) 1999, SWOT, Teknik Membedah Kasus
Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis. Edisi ketujuh. Jakarta : PT.
Perusahaan, Jakarta : Airlangga. Gramedia Pustaka Umum

Hitt, Michael A., Ireland, R, Duane, Sugiyono. 2001. Metode Penelitian


Hoskisson, Robert E. 2001, Bisnis. Bandung : Alfabeta
StrategicManagement :

Potrebbero piacerti anche