Sei sulla pagina 1di 16

Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah.

Volume 1 No 1 April 2009

ANALISIS POTENSI EKONOMI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN


EKONOMI DI BOGOR BARAT
Teni Marfiani1, Sri Hartoyo2, Manuwoto

Alumni Magister Profesional Manajemem Pembangunan Daerah.


Jln. Abiyasa Raya No.6 Indraprasta Bogor Tlp. 0251-8319123. E-mail: teni.marfiani@gmail.com
2 Staff Pengajar Departemen Ilmu Ekonomi, FEM IPB, Gd. Wing Andi Hakim Nasution
Lt. 3 Kampus IPB Darmaga Bogor. Tlp. 0251-8626 602. E-mail: ilmuekon@ipb.ac.id.

ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the readiness of the potential economy at the
developmental areas in West Bogor and to formulate a developmental economy strategy to
actualize in the implementation of autonomy development. In general, the result showed
that the western region of Bogor has an economic potential that can be developed, therefore
it can be made as one of the main factors in the recommendation to become an autonomous
district. Western Bogor region has a few growth centers to draw the growth of the region.
Growth and service centers are still accumulating in urban areas resulting in a gap caused
by the intensity of linkages between urban areas and rural areas in which are relatively
limited.
The selected strategy priorities are: (1) the development of industries that support the
agricultural aspect (agro-industry) as an effort to optimize the utilization and
managingsustainable natural resources by utilizing the potentials Bogor Regency has
(economic conditions, government policies Bogor Regency, geographical location) as well
as cooperation with private sector / other, (2) Finding and promoting the image of
commodity and regional superior products that provide value-added (GDP and PAD) for
the local community using the criteria of potential value-added direct a commodity /
product for poor families, and (3) creating a conducive business climate to support local
capacity building by expanding the local tax base and expand the productive sectors of the
economy of the people.
Implications of policy directed as social, cultural, political, institutional, or spatial aspects
of the development budget and policy. Furthermore, the basic sector analysis should be
done at sub-district unit so that it can be seen a leading sector per district based on income
(GDP) per district.

Keywords: Growth and service centers, local economic potential, regional development.

sasaran pembangunan tersebut diperlukan


PENDAHULUAN perencanaan pembangunan ekonomi yang
baik. Hal tersebut disebabkan karena pada
Latar Belakang umumnya pembangunan ekonomi suatu
daerah berkaitan erat dengan potensi
Salah satu sasaran pembangunan ekonomi dan karakteristik yang dimiliki
nasional adalah menciptakan pertumbuhan yang pada umumnya berbeda antar satu 1
ekonomi dan pemerataan pembangunan, dengan daerah lainnya. Oleh karenanya,
termasuk didalamnya pemerataan informasi daerah yang lengkap, akurat dan
pendapatan antar daerah. Untuk mencapai terkini sangat diperlukan untuk
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

mewujudkan sasaran pembangunan kajian, khususnya kajian ekonomi, agar


tersebut. daerah tersebut siap untuk mencapai suatu
Tantangan yang dihadapi kabupaten kemandirian dalam pembangunan.
terutama untuk daerah otonom yang baru Menelaah pembangunan dengan
adalah peningkatan pendapatan daerah dan memperhatikan persoalan yang terjadi di
kemandirian dalam pembangunan dengan masing-masing kecamatan meliputi
kendala ketersediaan sumberdaya di daerah. penelaahan terhadap perbedaan keadaan
Dengan demikian penentuan kebijakan dan potensi ekonomi serta pengaruhnya
strategi pembangunan ekonomi yang tepat terhadap perekonomian secara keseluruhan.
sangat diperlukan. Arah penentuan Perekonomian daerah dipengaruhi oleh
kebijakan dan strategi tersebut adalah perekonomian daerah lain sehingga untuk
tercapainya kriteria-kriteria prioritas merumuskan kebijakan ekonomi di Bogor
pembangunan berupa penurunan bentuk- Barat, identifikasi keadaan dan kondisi
bentuk ketimpangan, kebijakan yang sesuai perekonomiannya sangat diperlukan. Kajian
dengan keinginan masyarakat dan ini difokuskan pada potensi ekonomi yang
pembangunan yang mampu meningkatkan meliputi potensi sumberdaya alam, potensi
pertumbuhan daerah. sumberdaya manusia yang dicerminkan oleh
Salah satu kabupaten yang akan karakteristik tenaga kerja, tingkat
melakukan pemekaran wilayah adalah pendapatan daerah, serta sarana dan
Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, kajian prasarana pembangunan. Dengan demikian,
pembangunan daerah ini dimaksudkan permasalahan spesifik yang dapat
untuk mengenal dan menggali kesiapan dikemukakan dalam kajian ini adalah
suatu wilayah sebagai rekomandasi “potensi ekonomi mana yang merupakan
pembentukan daerah baru khususnya di potensi unggulan sehingga dapat menjadi
bidang ekonomi, kasus di Bogor Barat. penggerak perekonomian di Bogor Barat?”.
Berdasarkan hal itu, “bagaimana kesiapan Penentuan arah pembangunan daerah
potensi ekonomi bogor barat dan strategi selain mempertimbangkan penyebaran
pembangunan ekonominya mampu alokasi kegiatan-kegiatan pembangunan dan
menempatkan daerah tersebut memiliki hasil-hasilnya termasuk penyebaran pusat
kemandirian dalam pelaksanaan pelayanan, juga mempertimbangakan
pembangunan?” menjadi pertanyaan perbedaan penyebaran potensi dan
utama dalam kajian ini. sumberdaya alam yang dimiliki suatu
Perumusan Masalah daerah. Dari penyebaran tersebut dapat
Pembangunan yang telah dilaksanakan diketahui ketimpangan spasial yang terjadi.
menyebabkan disparitas ekonomi di wilayah Kecamatan yang kurang berkembang
Bogor Barat, sementara potensi ekonomi di diprioritaskan dalam rangka memeratakan
wilayah tersebut merupakan kekuatan pembangunan dan hasil-hasilnya sedangkan
internal dalam proses pembangunan. Potensi kecamatan yang berkembang diprioritaskan
ekonomi di wilayah Bogor Barat dapat karena wilayah tersebut memiliki potensi
dioptimalkan dengan suatu perencanaan pertumbuhan untuk tumbuh di atas kekuatan
strategis. Salah satu kebijakan pemerintah sendiri dan dapat mendorong pertumbuhan
untuk menggali potensi suatu daerah adalah wilayah belakangnya. Hal itu secara tidak
2
dengan memberikan kesempatan untuk langsung dapat meningkatkan interaksi
mengelola sendiri potensi ekonominya. spasial baik internal maupun eksternal yang
Dalam pelaksanaannya diperlukan suatu mendukung perkembangan daerah tersebut.
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

Terkait dengan penangulangan ketimpangan unggulan sehingga dapat menjadi


pembangunan, ”bagaimana penyebaran penggerak ekonomi di Bogor Barat.
sumberdaya alam, fasilitas dan prasarana 2. Merancang berbagai alternatif strategi
pembangunan di daerah Bogor Barat, dan prioritas pembangunan ekonomi di
sebagai pertimbangan dalam menentukan Bogor Barat.
prioritas dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan?” merupakan METODE PENELITIAN
pertanyaan spesifik yang kedua yang
menarik untuk dikaji dalam kajian Kesiapan potensi ekonomi di Wilayah
pembangunan daerah ini. Pembangunan Bogor Barat serta rumusan
Penentuan prioritas pembangunan strategi pembangunan ekonominya untuk
merupakan salah satu kebijakan pemerintah mewujudkan kemandirian dalam
yang akan mempengaruhi hasil dari pelaksanaan pembangunan dilakukan
pembangunan itu sendiri. Prioritas atau melalui analisis pusat pertumbuhan dan
kebijakan yang salah arah akan pelayanan serta potensi sumberdaya wilayah
menyebabkan ketidakselarasan dalam Bogor Barat; identifikasi sektor-sektor basis
berbagai bidang kehidupan termasuk yang akan diprioritaskan sebagai sektor
ketimpangan sektoral, kelompok, teknologi, unggulan; serta merancang berbagai
maupun ketimpangan spasial (antar alternatif strategi dan prioritas
kecamatan). Secara umum, rencana strategis pembangunan ekonomi di Bogor Barat.
sangat bermanfaat dalam pencapaian tujuan Gambar 1 menunjukkan kerangka
pembangunan Kabupaten Bogor terutama pemikiran dalam penelitian ini.
untuk mengatasi disparitas pembangunan di Metode analisis data yang digunakan
Wilayah Pembangunan Bogor Barat. dalam kajian ini antara lain metode
Begitupun dalam rencana pembentukan deskriptif dan metode kuantitatif. Metode
Kabupaten Bogor Barat, penentuan arah deskriptif digunakan untuk mengetahui
pembangunan akan menentukan kondisi daerah Bogor Barat dan tingkat
keberhasilan pembangunan di Kabupaten perkembangan hasil pembangunannya.
Usulan Bogor Barat. Terkait dengan hal Metode kuantitatif antara lain berupa
tersebut, permasalahan spesifik selanjutnya analisis hirarki pusat pelayanan dengan
dalam kajian ini adalah “bagaimana metode skalogram, dan analisis sistem
rumusan alternatif strategi dan prioritas limpitan sejajar dan selanjutnya metode
pembangunan ekonomi untuk mendukung Location Quotient (LQ) untuk mengetahui
kemandirian di Bogor Barat?”. potensi ekonomi kecamatan-kecamatan di
Tujuan daerah Bogor Barat. Analisis deskriptif
Tujuan umum dari kajian ini adalah untuk menggambarkan perkembangan hasil
untuk menganalisis kesiapan potensi pembangunan meliputi tabulasi,
ekonomi di Wilayah Pembangunan Bogor peringkasan, dan penyajian dalam bentuk
Barat serta merumuskan strategi grafik atau gambar-gambar serta
pembangunan ekonominya sebagai upaya perhitungan ukuran deskripsinya. Variabel
untuk mewujudkan kemandirian dalam yang diukur dari data yang tersedia antara
pelaksanaan pembangunan. Tujuan
3
lain variabel dalam aspek sosio-demografi
spesifiknya adalah: dan ekonomi (Tabel 1 dan Tabel 2).
1. Mengidentifikasi sektor-sektor basis
yang akan diprioritaskan sebagai sektor
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

Kebijakan Perencanan dan Pelaksanaan Pembangunan

Rencana Pemekaran Wilayah Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Integrasi Wilayah

ALTERNATIF STRATEGI &


PRIORITAS PEMBANGUNAN
EKONOMI Aspek pertumbuhan penduduk, sarana dan
prasarana pembangunan&sosial,
pertumbuhan ekonomi, keterbatasan
Kabupaten Bogor Barat sumberdaya

Tahap Pemilihan Strategi:


ANALISIS QSPM Analisis Ketimpangan
HAMBATAN DAERAH Antar Wilayah à Tingkat Analisis
Kesiapan daerah à potensi Tahap Pencocokan: Perkembangan Potensi
ekonomi MATRIKS SWOT Kecamatan: Ekonomi:
1. Analisis
Peringkat Fasilitas dan
Identifikasi
TANTANGAN KABUPATEN: Tahap Input: Sektor-sektor
Pusat Pelayanan à
à Meningkatkan Pendapatan MATRIKS EFE DAN MATRIKS IFE Metode Skalogram Basis
Daerah 2. Analisis à Location
à Kemandirian dalam pembuatan Strategi Formulation Framework Peringkat Potensi Quotient (LQ)
kebijakan dengan kendala Sumberdaya Wilayah à
Sistem Limpitan Sejajar
keterbatasan sumberdaya

Identifikasi Lingkungan Internal dan


Eksternal
Keterangan:
= Input

= Tahapan/Rekomendasi/Implikasi

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Tabel 1. Metode Analisis Data dan Data yang Digunakan dalam Kajian Pembangunan Daerah
Metode
Tujuan Data yang Diperlukan Sumber Data
Analisis
Mengidentifikasi sektor-sektor basis BPS Kabupaten
PDRB Kabupaten Bogor atas
Location yang akan diprioritaskan sebagai sektor Bogor dan
dasar harga konstan sektoral
Quotient (LQ) unggulan yang dapat menjadi Dinas-dinas
menurut lapangan usaha
penggerak ekonomi di Bogor Barat terkait
Metode Menganalisis hirarki pusat Jumlah penduduk dan sarana BPS Kabupaten
Skalogram pertumbuhan dan pelayanan. prasarana pembangunan Bogor
Sistem
Menetapkan wilayah-wilayah
Limpitan
pembangunan yang perlu mendapatkan
sejajar:
prioritas dalam pembangunan:
Menganalisis tingkat ketimpangan
Analisis Data potensi sumberdaya
antar wilayah yang disebabkan oleh BPS Kabupaten
Hirarki wilayah yang meliputi
perbedaan penyebaran potensi dan Bogor dan
Potensi potensi sumberdaya alam
sumberdaya alam yang dimiliki dinas-dinas
Sumberdaya seperti pertanian, industri
suatu daerah terkait
dan lain-lain
Menganalisis tingkat ketimpangan
Analisis
antar wilayah yang disebabkan oleh Bappeda 4
Hirarki Data ketersediaan sarana
alokasi kegiatan pembangunan dan Kabupaten
fasilitas prasarana sosial dan ekonomi
hasil-hasilnya ( ketersediaan Bogor
sosial
fasilitas sosial dan ekonomi).
ekonomi

Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

Tabel 2. Metode Perancangan Program dan Data yang Digunakan untuk Merumuskan Strategi
Pembangunan Daerah
Metode Sumber
Tujuan Data yang Diperlukan
Analisis Data
Faktor internal yang menjadi
Matriks Menganalisis kondisi lingkungan
kekuatan dan kelemahan, serta
IFE dan internal dan eksternal pembangunan
faktor eksternal yang menjadi Bappeda
EFE wilayah
peluang dan ancaman. Kabupaten
Merumuskan strategi pembangunan Faktor-faktor internal dan eksternal Bogor
Analisis
daerah dengan melihat faktor-faktor yang telah teridentifikasi dalam
SWOT
internal dan eksternal. matriks IFE dan EFE
Menentukan prioritas alternatif
strategi pembangunan dengan Responden
Analisis Hasil rumusan alternatif strategi
melihat kaitan antara faktor-faktor yang
QSPM yang diperoleh dari matriks SWOT
strategis internal dan eksternal dianggap
dengan alternatif strategi. berpengaruh

Menurut Bappeda Kabupaten Bogor (2006),


HASIL DAN PEMBAHASAN pada tahun 2006 Jumlah penduduk total di
Wilayah Pembangunan Bogor Barat adalah
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.280.391 jiwa dengan kepadatan penduduk
2.536 jiwa/km2, sedangkan di Wilayah
Secara administratif Kabupaten Bogor Usulan Bogor Barat penduduknya
terdiri atas 40 kecamatan dan 427 desa. berjumlah 1.886.540 jiwa dengan kepadatan
Wilayah Bogor Barat terdiri atas Kecamatan penduduk 2.146 jiwa/km2. Struktur mata
Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, pencaharian penduduk di wilayah Bogor
Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Barat didominasi oleh sektor pertanian.
Tenjolaya, Rumpin, Cigudeg, Sukajaya, Kabupaten Bogor memiliki nilai rasio
Jasinga, Tenjo, dan Parung Panjang. jumlah Keluarga Pra Sejahtera terhadap
Sementara, wilayah yang diusulkan menjadi jumlah keluarga total sebesar 0,13 yang
Kabupaten Bogor Barat meliputi 20 artinya dalam setiap 100 keluarga terdapat
kecamatan terdiri dari 13 kcamatan di 13 Keluarga Pra Sejahtera. Wilayah
Wilayah Pembangunan Bogor Barat Pembangunan Bogor Barat memiliki nilai
ditambah tujuh Kecamatan di Wilayah rasio 0,19 yang berarti dalam setiap 100
Bogor Tengah: Dramaga, Ciomas, Kemang, orang keluarga di Bogor Barat terdapat 19
Rancabungur, Parung, Ciseeng, dan Gunung Keluarga Pra Sejahtera. Hal tersebut tidak
Sindur. berbeda jauh dengan kondisi Wilayah
Jumlah penduduk total di Wilayah Usulan Bogor Barat yang memiliki nilai
Pembangunan Bogor Barat pada tahun 2004 rasio 0,18. Dengan demikian, terdapat 18
adalah 1.079.572 jiwa dengan kepadatan Keluarga Pra sejahtera untuk setiap 100
penduduk 1.120 jiwa/km2, sedangkan di keluarga di Wilayah Usulan Bogor Barat.
kecamatan-kecamatan yang diusulkan Jika dibandingkan dengan kondisi di
menjadi Kabupaten Bogor Barat wilayah Bogor Tengah dan Bogor Timur,
penduduknya berjumlah 1.585.078 jiwa 5
jumlah Keluarga Pra Sejahtera di Wilayah
dengan kepadatan penduduk 1.356 jiwa/km2 Barat relatif lebih banyak. Nilai rasio
(BPS Kabupaten Bogor, 2005). Perubahan jumlah Keluarga Pra sejahtera terhadap
yang cukup besar terjadi pada tahun 2006.
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

jumlah Keluarga di Bogor Tengah dan Kabupaten Bogor Barat (Wilayah Usulan
Bogor Timur Masing-masing 0,07 dan 0,13. Bogor Barat). Sektor yang dikaji dalam
Potensi sumberdaya wilayah di Kabupaten peringkat potensi sumberdaya wilayah ini
Bogor ditunjukkan oleh Gambar 2. adalah sektor pertanian, peternakan,
Selanjutnya, Potensi perindustrian dan perikanan, kehutanan dan perkebunan,
perdagangan yang ditunjukkan oleh produk perdagangan, perindustrian, pariwisata,
daerah pada usaha kecil, mikro dan pertambangan dan kependudukan.
menengah di masing-masing kecamatan
disajikan pada Tabel 3.

90
80 Pertanian
70 Peternakan
Persentase (%)

60 Perikanan
50 HutBUn
40 Perdagangan
30 Perindustrian
20 Pariwisata
10 Pertambangan
0
Bogor Barat Bogor Barat Bogor Bogor Timur
Usulan Tengah

Gambar 2. Persentase Potensi Sumberdaya Wilayah di Kabupaten Bogor


Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2005 (Diolah)

Ketimpangan Antarwilayah b) Ketimpangan Kegiatan Pembangun


Pembangunan di Bogor Barat -an Berdasarkan Analisis Hirarki
Fasilitas Sosial Ekonomi di
a) Ketimpangan Sumberdaya Kabupaten Bogor
Pembangunan Berdasarkan Analisis
Hirarki Potensi Sumberdaya Ketersediaan fasilitas pelayanan dapat
Wilayah Kabupaten Bogor dijadikan sebagai indikator kesejahteraan
suatu wilayah dan penduduknya sehingga
Ketimpangan sumberdaya ketidakmerataan penyebarannya menjadi
pembangunan ditunjukkan oleh hasil indikator terdapatnya ketimpangan
analisis hirarki potensi sumberdaya wilayah. kesejahteraan antar kecamatan. Tingkat
Dalam analisis hirarki potensi sumberdaya ketersediaan dan penyebaran fasilitas sosial
ini satuan penelitian yang digunakan adalah ekonomi di Kabupaten Bogor yang
wilayah kecamatan. Data yang digunakan dibedakan menjadi fasilitas pemerintahan,
dalam kajian ini adalah data dari 40 pendidikan, kesehatan, ekonomi,
kecamatan di Kabupaten Bogor. Namun peribadatan, pariwisata, serta perhubungan
yang akan dibahas secara spesifik hanya dan komunikasi ditunjukkan oleh analisis
Wilayah Pembangunan Bogor Barat yang hirarki fasilitas sosial ekonomi.
terdiri dari 13 kecamatan serta tujuh 6
kecamatan lainnya yang tidak termasuk ke
dalam daerah pembangunan Bogor Barat
tetapi diusulkan menjadi bagian dari
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

Tabel 3. Produk Daerah pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kabupaten Bogor
Tahun 2006
No. Kecamatan Produk Daerah
1. Nanggung Hasil perkebunan dan kehutanan
2. Leuwiliang Bata Merah
3. Leuwi Sadeng Pandai besi, bunga kering
4. Pamijahan Perikanan (Udang Air Tawar)
5. Cibungbulang Makanan, konveksi pakaian muslim, tas, jaket
6. Ciampea Tas. Ikan patin
7. Tenjolaya Pertanian dan perikanan
8. Rumpin Split, Batu belah, Tras, Pasir, Telur ayam, Bambu
9. Cigudeg Hasil tambang (split, tras, andelit)
10. Sukajaya Hasil hutan dan perkebunan
11. Jasinga Golok dan alat pertanian
12. Tenjo Dodol, Emping melinjo
13. Parung Panjang Kopi, madu, tas
14. Dramaga Sepatu Balita, Manisan, Replika pesawat
15. Ciomas Sepatu dan Sandal
16. Kemang Peternakan, kue basah&kering, keset, sepatu, sandal
17. Rancabungur Tanaman hias, lidah buaya
18. Parung Konveksi, perikanan, pabrik tahu
19. Ciseeng Perikanan (Ikan hias, lele, gurame), konveksi pakaian dalam
20. Gunung Sindur Tanaman hias anggrek dan lidah buaya
21. Tamansari Sepatu, Sandal, Tanaman hias
22. Cijeruk Manisan pala, sirih instant, ayam ras, besek
23. Cigombong Konveksi rajutan, aneka kripik
24. Caringin Konveksi bordir
25. Ciawi Sepatu, sepatu bola, boneka, makanan tradisional
26. Cisarua Susu sapi, Rajutan
Kantong Kertas, Bilik Bambu, Bunga potong, Tanaman hias, aneka
27. Megamendung
makan dari pisang, tas kantor
28. Sukaraja Sagu Kasar, tapioka, perikanan lele, dendeng lele
29. Babakan Madang Kue semprong, warung makanan, makanan ringan
Kerajinan logam (crom), accessories mobil, alat-alat rumah
30. Citeureup
tangga, Alat-alat/ kebutuhan rumah sakit
31. Cibinong Makanan ringan (keripik singkong), kerajinan tangan
32. Bojong Gede Konveksi pakaian dalam, dodol
33. Tajur Halang Buah-buahan
34. Sukamakmur Aci singkong, meubelair, anyaman bilik
35. Cariu Sepatu dan sandal, makanan (sirup madu)
36. Tanjungsari Tas
37. Jonggol Makanan ( kacang garing, roti, keripik, tahu, opak)
38. Cileungsi Jahe, ginseng, kopi instant; minuman sari buah
7
39. Klapanunggal Hasil tambang (split, tras, andelit), makanan, konveksi
40. Gunung Putri Kue kering
Sumber: Disperindag Kabupaten Bogor dan Kantor Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor, 2006

Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

Analisis Sistem Limpitan sejajar menempati hirarki tertinggi dengan jumlah


jenis dan jumlah unit sarana prasarana
Sistem limpitan sejajar merupakan
terbanyak adalah Kecamatan Ciomas. Di
gabungan antara sistem hirarki potensi
samping itu terdapat juga kecamatan yang
sumberdaya wilayah dan penyebaran
menempati hirarki terendah dengan jumlah
fasilitas sosial ekonominya. Potensi
jenis dan jumlah unit sarana prasarana yang
sumberdaya yang berbeda-beda antar
paling sedikit yaitu Kecamatan
kecamatan memacu untuk dilaksanakannya
Rancabungur.
pengembangan wilayah secara terpadu
Sesuai dengan Tabel skalogram
melalui spesialisasi pada sumberdaya yang
Kabupaten Usulan Bogor Barat, pusat
dimiliki sehingga pertumbuhan ekonomi
pengembangan yang mempunyai fasilitas
dan pemerataan pembangunan dapat
paling lengkap dibandingkan dengan
dicapai.
kecamatan lain adalah Kecamatan Kemang
Pusat Pertumbuhan dan Penyebaran dan Kecamatan Ciampea dengan 27 jenis
Fasilitas di Wilayah Bogor Barat (71,05 persen) sarana prasarana. Kecamatan
Leuwisadeng merupakan kecamatan yang
Pada wilayah Kabupaten Usulan
memiliki jenis prasarana paling rendah yaitu
Bogor Barat termasuk di dalamnya Wilayah
berjumlah 12 jenis (31, 58 persen)
Pembangunan Bogor Barat, kecamatan yang
prasarana.

Tabel 4. Hirarki Aktual Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan di Bogor Barat Tahun 2005.

Wilayah Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Peringkat


Pembangunan Penduduk Jenis Unit
Bogor Barat Pamijahan 113.548 22 321 10
Bogor Barat Ciampea 109.508 27 405 4
Bogor Barat Cibungbulang 107100 25 618 2
Bogor Barat Cigudeg 104.376 23 344 8
Bogor Tengah Ciomas 100.521 24 848 1
Bogor Barat Rumpin 98.275 21 382 5
Bogor Barat Jasinga 93.799 23 380 6
Bogor Barat Leuwiliang 89.189 26 446 3
Bogor Barat Parung Panjang 83.533 24 355 7
Bogor Tengah Ciseeng 80.775 22 203 16
Bogor Tengah Dramaga 75.853 25 337 9
Bogor Barat Nanggung 72.970 20 252 15
Bogor Tengah Kemang 69.945 27 280 13
Bogor Tengah Parung 69.692 25 315 11
Bogor Tengah Gunung Sindur 66.800 25 266 14
Bogor Barat Leuwi Sadeng 55.649 12 179 18
Bogor Barat Tenjo 55.525 19 293 12
8
Bogor Barat Sukajaya 50.610 17 157 19
Bogor Barat Tenjolaya 45.445 14 191 17
Bogor Tengah Rancabungur 41.965 18 139 20

Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

Kecamatan Ciomas menempati urutan gigi, dokter swasta dan dokter spesialis;
pertama dalam hirarki pusat pelayanan serta fasilitas ekonomi seperti pasar, pasar
untuk jumlah unit sarana prasarana swalayan, restoran, Bank Perkreditan
pembanguanan. Jumlah sarana prasarana di Rakyat, dan pegadaian. Begitupun dengan
Kecamatan Ciomas adalah 848 unit dan sarana ibadah untuk masyarakat non-
terdiri atas 24 jenis. Urutan berikutnya muslim dan sarana pariwisata yang masih
setelah Kecamatan Ciomas adalah belum tersedia di Kecamatan Rancabungur.
Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Selain menunjukkan hirarki pusat
Leuwiliang dengan jumlah unit prasarana pengembangan dan ketersediaan jenis
masing-masing berjumlah 618 unit dan 448 sarana prasarana pelayanan, metode
unit. Kecamatan dengan hirarki pusat skalogram juga dapat menunjukkan
pelayanan terendah adalah Kecamatan penyebaran fasilitas-fasilitas pelayanan di
Rancabungur dengan jumlah sarana suatu wilayah. Derajat penyebaran fasilitas
prasarana 139 unit dan 18 jenis. pelayanan dapat dilihat dari banyaknya
Oleh karena itu, dari skalogram jumlah kecamatan yang memiliki jenis
tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat fasilitas tersebut.
pelayanan atau pusat pengembangan
Analisis Potensi Perekonomian Lokal
wilayah utama Kabupaten Usulan Bogor
Barat adalah Kecamatan Ciomas dan untuk di Wilayah Bogor Barat
Wilayah Pembangunan Bogor barat adalah Hasil perhitungan LQ di Wilayah
Kecamatan Cibungbulang. Kecamatan Pembangunan Bogor Barat memberikan
Rancabungur merupakan kecamatan yang gambaran bahwa pada tahun 2002 sampai
kekurangan fasilitas kesehatan seperti dengan 2005 terdapat lima sektor unggulan.
rumah sakit, rumah bersalin, praktek dokter Sektor-sektor tersebut adalah sektor

Tabel 5. Jenis Fasilitas Pelayanan Berdasarkan Derajat Penyebarannya Di Kabupaten Usulan


Bogor Barat Tahun 2005
Derajat
Jenis Fasilitas
Penyebaran
TK/RA dan TPA Klinik KB
Mesjid Puskesmas
SD Praktek Dokter Umum
Mushola SLTA
Tinggi Madrasah Ibtidaiyah Pesantren
(≥70%) SLTP Madrasah Aliyah
Desa Bidan Praktek Swasta
Madrasah Tsanawiah Puskesmas Pembantu
Sub Terminal Angkot Tempat Rekreasi
Koperasi Pasar
Sedang Praktek Dokter Gigi Puskesmas Keliling
(35% - 70%) Pasar Swalayan/Toserba Kantor Pos/KP Pembantu
Praktek Dokter Spesialis Rumah Sakit Bersalin
Gereja Katolik Restoran
BPR Pemda Pegadaian
Rendah
Vihara Gereja Kristen 9
(≤35%)
Hotel/Penginapan Terminal Bus
Pura Statsiun Kereta Api
Rumah Sakit

Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

pertanian, peternakan, kehutanan, dan bukan basis. Nilai koefisien pengganda


perikanan; sektor pertambangan dan sebesar 168,27 berarti bahwa setiap sepuluh
penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih, ribu rupiah pendapatan sektor keuangan,
sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta persewaan dan jasa perusahaan akan
sektor jasa-jasa. Sektor-sektor basis ini menghasilkan PDRB Bogor Barat sebesar
berpotensi untuk mengekspor komoditi 1.682.693,65 rupiah.
yang dihasilkan ke luar wilayah. Sektor lain
Perumusan Alternatif Strategi
yang nilai LQ-nya kurang dari satu
merupakan sektor bukan basis sehingga Pembangunan Ekonomi Wilayah
hanya mampu menghasilkan komoditi untuk Bogor Barat
dipasarkan secara lokal untuk memenuhi Perumusan alternatif strategi
kebutuhan masyarakatnya. Besarnya pembangunan ekonomi di Bogor Barat
koefisien LQ dari sektor-sektor melalui tiga tahap analisis yaitu tahap input
perekonomian tersebut dapat dilihat pada (Matriks IFE dan EFE), tahap pencocokan
Tabel 6. (Matriks SWOT), dan tahap pemilihan
Untuk sektor yang termasuk sektor strategi (Analisis QSPM).
basis, koefisien pengganda terbesar adalah
sektor jasa-jasa. Nilai koefisien pengganda Keterkaitan Antara Alternatif Strategi
sebesar 18,85 mengindikasikan bahwa jika Pembangunan Ekonomi dan Identifikasi
pendapatan pada sektor jasa-jasa di Bogor Wilayah Bogor Barat
Barat meningkat sebesar sepuluh ribu rupiah Kaitannya dengan perumusan
maka PDRB Bogor Barat akan meningkat alternatif strategi pembangunan ekonomi di
sebesar 188.466,08 rupiah. Sektor Wilayah Bogor Barat, terlebih dahulu perlu
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dilakukan suatu studi rencana pembangunan
merupakan sektor yang memiliki koefisien wilayah dengan lingkup kegiatan
pengganda terbesar pada kelompok sektor identifikasi wilayah. Strategi pembangunan

Tabel 6. Nilai Location Quotient (LQ) Wilayah Pembangunan Bogor Barat Dan Peranan
PDRB Sektoral Wilayah Pembangunan Bogor Barat Terhadap Kabupaten Bogor
Tahun 2002 – 2005
KONTRIBUSI PDRB (%) LQ
Lapangan Usaha
2002 2003 2004 2005 2002 2003 2004 2005
Pertanian, Peternakan,
1. 18,87 17,07 16,32 15,65 2,68 2,68 2,70 2,67
Kehutanan & Perikanan
2. Pertambangan & Penggalian 7,59 8,22 7,24 6,11 4,86 5,10 5,12 5,09
3. Industri Pengolahan 34,32 34,73 35,34 35,84 0,58 0,58 0,59 0,60
4. Listrik, Gas & Air Bersih 6,95 6,99 7,05 7,37 1,86 1,86 1,87 1,93
5. Bangunan 0,65 0,64 0,63 0,91 0,20 0,20 0,19 0,28
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 25,41 25,94 26,56 27,08 1,58 1,59 1,61 1,61
7. Pengangkutan & Komunikasi 1,04 1,06 1,09 1,14 0,39 0,39 0,39 0,41
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,51 0,52 0,54 0,59 0,29 0,30 0,31 0,32
10
9. Jasa-Jasa 4,65 4,82 5,23 5,31 1,06 1,09 1,17 1,21
PDRB Bogor Barat 16,22 15,72 15,19 14,66
Sumber: Bappeda Kabupaten Bogor, 2006 (Diolah)

Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

ekonomi tersebut harus mempertimbangkan telah dilakukan maka pada tahun 2005 di
faktor persebaran lokasi potensi sumberdaya Wilayah Pembangunan Bogor Barat
alam, intensitas kegiatan perekonomian terdapat tujuh kecamatan (53,85 persen)
yang ada, ketersediaan sarana dan prasarana wilayah kaya dan masing-masing tiga
wilayah, serta prioritas pengembangan. kecamatan (23,08 persen) wilayah sedang
Oleh karena itu, sebelum melakukan dan wilayah miskin. Hasil tersebut berbeda
analisis perumusan strategi pembangunan jika analisis dilakukan dengan memasukkan
ekonomi terlebih dahulu dilakukan analisis tujuh kecamatan di wilayah Bogor Tengah
sektor unggulan, analisis hirarki potensi ke dalam wilayah Bogor Barat. Di Wilayah
sumberdaya wilayah, dan analisis hirarki Usulan Bogor Barat, Kecamatan yang
fasilitas pelayanan yang dimaksudkan agar termasuk ke dalam wilayah sedang
pemanfaatan sumberdaya lokal lebih jumlahnya relatif lebih banyak yaitu
optimal. sembilan kecamatan (45 persen) jika
Saat ini, keberadaan kecamatan- dibandingkan dengan wilayah kaya yang
kecamatan yang termasuk kategori maju di berjumlah tujuh kecamatan (35 persen).
Kabupaten Bogor masih terpusat di wilayah Berdasarkan ketersediaan dan
tengah. Peran Kecamatan-kecamatan maju penyebaran fasilitas sosial ekonomi,
tersebut sebagai core ternyata belum Wilayah Pembangunan Bogor Barat
menunjukkan adanya interaksi yang saling sebagian besar merupakan wilayah
mendukung. Hal ini terlihat dari relatif berkembang yaitu sekitar 61,54 persen dari
sedikitnya kecamatan di Wilayah Bogor jumlah kecamatan yang ada di Bogor Barat.
Barat yang menjadi daerah maju. Untuk Jumlah kecamatan yang termasuk wilayah
meningkatkan intensitas keterkaitan maju hanya berjumlah satu kecamatan (7,69
antarkecamatan, maka sebaiknya di bagian persen) sedangkan wilayah yang termasuk
barat Kabupaten Bogor dibuat suatu pusat wilayah tertinggal berjumlah empat
pertumbuhan dan pelayanan yang baru. Hal kecamatan (30,77 persen). Relatif lebih
tersebut didukung juga oleh potensi banyaknya jumlah wilayah berkembang
sumberdaya wilayah yang besar. Begitupun juga terlihat di Wilayah Usulan Bogor
dengan kecamatan yang ada sekarang Barat. Di Wilayah tersebut, kecamatan yang
maupun yang diusulkan menjadi Kabupaten termasuk ke dalam wilayah berkembang
Bogor Barat dari segi jumlah sudah berjumlah 12 kecamatan (60 persen)
substansial. Dengan demikian, sedangkan kecamatan yang termasuk ke
perkembangan pusat pertumbuhan yang dalam wilayah maju dan tertinggal masing-
baru diharapkan dapat menyeimbangkan masing berjumlah satu kecamatan (5 persen)
kesenjangan antarkecamatan perkotaan dan dan tujuh kecamatan (35 persen).
pedesaan. Penggabungan antara hirarki potensi
Pembangunan wilayah harus sumberdaya wilayah dan hirarki fasilitas
memperhatikan potensi sumberdaya yang sosial ekonomi menghasilkan analisis
dimiliki. Berdasarkan hasil kajian, diketahui sistem limpitan sejajar. Berdasarkan analisis
bahwa masing-masing wilayah kecamatan limpitan sejajar, di Wilayah Pembangunan
yang ada di wilayah barat Kabupeten Bogor Bogor Barat pada tahun 2005 terdapat enam
mempunyai perbedaan dalam ketersediaan kecamatan (46,15 persen) yang tergolong
11
potensi sumberdaya alam maupun kategori wilayah potensial, tiga kecamatan
ketersediaan fasilitas pelayanan sosial (23,08 persen) wilayah strategis, dan empat
ekonomi. Berdasarkan pengkategorian yang kecamatan termasuk ke dalam wilayah
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

kritis. Untuk Wilayah Usulan Bogor Barat, fasilitas sosial ekonomi. pada kecamatan-
wilayah yang termasuk ke dalam kategori kecamatan yang memiliki potensi
wilayah potensial berjumlah enam sumberdaya yang besar terdapat fasilitas
kecamatan (30 persen), wilayah strategis sosial ekonomi yang baik. Perbandingan
berjumlah delapan kecamatan (40 persen), wilayah prioritas pembangunan berdasarkan
dan wilayah kritis berjumlah enam hasil anlisis limpitan sejajar dengan
kecamatan (30 persen). Berdasarkan hasil kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten
analisis limpitan sejajar ini dapat diketahui Bogor ditunjukkan oleh Tabel 7.
bahwa terdapat hubungan antara potensi Selanjutnya, pembangunan di setiap
sumberdaya wilayah dengan ketersediaan kecamatan harus disesuaikan dengan

Tabel 7. Wilayah Prioritas Pembangunan di Bogor Barat


Analisis Hirarki Analisis Hirarki Kebijakan
Sistim Limpitan
Potensi Potensi Pemda
Sejajar
Sumberdaya Fasilitas Sosek Kabupaten Bogor
Wilayah Kaya: Wilayah Maju: Wilayah Sistem Kota-kota:
Leuwiliang Leuwiliang Potensial: Kota Hirarki II:
Pamijahan Leuwiliang - Leuwiliang
Cibungbulang Pamijahan - Jasinga
Ciampea Cibungbulang Kota Hirarki III:
Rumpin Ciampea - Tenjo
Cigudeg Rumpin Kota Hirarki IV:
Parung Panjang Cigudeg - Cigudeg
- Nanggung
Wilayah Sedang: Wilayah Wilayah Strategis: - Pamijahan
Nangggng Berkembang: Nanggung - Cibungbulang
Sukajaya Nanggung Jasinga Kota Pusat pelayanan
Jasinga Pamijahan Parung panjang Pedesaan:
Cibungbulang - Ciampea
Dramaga* Dramaga*
- Tenjolaya
Ciomas* Ciampea Ciomas*
- Leuwisadeng
Kemang* Rumpin Kemang* - Rumpin
Parung* Cigudeg Parung* - Parung Panjang
Ciseeng* Jasinga Gunung Sindur*
Gunung Parung Panjang Pusat Pertumbuhan
Sindur* Dramaga* Pedesaan:
Ciomas* - Leuwisadeng
Kemang* - Rumpin
Parung* - Parung Panjang

Wilayah Miskin: Wilayah Tertinggal: Wilayah Kritis:


Leuwisadeng Leuwisadeng Leuwisadeng
Tenjolaya Tenjolaya Tenjolaya
Tenjo Sukajaya Sukajaya
Rancabungur* Tenjo Tenjo
Rancabungur* Rancabungur*
Ciseeng* Ciseeng*
Gunung Sindur* 12
Ket: * = termasuk ke dalam Wilayah Pembangunan Bogor Tengah tetapi diusulkan untuk menjadi
Wilayah Bogor Barat

Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

potensi yang dimiliki. Oleh karena itu, 2) Berdasarkan analisis faktor internal dan
untuk mengoptimalkan pelaksanaan eksternal, Wilayah Bogor Barat dalam
pembangunan dilakukan analisis potensi pembangunan ekonominya menekankan
yang terdapat pada masing-masing pada strategi yang bertujuan untuk
kecamatan. Hal tersebut ditujukan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
mengetahui sektor yang perlu mendapat memanfaatkan peluang eksternal
prioritas pengembangan di kecamatan yang (Strategi W-O).
bersangkutan. Tabel 8 menunjukkan Hasil analisis matriks IFE menunjukkan
kebijakan pembangunan wilayah di masing- bahwa Wilayah Bogor Barat masih
masing kecamatan di wilayah Bogor Barat memiliki kondisi internal yang lemah, yaitu
berdasarkan analisis hirarki potensi belum mampu memanfaatkan kekuatan
sumberdaya. yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan.
Kekuatan utama yang dimiliki Bogor Barat
KESIMPULAN DAN SARAN adalah potensi sumberdaya alam yang besar
sedangkan kelemahan utama yang dihadapi
Kesimpulan adalah masih lemahnya jejaring usaha yang
berbasis pelaku usaha sehingga sektor
1) Secara umum Wilayah Bogor Barat perindustrian dan perdagangan di wilayah
tersebut masih belum berkembang dan
mempunyai potensi ekonomi yang dapat
terdapatnya disparitas pembangunan.
dikembangkan sebagai penggerak
Hasil analisis EFE menunjukkan bahwa
ekonomi dalam pembangunan, yaitu
pada: (1) sektor pertanian, peternakan, Wilayah Bogor Barat telah mampu
kehutanan, dan perikanan; dan (2) sektor memanfaatkan peluang eksternal untuk
menghadapi ancaman. Peluang terbesar
pertambangan dan penggalian karena
yang dimiliki adalah adanya kebijakan
memiliki keunggulan nilai kontribusi
Pemda Kabupaten Bogor dan kondisi
dalam perbandingan antarwilayah
sehingga layak untuk terus perekonomian yang semakin membaik yang
dikembangkan dalam meningkatkan didominasi oleh sektor perindustrian;
perdagangan, hotel dan restoran; dan
perekonomian lokal Wilayah
pertanian. Selanjutnya, ancaman terbesar
Pembangunan Bogor Barat.
yang dihadapi adalah adanya persepsi
Pengembangan potensi ekonomi tersebut
terkait dengan keberadaan pusat ekonomi biaya tinggi dan persaingan antar
pertumbuhan dan pelayanan yang masih daerah. Prioritas strategi yang terpilih
diantaranya:
terakumulasi di daerah perkotaan seperti
a) Pengembangan industri yang
Leuwiliang, Cibungbulang, Ciampea
menunjang aspek pertanian
serta Ciomas dan Kemang. Hal tersebut
menyebabkan daerah pedesaan relatif (agroindustri) sebagai upaya
mengalami kesulitan dalam memperoleh mengoptimalkan pemanfaatan dan
pengelolaan SDA secara berkelanjutan
pelayanan dari fasilitas-fasilitas tersebut.
dengan memanfaatkan potensi yang
Akibatnya, karena intensitas keterkaitan
dimiliki Kabupaten Bogor (kondisi
antara daerah-daerah perkotaan dan 13
pedesaan terbatas maka kesenjangan pun perekonomian, kebijakan Pemda
terjadi. Kab.Bogor, letak geografis) serta
kerjasama dengan pihak
swasta/lainnya.
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

Tabel 8. Kebijakan Pembangunan Wilayah Kecamatan di Wilayah Bogor Barat


Kebijakan Berdasarkan Analisis Potensi Sumberdaya wilayah
Perbandingan Potensi Perbandingan Sektor
No. Kecamatan
Kecamatan Perekonomian
Per sektor Perekonomian Unggulan Per Kecamatan
Kehutanan dan Perkebunan, Kehutanan, Pariwisata, Perkebunan,
1. Nanggung
Pariwisata Pertambangan
Kehutanan dan Perkebunan,
Kehutanan, Perkebunan, Pariwisata,
2. Leuwiliang Perikanan, Pariwisata,
Perdagangan
Perdagangan
Peternakan, Kehutanan dan Peternakan, Perkebunan, Pertanian,
3. Leuwi Sadeng
Perkebunan Kehutanan
Pariwisata, Perikanan, Perikanan, Pariwisata, Peternakan,
4. Pamijahan
Peternakan, Pertanian Pertanian
Perikanan, Pertanian, Perikanan, Pertanian, Peternakan,
5. Cibungbulang
Peternakan Perkebunan
Perikanan, Pertanian, Pariwisata,
6. Ciampea Perikanan, Perindustrian
Perdagangan
Pertanian, Pariwisata, Kehutanan,
7. Tenjolaya Pertanian
Perkebunan
Pertambangan, Peternakan, Pertambangan, Kehutanan,
8. Rumpin
Kehutanan dan Perkebunan Peternakan, Perkebunan
Pertambangan, Kehutanan, Pertanian,
9. Cigudeg Pertambangan, Pertanian
Pariwisata
Perkebunan, Pertanian, Kehutanan,
10. Sukajaya Kehutanan dan Perkebunan
Pertambangan
Perkebunan, Kehutanan, Pariwisata,
11. Jasinga Kehutanan dan Perkebunan
Pertanian
Pertanian, Kehutanan, Peternakan,
12. Tenjo Pertanian
Perkebunan
Peternakan, Pertambangan, Pariwisata, Pertambangan,
13. Parung Panjang
Perindustrian Peternakan, Pertanian
Perdagangan, Peternakan,
14. Dramaga Perindustrian, Perikanan
Perindustrian, Pariwisata
Perdagangan, Perindustrian,
15. Ciomas Perindustrian, Perdagangan
Pertanian, Peternakan
Peternakan, Perdagangan, Pertanian,
16. Kemang Peternakan, Pertanian
Perindustrian
Perkebunan, Peternakan, Pertanian,
17. Rancabungur Kehutanan dan Perkebunan
Perikanan
Perikanan, Perdagangan, Perikanan Peternakan, Perdagangan,
18. Parung
Peternakan Pariwisata
Perikanan, Peternakan, Pertanian,
19. Ciseeng Perikanan, Peternakan
Pertambangan
Peternakan, Perikanan, Perindustrian,
20. Gunung Sindur Peternakan, Perikanan
Perdagangan

b) Menemukan dan mempromosikan citra potensi nilai tambah langsung suatu


komoditi dan produk unggulan daerah komoditi/produk bagi keluarga miskin. 14
sehingga memberikan nilai tambah c) Menciptakan iklim usaha yang
(PDRB dan PAD) bagi masyarakat kondusif untuk mendukung daerah
daerah dengan menggunakan kriteria membangun dengan memperluas

Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

kapasitas fiskal daerah dan tetap berada dalam kewenagan


memperluas basis produktif sektor Kabupaten Bogor.
ekonomi rakyat. 5) Penelitian mengenai pembangunan di
Bogor Barat selanjutnya sebaiknya
Saran diarahkan pada aspek sosial, budaya,
Berdasarkan hasil dan pembahasan, politik, tata ruang wilayah ataupun dari
beberapa saran yang dapat aspek anggaran pembangunan dan
direkomendasikan antara lain: kebijakan. Selanjutnya analisis sektor
1) Pembangunan ekonomi di Bogor Barat basis sebaiknya dilakukan pada unit
sebaiknya diarahkan pada kecamatan sehingga dapat diketahui
pengembangan sektor pertanian, sektor unggulan per kecamatan
peternakan, kehutanan, dan perikanan; berdasarkan data pendapatan (PDRB)
pertambangan dan penggalian; listrik, per kecamatan.
gas dan air bersih; perdagangan, hotel
dan restoran; dan jasa-jasa sebagai DAFTAR PUSTAKA
sektor yang diprioritaskan.
2) Pemda Kabupaten Bogor seharusnya Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor.
meningkatkan ketersediaan sarana 2006. Kabupaten Bogor dalam Angka
prasarana khususnya di kecamatan yang 2004/2005. Pemerintah Kabupaten
memiliki sarana dan prasarana kurang Bogor.
seperti Leuwisadeng, Tenjolaya, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor.
Sukajaya, Tenjo, Rancabungur dan 2005. PDRB Kabupaten Bogor
Ciseeng. menurut Penggunaan Tahun 2004.
3) Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor Pemerintah Kabupaten Bogor.
sebaiknya mengimplementasikan Bappeda Kabupaten Bogor. 2006. PDRB
strategi yang direkomendasikan dari Kabupaten Bogor per Wilbang
hasil kajian pembangunan daerah ini Menurut Lapangan Usaha 2005.
diantaranya strategi pengembangan Pemerintah Kabupaten Bogor.
industri yang menunjang aspek Bappeda Kabupaten Bogor. 2005.
pertanian, strategi pengembangan citra Penyusunan Masterplan Kawasan
komoditi dan produk unggulan daerah, Agropolitan kabupaten Bogor
serta strategi penciptaan iklim usaha (Laporan Akhir). Pemerintah
yang kondusif. Kabupaten Bogor.
4) Kaitannya dengan rencana pemekaran Bappeda Kabupaten Bogor. (Unpub).
wilayah, Wilayah Pembangunan Bogor Anggaran Pendapatan dan Belanja
Barat maupun Wilayah Bogor Barat (APBD) Kabupaten Bogor Tahun 2004
yang diusulkan dari segi jumlah sudah dan 2005. Pemerintah Kabupaten
substansial dengan potensi sumberdaya Bogor
yang besar. Oleh karena itu, Bappenas. 2006. PP No 19 Tahun 2006
kewenangan yang diberikan oleh Pemda Tentang Rencana Kerja Pemerintah
Kabupaten Bogor untuk mengelola Tahun 2007: Bab 25 – Pengurangan 15
Bogor Barat diharapkan dapat Ketimpangan Pembangunan Wilayah.
menyeimbangkan ketimpangan yang Badan Perencanaan Pembangunan
terjadi jika dibandingkan Bogor Barat Nasional. Jakarta.

Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 1 No 1 April 2009

Biro Pusat Statistik. 2002. Data dan Penghapusan dan Penggabungan


Informasi Kemiskinan Tahun 2002. Daerah Antara UU No.22 Tahun 1999
Badan Pusat Statistik. Jakarta. dengan UU no.32 Tahun 2004 Tentang
David, Fred R. 2006. Strategic Pemerintahan Daerah. Direktorat
Manajement: Concepts and Cases, 10th Jenderal Otonomi Daerah. Departemen
Ed. Pearson Education – Prentice Hall. dalam Negeri. Jakarta.
New Jersey. Kantor Koperasi dan UKM Kabupaten
Departemen Dalam Negeri RI. 2004. Bogor. 2006. Data Potensi KUKM
Undang-Undang Otonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2006.
2004. Fokusmedia. Bandung. Pemerintah Kabupaten Bogor.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Komite Persiapan Pembentukan Kabupaten
Kabupaten Bogor. 2006. Profil Wisata Bogor Barat. 2005. Usulan
Kabupaten Bogor. Pemerintah Pembentukan Kabupaten Bogor Barat
Kabupaten Bogor. melalui Pemekaran Kabupaten Bogor.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan KPPKBB. Bogor.
Kabupaten Bogor. (Unpub). Data
Sarana Perdagangan, Pusat Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. 2003.
Keramaian dan Produk Daerah per Rencana Strategis (Renstra)
Kecamatan di Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor Tahun 2003 – 2008.
Tahun 2006. Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kabupaten Bogor.
Bogor. Pemerintah Propinsi Jawa Barat. 2004.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Draft Juklak Penataan Derah Otonomi
(Unpub). Data SIUP per Kecamatan Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
Tahun 2005. Pemerintah Kabupaten Pemerintah Propinsi Jawa Barat.
Bogor. Preer, Robert. W. (n.d.). The Emergence of
Dinas Pertambangan Kabupaten Bogor. Technopolis: Knowledge – Intensive
(Unpub). Produksi Bahan Galian Technologies and Regional
Golongan C per Kecamatan di Development. Praeger. Newyork.
Kabupaten Bogor Tahun 2004-2006. Tripomo, Tedjo dan Udan. 2005.
Pemerintah Kabupaten Bogor. Manajemen Strategi. Rekayasa Sains.
Dinas Pertambangan Kabupaten Bogor. Bandung.
(Unpub). Perizinan Pertambangan
Umum dan Migas Kabupaten Bogor.
Pemerintah Kabupaten Bogor.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Bogor. 2006. Monografi Pertanian
dan Kehutanan Kabupaten Bogor
Tahun 2005. Pemerintah Kabupaten
Bogor.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Bogor. 2006. Buku Saku Peternakan
dan Perikanan Tahun 2005.
16
Pemerintah Kabupaten Bogor.
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah. 2005.
Ketentuan Pembentukan,
Teni Marfiani, Sri Hartoyo, Manuwoto Analisis Potensi Ekonomi dan Strategi
Pembangunan Ekonomi di Bogor Barat

Potrebbero piacerti anche