Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the readiness of the potential economy at the
developmental areas in West Bogor and to formulate a developmental economy strategy to
actualize in the implementation of autonomy development. In general, the result showed
that the western region of Bogor has an economic potential that can be developed, therefore
it can be made as one of the main factors in the recommendation to become an autonomous
district. Western Bogor region has a few growth centers to draw the growth of the region.
Growth and service centers are still accumulating in urban areas resulting in a gap caused
by the intensity of linkages between urban areas and rural areas in which are relatively
limited.
The selected strategy priorities are: (1) the development of industries that support the
agricultural aspect (agro-industry) as an effort to optimize the utilization and
managingsustainable natural resources by utilizing the potentials Bogor Regency has
(economic conditions, government policies Bogor Regency, geographical location) as well
as cooperation with private sector / other, (2) Finding and promoting the image of
commodity and regional superior products that provide value-added (GDP and PAD) for
the local community using the criteria of potential value-added direct a commodity /
product for poor families, and (3) creating a conducive business climate to support local
capacity building by expanding the local tax base and expand the productive sectors of the
economy of the people.
Implications of policy directed as social, cultural, political, institutional, or spatial aspects
of the development budget and policy. Furthermore, the basic sector analysis should be
done at sub-district unit so that it can be seen a leading sector per district based on income
(GDP) per district.
Keywords: Growth and service centers, local economic potential, regional development.
= Tahapan/Rekomendasi/Implikasi
Tabel 1. Metode Analisis Data dan Data yang Digunakan dalam Kajian Pembangunan Daerah
Metode
Tujuan Data yang Diperlukan Sumber Data
Analisis
Mengidentifikasi sektor-sektor basis BPS Kabupaten
PDRB Kabupaten Bogor atas
Location yang akan diprioritaskan sebagai sektor Bogor dan
dasar harga konstan sektoral
Quotient (LQ) unggulan yang dapat menjadi Dinas-dinas
menurut lapangan usaha
penggerak ekonomi di Bogor Barat terkait
Metode Menganalisis hirarki pusat Jumlah penduduk dan sarana BPS Kabupaten
Skalogram pertumbuhan dan pelayanan. prasarana pembangunan Bogor
Sistem
Menetapkan wilayah-wilayah
Limpitan
pembangunan yang perlu mendapatkan
sejajar:
prioritas dalam pembangunan:
Menganalisis tingkat ketimpangan
Analisis Data potensi sumberdaya
antar wilayah yang disebabkan oleh BPS Kabupaten
Hirarki wilayah yang meliputi
perbedaan penyebaran potensi dan Bogor dan
Potensi potensi sumberdaya alam
sumberdaya alam yang dimiliki dinas-dinas
Sumberdaya seperti pertanian, industri
suatu daerah terkait
dan lain-lain
Menganalisis tingkat ketimpangan
Analisis
antar wilayah yang disebabkan oleh Bappeda 4
Hirarki Data ketersediaan sarana
alokasi kegiatan pembangunan dan Kabupaten
fasilitas prasarana sosial dan ekonomi
hasil-hasilnya ( ketersediaan Bogor
sosial
fasilitas sosial dan ekonomi).
ekonomi
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009
Tabel 2. Metode Perancangan Program dan Data yang Digunakan untuk Merumuskan Strategi
Pembangunan Daerah
Metode Sumber
Tujuan Data yang Diperlukan
Analisis Data
Faktor internal yang menjadi
Matriks Menganalisis kondisi lingkungan
kekuatan dan kelemahan, serta
IFE dan internal dan eksternal pembangunan
faktor eksternal yang menjadi Bappeda
EFE wilayah
peluang dan ancaman. Kabupaten
Merumuskan strategi pembangunan Faktor-faktor internal dan eksternal Bogor
Analisis
daerah dengan melihat faktor-faktor yang telah teridentifikasi dalam
SWOT
internal dan eksternal. matriks IFE dan EFE
Menentukan prioritas alternatif
strategi pembangunan dengan Responden
Analisis Hasil rumusan alternatif strategi
melihat kaitan antara faktor-faktor yang
QSPM yang diperoleh dari matriks SWOT
strategis internal dan eksternal dianggap
dengan alternatif strategi. berpengaruh
jumlah Keluarga di Bogor Tengah dan Kabupaten Bogor Barat (Wilayah Usulan
Bogor Timur Masing-masing 0,07 dan 0,13. Bogor Barat). Sektor yang dikaji dalam
Potensi sumberdaya wilayah di Kabupaten peringkat potensi sumberdaya wilayah ini
Bogor ditunjukkan oleh Gambar 2. adalah sektor pertanian, peternakan,
Selanjutnya, Potensi perindustrian dan perikanan, kehutanan dan perkebunan,
perdagangan yang ditunjukkan oleh produk perdagangan, perindustrian, pariwisata,
daerah pada usaha kecil, mikro dan pertambangan dan kependudukan.
menengah di masing-masing kecamatan
disajikan pada Tabel 3.
90
80 Pertanian
70 Peternakan
Persentase (%)
60 Perikanan
50 HutBUn
40 Perdagangan
30 Perindustrian
20 Pariwisata
10 Pertambangan
0
Bogor Barat Bogor Barat Bogor Bogor Timur
Usulan Tengah
Tabel 3. Produk Daerah pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kabupaten Bogor
Tahun 2006
No. Kecamatan Produk Daerah
1. Nanggung Hasil perkebunan dan kehutanan
2. Leuwiliang Bata Merah
3. Leuwi Sadeng Pandai besi, bunga kering
4. Pamijahan Perikanan (Udang Air Tawar)
5. Cibungbulang Makanan, konveksi pakaian muslim, tas, jaket
6. Ciampea Tas. Ikan patin
7. Tenjolaya Pertanian dan perikanan
8. Rumpin Split, Batu belah, Tras, Pasir, Telur ayam, Bambu
9. Cigudeg Hasil tambang (split, tras, andelit)
10. Sukajaya Hasil hutan dan perkebunan
11. Jasinga Golok dan alat pertanian
12. Tenjo Dodol, Emping melinjo
13. Parung Panjang Kopi, madu, tas
14. Dramaga Sepatu Balita, Manisan, Replika pesawat
15. Ciomas Sepatu dan Sandal
16. Kemang Peternakan, kue basah&kering, keset, sepatu, sandal
17. Rancabungur Tanaman hias, lidah buaya
18. Parung Konveksi, perikanan, pabrik tahu
19. Ciseeng Perikanan (Ikan hias, lele, gurame), konveksi pakaian dalam
20. Gunung Sindur Tanaman hias anggrek dan lidah buaya
21. Tamansari Sepatu, Sandal, Tanaman hias
22. Cijeruk Manisan pala, sirih instant, ayam ras, besek
23. Cigombong Konveksi rajutan, aneka kripik
24. Caringin Konveksi bordir
25. Ciawi Sepatu, sepatu bola, boneka, makanan tradisional
26. Cisarua Susu sapi, Rajutan
Kantong Kertas, Bilik Bambu, Bunga potong, Tanaman hias, aneka
27. Megamendung
makan dari pisang, tas kantor
28. Sukaraja Sagu Kasar, tapioka, perikanan lele, dendeng lele
29. Babakan Madang Kue semprong, warung makanan, makanan ringan
Kerajinan logam (crom), accessories mobil, alat-alat rumah
30. Citeureup
tangga, Alat-alat/ kebutuhan rumah sakit
31. Cibinong Makanan ringan (keripik singkong), kerajinan tangan
32. Bojong Gede Konveksi pakaian dalam, dodol
33. Tajur Halang Buah-buahan
34. Sukamakmur Aci singkong, meubelair, anyaman bilik
35. Cariu Sepatu dan sandal, makanan (sirup madu)
36. Tanjungsari Tas
37. Jonggol Makanan ( kacang garing, roti, keripik, tahu, opak)
38. Cileungsi Jahe, ginseng, kopi instant; minuman sari buah
7
39. Klapanunggal Hasil tambang (split, tras, andelit), makanan, konveksi
40. Gunung Putri Kue kering
Sumber: Disperindag Kabupaten Bogor dan Kantor Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor, 2006
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009
Tabel 4. Hirarki Aktual Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan di Bogor Barat Tahun 2005.
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009
Kecamatan Ciomas menempati urutan gigi, dokter swasta dan dokter spesialis;
pertama dalam hirarki pusat pelayanan serta fasilitas ekonomi seperti pasar, pasar
untuk jumlah unit sarana prasarana swalayan, restoran, Bank Perkreditan
pembanguanan. Jumlah sarana prasarana di Rakyat, dan pegadaian. Begitupun dengan
Kecamatan Ciomas adalah 848 unit dan sarana ibadah untuk masyarakat non-
terdiri atas 24 jenis. Urutan berikutnya muslim dan sarana pariwisata yang masih
setelah Kecamatan Ciomas adalah belum tersedia di Kecamatan Rancabungur.
Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Selain menunjukkan hirarki pusat
Leuwiliang dengan jumlah unit prasarana pengembangan dan ketersediaan jenis
masing-masing berjumlah 618 unit dan 448 sarana prasarana pelayanan, metode
unit. Kecamatan dengan hirarki pusat skalogram juga dapat menunjukkan
pelayanan terendah adalah Kecamatan penyebaran fasilitas-fasilitas pelayanan di
Rancabungur dengan jumlah sarana suatu wilayah. Derajat penyebaran fasilitas
prasarana 139 unit dan 18 jenis. pelayanan dapat dilihat dari banyaknya
Oleh karena itu, dari skalogram jumlah kecamatan yang memiliki jenis
tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat fasilitas tersebut.
pelayanan atau pusat pengembangan
Analisis Potensi Perekonomian Lokal
wilayah utama Kabupaten Usulan Bogor
Barat adalah Kecamatan Ciomas dan untuk di Wilayah Bogor Barat
Wilayah Pembangunan Bogor barat adalah Hasil perhitungan LQ di Wilayah
Kecamatan Cibungbulang. Kecamatan Pembangunan Bogor Barat memberikan
Rancabungur merupakan kecamatan yang gambaran bahwa pada tahun 2002 sampai
kekurangan fasilitas kesehatan seperti dengan 2005 terdapat lima sektor unggulan.
rumah sakit, rumah bersalin, praktek dokter Sektor-sektor tersebut adalah sektor
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009
Tabel 6. Nilai Location Quotient (LQ) Wilayah Pembangunan Bogor Barat Dan Peranan
PDRB Sektoral Wilayah Pembangunan Bogor Barat Terhadap Kabupaten Bogor
Tahun 2002 – 2005
KONTRIBUSI PDRB (%) LQ
Lapangan Usaha
2002 2003 2004 2005 2002 2003 2004 2005
Pertanian, Peternakan,
1. 18,87 17,07 16,32 15,65 2,68 2,68 2,70 2,67
Kehutanan & Perikanan
2. Pertambangan & Penggalian 7,59 8,22 7,24 6,11 4,86 5,10 5,12 5,09
3. Industri Pengolahan 34,32 34,73 35,34 35,84 0,58 0,58 0,59 0,60
4. Listrik, Gas & Air Bersih 6,95 6,99 7,05 7,37 1,86 1,86 1,87 1,93
5. Bangunan 0,65 0,64 0,63 0,91 0,20 0,20 0,19 0,28
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 25,41 25,94 26,56 27,08 1,58 1,59 1,61 1,61
7. Pengangkutan & Komunikasi 1,04 1,06 1,09 1,14 0,39 0,39 0,39 0,41
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,51 0,52 0,54 0,59 0,29 0,30 0,31 0,32
10
9. Jasa-Jasa 4,65 4,82 5,23 5,31 1,06 1,09 1,17 1,21
PDRB Bogor Barat 16,22 15,72 15,19 14,66
Sumber: Bappeda Kabupaten Bogor, 2006 (Diolah)
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009
ekonomi tersebut harus mempertimbangkan telah dilakukan maka pada tahun 2005 di
faktor persebaran lokasi potensi sumberdaya Wilayah Pembangunan Bogor Barat
alam, intensitas kegiatan perekonomian terdapat tujuh kecamatan (53,85 persen)
yang ada, ketersediaan sarana dan prasarana wilayah kaya dan masing-masing tiga
wilayah, serta prioritas pengembangan. kecamatan (23,08 persen) wilayah sedang
Oleh karena itu, sebelum melakukan dan wilayah miskin. Hasil tersebut berbeda
analisis perumusan strategi pembangunan jika analisis dilakukan dengan memasukkan
ekonomi terlebih dahulu dilakukan analisis tujuh kecamatan di wilayah Bogor Tengah
sektor unggulan, analisis hirarki potensi ke dalam wilayah Bogor Barat. Di Wilayah
sumberdaya wilayah, dan analisis hirarki Usulan Bogor Barat, Kecamatan yang
fasilitas pelayanan yang dimaksudkan agar termasuk ke dalam wilayah sedang
pemanfaatan sumberdaya lokal lebih jumlahnya relatif lebih banyak yaitu
optimal. sembilan kecamatan (45 persen) jika
Saat ini, keberadaan kecamatan- dibandingkan dengan wilayah kaya yang
kecamatan yang termasuk kategori maju di berjumlah tujuh kecamatan (35 persen).
Kabupaten Bogor masih terpusat di wilayah Berdasarkan ketersediaan dan
tengah. Peran Kecamatan-kecamatan maju penyebaran fasilitas sosial ekonomi,
tersebut sebagai core ternyata belum Wilayah Pembangunan Bogor Barat
menunjukkan adanya interaksi yang saling sebagian besar merupakan wilayah
mendukung. Hal ini terlihat dari relatif berkembang yaitu sekitar 61,54 persen dari
sedikitnya kecamatan di Wilayah Bogor jumlah kecamatan yang ada di Bogor Barat.
Barat yang menjadi daerah maju. Untuk Jumlah kecamatan yang termasuk wilayah
meningkatkan intensitas keterkaitan maju hanya berjumlah satu kecamatan (7,69
antarkecamatan, maka sebaiknya di bagian persen) sedangkan wilayah yang termasuk
barat Kabupaten Bogor dibuat suatu pusat wilayah tertinggal berjumlah empat
pertumbuhan dan pelayanan yang baru. Hal kecamatan (30,77 persen). Relatif lebih
tersebut didukung juga oleh potensi banyaknya jumlah wilayah berkembang
sumberdaya wilayah yang besar. Begitupun juga terlihat di Wilayah Usulan Bogor
dengan kecamatan yang ada sekarang Barat. Di Wilayah tersebut, kecamatan yang
maupun yang diusulkan menjadi Kabupaten termasuk ke dalam wilayah berkembang
Bogor Barat dari segi jumlah sudah berjumlah 12 kecamatan (60 persen)
substansial. Dengan demikian, sedangkan kecamatan yang termasuk ke
perkembangan pusat pertumbuhan yang dalam wilayah maju dan tertinggal masing-
baru diharapkan dapat menyeimbangkan masing berjumlah satu kecamatan (5 persen)
kesenjangan antarkecamatan perkotaan dan dan tujuh kecamatan (35 persen).
pedesaan. Penggabungan antara hirarki potensi
Pembangunan wilayah harus sumberdaya wilayah dan hirarki fasilitas
memperhatikan potensi sumberdaya yang sosial ekonomi menghasilkan analisis
dimiliki. Berdasarkan hasil kajian, diketahui sistem limpitan sejajar. Berdasarkan analisis
bahwa masing-masing wilayah kecamatan limpitan sejajar, di Wilayah Pembangunan
yang ada di wilayah barat Kabupeten Bogor Bogor Barat pada tahun 2005 terdapat enam
mempunyai perbedaan dalam ketersediaan kecamatan (46,15 persen) yang tergolong
11
potensi sumberdaya alam maupun kategori wilayah potensial, tiga kecamatan
ketersediaan fasilitas pelayanan sosial (23,08 persen) wilayah strategis, dan empat
ekonomi. Berdasarkan pengkategorian yang kecamatan termasuk ke dalam wilayah
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009
kritis. Untuk Wilayah Usulan Bogor Barat, fasilitas sosial ekonomi. pada kecamatan-
wilayah yang termasuk ke dalam kategori kecamatan yang memiliki potensi
wilayah potensial berjumlah enam sumberdaya yang besar terdapat fasilitas
kecamatan (30 persen), wilayah strategis sosial ekonomi yang baik. Perbandingan
berjumlah delapan kecamatan (40 persen), wilayah prioritas pembangunan berdasarkan
dan wilayah kritis berjumlah enam hasil anlisis limpitan sejajar dengan
kecamatan (30 persen). Berdasarkan hasil kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten
analisis limpitan sejajar ini dapat diketahui Bogor ditunjukkan oleh Tabel 7.
bahwa terdapat hubungan antara potensi Selanjutnya, pembangunan di setiap
sumberdaya wilayah dengan ketersediaan kecamatan harus disesuaikan dengan
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009
potensi yang dimiliki. Oleh karena itu, 2) Berdasarkan analisis faktor internal dan
untuk mengoptimalkan pelaksanaan eksternal, Wilayah Bogor Barat dalam
pembangunan dilakukan analisis potensi pembangunan ekonominya menekankan
yang terdapat pada masing-masing pada strategi yang bertujuan untuk
kecamatan. Hal tersebut ditujukan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
mengetahui sektor yang perlu mendapat memanfaatkan peluang eksternal
prioritas pengembangan di kecamatan yang (Strategi W-O).
bersangkutan. Tabel 8 menunjukkan Hasil analisis matriks IFE menunjukkan
kebijakan pembangunan wilayah di masing- bahwa Wilayah Bogor Barat masih
masing kecamatan di wilayah Bogor Barat memiliki kondisi internal yang lemah, yaitu
berdasarkan analisis hirarki potensi belum mampu memanfaatkan kekuatan
sumberdaya. yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan.
Kekuatan utama yang dimiliki Bogor Barat
KESIMPULAN DAN SARAN adalah potensi sumberdaya alam yang besar
sedangkan kelemahan utama yang dihadapi
Kesimpulan adalah masih lemahnya jejaring usaha yang
berbasis pelaku usaha sehingga sektor
1) Secara umum Wilayah Bogor Barat perindustrian dan perdagangan di wilayah
tersebut masih belum berkembang dan
mempunyai potensi ekonomi yang dapat
terdapatnya disparitas pembangunan.
dikembangkan sebagai penggerak
Hasil analisis EFE menunjukkan bahwa
ekonomi dalam pembangunan, yaitu
pada: (1) sektor pertanian, peternakan, Wilayah Bogor Barat telah mampu
kehutanan, dan perikanan; dan (2) sektor memanfaatkan peluang eksternal untuk
menghadapi ancaman. Peluang terbesar
pertambangan dan penggalian karena
yang dimiliki adalah adanya kebijakan
memiliki keunggulan nilai kontribusi
Pemda Kabupaten Bogor dan kondisi
dalam perbandingan antarwilayah
sehingga layak untuk terus perekonomian yang semakin membaik yang
dikembangkan dalam meningkatkan didominasi oleh sektor perindustrian;
perdagangan, hotel dan restoran; dan
perekonomian lokal Wilayah
pertanian. Selanjutnya, ancaman terbesar
Pembangunan Bogor Barat.
yang dihadapi adalah adanya persepsi
Pengembangan potensi ekonomi tersebut
terkait dengan keberadaan pusat ekonomi biaya tinggi dan persaingan antar
pertumbuhan dan pelayanan yang masih daerah. Prioritas strategi yang terpilih
diantaranya:
terakumulasi di daerah perkotaan seperti
a) Pengembangan industri yang
Leuwiliang, Cibungbulang, Ciampea
menunjang aspek pertanian
serta Ciomas dan Kemang. Hal tersebut
menyebabkan daerah pedesaan relatif (agroindustri) sebagai upaya
mengalami kesulitan dalam memperoleh mengoptimalkan pemanfaatan dan
pengelolaan SDA secara berkelanjutan
pelayanan dari fasilitas-fasilitas tersebut.
dengan memanfaatkan potensi yang
Akibatnya, karena intensitas keterkaitan
dimiliki Kabupaten Bogor (kondisi
antara daerah-daerah perkotaan dan 13
pedesaan terbatas maka kesenjangan pun perekonomian, kebijakan Pemda
terjadi. Kab.Bogor, letak geografis) serta
kerjasama dengan pihak
swasta/lainnya.
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009