Sei sulla pagina 1di 5

PENGARUH SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT)

TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES


MELLITUS TIPE 2 DI RSUD KOTA SURAKARTA
Ros Endah Happy Patriyani1, Sunarsih Rahayu1
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan
Diterima : 13 Oktober 2018, Disetujui : 30 Oktober 2018
e-mail: patriyanihappy@gmail.com

Abstract
Backgound: The incidence and severity levels of Diabetes Mellitus (DM) can be
reduced through life style modification. The nurses’ ability in complementary
modalities can help the patients to modify their life style by managing the stress levels;
doing standard medical cares to help reducing and controlling blood sugar levels. One
form of complementary modalities is SEFT. SEFT is one relaxation technique that can
reduce anxiety and optimally reduce blood sugar level. Relaxation can affect
hypothalamus to regulate and decrease the activity of the sympathetic nervous system.
The purpose of this research is to find out the impact of SEFT to the decrease blood
sugar levels on type 2 DM patients. Method: The method applied in the research was
quasi-experimental pre-posttest with control group. The research population was 100
type 2 DM patients (50 respondents as intervention group and 50 respondents as
control group). Samples were taken using purposive sampling method. The data was
analyzed using t dependent test. Result: The result of the research shows that SEFT can
reduce blood sugar levels of the type 2 DM patients with the value of p =0.000, and
there was 220.060 points of blood sugar level reduction Conclusion: Nurses should
teach type 2 DM patients to do SEFT; to monitor the blood sugar levels before and after
SEFT.

Keywords: SEFT, Blood Sugar Level, Type 2 Diabetes Mellitus.

PENDAHULUAN rural (Diabetes Care, 2004). Berdasarkan


Jumlah penderita Diabetes Mellitus Diabetes Atlas 6th Edition tahun 2013,
(DM) dari tahun ke tahun cenderung Indonesia menduduki peringkat ketiga
mengalami peningkatan, hampir di jumlah penderita DM terbanyak di
semua negara di dunia dan telah kawasan Asia setelah China dan India.
mencapai jumlah wabah atau epidemik, Diperkirakan 5,6 % penduduk Indonesia
sehingga DM merupakan penyakit atau sekitar 8,5 juta orang menderita DM.
Global endemic (Shaw, Sicre, Zimmet, Jumlah tersebut diperkirakan meningkat
2010). Diperkirakan tahun 2025 14 juta orang atau sekitar 6,7% di tahun
Indonesia akan naik ke nomor lima 2035 (Soegondo, 2014 dalam Gatot,
terbanyak untuk kasus DM di dunia. Pada 2014). Dari total angka tersebut sekitar
tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia 90% adalah penderita DM tipe 2.
mencapai 21,3 juta orang dengan asumsi Tingginya prevalensi DM disebabkan
prevalensi DM pada daerah urban 12 juta oleh faktor risiko yang tidak dapat diubah
(14,7%) dan 8,1 juta (7,2%) di daerah misalnya jenis kelamin, umur, dan faktor

180
Ros Endah Happy Patriyani, Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft) 181

genetik yang kedua adalah faktor risiko hipotalamus untuk mengatur dan
yang dapat diubah misalnya kebiasaan menurunkan aktifitas sistem saraf
minum dan makan manis, tingkat simpatis. Terapi SEFT selama ini belum
pendidikan, aktivitas fisik, konsumsi pernah diberikan pada pasien DM Tipe2.
alkohol, IMT, lingkar pinggang berdasarkan hasil wawancara dengan
(Teixeria, 2011). Untuk menurunkan perawat di ruangan RSUD Kota
kejadian dan keparahan dari DM maka Surakarta, penanganan di pelayanan
dilakukan pencegahan seperti modifikasi kesehatan umumnya hanya terapi
gaya hidup dan pengobatan seperti obat konvensional, belum mengajarkan terapi
oral hiperglikemik dan insulin (Depkes relaksasi, seperti SEFT.
RI, 2013). Modifikasi gaya hidup salah
satunya adalah mengelola stres. Menurut METODE PENELITIAN
Surwit (2002), teknik penanganan stres Penelitian ini bertujuan untuk
bila disertai dengan perawatan standar mengetahui pengaruh SEFT terhadap
dapat membantu menurunkan kadar gula penurunan kadar gula darah pada pasien
darah. diabetes tipe 2 di RSUD Kota Surakarta.
Perawat dapat membantu pasien DM Penelitian ini menggunakan metode
untuk mengendalikan kadar gula darah penelitian eksperimen semu, dengan
dengan cara melakukan complementary pendekatan one group pre and postest.
modalities. Spiritual Emotional Freedom Penelitian dilakukan pada bulan
Technique (SEFT) adalah salah satu April-Juli 2017 di RSUD Kota Surakarta.
bentuk terapi komplementer. SEFT Sampel yang digunakan pada penelitian
membantu pasien diberbagai masalah ini adalah pasien diabetes tipe 2 sebanyak
kesulitan yang dialami seseorang dalam 100 responden dibagi 2 kelompok,
berbagai sisi kehidupan. SEFT kelompok intervensi 50 responden dan
pengembangan dari EFT diperkenalkan kelompok kontrol 50 responden. Teknik
pada tahun 1995 oleh Gary Craig. EFT sampling yang digunakan dalam penelitian
adalah metode sederhana yang ini adalah sample random sampling.
menekankan fokus pada masalah dalam Kriteria inklusi pada penelitian ini
diri individu disertai dengan menekan adalah pasien rawat inap, maksimal
secara lembut pada titik akupuntur memiliki tiga komplikasi yang umum
(tapping) di wajah, tubuh bagian atas dan terjadi pada DM tipe 2, menu dan porsi
tangan. EFT dapat membantu berbagai makan terkontrol, tingkat stress (normal
masalah emosi dan fisik. Metode SEFT sampai dengan ringan) diukur dengan
adalah menyatukan diri dengan kekuatan kuesioner DASS 42, bersedia menjadi
Ilahi yang memungkinkan orang untuk responden penelitian dengan mengisi
menjadi lebih bahagia, lebih kepastian lembar persetujuan (informed consent).
dalam hidup, hasilnya tidak mudah stres Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah
sehingga dapat meningkatkan kesehatan responden yang tidak mengikuti penelitan
jiwa (Zainuddin, 2009). SEFT termasuk sampai proses selesai.
salah satu teknik relaksasi yang dapat Untuk mengetahui pengaruh SEFT
mengurangi kecemasan dan secara terhadap penurunan kadar gula darah pada
optimal dapat menurunkan kadar gula pasien diabetes tipe 2 dengan uji t
darah. Relaksasi dapat mempengaruhi dependen (paired t test).
182 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018, hlm 101-221

HASIL PENELITIAN dan tercapainya target pengendalian


Rata-rata KGD sebelum diberikan glukosa darah. Sedangkan tujuan jangka
SEFT adalah 390.52 dengan standar panjang adalah tercegah dan terhambatnya
deviasi 126.139. Rata-rata KGD setelah progresivitas penyulit mikroangiopati,
diberikan SEFT adalah 170.46 dengan makroangiopati dan neuropati. Tujuan
standar deviasi 72.568. Perbedaan rata- akhir pengelolaan DM Tipe 2 adalah
rata penurunan KGD sebelum dan setelah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
diberikan SEFT adalah 220.060 dengan Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
standar deviasi 98.024. Hasil uji statistik dilakukan pengendalian glukosa darah,
didapatkan nilai p=0.000, maka dapat tekanan darah, berat badan dan profil
disimpulkan bahwa SEFT dapat lipid, melalui pengelolaan pasien secara
menurunkan KGD pada pasien diabetes holistik dengan mengajarkan perawatan
tipe 2. mandiri dan perubahan perilaku
(Buraerah, 2010). Empat pilar
Tabel 1. Penurunan KGD sebelum dan penatalaksanaan DM adalah edukasi, diet,
sesudah diberikan SEFT (N = 50) latihan jasmani dan farmakologis. Salah
Penurunan P satu edukasi yang dapat dilakukan adalah
Mean SD SE
KGD Value melatih SEFT.
SEFT merupakan salah satu teknik
Sebelum 390.52 126.139 17.839 .000
relaksasi. Teknik relaksasi dapat
Sesudah 170.46 72.568 10.263 membantu menurunkan kadar gula darah
pada pasien diabetes karena dapat
PEMBAHASAN menekan pengeluaran hormon-hormon
Hasil penelitian menunjukkan yang dapat meningkatkan kadar gula
bahwa SEFT dapat menurunkan KGD darah, yaitu epinefrin, kortisol, glokagon,
pada pasien DM tipe 2 di RSUD Kota adreno cortico tropic hormonen (ACTH),
Surakarta. Point penurunan KGD pada kortikosteroid dan tiroid (Smeltzer, Bare,
pasien DM tipe 2 yang diberikan SEFT Hinkle, & Cheever, 2008).
lebih tinggi dari pada point penurunan Epinefrin beraksi pada hati
KGD pada pasien DM tipe 2 yang tidak meningkatkan konversi glikogen menjadi
diberikan SEFT. glukosa dalam keadaan stress. Sedangkan
Penelitian ini sesuai dengan kortisol memiliki efek meningkatkan
penelitian Kuswandi A, Sitorus R, metabolisme glukosa, sehingga asam
Gayatri D, yang berjudul “pengaruh amino, laktat, dan pirufat diubah di hati
relaksasi terhadap penurunan kadar gula menjadi glukosa (glukoneogenesis)
darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 akhirnya menaikkan kadar gula darah.
di sebuah rumah sakit di Tasikmalaya”, Glukagon meningkatkan kadar gula darah
bahwa relaksasi bagi pasien diabetes tipe dengan cara mengkonversi glikogen di
2 sangat mempengaruhi penurunan kadar hati (bentuk karbohidrat yang tersimpan
gula darah, dibandingkan dengan yang pada mamalia) menjadi glukosa, sehingga
tidak melakukannya. gula darah menjafdi naik. ACTH dan
Tujuan Penatalaksanaan DM jangka glukokortikoid pada korteks adrenal dapat
pendek adalah hilangnya keluhan dan meningkatkan kadar gula darah dengan
tanda DM, mempertahankan rasa nyaman cara meningkatkan pembentukan glukosa
Ros Endah Happy Patriyani, Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft) 183

baru oleh hati. ACTH dan glukokortikoid yang tidak diberikan tindakan SEFT.
juga meningkatkan lipolisis dan Pasien DM tipe 2 dengan dukungan
katabolisme karbohidrat (Smeltzer, Bare, perawat dan keluarga supaya
Hinkle, & Cheever, 2008). mempertahankan dan lebih ditingkatkan
Relaksasi dapat menurunkan kadar lagi motivasinya dalam melakukan SEFT
gula darah pada pasienn diabetes dengan baik selama dirawat di rumah sakit
cara menekan kelebihan pengeluaran maupun di rumah, agar dapat menurunkan
hormon-hormon yang dapat KGD yang tinggi maupun
meningkatkan kadar gula darah, yaitu mempertahankan KGD yang sudah stabil
epinefrin, kortisol, glukagon, adreno atau normal. Perawat hendaknya memberi
cortico tropic hormonen (ACTH), dukungan pada pasien DM tipe 2,
kortikosteroid dan tiroid (Smeltzer, Bare, mengajarkan dan memotivasi pasien untuk
Hinkle, & Cheever, 2008). melakukan SEFT, serta memantau KGD
Relaksasi dapat membantu sebelum dan sesudah melakukan SEFT.
menurunkan kadar gula darah dengan
cara : (1) Menekan pengeluaran epinefrin DAFTAR RUJUKAN
sehingga menghambat konversi glikogen ADA. (2013). Standards of Medical Care
menjadi glukosa, (2) Menekan in Diabetes 2013. Diabetes Care.
pengeluaran kortisol menghambat DepKes RI. (2013). Pedoman Konseling
metabolisme glukosa, sehingga asam pelayanan Kefarmasian di Sarana
amino, laktat dan pirufat tetap di simpan Kesehatan. Direktorat Bina
di hati dalam bentuk glikogen sebagai Farmasi Komunitas Dan
energi cadangan, (3) Menekan Klinik.Direktorat Jendral Bina
pengeluaran glukagon menghambat Kefarmasian Dan Alat Kesehatan.
mengkonversi glikogen dalam hati Jakarta: DepartemenKesehatan RI.
menjadi glukosa, (4) Relaksasi dapat Gatot. (2014). Indonesia Peringkat 3 Besar
menekan ACTH dan glukokortikoid pada Pengidap Diabetes di Asia
korteks adrenal sehingga dapat menekan http://radarpena.com/read/
pembentukan glukosa baru oleh hati, 2014/11/10/12918/3/7/Indonesia-
selain itu lipolisis dan katabolisme Peringkat-3-Besar-Pengidap-
karbohidrat dapat ditekan yang dapat Diabetes-di-Asia diakses 8 Maret
menurunkan kadar gula darah (Smeltzer, 2017.
Bare, Hinkle, & Cheever, 2008). Kementerian Kesehatan. (2010). Petunjuk
Teknis Pengukuran Faktor Risiko
KESIMPULAN DAN SARAN DM.
SEFT dapat menurunkan KGD pada Kuswandi A, Sitorus R, Gayatri D.
pasien DM tipe 2 dengan nilai p=0.000, (2012). Pengaruh Relaksasi
dan terjadi penurunan KGD 220.060 Terhadap Penurunan Kadar Gula
point. Darah Pada Pasien Diabetes
Rata-rata SEFT dapat menurunkan Mellitus Tipe 2 Di Sebuah Rumah
KGD pada pasien DM tipe 2 di RSUD Sakit Di Tasikmalaya.
Kota Surakarta dengan point penurunan http://jki.ui.ac.
KGD lebih tinggi dari pada point id/index.php/jki/article/download/2
penurunan KGD pada pasien DM tipe 2 08/461. Diakses 5 Oktober 2017.
184 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018, hlm 101-221

Sastroasmoro, S & Ismael, S. (2010).


Dasar-dasar metodologi
penelitian klinis. Edisi ketiga.
Jakarta: CV. Sagung Seto.
Shaw JE, Sicree RA, Zimmet PZ. 2010.
Global estimates of the prevalence
of diabetes for 2010 and 2030.
Diabetes research and clinical
practice 87. p 4–14.
www.elsevier.com/locate/diabres.
Smeltzer, S., Bare,B.,,Hinnkle,J.,
Cheever,K. (2008). Brunner and
Suddarth’ textbook of medical
surgical nursing (11 th ed.).
Philadelphia:Lippincott Williams
& Wilkins.
Soegondo, S. (2010). Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus Terpadu.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Surwit, R., et al. (2002). Stress
Management Improves Long
Term Glycemic Control in Type 2
Diabetes. Diabetes Care, 25 (2),
pp 835-839.
WHO, Media Centre. Nocommunicable
diseases. Updated March 2013.
Access 18 Maret 2016.
http://www.
who.int/mediacentre/factsheets/fs
355/en/
WHO. (2013). Diabetes; Fact sheet.
Department of Sustainable
Development and Healthy
Environments. South-East Asia:
Regional Office.
Zainuddin, A. F. (2009).. Spiritual
Emotional Freedom Technique
(SEFT) for Healing + Success +
Happiness + Greatness. Jakarta:
Afzan Publishing.

Potrebbero piacerti anche